Professional Documents
Culture Documents
4189-Article Text-17752-2-10-20210729
4189-Article Text-17752-2-10-20210729
ABSTRACT
This study aims to analyze the government's disaster mitigation communication in this case the
Regional Disaster Management Agency (BPBD) of west Java Province in the face of earthquakes
caused by the Lembang fault. This research was conducted using qualitative research method. The
research approach is a case study, using Haddow's theory of disaster communication strategy. As the
subject of his research is the Regional Disaster Management Agency of West Java Province (BPBD
Jabar). This research data was obtained through in-depth interviews and Library studies. The results
showed that disaster mitigation communication conducted by the Regional Disaster Management
Agency of West Java Province (BPBD Jabar) has not been carried out to the maximum because it is not
a top priority so it does not have a clear pattern in disaster mitigation communication, although it has
held mitigation programs such as: 1. Socialization of disaster risk areas 2. Disaster response training 3.
Installation of Road Maps and Evacuation Signs assisted by the community / disaster volunteers. 4.
Create educational media for school children (video animation). 5. establish a disaster preparedness
village. These programs have not been conducted intensively plus BPBD Jabar itself does not have a
disaster mitigation communication team that focuses on providing understanding to the community
regarding the risk of earthquake disasters due to the fault of lembang.
186
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 2, JULI, 2021
187
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 2, JULI, 2021
Bencana alam seperti gempa bumi yang diperlukan dalam memberikan edukasi
diakibatkan oleh gesekan sesar Lembang, kepada masyarakat. Hasil penelitian
seolah menjadi bom waktu yang tidak dapat Lemona, dkk. (2019) menunjukkan bahwa
dikontrol oleh manusia yang dapat meledak kegiatan sosialisasi masih dianggap menjadi
kapan saja, dan manusia hanya dapat langkah yang tepat untuk mendukung
berusaha mengurangi dampak risiko dari program utama dalam mengedukasi
bencana tersebut. Persiapan menghadapi masyarakat Provinsi Banten. Kesenian
bencana yang akan datang perlu diwaspadai tradisional sebagai alat sosialisasi budaya
dengan membuat sebuah strategi. Tanpa sadar bencana serta fasilitas teater, media
adanya sebuah perencanaan yang matang, massa dan media sosial sebagai saluran
dapat mengakibatkan kerugian yang sangat komunikasi modern membuat serangkaian
besar dibandingkan yang telah memiliki kegiatan komunikasi mitigasi BPBD
strategi komunikasi untuk mengantisipasi Provinsi Banten menjadi efektif dan efesien.
bencana. Mitigasi merupakan serangkaian Pemerintah dalam hal ini Lembaga formal
kegiatan yang dilakukan untuk bertanggung jawab atas keselamatan dan
mengantisipasi bencana melalui keberlangsungan hidup dari masyarakat yang
pengorganisasian serta melalui langkah yang terkena dampak bencana. Namun masyarakat
tepat guna dan berdaya guna (UU no 24 tahun perlu terlibat untuk mengurangi risiko
2007). Tujuan dari mitigasi adalah untuk bencana, seperti hasil penelitian dari
mengantisipasi problem-problem yang ada Roskusumah (2013) Peningkatan
dalam suatu bencana, sehingga berbagai cara keikutsertaan masyarakat dan peran Juru
bisa dirancang untuk mengatasi problem Kunci merupakan upaya Badan Geologi
tersebut secara efektif dan sumber-sumber dalam melakukan Komunikasi Mitigasi
daya yang dibutuhkan untuk melakukan Bencana.
respon yang efektif disiapkan sebelum Dalam konteks komunikasi,
(termasuk formulasi, tes, latihan, trainer, komunikator atau sender menjadi tokoh
komunikasi publik). (Budi HH, 2011). sentral, efektif atau tidaknya sebuah pesan,
Pengurangan risiko dalam bencana dalam kasus bencana alam khususnya gempa
perlu adanya sebuah proses komunikasi, bumi sesar Lembang, pemerintah pusat dan
menurut Wardhani (2014) berkaitan dengan daerah harus mampu memformulasikan
bencana, komunikasi dapat berfungsi sebagai sebuah pesan yang informatif dan persuasif
radar sosial yang memberi kepastian kepada terkait bencana alam, karena sebagai
pihak lain mengenai adanya bencana di suatu pemangku kepentingan memiliki tanggung
tempat. Komunikasi diperuntukkan pada jawab atas kelangsungan hidup warganya.
kegiatan pra bencana yang meliputi Dengan dasar demikian tersebut, penulis
kesiagaan, peringatan dini dan mitigasi. ingin meneliti lebih dalam terkait
Dalam hal ini, komunikasi memberikan Komunikasi mitigasi Bencana dalam
informasi kepada masyarakat mengenai menghadapi bencana alam gempa bumi sesar
kesiagaan yang diperlukan dan persiapan apa Lembang yang dilakukan oleh Badan
yang harus dilakukan ketika bencana itu Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi
terjadi. Semua ini, dimaksudkan untuk Jawa barat.
mengurangi seminimal mungkin korban jiwa Uraian latar belakang tersebut,
dan kerugian harta benda. Beberapa menjadi sebuah rumusan masalah yang
penelitian mengenai komunikasi bencana akhirnya penulis mengambil sebuah judul
sampai saat ini belum banyak dijadikan “Komunikasi mitigasi Bencana Pemerintah
acuan secara holistik dalam kajian dalam hal ini Badan Penanggulangan
komunikasi untuk menangani permasalahan- Bencana Derah Provinsi Jawa barat dalam
permasalahan komunikasi pada bencana, dan menghadapi gempa bumi sesar lembang”.
belum ada referensi model komunikasi Berdasarkan paparan diatas maka penulis
bencana yang dapat menjadi landasan dalam mengajukan pertanyaan yang akan diteliti
menjalankan proses komunikasi yang tepat
untuk sebuah peristiwa bencana khususnya
bencana alam.
Komunikasi mitigasi bencana
188
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 2, JULI, 2021
adalah ; strategi komunikasi mitigasi bencana prabencana, saat terjadi bencana, pasca
pemerintah dalam hal ini Badan bencana dan menimbulkan respon ataupun
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) umpan balik.
Provinsi Jawa barat dalam menghadapi Menurut Haddow & Haddow (2008)
gempa bumi sesar Lembang? Misi untuk strategi komunikasi bencana yang
efektif adalah dengan memberikan informasi
Strategi Komunikasi tepat waktu dan informasi yang akurat untuk
disampaikan kepada publik dalam empat fase
Menurut Effendy (2002), strategi
manajemen darurat.
komunikasi merupakan panduan dari
perencanaan komunikasi (communication Mitigasi
planning) dan manajemen (communications
management) untuk mencapai suatu tujuan. Mitigasi adalah serangkaian kegiatan yang
Rogers dalam Cangara (2013: 61) dilakukan untuk mengantisipasi bencana
menyampaikan batasan mengenai definisi melalui pengorganisasian serta melalui
dari strategi komunikasi sebagai suatu langkah yang tepat guna dan berdaya guna
rancangan yang dibuat untuk mengubah (UU RI No.24 Tahun 2007). Sedangkan
tingkah laku manusia dalam skala lebih besar Menurut Badan Nasional Penanggulangan
melalui transfer ide-ide baru. Middleton Bencana atau BNPB (2017) Mitigasi
dalam Cangara (2013:61) menyatakan bahwa memiliki manfaat dalam berbagai situasi
strategi komunikasi adalah kombinasi terbaik penting bencana, upaya-upaya penting untuk
dari semua elemen komunikasi mulai dari mitigasi 1. Memahami bahaya disekitar anda
komunikator, pesan, saluran (media), 2. Memahami sistem peringatan dini
penerima sampai pada pengaruh (efek) yang setempat, mengetahui rute evakuasi dan
dirancang untuk mencapai tujuan rencana pengungsian 3. Memiliki
komunikasi yang optimal. keterampilan untuk mengevaluasi situasi
secara cepat dan mengambil inisiatif
Komunikasi Bencana tindakan untuk melindungi diri 4. Memiliki
Komunikasi bencana merupakan bidang rencana antisipasi bencana untuk keluarga
kajian pengembangan terbaru yang pada saat dan mempraktekkan rencana tersebut dengan
ini mendapatkan perhatian dari akademisi latihan 5. Mengurangi dampak bahaya
maupun praktisi komunikasi, karena bidang melalui latihan mitigasi 6. Melibatkan diri
kajian ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat dengan berpartisipasi dalam pelatihan.
sebagai salah satu upaya menanggulangi
bencana. Masih belum banyak teori-teori II. METODE PENELITIAN
komunikasi bencana yang dapat jadi rujukan, Penelitian ini dilakukan dengan
walaupun pada dasarnya bicara tentang menggunakan metode penelitian kualitatif.
komunikasi adalah memperhatikan sebuah Pendekatan penelitian adalah studi kasus,
proses komunikasi itu sendiri. Rahardjo (2017) Studi Kasus ialah suatu
Lestari (2018) Komunikasi Bencana adalah serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan
proses pembuatan, pengiriman dan secara intensif, terinci dan mendalam tentang
penerimaan pesan oleh satu orang atau lebih, suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik
secara langsung maupun melalui media, pada tingkat perorangan, sekelompok orang,
dalam konteks kebencanaan pada saat lembaga, atau organisasi untuk memperoleh
pengetahuan mendalam tentang peristiwa
tersebut. Menurut Yin (Rahardjo. 2017))
tidak cukup jika pertanyaan Studi Kasus
hanya menanyakan “apa”, (what), tetapi juga
“bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).
Yin menekankan penggunaan pertanyaan
“bagaimana” dan “mengapa”, karena kedua
pertanyaan tersebut dipandang sangat tepat
untuk memperoleh pengetahuan yang
mendalam tentang gejala yang dikaji dengan
unit analisis Badan Penanggulangan Bencana
189
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 2, JULI, 2021
Daerah Provinsi Jawa barat. Penelitian ini BPBD Jabar menetapkan sesar lembang
akan menganalisis strategi komunikasi sebagai Kawasan risiko bencana secara
mitigasi bencana dalam menghadapi gempa administrasi lempengan sesar lembang
bumi akibat gesekan sesar Lembang yang tersebut masuk kedalam 4 kabupaten/ kota
dilakukan oleh Badan Penanggulangan yang terdiri Kabupaten Bandung Barat, Kota
Bencana Daerah Provinsi Jawa barat. Cimahi, Kota Bandung dan Kabupaten
Fokus penenelitian ini dibatasi agar Bandung. Langkah selanjutnya adalah
memberikan kemudahan dalam proses dengan membentuk forum yang mengundang
penelitian dan pengolahan data, yaitu untuk perwakilan dari masyarakat dalam konsep
meneliti Komunikasi Mitigasi Bencana . pentahelix yang melibatkan Pemerintah,
Pada teknik pengumpulan data dalam Dunia Pendidikan, Dunia usaha, Komunitas
penelitian ini, penulis menggunakan dan Media sesuai yang diamanatkan Intruksi
beberapa cara yaitu terdiri dari : Presiden no.7 tahun 2018. Setelah informasi
a. Observasi: Pengumpulan data dengan data telah terkumpulkan BPBD Jabar
melakukan pengamatan langsung. merumuskan berupa dokumen rencana
b. Wawancara: Wawancara dilakukan kontijensi.
dengan mewawancarai Ari Wibowo Menurut Badan Nasional Penanggulangan
(Staff Analisis Bencana BPBD Jabar), Bencana Nasional (2011) Rencana
Aan Uinspire Indonesia (Komunitas Kontijensi merupakan Suatu proses
Relawan Bencana) dan Abah Ace perencanaan ke depan, dalam keadaan yang
Sesepuh/ Warga yang tinggal di tidak menentu, dimana skenario dan tujuan
Kawasan atau jalur sesar lembang disepakati, tindakan teknis dan manajerial
c. Dokumentasi: Pengumpulan data ditetapkan, dan sistem tanggapan dan
berupa dokumen atau arsip, dan karya pengerahan potensi disetujui bersama untuk
ilmiah yang relevan dengan penelitian mencegah, atau menanggulangi secara lebih
ini. baik dalam situasi darurat atau kritis. Melalui
perencanaan kontinjensi, akibat dari ketidak-
III. HASIL DAN PEMBAHASAN pastian dapat diminimalisir melalui
Komunikasi Mitigasi Bencana pengembangan skenario dan asumsi proyeksi
Pada penelitian ini, Penulis menggunakan kebutuhan untuk tanggap darurat. Dokumen
lima asumsi kritis milik Haddow & Haddow Rencana Kontijensi Bencana Gempa Bumi
(2014) yang terdiri dari 1. Customer focus 2. Akibat Sesar Lembang menjadi acuan
Leadership Commitment 3. Inclusions of Mekanisme komunikasi pada saat bencana
communication in planning and operations 4. terjadi. Program mitigasi selanjutnya
Situational awareness 5. Media partnership diserahkan kepada pemerintah kabupaten/
sebagai alat analisis untuk meneliti kota yang berada di Kawasan risiko bencana.
komunikasi mitigasi bencana (Studi Kasus
Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Leadership commitment
Bencana Daerah Provinsi Jabar dalam Risiko Bencana Gempa Bumi sesar
Menghadapi Bencana Alam Gempa Bumi Lembang, telah mendapatkan perhatian dari
Sesar Lembang) pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Leadership commitment merupakan
Customer Focus pemimpin operasi darurat harus mempunyai
Menurut Haddow&Haddow (2014) customer komitmen untuk bisa berkomunikasi secara
focus merupakan memahami informasi yang efektif, dan harus secara komitmen
mereka (masyarakat) butuhkan dan berpartisipasi secara penuh dalam proses
membangun mekanisme komunikasi yang komunikasi. (Haddow&Haddow.2014).
menghasilkan informasi secara akurat dan Dalam hal komunikasi mitigasi bencana,
tepat waktu. BPBD Jabar menuangkan salah satu bentuk
Badan Penanggulangan Bencana Daerah komitmen tersebut dalam sebuah cetak biru
(BPBD) Jawa barat dalam membuat sebuah Jabar Resilience Culture Province/ Provinsi
kebijakan terkait penanganan gempa bumi Tangguh Bencana terdiri dari (1) Resilience
akibat sesar lembang mendapatkan input atau Citizens, yaitu: menciptakan masyarakat
masukan dari hasil penelitian para peneliti yang sadar resiko bencana, memiliki
yang meneliti Kawasan sesar lembang, kesiapsiagaan, tangguh dan mampu pulih
190
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 2, JULI, 2021
segera bila terkena bencana; (2) Resilience yang dimiliki oleh BPBD Jawa barat.
Knowledge, yaitu Iptek kebencanaan yang
andal sekaligus memadukan kearifan lokal Situational awareness
dan nilai sosial yang ada di Jabar.(3) Komunikasi yang efektif didasari pada
Resilience Infrastructure, yakni menciptakan pengumpulan data, analisis dan proses
infrastruktur dan sarana pembangunan yang diseminasi (Haddow&Haddow.2014)
tangguh dan sebagai alat mitigasi; (4) Walaupun BPBD Jabar tidak terlibat dalam
Resilience Institution and Policy, yaitu melakukan penelitian terkait potensi gempa
sebuah kerangka regulasi dan kelembagaan bumi akibat sesar lembang, namun
yang mumpuni dalam penyelenggaraan mendapatkan data dari hasil penelitian
penanggulangan bencana. 5) Resilience sebelumnya mengenai pergeseran tanah di
Ecology, yaitu membentuk daya dukung Kawasan sesar lembang tersebut dibawa dan
lingkungan yang baik, mampu mengurangi dianalisis untuk dibuat sebuah kebijakan
risiko bencana dan menjaga keberlanjutan yang bentuk di diseminasikan kepada
pembangunan; dan (6) Resilience Financing masyarakat terkait Langkah-langkah dalam
berupa kemampuan pembiayaan yang penanggulangan bencana.
tangguh dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana untuk menjaga Media partnership
risiko investasi pembangunan. Penelusuran penulis tentang pemberitaan
mitigasi bencana yang dilakukan BPBD
Inclusions of communication in Jawa barat terkait Gempa bumi akibat sesar
planning and operations lembang tidak cukup mendapatkan perhatian
Effendy (2002) menuturkan strategi oleh para awak media. Padahal menurut
komunikasi merupakan panduan dari Haddow&Haddow (2014) Media massa
perencanaan komunikasi dan manajemen menjadi media paling efektif untuk
untuk mencapai suatu tujuan. Untuk berkomunikasi secara tepat waktu dalam hal
mencapai tujuan komunikasi mitigasi informasi yang akurat kepada publik.
bencana diperlukan sebuah perencaan Adapun media internal yang dimiliki BPBD
matang yang melibatkan semua unsur Jabar hanya akun Instagram @bpbd_jabar
terutama para ahli komunikasi harus terlibat dan website di www.bpbd.jabarprov.go.id
pada semua kegiatan perencanaan darurat menurut pengakuan informan bahwa
dan operasional agar mampu meyakinkan pengelolaan dilimpahkan kepada Humas
bahwa komunikasi berjalan sesuai waktunya Jabar.
dan informasi akurat bisa dipertimbangkan,
dimana keputusan aksi sedang Komunikasi mitigasi bencana yang
dipertimbangkan (Haddow&Haddow.2014) dilakukan Badan Penanggulangan Bencana
Secara khusus BPBD Jabar belum memiliki Daerah Jawa barat masih dari jauh dari
Tim Komunikasi yang mengelola komponen harapan padahal kajian terbaru dari ITB
komunikasi dalam mitigasi bencana, namun memprediksi, jika patahan Lembang
upaya yang dilakukan oleh BPBD Jabar bergerak aktif, potensi kerugian ekonomi
adalah menetapkan target program mitigasi dari kerusakan bangunan bisa mencapai
pada Kawasan yang telah tertuang dalam Rp51 triliun. Angka ini lebih besar
dokumen rencana kontijensi dengan ketimbang kerugian gempa Aceh 2004 yang
memperkuat sosialisasi dalam hal program ditaksir Rp48,6 triliun (Hanifan.2017)
yang dilakukan berupa edukasi: 1. Sosialisasi Padahal Komunikasi mitigasi bencana
Kawasan risiko bencana2. Pelatihan tanggap merupakan komunikasi yang dilakukan
bencana 3. Pemasangan Peta Jalur dan dalam upaya pencegahan terjadinya
Rambu Evakuasi yang dibantu oleh bencana.(Haddow&Haddow.2014). Upaya-
komunitas/ relawan bencana. 4. Membuat upaya pencegahan harus dilakukan oleh
media Edukasi untuk anak-anak sekolah Pemerintah Provinsi Jawa barat agar
(animasi video). 5. membentuk desa siaga memberikan kesadaran kepada masyarakat
bencana. Diakui oleh informan bahwa upaya dalam upaya pengurangan risiko bencana
mitigasi bencana terkait sesar lembang pada masyarakat.
belum masih karena banyak keterbatasan
191
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 2, JULI, 2021
192
LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI
E-ISSN : 2614-0381, ISSN: 2614-0373
VOLUME 4, NO. 2, JULI, 2021
194