You are on page 1of 18

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA.


Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot
dada, tepatnya pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang
tampak dari luar sebagai berikut.
- Superior : iga II atau III
- Inferior : iga VI atau VII
- Medial : pinggir sternum
- Lateral : garis aksillaris anterior
Dalam keadaan normal hanya terdapat sepasang kelenjar payudara,
Payudara manusia berbentuk kerucut tapi sering kali berukuran tidak sama.
Perkembangan dan struktur dari glandula mamae berkaitan dengan kulit.
Fungsi utamanya adalah menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini
langsung dan perantarai oleh hormon-hormon yang sama dengan yang
mengatur fungsi sistem reproduksi. Oleh karena itu glandula mamae di anggap
sebagai pelengkap sistem reproduksi. Glandula mamae mencapai potensi
penuh pada perempuan saat menarke : pada bayi, anak-anak, dan pada laki-
laki,. Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 gram, yang umumya lebih besar
dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram
pada waktu menyusui mencapai 800 gram.
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar, fibrosa, dan lemak. Jaraingan ikat
memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan seratus
anterior. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat putting . Tonjolan
yang berpigmen di kelilingi oleh areola. Putting mempunyai perforasi pada
ujungnya dengan beberapa lubang kecil, yaitu apertura duktus laktiferosa.
Tuberkel- tuberkel Montgomery adalah kelenjar sebasea pada permukaan
areola.

1
Jaringan kelenjar pembentuk 15 hingga 25 lobus yang tersusun radier di
sekitar putting dan di pisahkan oleh jaringan lemak yang berpariasi jumlanya
yang mengelilingi jaringan ikat di antara lobus-lobus. Setiap lobu berbeda-
beda , sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus
lainnya. Drainase dari lobus menuju sinus laktiferosa, yang kemudian
berkumpul di duktud pengumpul dan kemudian bermuara ke putting.
Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas,
masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas,
pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon
hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar
hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari
sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. kadang-kadang
timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang
menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik,
terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto
mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi pada waktu hamil dan menyusui. Pada
kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel ductus lobul dan ductus
alveolus berploliferasi, dan tumbuh ductus baru. Sekresi hormon prolaktin dari
hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel
alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.

2.2 KONSEP DASAR PENYAKIT


A. DEFINISI
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Lynda Juall Carpenito, 1995).

2
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal
dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak
termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar
susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
(Medicastore, 2011)
Kanker payudara adalah kanker yang paling sering pada
perempuan (diluar kanker Kulit), walaupun kanker ini sangat jarang pada
laki-laki. (Patofisiologi.Vol 2,hal 1303.
Kanker payudara adalah masalah kesehatan utama di Amerika
Serikat. Insiden keseluruhan meningkat sampai 54% dalam 40 tahun
antara tahun 1950 dan 1989. (KMB Vol.2 hal 1588).
Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan
jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko
Prodjo, 1995)

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak


ditemukan di Indonesia biasanya ditemukan umur 40-49 tahun dan letak
terbanyak dikuadran lateral atas (Mansjoer, 2000 : 283)

Menurut Cahyani cit Pramadhiani (2000) kanker payudara adalah


benjolan pada payudara yang tumbuh secara abnormal terus menerus dan
tidak terkendali, ca mamae ini penyakit keganasan yang paling banyak
menyerang wanita., disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel
tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat
dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker).

Jadi dapat disimpulan bahwa Kanker payudara merupakan


penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita. Penyakit ini
disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur
sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh
menjaadi benjolan tumor (kanker). Kanker bisa mulai tumbuh di dalam

3
kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada
payudara.

B. KLASIFIKASI
a. Karsinoma duktal menginfiltrasi : tipe histological yang paling umum
merupakan 75 % dari semua jenis kanker payudara, biasanya
bermetastase ke axila. Prognosis lebih buruk dibanding kanker yang
lainnya .
b. Karsinoma lobular menginfiltrasi : jarang terjadi merupakan 5 %-10%
kanker payudara. Tumor ini biasanya terjadi pada area penebalan yang
tidak baik pada payudara bila dibandingka dengan tipe duktal
menginfiltrasi .
c. Karsinoma medular :menempati sekitar 6 % dari kanker payudara dan
tumbuh dalam kapsul di dalam duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi
lebih besar tetapi meluas dengan lambat, sehingga prgnosisnya lebih
baik.
d. Kanker musinus :menempati 3 %dari kanker payudara . Penghasil
lendir juga tumbuh dengan lambat.sehingga prognosis leih baikk
dibanding lainnya
e. Kanker duktal-tubular : jarang terjadi menempati sekitar 2 % dari
kanker, karena metastase ke axila tidak lazim maka kanker
iniprognosis juga lebih baik
f. Karsinoma inflamantori :tipe kanker payudara yang jarang (1-2%) dan
menimbulkan gejala yang erbeda daripada kanker payudara lainnya.
Tumor secara abnormal keras dan membesar , pada area setempat nyeri
tekan dan sangat nyeri, sering terjadi edema dan retraksi pada putting
susu. Penyakit dengan cepat menyebar ke bagian tubuh lainnya

C. ETIOLOGI
Karsinoma mammae secara pasti tidak diketahui penyebabnya tapi
pencetus yang sering disebabkan oleh estorogen yang lebih dikenal

4
sebagai estorogen dependent mengandung eseptor yang mengikat
estradiol, suatu tife esterogen yang pertumbuhnya dirangsang oleh
esterogen, karena reseptor ini tidak muncul pada jaringan payudara yang
normal. Walaupun penyebabnya tidak diketahui,tetapi ada beberapa faktor
resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin
menderita kanker payudara.
Beberapa faktor resiko tersebut adalah :
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya
meningkat hampir 1% setiap tahun.
2. Usia
Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun.resiko
terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
Resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum
berusia 60 tahun; resiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker
payudara terjadi pada dua orang saudara langsung.
4. Menarke dini
Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun.
5. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun
mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara
disbanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama mereka pada
usia 20 tahun.
6. Menopous pada usia lanjut
Menopous setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk
mengalami oovorektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempumyi
resiko sepertiganya.
7. Riwayat penyakit payudara jinak
Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel
proleferatif memounyai resiko dua kali lipatuntuk mengalami kanker

5
payudara; wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko empat
kali lipat untuk mengalami penyakit ini.
8. Paparan terhadap radiasi ionisasi masa pubertas dan sebelum usia 30
tahun.
Pada keadaan ini beresiko hampir dua kali lipat
9. Obesitas
Resiko terendah diantara wanita pascamenopouse. Bagaimanapun,
wanita gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka
kematian lebih tinggi, yang paling sering berhubungan dengan
diagnosis yang lambat.
10. Kontrasepsi oral
Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral beresiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, resiko tinggi ini menurun
dengan cepat setelah penghentian medikasi.
11. Terapi penggantian hormone
Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker
payudara pada terapi penggantian hormone. Wanita yang berusia lebih
tua yang menggunakan estrogen suplemen dan menggunakan untuk
jangka panjang (lebih dari 10 sampai 15 tahun ) dapat mengalami
peningkatan resiko. Sementara penambahan progesterone terhadap
penggantian estrogen meningkatkan insiden kanker endometrium, hal
ini tidak menurunkan kanker payudara.
12. Masukan alcohol
Sedikit resiko ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol
bahkan dengan hanya sekali minum dalam sehari. Resikonya dua kali
lipat diantara wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. Dinegara
dimanba minuman anggur dikonsumsi secara teratur (mis , prancis dan
itali), angkanya sedikit lebih tinggi. Beberapa temuan riset
menunjukkan bahwa wanita muda yang minum alkohol lebih rentan
untuk mengalami kanker payudara pada tahun – tahun terkhirnya.

6
D. MANIFESTASI KLINIK
Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam
payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar di mana
sebagian besar jaringan payudara terdapat. Kanker payudara umum terjadi
pada payudara sebelah kiri. Umumnya, lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi,
dan keras dengan batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar
pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi biasanya
berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas
pada bagian yang di tunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara
pada kasus yang lebih lanjut.
Dengan meningkatnya penggunaan mammografi, lebih banyak
wanita yang mencari bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita-
wanita ini bisa saja tidak mempunyai gejala dan tidak mempunyai
benjolan yang dapat diraba, tetapi lesi abnormal dapat terdeteksi pada
pemeriksaan mammografi. Sayangnya banyak wanita dengan penyakit
lanjut mencari bantuan medis setelah mengabaikan gejala yang dirasakan.
Sebagai contoh mereka baru mencari bantuan medis setelah tampak di
dimpling atau peau d’orange pada kulit payudaranya yaitu kondisi yang
disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfatik dalam lapisan dermal.
Retraksi putting susu dan lesi yang terfiksasi pada dinding dada dapat juga
merupakan bukti. Metastasis ke kulit dapat di manisfestasikan oleh lesi
yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda-tanda dan gejala klasik ini
jelas mencirikan adanya kanker payudara pada tahap lanjut.
Namun ,indeks kecurigaan yang tinggi harus di pertahankan pada setiap
abnormalita payudara dan evaluasi segera harus di lakukan (KMB Vol 2
Hal,1590)

E. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya kanker karena terjadi perubahan struktur sel,
dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak
mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker
akan menggangu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan

7
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang
jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel
yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok
sel ganas diantara sel normal.
Kanker payudara adalah penyakit yang terjadi jika terjadi
kerusakan genetik pada DNA dari sel epitel payudara. Ada banyak jenis
dari kanker payudara. Perubahan genetik ditemukan pada sel epitel,
menjalar ke duktus atau jaringan lobular. Tingkat dari pertumbuhan kanker
tergantung pada efek dari estrogen dan progesteron. Kanker dapat berupa
invasif (infiltrasi) maupun noninvasif (in situ). Kanker payudara invasif
atau infiltrasi dapat berkembang ke dinding duktus dan jaringan sekitar,
sejauh ini kanker yang banyak terjadi adalah invasif duktus karsinoma.
Duktus karsinoma berasal dari duktus lactiferous dan bentuknya seperti
tentakel yang menyerang struktur payudara di sekitarnya. Tumornya
biasanya unilateral, tidak bisa digambarkan, padat, non mobile, dan
nontender. Lobular karsinoma berasal dari lobus payudara. Biasanya
bilateral dan tidak teraba. Nipple karsinoma (paget’s disease) berasal dari
puting. Biasanya terjadi dengan invasif duktal karsinoma. Perdarahan,
berdarah, dan terjadi pengerasan puting (Lowdermilk et al 2000).
Kanker payudara dapat menyerang jaringan sekitar sehingga
mempunyai tentakel. Pola pertumbuhan invasif dapat menghasilkan tumor
irregular yang bisa terapa saat palpasi. Pada saat tumor berkembang,
terjadi fibrosis di sekitarnya dan memendekkan Cooper’s ligamen. Saat
Cooper’s ligamen memendek, mengakibatkan terjadinya peau d’orange
(kulit berwarna orange) perubahan kulit dan edema berhubungan dengan
kanker payudara. Jika kanker payudara menyerang duktus limpatik, tumor
dapat berkembang di nodus limpa, biasanya menyerang nodus limpa axila.
Tumor bisa merusak lapisan kulit, menyebabkan ulserasi. Metastasis
diakibatkan oleh kanker payudara yang menempati darah dan sistem
lympa, menyebabkan perkembangan tumor di tulang, paru-paru, otak, dan
hati (Lowdermilk et al 2000, Swart 2011).

8
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Deteksi awal dilakukan untuk mencegah perkembangan kanker
payudara.
Tumor payudara yang lebih kecilk lebih mudah diobati bila terdeteksi dan
prognosisnya lebih baik. Pemeriksaan untk mendetaksi kanker payudara
antara lain: (Breast Health UK 2010, Swart 2011).
1. Pemeriksaan payudara sendiri
Pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan payudara klinis
adalah prosedur murah dan tidak invasif untuk pemeriksaan payudara.
Apabila ditemukan indikasi yang abnormal, yaitu benjolan atau
penebalan pada jaringan payudara, sakit pada salah satu payudara atau
pada ketiak. Satu payudara menjadi lebih besar atau lebih rendah,
puting tertarik ke dalam atau berubah posisi, perubahan kulit
(mengkerut), bengkak di bawah ketiak ayau tulang selangka, ruam
pada atau sekitar kulit. Jika ada tanda-tanda tersebut harus dilakukan
tiga pengkajian, yaitu pemeriksaan klinis payudara, mammografi atau
ultrasonografi, dan biopsi
2. Mammografi
Mamografi menggunakan sinar x dosis rendah untuk membuat
gambaran rinci dari payudara. Mammografi bisa mendeteksi kanker
payudara pada tahap awal, bisa menunjukkan lesi yang tidak bisa
dideteksi dengan pemeriksaan payudara klinis. Ada 2 dua jenis
pemeriksaan mamografi, skrining dan diagnostik. Skrining payudara
dilakukan pada wanita tanpa gejala misalnya ketika ada benjolan pada
payudara atau putting discharge ditemukan ada pemeriksaan payudara
sendiri atau kelainan yang ditemukan selama skrining mamografi.
Wanita dengan implan payudara atau riwayat penyakit kanker
payudara menggunakan diagnostik mamografi.
3. Ultrasonografi
Ultrasonografi dari lesi mencurigakan terdeteksi pada mamografi
atau pemeriksaan fisik. Ultrasonografi digunakan terutama sebagai
metode relatif murah dan efektif untuk membedakan massa kistik

9
payudara, yang tidak memerlukan sampling, dari massa payudara
padat yang biasanya diperiksa dengan biopsi, dalam banyak kasus,
hasil dari biopsi adalah tumor jinak. Namun, sekarang mapan yang
ultrasonografi juga memberikan informasi berharga tentang sifat dan
tingkat massa padat dan lesi payudara lainnya.
4. MRI
MRI digunakan untuk beberapa kasus, yaitu : kasus kanker
payudara dengan hasil mammografi negatif, untuk mengetahui ukuran
tumor dalam kanker lobular invasif, untuk memantau respon kanker
payudara terhadap terapi preoreratif, ada kejanggalan antara penilaian
pengkajian awal terhadap gumpalan di payudara.
5. Infra merah digital
6. Positron Emision Tomography Scanning
PET scanning digunakan untuk mengidentifikasi metastasis
kelenjar getah bening nonaxilary untuk kanker payudara stadium lanjut
dan kanker payudara inflamatory sebelum memulai terapi non
adjuvant.
7. Tes Genetik
Penyebab utama dari pewarisan kanker payudara adalah mutasi
dari gen BRCA1 atau BRCA2, yang merupakan faktor resiko dari
pengembangan penyakit lain. Akan tetapi gen ini sangat jarang
ditemukan pada populasi wanita dengan kanker payudara. Tes ini
sudah dilakukan di Amerika Serikat.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-
organ lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru,
pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan
fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru
akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak
mengalami gangguan persepsi sensori.

10
H. PENATALAKSANAAN
1) Penatalaksanaan Medis
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan paliatif (non
pembedahan). Penanganan kuratif dengan pembedahan yang
dilakukan secara mastektomi parsial, mastektomi total, mastektomi
radikal, tergantung dari luas, besar dan penyebaran kanker.
Penanganan non pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi dan
terapi hormonal.

Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian


secara menyeluruh terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu
atau lebih setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari pembedahan,
terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon.

Terapi penyinaran digunakan untuk membunuh sel-sel kanker


di tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk
kelenjar getah bening.

Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel


yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan
perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat hormon (obat yang
mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel
kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh
tubuh.

Pembedahan, dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu:

a. Mastektomi total (sederhana), yaitu mengangkat semua jaringan


payudara, tetapi semua atau kebanyakan nodus limfe dan otot dada
tetap utuh.
b. Mastektomi radikal modifkasi mengangkat seluruh payudara,
beberapa atau semua nodus limfe dan kadang-kadang otot
pektoralis minor prosedur membatasi (contoh lumpektomi)
mungkin dilakukan pada pasien rawat jalan yang hanya berupa
tumor dan beberapa jaringan sekitarnya diangkat.

11
c. Mastektomi/lumpektomi dengan diseksi kelenjar getah bening
aksila radiasi/kemoterapi.
d. Terapi radiasi dapat digunakan untuk mengatasi kanker payudara
terinflamasi sebelum diberikan kemoterapi. Dapat juga digunakan
untuk mengatasi penyakit yang kambuh secara lokal, untuk
menangani fungsi ovarium, dan untuk mengatasi gejala dari
metastase penyakit.
e. Kemoterapi, kemoterapi ajufan untuk kanker payudara melibatkan
kombinasi obat multiple yang lebih efektif daripada terapi dosis
tunggal. Kombinasi yang paling sering dianjurkan disebut CMF
dan meliputi siklofosfamid (Cytoxan), metotrexat, fluorasil (5-
FU) dengan atau tanpa tamoksifen.
2) Keperawatan
Rencana keperawatan menurut Marilynn E. Doengoes yaitu membantu
pasien/orang terdekat menerima stress situasi/prognosis, mencegah
komplikasi, membuat program rehabilitasi individual, memberikan
informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis dan kebutuhan
pengobatan.

I. PENCEGAHAN
1. Kesadaran SADARI dilakukan setiap bulan.
2. Berikan ASI pada Bayi.
3. Memberikan ASIpada bayi secara berkala akan mengurangi tingkat
hormone tersebut. Sedangkan kanker payudara berkaitan dengan
hormone estrogen.
4. jika menenmukan gumpalan / benjolan pada payudara segera kedokter.
5. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga. Menurut
penelitian 10 % dari semua kasus kanker payudara adalah factor gen.
6. Perhatikan konsumsi alcohol. Dalam penelitian menyebutkan alcohol
meningkatkan estrogen.
7. perhatikan BB, obesitas meningkatkan risiko kanker payudara.

12
8. Olah raga teratur. Penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang
berolah raga, semakin tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.
9. Kurangi makanan berlemak. Gaya hidup barat tertentu nampaknya
dapat meningkatkan risiko penyakit.
10. Usia > 50 th lakukan srening payudara teratur. 80% Kanker payudara
terjadi pada usia > 50 th
11. Rileks / hindari stress berat. Menurunkan tingkat stress akan
menguntungkan untuk semua kesehatan secara menyeluruh termasuk
risiko kanker payudara.

2.3 ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Ca mammae terjadi terutama pada usia lanjut (diatas 50 th), tetapi 80 %
terjadi pada usia 35 tahun sampai 65 tahun cendrung meningkat 6 kali
lipat. Perbandingan penderita laki-laki dan wanita 1 :100.

2. Keluhan utama

Data Subjektif

Klien mengeluh adanya benjolan atau ulkus pada payudara dan kadang-
kadang timbul nyeri, serta perasaan takut atau cemas.

Data Objektif

Pada payudara terdapat adanya borok atau nodul-nodul yang mengeras


serta bau tidak enak yang menyengat . Klien tampak enggan bergaul
dan berintegrasi dengan pasien lain. Klien terlihat sedih dan sering
melamun. Observasi gejala memegang payudara dan wajah tampak
meringis.

3. Riwayat penyakit
a. Sekarang : Klien mengeluh adanya benjolan atau ulkus pada

13
payudara dan kadang-kadang timbul nyeri, serta perasaan takut
atau cemas.Pada payudara terdapat adanya borok atau nodul-nodul
yang mengeras serta bau tidak enak yang menyengat Klien tampak
enggan bergaul dan berintegrasi dengan pasien lain. Klien terlihat
sedih dan sering melamun, Observasi gejala memegang payudara
dan wajah tampak menyeringai
b. Dahulu: Adanya siklus perubahan hormonal yang lama dan
tidak ada heti-hentinya, menarche awal, menopuse terlambat dan
tidak ada kehamilan,(long,1996), adanya riwayat kanker
sebelumnya, penggunaan obat-obatan hormonal kontrapsepsi,
riwayat menstruasi (early menarce, late menopouse). Adanya
papaaran radiasi riwayat peminum alcohol
c. Keluarga: Ibu dan anak prempuan khususnya dengan kanker
premenopuse atau kanker payudara bilateral, adanya anggota
keluarga yang menderita ca mammae
4. Pola Kebiasaan
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat
dan jam kebiasaan tidur pada malam hari: adanya faktor-faktor
yang mempengaruhi tidur mis, nyeri, ansietas, berkeringat malam,
pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan,
tingkat stres tinggi.
b. Makan dan minum
Gejala : kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak,
adiktif, bahan pengawet) anoreksia, mual/ muntah. masa otot
Tanda : perubahan pada kelembaban/turgor kulit
c. Pola istirahat dan tidurKarena rasa nyeri yang dialami, maka pada
istirahat klien terganggu dari biasanya begitu juga dengan pola
tidur klien mengalami gangguan.
d. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dengan derajat bervariasi misalnya dengan
ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat.

14
e. Rasa aman
Klien mengalami putus asa, cemas, takut gelisah mengenai
penyakitnya dan menghadapi operasinya.
5. Pemeriksaan Ca Mammae/kanker payudara meliputi :
o Pemeriksaan skrening
Tujuan untuk menemukan kanker payudara dini pada penderita
asimptomatis (tanpa keluhan) dengan tujuan menurunkan angka
kematian standar pemeriksaan skrining payudara dapat dilakukan
dengan:
o Pemeriksaan Diagnostik
Mamografi: memperlihatkan struktur internal payudara, dapat
untuk mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi
pada tahap awal.
1) Galaktografi: mamogram dengan kontras dilakukan dengan
menginjeksikan zat kontras ke dalam aliran duktus.
2) Ultrasound: dapat membantu dalam membedakan antara massa
padat dan kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya
keras, hasil komplemen dari mamografi.
3) Xeroradiografi: menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi
tumor.
4) Termografi: mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor
sebagai ”titik panas” karena peningkatan suplai darah dan
penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
5) Diafanografi (transimulasi): mengidentifikasi tumor atau massa
dengan membedakan bahwa jaringan mentransmisikan dan
menyebarkan sinar. Prosedur masih diteliti dan
dipertimbangkan kurang akurat daripada mamografi.
6) Scan CT dan MRI: teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit
payudara, khususnya massa yang lebih besar atau tumor kecil,
payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan mamografi.
Teknik ini tidak bisa untuk pemeriksaan rutin dan tidak untuk
mamografi.

15
7) Biopsi payudara (jarum atau eksisi): memberikan diagnosa
definitif terhadap massa dan berguna untuk klasifikasi histologi
pentahapan dan seleksi terapi yang tepat.
8) Asai hormon reseptor: menyatakan apakah sel tumor atau
spesimen biopsi mengandung reseptor hormon (estrogen dan
progresteron). Pada sel malignan, reseptor kompleks estrogen-
plus merangsang pertumbuhan dan pembagian sel. Kurang
lebih duapertiga semua wanita dengan kanker payudara
reseptor estrogennya positif dan cenderung berespon baik
terhadap terapi hormon menyertai terapi primer untuk
memperluas periode bebas penyakit dan kehidupan.
9) Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah dan scan
tulang: dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.

B. DIAGNOSA
1. Nyeri (akut)
Dapat berhubungan dengan:

- proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi


sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi),

- efek samping therapi kanker

Dapat ditandai dengan

- klien mengatakan nyeri,

- klien sulit tidur,

- tidak mampu memusatkan perhatian,

- ekspresi nyeri,

- kelemahan.

2. Risiko infeksi

16
Dapat berhubungan dengan:
- adanya luka operasi,
- imunitas tubuh menurun,
- prosedur invasive
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan
Dapat berhubungan dengan:

- kurangnya informasi, misinterpretasi,


- keterbatasan kognitif
Dapat ditandai dengan

- sering bertanya, menyatakan masalahnya,


- pernyataan miskonsepsi,
- tidak akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.
4. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh)
Dapat berhubungan dengan:

- hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker,


- konsekwensi khemotherapi,
- radiasi, pembedahan (anoreksia,
- iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea),
- emotional distress, fatigue,
- ketidakmampuan mengontrol nyeri
Dapat ditandai dengan:

- klien mengatakan intake tidak adekuat,


- hilangnya rasa kecap, kehilangan selera,
- berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal,
- penurunan massa otot dan lemak subkutan,
- konstipasi,
- abdominal cramping.
5. Cemas / takut
Dapat berhubungan dengan:

- situasi krisis (kanker),

17
- perubahan kesehatan,
- sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi,
- persiapan kematian,
- pemisahan dengan keluarga
Dapat ditandai dengan

- peningkatan tegangan,
- kelelahan,
- mengekspresikan kecanggungan peran,
- perasaan tergantung,
- tidak adekuat kemampuan menolong diri,

18

You might also like