Professional Documents
Culture Documents
Word Draft Bab 1 Latar Belakang
Word Draft Bab 1 Latar Belakang
Namun di sisi lain, di dalam agama Islam pandangan ulama mengenai program keluarga
berencana muncul banyak berbagai pendapat yang berbeda-beda dalam menanggapi adanya
KB, hal tersebut tidak lepas dari latar belakang dan usaha-usaha dalam menyimpulkan hukum
dari sumber Al-Qur'an dan As-sunah sebagai landasan utama. Adapun Keluarga Berencana
sendiri telah ada pada zaman Nabi SAW yakni praktik 'azl, hanya saja ketentuan di dalam Al-
Qur'an belum memuat ketentuan secara rinci mengenai Keluarga Berencana, perbedaan
tersebut terbagi menjadi 4 perbedaan pendapat di kalangan ulamac ahli fiqh, pertama : ulama
yang membolehkan KB secara mutlak di kondisi apapun, kedua: ulama yang berpendapat
mengaharamkan KB dengan mutlak di suatu kondisi apapun ketiga: ulama yang berpendapat
membolehkan KB atas dasar persetujuan istri sebagai syaratnya, keempat: pendapat ulama
mengenai KB yang diperbolehkan kepada wanita budak bukan kepada wanita yang merdeka. 2
2
Abu Muhammad bin Muhammad Al- Ghazali, Ihya' Ulum ad-Din, cet. 1 Lebanon: Dar Al-Fikr, 1975, hal 149-
150
3
Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam (Terjemah), Surabaya: Bina Ilmu, 1993, hlm 272-273.
karya-karyanya mampu membuka khazanah keilmuan Islam dengan mengawal adanya
perkembangan kontemporer didialogkan dengan khazanah keilmuan tirats Islam. Sehingga
karya-karya beliau banyak berpartisipasi membantu dan menjadi rujukan di dalam menjawab
atas persoalan-persoalan dinamika pada masa sekarang.
Adanya pembahasan KB tidak luput dari persoalan yang disorot oleh DR Sa'id
Ramadhan Al-Buthi, beliau menguraikan mengenai KB di dalam karyanya yang berjudul مسألة
حتديد النسل وقاية و عالجاMas'alah Tahdid al-Nasl Wiqayatan wa Ilajan, yang di dalamnya Dr.
Sa'id Ramadhan Al-Buthi menguraikan konsep bagaimana yang dimaksud dengan
pembatasan keturunan atau yang disebut dengan Tahdid Al-Nasl yang mana maksud daripada
KB sendiri adalah salah satunya, sebagaimana yang disebutkan di dalam Undang-undang PP
nomor 87 Tahun 2014 yang disimpulkan bahwa keluarga yang berkualitas adalah keluarga
yang memiliki jumlah anak yang ideal.
Dr. Sa'id Ramadhan Al-Buthi menguraikan mengenai KB yang bermacam, sehingga ada
KB yang berjenis alat atau menggunakan wasilah yang mencegah mengakibatkan kehamilan
ataupun obat-obatan baik yang digunakan oleh salah seorang suami maupun isteri dan ada
juga yang berupa 'azl ketika melakukan hubungan suami-istri. Ada pula penggunaan wasilah
KB tersebut dan menjadikannya alat sebagai penggugur kehamilan baik dilakukan ketika hari
pertama pertanda kehamilan maupun di masa yang lain, maka dalam hal ini beliau membagi
keadaan hukum dari menggugurkan janin, maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ahli
medis kedokteran dan hukum mengkhususkan dengan istilah yang dinamakan menggugurkan
dari sisi kedokteran dan pengguguran dari sisi pelakunya (ketika dilihat dari sisi qanin atau
hukum) atas dasar sebab apapun. Dan memberikan asas-asas hukum syariah mengenai
masalah ini antara hak-hak yang dimiliki oleh hak bagi janin, hak bagi kedua orang tua, dan
hak di antara lingkungan masyarakat sosial. Dengan adanya pemberian hak-hak bagi ketiga
pihak tersebut menjadi jelas bahwa ukuran yang menjadi patokan dalam memberikan hukum
syariat yang bermacam tergantung kepada bagaimana penyikapan atas memberhentikan
keturunan.4
4
Dr. Ramadhan Sa'id Al-Buthi, Mas'alah Tahdid Al-Nasl Wiqayatan wa Ilajan,
permasalahan adat atau kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat bangsa Arab dalam hal
masalah bahasa, dan tingkah laku dalam memahami Al-Qur'an.5
Dalam menghadapi perkembangan keilmuan medis yang ikut serta dalam perkembangan
KB, 'Ulama memiliki peran penting dalam memberikan dan membuat fatwa terkait dengan
program KB. Sehingga MUI (Majelis Ulama Indonesia) Berpendapat bahwa mengatur
kehamilan bagi pasangan suami-isteri dalam keluarga tidak menyalahi dengan hukum agama,
dalam rangka menjaga kesehatan ibu dan anak sedangkan praktik penggunaan alat dalam
rangka aborsi tidak diperbolehkan dan pelaksanaan program KB tidak boleh dipaksakan, akan
tetapi atas dasar kesepakatan dari keluarga atau suami-istri, sebagaimana yang tercantum di
dalam Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang berbunyi: "Pelaksanaan program
Keluarga Berencana hendaknya menggunakan cara kontrasepsi yang tidak dipaksakan, tidak
bertentangan dengan hukum syari'at Islam dan disepakati oleh suami isteri ". 6
إيِّن ُمكا ٌر األنبياَء، ويقول َتَز َّو جوا الَو دوَد الَو لوَد، وَينهى َعِن الَّتَبُّتِل َنْهًيا َش ديًد ا، عن أنس بن مالك كان رسوُل ا ﷺ َيأُمُر الباء
ِث ِب ِة ِهلل
رواه أمحد و صححه ابن حبان، َيْو َم الِقَياَم ِة
هنااِلَك َدَعا َزَك ِرَيا َر َّبُه َقاَل َر ِّب َه ۡب ِلی ِم ن َّلُد نَك ُذِّر َََّية َطيَبًة ِإَّنَك مَس يع ٱلُّد َعۤاء
Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku
keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.". QS. Ali
Imran: 38.
Dari kutipan hadits yang diriwayatkan dari sahabat Anas Radhiyallahu 'anhu dan kutipan
ayat yang berupa memohon keturunan yang baik, menjadi cita-cita bagi setiap keluarga
muslim adalah berusaha dan berikhtiar untuk mewariskan keturunan dan generasi yang baik
sebagai penerus generasi Islam dan untuk menghidupkan syi'ar Islam. Dengan demikian maka
sebagai bentuk usaha tersebut maka perlu diperhatikan dengan seksama bagaimana
mempersiapkan kelahiran di dalam keluarga.
5
Husein Muhammad, Modul Khusus Islam dan Gender, (Cirebon, Fahimna Institut, 2007), h. 81.
6
Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, hal. 299
7
Al- Shan'ani, Subul As-Salam,
Kehadiaran Dr. Sa'id Ramadhan Al-Buthi sebagai ulama konteporer yang banyak
menyinggung masalah konsep mashlalah, sehingga mendasarkan pemikirannya pada prinsip
al-mashlahah. Dan mejadi ulama yang menaruh perhatian besar terhadap bagaimana mestinya
mashlahah diaplikasikan di dalam kehidupan, yang mana hal ini beliau tunjukkan di dalam
karyanya yang berjudul ض''وابط املص''لحة ىف الس''ريعة اإلس''الميةdhawabit Al-mashlahah fii Al-
syariah Al-Islamiyyah (ketentuan-ketentuan mashlahah dalam syariat Islam) yang khusus
membahas mengenai konsep maslahat di dalam syariat Islam.
Menjadi menarik untuk diteliti dan dikaji lebih jauh, bagaimana pemikiran Dr Sa'id
Ramadhan Al-Buthi yang telah memberikan banyak sumbangsih dalam khidmat di dalam
dunia keilmuan Islam, khususnya kajian mengenai Keluarga Berencana yang memiliki
hubungan erat dengan gagasan-gagasan beliau yang tertuang di dalam karyanya Mas'alah
Tahdid al-Nasl Wiqayatan wa iljan dan memiliki hubungan erat dengan Hukum Keluarga
Islam .
Adapun keseluruhan penyampaian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa Agama Islam
hadir di dunia kepada seluruh alam untuk kehidupan manusia mengatur dengan sangat
menyeluruh untuk dapat membawa seluruh umat manusia kepada kebaikan dan kemaslahatan
yang mendatangkan kebaikan baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat. Adapun
untuk mencapai kemaslahatan di akhirat maka haruslah terpenuhi rukun kemaslahatan yang di
dunia yang mana apabila tanpa maqasid , atau tujuan syari'at maka kehidupan di dunia ini
tidak akan teratur, adapun maqasid al-syari'ah tersebut adalah: hifdzu al-din (menjaga
agama), hifdzu al-nafs (menjaga jiwa), hifdzu al-'aql (menjaga akal), dan hifdzu al-mal
(menjaga harta. Salah satu dari lima tersebut adalah menjaga kemaslahat dengan menjaga
keturunan, yang mana menjadi aspek penting yang berhubungan erat dengan Keluarga
Berencana di dalam lingkungan Hukum Keluarga Islam.8
Sebagaimana latar belakang uraian masalah yang telah dikemukakan, maka penulis
tertarik untuk meneliti pemikiran DR. Sa'id Ramadhan Al-Buthi sebagai karya ilmiyah yang
berjudul :
A. Rumusan Masalah
Konteks lengkap dari ayat ini adalah mengenai larangan dari Allah SWT yang
disampaikan melalui Nabi Muhammad dalam hal membunuh anak dikarenakan takut
tidak bisa memberikan nafkah, karena sesungguhnya Allah pemberi Rizki baginya
dan anak-anaknya. Dan yang kedua dikarenakan anak adalah karunia nikmat dari
Allah SWT yang diciptakan sebagai anugerah untuk manusia, dan diwajibkan bagi
setiap muslim untuk bersyukur atas nikmat tersebut. Sedangkan di dalam penelitian
ini, penulis berfokus pada pemikiran DR. Sa’id Ramadhan Al-Buthi yang membahas
mengenai KB berdasarkan asas maslahat hukum Islam, yang mana melihat dari
kondisi di dalam suatu masyarakat dengan melihat latar belakang yang
mempengaruhi pelaksanaan KB yang beragam.
Keenam
Ketujuh