You are on page 1of 7

Sehingga di dalam PP Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014, Tentang

Perkembangan Kependudukan dan pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, Dan sistem


Informasi Keluarga, disebutkan di dalam Bab 3 pasal 7 ayat 1 mengenai Tanggung Jawab
Pemerintah, bahwasannya kebijakan nasional pembangunan keluarga dimaksudkan untuk
memberdayakan keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga agar dapat melaksanakan
dungsinkeluarga secara optimal. Sehingga dengan demikian diharapkan dapat terwujud dan
optimal fungsi keluarga sebagai fungsi keagamaan ,fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih,
fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan
fungsi pembinaan lingkungan dapat tercapai dengan optimal dengan demikian dapat
terlaksana sinkronisasi peran antara keluarga dengan pemerintah, dan dapat dengan mudah
pemerintah memberikan layanan yang terukur dengan adanya perencanaan kependudukan,
dan kerja sama pendidikan kependudukan.1

Dengan adanya undang-undang KB tersebut maka dapat diketahui bahwa adanya


program KB menjadikan sinkron antara kebutuhan yang dibutuhkan keluarga dan program
pemerintah sehingga saling bekerja sama dalam membangun sarana pemerintah dan
menjadikan program tersebut sebagai sarana yang optimal bagi keluarga maupun pemerintah.

Namun di sisi lain, di dalam agama Islam pandangan ulama mengenai program keluarga
berencana muncul banyak berbagai pendapat yang berbeda-beda dalam menanggapi adanya
KB, hal tersebut tidak lepas dari latar belakang dan usaha-usaha dalam menyimpulkan hukum
dari sumber Al-Qur'an dan As-sunah sebagai landasan utama. Adapun Keluarga Berencana
sendiri telah ada pada zaman Nabi SAW yakni praktik 'azl, hanya saja ketentuan di dalam Al-
Qur'an belum memuat ketentuan secara rinci mengenai Keluarga Berencana, perbedaan
tersebut terbagi menjadi 4 perbedaan pendapat di kalangan ulamac ahli fiqh, pertama : ulama
yang membolehkan KB secara mutlak di kondisi apapun, kedua: ulama yang berpendapat
mengaharamkan KB dengan mutlak di suatu kondisi apapun ketiga: ulama yang berpendapat
membolehkan KB atas dasar persetujuan istri sebagai syaratnya, keempat: pendapat ulama
mengenai KB yang diperbolehkan kepada wanita budak bukan kepada wanita yang merdeka. 2

Ulama' syafi'iyyah berpendapat KB dibolehkan walaupun tanpa persetujuan dari istri.


Adapun pendapat jumhur ulama' yang lain, dari ulama' madzhab Hanafi, ulamac madzhab
Maliki, ulama' madzhab Hanbali berpendapat bahwa KB boleh hukumnya dilakukan dengan
persetujuan istri.3 Dr Sa'id Ramadhan Al Buthi merukan sosok ulama' terkemuka di dunia
keilmuan Islam yang masyhur berkaliber Internasional, termasuk pakar fiqh yang menyoroti
mengenai fiqh KB di dalam Islam. Beliau menjadi salah satu ulama' intelektual di zaman
kontemporer yang menjadi rujukan di dalam penelitian Islam Islamic Studies. Sebagai salah
satu Ulama yang menjadi rujukan penelitian Islam, beliau menekuni fan keilmuan Islam yang
kompleks di bidang Ilmu pengetahuan, maka pada sekarang ini dapat didapati karya-karya Al
Buthi di bidang keilmuan-keilmuan Islam yang sangat beragam. Sehingga hampir persoalan
kontemporer mengenai fiqh direspon oleh Dr. Sa'id Ramadhan Al-Buthi dan menjadikan
karyanya dan usaha-usaha dari pemikirannya ikut berkontribusi di dalam menghadapi
dinamika kejadian di masa kontemporer. Seorang Dr. Sa'id Ramadhan Al-Buthi dengan
1
PP Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014, Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan
Keluarga, Keluarga Berencana Dan Sistem Informasi Keluarga

2
Abu Muhammad bin Muhammad Al- Ghazali, Ihya' Ulum ad-Din, cet. 1 Lebanon: Dar Al-Fikr, 1975, hal 149-
150

3
Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam (Terjemah), Surabaya: Bina Ilmu, 1993, hlm 272-273.
karya-karyanya mampu membuka khazanah keilmuan Islam dengan mengawal adanya
perkembangan kontemporer didialogkan dengan khazanah keilmuan tirats Islam. Sehingga
karya-karya beliau banyak berpartisipasi membantu dan menjadi rujukan di dalam menjawab
atas persoalan-persoalan dinamika pada masa sekarang.

Adanya pembahasan KB tidak luput dari persoalan yang disorot oleh DR Sa'id
Ramadhan Al-Buthi, beliau menguraikan mengenai KB di dalam karyanya yang berjudul ‫مسألة‬

‫ حتديد النسل وقاية و عالجا‬Mas'alah Tahdid al-Nasl Wiqayatan wa Ilajan, yang di dalamnya Dr.
Sa'id Ramadhan Al-Buthi menguraikan konsep bagaimana yang dimaksud dengan
pembatasan keturunan atau yang disebut dengan Tahdid Al-Nasl yang mana maksud daripada
KB sendiri adalah salah satunya, sebagaimana yang disebutkan di dalam Undang-undang PP
nomor 87 Tahun 2014 yang disimpulkan bahwa keluarga yang berkualitas adalah keluarga
yang memiliki jumlah anak yang ideal.

Dr. Sa'id Ramadhan Al-Buthi menguraikan mengenai KB yang bermacam, sehingga ada
KB yang berjenis alat atau menggunakan wasilah yang mencegah mengakibatkan kehamilan
ataupun obat-obatan baik yang digunakan oleh salah seorang suami maupun isteri dan ada
juga yang berupa 'azl ketika melakukan hubungan suami-istri. Ada pula penggunaan wasilah
KB tersebut dan menjadikannya alat sebagai penggugur kehamilan baik dilakukan ketika hari
pertama pertanda kehamilan maupun di masa yang lain, maka dalam hal ini beliau membagi
keadaan hukum dari menggugurkan janin, maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ahli
medis kedokteran dan hukum mengkhususkan dengan istilah yang dinamakan menggugurkan
dari sisi kedokteran dan pengguguran dari sisi pelakunya (ketika dilihat dari sisi qanin atau
hukum) atas dasar sebab apapun. Dan memberikan asas-asas hukum syariah mengenai
masalah ini antara hak-hak yang dimiliki oleh hak bagi janin, hak bagi kedua orang tua, dan
hak di antara lingkungan masyarakat sosial. Dengan adanya pemberian hak-hak bagi ketiga
pihak tersebut menjadi jelas bahwa ukuran yang menjadi patokan dalam memberikan hukum
syariat yang bermacam tergantung kepada bagaimana penyikapan atas memberhentikan
keturunan.4

Hubungan antara pengertian KB atau disebut dengan Tahdid Al-Nasl dengan


perkembangan zaman senantiasa diiringi oleh hukum syari'ah yang membersamai, sehingga
senantiasa relevan di zaman apapun, sala satunya dengan usaha Dr. Sa'id Ramadhan Al-Buthi
yang menguraikan mengenai Keluarga Berencana dalam pembahasannya di dalam karyanya
Mas'alah Tahdid Al-Nasl Wiqayatan wa 'Ilajan yang berdasarkan penelitiannya mengawal
kemajuan dalam menghilangkan keraguan dan kesalah fahman mengenai hukum syariah dan
atas permintaan dari masyarakat dalam menjelaskan dan memaparkan hukum mengenai
pencegahan hamil dan pengguguran yang pada saat itu dalam pandangan kacamata yang
bermacam-macam. Namun tidak lepas dari memahami teks-teks dari Al-Qur'an ataupun al-
hadits yang diperlukan untuk mengetahui dari konteks ayat maupun hadits atau yang disebut
dengan (muqtadhayat al-ahwal), atau kondisi bahasa yang digunakan (Halul khitab), keadaan
bagi yang menjadi lawan bicara (Halul mukhatab), konteks mengenai pembicara (Halul
mukhatab), ataupun pemahaman, permasalahan pengetahuan mengenai konteks-konteks di
luar teks (al-umur al-kharijiyyah) yakni mengenai pemahaman yang menyangkut

4
Dr. Ramadhan Sa'id Al-Buthi, Mas'alah Tahdid Al-Nasl Wiqayatan wa Ilajan,
permasalahan adat atau kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat bangsa Arab dalam hal
masalah bahasa, dan tingkah laku dalam memahami Al-Qur'an.5

Dalam menghadapi perkembangan keilmuan medis yang ikut serta dalam perkembangan
KB, 'Ulama memiliki peran penting dalam memberikan dan membuat fatwa terkait dengan
program KB. Sehingga MUI (Majelis Ulama Indonesia) Berpendapat bahwa mengatur
kehamilan bagi pasangan suami-isteri dalam keluarga tidak menyalahi dengan hukum agama,
dalam rangka menjaga kesehatan ibu dan anak sedangkan praktik penggunaan alat dalam
rangka aborsi tidak diperbolehkan dan pelaksanaan program KB tidak boleh dipaksakan, akan
tetapi atas dasar kesepakatan dari keluarga atau suami-istri, sebagaimana yang tercantum di
dalam Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang berbunyi: "Pelaksanaan program
Keluarga Berencana hendaknya menggunakan cara kontrasepsi yang tidak dipaksakan, tidak
bertentangan dengan hukum syari'at Islam dan disepakati oleh suami isteri ". 6

Pentingnya pembahasan mengenai KB tidak lepas dari pembahasan mengenai keturunan,


sehingga pentingnya keturunan bagi Agama disinggung oleh Nabi saw. Maka telah
diriwayatkan dari sahabat Anas Ra, dari Nabi saw yang berbunyi:

‫ إيِّن ُمكا ٌر األنبياَء‬،‫ ويقول َتَز َّو جوا الَو دوَد الَو لوَد‬،‫ وَينهى َعِن الَّتَبُّتِل َنْهًيا َش ديًد ا‬، ‫عن أنس بن مالك كان رسوُل ا ﷺ َيأُمُر الباء‬
‫ِث‬ ‫ِب ِة‬ ‫ِهلل‬
‫ رواه أمحد و صححه ابن حبان‬، ‫َيْو َم الِقَياَم ِة‬

"Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam


memerintahkan kami berkeluarga dan sangat membujang. Beliau bersabda, "Nikahilah
perempuan yang subur dan penyayang, sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan
berbangga di hadapan para Nabi pada hari kiamat." (HR. Ahmad dan disahihkan Ibnu
Hibban).7 Dari hadits tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi
wasallam memberikan isyarat, bahwa dengan menikahi wanita yang subur dan menghasilkan
generasi atau keturunan yang banyak, menjadi kebanggaan bagi Rasulullah Saw yang kelak
dibanggakan dibanggakan dihadapan para nabi-nabi umat terdahulu. Di dalam Al-quran Nabi
Zakaria berdoa memohon keturunan, sehingga disebutkan

‫هنااِلَك َدَعا َزَك ِرَيا َر َّبُه َقاَل َر ِّب َه ۡب ِلی ِم ن َّلُد نَك ُذِّر َََّية َطيَبًة ِإَّنَك مَس يع ٱلُّد َعۤاء‬

Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku
keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.". QS. Ali
Imran: 38.

Dari kutipan hadits yang diriwayatkan dari sahabat Anas Radhiyallahu 'anhu dan kutipan
ayat yang berupa memohon keturunan yang baik, menjadi cita-cita bagi setiap keluarga
muslim adalah berusaha dan berikhtiar untuk mewariskan keturunan dan generasi yang baik
sebagai penerus generasi Islam dan untuk menghidupkan syi'ar Islam. Dengan demikian maka
sebagai bentuk usaha tersebut maka perlu diperhatikan dengan seksama bagaimana
mempersiapkan kelahiran di dalam keluarga.

5
Husein Muhammad, Modul Khusus Islam dan Gender, (Cirebon, Fahimna Institut, 2007), h. 81.

6
Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, hal. 299

7
Al- Shan'ani, Subul As-Salam,
Kehadiaran Dr. Sa'id Ramadhan Al-Buthi sebagai ulama konteporer yang banyak
menyinggung masalah konsep mashlalah, sehingga mendasarkan pemikirannya pada prinsip
al-mashlahah. Dan mejadi ulama yang menaruh perhatian besar terhadap bagaimana mestinya
mashlahah diaplikasikan di dalam kehidupan, yang mana hal ini beliau tunjukkan di dalam
karyanya yang berjudul ‫ ض''وابط املص''لحة ىف الس''ريعة اإلس''المية‬dhawabit Al-mashlahah fii Al-
syariah Al-Islamiyyah (ketentuan-ketentuan mashlahah dalam syariat Islam) yang khusus
membahas mengenai konsep maslahat di dalam syariat Islam.

Menjadi menarik untuk diteliti dan dikaji lebih jauh, bagaimana pemikiran Dr Sa'id
Ramadhan Al-Buthi yang telah memberikan banyak sumbangsih dalam khidmat di dalam
dunia keilmuan Islam, khususnya kajian mengenai Keluarga Berencana yang memiliki
hubungan erat dengan gagasan-gagasan beliau yang tertuang di dalam karyanya Mas'alah
Tahdid al-Nasl Wiqayatan wa iljan dan memiliki hubungan erat dengan Hukum Keluarga
Islam .

Adapun keseluruhan penyampaian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa Agama Islam
hadir di dunia kepada seluruh alam untuk kehidupan manusia mengatur dengan sangat
menyeluruh untuk dapat membawa seluruh umat manusia kepada kebaikan dan kemaslahatan
yang mendatangkan kebaikan baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat. Adapun
untuk mencapai kemaslahatan di akhirat maka haruslah terpenuhi rukun kemaslahatan yang di
dunia yang mana apabila tanpa maqasid , atau tujuan syari'at maka kehidupan di dunia ini
tidak akan teratur, adapun maqasid al-syari'ah tersebut adalah: hifdzu al-din (menjaga
agama), hifdzu al-nafs (menjaga jiwa), hifdzu al-'aql (menjaga akal), dan hifdzu al-mal
(menjaga harta. Salah satu dari lima tersebut adalah menjaga kemaslahat dengan menjaga
keturunan, yang mana menjadi aspek penting yang berhubungan erat dengan Keluarga
Berencana di dalam lingkungan Hukum Keluarga Islam.8

Sebagaimana latar belakang uraian masalah yang telah dikemukakan, maka penulis
tertarik untuk meneliti pemikiran DR. Sa'id Ramadhan Al-Buthi sebagai karya ilmiyah yang
berjudul :

"KB MENURUT KONSEP MASHLAHAH DR. SA'ID RAMADHAN AL-BUTHI"

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas, penulis


merumuskan pokok masalah yang akan menjadi isi dari penelitian dalam skripsi ini, adapun
permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk KB di Indonesia?


2. Bagaimana bentuk KB menurut DR. Sa'id Ramadhan Al-Buthi?
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar pada pokok permasalahan yang telah disampaikan diatas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk KB di Indonesia.
2. Untuk mengetahui bentuk KB menurut DR Sa'id Sa'id Ramadhan Al-Buthi.
C. Manfaat Penelitian
8
Rafi' Abdullah, Ushul Al-Fiqh, (Ponorogo: Trimurti, 2011)
1. Manfaat teoritis, yang mana dengan adanya penelitian ini dapat menjadikan
tambahnya pemahaman bagi penulis, akademisi ataupun masyarakat yang ingin
lebih mengetahui mengenai konsep KB di Indonesia dan pandangan maslahat
menurut Dr Sa'id Ramadhan Al-Buthi sehingga dapat menambah wawasan
pengetahuan mengenai hukum di dalam keilmuan Islam, khususnya berkaitan
dengan pemikiran Dr. Sa'id Ramadhan Al-Buthi mengenai KB.
2. Manfaat praktis, diadakannya penelitian ini dalam rangka memperluas khazanah
keilmuan Islam di bidang ilmu fiqih mengenai hukum KB dan kknsepnya di
Indonesian yang dikomparasikan dengan penerapannya dalam pandangan
maslahat menurut pemikiran Sa'id Ramadhan Al-Buthi, sehingga dapat
memberikan pemahaman lebih luas yang dapat dijadikan bahan rujukan ataupun
referensi yang aplikatif di dalam masyarakat.
D. Kajian Pustaka
Untuk memperkuat bahwa penelitian ini sungguh-sungguh bahwa peneliti benar
telah menelaah penelitian-penelitian yang terdahulu, yang mana pembahasan dalam
penelitian ini memiliki hubungan kesinambungan dengan penelitian ini, dari hasil
penelitian tersebut maka dapat dijadikan sebagai perbandingan dalam mengupas suatu
problematika dan memunculkan temuan baru yang bermanfaat, adapun beberapa
penelitian-penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
Pertama, Jurnal yang berjudul Pandangan Al-Buthi Terhadap Hukum
Mengikuti Program Keluarga Berencana (KB) Berdasarkan Intervensi Negara.
Jurnal ini ditulis oleh Moh. Mufid, yang merupakan Jurnal ilmiyah yang diterbitkan
oleh Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dari hasil penelitian yang
dibahas di dalam jurnal tersebut, penulis di dalam karyanya membahas mengenai
kajian pemikiran Dr. Sa'id Ramadhan Al-Buthi yang berfokus pada program keluarga
berencana atas intervensi negara. Yakni di dalam penelitian tersebut, penulis
memfokuskan penelitian pada pemikiran DR. Sa'id Ramadhan Al-Buthi mengenai
KB yang di dalamnya terdapat campur tangan peran pemerintah terhadap penerapan
KB yang diaplikasikan kepada masyarakat atau keluarga Islam. Yang pada akhirnya
anjuran ataupun usaha untuk mencegah kehamilan secara massal dengan campur
tangan dari pemerintah negara tidak dibenarkan di dalam Islam. Dikarenakan tahdid
Al-Nasl hendaknya berasal dari kesepakatan dari pasangan, tanpa paksaan atau
campur tangan dari pihak luar apalagi intervensi negara yang dalam hal ini
dilaksanakn oleh pemerintah. Adapun perbedaan dengan penelitian ini adalah,
penilitan di atas adalah penelitian berupa jurnal ilmiah yang membahas mengenai
pemikiran dari DR. Sa'id Ramadhan Al-Buthi tentang KB dalam hal ikut campur
intervensi negara terhadap penerapan KB, sedangkan di dalam penelitian ini penulis
memfokuskan pada pemikiran mengenai bentuk-bentuk /konsep KB dari pemikiran
DR. Sa'id Ramadhan Al-Buthi.
Kedua, Tahdid Al-Nasl fii Al-Fiqh Al-Islamy. Yang berupa penelitian berbentuk
jurnal hukum, dikarang oleh Dr. Sobah Hasan Ilyas seorang Guru besar Universitas
Ummul Quro, Mekkah. Jurnal hukum ini merupakan jurnal ilmiyah yang diterbitkan
oleh Kementrian Kehakiman / Wizarah Al-'adl dari Kerajaan Arab Saudi. Dari
penelitian yang dibahas di jurnal tersebut adalah mengenai perbandingan pendapat
mengenai pemahaman KB, yang mana pada asalnya disebutkan, gerakan
perkumpulan KB berasal dari organisasi maltusianisme yang dalam bahasa Arab
disebut dengan ‫ الرابط ''ة املالثوس ''ية‬yang mana perkumpulan ini adalah perkumpulan
yang menjadi pendukung adanya KB, perkumpulan tersebut berpemahaman bahwa
diperlukan pengendalian perkembangan jumlah penduduk. yang mana sebab dari
adanya pengendalian tersebut karena takut semakin banyaknya kemiskinan.
Sedangkan di dalam penulis beranggapan bahwasannya hal tersebut menyalahi dalam
2 hal, yang pertama, keyakinan bagi pribadi seorang muslim yaitu bahwasannya
semua rezeki bagi makhluk adalah kekuasaan Allah, hal ini sejalan dengan firman
Allah:
‫َنُن َنۡر ُز ُقُك ۡم َو ِإَّياُه م‬
" Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka" (Q.S. Al-
An'am: 151)

Konteks lengkap dari ayat ini adalah mengenai larangan dari Allah SWT yang
disampaikan melalui Nabi Muhammad dalam hal membunuh anak dikarenakan takut
tidak bisa memberikan nafkah, karena sesungguhnya Allah pemberi Rizki baginya
dan anak-anaknya. Dan yang kedua dikarenakan anak adalah karunia nikmat dari
Allah SWT yang diciptakan sebagai anugerah untuk manusia, dan diwajibkan bagi
setiap muslim untuk bersyukur atas nikmat tersebut. Sedangkan di dalam penelitian
ini, penulis berfokus pada pemikiran DR. Sa’id Ramadhan Al-Buthi yang membahas
mengenai KB berdasarkan asas maslahat hukum Islam, yang mana melihat dari
kondisi di dalam suatu masyarakat dengan melihat latar belakang yang
mempengaruhi pelaksanaan KB yang beragam.

Ketiga, Skripsi yang berjudul Keluarga Berencana Dalam Tafsir Al-Azhar


(Analisis Penafsiran Hamka Terhadap QS. Al-An’am Ayat 151 Dalam Tafsir Al-
Azhar) sebuah skripsi karya Muhammad Luthfi Afif yang diterbitkan di Universitas
Islam Negeri Walisongo, Semarang. di dalam penelitiannya, peneliti menguraikan
mengenai pembahasan KB yang dikolerasikan dengan pendapat Buya Hamka (H.
Abdul Malik Karim Amrullah) yakni seorang ulama ahli di bidang tafsir yang berasal
dari Maninjau, Sumatera Barat. Karyanya yang berjudul Tafsir Al-Azhar menjadi
rujukan primer bagi penulis dalam penelitiannya mengenai KB dalam tafsir surat Al-
An’am, ayat 151. Sedangkan pembahasan yang dibahas oleh penulis dalam penilitan
ini adalah mengenai KB dan menjadikan pemikiran Dr. Sa’id Ramadhan Al-Buthi
sebagai objek penelitian dan karyanya yang berjudul Tahdid Al-Nasl Wiqayatan wa
‘Ilajan, menjadi sumber data premier di dalam penilitan ini.

Keempat, penelitian yang berjudul Family Planning in Islamic Perspectives, yang


dikarang oleh, Suherman Dkk, penilitan ini merupakan jurnal ilmiah berbahasa
Inggris, dan diterbitkan oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Di dalam
penilitan ini, para peneliti memberikan pembahasan mengenai pandangan agama
Islam dalam merespon adanya family planning atau Keluarga Berencana di masa
sekarang, terutama mengenai pendapat Muhammadiyah dalam memberikan fatwa
mengenai ikut serta warga negara yang beragama muslim mengikuti program KB. Di
dalam penelitian tersebut disimpulkan maka hendaknya seorang tidaklah asal
melaksanakan KB akan tetapi harus disertai pengetahuan spiritual dalam hal
keagamaan untuk mengetahui substansi di balik KB tersebut, dan didasarkan atas
pengetahuan spiritual yang kuat hal ini disebutkan yang berbunyi: “The
implementation of the family planning program should be addressed on the basic of
spiritual values, knowledge, and straight and correct thinking”. Penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang akan di bahas di dalam skripsi ini, yang mana
penelitian yang berupa jurnal ilmiah ini dirasa masih sangat global dalam membahas
KB dalam pandangan Islam, yang mana para cendikiawan muslim memiliki banyak
pendapat mengenai adanya KB di zaman modern khusunya, sedangkan penelitian
yangbakan ditulis oleh penulis berfokus pada objek pemikiran Dr Sa’id Ramadhan
Al-Buthi, mengenai bentuk dan konsep KB dan menurut pandangan negara.

Kelima, Maqasid Al-Syari’ah Al-Islamiyyah, sebuah karya yang disusun oleh


Muhammad Tohir Ibn Asyur. PP

Keenam

Ketujuh

You might also like