You are on page 1of 46

LAPORAN RESIDENSI

STRATEGI OPTIMALISASI SIMRS


DALAM PENDAFTARAN PASIEN ONLINE
DI UOBK RSUD SLG KEDIRI

Disusun Oleh :
ILHAM NUR MUHAMMAD, S.KG.
NIM 2051B2015

MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI RUMAH


SAKIT PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT ILMU KESEHATAN (IIK) STRADA
INDONESIA TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN RESIDENSI

STRATEGI OPTIMALISASI SIMRS


DALAM PENDAFTARAN PASIEN ONLINE
DI UOBK RSUD SLG KEDIRI

Diajukan Oleh : ILHAM


NUR MUHAMMAD
2051B2015

TELAH DISETUJUI UNTUK DILAKUKAN UJIAN

Menyetujui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Ratna Wardani, ., MM. Awang Huda Darmawan, S.KM., M.Kes.


NIDN. 0706127802 NIP. 197804232003121005

i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESIDENSI

STRATEGI OPTIMALISASI SIMRS


DALAM PENDAFTARAN PASIEN ONLINE
DI UOBK RSUD SLG KEDIRI

Diajukan Oleh : ILHAM


NUR MUHAMMAD
2051B2015

TELAH DISETUJUI UNTUK DILAKUKAN UJIAN

Mengetahui,

Institut Ilmu Kesehatan (IIK) STRADA Indonesia


Program Magister Kesehatan Masyarakat

Direktur Pasca Sarjana Ketua Program Studi

Dr. Indasah, Ir., M.Kes. Ratna Wardani, S.Si., MM.


NIDN. 0730086801 NIDN. 0706127802

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan nikmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan residensi yang berjudul “Strategi Optimalisasi SIMRS
dalam Pendaftaran Pasien Online di UOBK RSUD SLG Kediri” dengan baik.
Tujuan pembuatan laporan residensi ini adalah satu diantara persyaratan
untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat pada Program
Studi Magister Kesehatan Masyarakat di Institut Ilmu Kesehatan (IIK)
Strada Indonesia.
Diharapkan dengan dilakukannya residensi ini, hasil yang dicapai dapat
memberikan informasi dan langkah strategis yang dapat diterapkan RSUD
Simpang Lima Gumul Kediri dalam upaya meningkatkan pelayanan. Dalam
penulisan laporan residensi ini, kami mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM, selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
(IIK) Strada Indonesia.
2. Dr. Indasah., Ir., M.Kes., selaku direktur Pascasarjana IIK Strada Indonesia.
3. Ratna Wardani, S.Si, MM, selaku Ketua Program Studi Magister
KesehatanMasyarakat IIK Strada Indonesia, sekaligus sebagai
pembimbing institusi pada kegiatan residensi ini.
4. Awang Huda Darmawan, S.KM, M. Kes. selaku pembimbing lapangan
beserta staf serta Bagian Diklat RSUD Simpang Lima Gumul Kediri.
5. Seluruh dosen dan staf IIK Strada Indonesia.
6. Semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini.

Kediri, 5 Juli 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................


Halaman Persetujuan ......................................................................................... i
Halaman Pengesahan.......................................................................................... ii
Kata Pengantar.................................................................................................... iii
Daftar Isi ..............................................................................................................
iv BAB I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2.Tujuan Residensi............................................................................................. 4
1.3.Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

BAB II Tinjauan Pustaka


2.1.Sistem Informasi ............................................................................................. 6
2.2.Rumah Sakit.................................................................................................... 6
2.3.Sistem Informasi Rumah Sakit........................................................................ 7
2.4.Komponen SIMRS .......................................................................................... 8

BAB III Hasil Residensi


3.1.Kondisi Tempat Residensi .............................................................................. 9
3.2.Pengkajian....................................................................................................... 25
3.3.Perumusan Masalah ........................................................................................ 25
3.4.Prioritas Masalah............................................................................................. 27
3.5.Rencana Intervensi .......................................................................................... 30

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Rumah Sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai

badan usaha dengan tidak mengurangi fungsi sosial yang diembannya pada masa

industrialisasi 4.0 ini. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan strategis internal

organisasi, manajemen, dan sumberdaya manusia serta harus mampu secara cepat

dan tepat mengambil keputusan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

kepada masyarakat agar menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif,

efisien dan tentu saja menguntungkan bagi pemilik modal dengan tidak

mengabaikan fungsi sosialnya (Handiwidjojo, 2009).

Kebutuhan organisasi akan Implementasi SIMRS yang terintegrasi sangat

penting sebagai alat ukur kinerja organisasi, maka perlu adanya laporan untuk

Manajemen RS maupun Dinas sesuai kebutuhan yang mendasari organisasi

responsif, inovatif, transparan, efektif, dan efisien sebagai alat monitoring dalam

implementasi secara terukur. SIMRS bermanfaat dalam meningkatkan kinerja

rumah sakit terhadap kecepatan pengambilan keputusan dalam menyusun strategi

(Antik Pujihastuti, 2021).

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah sistem komputer

yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan

kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi

untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat. Saat ini Sistim

Informasi Manajemen berbasis komputer Rumah Sakit (SIMRS) merupakan

sarana

1
pendukung yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan mutlak untuk mendukung

pengelolaan operasional Rumah Sakit (Handiwidjojo, 2009)

Pemanfaatan SIMRS secara operasional berguna meningkatkan kinerja dan

pelayanan, memudahkan koordinasi antar unit, meningkatkan kemampuan SDM.

Pembentukan SIMRS bukan hanya mengotomatisasikan prosedur lama, tetapi

menata dan memperbarui bahkan menciptakan aliran data yang baru yang lebih

efisien. Selain itu juga menetapkan prosedur pengolahan data yang baru secara

tepat, sistematis, sederhana, informatif serta mendistribusikan informasi secara

efektif (Antik Pujihastuti, 2021)

Berbagai Rumah Sakit masih tetap bertahan menggunakan sistim administrasi

konvensional menunjukan banyak kehilangan kesempatan memperoleh profit

akibat dari lemahnya koordinasi antar bagian maupun kurangnya dukungan

informasi yang cepat, tepat, akurat, dan terintegrasi. Hal ini tentu saja

mempengaruhi kualitas layanan yang diberikan, terutama kepada pasien. Rumah

Sakit ini umumnya tertinggal dalam persaingan dengan rumah sakit yang

menggunakan SIMRS. Sebagai contoh, pada sistem administrasi konvensional,

pencatatan biaya perawatan dibagian keuangan dikumpulkan secara bertingkat

mulai dari ruangan. Ruangan belum dapat membuat perhitungan biaya karena

menunggu informasi harga obat yang diberikan kepada pasien dari apotek,

ruangan juga menunggu informasi catatan biaya dari laboratorium. Seandainya

ada jaminan uang yang dibayarkan ke kasir juga harus menunggu keabsahan data

tersebut, demikian seterusnya sehingga pasien yang akan melakukan pembayaran

di akhir perawatan harus menunggu cukup lama.

2
Pembangunan SIMRS tidak boleh dilakukan secara parsial tetapi harus

terintegrasi. Kita harus melihat dari sudut administratif yang mengelola data

pasien, transaksi. Pasien akan senang jika rumah sakit mampu memberikan

kemudahan mendaftar dan memilih dokter, menetapkan nomor antrian dimana

semua itu dapat dilakukan lewat telepon, SMS atau Internet. Pembayaran biaya

perawatan tidak harus tunai tetapi bisa dengan credit card atau debit card, dan

masih banyak lagi kemudahan layanan yang dapat disediakan oleh Rumah

Sakit. (Handiwidjojo,

2009)

Akomodasi SIMRS dalam pengelolaan data pasien dapat mempercepat

perawatan sehingga pasien terlayani dengan lebih baik. Penerapannya dalam

sistem pendaftaran pasien di loket penting diatur sedemikian rupa agar berjalan

lancar. Beberapa Rumah Sakit termasuk RSUD Simpang Lima Gumul telah

meluncurkan program pendaftaran online menggunakan aplikasi android namun

dalam perjalanannya masih perlu dilakukan evaluasi kinerjanya. Alur pasien yang

tepat perlu dibangun diiringi dengan koordinasi yang baik antar petugas akan

menciptakan layanan terbaik untuk pasien.

Hasil wawancara dengan pihak rumah sakit SLG menghasilkan informasi

bahwa meskipun sudah ada pendaftaran online melalui aplikasi di playstore,

namun penggunaan oleh pasien sangat minim bahkan dapat dikatakan tidak ada.

Tercatat pada playstore aplikasi “Yukngantri RSUD SLG” telah dirilis pada 25

desember

2018 dan didownload 500 kali namun memiliki rating bintang yang kurang

memuaskan (3,2 bintang). Kurangnya informasi mengenai pendaftaran pasien

3
online melalui aplikasi ini disinyalir menjadi penyebab aplikasi tersebut minim

digunakan. Dalam pengamatan penulis di sepanjang lobi pendaftaran tidak ada

4
sosialisasi mengenai pendaftaran pasien online baik dalam bentuk cetak maupun

elektronik.

Dalam alur pelayanan pasien pun tidak ada pembeda antara pasien

konvensional dengan pasien yang mendaftar online. Sehingga jika ada pasien

yang telah mendaftar online tidak memiliki kelebihan yang akan didapatkannya

dibandingkan dengan pasien yang mendaftar konvensional, keduanya sama-sama

tetap harus mengantre menuju loket.

SIMRS yang saat ini digunakan oleh RSUD SLG memiliki keterbatasan

sehingga untuk pengembangan sistem informasi termasuk menambahkan fitur

baru seperti pendaftaran online yang terintegrasi masih memiliki kendala.

Penggunaan aplikasi android dirasa juga menjadi penyebab yang andil dalam

sedikitnya penggunaan pendaftaran online dikarenakan sebelum menggunakan

aplikasi perlu download dan buat akun terlebih dahulu. Dari segi User Interface

dan User Experience pun masih tidak familiar bagi pasien karena kurangnya

informasi.

1.2.Tujuan Residensi

1. Tujuan Umum

Tujuan residensi ini secara umum adalah untuk menganalisa faktor-

faktor yang menjadi penyebab belum optimalnya penggunaan SIMRS untuk

pendaftaran pasien online di RSUD Simpang Lima Gumul Kediri dan

mencari strategi yang tepat dalam upaya mengatasi hal tersebut.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan belum optimalnya

penggunaan SIMRS untuk pendaftaran online di RSUD Simpang Lima

Gumul Kediri dengan analisa diagram fishbone (diagram tulang ikan).

5
b. Menentukan prioritas penyelesaian masalah yang menyebabkan

belum optimalnya penggunaan SIMRS untuk pendaftaran online di RSUD

Simpang Lima Gumul Kediri dengan analisa USG (urgency, seriousness,

growth).

c. Mengidentifikasi strategi yang dapat digunakan agar penggunaan SIMRS

untuk pendaftaran online di RSUD Simpang Lima Gumul Kediri optimal

dengan analisa SWOT (strength, weakness, opportunity, threats).

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka diajukan rumusan masalah untuk residensi ini, yaitu :

1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan belum optimalnya penggunaan

SIMRS untuk pendaftaran online di RSUD Simpang Lima Gumul Kediri

berdasarkan analisa diagram fishbone?

2. Apakah prioritas penyelesaian masalah belum optimalnya penggunaan

SIMRS untuk pendaftaran online di RSUD Simpang Lima Gumul Kediri

berdasarkan analisa dengan USG (urgency, seriousness, growth)?

3. Apakah strategi yang dapat digunakan agar penggunaan SIMRS untuk

pendaftaran online di RSUD Simpang Lima Gumul Kediri optimal

berdasarkan analisa SWOT (strength, weakness, opportunity, threats)?

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Informasi

Sistem informasi seperti dijelaskan oleh Robert dan Davis, adalah suatu

sistem di dalam sebuah organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan

transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari

suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang

dibutuhkan (Jogiyanto, 2005). Sistem informasi (system) dapat didefinisikan

dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen (Jogiyanto, 2007).

Pendekatan prosedur mendefinisikan sistem sebagai kumpulan prosedur yang

memiliki tujuan tertentu, sedangkan dalam prendekatan komponen berarti

kumpulan komponen yang saling berhubungan satu sama lain membentuk

kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem informasi merupakan suatu

sistem yang mengkombinasikan antara aktivitas manusia dan penggunaan

teknologi untuk mendukung manajemen dan kegiatan operasional.

Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Sedangkan

informasi sendiri adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi

penggunanya. Kualitas informasi menurut Naicker & Jairam-Owthar, (2017)

sangat penting karena informasi tidak dapat digunakan jika tidak dapat dipercaya.

Untuk dapat bermanfaat informasi harus didukung oleh tiga unsur yakni relevan,

tepat waktu, dan akurat (Jogiyanto, 2007)

7
2.2. Rumah Sakit

Pengertian Rumah Sakit menurut UU No. 44 tahun 2009 adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat. Sebagai pelayan masyarakat, RS memiliki dua jenis pelayanan utama

yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan

dipusatkan di Instalasi Gawat Darurat, instalasi rawat inap dan rawat jalan serta

didukung penunjang medis minimal berupa laboratorium, radiologi dan

fisioterapi. Sementara pelayanan administrasi berupa dokumen dokumen dan

rekam medis kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien.

2.3. Sistem Informasi Rumah Sakit

Vegoda (1987) memberikan definisi terhadap Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit (SIMRS) yaitu sistem informasi terintegrasi yang meningkatkan

perawatan pasien dengan meningkatkan pengetahuan pengguna dan mengurangi

ketidakpastian yang memungkinkan keputusan rasional dibuat dari informasi yang

diberikan. Winter et al. (1996) berpendapat sistem informasi rumah sakit harus

dilihat sebagai seluruh pemrosesan informasi dan subsistem penyimpanan

informasi dari rumah sakit, bukan hanya tentang sistem komputer, jaringan dan

sistem aplikasi berbasis komputer yang diinstal saja akan tetapi tentang informasi

di rumah sakit secara keseluruhan.

Menurut Permenkes no. 82 Tahun 2013, SIMRS adalah suatu sistem

teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh

alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan

dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat,

dan merupakan

8
bagian dari Sistem Informasi Kesehatan. Pengaturan SIMRS bertujuan

meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan

pelayanan Rumah Sakit (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

Setiap RS diwajibkan untuk menyelenggarakan SIMRS dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan dan administrasi rumah sakit. SIMRS yang ideal memiliki

integrasi yang baik dengan program pemerintah daerah, pusat dan menjadi bagian

dari sistem informasi kesehatan yang utuh. Tata Kelola SIMRS diatur dalam

beberapa peraturan perundangan antara lain: UU No. 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit, Permenkes No. 1171 Tahun 2011 tentang SIRS, Permenkes No. 82

Tahun 2013 tentang Standar SIMRS, dan PP No. 46 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Kesehatan.

2.4. Komponen SIMRS

Arsitektur SIMRS paling sedikit terdiri atas: kegiatan pelayanan utama (front

office); kegiatan administratif (back office); dan komunikasi serta kolaborasi.

Selain itu Rumah Sakit dapat mengembangkan SIMRS dengan menambahkan

arsitektur pendukung yang berupa Picture Archiver System (PACS), Sistem

Manajemen Dokumen (Document Management System), Sistem Antar Muka

Peralatan Klinik, serta Data Warehouse dan Bussines Intelegence. Sistem

Informasi Manajemen terdiri dari 6 komponen utama guna menunjang

terlaksanana penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan:

a. Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)

b. Hardware (Perangkat Keras berupa Komputer, printer dan lainnya)

c. Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)

d. SOP (Standar Operasional Prosedur)

9
e. Komitmen (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama

mejalankan system karena system tidak akan berjalan tanpa di Input)

f. SDM (sumberdaya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah system

dimana data diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga SDM tersebut)

10
BAB III

HASIL RESIDENSI

3.1.Kondisi Tempat Residensi

A. Lokasi

Residensi bertempat di Rumah Sakit Umum Daerah Simpang Lima Gumul

Kediri. RSUD Simpang Lima Gumul Kediri adalah rumah sakit tipe C milik

Pemerintah Kabupaten Kediri berdasarkan pada Peraturan Bupati Kediri Nomor

36 Tahun 2017 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit

Umum Daerah Simpang Lima Gumul pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri.

RSUD SLG berlokasi di Desa Tugurejo - Kec. Ngasem, Kabupaten Kediri.

Pembangunan tahap I dimulai pada tahun 2016 dan tahap II pada 2017 kemudian

mulai aktif beroperasi pada 2018. UOBK RSUD Simpang Lima Gumul Kediri

menempati lahan seluas 75.504 m2 dengan luas bangunan 22.469 m2. RSUD

Simpang Lima Gumul Kediri berada di lokasi strategis di pusat pemerintahan

Kabupaten Kediri dan berada di titik tengah pada wilayah Kabupaten Kediri.

Akses ke RS SLG dapat dijangkau dengan mudah dengan posisinya yang strategis

tersebut. Faktor demografi di sekitar wilayah RS berupa tingkat pertumbuhan dan

kepadatan penduduk yang cukup tinggi menjadi faktor penting bagi RS SLG.

B. Visi Misi

Visi: “Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat dengan pelayanan

kesehatan yang berkualitas serta mendukung pendidikan, penelitian dan

pengabdian masyarakat”

11
Misi:

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna bagi seluruh lapisan

masyarakat yang berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien

b. Membangun sumber daya manusia rumah sakit yang profesional sesuai


standar diiringi integritas dalam pelayanan
c. Mendorong pengembangan ilmu dan teknologi kesehatan serta layanan
unggulan rumah sakit
d. Mengembangkan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengabdian yang
terintegrasi untuk meningkatkan mutu pelayanan
e. Menyelenggarakan kegiatan manajemen rumah sakit secara profesional,
efektif dan efisien untuk meningkatkan kemandirian rumah sakit dan
kesejahteraan karyawan

C. Sumber Daya Manusia

Jumlah tenaga kerja di RSUD SLG Kediri hingga Januari 2022 tercatat

sejumlah 515 orang dengan 140 berstatus PNS sedangkan 375 sisanya tenaga

kontrak. Tabel di bawah menunjukkan detail jumlah SDM sesuai dengan

kualifikasinya.
NO TENAGA KESEHATAN JUMLAH
1. DOKTER UMUM 20
2. DOKTER GIGI 2
3. DOKTER SPESIALIS 19
4. DOKTER GIGI SPESIALIS 2
5. PERAWAT 184
6. BIDAN
36
TENAGA
7.
KESEHATAN
75
LAINNYA
NON MEDIS DAN NON
8.
KESEHATAN LAINNYA 177
515

D. Program di tempat residensi

RSUD SLG Kediri adalah wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Kediri

dalam rangka meningkatkan derajat pelayanan kesehatan masyarakat,

khususnya

12
masyarakat Kediri dan sekitarnya. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut RSUD

SLG berkomitmen menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna, dengan

memberikan pelayanan prima yang berorientasi kepada mutu dan keselamatan

pasien. Pelayanan prima diwujudkan dengan mengaplikasikan 5 dimensi

pelayanan prima, salah satu nya yakni responsiveness = membantu pelanggan dan

memberikan jasa dengan cepat. SIMRS sebagai salah satu komponen penunjang

pelayanann RSUD SLG Kediri.

Dari hasil survey yang dilakukan oleh tim IT di bulan Oktober 2021 kondisi

SIMRS yang ada saat ini belum memenuhi kebutuhan dari RSUD SLG Kediri,

kunci dari permasalahan ini adalah pada menu SIMRS yang belum lengkap,belum

semua unit terdigitalisasi, kurangnya sosialisai serta evaluasi SIMRS oleh Tim IT

dan juga kedisiplinan user dalam input data di SIMRS. Hal-hal tersebut patut

dijadikan bahan untuk evaluasi keberhasilan penyelenggaraan SIMRS.

Adapun bagian yang masuk dalam analisa SIMRS 2021 meliputi semua

bagian yang ada di RSUD SLG Kediri diantaranya : Rekam Medis, Sungram dan

Keuangan, Umum dan Kepegawaian, IPSRS, IPLSR, Laundry, Dapur, Gizi,

CSSD, Rawat Jalan, Radiologi, Laboratorium, Farmasi, IGD, IBS, dan Rawat Inap

E. Manajemen di tempat residensi

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2021 tentang Pembentukan


Unit Organisasi Bersifat Khusus RSUD Simpang Lima Gumul pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Kediri, maka susunan organisasi RSUD KABUPATEN
KEDIRI terdiri dari:
a. Direktur;
b. Bagian;
c. Bidang;
d. Seksi;

13
e. Sub bagian;
f. Komite;
g. Satuan Pengawas lnternal;
h. Unit;
i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah Bagian Tata Usaha.
Bagian Tata Usaha terdiri dari :
a. Sub Bagian Perencanaan;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari: Bidang
Pelayanan dan Bidang Penunjang. Bidang Penunjang terdiri dari :
a. Seksi Penunjang Klinik;
b. Seksi Penunjang Non Klinik.

Bidang Pelayanan terdiri dari :


a. Seksi Pelayanan Medik;
b. Seksi Pelayanan Keperawatan.

14
14
F. TUPOKSI
Direktur mempunyai tugas merumuskan kebijakan,mengkoordinasikan,
membina dan mengendalikan kebijakan dibidang pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Umum Daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Direktur
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan Kesehatan UOBK RSUD SLG;
b. pengoordinasian pelayanan kesehatan UOBK RSUD SLG dengan institusi lain;
c. pembinaan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan kesehatan, pendidikan dan
pelatihan, penelitian dan pengembangan UOBK RSUD SLG;
d. pengendalian pengelolaan UOBK RSUD SLG;
e. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelayanan Kesehatan UOBK RSUD
SLG;
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
program dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik negara,
pengelolaan sistem informasi, pengelolaan sumber daya manusia, pelatihan,
penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi di bidang kesehatan,
pelaksanaan urusan hukum, organisasi, hubungan masyarakat, kerja sama dan
umum, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. Untuk melaksanakan tugasnya
Kepala Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan program pengelolaan keuangan, kegiatan umum,pendidikan,
penelitian dan pengembangan;
b. pelaksanaan pengelolaan keuangan, kegiatan umum, pendidikan, penelitian dan
pengembangan;
c. pelaksanaan pembinaan terhadap penyelenggaran pengelolaan keuangan,
kegiatan umum, pendidikan, penelitian dan pengembangan;
d. pelaksanaan koordinasi pengelolaan keuangan, kegiatan umum, pendidikan,
penelitian dan pengembangan;
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pengelolaan
keuangan, kegiatan umum, pendidikan, penelitian dan pengembangan;

15
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai peraturan
perundang- undangan.
Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan,
menyusun, revisi rencana anggaran dan verifikasi anggaran, urusan hukum dan
organisasi, hubungan masyarakat, kerja sama, pendidikan dan pelatihan,
pengelolaan sistem informasi, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Untuk
melakukan tugasnya Kepala Sub Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan perencanaan kegiatan perencanaan, anggaran dan verifikasi
rumah sakit;
b. penyiapan bahan pelaksanaan dan koordinasi kegiatan perencanaan, anggaran
dan verifikasi rumah sakit;
c. penyiapan bahan pelaporan kegiatan perencanaan, anggaran dan verifikasi
rumah sakit,
d. penyiapan bahan perencanaan kegiatan pendidikan, penelitian dan
kerjasama pendidikan di rumah sakit;
e.penyiapan bahan pelaksanaan dan koordinasi kegiatan pendidikan, penelitian
dan kerjasama pendidikan di rumah sakit;
f. penyiapan bahan pelaporan kegiatan pendidikan, penelitian dan kerjasama
pendidikan di rumah sakit;
g. penyiapan bahan perencanaan kegiatan pelayanan kehumasan, produk hukum
dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit;
h. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pelayanan kehumasan, produk hukum
dan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit;
i. penyiapan bahan pelaporan kegiatan pelayanan kehumasan, produk hukum dan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit;
j. penyiapan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan;
k. penyiapan bahan monitoring dan evaluasi perencanaan, anggaran dan verifikasi
rumah sakit;
l. penyiapan bahan perencanaan kegiatan Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan;
m. penyiapan bahan perencanaan pengembangan rumah sakit;
n. Pengelolaan dan pengembangan sistem informasi;
o. penyiapan bahan pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan,

16
p. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Tata Usaha sesuai
peraturan perundang-undangan.
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan
ketatausahaan, kearsipan, perjalanan dinas,keprotokolan, administrasi
kepegawaian, kerumahtanggaan, pencucian dan ketertiban rumah sakit. Untuk
melakukan tugasnya Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan perencanaan kegiatan ketatausahaan,kearsipan, perjalanan
dinas, keprotokolan, dan penyelenggaraan rapat dinas ;11
b. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan, kearsipan,
perjalanan dinas, keprotokolan, dan penyelenggaraan rapat dinas;
c. penyiapan bahan perencanaan pengadaan, kenaikan pangkat, penempatan
jabatan, mutasi, pensiun, pengembangan karier, dan kesejahteraan pegawai;
d. penyiapan bahan pelaksanaan pengadaan,kenaikan pangkat, penempatan
jabatan, mutasi, pensiun, pengembangan karier, dan kesejahteraan pegawai;
e. penyiapan bahan pembinaan, penyelenggaran administrasi kepegawaian di
rumah sakit ;
f. penyiapan bahan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan administrasi
kepegawaian;
g. Pengelolaan barang milik negara;
h. penyiapan bahan perencanaan kegiatan pemeliharaan dan ketertiban di
lingkungan rumah sakit;
i. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan ketertiban di
lingkungan rumah sakit;
j. penyiapan bahan pembinaan kegiatan kerumahtanggaan;
k. penyiapan bahan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan ketatausahaan,
kerumahtanggaan dan administrasi kepegawaian;
l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai
peraturan perundang-undangan.
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan, melakukan
kegiatan administrasi penerimaan, pembukuan, penyetoran dan
pertanggungjawaban serta menggali sumber dana dari pihak lain, pengelolaan

17
perbendaharaan dan penatausahaan keuangan dan akuntansi yang baik dan tertib,
dokumentasi serta pengelolaan perpustakaan, penyusunan anggaran dan verifikasi,
perbendaharaan dan akuntansi serta kegiatan mobilisasi dana. Untuk
melaksanakan tugasnya Kepala Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan dan pelaksanaan penerimaan, pembukuan, penyetoran, serta
pertanggungjawaban penerimaan uang pendapatan dari hasil mobilisasi dana ;
b. penyiapan bahan pelaksanaan penggalian sumber dana dari pelayanan rumah
sakit maupun dana yang lain ;
c. penyiapan bahan pelaporan tentang penyelenggaraan penerimaan dan
mobilisasi dana;
d. pengelolaan perpustakaan;
e. penyiapan bahan perencanaan kegiatan pengelolan perbendaharaan dan
penatausahaan serta administrasi keuangan;
f. penyiapan bahan pengoordinasiaan kegiatan pengelolaan perbendaharaan dan
penatausahaan serta administrasi keuangan;
g. penyiapan bahan pembayaran;
h. penyiapan bahan pengelolaan gaji pegawai dan penerimaan hak keuangan
pegawai;
i. penyiapan bahan penyusunan akuntansi keuangan rumah sakit ;
j. penyiapan bahan pelaporan kegiatan pengelolaan perbendaharaan dan
penatausahaan serta administrasi keuangan;
k. penyiapan bahan monitoring dan evaluasi pengelolaan administrasi keuangan
dan mobilisasi dana ;
l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai
peraturan perundang-undangan.
Kepala Bidang Pelayanan mempunyai tugas membantu Direktur memimpin,
menyusun kebijakan, membina dan mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan
kegiatan pelayanan medis dan pelayanan keperawatan serta mengkoordinasikan
instalasi dibawahnya. Untuk melaksanakan tugasnya Kepala Bidang Pelayanan
menyelenggarakan fungsi :
a. pengoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan medis dan asuhan
keperawatan;

18
b. penggordinasian penyusunan bahan kebijakan teknis di bidang pelayanan
medis dan asuhan keperawatan;
c. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan medis dan asuhan
keperawatan;
d. pembinaan, pengendalian dan pengawasan serta pengkoordinasian
pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan instalasi dibawahnya;
e. pelaksanaan pelayanan administrasi pelayanan medis, pelayanan
keperawatan dan instalasi dibawahnya;
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelayanan medis, pelayanan keperawatan
dan instalasi dibawahnya;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai peraturan
perundang- undangan.
Selain pelaksanaan tugas dan fungsi diatas Kepala Bidang Pelayanan,
mengoordinasikan instalasi meliputi:
a. lnstalasi Gawat Darurat;
b. lnstalasi Rawat Jalan;
c. lnstalasi Rawat lnap;
d. lnstalasi Rawat lntensif;
e. lnstalasi Bedah Sentral;
f. lnstalasi Rekam Medis,
g Unit Pelayanan Ambulans;
h. Unit Pemulasaran Jenazah.
Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
kegiatan dan kebutuhan pelayanan medis di rumah sakit. Untuk melaksanakan
tugasnya Kepala Seksi Pelayanan Medik menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan perencanaan kegiatan dan kebutuhan pelayanan medis rumah
sakit;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kegiatan pelayanan medis dan
kebutuhan;
c. penyiapan bahan pengkoordinasian administrasi medis penerimaan dan
pemulangan pasien;
d. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan
medis; dan

19
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan.
Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan, peningkatan dan
pembinaan tenaga keperawatan dalam upaya meningkatkan mutu. Untuk
melaksanakan tugasnya Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan menyelenggarakan
fungsi:
a. penyiapan bahan perencanaan pelayanan asuhan keperawatan dan
kebidanan;
b. penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan
kebidanan;
c. penyiapan bahan pengoordinasian kebutuhan untuk peningkatan pembinaan
tenaga keperawatan dan kebidanan;
d. penyiapan bahan pengembangan profesi keperawatan dan kebidanan,
peningkatan mutu dan etika profesi;
e. penyiapan bahan pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan asuhan
keperawatan dan kebidanan; dan
f. pelaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan.
Kepala Bidang Penunjang mempunyai tugas membantu Direktur dalam
memimpin, menyusun kebijakan, membina dan mengkoordinasikan seluruh
pelaksanaan kegiatan penunjang klinik dan non klinik serta mengkoordinasikan
instalasi dibawahnya. Untuk melaksanakan tugasnya Kepala Bidang Penunjang
menyelenggarakan fungsi :
a. pengoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan penunjang klinik dan
penunjang non klinik;
b. penggordinasian penyusunan bahan kebijakan teknis di bidang pelayanan
penunjang klinik dan penunjang non klinik;
c. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penunjang klinik dan penunjang non
klinik;
d. pembinaan, pengendalian dan pengawasan serta pengkoordinasian pelayanan
penunjang klinik, non medis,dan instalasi dibawahnya;
e. pelaksanaan pelayanan administrasi pelayanan penunjang klinik, penunjang
non klinik dan instalasi dibawahnya;

20
f. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelayanan penunjang klinik, penunjang non
klinik dan instalasi dibawahnya; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai peraturan
perundang- undangan.
Selain pelaksanaan tugas dan fungsi diatas Kepala Bidang Penunjang,
mengoordinasikan instalasi meliputi:
a. lnstalasi Farmasi;
b. lnstalasiLaboratorium;c. lnstalasiRadiologi;
d. lnstalasi Rehabilitasi Medik;
e. lnstalasiPenyehatanLingkungan;
f. lnstalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana;
g. lnstalasi Gizi;
h. lnstalasi CSSD;
i. Unit Laundry; dan
j. Unit Dapur;
Kepala Seksi Penunjang Klinik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
kegiatan dan kebutuhan pelayanan penunjang klinik di rumah sakit. Untuk
melaksanakan tugasnya Kepala Seksi Penunjang Klinik menyelenggarakan fungsi
:
a. penyiapan bahan perencanaan kebutuhan pelayanan penunjang klinik;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebutuhan pelayanan penunjang klinik;
c. penyiapan bahan pemantauan penggunaan fasilitas pelayanan penunjang klinik;
d. penyiapan bahan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan
penunjang klinik; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang sesuai
peraturan perundang-undangan.
Selain pelaksanaan tugas dan fungsi diatas Kepala Seksi Penunjang Klinik,
mengoordinasikan instalasi meliputi:
a. lnstalasi Farmasi;
b. lnstalasiLaboratorium;
c. lnstalasiRadiologi;
d. lnstalasi Rehabilitasi Medik;

21
e. lnstalasi Gizi; dan
f. lnstalasi CSSD.
Kepala Seksi Penunjang Non Klinik mempunyai tugas melakukan melakukan
penyiapan bahan kegiatan dan kebutuhan pelayanan penunjang non klinik di
rumah sakit. Untuk melaksanakan tugasnya Kepala Seksi Penunjang Non Klinik
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan bahan perencanaan kebutuhan pelayanan penunjang non klinik;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebutuhan pelayanan penunjang non klinik;
c. penyiapan bahan pemantauan penggunaan fasilitas pelayanan penunjang non
klinik;
d. penyiapan bahan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan
penunjang non klinik; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penunjang sesuai
peraturan perundang-undangan.
Selain pelaksanaan tugas dan fungsi diatasKepala Seksi Penunjang Non Klinik,
mengoordinasikan instalasi meliputi:
a. lnstalasiPenyehatanLingkungan;
b. lnstalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana;
c. Unit Laundry; dan
d. Unit Dapur;
Komite Medik mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme staf medis yang
bekerja di rumah sakit dengan cara :
a. melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan
pelayanan medis dirumah sakit
b. memelihara mutu profesi staf medis; dan
c. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
Untuk melaksanakan tugas diatas Komite Medik menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan
masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku;
b. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik
dan mental, perilaku, dan etika profesi;

22
c. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran atau kedokteran gigi
berkelanjutan;
d. wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
e. penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat;
f. pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik;
g. pelaksanaan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik; dan
h. rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan kllnis.
Untuk melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis, Komite Medik
menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan audit medis;
b. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis;
c. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka Pendidikan berkelanjutan bagi
staf medis rumah sakit tersebut; dan
d. rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang
membutuhkan.
Untuk melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis
Komite Medik menyelenggarakan fungsi:
a. pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
b. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
d. pemberian nasehat atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada
asuhan medis pasien.
Komite Keperawatan mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme
staf keperawatan yang bekerja di rumah sakit dengan cara:
a. melakukan kredensial bagi seluruh staf keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dirumah sakit;
b. memelihara mutu profesi staf keperawatan;
c. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf keperawatan.

23
Untuk melaksanakan tugas kredensial Komite Keperawatan menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan
masukan dari kelompok staf keperawatan berdasarkan norma keprofesian yang
berlaku;
b. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik
dan mental, perilaku, dan etika profesi;
c. evaluasi data pendidikan profesional keperawatan gigi;
d. wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
e. penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat;
f. pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik;
g. pelaksanaan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik; dan
h. rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan
klinis.
Untuk melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf keperawatan, Komite
Keperawatan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan audit keperawatan;
b. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf keperawatan;
c. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka Pendidikan berkelanjutan bagi
staf keperawatan rumah sakit tersebut, dan
d. rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf keperawatan yang
membutuhkan.
Untuk melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf
keperawatan Komite Keperawatan menyelenggarakan fungsi:
a. pembinaan etika dan disiplin profesi keperawatan;
b. pemeriksaan staf keperawatan yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
d. pemberian nasehat atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada
asuhan keperawatan pasien.

24
SPI mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan audit kinerja intemal rumah
sakit. Untuk melaksanakan SPI menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi manajemen
resiko;
b. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan manajemen risiko di unit kerja
rumahsakit;2T
c. penilaian terhadap efektifitas dan efisiensi sistem dan prosedur dalam bidang
administrasi pelayanan, serta administrasi umum dan keuangan;
d. pelaksanaan tugas khusus dalam lingkup pengawasan intern yang ditugaskan
oleh Direktur UOBK RSUD SLG;
e. pemantauan pelaksanaan dan ketepatan pelaksanaan tindak lanjut atas laporan
hasil audit; dan
f. pemberian konsultasi, advokasi, pembimbingan, dan pendampingan dalam
pelaksanaan kegiatan operasional rumah sakit.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
dan fungsi RSUD SLG sesuai kebutuhan dan keahliannya serta tugas lain yang
diberikan oleh Direktur UOBK RSUD SLG sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

3.2.Pengkajian

Hasil penggalian informasi dari pihak manajemen RSUD SLG dan tim IT

yang berkaitan dengan pengelolaan SIM RS menunjukkan bahwa SIM RS yang

saat ini digunakan masih belum cukup mewadahi kebutuhan rumah sakit. Salah

satu diantara yang menjadi kendala adalah lambat dan rumitnya respon pihak

vendor dalam pengembangan SIM RS. Hal ini berakibat pada terkendalanya

beberapa sub sistem yang seharusnya sudah mulai terdigitalisasi seperti sistem

antrean pasien dan e-rekam medis.

Berkaitan dengan antrean pasien sebenarnya telah coba dikembangkan oleh

pihak rumah sakit lewat aplikasi smartphone. Namun respon dari masyarakat

terhadap aplikasi antrean online tersebut masih sangat minim. Belum optimalnya

25
penggunaan pendaftaran dan antrean pasien online ini menjadi topik yang penting

untuk diberikan solusi karena perkembangan teknologi mengharuskan RS selalu

berkembang mengikuti kebutuhan masyarakat akan penggunaan teknologi, selain

itu jika diterapkan dengan baik hal ini akan menjadi alternatif bagi masyarakat

yang ingin pelayanan yang cepat, tanggap, efektif, dan efisien.

3.3.Perumusan Masalah

Analisis Situasi

1. Man
- Petugas belum memiliki pengetahuan dalam pelayanan pasien pendaftaran
online. Petugas pendaftaran termasuk dalam tim rekam medis sebanyak 23
orang yang dibagi tugasnya menjadi dua kelompok besar yaitu 12 orang
menjadi petugas pendaftaran di loket umum dan loket UGD dengan sistem
shift.
- Belum ada petugas penanggungjawab pendaftaran pasien yang mengatur
secara lebih fokus mengenai kinerja loket pendaftaran.
2. Method
- Dari 5 loket pendaftaran pasien rawat jalan, tidak terbagi secara khusus
sehingga terkesan tidak ada beda antara pasien umum, bpjs, serta pasien yang
telah menggunakan antrean online.
- Belum ada SOP dan alur yang jelas mengenai pendaftaran antrean pasien
online.
3. Material
- SIMRS belum bisa terintegrasi dengan antrean online.
- Tidak ada informasi panduan antrean online yang dapat dijumpai pasien
khususnya di ruang tunggu RS
Informasi mengenai pendaftaran online belum menjangkau pasien
4. Machine
- Kurangnya fasilitas penunjang berupa server yang memadai
- Tidak semua pasien memiliki smartphone yang kompeten untuk mengakses
aplikasi.

26
5. Mother Nature
- Akses internet yang kurang merata di daerah pasien yang jauh dari perkotaan.
- Kultur pasien yang lebih menyukai mengantre secara langsung
- Pasien belum tahu cara mengoperasikan antrean pasien online.

Analisis Situasi Diagram


Fishbone

Prioritas Masalah
Analisis USG

Dalam tahapan perencanaan kesehatan kita akan mendapati suatu tahapan yaitu

tahapan menentukan prioritas masalah. Salah satu metode yang dapat digunakan

untuk menentukan prioritas masalah adalah metode USG (Urgency, Seriousness,

Growth).

USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus

diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan

perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1-10.

27
1. Besar masalah (Urgency)

Merupakan kebutuhan mendesak dan harus dilakukan karena berpengaruh

terhadap pencapaian program/kinerja/keamanan dan kenyamanan. Bagaimana

mendesaknya dilihat dari waktu yang tersedia. Semakin mendesak suatu masalah

untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.

2. Keseriusan (Serioussness)

Melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruhnya

terhadap keberhasilan, mebahayakan sitem yang ada atau tidak. Semakin tinggi

dampak tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah tersebut.

3. Pertumbuhan/berkembangnya masalah (Growth)

Apakah masalah berkembang sedemikian rupa sehingga sulit/tidak bisa


dicegah

No Masalah program pendaftaran online U S G Skor Prioritas


Total
1. Petugas belum siap menjalankan sistem 8 7 7 392 6
pendaftaran online
2. Belum ada petugas penanggungjawab khusus 9 8 9 648 2
pendaftaran online
3. Pasien tidak tahu cara mengakses pendaftaran 8 5 7 280 8
online
4. Tidak ada spesialisasi dari 5 loket pendaftaran 8 8 9 576 3
rawat jalan
5. Belum ada SOP dan alur pasien online yang 10 9 10 900 1
khusus
6. Aplikasi pendaftaran online yang sudah ada 8 6 6 288 8
minim dipakai
7. SIMRS yang ada saat ini belum punya support 7 8 9 504 4
memadai
8. Kurang media sosialisasi 7 7 10 490 5
9. Perangkat hardware SIMRS belum memadai 7 6 8 336 7
10. Tidak semua pasien punya dan cakap 6 5 5 150 10
mengoperasikan smartphone
11. Informasi antrean pendaftaran online tidak 6 6 8 288 8
menjangkau pasien
12. Akses internet kurang merata 5 5 7 175 9

28
Analisis SWOT

Strength Weakness
- Tenaga kerja di bagian - flow pasien terhambat karena
pendaftaran cukup, masih muda, belum ada alur yang membedakan
dan sesuai kompetensi pasien online dan offline
- Sarpras penunjang seperti APM, - Digitalisasi belum terlaksana
computer loket, dan kelengkapan dengan baik di RS SLG
ruang tunggu sudah ada dan bekerja - Maintenance website RS kurang
dengan baik optimal
- Pelayanan poli rawat jalan dan - Integrasi antara website, call
inap yang lengkap center, sistem pendaftaran, dan
- Bagian promkes dan pemasaran sosmed kurang baik
RS aktif membuat konten edukasi - Tidak ada pembeda pasien yang
di sosial media menggunakan antrean pendaftaran
online dengan yang konvensional
Opportunities S-O W-O
- Jumlah pasien yang semakin - Membentuk tim PJ pendaftaran - Menyusun SOP yang mengatur
bertambah sejak pandemi reda offline dan online flow pasien di loket pendaftaran
- Perkembangan teknologi semakin - Pelatihan tim loket pendaftaran lebih detail sesuai dengan tipe
merata, semakin banyak pasien mengenai sistem baru pendaftaran pasien
mengkses smartphone - Kerjasama sektoral dengan pemda - Integrasi website, sosmed RS
- Pemerintah daerah memberikan dengan pemda untuk promkes dan
dukungan penuh pada RS sosialisasi sistem baru pendaftaran
pasien
Threats S-T W-T
- Masyarakat belum paham - Menggunakan SIMRS yang lebih - Memulai digitalisasi dengan
pendaftaran pasien online mudah dikembangkan sesuai bertahap
- Keterbatasan dalam kebutuhan RS - Evaluasi berkala maintenance
pengembangan SIMRS karena - membuat UI dan responsibilitas semua media informasi RS
ketergantungan terhadap vendor SIMRS dan antrean pasien online - Segera melakukan strategi yang
SIMRS lebih baik tepat dalam alokasi insentif covid
- RS/Klinik lain yang memiliki - Branding RS dengan pelayanan untuk pengembangan SIMRS dan
antrean online dengan UI dan yang lengkap disertai dengan sarpras pendukung
responsibilitas lebih baik inovasi sistem antrean online lebih - Membuat sosialisasi secara
masif di website dan sosmed bisa konvensional di ruang tunggu dan
dengan bentuk infografis maupun online dengan bersamaan agar lebih
video tutorial mengena di masyarakat.

Nilai
No. S/W/O/T Skor Bobot
Total
Strength
Tenaga kerja di bagian pendaftaran cukup, masih muda, dan sesuai
1 kompetensi 8 0.1 0.8

Sarpras penunjang seperti APM, computer loket, dan kelengkapan


2 ruang tunggu sudah ada dan bekerja dengan baik 7 0.125 0.875

3 Pelayanan poli rawat jalan dan inap yang lengkap 6 0.15 0.9
Bagian promkes dan pemasaran RS aktif membuat konten edukasi
4 di sosial media 8 0.135 1.08

Weakness

29
Penumpukkan pasien di ruang tunggu membuat flow pasien
1 terhambat 8 0.135 1.08
2 Digitalisasi belum terlaksana dengan baik di RS SLG 8 0.125 1
3 Maintenance website RS kurang optimal 7 0.06 0.42
Integrasi antara website, call center, sistem pendaftaran, dan
4 sosmed kurang baik 7 0.07 0.49

Tidak ada pembeda pasien yang menggunakan antrean


5 pendaftaran online dengan yang konvensional 9 0.1 0.9

Total 1 -0.235
Opportunity
1 Jumlah pasien yang semakin bertambah sejak pandemi reda 8 0.25 2
Perkembangan teknologi semakin merata, semakin banyak pasien
2 mengkses smartphone 7 0.125 0.875

3 Pemerintah daerah memberikan dukungan penuh pada RS 6 0.12 0.72


Threat
1 Selesainya pandemi membuat pendanaan insentif covid berhenti 4 0.08 0.32
2 Masyarakat belum paham pendaftaran pasien online 7 0.225 1.575
3 Keterbatasan waktu dalam pengembangan SIMRS 7 0.1 0.7
RS/Klinik lain yang memiliki antrean online dengan UI dan
4 responsibilitas lebih baik 6 0.1 0.6

Total 1 0.4

(-0.235, 0.4)

W S

3.5.Rencana Intervensi

1. Menyusun SOP yang mengatur tata cara pendaftaran online, pelayanan pasien

oleh petugas, dan flow pasien di loket pendaftaran lebih detail sesuai dengan

tipe pendaftaran pasien

30
2. Integrasi website, sosmed RS dengan pemda untuk promkes dan sosialisasi

sistem baru pendaftaran pasien

A. Penyusunan SOP Pendaftaran Online:

Membuat pendaftaran online yang lebih mudah diakses oleh masyarakat. Opsi

yang bisa digunakan adalah: WhatsApp official pendaftaran rs dan Website

pendaftaran. WA based online registration dirasa lebih dekat dengan masyarakat

karena sebagian besar telah menggunakan WA sebagai sarana komunikasi utama.

Dengan demikian masyarakat akan lebih familiar untuk mengoperasikannya

sehingga respon penggunaan pendaftaran online menjadi lebih baik. Namun

penggunaan WA memerlukan perangkat dan petugas yang harus standby untuk

merespon pasien yang mendaftar. Oleh karena itu pengembangan website based

online registration menjadi standar yang lebih baik jika diterapkan dalam

pendaftaran online. Dengan sistem website yang serba otomatis dan lebih mudah

terintegrasi tanpa pengerjaan manual yang mengharuskan petugas standby.

SOP Registrasi online berbasis WhatsApp (Untuk Pasien)

1. Menghubungi WA official RS SLG dengan ketentuan:

- Pasien mendaftar via Whatsaap 1 hari sebelum jadwal pelayanan (H-1) pada pkl

07.00 WIB s/d 14.00 WIB hari Senin s/d Jumat.

- Format pendaftaran pasien baru :


DAFTAR#BARU#NAMA PASIEN#POLI TUJUAN#PENJAMIN
(UMUM/BPJS/JAMKESDA)
Contoh : DAFTAR#BARU#ANISSA RAHMAWATI#BEDAH UMUM#BPJS
- Format pendaftaran pasien lama :
DAFTAR#NO.REKAM MEDIS#NAMA PASIEN#POLI TUJUAN#PENJAMIN
(UMUM/BPJS/JAMKESDA)
Contoh : DAFTAR#15401#ANDI SETIAWAN#PENYAKIT DALAM#UMUM

31
- Sertakan persyaratan pendaftaran, antara lain :
a. Foto KTP
b. Foto Surat Rujukan (Pasien BPJS dan Jamkesda)
c. Foto Surat Kontrol (Pasien BPJS)

d. Surat Pengantar dari Dinas Sosial (Pasien Jamkesda)

2. Petugas pendaftaran standby WA memastikan kebenaran data, memeriksa

kelengkapan persyaratan dan membalas pesan Whatsapp pasien. Format

konfirmasi jadwal pasien:

- Nama pasien, nomor rekam medis, Poli tujuan, Penjamin, Nomor antrean,

dan perkiraan waktu pelayanan

3. Pasien datang ke rumah sakit sesuai dengan jadwal periksa dan konfirmasi

ulang ke Loket Pendaftaran.

4. Pasien baru akan diberikan kartu berobat yang mencantumkan nomor rekam

medis pasien, pasien lama langsung diarahkan ke poliklinik setelah melakukan

konfirmasi.

5. Selanjutnya pasien menuju ruang tunggu poliklinik untuk menunggu panggilan

pemeriksaan.

SOP Registrasi online berbasis WhatsApp (Untuk Petugas Standby WA)

1. Petugas standby berjumlah 2 orang dengan jam kerja dimulai pukul 07.00
hingga

15.00 dapat dibagi menjadi dua shift.

2. Petuugas menggunakan WhatsApp official RSUD SLG dengan login di

komputer kantor yang terhubung dengan koneksi internet serta terintegrasi

dengan SIMRS.

32
3. Pesan yang masuk dilakukan pemeriksaan kejelasan pesan, kesesuaian dengan

format pendaftaran dan kelengkapan berkas pasien.

4. Jika terdapat pasien yang kesulitan mengenai berkas yang dibutuhkan, petugas

wajib memberikan informasi yang jelas dan lengkap.

5. Petugas merespon setiap pesan pasien yang masuk maksimal 30 menit setelah

pesan pasien diterima sesuai dengan urutan pesan yang masuk.

6. Setiap interaksi dengan pasien yang mendaftar diharapkan tuntas dalam waktu

20 menit.

7. Pelayanan respon chat setiap pasien dibatasi selama 10 menit sejak pesan

jawaban dari petugas dikirimkan. Jika setelah waktu tersebut tidak terdapat

balasan, petugas harus beralih ke pasien berikutnya.

8. Untuk meminimalisir kesalahan, petugas hanya diperbolehkan merespon

maksimal 2 pesan pasien yang mendaftar secara bersamaan jika memang

pendaftar menumpuk.

9. Format jawaban dari petugas:

“Halo, salam sehat. Selamat dating di pendaftaran pasien RSUD SLG via whatsapp. Mohon
dilengkapi format pendaftarannya sebagai berikut:
- Format pendaftaran pasien baru :
DAFTAR#BARU#NAMA PASIEN#POLI TUJUAN#PENJAMIN
(UMUM/BPJS/JAMKESDA) Contoh : DAFTAR#BARU#ANISSA RAHMAWATI#BEDAH
UMUM#BPJS
- Format pendaftaran pasien lama :
DAFTAR#NO.REKAM MEDIS#NAMA PASIEN#POLI TUJUAN#PENJAMIN (UMUM/BPJS/JAMKESDA)
Selanjutnya mohon mengunggah foto kelengkapan berkas pendaftaran yang terdiri dari:
a. Foto KTP
b. Foto Surat Rujukan (Pasien BPJS dan Jamkesda)
c. Foto Surat Kontrol (Pasien BPJS)
d. Surat Pengantar dari Dinas Sosial (Pasien Jamkesda)”

10. Petugas menginput data pasien pada sistem pendaftaran pasien online sehingga

didapatkan nomor urut pelayanan pasien ketika pasien berkunjung di keesokan

harinya.

33
11. Petugas memberikan informasi bahwa pendaftaran online sudah berhasil

dilakukan dengan format chat:

“Selamat bapak/ibu …. Pendaftaran pasien online sudah berhasil dilakukan dengan pasien atas
nama:
Nama :…
Nomor RM : … /Baru
Poli tujuan :…
Penjamin :… (missal BPJS/Asuransi lain/Mandiri)
Nomor antrean :…
Perkiraan pelayanan : Jam …
Mohon datang tepat waktu dengan menunjukkan bukti pendaftaran ini kepada petugas di loket.
Terimakasih, salam sehat.”

12. SOP petugas secara ringkas dapat dilihat pada diagram alir berikut

SOP Registrasi online berbasis Website

1. Pasien mengakses website RS SLG pada https://rsudslg.kedirikab.go.id

34
2. Memilih opsi pendaftaran pasien online

3. Pilih Opsi Pasien Baru atau Pasien Lama

4. Pasien mengisi biodata pada website dengan ketentuan:


Pasien baru Pasien lama
Mengisi formulir pendaftaran yaitu: Mengisi formulir pasien yaitu:
- Nama Pasien - NIK
- NIK - Nomor Rekam Medis
- No. BPJS/Jamkesmas/asuransi lain - Klinik yang dituju
- Memilih klinik yang dituju
- Memilih tanggal rencana kunjungan rawat
jalan

5. Website menunjukkan tampilan konfirmasi data pasien. Menunjukkan pasien

mendapat antrean nomor berapa di hari ia merencanakan kunjungan dan

perkiraan dilayani pada jam berapa.

6. Pasien memilih opsi Lanjutkan Pendaftaran atau Batalkan

7. Website menunjukkan format bukti pendaftaran pasien online berisi:

- Nama pasien

- Klinik yang dituju

- Hari, tanggal kunjungan

- Nomor antrean online

- Perkiraan waktu pelayanan

- Instruksi untuk download bukti pendaftaran atau screenshoot.

8. Pasien datang pada hari perawatan dengan membawa bukti pendaftaran

online tersebut.

9. Menunjukkan bukti pendaftaran di loket online.

35
10. Pasien baru akan diberikan kartu berobat yang mencantumkan nomor rekam

medis pasien, pasien lama langsung diarahkan ke poliklinik setelah melakukan

konfirmasi.

11. Pasien menunggu panggilan pelayanan di ruang tunggu poliklinik.

Pengelolaan Loket Pendaftaran

Untuk memaksimalkan pengalaman pasien dalam menggunakan system

pendaftaran pasien online perlu membedakan loket khusus yang telah melakukan

pendaftaran pasien online. Dengan memberikan loket khusus seperti ini

diharapkan dapat menghemat waktu pasien untuk mengantre di ruang tunggu.

Di RS SLG terdapat 5 loket pendaftaran pasien yang selama ini beroperasi

untuk melayani pasien rawat jalan tanpa pengelompokan khusus, namun loket 5

seringkali digunakan untuk melayani pasien yang administrasi nya perlu

penanganan khusus seperti berkas yang kurang lengkap, pasien dengan kebutuhan

KIE khusus dll. Berikut gambaran pengelompokan loket yang baru untuk

mengakomodasi pasien pendaftaran online:

Loket 1 Loket 2 Loket 3 Loket 4 Loket 5


Khusus Pendaftaran Pendaftaran Pendaftaran Pendaftaran
online offline offline offline offline

Diagram Alir Pelayanan Pasien Pendaftaran Online

36
37
Integrasi Website:

Website resmi yang dimiliki oleh RSUD SLG harus dilakukan maintenance dan

evaluasi secara berkala setiap bulan untuk mengecek apakah ada kendala, bug,

tampilan, dan konten. Tim Promkes yang selama ini sudah sangat aktif di sosial

media sudah memiliki banyak konten yang bisa ditampilkan juga dalam website

RS. Dengan ramainya website rs dengan informasi Kesehatan yang penting bagi

pasien akan membuat traffic meningkat dan manfaat dari website rs menjadi lebih

terasa di masyarakat. Semua official account sosial media rs diharapkan

mencantumkan link website resmi rs beserta pelayanan apa saja yang dapat

diakses di web tersebut.

38
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Sistem informasi dan manajemen rumah sakit (SIMRS) merupakan hal

yang sangat penting bagi keberlangsungan dan perkembangan sebuah rumah

sakit. Integrasi SIMRS yang baik akan membuahkan pelayanan prima kepada

pasien. Pendaftaran online sebagai bagian dari SIMRS memainkan peranan yang

penting dalam memberikan pengalaman yang baik bagi pasien. Dengan

pendaftaran online yang terlaksana dengan prosedur yang tepat diharapkan

membuat waktu tunggu pendaftaran dan pelayanan pasien semakin singkat

sehingga pasien semakin puas terhadap kinerja rumah sakit.

39
DAFTAR PUSTAKA

Antik Pujihastuti, D. (2021). Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah


Sakit dalam Mendukung Pengambilan Keputusan Manajemen. 191–200.
Handiwidjojo, W. (2009). Sistem informasi manajemen rumah sakit.
Jogiyanto. (2005). Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi : Konsep
Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan (II). Penerbit
Andi.
Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Penerbit Andi
Offset.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 82 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Peraturan
Menteri Kesehatan, 87, 1–36.
Naicker, V., & Jairam-Owthar, D. (2017). The linkage of information quality to an
executive decision support framework for the financial service sector of a
developing economy. South African Journal of Information Management,
19(1), 1–9.
Vegoda, P. R. (1987). Introduction to hospital information systems. International
Journal of Clinical Monitoring and Computing, 4(2), 105–109.
https://doi.org/10.1007/BF02915853
Winter, A., Lagemann, A., Budig, B., Grothe, W., Haux, R., Herr, S., Pilz, J.,
Sawinski, R., & Schmücker, P. (1996). Integration of health professional
workstations in hospital information systems. Studies in Health Technology
and Informatics, 34, 685–689. https://doi.org/10.3233/978-1-60750-878-6-
685

40

You might also like