You are on page 1of 87

LAPORAN PENDOKUMENTASIAN PRAKTIK KLINIK DEPARTEMEN

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICVCU UPT RSUD


UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH

25 September s.d 14 Oktober 2023

DI SUSUSN OLEH

KELOMPOK V

NI MADE SUMIARTINI, S.Kep (2022032027)

NOVLIN MALOMPA, S.Kep (2022032029)

DARUL FAHRI, S.Kep (2022032010)

NI LUH AYU SRIANI, S.Kep (2022032026)

IMROATUR ROSIDAH, S.Kep (2022032017)

NUR AZIZAH, S.Kep (2022032031)

I WY WIDIARTA, S.Kep (2022032016)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Di Persiapkan Dan Di Setujui Oleh Tim Penyusun Program Studi


Profesi Ners Universitas Widya Nusantara

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MANAJEMEN

Mengetahui :

CI Institusi Penanggung Jawab Stase

Ns. Afrina Januarrista, S.Kep.,M.Sc Ns. Yulta Kadang, S.Kep., M.Kep


NIK. 20130901030 NIK. 20230901145

Koordinator Profesi Ners Ketua Program Studi Ners

Ns Elin Hidayat,S.Kep.,M.Kep Ns. Yulta Kadang, S.Kep., M.Kep


NIK. 20230901156 NIK. 20230901145

ii
LAPORAN PENDOKUMENTASIAN PRAKTIK KLINIK DEPARTEMEN
MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN ICVCU UPT RSUD
UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH

Telah Disahkan

25 September s.d 14 Oktober 2023

Mengetahui:

Preceptor Lahan Preceptor Institusi

Ns. Thomas Maliku, S.Kep. Ns. Afrina Januarrista, S.Kep.,M.Sc


NIP.197512092003121003 NIK. 20130901030

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga laporan seminar proposal dapat terselesaikan.

Dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, penulis telah banyak menerima


bimbingan, bantuan, dorongan, arahan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. drg. Herry, M.Kes selaku Direktur RS UPT. RSUD Undata Provinsi Sulawesi
Tengah.
2. Ibu Mufliha Kamase, SE.,M.Si selaku Kepala Bidang Diklat UPT. RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah.
3. Bapak Pamawang SKM., M.Kes, selaku Kasie Diklat UPT. RSUD Undata
Provinsi Sulawesi Tengah.
4. Ns. Abdul Rahman, S.Kep.,M.H.Kes dan Ns. Thomas Maliku, S.Kep. Selaku
pembimbing lahan praktik.
5. Ns. Afrina Januarrista, S.Kep.,M.Sc selaku dosen pembimbing akademik.
6. Dosen pengajar dan Staf Akademik pada Program Studi Ners Kampus Universitas
Widya Nusantara yang telah banyak memberikan pengetahuan dan bimbingan
selama mengikuti perkuliahan.
7. Teman-teman seperjuangan Program Profesi Universitas Widya Nusantara.
8. Semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu.

Kami menyadari, laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi kami
maupun bagi pembaca.

Palu, 25 September 2023

Kelompok V

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................3
D. Sistematika Penulisan........................................................................................4
E. Waktu dan Tempat.............................................................................................4
F. Cara Pengkajian.................................................................................................4
G. Praktikan............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................6
A. Konsep Kepemimpinan.....................................................................................6
B. Konsep Manajemen Keperawatan.....................................................................8
C. Konsep Model Praktik Keperawatan Profesional............................................10
D. Konsep Analisis SWOT...................................................................................12
E. Konsep Diagram Fish Bone.............................................................................14
F. Perhitungan BOR, LOS, Dan Tenaga Keperawatan........................................17
G. Model Metode Asuhan Keperawatan..............................................................19
H. Intervensi Manajemen Keperawatan...............................................................20
BAB III URAIAN KEGIATAN..................................................................................35
A. Profil RSUD UNDATA Provinsi Sulawesi Tengah........................................35
B. Pengkajian Situasi Ruangan............................................................................36
A. Implementasi...................................................................................................75
B. Evaluasi...........................................................................................................76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................77
A. KESIMPULAN...............................................................................................77
B. SARAN............................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................78

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen diartikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Manajer keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang
seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat.
Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui tahap–tahap yaitu pengkajian
(kajian situasional), perencanaan (strategi dan operasional), implementasi dan
evaluasi. Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oleh
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional. Untuk menjalankan fungsi manajemen agar berfungsi secara
optimal seorang manajer. Keperawatan dituntut untuk dapat melakukan suatu
proses yang meliputi 4 fungsi utama dari menjemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengontrolan. Manajer keperawatan memiliki
peran sebagai pemberi layanan profesional dalam asuhan keperawatan yang
dalam prosesnya diharapkan mampu bekerjasama dengan perawat yang lain,
keluarga dan klien serta tenaga kesehatan lain sesuai dengan lingkup
kewenangan dan tanggung jawabnya (Nursalam, 2014).
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk
bekerja keras dengan penuh kemauan demi tujuan kelompok. Untuk dapat
mengambil keputusan dan bertindak dengan baik maka seorang pemimpin harus
memiliki pengetahuan, kesadaran diri, kemampuan berkomunikasi dengan baik,
energi, dan tujuan yang jelas. Seorang pemimpin harus menjadi role model yang
baik dalam cara kepemimpinannya, dalam pelaksanaan tugas maupun dalam

1
membangun kerja sama dan bekerja sama dengan orang lain termasuk dengan
bawahannya (Marquis, 2010).
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
merupakan bagian tercepat dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas
pelayanan di tatanan pelayanan di Rumah Sakit, 40 – 60% pelayanan Rumah
Sakit adalah pelayanan keperawatan. Perawat sebagai profesi yang mempunyai
kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan selama 24 jam secara
berkesinambungan yang melibatakan klien, keluarga maupun profesi atau tenaga
kesehatan lain, guna tercapainya pelayanan keperawatan berkualitas (Nursalam,
2014).
Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas, pengelolaan
pelayanan keperawatan haruslah mendapat perhatian secara menyeluruh.
Kualitas pelayanan keperawatan dalam bentuk tatanan pelayanan di Rumah Sakit
dipengaruhi banyak factor. Factor–factor tersebut haruslah dapat dikelola secara
efektif dan efesien dengan menggunakan proses manajemen, khususnya
manajemen keperawatan (Nursalam, 2014).
Berdasarkan hal ini, diperlukan adanya praktik manajemen keperawatan
bagi mahasiswa sehingga dapat memberikan pengetahuan, pembelajaran dan
pengalaman nyata bagi mahasiswa mengenai kepemimpinan dan manajemen
keperawatan di unit pelayanan keperawatan. Praktik kepemimpinan dan
manajemen keperawatan dilakukan di ruangan ICVCU RSUD UNDATA
Provinsi Sulawesi Tengah yang akan dikelola melalui pendekatan proses
manajemen keperawatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam praktek
Keperawatan dituntut untuk dapat melakukan suatu proses yang meliputi 4
fungsi utama dari menjemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengontrolan. Apakah proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses

2
keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
professional.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan dan
kepemimpinan dalam keperawatan diharapkan mampu melakukan dasar
pengelolaan unit pelayanan kerawatan sesuai dengan konsep dan langkah-
langkah manajemen kepemimpinan dalam keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan diharapkan
mampu :
a. Mahasiswa mampu melaksanakan fungsi-fungsi kemimpinan dan
manajemen keperawatan di Ruang ICVCU.
b. Mahasiswa mampu melakukan kajian situasi melalui analisis SWOT di
Ruang ICVCU.
c. Mahasiswa mampu melakukan Analisis Fish Bone di Ruang ICVCU.
d. Mahasiswa mampu merumuskan prioritas masalah berdasarkan kajian
situasi yang dilakukan di Ruang ICVCU.
e. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan berdasarkan prioritas
masalah dan rencana kegiatan (POA) di Ruang ICVCU.
f. Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana kegiatan sebagai
solusi pemecahan masalah di Ruang ICVCU.
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil dari implementasi yang telah
dilakukan.
h. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan selanjutnya

3
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan antara lain: Bab I Pendahuluan terdiri dari latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan (tujuan umum dan tujuan khusus),
sistematika penulisan dan teknik pengumpulan data. Bab II Tinjauan pustaka
terdiri dari teori-teori terkait kepemimpinan dan manajemen keperawatan, Bab
III terdiri kajian situasi ruangan, analisa SWOT, matriks strategi, matriks SWOT,
prioritas masalah, analisa fish bone dan planing of Action (POA). Bab IV berisi
implementasi, evaluasi dan rencana tindak lanjut. Bab V Penutup berisi
Kesimpulan dan Saran.

E. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktek keperawatan manajemen
keperawatan dan kepemimpinan dalam keperawatan dilaksanakan di ruang rawat
inap ICVCU RSUD UNDATA Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 25
September s.d 14 Oktober 2023.

F. Cara Pengkajian
1. Teknik Wawancara
Dilakukan melalui tanya jawab terkait beberapa topik yang telah ditentukan
oleh kelompok. Wawancara dalam hal ini berkaitan dengan 5M (Man,
Money,Material, Method, Machine) dan Environment.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan, perilaku dan keadaan di
ruangan untuk memperoleh data tentang masalah kemimpinan dan
manajemen keperawatan. Observasi juga meliputi unsur 5M (Man,
Money,Material, Method, Machine) dan Environment.

4
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mempelajari data dan catatan yang berhubungan dengan kepemimpinan dan
manajemen keperawatan.
4. Kuesioner
Kuesioner dibagikan kelompok kepada responden, dalam hal ini kuesioner
hanya dibagikan kepada pasien.

G. Praktikan
Praktikan Praktik Belajar Klinik Manajemen dan Kepemimpinan dalam
Keperawatan ini adalah Mahasiswa Universitas Widya Nusantara Palu Jurusan
Keperawatan Program Studi Ners Tahun Akademik 2022/2023 yang berjumlah 7
orang.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang
konstruktif kepada orang lain untuk melakukan satu usaha kooperatif
mencapai tujuan tyang sudah direncanakan Kartono (2011). Seorang
pemimpin harus menjadi role mode yang baik dalam cara kepemimpinan,
dalam pelaksanaan tugas maupun dalam membangun kerja sama dengan
orang lain termasuk dengan bawahannya Maryanto (2013). Kepemimpinan
merupakan salah relasi dan pengaruh antara pemimpin dengan yang dipimpin.
Kepimpinan tersebut mencul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi
otomatis antara pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinya Kartono
(2008).
2. Tipologi Kepemimpinan
Menurut Maryanto (2013), Gaya kepemimpinan berkembang menjadi
beberapa tipe kepemimpinan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang
pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut: Dalam
menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan;
Dalam menggerakan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan
jabatannya, senang pada formalitas yang belebih-lebihan, menuntut disiplin
yang tinggi dan kaku dari bawahan, sukar menerima kritikan dari
bawahannya, menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

6
b. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memilik kriteria
atau ciri sebagai berikut : menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi,
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap
bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat, terlalu tergantung kepada kekuasan formalnya, dalam tindakan
pergerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan dan bersifat menghukum.
c. Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe
pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern.
Hal ini terjadi karena kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai
berikut: dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari
pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu
berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan
kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, selalu menerima
saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya,selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam mencapai tujuan, ikhlas
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya itu tidak
lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain,selalu berusaha menjadikan bawahannya lebih sukses
dari padanya,dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya
sebagai pemimpin.
d. Tipe parentalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang parentalistis
ialah seorang yang memilik ciri sebagai berikut: menanggap bawahannya
sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly
protective), jarang memberikan kesempatan pada bawahannya untuk
mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan

7
kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya,
dan sering bersikap maha tahu.

B. Konsep Manajemen Keperawatan


1. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah.
Manajemen juga merupakan proses pengumpulan dan pengorganisasian
sumber-sumber dalam mencapai tujuan melalui kerjaan orang lain yang
mencerminkan dinamika suatu organisasi (Nursalam 2011).
2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut menurut (Nursalam, 2011).
a. Perencanaan
Merupakan suatu kegiatan membuat tujuan organisasi dan diikuti dengan
membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
tersebut, terdiri dari: gambaran apa yang akan dicapai, persiapan
pencapaian tujuan, rumusan suatu persoalan untuk dicapai, persiapan
tindakan-tindakan. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dalam bentuk
perencanaan. Proses perencanaan merupakan fase terpenting dalam
manajemen, karena melalui proses perencanaan dapat diketahui peran dan
fungsi dari sumber data sebuah organisasi.
b. Pengorganisasian
Merupakan suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya yang dimiliki
oleh suatu organisasi untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan
serta menggapai tujuan perusahaan. Kegiatan pengorganisasian terdiri
dari: pengaturan, setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas
pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, keuangan dan fasilitas. Kegiatan
yang meliputi penetapan struktur, tugas dan kewajiban
c. Penggerak

8
Menggerakan orang-orang agar mau atau suka bekerja. Ciptakan suasana
bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran diri,
termotivasi.

d. Pengendalian/pengawasan
Merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan
rencana, apakah orang-orangnya, cara dan waktunya tepat.
e. Penilaian
Merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan
yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu
setelah selesai Adapun unsur yang dikelolah sebagai sumber manajemen
adalah man, money, material, method, machine, minute, dan market.
3. Proses manajemen
Menurut Griffin dan Ebert (2008), adapun proses manajemen meliputi tahapan
sebagai berikut :
1. Planning (Perencanaan)
Merumuskan apa yang dibutuhkan oleh organisasi dan bagaimana
untuk mencapai tujuan tersebut. Proses perencanaan ini meliputi 3 kegiatan
utama yaitu, merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan,dan
merumuskan langkah perencanaan untuk mengimplementasikan strategi
perencanaan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Proses manajemen yang menetapkan cara terbaik dalam mengatur
sumber daya dan aktivitas suatu organisasi menjadi suatu struktur yang logis.
3. Directing (Pengarahan)
Para manajer memiliki kekuatan untuk memberi perintah dan
mengharapkan hasil. Pengarahan mencakup berbagai aktivitas yang
rumit.salah satu bentuk directing adalah mendengarkan keluhan
karyawan,memberi respon dengan segera baik pada karyawan maupun
perusahaan.

9
4. Controling (Pengendalian)
Proses manajemen untuk memonitor kinerja organisasi untuk
menjamin proses berjalan sesuai tujuan. Kontrol yang digunakan dalam
proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan,
evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi.

C. Konsep Model Praktik Keperawatan Profesional


1. Pengertian
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses, dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan (Sitorus, 2013).
Unsur struktur yang harus disiapkan untuk dapat melaksanakan MPKP, yaitu :
a. Menetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai
dengan derajat ketergantungan klien. Penetapan jumlah tenaga
keperawatan menjadi penting karena bila jumlah perawat tidak sesuai
dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, maka tidak ada waktu bagi
perawat untuk melakukan tindakan keperawatan yang seharusnya
dilakukan sesuia dengan rencana keperawatan. Akibatnya perawat hanya
melakukan tindakan kolaboratif dan tidak sempat melakukan tindakan
terapi keperawatan, observasi, dan pemberian pendidikan kesehatan.
b. Menetapkan jenis tenaga keperawatan diruang rawat, yaitu kepala
ruangan, perawat primer dan perawat asosiate, sehingga peran dan fungsi
masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuannya dan terdapat
tanggung jawab yang jelas dalam sistem pemberian asuhan keperawatan.
c. Menyusun standar rencana keperawatan dengan standar renpra, maka PP
hanya melakukan validasi terhadap ketepatan penentuan diagnosis
berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan, sehingga waktu tidak
tersita untuk membuat penulisan renpra yang tidak diperlukan.

10
2. Tujuan
a. Meningkatkan mutu askep melalui penataan sistem pemberian asuhan
keperawatan
b. Memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajar melaksanakan
praktik keperawatan profesional.
c. Menyediakan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan
penelitian keperawatan (Murwani & Herlambang, 2012).
3. Peran dan tanggung jawab dalam MPKP
a. Peran Kepala Ruangan (Karu)
1) Sebelum melakukan sharing dan operan pagi, Karu melakukan ronde
keperawatan kepada pasien yang dirawat, meliputi : menanyakan
keadaan pasien dan kebutuhannya serta mengobservasi keadaan
infuse, tetesan infuse dan bila ada obat yang belum diminum oleh
pasien segera diberikan dengan memberikan motivasi kepada pasien
tentang kegunaan obat.
2) Memimpin sharing pagi
3) Memimpin operan pagi
4) Memastikan pembagian tugas perawat yang telah dibuat oleh Kepala
Tim dalam pemberian asuhan keperawatan pada hari itu.
5) Memastikan seluruh pelayanan pasien terpenuhi dengan baik, meliputi
pengisian Askep, Visite Dokter (Advise), pemeriksaan penunjang
(hasil Lab), dll.
6) Memastikan ketersediaan fasilitas dan sarana sesuai dengan
kebutuhan.
7) Mengelola dan menjelaskan komplain dan konflik yang terjadi di area
tanggung jawabnya.
8) Melaporkan kejadian luar biasa kepada manajer.
b. Ketua Tim (KATIM)
Tugas Utama: Mengkoordinir pelaksanaan askep sekelompok pasien oleh
Tim keperawatan dibawah koordinasinya.

11
1) Mengidentifikasi kebutuhan perawatan seluruh pasien yang
dikoordinirnya pada saat Pre Confrence.
2) Memastikan seluruh PP membuat rencana asuhan yang tepat untuk
setiap pasiennya.
3) Memastikan setiap PA melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
rencana yang telah dibuat PP
4) Melaksanakan validasi tindakan keperawatan seluruh pasien dibawah
koordinasinya pada saat Post Confrence.
c. Penanggung Jawab Shift (PJ Shift)
Tugas Utama: Menggantikan fungsi pengatur pada saat shift sore/malam
dan hari libur.
1) Memimpin kegiatan operan shift sore-malam.
2) Memastikan PP melaksanakan follow up pasien tanggung jawabnya
3) Memastikan seluruh PA melaksanakan Askep sesuai rencana yang
telah dibuat PP
4) Mengatasi permasalahan yang terjadi diruang perawatan
5) Membuat laporan kejadian kepada pengatur ruangan.
d. Perawat Pelaksana (PP) & Perawat Asosiet (PA)
Tugas Utama: Mengidentifikasi seluruh kebutuhan perawatan pasien yang
menjadi tanggung jawabnya, merencanakan asuhan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi (follow up)
perkembangan pasien.
1) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh PA
2) Memastikan seluruh tindakan keperawatan sesuai dengan rencana

D. Konsep Analisis SWOT


1. Pengertian
Analisa adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi
yang terdapat pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan
memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan

12
masalah. Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats) adalah metode perencanaan strategis
yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek
dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang
tidak dalam mencapai tujuan tersebut (Huston, 2009).
a. Kekuatan (strength) adalah suatu kondisi diaman peruusahaan kurang
mampu melakukan semua tugasnya secara sangat baik (diatas rata-rata
industry)
b. Kelemahan (weakness) adalah kondisi dimana perusahaan kurang mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan srana dan prasarananya
kurang mencukupi
c. Peluang (opportunity) adalah suatu potensi bisnis menguntungkan yang
dapat diraih oleh persahaan yang masih belum dikuasai oleh pihak penting
dan masih belum tersentuh oleh pihak manapun
d. Ancaman (threats) adalah suatu keadaan dimana perusahaan mengalami
kesulitan disebabkan kinerja oleh pihak pesaing, yang jika dibiarkan maka
perusahaan akan mengalami kesulitan dikemudian hari.
e. Diagram analisa SWOT

Diagram 2.1

Berbagai Peluang

3. Mendukung strategi 1. Mendukung


Turn-around strategi Agresif
Kelemahan Kekuatan
Internal Internal

4. Mendukung 2. Mendukung
strategi Defensif strategi Diversifikasi

13
Berbagai Ancaman

Kuadran 1 : Jika perusahaan atau institusi pada kuadran ini merupakan


situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan atau institusi tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang
ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented startegy)
Kuadran 2 : Perusahaan dan institusi pada posisi ini meskipun menghadapi
berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal.
Strategi yang harus diterapkan ádalah menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi yang diverifikasi
baik produk atau pasar
Kuadran 3 : Perusahaan dan institusi menghadapi peluang pasar yang sangat
besar tetapi dipihak lain menghadapi kendala atau kelemahan. Fokus strategi
perusahaan atau institusi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan atau institusi ini menghadapi ancaman dan kelemahan internal.

E. Konsep Diagram Fish Bone


Analisa tulang ikan dipakai jika ada perlu untuk mengkategorikan
berbagai sebab potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara
yang mudah dimengerti dan rapi. Juga alat ini membantu kita dalam menganalisis
apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses dengan cara memecah proses
menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia,
material, mesin, prosedur, kebijakan dan sebagainya (Marquis, L. Bessie & Carol
J. Huston, 2009).

14
1. Langkah-langkah
a. Menyiapkan sesi sebab-akibat
b. Mengidentifikasi akibat
c. Mengidentifikasi berbagai kategori.
d. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
e. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
f. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
2. Manfaat analisa tulang ikan
Memperjelas sebab-sebab suatu masalah atau persoalan
Langkah-langkah penerapan:
a. Langkah 1 : Menyiapkan sesi Analisa Tulang Ikan yakni: analisa tulang
ikan kemungkinan akan menghabiskan waktu 50-60 menit, peserta dibagi
dalam kelompok maksimum 6 orang per kelompok, dengan menggunakan
alat curah pendapat memilih pelayanan atau komponen pelayanan yang
akan dianalisa, siapkan kartu dan kertas flipchart untuk setiap kelompok,
buatlah gambar pada flipchart berdasarkan contoh dibawah ini, tentukan
seorang pencatat dengan tugas pencatat adalah mengisi diagram tulang
ikan.
b. Langkah 2 : Mengidentifikasi akibat atau masalah yakni akibat atau
masalah yang akan ditangani tulislah pada kotak sebelah paling kanan
diagram tulang ikan. Misalnya Laporan Anggaran Akhir bulan terlambat.
c. Langkah 3 : Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama yakni: Dari
garis horizontal utama, ada empat garis diagonal yang menjadi "cabang".
Setiap cabang mewakili "sebab utama" dari masalah yang ditulis, kategori
sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk
akal dengan situasi. Kategori-kategori ini bisa diringkas seperti sumber
daya alam, sumber daya manusia, mesin, materi, pengukuran, metode,
mesin, material, manusia - (4m), tempat (place), prosedur (procedure),
manusia (people), kebijakan (policy) - (4p), lingkungan (surrounding),
pemasok (supplier), sistem (system), keterampilan (skill) - (4s). Kategori

15
tersebut hanya sebagai saran; bisa menggunakan kategori lain yang dapat
membantu mengatur gagasan-gagasan. Sebaiknya tidak ada lebih dari 6
kotak.
d. Langkah 4 : Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang
saran yakni setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan
dengan menggunakan curah pendapat, saat sebab-sebab dikemukakan,
tentukan bersama-sama dimana sebab tersebut harus ditempatkan dalam
diagram tulang ikan (yaitu, tentukan di bawah kategori yang mana
gagasan tersebut harus ditempatkan. misalnya di kategori mesin), sebab-
sebab ditulis pada garis horizontal sehingga banyak "tulang" kecil keluar
dari garis horizontal utama, suatu sebab bisa ditulis dibawah lebih dari
satu kategori sebab utama (misalnya, menerima data yang terlambat bisa
diletakkan dibawah manusia dan sistem).
e. Langkah 5 : Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama yakni: Setelah
setiap kategori diisi carilah sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu
kategori. Sebab - sebab inilah yang merupakan petunjuk "sebab yang
tampaknya paling mungkin" lingkarilah sebab yang tampaknya paling
memungkin pada diagram. Catat jawabannya pada kertas flipchart
terpisah.
f. Langkah 6 : Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
yakni diantara semua sebab-sebab, harus dicari sebab yang paling
mungkin, kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang
tampaknya paling memungkinkan) dan tanyakan , "mengapa ini
sebabnya?", pertanyaan "mengapa ?" akan membantu anda sampai pada
sebab pokok dari permasalahan teridentifikasi, tanyakan "mengapa?"
sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Apabila sudah sampai
pada titik tersebut sebab pokok telah terindentifikasi.

16
F. Perhitungan BOR, LOS, Dan Tenaga Keperawatan
1. BOR (Bed Occupancy Ratio)
BOR atau Angka penggunaan tempat tidur, menurut Depkes RI (2005), BOR
adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60 -
85%. Rumus perhitungan BOR yaitu:

JUMLAH PASIEN
BOR = X 100
JUMLAH TEMPAT TIDUR x PERIODE

2. LOS (Length Of Stay)


Menunjukkan lama waktu yang dirawat pada setiap pasien. Waktu rawat yang
baik maksimum 12 hari. Standar nasional untuk rumah sakit dalam satu tahun
adalah 7 – 10 hari.

JUMLAH LAMA PERAWATAN


LOS =
JUMLAH PASIEN KELUAR ATAU MATI

3. Penetapan Jumlah Tenaga Keperawatan


Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah proses membuat perencanaan
untuk menentukan berapa banyak dan dengan kriteria tenaga yang seperti apa
pada suatu ruangan tiap shiftnya. Berbagai cara perhitungan kebutuhan tenaga
perawat diruang rawat inap yang dapat menjadi acuan, seperti Douglas
(Nursalam, 2011).
b. Rumus Douglas
Dougles menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam
suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing-

17
masing kategori mempunyai nilai standar pershiftnya, yaitu sebagai
berikut :
Tabel 2.1
Rumus Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Klasifikasi pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
pasien
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60

c. Rumus Gilles

A x B x 365 hari

Tenaga
Keterangan : Perawat (TP) (365 – C) x Jam Kerja/Hari
A : Jam perawatan/24jam
B : BOR x jumlah tempat tidur
C : Jumlah hari libur
365 : Jumlah hari kerja selama setahun
d. Rumus PPNI

A X 52 ( mg ) X 7 hari ( TT X BOR ) X 125 %


Tenaga Perawat =
41 ( mg ) X 40 Jam/ Minggu

Keterangan :
TP = Tenaga Perawat
41 (mg) = 365-52 (hari minggu) – 12 hari minggu – 12 hari cuti
= 289 /7
e. Rumus Depkes
jumlah hari minggu dalam 1 tahun+ cuti+hari besar × jumlah perawat
jumlah hari kerja efektif

18
G. Model Metode Asuhan Keperawatan
Berikut adalah jenis model metode asuhan keperawatan menurut Marquis &
Houston (2010) antara lain :
1. Model Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok klien.
Perawat ruangan diagi menjadi 2-3 tim yang terdiri dari tenaga professional,
teknikal dan pembantu dalam satu tim kecil yang saling membantu.
Pembagian tugas dalam kelompok atau group dilakukan oleh kelompok.
Selain itu, ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim
sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan perawatan pasien,
serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami
kesulitan, selanjutnya ketua tim yang melaporkan kepada kepala ruangan
tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.
a) Keuntungan Metode Tim
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) Memungkinkan antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memeri
kepuasan kepada anggota tim
b) Kelemahan Metode Tim
Komunikasi antara anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk
c) Konsep Metode Tim
1) Ketua tum sebagai perawat professional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana terjamin
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
4) Peran kepala ruangan penting dalam metode ini

19
d) Tanggung Jawab Ketua Tim
1) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dibawah tanggung
jawabnya
2) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim
3) Memberikan laporan
4) Mengemangkan kemampuan anggota
5) Menyelenggarakan conference

H. Intervensi Manajemen Keperawatan


1. Coaching
a) Pengertian
Coaching adalah proses seseorang yang berperan untuk memperbaiki
kehidupan atau kinerja orang lain. Dalam dunia industri atau bisnis,
khusunya pada fungsi manajemen SDM, coaching sangat diperlukan
sebagai salah satu teknik dalam proses training & development karyawan.
Kelebihan coaching adalah peran coach yang secara intensif melatih dan
memantau kehidupan dan kinerja coachee (yang di coach), sehingga dapat
menguasai keterampilan atau keahliannya. Secara lebih luas, teknik
coaching tidak hanya terbatas pada level-level eksekutif atau top
manajemen, tetapi juga pada level manajer lini yang memiliki hubungan
secara langsung dengan bawahan dan sering kali berhubungan secara
horizontal dengan rekan kerja. Manajer lini memiliki posisi yang strategis
yang bisa berhubungan dengan siapa saja dan pada level apa saja. Oleh
karenanya, pada level ini perlu menguasai teknik coaching sebagai alat
untuk dapat membantu dan mempengaruhi SDM yang ada (Tracey, 2008).
Menurut Whitmore (2008) Coaching adalah pembinaan yang membuka
potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerja mereka sendiri, yang
membantu mereka untuk belajar daripada mengajar mereka. Menurutnya,
coaching berarti:

20
1) Mengakses potensial
2) Memfasilitasi individu untuk membuat perubahan yangdiperlukan
3) Memaksimalkan kinerja
4) Membantu orang memperoleh keterampilandan mengembangkan
5) Menggunakan teknik komunikasi khusus
b) Tujuan
Tujuan yang umum diperoleh dari coaching adalah dapat meningkatkan
kinerja individu dan organisasi, keseimbangan yang lebih baik antara
pekerjaan dengan kehidupan, motivasi yang lebih tinggi, pemahaman diri
yang lebih baik, pengambilan keputusan yang lebih baik dan peningkatan
pelaksanaan manajemen perubahan.adapun tujuan coaching:
1) Menstimulan pengembangan keterampilan peserta secara individual
2) Membantu peserta menggunakan pekerjaan sebagai pengalaman
pembelajaran dengan bimbingan dan mengembangkan profesional
peserta.
3) Memberi kesempatan kepada peserta untuk melengkapi pekerjaan
yang diberikan fasilitator dan pada saat yang sama mempersiapkan
keterampilan peserta dalam mengambil tanggung jawab dan pekerjaan
mendatang.
4) Meningkatkan kemampuan kemandirian belajar dari peserta dan
mengatasi permasalahan yang dihadapi mereka
c) Proses Tahapan
Proses coaching adalah untuk menetapkan dan menjelaskan arah dan
tujuan serta untuk mengembangkan rencana-rencana kerja untuk mencapai
tujuan. Selain itu dijelaskan juga satu pengertian mengenai hal-hal yang
penting dalam kehidupan bahwa kita diberikan kemampuan untuk
mengambil dan melaksanakan tanggung jawab yang telah diberikan dan
membangun serta melakukan setiap rencana kerja. Secara sederhana
proses coaching akan membantu untuk menciptakan visi yang terbaik dan

21
terbaru yang dimiliki dalam rangka mencapai suatu keberhasilan. Dimana
keberhasilan adalah saat kita dapat mencapai tujuan secara kontinyu.
Tahapan Coaching :
1) Tahap Orientasi
Tahap ini merupakan tahap perkenalan dan tahap pengkondisian agar
tercipta suasana yang saling mempercayai.
2) Tahap Klarifikasi
Pada tahap ini dilakukan analisis permasalahan. Masalah yang akan
dipecahkan diuraikan sehingga jelas mana permasalahan utama dan
juga permasalahan mana yang akan dipecahkan terlebih dahulu.
3) Tahap Pemecahan (Perubahan)
Pada tahap ini coachee dengan bantuan coach berusaha mencari solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi. Coach berusaha memberikan
saran dan alternatif-alternatif, namun coachee sendirilah yang harus
mengembangkan solusi permasalahan yang dihadapi.
4) Tahap Penutup
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap apa yang telah dicapai
coachee dari proses coaching. Hal-hal yang pada tahap pendahuluan
disepakati untuk diubah atau diperbaiki akan dinilai apakah tujuan
tersebut telah tercapai atau belum.
d) Strategi Pelaksanaan
1) Tantangan
Penerapan coaching dalam upaya menjadikan manajemen sumber daya
manusia lebih strategis dan mampu melaksanakan best practice nya
memerlukan komitmen dari manajemen perusahaan. Kenapa
demikian? Karena proses coaching memerlukan waktu yang intensif
dan pelaksanaan proses yang melibatkan seseorang yang ahli atau
kompeten dibidangnya yang akan mentransfer keterampilan dan
kompetensinya.

22
2) Peluang
Apabila membicarakan peluang penerapan coaching bagi manajemen
SDM, maka hal tersebut perlu support dari manajemen perusahaan.
Apalagi persaingan terhadap SDM saat ini sangat ketat antar
perusahaan. Mempertahankan talent-talent yang berkemampuan dan
berpotensi tinggi menjadi program utama dalam suatu perusahaan.
Oleh karenanya, talent-talent ini perlu dicoaching supaya mereka
merasa diperhatikan dan mendapatkan peningkatan baik secara
pengetahuan, pengalaman, kemampuan maupun kompetensinya secara
profesional.
Saat ini program coaching dari pihak eksternal perusahaan atau
konsultan-konsultan sudah banyak ditemukan. Berbagai program
coaching seperti life coaching, business coaching dan family coaching
banyak ditawarkan untuk mengisi ruang-ruang kosong dalam mengisi
kompetensi, kemampuan maupun keterampilan. Dalam area
perusahaan khususnya untuk manajemen SDM, coaching biasanya
diadakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan kepada karyawannya
untuk mampu menghadapi tuntutan dan tantangan baik dari internal
maupun eksternal perusahaan.
e) Tata kelola
1) Menjadi Contoh (Lead by Example)
Artinya secara sederhana adalah lakukan apa yang kau katakan. Coach
tidak bisa meminta coachee untuk datang tepat waktu, apabila dia
sendiri selalu datang terlambat. Orang-orang akan mengikuti instruksi
kita atau rekomendasi kita jika kita telah menjadi contoh yang baik.
2) Pendengar yang Aktif (Active Listening)
Orang-orang pada umumnya sangat senang untuk berbicara. Mereka
akan membicarakan permasalahan mereka, tentang kehidupan, tentang
karir mereka, tentang anak-anak mereka dan mereka akan
membicarakan mengenai semua yang ada dalam kehidupan mereka.

23
Seorang coach akan bisa membangun suatu kepercayaan dengan
coacher dengan menjadi seorang pendengar yang aktif yang mau
memberikan perhatian pada saat mereka berbicara. Dengan perlakuan
ini orang-orang akan merasa dihargai.
3) Alat-alat Peraga (Visual Aids)
Dapatkah kita mengikuti penjelasan mengenai langkah-langkah yang
cukup banyak yang harus dikerjakan dengan hanya mendengarkan
instruksi saja? Kalau saya terus terang tidak bisa. Seseorang akan lebih
cepat proses pembelajarannya dengan memberikan penjelasan dengan
menggunakan alat-alat peraga yang bisa langsung dilihat seperti
ilustrasi, gambar, data-data statistik dan lain sebagainya.
4) Dibuat Sederhana (Keep it Simple)
Pada suatu program coaching, tidak perlu dijelaskan segala hal secara
panjang lebar. Untuk mempercepat proses pembelajaran harus
digunakan bagian yang sederhana dimana coachee dapat dengan
mudah mengerti.
5) Langsung kepada Sasaran (Get Straight to the Point)
Bagian ini sangat membantu pada saat proses coaching dilakukan
dengan adanya keterbatasan waktu. Daripada memberikan
pendahuluan yang terlalu panjang dan membosankan, lebih baik
langsung menuju sasaran sehingga dapat menghemat waktu.
2. Resosialisasi
a. Pengertian
Menurut David A. Goslin berpendapat “Sosialisasi adalah proses belajar
yang di alami seseorang untuk memperoleh pengetahuan keterampilan,
nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota
dalam kelompok masyarakatnya.
Jadi resosialisasi adalah mengulangi kembali suatu proses pembelajaran
kepada seseorang untuk memperoleh pengetahuan keterampilan, nilai-nilai

24
dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota dalam suatu
kelompok.
b. Tujuan
Tujuan sosialisasi Menurut Ihrom (2005) adalah:
1) Mengembangkan keahlian/kemampuan seseorang di dalam
kehidupan untuk berkomunikasi dengan sesama secara baik dan
efektif
2) Memberikan suatu ketrampilan yang diperlukan oleh seseorang yang
memiliki tugas pokok didalam masyarakat
3) Menanamkan nilai-nilai kepercayaan kepada seseorang yang
memiliki tugas pokok di dalam masyarakat
4) Membentuk suatu karakter dan juga kepribadian seseorang.
c. Proses Tahapan
Dalam hal ini, Charles H. Cooley menekankan peranan interaksi dalam
proses sosialisasi. Menurutnya, konsep diri (self concept) seseorang
berkembang melalui interaksinya dengan orang lain atau dikenal dengan
istilah looking-glass self. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan
orang lain terbentuk melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
1) Tahap memahami diri kita dari pandangan orang lain.
2) Tahap merasakan adanya penilaian dari orang lain.
3) Tahap dampak dari penilaian tersebut terhadap dirinya.
d. Strategi Pelaksanaan
1) Melakukan kegiatan sosialisasi kepada kelompok
2) Melakukan pelatihan di dalam kelompok
3. Redemontrasi
a. Pengertian
Demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa
atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar
dapat diketahui dan dipahami oleh suatu kelompok secara nyata atau
tiruannya (Syaiful, 2008).

25
Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukan kepada or.ang lain tentang suatu proses, situasi atau
benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya
maupun dalam bentuk tiruan yang dipertujukan. Redemonstrasi adalah
mempertunjukan kembali proses terjadinya suatu peristiwa dan
dicontohkan agar dapat dipahami oleh suatu kelompok secara nyata.
b. Tujuan
1) Untuk memudahkan penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih
terbatas
2) Untuk membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu
proses dengan penuh perhatian
3) Cocok digunakan apabila akan memberikan ketrampilan tertentu
c. Proses Tahapan
1) Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai
b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan
c) Lakukan uji coba demonstrasi
2) Tahap pelaksanaan
a) Langkah pembukaan
b) Langkah pelaksanaan demonstrasi
c) Langkah mengakhiri demonstrasi
d. Strategi Pelaksanaan
1) Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya:
a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai.

26
c) Kemukakan tugas apa yang harus dilakukan.
2) Langkah pelaksanaan demonstrasi
a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan yang merangsang peserta
untuk berpikir.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana
yang menegangkan.
c) Yakinkan bahwa semua yang mengikuti jalannya demonstrasi
dengan memerhatikan reaksi seluruh peserta.
d) Berikan kesempatan kepada peserta untuk secara aktif memikirkan
lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi.
3) Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran.
4. Desiminasi
a. Pengertian
Diseminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target
atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran,
menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Diseminasi
merupakan tindak inovasi yang disusun dan disebarannya berdasarkan
sebuah perencanaan yang matang dengan pandangan jauh ke depan baik
melalui diskusi atau forum lainnnya yang sengaja diprogramkan, sehingga
terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi (Ibrahim, 2008).
b. Tujuan
Adapun Tujuan diseminasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama
(mutual understanding) di dalam individu maupun suatu kelompok.

27
c. Proses Tahapan
Menurut Rogers dan Floyed Shoemaker (1987), proses keputusan inovasi
terdiri dari 5 tahap, yaitu (a) tahap pengetahuan, (b) tahap bujukan, (c)
tahap keputusan, (d) tahap implementasi, dan (e) tahap konfirmasi.
a) Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan yaitu
tahap pada saat seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan ingin
tahu bagaimana fungsi inovasi tersebut. Pengertian menyadari dalam
hal ini bukan memahami tetapi membuka diri untuk mengetahui
inovasi. Seseorang menyadari atau membuka diri terhadap suatu
inovasi tentu dilakukan secara aktif bukan secara pasif.
b) Tahap Bujukan (Persuation)
Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, seseorang
membentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap
inovasi. Jika pada tahap pengetahuan proses kegiatan mental yang
utama bidang kognitif, maka pada tahap persuasi yang berperan
utama bidang afektif atau perasaan. Seseorang tidak dapat
menyenangi inovasi sebelum ia tahu lebih dulu tentang inovasi.
Dalam tahap persuasi ini lebih banyak keaktifan mental yang
memegang peran. Seseorang akan berusaha mengetahui lebih banyak
tentang inovasi dan menafsirkan informasi yang diterimanya. Pada
tahap ini berlangsung seleksi informasi disesuaikan dengan kondisi
dan sifat pribadinya. Di sinilah peranan karakteristik inovasi dalam
mempengaruhi proses keputusan inovasi.
c) Tahap Keputusan (Decision)
Tahap keputusan dari proses inovasi, berlangsung jika seseorang
melakukan kegiatan yang mengarah untuk menetapkan menerima
atau menolak inovasi. Menerima inovasi berarti sepenuhnya akan
menerapkan inovasi. Menolak inovasi berarti tidak akan menerapkan
inovasi. Sering terjadi seseorang akan menerima inovasi setelah ia

28
mencoba lebih dahulu. Bahkan jika mungkin mencoba sebagian kecil
lebih dahulu, baru kemudaian dilanjutkan secara keseluruhan jika
sudah terbukti berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Tetapi tidak
semua inovasi dapat dicoba dengan dipecah menjadi beberapa
bagian. Inovasi yang dapat dicoba bagian demi bagian akan lebih
cepat diterima.
d) Tahap Implementasi (Implementation)
Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi terjadi apabila
seseorang menerapkan inovasi. Dalam tahap implementasi ini
berlangsung keaktifan baik mental maupun perbuatan. Keputusan
penerima gagasan atau ide baru dibuktikan dalam praktek. Pada
umumnya implementasi tentu mengikuti hasil keputusan inovasi.
Tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu hal sudah memutuskan
menerima inovasi tidak diikuti implementasi. Biasanya hal ini terjadi
karena fasilitas penerapan yang tidak tersedia. Kapan tahap
implementasi berakhir ? Mungkin tahap ini berlangsung dalam waktu
yang sangat lama, tergantung dari keadaan inovasi itu sendiri.
e) Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari penguatan terhadap
keputusan yang telah diambilnya, dan ia dapat menarik kembali
keputusannya jika memang diperoleh informasi yang bertentangan
dengan informasi semula. Tahap konfirmasi ini sebenarnya
berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi keputusan menerima
atau menolak inovasi yang berlangsung dalam waktu yang tak
terbatas. Selama dalam konfirmasi seseorang berusaha menghindari
terjadinya disonansi paling tidak berusaha menguranginya.
f) Strategi Pelaksanaan
Dalam konteks strategi penerapan diseminasi, prinsip komunikasi
efektif penting untuk tercapai common interest. Untuk itu, ada
beberapa langkah yang harus diperhatikan, yaitu:

29
1) Menentukan dan memahami tujuan.
2) Mengidentifikasi pesan inti atau kunci (key messages) yang akan
dikomunikasikan.
3) Mehamami target audience: siapa saja yang terlibat, siapa yang
dipengaruhi, siapa yang tertarik? Informasi apa yang mereka
butuhkan? Bagaimana reaksi mereka? Apa konsern atau minat
mereka?
4) Menentukan media yang paling efektif.
5) Memotivasi audiens untuk memberi tanggapan atau masukan.
6) Frekuensi penyampaian pesan.
7) Memperhitungkan dampak, baik negatif atupun positif. Dalam hal
ini, ukuran sukses sebuah program komunikasi yaitu pesan yang
sampai saja, tidak cukup. Perlu evaluasi, sejauh mana audiens
memahami dengan baik pesan kunci dan menganalisis apakah
semua strategi sesuai dengan persoalan yang dihadapi atau alasan
komunikasi (Cees Leeuwis, 2006).
g) Media
Media secara garis besar dapat dibagi ke dalam tiga kelas utama:
1) Media massa konvensional
2) Media interpersonal
3) Media hibrida baru (new media)
Masing-masing memiliki karakteristik dasar sebagai berikut:
1) Pertama, media massa konvensional (koran, radio, televisi), bahwa
seorang pengirim dapat mencapai banyak orang dengan media
tersebut tanpa terlibat dalam interaksi langsung dengan audiens.
2) Kedua, pada media interpersonal, pertukaran berlangsung lebih
langsung, dan pengirim dan penerima dapat dengan mudah
berubah peran. Kebanyakan komunikasi interpersonal terjadi
tanpa media artifisial (misalnya tanpa alat teknologi) dan
melibatkan kehadiran fisik orang.

30
3) Ketiga, media hibrida baru (new media) yang muncul karena
perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi
mengkombinasikan potensi yang ditawarkan media massa dan
komunikasi interpersonal. Internet, misalnya, merupakan media
yang secara potensial mencapai audiens luas yang membiarkan
aktivitas antara penerima dan pengirim sampai taraf tertentu.
5. Seminar
a. Pengertian
Seminar adalah pertemuan untuk membahas suatu masalah yang
dilakukan secara ilmiah. Pada seminar biasanya menampilkan satu atau
kertas kerja yang sebelumnya telah dipersiapkan.
Dalam seminar biasanya pembahasan berpangkal pada makalah atau
kertas kerja yang sudah disiapkan dan disususun sebelumnya oleh para
pembicara, dan tema pembahasan harus sesuai dengan permintaan panitia
penyelenggaraan.
b. Tujuan
Tujuan diadakannya seminar yaitu menyampaikan suatu pendapat atau
sesuatu yang baru kepada pendengarnya, dengan harapan penerima
informasi memperoleh sesuatu yang baru untuk dikembang tumbuhkan
menjadi sesuatu yang lebih luas lagi kepada yang lainnya.
c. Proses Tahapan
1) Persiapan
a) Bentuk panitia seminar.
b) Tentukan topik bahasan sekaligus tujuannya. Formulasikan dalam
beberapa kalimat.
c) Tentukan jumlah peserta yang akan di undang dan gaung kegiatan
yang akan dibuat.
d) Tentukan pembicara atau pemakalahnya untuk seminar ini dan
bagaimana mendapatkannya?
e) Tentukan tanggal yang tepat untuk pembuatannya.

31
f) Kalau diseminar tersebut membutuhkan dana, darimana saudara
mendapatkan.
g) Kalau saudara menyiapkan makanan ringan, siapa yang mengurus
dan bagaimana?
h) Bagaimana saudara memberitau peserta seminar dan pemakalah
bahwa seminar jadi dilaksanakan. Darimana saudara tahu kalau
mereka akan datang
2) Pelaksanaan
a) Buat list (check list) apa saja yang dibutuhkan agar seminar pada
hari tersebut berhasil.
b) Siapkan agenda seminar untuk hari tersebut: MC, waktu,
pembicara, dsb.
c) Pikirkan apa lagi yang saudara butuhkan untuk hari seminar
tersebut (contoh: absen hadir, makalah yang di copy, laptop, dsb).
d) Bagaimana saudara susun bangku diruang seminar?
e) Siapa yang mengurus dan menata tempat, siapa yang menerima
peserta, dsb.
3) Evaluasi
a) Saudara perlu siapkan instrumen evaluasi untuk melihat
bagaimana mutu dari seminar yang saudara lakukan.
b) Perlu saudara siapkan model (format pelaporan) dan kapan anda
melapor hasil seminar tersebut.
c) Kepada siapa saudara akan melapor setelah seminar.
d. Strategi Pelaksanaan
1) Buat list (check list) apa saja yang dibutuhkan agar seminar pada
hari tersebut berhasil.
2) Siapkan agenda seminar untuk hari tersebut; MC,waktu, pembicara.
3) Pikirkan apa lagi yang saudara butuhkan untuk hari seminar tersebut
(contoh:absen, makalah yang di copy, laptop).
4) Bagaimana saudara susun bangku diruang seminar

32
5) Siapa yang mengurus dan menata tempat, siapa yang menerima
peserta.
6. Resimulasi
a. Pengertian
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah satu
metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang
mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu
sistem atau proses dengan peragaan memakai model statistik atau
pemeran.
Simulasi adalah suatu peniruan sesuatu yang nyata, keadaan
sekelilingnya (step of affairs). Resimulasi adalah memperagakan kembali
suatu sistem pelatihan dalambentuktiruan yang miripatausecara nyata
seperti sesungguhnya.
b. Tujuan
1) Membantu dalam menerapkan keterampilan untuk membuat
keputusan dan dalam menyelesaikan masalah.
2) Membantu untuk mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi
antar sesama manusia.
3) Memberikan kesempatan untuk menerapkan tentang berbagai prinsip
dan teori
c. Proses Tahapan
Sri Anitah, W. DKK (2007) prosedur yang harus ditempuh dalam
penggunaan metode simulasi adalah:
1) Menetapkan topik simulasi yang diarahkan
2) Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas,
3) Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik,
dan peran yang dimainkan,
4) Proses pengamatan pelaksanaan simulasi dapat dilakukan dengan
diskusi,
5) Mengadakan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan simulasi.

33
d. Strategi Pelaksanaan
1) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
2) Para peserta lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
3) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
kesulitan.
4) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan
untuk mendorong peserta berpikir dalam menyelesaikan masalah yang
sedang disimulasikan

34
BAB III
URAIAN KEGIATAN

A. Profil RSUD UNDATA Provinsi


Sulawesi Tengah
RSUD Undata berdiri sejak tanggal 7 Agustus 1972 berlokasi di pesisir
teluk palu, nama UNDATA memiliki arti “Obat Kita”. Kata ini sekaligus
bernakna tentang layanan kesehatan dalam cakupan bersifat prefentif, kuratif dan
rehabilitatif pada tatanan kebersamaan “Mosangu Mosipakabelo”. Pada periode
Agustus 2009, RSUD Undata pindah ke bangunan baru berlokasi di JI. Trans
Sulawesi – Tondo Palu Timur, sesuai dengan surat keputusan Gubernur No.
445/500/400/RO/.ADM KESRAMAS Tanggal 06 Agustus 2009 dan Surat
Keputusan DPRD Provinsi Sulawesi Tengah No. 13/P.JMP-DPRD/2009.
Tanggal 24 Juni 2009.
a. Visi dan Misi RSUD UNDATA Provinsi Sulawesi Tengah
1. Visi
Menjadi rumah sakit yang terdepan dan terbaik dalam bidang
pelayanan, pendidikan dan penelitian di Provinsi Sulawesi Tengah tahun
2020.
2. Misi
1) Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang professional.
2) Melaksanakan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
di Bidang Kesehatan.
3) Meningkatkan Pendapatan Rumah Sakit Kesejahteraan Karyawan
Rumah Sakit.
4) Meningkatkan Kerjasama dengan Mitra Rumah Sakit.
(Diklat RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah 2019)
3. Tujuan Rumah Sakit

35
1) Perbaikan mutu pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
2) Perbaikan manajemen dan kapasitas sumber daya manusia
3) Pengendalian biaya dan optimalisasi
4. Moto Rumah Sakit
Mosangu Mosipakabelo artinya bersatu untuk saling memperbaiki
dalam upaya peningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
b. Profil Ruangan ICVCU RSUD Undata Palu
Ruangan ICVCU merupakan ruangan perawatan penyakit Jantung,
ruangan icvcu adalah ruangan perawatan jantung/kritis yang memiliki ruangan
perawatan perempuan dan laki – laki yang digabungkan menjadi satu yang
terbagi atas dua Tim Yaitu, Tim 1 terdapat 6 bed, Tim 2 terdapat 5 bed, dan 3
bed belum dioprasikan dengan demikian jumlah bed keseluruhan yang ada
diruangan icvcu dengan total sebanyak 14 bed. Jumlah perawat diruangan
icvcu saat ini yaitu 1 kepala ruangan, 2 ketua tim dan 19 perawat pelaksana.

B. Pengkajian Situasi Ruangan


Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 September – 14 Oktober 2023,
meliputi SWOT, Sumber Daya Manusia (Man), Sarana dan Prasarana (Material),
Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (Methode), Keuangan (Money).
1. Sumber Daya Manusia (Man)
a. Struktur organisasi
Struktur organisasi tenaga keperawatan diruang perawatan ruangan
ICVCU RSUD UNDATA Provinsi Sulawesi Tengah. dipimpin oleh
Kepala ruangan dan dibantu oleh 2 ketua tim dengan 19 perawat
pelaksana. Adapun stuktur organisasinya adalah sebagai berikut :
Bagan.3.1 Struktur Organisasi Metode Tim Ruangan ICVCU

36
Kepala Ruangan
(Ns. Abdul Rahman, S.Kep.,M.H.Kes)

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2


(Ns. Thomas Maliku S.Kep) (Febriany Samma, A,Md. Kep)

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

1. Yosep Kristiana, Amd.Kep 1. Ns.Marselinus Jamaludin, S.ST


2. Ns. Lisda, S.Kep 2. Ns.Nurhaeda, S.Kep
3. Agustina, A.Md.Kep 3. Ns.Ari Kusnandar, S.Kep
4. Gerson Talunda, A.Md. Kep 4. Stevi Lidya T, S.Kep
5. Mukarrama, A.Md.Kep 5. Ns.Yudi Eko Saputra, SST
6. Ns.Trivena A Perapi, S.Kep
6. Dewi M Laha, A.Md.Kep
7. Yuli Kusumawati,A.Md.Kep
7. Armawin, A.Md.Kep
8. Ns.Gusti Ayu T, S.Kep
9. Ns.Andi Rahmat S, S.Kep 8. Ni Wayan Darmianti, A.Md.Kep
10.Ns.Retina, S.Kep 9. Ns.Nur Fadia M.Hasan, S.Kep

Sumber : Data Perawat di Ruangan ICVCU RSUD UNDATA Tahun 2023

37
b. Jumlah Tenaga di Ruangan
1) Kajian data
Tabel 3.1
Kajian jumlah perawat berdasarkan pendidikan, status kepegawaian, jabatan, lama kerja dan pelatihan

Status
Kepegawaian
No Nama Pendidikan Pelatihan
Tenaga STR Lama Kerja
PNS Jabatan
Kontrak
Ns. Abdul Rahman,
1 M.Kes √ KARU Aktif 25 Tahun BTCLS, ACLS,
S.Kep.,M.H.Kes Crdiovaskuler, CI

BTCLS, ACLS,
2 Ns.Thomas Maliku, S.Kep Ners √ Katim A Aktif 22 Tahun VENTILATOR,
CI Klinik

Febriany Samma, A,Md.


3 D3 √ Katim B Aktif 19 Tahun Cardiovaskuler
Kep
4 Yosep Kristiana, Amd.Kep D3 √ P.Pelaksana Aktif 2 Tahun BTCLS
BTCLS,
5 Ns.Lisda, S.Kep Ners √ P. Pelaksana Aktif 8 Tahun
Cardivaskuler
P. Pelaksana
6 Agustina, A.Md.Kep D3 √ Aktif 17 Tahun Cardiovaskuler
P. Pelaksana
7 Gerson Talunda, A.Md. Kep D3 √ Aktif 25 Tahun BTCLS
P. Pelaksana
8 Mukarrama, A.Md.Kep D3 √ Aktif 15 Tahun BTCLS
P. Pelaksana
9 Ns. Trivena A Perapi, S.Kep Ners √ Aktif 1 Tahun BTCLS, ACLS
P. Pelaksana
10 Yuli Kusumawati, A.Md.Kep D3 √ Aktif 1 Tahun BTCLS
11 Ns. Gusti Ayu T, S. Kep Ners √ P. Pelaksana Aktif 12 Tahun BTCLS, ACLS

38
P.Pelaksana
12 Ns. Andi Rahmat S, S.Kep Ners √ Aktif 1 Tahun BTCLS, ACLS
P. Pelaksana
13 Ns. Retina, S.Kep Ners √ Aktif 1 tahun BTCLS
P. Pelaksana
14 Ns. Marselinus Jamaludin, S.St Ners √ Aktif 16 Tahun BTCLS, ACLS
P. Pelaksana
15 Ns. Nurhaeda, S.Kep Ners √ Aktif 22 Tahun BTCLS,
ACLS ,CI
P. Pelaksana
16 Ns. Ari Kusnandar, S.Kep Ners √ Aktif 12 Tahun BTCLS
P.Pelaksana
17 Stevi Lidya T, S.Kep S1 √ Aktif 7 Tahun BTCLS
P.Pelaksana EKG, Emergency
nursing,
18 Ns. Yudi Eko Saputra, S.St Ners √ Aktif 13 Tahun Preceptorshif,
Pekerti, Pelayanan
Geriatrik Dasar.
P.Pelaksana
19 Dewi M Laha, A. Md. Kep D3 √ Aktif 16 Tahun BTCLS
P.Pelaksana
20 Armawin, A.Md. Kep D3 √ Aktif 1 Tahun BTCLS, CWCCA
Ni Wayan Darmianti, A.Md. P.Pelaksana
21 D3 √ Aktif 5 Tahun BTCLS
Kep
Ns. Nur Fadila M.Hasan, P.Pelaksana
22 Ners √ Aktif 6 Tahun BTCLS-
S.Kep
Sumber : Data Perawat di Ruangan ICVCU

39
Berdasarkan Tabel 3.1 didapatkan tenaga perawat yang berada di
ruangan ICVCU RSUD UNDATA Palu terdiri dari 1 orang kepala
ruangan, 2 orang ketua tim, dan 19 orang perawat pelaksana. Adapun
latar belakang pendidikan, S2 sebanyak 1 orang , Ners 1 1 orang, S1
Keperawatan 1 Orang dan D3 keperawatan 9 orang dan semua
sudah mengikuti pelatihan.

Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Jenis Pendidikan Jumlah %
1 S2 1 Orang 4,5%
2 Ners 11 Orang 50%
3 S1 Keperawatan 1 Orang 4,5%
4 D3 Keperawatan 9 Orang 41 %
TOTAL 22 Orang 100
Sumber : Data Perawat di Ruangan ICVCU RSUD UNDATA Tahun 2023

Beradasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan perawat


di ruangan ICVCU bervariasi dengan jenjang pendidikan terbanyak adalah
S1 Ners sebanyak 50%, D3 Keperawatan sebanyak 41%, S2 dan S1
sebanyak 4,5%.

Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Status Kepegawaian
No. Status Kepegawaian Jumlah %
1 PNS 20 Orang 91 %
2 Kontrak 2 Orang 9%
TOTAL 22 Orang 100
Sumber : Data Perawat di Ruangan ICVCURSUD UNDATA Tahun 2023

Beradasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa status kepegawaian perawat


di ruangan ICVCU bervariasi dengan presentase PNS 91% dan presentase
pegawai kontrak 9 %.

40
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Lama Masa Kerja
No. Masa Kerja Jumlah %
1 ≤ 5 tahun 6 Orang 27
2 ≥ 5 tahun 16 Orang 73
Total 22 Orang 100
Sumber : Data Perawat di Ruangan ICVCU RSUD UNDATA Tahun 2023

Beradasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa lama masa kerja perawat di
ruangan ICVCU bervariasi dengan masa kerja ≤ 5 tahun 27%, dan ≥ 5 tahun
73%.

2) Kajian Data

Tabel 3.6
Komposisi ketenagaan keperawatan di ruangan ICVCU RSUD UNDATA
menurut Rumus PPNI

A X 52 ( mg ) X 7 hari ( TT X BOR ) X 125 %


T enaga Perawat =
41 ( mg ) X 40 Jam/ Minggu

8 X 52 X 7 ( 11 X 0 , 7 ) X 125 %
¿
41 X 40

2.912 ( 7 , 7 ) X 125 %
¿
1.640

22.422, 4 X 125 %
¿
1.640

22.422, 4 X 1 ,25
¿
1.640

28.028
¿
1.640

= 17 Orang
Sumber : Data Rata-rata Pasien di Ruangan Peyakit Jantung RSUD UNDATA Tahun 2023

41
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan perhari diruangan penyakit
jantung RSUD UNDATA adalah 17 orang perawat.

c. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Perawat


1. Rumus BOR (DepKes RI 2005)
(1)Bulan Juli
jumlah hari perawatan
BOR = x 100%
jumlah tempat tidur x jumlah hari/ periode
225
= x 100 %
11 x 31
225
= =0 , 65 ×100=65 %
341
(2)Bulan Agustus

jumlah hari perawatan


BOR = x 100%
jumlah tempat tidur x jumlah hari/ periode

305
= x 100 %
11 x 31
305
= =¿ 0,89 × 100 = 89%
341
(3)Bulan September
jumlah hari perawatan
BOR = x 100%
jumlah tempat tidur x jumlah hari/ periode
185
= x 100 %
11 x 30
185
= =¿0,56× 100 = 56 %
330
2. Loss Day
Jumlah tenaga lepas perhari
(a) Jumlah hari tak kerja pertahun :
Hari minggu pertahun = 52 hari + cuti tahunan 12 hari
Hari besar setahun 14 hari
Jadi jumlah keseluruhan 52 + 12 + 14 = 78 hari

42
1) Jumlah tenaga yang di butuhkan di ruangan ICVCU per 24 jam
= 17 orang
2) Jumlah hari kerja efektif perorang per tahun = 365 hari – 78 hari
= 287 hari
3) Jumlah perawat yang bebas tugas per hari
Loss Day =
jumlah hari minggu dalam 1 tahun+ cuti+hari besar × jumlah perawat
jumlah hari kerja efektif
52+ 12+14 ×17
= = 78 × 17
287

= 4,6 = 5 orang

Faktor koreksi : (Jumlah tenaga keperawatan + loss day × 25%)

( 17+5 ) x 25 % 550
= =
100 100

¿ 6 orang

3) Analisa Data
Berdasarkan perhitungan PPNI, maka jumlah perawat yang di
butuhkan perhari diruangan ICVCU adalah 6 orang perawat dinas
pagi, 6 orang perawat dinas sore, 5 orang perawat dinas malam. Jadi
jumlah perawat yang dibutuhkan setiap hari berjumlah 17 orang
perawat.

3. AVLOS (Average long of stay)


(1)Bulan Juli
jumlah hari perawatan
AVLOS =
jumlah psien keluar atau mati

253
= = 8,16 = 8 hari
31

43
(2)Bulan Agustus
jumlah hari perawatan
AVLOS =
jumlah psien keluar ataumati
183
= = 6,1 = 6 hari
30
(3)Bulan September
jumlah hari perawatan
AVLOS =
jumlah psien keluar ataumati
210
= = 6,7 = 7 hari
31
4. TOI
(1)Bulan Juli
( ƩJumlah Tempat Tidur x Periode )−Jumlah hari perawatan
TOI =
(Ʃ Jumlah pasienkeluar )

¿ ( 11×31 )−253
= = 2,8 = 3 hari
31

(2)Bulan Agustus

( ƩJumlah Tempat Tidur x Periode )−Jumlah hari perawatan


TOI =
(Ʃ Jumlah pasienkeluar )

¿ ( 11×31 )−183
= = 5,0= 5 hari
31

(3)Bulan September
( ƩJumlah Tempat Tidur x Periode )−Jumlah hari perawatan
TOI =
(Ʃ Jumlah pasienkeluar )
¿ ( 11×30 )−210
= = 3,5 = 4 hari
34

Tabel 3.7
Efisiensi Ruangan ICVCU
No Indikator
Bulan
. BOR AVLOS TOI
1. Juli 65% 8 3

44
2. Agustus 89% 6 5
3. September 56% 7 4
Rata-rata 70% 7 4
Standar 65-80% 6-9 hari 1-4hari
Sumber : Buku Register Ruangan ICVCU September – Oktober 2023

45
5. Distribusi Penyakit di Ruangan
Tabel 3.8
Sepuluh Penyakit terbanyak bulan Juli – September 2023
Jenis Bulan Bulan Bulan Jumlah
No Juli Agustus September
Penyakit Kasus
1 ACS Stemi post pci 2 0 0 2
2 ACS Stemi anterior 2 6 3 11
3 ACS Stemi 12 11 6 29
4 CKD 4 0 1 5
5 ADHF 12 4 6 22
6 Syok Kardiogenik 1 2 3 6
7 UAP 2 1 1 4
8 ACS Stemi Inferior 0 2 5 7
9 ACS Stemi Lateal 0 1 0 1
10 ACS-UAP 0 0 2 2
11 ADHF+HHD 1 0 1 2
12 ACS+PPOK 0 0 1 1
Hipertensi 0 1 1 2
13
Emergency
ACS Stemi+DM 0 1 1 2
14
Tipe II
ADHF ec 1 0 1 2
15 CAD+CKD ON
HD
TOTAL 37 29 32 98
Sumber: Buku Register Ruangan ICVCU Periode September- Oktober2023.

Beradasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa penyakit terbanyak di


ruangan perawatan ICVCU tiga bulan terakhir yaitu penyakit ACS
Stemi. Dan total kasus selama tiga bulan terakhir berjumlah 98 kasus
dengan 10 penyakit teratas.

46
2. Money (System pembiayaan pasien di ruangan)
Tabel 3.9
Daftar Pembiayaan Ruangan Anak ICVCU

No Jenis Pelayanan Jasa Sarana Jasa Total Tarif


. Pelayanan
1 BPJS Jaminan Kesehatan Seluruh Masyarakat
2 Tunai Rp. 600.000 Rp. 600.000
Sumber: Standar fasilitas dan peralatan keperawatan ruangan 2023 dan hasil observasi

3. Method (Metode Asuhan Keperawatan)


Model asuhan keperawatan yang dijalankan di ruang adalah model
asuhan keperawatan modifikasi Tim dan primer, tim dibagi menjadi 2 tim A
dan tim B. Di ruang ICVCU seluruh perawat bekerja sama dalam
memberikan asuhan keperawatan dibawah pimpinan kepala ruangan.
b. Penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
Hasil wawancara dengan beberapa perawat ruang ICVCU bahwa
penerapan metode tim hanya dilakukan pada shift pagi. Sedangkan pada
shift sore dan malam metode tim tidak digunakan dikarena jumlah
perawat pada shift sore dan malam berjumlah 3-4 orang.
Dari hasil observasi yang dilakukan selama 1 minggu di Ruang ICVCU
didapatkan tindakan keperawatan yang sering dilakukan, yaitu:
1) Memberikan terapi obat sesuai instruksi Dokter melalui shrynge pump
2) Memasang monitor
3) Mengontrol cairan infus lewat infus pump
4) Mengobservasi tanda-tanda vital
5) Memberikan edukasi tentang resiko jatuh kepada pasien dan keluarga
6) Melakukan edukasi pada pasien pulang, namun tidak semua perawat
menerapkan tindakan keperawatan.
f. Timbang Terima
Sebelum memulai operan, kepala ruangan tidak membuka
operan, operan hanya dibuka oleh perawat pelaksana. Operan dilakukan 3
kali dalam sehari yaitu pada pergantian shift malam ke pagi dengan jam

47
kerja mulai pukul 08.00 WITA-14.00 WITA, pagi ke sore dengan jam
kerja 14.00 WITA - 21.00 WITA dan sore ke malam dengan jam kerja
pada pukul 21.00 WITA - 08.00 WITA. Berdasarkan hasil observasi,
pelaksanaan operan pada dinas pagi, namun pelaksanaan operan pada
dinas sore dan dinas malam cenderung dilakukan kurang tepat waktu.
Adapun isi laporan yang disampaikan adalah nama pasien, diagnosa
medis, DPJP, keluhan pasien dan tindakan yang belum dan sudah
dilakukan. Operan dilakukan di Nurse Station, kemudian dilanjutkan
dengan operan di ruangan perawatan.
g. Prosedural
Standar operasional Prosedur di ruangan ICVCU berjumlah 45 SOP,
berikut adalah daftar Standar Operasional Prosedur yang ada diruangan
ICVCU :
Tabel 3.10
No
Jenis Standar Operasional Prosedur (SOP)

1 SOP mengukur berat badan


2 SOP mengukur tinggi badan
3 SOP menghitung nadi radial
4 SOP menghitung pernafasan
5 SOP mengukur suhu tubuh melalui oral
6 SOP mengukur suhu tubuh melalui axsila
7 SOP mengukur tekanan darah
8 SOP memberikan injeksi inra cutan
9 SOP memberikan injeksi sub cutan
10 SOP memberikan obat per vagina
11 SOP memberikan obat per oral
12 SOP menyiapkan obat injeksi dari ampul
13 SOP memberikan injeksi intra muskuler
14 SOP memberikan injeksi intra vena

48
15 SOP memberikan obat melalui kulit
16 SOP memberikan obat sub lingual
17 SOP memberikan obat injeksi dari vial/flakon
18 SOP memberikan obat melauli anal
19 SOP pengambilan specimen sputum
20 SOP pengambilan specimen urine
21 SOP pemeriksaan EKG (CARDIOMA 12)
22 SOP pengambilan sampel darah vena
23 SOP membantu pasien mobilisasi dengan bantuan
tongkat/penyanggah tubuh
24 SOP membantu range of motion (ROM)
25 SOP pertolingan ambulasi dengan bantuan satu orang
26 SOP memberikan nutrisi per NGT
27 SOP merawat luka bersih/steril
28 SOP merawat luka dengan drain
29 SOP memindahkan pasien ke tempat tidur dan sebaliknya
30 SOP penerimaan pasien baru di ruang rawat inap intensif
31 SOP menyiapkan tempat tidur untuk pasien baru
32 SOP edukasi batuk efektif
33 SOP latihan nafas dalam
34 SOP perawatan kateter urine
35 SOP pemasangan oximetry
36 SOP pemasangan kateter urine
37 SOP pemasangan dan pencabutan infus
38 SOP pemberian oksigenasi dengan menggunakan masker O2
39 SOP pemberian oksigenasi dengan menggunakan nasal O2
40 SOP pemberian tranfusi
41 SOP pelaksanaa operan diruang SP2KP
42 SOP pelaksanaan pre conference diruang SP2KP
43 SOP pelaksanaan post conference di ruang SP2KP

49
44 SOP pemasangan monitor
45 SOP pemberian obat seringe pump

h. Hasil pengkajian dan kepuasan pasien / keluarga.


Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan tanggal 25
september – 29 september 2023, diketahui bahwa masih banyak
permasalahan yang ditemui dalam penerapan manajemen keperawatan,
baik dalam fungsi perencanaan, perorganisasian, pengawasan dan
pengendalian, dimana fungsi manajemen tersebut belum dilaksanakan
secara optimal. Pengkajian di lakukan 25 september – 29 september 2023
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan
aspek manajemen keperawatan melalui pendekatan terhadap proses
manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan. Pengkajian
manajemen meliputi fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
pengawasan dan fungsi pendelegasian. Metode yang digunakan untuk
memperoleh data adalah studi literatur dengan membaca laporan ruangan
dan laporan hasil praktek manajemen sebelumnya yang berkaitan dengan
manajemen, kemudian di konfimasi dengan masalah yang dikemukakan
oleh responden. Konfirmasi dilakukan melalui observasi, wawancara,
penyebaran kuisioner. Responden yang terlibat dalam pengisian kuisioner
sebanyak 11 orang pasien/keluarga dan perawat pelaksana berjumlah 19
orang di ruangan ICVCU RSUD UNDATA Provinsi Sulawesi Tengah.
1. Presentasi kepuasan pasien/keluarga pasien
a. 10 % mengatakan tidak puas, 90 % mengatakan puas bahwa
perawat mampu menangani masalah pasien dan keluarga pasien
dengan tepat dan professional.
b. 20 % mengatakan tidak puas , 80 % mengatakan puas bahwa
perawat memberikan informasi tentang fasilitas yang tersedia, cara
penggunaannya dan tata tertib yang berlaku di rs.

50
c. 10% mangatakan tidak puas, 90% mengatakan puas, bahwa
perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang harus
dipatuhi dalam perawatan pasien.
d. 20% mengatakan tidak puas , 80% mengatakan puas, bahwa
perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang dilarang
dalam perawatan pasien.
e. 10% mengatakan tidak puas , 90% mengatakan puas bahwa
ketepatan waktu perawat tiba diruangan ketika pasien atau keluarga
membutuhkan
f. 20% mengatakan tidak puas , 80% mengatakan puas bahwa
perawat memberi perhatian terhadap keluhan yang pasien rasakan.
g. 10% mengatakan tidak puas, 90% mengatakan puas, bahwa
perawata dapat menjawab tentang tindakan perawatan yang
diberikan kepada pasien.
h. 100% mengatakan puas, bahwa perawat jujur dalam memberikan
informasi tentang keadaan pasien.
i. 40% mengatakan tidak puas , 60% mengatakan puas bahwa
perawat selalu memberisalam dan senyum ketika bertemu dengan
pasien.
j. 30% mengatakan tidak puas, 70% mengatakan puas, bahwa
perawat teliti dan terampil dalam melaksanakan tindakan
keperawatan kepada pasien.
k. 10% mengatakan tidak puas, 90% mengatakan puas, bahwa
perawat memberi informasi tentang administrasi yang berlaku bagi
pasien rawat inap dirs.
l. 20% mengatakan tidak puas, 80% mengatakan puas, bahwa
perawat selalu menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan yang
pasien tempati.

51
m. 10% mengatakan tidak puas, 90% mengatakan puas, bahwa
perawat menjaga kebersihan dan kesipan alat-alat kesehatan yang
digunakan.
n. 40% mengatakan tidak puas, 60% mengatakan puas, bahwa
perawat menjaga kebersihan dan kelengkapan fasilitas kamar
mandi dan toilet.
o. 10% mengatakan tidak puas, 90% mengatakan puas, bahwa
perawat selalu menjaga kerapian dan penampilannya.
p. 100% mengatakan puas, bahwa perawat memberikan informasi
kepada pasien tentang segala tindakan perawat yang akan
dilaksanakan.
q. 20% mengatakan tidak puas , 80% mengatakan puas bahwa
perawat mudah ditemui dan dihubungi bila pasien atau keluarga
membutuhkan.
r. 40% mengatakan tidak puas , 60% mengatakn puas, bahwa
perawat sering menengok dan memeriksa keadaaan pasien seperti
mengukur tensi , suhu, nadi, pernfasan dan cairan infus.
s. 10% mengatakan tidak puas, 90% mengatakan puas bahwa
pelayanan yang diberikan perawat tidak memandang pangkat atau
status tetapi berdasarkan kondisi pasien.
t. 20% mengatakan tidak puas, 80% mengatakan puas bahwa perawat
perhatian dan memberi dukungan moril terhadap keadaan pasien
(menanyakan dan berbincang- bincang tentang keadaan pasien)
u. 20% mengatakan tidak puas, 80% mengatakan puas, bahwa
perawat bersedia menawarkan bantuan kepada pasien ketika
mengalami kesulitan walau tanpa diminta.
v. 10% mengatakan tidak puas, 90% mengatakan puas, bahwa
perawat segera menangani pasien ketika sampai diruangan rawat
inap.

52
w. 40% mengatakan tidak puas, 60% mengatakan puas, bahwa
perawat menyediakan waktu khusus untuk membantu pasien
berjalan, BAB, BAK dan ganti posisi, dll.
x. 90% mengatakan puas, 10% mengatakan tidak puas, bahwa
perawat membantu pasien untuk memperoleh obat.
y. 50% sangat tidak puas, 50% puas bahwa perawat membantu pasien
untuk melaksanakan pelayanan foto dan laboratorium dirs ini.
2. Presentase kinerja kepala ruangan
a. Dari 18 perawat diruangan ICVCU terdapat 88,9% mengatakan
baik dan 11,1% mengatakan tidak baik, bahwa kepala ruangan
sudah mampu memberikan perencanaan kerja yang baik sebagai
kepala ruangan.
b. Dari 18 perawat diruangan ICVCU 83,3% mengatakan baik dan
16,7% mengatakan tidak baik menyatakan bahwa kepala ruangan
sudah sangat baik dalam mengorganisasikan sehingga
memudahkan dalam menjalankan asuhan keperawatan.
c. Dari 18 perawat diruangan ICVCU 55,6% perawat mengatakan
baik dan 44,4% mengatakan tidak baik bahwa diruangan ICVCU
sudah memenuhi standar jumlah perawat didalam ruang
perawatan.
d. Dari 18 perawat diruangan ICVCU 88,9% perawat mengatakan
baik dan 11,1% perawat mengatakan tidak baik menyatakan bahwa
kepala ruangan sudah cukup baik dalam memberikan pengarahan
pada setiap anggota diruangan.
e. Dari 18 perawat diruangan ICVCU 77,8% perawat mengatakan
baik dan 22,2% perawat mengatakan tidak baik bahwa kepala
ruangan sudah cukup baik dalam pengendalian masalah diruangan.
3. Presentasi kinerja ketua tim
Dari 18 perawat diruangan ICVCU 100% menyatakan bahwa
kinerja ketua Tim sudah sangat baik dan sangat perlu dipertahankan.

53
4. Presentasi pelaksanaan ronde keperawatan
Dari 18 perawat diruangan ICVCU 83,3% mengatakan baik dan
16,7% mengatakan tidak baik dalam melakukan ronde keperawatan
perlu peningkatan dalam ronde keperawatan diruang ICVCU.
4. Machine
Tabel 3.11
Fasilitas Di Ruangan ICVCU RSUD Undata Palu 2023

No Nama Barang Jumlah Keadaan Barang


. Baik Kurang Rusak
1. Brankard 1 1 - -
2. Stretcher 0 0 - -
3. Tempat tidur 11 11 - -
4. Kasur 11 11 10 -
5. Standar Infus -
6. Komputer set 2 2 - -
7. Kipas Angin 0 0 - -
8. APAR 1 1 - -
9. Meja setengah biro 2 2 - -
10. Lemari alat (besi) 1 1 - -
11. Lemari kayu 0 0 - -
12. Lemari kayu kaca 2 - 2 -
13. Lemari locker - -
14. Lemari kaca - - - -
15. Kursi sofa 4 3 1 -
16. Kursi sandar 2 2 - -
17. Meja pasien 11 11 - -
18. Troley 2 2 - -
19. Troley emergency 2 2 - -
20. Kulkas 1 pintu 2 2 - -
21. Pengukur suhu 1 1 - -
22. Air Condisioner (AC) 9 9 - -
23. Jam dinding 1 1 - -
24. Tempat sampah besar 8 8 - -
25. Tempat sampah kecil 4 4 - -
26. Meja wastafel 1 1 - -
27. Ember besar 2 2 - -
28. Ember sedang - - - -
29. Papan mading 1 1 - -
30. Papan code red 1 1 - -

54
31. Helm code red 1 1 - -
32. Spill kit box - -
Sumber: Standar fasilitas dan peralatan keperawatan ruangan 2023 dan hasil observasi

Berdasarkan tabel diatas di dapatkan fasilitas alat medis di ruangan


ICU sudah cukup lengkap, namun ada beberapa alat yang mengalami
kondisi yang kurang baik dan tidak dapat digunakan
5. Material
a. Lokasi dan Denah
Ruangan ICVCU merupakan suatu ruangan intensif yang berada di lantai
dua . Ruangan ICVCU RSUD UNDATA ini dibatasi oleh :
1) Sebelah utara berbatasan ruangan gizi
2) Sebelah timur berbatasan dengan ruangan jenazah.
3) Sebelah barat berbatasan dengan ruangan echo.
4) Sebelah selatan berhadapan dengan ruangan asoka

55
Gambar 3.1 Denah Ruangan ICVCU

B T Keterangan : = WC

= Tempat Tidur

= Pintu

56
b. Fasilitas dan alat kesehatan
Tabel 3.12

Keadaan Barang
No. Nama Barang Jumlah
Baik Kurang Rusak
1. Ventilator 1 1 - -
2. Pasien monitor 11 9 1 1
3. Central monitor set 0 - - -
4. Infuse pump 3 3 - -
5. Syringe pump 15 15 - -
6. suction 11 11 - -
7. DC syock 2 2 - -
8. Blood warmer - -
9. Nebulizer 11 11 - -
10. Kasur Decubitus - -
11. Lampu Rontgen 1 1 - -
12. Brankard 1 1 - -
13. Stretcher 0 - - -
14. Tempat tidur 11 11 - -
15. Kasur 11 11 - -
16. Standar Infus - -
17. CPAP - -
18. HFNC 0 0 - -
19. Lampu Ultraviolet - -
20. Regulator O2 Central 11 11 - -
21. Regulator O2 Biasa - -
22. Tensi Berdiri 1 - - 1
23. Stetoskop - -
24. Jacksonrees - -
25. Bag Valve Mask 2 2 - -
26. Laringoskop - -
27. Pengukur suhu 1 1 - -
28. Troley 2 2 - -
29. Troley emergency 2 2 - -
30. Handscoen bersih - -
31. Handscoen steril - -
32. EKG 1 1 - -
33. Nierbeken/bengkok 1 1 - -
34. Com steril 1 1 - -
35. Pinset anatomi 1 1 - -
36. Gunting jaringan 1 1 - -
37. Gunting hepafix 1 1 - -

57
38. Bak instrument 2 2 - -
39. Ember hitam 3 3 - -
40. Ember hijau 1 1 - -
41. Tempat linen infeksius 1 1 - -
42. SPO2 1 1 - -
43. Hepafix 1 1 - -
44. Alcohol swab 1 1 - -
45. Alcohol 1 1 - -
46. Safety box 2 2 - -
47. Lemari alat 1 1 - -
48. Tempat sampah besar 8 8 - -
49. Tempat sampah kecil 5 5 - -
50. Spill kit box 1 1 - -
51. Tabung O2 - -

Berdasarkan tabel diatas didapatkan fasilitas alat di Ruangan ICU


RSUD Undata cukup lengkap namun beberapa alat ditemukan dalam
keadaan kurang dan rusak diantaranya.
c. Fasilitas untuk petugas Kesehatan
Perawat memiliki ruangan tempat untuk beristirahat.
d. Kapasitas tempat tidur yang ada di ruangan
Tempat tidur yang dapat digunakan berjumlah 11 buah, tempat tidur pasien
memiliki pengaman tempat tidur yang berfungsi dengan baik.
2. Environment
i. Lingkungan Fisik
1. Ruang Nurse Station
Terletak di tengah-tengah diantara kamar perawatan,
pencahayaaan pada siang dan malam hari terang, sirkulasi udara baik.
Penempatan alat diruangan ICVCU sudah tertata, penempatan berkas
dan peralatan sudah sesuai. Nurse stasion dilengkapi dengan wastafel
yang memungkinkan perawat untuk selalu menerapkan five moment
secara berkala.
2. Kamar Mandi
Terdapat 4 kamar mandi pasien dan 2 kamar mandi untuk
perawat, terdapat pegangan pengaman (terdapat handrail pada

58
dinding kamar mandi, pintu membuka keluar, pencahayaan baik,
ketersediaan air cukup, kamar mandi bersih)
3. Kebersihan Lingkungan
Kondisi kebersihan di dalam ruangan cukup bersih , ventilasi
disetiap ruangan tidak ada, karena di ruangan icvcu semua ruangan
mengunakan ac, jendela dan kaca dibersihkan secara rutin sehingga
tampak bersih. Tempat sampah disediakan di setiap ruangan rawat,
tetapi tempat sampah untuk pasien dan keluarga (sampah non medis)
disiapkan di luar ruangan perawatan yaitu disamping pintu masuk
dan pintu belakang ruang rawat pasien.
j. Non Fisik
1. Hubungan Perawat Dengan Perawat
Dari hasil observasi yang dilakukan, hubungan perawat dengan
perawat yang lainnya sudah sangat baik. Terlihat dari setiap
dilakukannya serah terima pasien saat operan shift. Perawat melakukan
komunikasi secara efektif dalam melakukan serah terima pasien.
Hubungan perawat satu dengan lainnya juga sangat akrab.
2. Hubungan Perawat Dengan Tim Medis Lainnya
Dari hasil observasi yang dilakukan, perawat di ruangan
menjalin komunikasi yang baik dengan tim medis lainnya. Seperti
dengan dokter, mendampingi dokter saat melakukan visite dan
berkomunikasi terkait kondisi pasien. Dengan tim gizi, perawat
berkomunikasi terkait diet yang tepat bagi pasien.
3) Hubungan Perawat Dengan Pasien
Hubungan perawat dan pasien di ruangan sudah baik, perawat
setiap pergantian shift melakukan serah terima status pasien di Nurse
Station dan selanjutnya langsung di bed pasien. Perawat juga
menanyakan bagaimana keadaannya setiap melakukan serah terima.
Ketika pasien membutuhkan pertolongan dari perawat, keluarga pasien
akan mendatangi perawat yang berjaga di nurse station.

59
k. Peraturan Kunjungan Pasien
Pada prinsipnya semua kunjungan harus melalui pintu utama. Adapun
Ketentuan waktu kunjungan yaitu :
Waktu berkunjung hari Senin s/d Minggu,
Pagi : 11.00 – 13.00 WITA
Malam : 17.00 – 20.00 WITA

4) Analisis SWOT
1. Belum Maksimalnya Penerapan Timbang Terima di Ruangan
Perawatan ICVCU
a. Kekuatan / Strength
1) Ada laporan jaga setiap shift
2) Timbang terima dilakukan dengan menggunakan buku timbang
terima, sehingga perawat fokus pada tindakan keperwatan yang
akan diberikan pada pasien.
3) Timbang terima sudah merupakan kegiatan rutin yang selalu
dilaksanakan.
4) Adanya kemauan perawat untuk melakukan timbang terima
b. Kelemahan / weakness
1) Kepala Ruangan hadir pada saat kegiatan timbang terima, tetapi
tidak memimpin kegiatan timbang terima setiap pagi.
2) Proses timbang terima cenderung singkat, terutama pada shif sore
dan malam sehingga memungkinkan informasi yang diberikan
tentang pasien kurang akurat dan karena tidak dipimpin oleh ketua
tim
3) Kurangnya disiplin waktu saat pergantian shift siang dan malam
sehingga dilakukan tergesa-gesa.
c. Peluang / opportunity
1) RS Undata merupakan lahan praktek manajemen keperawatan
program profesi Ners.

60
2) Adanya kesempatan bagi setiap pegawai untuk melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
d. Ancaman / Threat
1) Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang
lebih professional.
2) Kebebasan pers dan peningkatan IPTEK mengakibatkan mudahnya
penyebaran informasi didalam ruangan perawatan ke masyarakat
3) Pasien/keluarga merasa tidak puas dengan pelayanan yang
diberikan dan dapat berdampak pada pendapatan rumah sakit.
2. Belum ada kedisiplinan mengenai tata tertib diruangan.
a. Kekuatan / Strength
1) Terpasangannya poster jam besuk pasien.
2) Teguran langsung dari perawat diruangan.
3) Adanya poster mengenai hak dan kewajiban pasien
4) Adanya satgas anti rokok.
b. Kelemahan / weakness
1) Kurang optimal pengawasan.
2) Tidak patuhnya pembesuk terhadap aturan jam besuk.
3) Kurangnya ketidakdisiplin pembesuk terhadap peraturan jam besuk
diruangan.
4) Tidak adanya poster pemberitahuan larangan merokok diruangan.
c. Peluang / opportunity
1) Adanya kesempatan untuk menindaklanjuti pelaku pelanggaran
peraturan.
d. Ancaman / Threat
1) Seringnya terjadi pelanggaran peraturan di ruangan
2) Adanya teguran yang akan didapatkan ruangan.
3) Terjadinya ketidakberhasilan dalam menerapkan peraturan.
4) Bisa merugikan pihak rumah sakit.

61
3. Kurang lengkapnya Sarana Dan Prasarana diruangan
a. Kekuatan / Strength
1) Tersedianya Nurse station
2) Mempunyai peralatan dan semua perawat bisa menggunakannya
3) Memiliki sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan
4) Terpasangannya poster jam besuk pasien.
b. Kelemahan / weakness
1) Kurang optimal pengawasan dalam sarana dan prasarana yang ada di
ruangan.
2) Sarana dan prasarana penunjang belum dimanfaatkan secara optimal
3) Tidak ada tempat obat oral dan action box (box pemasangan infus)).
4) Tidak adanya media edukasi tentang penyakit jantung
5) Tidak adanya papan struktur organisasi perawat
c. Peluang / opportunity
1) Adanya kesempatan untuk menambah anggaran dalam menyediakan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
2) Adanya kesempatan untuk penggantian alat-alat yang tidak layak
pakai.
d. Ancaman / Threat
1) Makin rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
2) Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk melengkapi sarana dan
prasarana
3) Terjadinya penularan penyakit pada keluarga dan pembesuk pasien

62
5) Matriks IFE dan EFE
1. Belum Maksimalnya Penerapan Timbang Terima di Ruangan ICVCU
Tabel 3.13

MATRIKS IFE
NO FAKTOR BOBOT RATING SKOR
(BOBOT X
RATING)
STRENGTH
1 Ada laporan jaga setiap shift 0,2 3 0,6
2 Timbang terima dilakukan dengan 0,3 4 1,2
menggunakan buku timbang terima,
sehingga perawat fokus pada
tindakan keperwatan yang akan
diberikan pada pasien
3 Timbang terima sudah merupakan 0,3 4 1,2
kegiatan rutin yang selalu
dilaksanakan
4 Adanya kemauan perawat untuk 0.2 3 0,6
melakukan timbang terima
JUMLAH 1 14 3,6

WEAKNES
1 Kepala Ruangan hadir pada saat 0,3 3 0,9
kegiatan timbang terima, tetapi tidak
memimpin kegiatan timbang terima
setiap pagi.
2 Proses timbang terima cenderung 0,3 3 0,9
singkat, terutama pada shif sore dan
malam sehingga memungkinkan
informasi yang diberikan tentang
pasien kurang akurat dan karena
tidak dipimpin oleh ketua tim
3 Kurangnya disiplin waktu saat 0,4 4 1,6
pergantian shift siang dan malam
sehingga dilakukan tergesa-gesa.
TOTAL 1 10 3,4

63
MATRIKS EFE
NO FAKTOR BOBOT RATING SKOR
(BOBOT X RATING)
OPPORTUNITY
1 RS Undata merupakan lahan 0,5 4 2
praktek manajemen keperawatan
program profesi Ners
2 Adanya kesempatan bagi setiap 0,5 3 1,5
pegawai untuk melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih
tinggi
TOTAL 1 7 3,5

THREAD
1 Adanya tuntutan tinggi dari 0,3 3 0,9
masyarakat untuk pelayanan yang
lebih professional
2 Kebebasan pers dan peningkatan 0,3 3 0,9
IPTEK mengakibatkan mudahnya
penyebaran informasi didalam
ruangan perawatan ke masyarakat
3 Pasien merasa tidak puas dengan 0,4 4 1,6
pelayanan yang diberikan dan
dapat berdampak pada
pendapatan rumah sakit
TOTAL 1 10 3,4
Analisis kuadran dalam SWOT

IFE = S (kekuatan) – W(kelemahan)

= 3,6 – 3,4

= O,2

EFE = O(Peluang) – T(Ancaman)

= 3,5 – 3,4

= 0,1

64
2. Belum ada kedisiplinan mengenai tata tertib diruangan.

MATRIKS IFE
NO FAKTOR BOBOT RATING SKOR
(BOBOT X RATING)
STRENGTH
1 Terpasangnya poster jam besuk 0,6 4 2,4
2 Teguran langsung dari pihak perawat 0,4 4 1,6
ruangan.
JUMLAH 1 8 4
WEAKNES
1 Kurang optimal pengawasan. 0,2 2 0,4
2 Tidak patuhnya pembesuk terhadap 0,2 3 0,6
aturan jam besuk.
3 Kurangnya ketidakdisiplin pembesuk 0,3 3 0,9
terhadap peraturan diruangan.
TOTAL 1 12 3,1

MATRIKS EFE
NO FAKTOR BOBOT RATING SKOR
(BOBOT X RATING)
OPPORTUNITY
1 Adanya kesempatan untuk 1 4 4
menindaklanjuti pelaku pelanggaran
peraturan.
TOTAL 1 4 4
THREAD
1 Seringnya terjadi pelanggaran 0,3 3 0,9
peraturan di ruangan
2 Adanya teguran yang akan 0,2 2 0,4
didapatkan ruangan.
3 Terjadinya ketidakberhasilan dalam 0,2 3 0,6
menerapkan peraturan.
4 Bisa merugikan pihak rumah sakit. 0,3 3 0,9
TOTAL 1 11 2,8
Analisis kuadran dalam SWOT

65
IFE = S (kekuatan) – W(kelemahan)

= 4 – 3,1

= 0,9

EFE = O(Peluang) – T(Ancaman)

= 4 – 2,8

= 1,2

Keterangan :
Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing factor yang memiliki nilai :
1 = sangat lemah
2 = tidak begitu lemah
3 = cukup kuat
4 = sangat kuat
IFE = S – W
EFE = O – T
Rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4, dimana:

1= dibawah rata-rata

2 = rata-rata

3 = diatas rata-rata

4 = sangat bagus

3. Belum Lengkapnya Sarana dan prasaran diruangan.

66
MATRIKS IFE
NO FAKTOR BOBOT RATING SKOR
(BOBOT X RATING)
STRENGTH
1 Tersedianya Nurse station 0,2 3 0,6
2 Mempunyai peralatan dan semua 0,4 3 1,2
perawat bisa menggunakannya
3 Memiliki sarana dan prasarana untuk 0,4 3 1,2
pasien dan tenaga kesehatan
JUMLAH 1 9 3
WEAKNES
1 Kurang optimal pengawasan dalam 0,2 3 0,6
sarana dan prasarana yang ada di
ruangan.
2 Sarana dan prasarana penunjang 0,1 2 0,2
belum dimanfaatkan secara optimal
3 Tidak ada tempat obat oral dan box 0,3 4 1,2
infus
4 Tidak adanya media edukasi tentang 0,1 2 0,2
penyakit jantung
5 Tidak adanya papan struktur 0,3 4 1,2
organisasi perawat
TOTAL 1 15 5,4

MATRIKS EFE
NO FAKTOR BOBOT RATING SKOR
(BOBOT X RATING)
OPPORTUNITY
1 Adanya kesempatan untuk 0,4 4 1,6
menambah anggaran dalam
menyediakan sarana dan praarana
yang dibutuhkan
2 Adanya kesempatan untuk 0,6 4 2,4
pergantian alat – alat yang tidak
layak pakai
TOTAL 1 8 4
THREAD
1 Makin turunnya kesadaran 0,4 4 1,6
masyarakat akan pentingya
kesehatan
2 Ada tuntutan dari masyarakan untuk 0,2 3 0,6
melengkapi saran dan prasaran
3 Terjadinya penularan penyakit pada 0,4 4 1,6

67
keluarga dan pembesuk pasien
TOTAL 1 11 3,8
Analisis kuadran dalam SWOT

IFE = S (kekuatan) – W(kelemahan)

= 3 – 5,4

= -2,4

EFE = O(Peluang) – T(Ancaman)

= 4 – 3,8

= 0,2

68
6) Diagram Kartesius

O 10
9
8
7 Kuadran I
6 AGRESIF
Kuadran III EFE
5
UBAH STRATEGI
4
3
2
Sumbu Y
1
W S
-10 --9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
Kuadran IV BERTAHAN -2
-3 Sumbu X
Timbang Terima : IFE= 0,2 & EFE= 0,1 -4 IFE
Tata Tertib : IFE= 0,9 & EFE= 1,2 -5
-6
Sarana dan prasarana : IFE = -2,4 & EFE = 0,2 -7 Kuadran II
-8 DIVERSIKA
-9 SI
T -10

69
7) Indentifikasi Masalah (Fish Bone)
1. Belum maksimalnya penerapan timbang terima

MONEY MATERIAL
MAN Kurangnya disiplin Timbang terima tidak
waktu saat menggunakan catatan
Tidak adanya
pergantian shift masing-masing perawat,
pemberian reword
mengakibatkan hanya menggunakan buku
pada perawat yang
proses timbang laporan dan buku status
dating tepat waktu
terima dilakukan pasien.
tergesa-gesa

Belum
maksimal
penerapan
timbang terima

Belum maksimalnya
Tidak tersedianya alat
metode penugasan
komunikasi elektronik
perawat dalam
untuk melakukan
melakukan timbang
timbang terima
terima.

METHODE MACHINE ENVIRONMENT

70
2. Belum ada kedisiplinan mengenai tata tertib diruangan.

MAN MONEY MATERIAL

Tidak adanya media


Kurangnnya kedisiplinan informasi yang bisa
pembesuk dan keluarga mengedukasi.
terhadap peraturan. Belum adanya
rencana anggaran
pengadaan poster
larangan merokok

Belum ada kedisiplinan


mengenai tata tertib
diruangan.

Terjadinya
ketidakberhasilan
dalam menerapkan Poster larangan Ruangan menjadi
peraturan. meroko sebagai kurang nyaman
media informasi
belum tersedia

METHODE MACHINE
ENVIRONMENT

71
3. Kurang lengkapnya sarana dan prasarana diruangan .

MAN MONEY MATERIAL


Belum ada tempat obat oral dan
box infus, media edukasi tentang
Belum adanya
rencana anggaran penyakit jantung serta struktur
Kurang lengkapnya sarana tempat obat oral dan organisasi perawat
dan prasarana yang ada di box infus, media
ruangan. edukasi tentang
penyakit jantung
struktur organisasi
perawat.

Kuranglengkapnya
sarana dan prasarana
diruangan.

Penyediaan sarana dan


prasarana belum ada tempat
obat oral dan box infus, media
edukasi tentang penyakit
jantung dan struktur organisasi
perawat

METHODE ENVIRONMENT

72
8) Prioritas Masalah dengan Rumus CARL
Metode CARL (Capability, Accesibility, Readness, Leverage) dengan
menggunakan nilai 1-5.
CxAxRxL

C : Ketersediaan sumber daya (dana, sarana/peralatan)


A : Kemudahan masalah yang ada (mudah di atasi atau tidak)
R : Kesiapan dari tenaga pelaksana keahlian/ kemampuan dan motivasi
L : Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan yang dibahas

Tabel 3. 14
No Masalah C A R L Score Prioritas
1. Belum maksimalnya penerapan
4 3 4 5 240 II
timbang terima di ICVCU.
2. Belum ada kedisiplinan mengenai tata
4 5 4 4 320 I
tertib diruangan.
3. Kurang lengkapnya sarana dan
4 4 3 3 144 III
prasarana diruangan.
Keterangan :
a. Sangat mampu :5
b. Mampu :4
c. Cukup mampu :3
d. Kurang mampu :2
e. Sangat kurang mampu: 1

Berdasarkan skoring yang telah dilakukan terhadap lternative penyelesaian


masalah atau rencana strategi diatas maka didapatkan rencana strategi yang

73
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ditemukan di
Ruangan ICVCU, antara lain:
1. Belum ada kedisiplinan mengenai tata tertib diruangan.
2. Belum maksimalnya penerapan timbang terima di Ruangan ICVCU.
3. Kurang lengkapnya sarana dan prasarana diruangan.

74
9) PLANNING OF ACTION (POA)

Tabel 3.15

PENANGGUNG
NO JENIS KEGIATAN URAIAN KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU BIAYA
JAWAB
1 Belum Maksimal Penerapan Timbang 1. Koordinasi dengan Kepala Ruangan Penerapan Kepala Minggu Ke Mahasiswa Swadaya
Terima dan ketua TIM Timbang ruangan, II Ners UWN Mahasiswa
1. Belum maksimal dilakukannya pre dan 2. Lakukan timbang terima setiap Terima Bisa Ketua Tim,
post conference. pergantian shift Berjalan Perawat
3. Rekomendasi kepada Kepala ruangan Maksimal. Pelaksana
dan katim untuk mengoptimalkan
kembali tugas perawat pelaksana.
4. Redemonstrasi mengeani timbang
terima yang benar.

2. Tidak ada kedisiplinan mengenai tata 1. Koordinasi dengan Kepala Kedisiplinan Pasien dan Minggu Ke Mahasiswa Swadaya
tertib diruangan. Ruangan/katim/perawat pelaksana.. tata tertib keluarga II Ners UWN Mahasiswa
2. Resosialisasi mengenai tata tertib diruangan dapat pasien.
atau aturan dirumah sakit. terpenuhi
3 Kurang lengkapnya sarana dan 1. Koordinasi dengan Kepala Sarana dan Kepala Minggu Ke Mahasiswa Swadaya
prasarana diruangan. Ruangan/katim/perawat pelaksana. Prasarana dapat ruangan, II Ners UWN Mahasiswa.
2. Menyediakan tempat obat oral,obat terpenuhi Ketua
injeksi dan box infus/action box. TIM,
3. Banner edukasi penyakit jantung Perawat
4. Pengadaan struktur organisasi perawat Pelaksana,
Mahasiswa
dan
keluarga
pasien

75
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. Implementasi
1. Belum Maksimal Penerapan Timbang Terima
Kegiatan yang laksanakan oleh kelompok yaitu koordinasi dengan kepala
ruangan dan ketua tim untuk melakukan redemonstrasi mengenai timbang terima
yang benar . Kepala ruangan, ketua tim serta perawat pelaksana berjanji akan
mengoptimalkan proses timbang terima diruangan serta melakukan Pre Post
Conference untuk setiap pergantian shift.
2. Tidak ada kedisiplinan mengenai tata tertib diruangan.
Kegiatan yang telah dilakukan kelompok dimulai dengan melakukan
koordinasi dengan kepala ruangan, katim, serta perawat pelaksana terkait dengan
resosialisasi tata tertib atau aturan rumah sakit. Setelah melewati persetujuan kepala
ruangan, katim dan perawat pelaksana, mengenai resosialisasi aturan atau tata tertib
rumah sakit agar setiap pengunjung dapat mematuhi aturan yang telah ditetapkan
oleh rumah sakit dimana aturan tersebut bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan
keamanan bersama.
3. Kurang lengkapnya sarana dan prasarana diruangan.
Kegiatan yang telah dilakukan kelompok dimulai dengan melakukan
koordinasi dengan kepala ruangan, katim, serta perawat pelaksana terkait pengadaan
sarana dan prasarana yang belum lengkap khususnya pengadaan action box, tempat
obat oral dan obat injeksi, banner edukasi tentang penyakit jantung, QR code dan
link leaflet serta struktur organisasi perawat. Setelah melewati persetujuan kepala
ruangan mengenai pengadaan sarana dan prasarana yang kelompok telah ajukan
pada POA di ruangan ICVCU, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya action box,
alat dan bahan dapat ditempatkan dalam satu wadah sehingga memudahkan perawat
dalam melakukan tindakan, dan untuk diadakannya tempat obat oral dan injeksi,
perawat lebih mudah untuk membagikan obat oral, obat injeksi sehingga perawat
tidak menggunakan plastic lagi untuk tempat obat oral dan tidak mudah tercecer,
serta dengan adanya banner tentang penyakit jantung dapat memberikan edukasi
kepada seluruh pengunjung di ruang ICVCU, QR code dan link leaflet memudahkan
setiap pengunjung untuk mengakses media edukasi online dan juga dengan adanya

76
papan struktur organisasi perawat diruangan berfungsi untuk menunjukkan peran
dan tugas masing-masing sesuai dengan posisinya.
B. Evaluasi
a. Perawat memahami proses timbang terima yang sejalan dengan metode pelaksanaan
asuhan keperawatan professional.
b. Perawat mulai menerapkan pre dan post conference saat proses timbang terima.
c. Tersedianya media informasi offline dan online yang mudah di akses
d. Terlaksananya pengadaan sarana dan prasarana (action box, tempat obat oral, obat
injeksi, banner edukasi penyakit jantung,QR code dan link leaflet serta papan
struktur oragnisasi perawat).

77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Setelah kelompok melakukan proses pengkajian keperawatan manajemen serta
melaksanakan implementasi, hingga mengevaluasi di Ruangan ICVCU maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Mahasiswa telah mampu melaksanakan fungsi – fungsi kepemimpinan dan
manajemen keperawatan di Ruangan ICVCU.
2. Mahasiswa telah mampu melakukan kajian situasi melalui analisis SWOT di Ruangan
ICVCU.
3. Mahasiswa telah mampu melakukan analisis Fish Bone di Ruangan ICVCU.
4. Mahasiswa telah mampu merumuskan prioritas masalah berdasarkan kajian situasi
yang dilakukan di Ruangan ICVCU.
5. Mahasiswa telah mampu menyusun rencana kegiatan berdasarkan prioritas masalah
dan rencana kegiatan (POA) di Ruangan ICVCU.
6. Mahasiswa telah mampu mengimplementasikan rencana kegiatan sebagai solusi
pemecahan masalah di Ruangan ICVCU.
7. Mahasiswa telah mampu mengevaluasi hasil dari implementasi yang telah dilakukan.
8. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindak lanjut yang akan dilakukan selanjutnya.

B. SARAN
1. Bagi Kelompok
Dalam upaya penyelesaian masalah – masalah yang adala di dalam ruangan,
kelompok harus benar – benar teliti dalam merumuskan prioritas masalah yang akan
diselesaikan, serta merumuskan rencana kegiatan dengan teliti sehingga masalah
dapat terselesaikan serta bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.
2. Bagi Rumah Sakit
Bagi pihak RS diharapkan mampu untuk selalu mempertahankan mutu dan pelayanan
yang telah diberikan untuk mencapai mutu yang baik.
3. Bagi Ruangan/Perawat Ruangan
Diharapkan perawat ruangan mampu mempertahakan dan selalu memperhatikan hal –
hal yang harus diperhatikan didalam maupun diluar ruangan.

78
DAFTAR PUSTAKA

Dedi, Blacius. (2020). Kepemimpinan Dan Manajemen Pelayanan Keperawatan :Teori,


Konsep dan Implementasi. Jakarta: CV Trans Info Media.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Professional. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Ratna Sitorus. (2011). Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: Sagung Seto.
Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktek. Jakarta:
Salemba medika

79
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KLINIK STASE KEPERAWATAN MANAJEMEN

DI RSUD UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2023

NO KEGIATAN MINGGU I MINGGU II MINGGU III

29 30 31 01 02 03 05 06 07 08 09 10 12 13 14 15 16 17

1. Pengkajian
2. Pengumpulan Data
3. Analisa Data
4. Penyusunan Laporan
5. Seminar Awal
6. Role Play dan
Implementasi Kegiatan
7. Penyusunan Laporan
Seminar Akhir
8. Seminar Akhir

80
LAMPIRAN DOKUMENTASI

1. Melakukan redemonstrasi mengenai timbang terima yang benar.

2. Pengadaan tempat obat oral, obat injeksi dan action box (box infus).

81
3. Pengadaan media edukasi (Banner penyakit jantung, serta QR Code dan link leaflet).
4. Pengadaan struktur organisasi perawat
5.

82

You might also like