You are on page 1of 17
Tanggung Gugat Pejabat Badan Pengawas Terhadap Kerugian Pengelola Gudang Ninis Nugraheni ‘Abstrac ; Bappeptl as a government body during pertorming their duties, is tkely to misuse or oversight their authority, in addition to cause some disadvatages to other partios. f that happens, ils necessary to mplementa form of responsibilty given by assigned official to the aggrieved parties, Professional and personal responsibiites deliver consequences related towards responsibilty, liability and liabilty of state administration, Keywords ; duties, disadvatages, habiity Correspondence: Faculty of Law, Hang Tuah University, J Ari Rahman Hakim 150, Sukolilo-Surabaya 60111 PENDAHULUAN Salah satu upaya untuk menghadap persaingan global adalah diperlukan ‘nstrumen dalam penataan sistem perdagangan yang efektf dan efisien, sehingge harga berang yang dlawerkan dapat bersaing di pasar global. Efisiensi perdagangan dapat tercapai apabila didukung oleh iklim useha yang kondusi dengan tersediany ddan tertatenya sistem pembiayaan perdagangan yang depat diakses oleh setiap pelaku usaha secara tepat waktu, Sistem pembiayaan perdagangan sangat diperlukan bagi dunia usaha untuk menjamin kelancaran usahanya terutama bagi usaha kecil dan menengah, termasuk peteni yang urumnya menghadap| masalah pemblayaan karena keterbatasan akses dan jaminan kredit ‘Dalam konteks penyediaan sistem pembiayaan perdagangan tersebut, Sistem Resi Gudang merupakan salah satu solusi untuk memperoleh pembiayaan dengan jaminan komociti yang tersimpan di gudeng, Sistem Resi Gudang dapat memfesiitasi pemberian krecit bagi dunia usaha dengan egunan inventor stay barang yang disimpan di gudang. Sistem Resi Gudang juga bermantaat dalam menstabikan harga pasar dengan mem‘asiltasi cara penjuelan yang dapatdilakukan sepanjang tahun. Disamping n2 Ninis Nugiaberi.Targoung Gugst Pejabat ..... itu, Sistem Resi Gudang dapat digunakan untuk pengendalian harga dan persedian nasional, Sistem Resi Gudang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pemasaran yang telah dikembangken di berbagai negara. Indonesia juga menerapkan Sistem Resi Gudang sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2008 tentang Sistem Resi Gudang (UUSRG). Sistem Resi Gudang sebagaimana dijeleskan dalam Pasal 1 argka 1 Undang- Undang Sistem Resi Gudang adalah : “hegiatan yang berkeitan dengan penertiten, pengaiihan, penjaminan, dan ponyelesaian transaksi Resi Gudang * Sedangkan Resi Gudeng sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 angka 2 Undang- Undang Sistem Resi Gudang yeitu :dokumen bukti kepemilikan atas Komoditas yang ¢isimpan ¢i gudeng, Dokumen diterbitkan olen pihek yang metakukan Kegiatan jas pergudangan (pengelola gudang), secara khusus menggunakan gudang dan diber\ kewenangan untuk menerbitkan dokumen atau resi ‘Sementara its, udang sebagaimana diaturcalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Sistem Resi Gudang adalah : ‘semua ruangan yang idak bergerak dan tidak dapat diuindah-pindahkan dengan tujuan tidek cikunjungi oleh umum, fetap! untuk dipakai khusus sebegel tempat penyimpanan barang yang dapat dperdegangkan secara umum dan memenuhi -syarat-syaret lain yang ditetapkan oleh Mentor.” Dengan demikian Sistem Resi Gudang adalah kegiatan yang berkaitan dengan penerbiten, pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian transaks| resi gudang (Iswi Heriyani, 2010 24), Pelaku utama yang terdapat dalam peleksanaan sistem resi gudang antara lain adalah pemegang resi gudang, yaltu pemiik barang atau pihak yang menerima engalhan dari pemilik barang atau pihak lain yang menerima pengalinan lebih lanjt (Pasal 1 angka 7 UUSRG), Pemegang resi gudang merupakan oemilk komoditas yang teleh menetima pengalihen dari pemilik komoditas atau pihak lain, sehingga pemegang resi ini merupakan penjual dan pembeli komoditi yang disimpan di gudang. Selanjutnya adalah pengelola gudang, yaitu pihak yang melzkukan usaha pergudangan, balk gudang milk sendiri maupun milik orang lain, dengan meakukan ns Peespoitif Hukum, Vol 10 No. 2 November 2010 112-128 penyimpanan, pemeliharaan, dan pengawasan barang yang disimpan oleh pemiik barang serta berak menerbtkan resi gudang (Pasal 1 angka 8 UUSRG), Pengeiols udang ini merupakan pihek yang menerbitkan resi gudang yeng bertugas metakukan penyimpenan, pemeliharaan den pengawesan komoditas yang disimpan oleh pemilik komoditas. Selain pihak-pihak tersebut dlatas, berdasarcan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2007, Pasal 34 ayat2menyebutken, - “Kelembagaan dalam Sistem Resi Gudang tercinatas’: a Baden Pengawas; b Pengeiala Gudang ¢ Lembage Fenilaian Kesesuaian’ dan 4. Pusat Registrasi ‘Setelan diundangkanya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 terdapat penambahan dalam kelembagaan dalam Sistem Resi Gucang, yaitu dengan dibentuknya Lembaga 4Jaminan Resi Gudeng. Lembega-lembaga di atas memegang peranan penting dalam mendukung eksistensi dan kredibiltas sistem resi gudang Badan Pengawas Sisiem Resi Gudang merupskan unit organisasi di bawah menteri yang diberi wewenang untuk melakuken pembinaan, pengaturan dan pengawasan pelaksansan Sistem Resi Gudang (Pasal 1 angka 11, UUSRG).. Tuges, fungsi, dan kewenangan pengawas dilaksanckan oleh Bappebti yang selama ini telah melakukan tuges pembinasn, pengaturan dan pengawasan tethadap kegiatan erdagangan komodit berjangka. Lembaga Peniiaian Kesesuaian merupakan lembaga yang telah mendapat persetujuan Badan Pengawas untuk melakukan serangkaian kegiatan untuk menial ‘atau membuktikan behwa persyaratan tertentu yang berkaitan dengan produk, proses, sistem, dan/atau personel terpenuhi (Pasel 1 angka 12, UUSRG).. Lembega ini merupakan lembaga terakreditasi yang melakukan serangkaian kegiatan untuk meni ‘ataumembuktikan behwa persyaratan tertentu yang berkaitan dengan produk, proses, dan sistem terpenuhi. Lembaga ini akan mengeluarkan sertfikat untuk komoditas yang memuat nomor dan tanggal penerbitan sevtitkat, identitas pemilik Komocitas, n4 \Ninis Nugtaheni,Tangguna Gugat Pejabat jenis dan jumtah komoditas, sifat Komoditas, metode pengujian mutu komoditas, ‘ingkat mutu den kelas Komoditas, jangka waktu mutu komoditas, serta bertenggung Jawad terhadap kesesuaian antara kandis| komodltas dengen data yang tercantum dalam sertifikat Pusat Registrasi Resi Gudang merupakan badan usaha berbadian hukum yang mendapat persetujuan Badan Pengawas untuk melakukan penatausahaan Resi Gudang dan Derivatit Resi Gudang yang meliputi pencataten, penyimpanan, pemindahbukuan kepemilken, pembebanan hak jamingn, pelaporan, serta penyediaen sistem dan jaringan informasi (Pasal 1 angka 13, UUSRG). Lembaga Jaminan Resi Gudang adalah badkan hukum indonesia yangmenjamin hak dan kepentngan pemegang Resi Gudang atau Penerima Hak Jaminan terhadiap kegagalan, keleletan, atau ketidekmempuan Pengelola Gudeng dalam meleksanakan kewajibannyadalam menympan dan menyerahkan barang (Pasal 1 engka 14, UUSRG) Lombaga Jaminan Resi Gudang bertindsk sebagi penjemin apeblla terdepat kegagain Pengelola Gudang terhadap pemegang resi gudang dan pemagang Hak Jaminan atas ResiGudang Berkaitan dengan tugas Badan Pengawas sebagai lembaga sentral pengawasan dalam Sistem Resi Gucang, Badan Pengawas berweneng memberikan senksi administrasif, Hal ini sebagaimana diuraikan dalam ketextuan Pasal 40 Undang-Undang Sistem Resi Gudang *(1) Badan Pengswas berwenang mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran terhadap ketentuan Undang-Undang ini dan peraturan peleksanaannya aleti setiap pihak yang memperoieh persetyuan dari Badan Pongawas. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pace ayat (1) dapat berupa: peringatan tertuis: dende administra, pembatasan kegiatan usaha; ‘perintah penggeniian berang yang rusak dervtau hilang dengen berang dengan ‘mutu dan jumtah yang sama sesuel dengan yang tercantum dalam dokumen Resi Gudang, aoe ns Perspettif Hukum, Vol 10 No.2 Nevember 2010. 112-128 ©. pembekuan kegiatan usaha; danvatay *. pombatelan persetyiven,* Ketentuan tentang sanksi administratit selanjutnya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 Pasel 66 sempai dengan Pasal 72 etentuan Pasal 66 Peraturan Pemerntah No. 38 Tahun 2007 yang menyatakan vehwa 1) Badan Pengewas benwenang mengenakan sanks!admmnistatf kepade pihak sebageimana cimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) dan ayat (3) atas pelanggaran sdministratit terhadap ketentuan undang-undang di bidang Sistem Res! Gudang. 2) Sanksi administrati# sobageimena dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: @ paringetan tertuls: ‘bdende adminstrant, ¢,pembatasan kegiatan usana; dpembekuan kegietan usane: danvatau ‘epembstalan persetuuan, 9) Sanksi sebagaimana dimaksud pade ayat (2) huruf b, hurut.e, hurut¢, dan hhuruf @ dapat dikenakan dengan ateu tanpa didehului pengenaan sanks! eringatan tertuls sebagamana dimaksud pade ayat (2) hurut a 4) Sanksi denda acministratf sebagaimana dimaksud pade ayst (2) huruf b apat cikenaken secara tersendin atau barsama-sama dengan pangenean Senksi sebagaimana dimaksud paca ayat (2) huruf e, huruf d, den hurut Lebin lanjut Penjelasan Pasal 66 ayat (2) huruf e menyatakan bahwa yang 4dimaksud dengan “pembatatan persetujuen" adalah pencabutan izin operasional ‘yang berkaitan dengan kegiatan Sistem Resi Gudeng. Berdasarkan uraian diatas ‘aka dapat ciketahu) bahwa Badan Pengewes mendapatkan wewenang untuk melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan Perundang-undengan. Wewenang Badan Pengawas ini sangat diperlukan dalam pelaksanaan Sister Resi Gudang, Menginget Sistem Resi Gudang merupakan salah 16 fNins Nugraheni Tanagung Gugal Pelabat satu instrumen penting dan e‘ektif dalam sistem pembiayaan perdagangan. Sistem Resi Gudang dapat memfesiltasi pemberian krecit bagi dunia useha, Sistem Rest Gudang juga bermanfaat dalam menstebilkan herge pasar dengan memtasilitasi cara enjualan yang dapat dilakukan sepanjang tahun, Disamping itu, Sister Resi Gucang dapat digunakan oleh Pemerintah untuk pengondalian harga dan persedisan nasionsl TTerkait dengan adanya wewenang yang diberikan kepada organ pemerintah, ‘cimungkinkan dalam pelaksanaannya Pejabatpemerintah melakukan penyalahguraan ‘wewenangnya atau adanya kesalahan dalam menjalankan wewenangnya Bahkan ‘imungkinkan pula hal tersebut menimbukan kerugian pada pak lain. Jika terjadi ‘demikien maka, pantaslah adanya bentuk tenggung jawab yang diberkan oleh Pejabat dimakeud kepade pihak yang dirugikan. Hal ini senada dengan pendapat Tatiek Sri Djatmiati, yang mengatakan “Setiap penggunaan kewenangan apapun bentuknya apakah dalam rangka enganiran, pengawasan, maupun penentuan sanksioleh badan pemerintah selatu \isertai Gengan adanya tanggung jawab. Hal ini merupakan suatukeharusan, oleh serena di dalam konsep Hukum Administrasi pemberian kewenangan dilenakan! dengan penguiannya, dan behwa kesalahan dalam penggunaan kewenangan, selalu berakses ke pengadilan, sehingga menjamin periindungan hukum. Di dalam kerangka kerja yang demikian, maka misi untuk periindungan hukum harusieh diarahkan guna melindungi kepentingan individu dan untuk kontrol atas kewenangan dari pemerintah. Dalam kaitan ini bagi indivicu yang telah dirugikan selalu terdapet upaya ke pengadiian untuk melindungi hak-haknya dalam melawan perbuatan pemerintah yang dianggap keliru atau merugikan masyarakat”(Tatiek Si Djatmiat, 2004:86-86) ‘Seiring dengen wewenang yang diberkvan kepada Badan Pengawas, dimana salah satunya adalsh memberikan sanksi administra kepada Pengelola Gudang, maka alam makaiah iniakan diahas mengenal tanggung gugat Pejabat Badan Pengawas alas keputusan yang merugikan Pengeiola Gudang, 7 Persoektif Hukum, Vol 10 No. 2Novernber 2010 112-128 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian pada latarbelekang tersebut di ats, maka isu hukum dalam Penulisan makalah ini adalah sebagai berikut Bagaimana tanggung gugat Peabat Badan Pengawas atas keputusan yang merugikan Pengeloia Gudang? PEMBAHASAN Badan Pengawas Sistem Resi Gudang Baden Pengawes Sistem Resi Gudang adalah lembaga sentraldalam pengawasan Sistem Resi Gudang yang beranggung jawab langstma kepada Menteri Perdagangan Peren sebagai Badan Pengawas Sistem Resi Gudang saat ini dijalankan oleh Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Tugas Badan Pengawas Sistem Resi Gudang adalah melakukan pembingan, engaturan, dan peng-awasan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan Sisiem Resi Gudang, UU No. 9 Tahun 2005 Pasal 20 menyatakan bahwa: 1) Badan Pengawas bertugas melakukan pembinsan, pengaturan, dan Pengawasanterhadap kegiatan yang berkaitan dengan Sistem Resi Gudarg, 2) Badan Pengawas bertanogung jawab kepada menteri 9) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi, pengangkalan, dan pemberhentian Badan Pengawas diatur dengan peraturan presiden Dalam meiaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimena dimaksud delan Pasal 20 ayat (1), Badan Pengawes berwenang: a. memberikan persetujuan sebagai Pengelola Gudang, Lembaga Penilaicn Kesesvaian, dan Pusat Registrasi serta bank, lemibaga keuangan nonbank, ‘Gen pedagang berjangka sebaga) penerbit Derivatif Resi Gudang, . melakukan pemeriksaan teknis terhadap Pengeloia Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian, Pusat Registrasi, dan pedagang berjangka; ©. memerintahkan pemeriksaan dan penyidisan terhadao setiap phak yang diduga melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Undang-Undang ini dan/ ‘atau peraturan pelaksanaennya 6. menunjuk phnak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu ne Ninis Nugrahan,, Tarogung Gugat Pejabat © melakukan tindakan yang ciperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran ketentuan Undang-Undarg iniclarvatau peraturan pelaksanaannya; dan £_ membust penjelasan lebih ianjut yang bersifat teknis berdasarkan Undarg- Undang ini danvatau peraturan pelakssnaennya, Pengelola Gudang Pengelola Gudang adalah pihak yang melakukan usaha pergudangan, baik gudang milik sendin maupun milik orang lain, yang melakukan penyimpanen, pemeliharaan, dan pengawesan barang yang disimpan oleh pemilk barang seria berhiak menerbitkan Resi Gudang. Sebagai pihak yang berhak menerbitkan Resi Gudarg, maka sudah scharusnya Pengelola Gudang telah mengantongi izin dari Sadan Pengawas. Pengelola Gudang diatur dalam Undang-undang No, 9 Tahun 2006 Pasal 22 sampai dengan Pasal 27, dan dalam Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2007 Pasal 39 sampai dengan Pasal 43. Berdasarkan ketentuan Pasal 22 Undang-undang No. 9 Tahun 2006, dijelaskan peran dari Baden Pengawas terhadep Pengelola Gudang bahwa : “(1) Gudang dalam Sistem Resi Gudang herus memenuhi persyaraten teknis: sobaga! tempat penyimpanan barang (2) Gudang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus meadapat persetujuan dari Badan Pengawas. (3 Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan teknis dan tata cara mandapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.* Lebih lanjut dalam Pasal 23 menyatakan bahwa “(1) Pengelola Gudang harus becbentuk badan usaha berbadan hukum dan telah mendapat persetujven Badan Pengawas. (2) Pengelala Gudang ciiarang menerbitkan lebih deri satu Resi Gudang untuk barang yang sama yang disimpan di Gudang. (3) Ketentuan lebih ianjut mengenal Pengelola Gutiang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaturdalam Peraturan Pemerntah. ” 19 Porepelet# Hukum, Vel. 10 No. 2 Novamber 2010: 112. 128 Kemudian Pasal 26 meguraikan bahwa daiam hal Pemegang Resi Gudang cecera Jan}, Pengelola Gudang dapat menjual Resi Gudang secara langsung atau melalui Jelang unum berdasarken peraturan perundang-undangan dengan persetujuan Badan Pengawas. Lembaga Penilaian Kesesuaian Lembaga Peniaian Kesesuaian adaish lembaga lerakreditasi yang melakukan serangkaian kegiatan untuk menilai atau membuktkan bahwa persyaratan tertentu yang Derkaitan dengan prodvk, proses, sistem, dan/atau personel terpenuti, Lembaga ini dietur dalam Undang-undang No. 9 Tahun 2006 Pasai 28 sampai dengan Pasal 31 ‘seria dalam Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2007 Pasal 44. Pendirian Lembaga Penilaian Kesesuaian harus mendapat izin dari Badan Pengawas Sistem Resi Gudang yang szat ini dipegang oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti|. Sebagaimana diatur dalam Pasal 28 Undang-undang No. 9 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa Kegiatan penilaian Kesesusian dalam Sistem Resi Gudang dilakukan oleh Lemoaga Penilaian Kesesuaian yang telah mendapat persetujuan Badan Pengawas Sistem Resi Gudang. Lembaga Penilaien Kesesuaian bertugas melakukan pengujien terhadap mutu barang, proses, sistom, dan personel, dan selanjutnya berwenang mengaluarkan sertifikat hasil penguiian tersebut Kegiatan penilaian kesesusian dalam Sistem Resi Gudang mencakup kegiatan sertifikesi, inspeksi, dan pengujian yang berkaitan dengan barang, gudang, dan pengelola gudang. Penyimpanan bereng oi gudang sengat erat kaitannya dengan konsistensi mutu berang yang disimpan, sehingga perlu disiapkan sistem perileian Kesesuaian yang dapet menjamin konsistensi mult barang yang disimpan. Lembaga Perilaian Kesesusian bertanggung jawab tas segaia keterangan yang torcantum dalam serifikat untuk barang, Lembaga Perileian Kesesualan tak bertanggung jawab ates perubehan mutu barang yang diakibatkan olen kelalaian Pengelcla Gudang. Semua keterangan yang tercantum didalam sertfikat untuk barang merupakan hasil peniiaian kesesuaian yang dijamin Lembaga Penilaian Kesesuaian berdasarkan 120 Ninis Nugrahven, Tanaguna Guat Pejebet...... pengalaman dan Keahlian yang dimiliki di bidang Sertifikasi, Terhadap jaminan yang tercentum dalam sertifkat untuk berang tersebut, Lembaga Penilaian Kesesuaian ‘mempunyai kewaliban untuk mempertanggungjewabkannya, Ketentuan tentang Lembaga Penilaian Kesesuaian selanjutnye diatur lebih lanjut alam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2007 dimanadisebutkar bahwa: kegiatan penilaian kesesuian dalam Sisiem Resi Gudang dilakukan oleh Lembaga Penilaian Kesesvaian yang telah mendapat persetujuan Bedan Pergawas. Pusat Registrasi Resi Gudang Pusat Registresi Resi Gudang yang selanjutnya disebut Pusat Registrasi adalah badan usahe berbaden hukum yang mendapat persetujuan Badan Pengawas untuk melakukan penatausahaan Res} Gudang dan Derivatif Resi Gudang yang meliputi encatatan, penyimaanan, pemindahbukuan kepemilixan, pembetanan hak jaminan, pelaporan, serta penyeciaan sistem dan jaringan informnas. Pasal 34 Undang-undang No. 9 Tahun 2006 menyatakan bahwa, kegiaten sebagai Pusat Registrasi hanya dapat dilakukan oleh badan usaha berbadan hukum dan mendapat Persetujuan Badan Pengawas, Keteniuan lebih lanjut mengenai Pusat Registras| dietur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 yang menyatakan bahwe, kegiatan sebagai Pusat Registrasi hanya dapat cilakukan oleh badan usaha berbadan hukum dan telsh mendapat persetujuan Badan Pengawes ‘Tanggung Gugat Pejabat Badan Pengawas atas Keputusan yang merugikan Pengelola Gudang Sebagaimena telah diuralkan sebeumnya, bahwa penerepan Sistem Resi Gudang menawarken serangkaian manfaat yang luas, antara lain a. Keterkendalian dan kestabilan harga komodit. Sistem ini bermantaat dalam menstabilkan harga pasar, melalui fasiitasi penjuaian sepanjang tahun . Keterjaminan model produksi, Pemegang komoditi mempuryai medal usaha untuk produks! berketanjutan karena adanya pemblayaan dar lembaga keuangen. 121 erspektt Hukum, Vol 1QNo. 2 November 2010: 112-128 c. Keleluasaan penyaluran kredit bagi perbankan, Dunia perbankan nasional ‘memperolen mantaat dari terbentuknya pasar bagi penyaluran kredit perbankan, ‘Sistem resi guidang dibanyak negara disnggap sebagai instrumen penjarin kredit tanparesiko. 4. Keterjaminan produktifites. Jaminan produksi komoditi menjad lebih pasti karena adanya jaminen modal usaha bagi produsen/petani e. Keterkendaliaan sediaan (stock) nasional. Sistem ini mendukung terbangunnya kemampuan pemerintah untuk memantau dan meniaga Ketahanan seciaan, melalul Jaringan data dan infromas'terintegrasi yang lerbangun oleh Sistem Res! Gudang. 1. Keterpantauan lalu lintas praduk/komoditi, Sistem ini membangun kemampuan pemerintah di pusat dan daerah untuk meningkatkan kualtas komodit, upeya periindungan konsumen, pengendalian ekosistem, pengendalian aly lintas produk komodit legal. 9. Keterjaminan bahan baku industri Sistem Resi Gudang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pemaseran dan sistem industri yang dikembangkan negara tersebut. Sistem Resi Gudang telah terbuktl mampu meningkatkan etsiens! sekor agrobisnis dan agroindustr, arena balk produsen maupun sekior komersial terkail dapat mengubah status sediean bahan menteh dan setengeh jadi untuk ‘menjadi produk yang dapat diperjualbetkan secara uss. h. Efisensilogistk dan cistriousi, Sebagai surat berharga, Resi Gudang dapat diaihkan atau diperjualbalikan oleh Pemegang Resi Gudang kepada pihak ketiga, bagi dipasar yang terorganisir (bursa) atau di luar bursa. Dengen terjadinya pengalihan Resi Gudang tersebul, kepada Pemegang Res! Gudang yang beru, cibenkan hak untuk ‘mengambil barang sesuai dengan deskrips| yang tercentum di daiamnya. Dengan demikien akan tercipta suatu sistem perdagengan yang letih efisien dengan dihilangkannnya komponen bieye pemindahan barang, |. Kontriousifiskal Melalui transaksi-ransaksi Resi Gudang, Pemerintah memperoieh manfaat fiskal yang salama ini bersifat potensial. Berdasarkan paparan diatas maka diketahul peran penting Sistem Resi Gucang yang menjadi salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional yang dapat 12 Ninis Nuprabani, Tengqurg Gugat Pajabat mengendalikan harga dan persediaan nasional, Untuk itu sudah selayaknyalah pelaksanaan Sistem Resi Gudang perlu dilakukan pengawesan. Disamping itu dalam pelaksanaan Sitem Resi Gudeng meiibatkan beberapa kelembagaan yang mana lembaga-lembaga tersebut berads dalam pengawasen Badan Pengawes Badan Pengawes sebagai orgen pemerinish dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang didasarkan pada peraturan peraturan penundang-undangan, Dalamnegera hukum, salah satu asas yang penting adalah asas legalitas (legaliteltsbeginsal). Asas inidalam konteks hukum administrasi mengandung pengertian bahwa setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang- undangan harus menjadi sumber wewenang bagi setlap tndakan pemerintah. Bagi pemerintah, dasar untuk melakukan perbuatan hukum publk adalah adanya kewenangan (bevoegdheids). Melalui kewenangan yang bersumber pada peraturan perundang- undangan tersebut pemerintah melakukan tindakan hukum. Pemberian wewenang tersebut harus dinyatakan secara tegas dalam peraturan perundang-undangan Mengena) apa yang dimaksud wewenang, menurut Philipus M. Hadjon. wewenang’ (bsvoeguheid) dideskripsikan sebagai Kekuasaan hukum (rechtsmacht). Jadi dalam konsep hukum publik, wewenang berkailan dengan kekuasaan (Philipus M. Hadjon, 1997:1) Sedangkan menurut FPC.L. Tonner dalam Ridwan HR berpendapat kewenangan pemerintah dalam kaitan in’ dianggap sebagai kemampuan untuk melaksanakan hukum positif, dan dengan begitu dapat diciptakan hubungan hukum antara pemerintahan denganwarge negara (Ridwan HR, 2008:100), ‘Untuk memberi penilaian kewenangan seorang pejabat dalam membuat suatu kebijakan harus diihat umber kewenangannya. Kewenangan dapat berasal dar atribusi, yaltu terjacinya pemberian wewenang yarg baru clen suatu ketentuan dalam suatu peraturan perundang-undangan Selanjutnya kewenangan dapat juga bersumber dari delegesi atau mandat. Legisiator yang Kompeten untuk memberi atribusi wewenang dinedakan antara yang berkedudukan sebagai orginal legislatordan delegated legislator (Ridwan HR, 2008100), Dan sebaiknya, dalam hal kebijakan tersebut dibuat oleh pejabat yang tidak berwenang (onvoegdheld) maka cisebut sebagai Keputusan yang cacat mengenai kewenangan (tevoegdheiisgebreken), Dengan demkian dapat kta 123 Porspakif Hukum, Vol. 10/No, 2 November 2010. 112-128 simpulken bahwa kewenangan sebagai Badan Pengawas berdaserekan sumber kewerianagan merupakan bentuk kewenanganatitutt Mengenai penentuan batzs-batas kewenangen penggunisan kekuasaan didasarkan pada asas negara hukum yang dikenal dengan asas rechtmatighold van bestuur atau lebih tepat diterjemahkan dengan asas keabsshan dalam pemerintahan (Philipus M. Hadjon, 1993.5). Pada dasamya hukum administras' lebih cenderung membahas segi- ssegi cacat (gebreken) dalam pengertian rechtmatigheidsgsbreken, mengingat hukum administras’ tumbuh secara sektoral sehingga sangat sulk untuk mengadakan kodifiasi hukum. Di samping itu dikenalnya asas praduga rechimatig (vermoeden van rechimatigheid praesumptio justee causa dimana setiap tindakan pemerintahenan selalu dianggap absah (rechimatig) sampai eda pembataian (Philpus M. Hadjon, 19935), Dalam hukum administrasi ada dua bentuk tenggung jaw, yaitu tanggung jawab Jabatan dan tanggung jaweb prbadi, Den berdasarkan ketentuen hukum, pejabathanya menjalankan fungsi dan wewenang, karena pejabat tidak memiliki wewenang, yang memiliki dan dilekati wewenang adalah jabatan. Pengertian jabatan ini adalah fiksi alam hukum. Oleh Karena itu, jabatan dilaksanaken oleh pejabet, yaitu manusia yang menduduk! jabaian itu agar berjaian secera nyata, Jabatan adalah merupakan ‘subyek hukum, yeitu penclukung hak dan kewajban yang tak terpisahkan dari pejabat yang menjabat jabatan tersebut. Jabatan diberi wewenang agar dapat menjomin kesinambungan hak dan kewjiban. Tanggung gugat sehubungan dengan suatu pperouatan hukum public adalah pada pejabat: Dengan demikian guoalan dalam sengketa tata usaha negara ditujukan kepada pejabat yang membuat keputusan, Menucut Tatiek Sri Djatmiati, tanggung jawab jabatan berkenaan dengan legalitas (keabsahan) tinéak pemerintahan, Dalam hukum administrasi, persoalan legaltas tindek pemerintahan berkaltan dengan pendekatan terhadan kekuasaan pemerntahan. Pendekatan kekuasaan berkaitan dengan wewenang yang diberikan menurut undang- undang berdasarkan asas legalitas alau asas rechtinatigheid (Tatiek Sri Djeriati, ‘2007°5). Setiap tindakan pemerintah mensyeratkan keabsahan ataulogeltas wewenang, prosedur dan substansi sesuial dengan asas rechtmatigheid van bestuur Dalam hal 124 tidak terpenuhinya legalitas tersebut menyababkan cacat dalam tindekan pemeriniaian Cacat wewenang mengakibatkan thdakan pemennianan atau keputusan pemerintah menjadi batal demi hukum (nietig). Cacat prosedur tidak menyebabkan tindakan atau keputusan pemerintah menjaci batal, namun kekurangan yang ada harus dilengkapi ‘sehingga dapat dimohonkan pembatalan dan bukan batal demi hukum, Sedangkan tanggung jawab pribadi berkaitan dengan pendekatan {ungsioraris atau pendekatan prilaku, dimana tanggung jawad pribadl int berkenaan dengan ‘maladministrasi dalam penggunaan wewenang dalam pelayanan publi (public service) Seorang pejabat yang melaksanakan tugas dan kewenangan jabatan atau membuat kebljakan akan dibebani tanggung jawab pribadi jika ia melakukan tindakan matadministrasi Dan menurut Philipus M. Hadjon, apabila pejabat administrasi melakukan tndakan yang maladrninsstrasi, makapejebat tersebut harus bertanggurgjawab secara hukum. Iniiah yang dimaknai sebagai "legal accountability’, beik gugetan maupun untutan atas tindakannya tersebut. Lega! Accountability ialan bentuk pertanggungjawaban seg) hukum agar setiap tindakan kepemerintahan dati aparat pemerintah dapat dipertanggungjewabkan kepada badan-badan pengawesan fungsional, ‘ataupun badar-badan legislative maupun badan-badan yudikatif(Philipus M1. Hacjon, 2001 40-41), Dengan demikian unsur perlindungen indvidu atau individual protection berkaitan erat dengan akuntabilitas hukum, yaitu suatu pertanggungiawaban hukum pejabat administrasi terhadap tindakan atau perbuatannya yang merugikan masyarakat Individual protection juga berkaltan dengan konsep tanggung guget negara atau pemerintah (State-or GovermentalLiabiity). Dengan tetap melihat pada janis kesalahan yang dilskukan, apakah iu ternasuk dalam kesalahan pribadi (Faute Peronelie)ataikah merupakan kesalahan jabatan (Fate de Service), (Tatiek Sri Djamiatl,2007:20) Dalam hukum administrasi, tindakan orgen pemerintahan yang sesuai dengan norma hukukm itu melahirka ases fet vermoeden van rechmatigheld atau esas ‘praesumption justea causa, yang mengendung makna behwa setiap tndaken organ pemerintahan harus dianggap sah sempai ada pembatalan (PhilpusM. Hadjon, 1880 30) 125 Perspelti Hukum, Vol. 10 No. 2 November 2010 112-128 Kewajban pemerintah untuk memikul tanggung jawab karena perbuatan melanggar hukum. diarahkan paca pengembalian pada kondisi semula seperti sebslumnya terjadinya melanggar hukum (herstel in de vorige toestand). Namun upaya mengembslikan pada kondisi semula atau (herstel in de vorige toestand) itu tidak dapat dilakukan, pemerintah dbebani kewajiben membenkan ganti ug), sebagai Konsekwensi tanggung gugat (indronarto, 1993 8), Dengan clemikian jka ada pevaturan yang menentuken pemberian ganti rugi atas tindakan pemerintah yang sah, pemberian gantirugi tidak dapat ciberixan meskipun warganegera yang bersengkutan kepentingannya dirugikan. Prnsip umum untuk ‘fanggung gugat pemerintah itu bukan ada tidaknya kerugian tetapi apakah pemerintah melangger hukum atau tidak, Jika terjadi ada perbuatan melanggar hukum den menimbulkan kerugian bag! warga negara, pemerintah dibebani tanggung gugat den berkewajiban memberkan gantinigl. Sebaliknya ka tidak terjaci perbuatan melenggar ‘hukurn, pemerintan tak dioebanitanggung guget dan kewaiiban memberixan gantiugi ‘ada pada peraturan perundang-undangan yang secara khusus menentukan pamberian gantirugi vika peraturan kebijakan yang menimbulkan kerugian itu dgugat atas dasar Perbuatan melawan hukum melalui Peraditan umum. Di Dalam Penjelasan Umum Uncang-undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah dirubah dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahaan atas Undang undang Nomor § Tahun 1996 tentang Peradiian Tata Usaha Negara dan telah dirubah dengan Undang- undang Nomor $7 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Undang undang Nomar 5 Tahun 1986 tenteng Peradian Tata Usaha Negara ‘Adapun gugatan yang terkaitcéengan tindakan pemerintah yang dituangkan dalam bentuk Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) yang ditempuh upaya adminisiretifatau PTUN. Berdasarkan Pasal £3 ayat(1) NomorS Tahun 1886 sebagairanatelah dirubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahaan atas Nomor 5 ‘Tahun 1896 tentang Peradisian Tata Usaha Negata dan telah drubah dengan Undang- tundang Nomor §1 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedlia Nomor Tahun 1996 tentang Peradiian Tata Usaha Negara, disabutkan: ‘orang aiau badan hukum perdata yang merasa kepentingenya drugiken oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat ‘mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadian yang berwenang yang ber'stuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengkelakan itu dinyatakan batal atau dak sah, dengan atau tanpa disertal tuntutan gantirugi dan/atau direhabilitasi’ 1% Nois Nugrehen\. Tanggung Guoat Peja. Berkenaan dengan tanggung jawab Pejebat Badan Pengawas yang merugikan Pengslola Gudang, (misalnya adenya kesalahan dalam penerepan keputusan) maka perlu diklasifixasikan dahulu, apekah tindakan tersebut merupakan bentuk tanggung Jawab jabatan dan tanggung jawad oribadi. Setalah itu baru dapat ditentukan erlanggungjawaban hukum pejabat Badan Pengawas terhedap tindaken atau /perbuatannya yang merugikan Pengelola Gudang Jka itu merupakan kesalahan pritadi yang disebabkan oleh kesalahan pnibadi seseorang yang merupakan bagian dari pemerintahen (karena maladministras)) maka individu atau masyarakat yang drugikan dapat memperoich periindungan hukum degan jalan menggugat pegawai yang bersangkutan di pengadiian umum (ordinary court) selaku pribadi dan bertanggung gugat alas kesalstien pribadi, Akan tetapl jika hanya berkaltan dengan kesalahan Jabatan misainya terkait dengan keabsahan suatu KTUN, maka KTUN yang dikeluarkan oleh pejabat tersebut dapat cigugat di Peradilan Administrasi (PTUN). 4. Kesimpulan a) Dalam menjalankan wewenangnya Badan Pengawas sebagai organ pemeriniah cimungkin dalam pelaksanagn tuganyanya Sadan Pengawas melakukan Renyalahgunaan wewenangnya atau adanya kesalaan dalam menjaiankan wewenangrya. Bahkan cimungkinkan pula haltersebut menimbulkan kerugisn pada pilak lain. Jika terjadi demikian maka, pantaslah adanya bentuk tanggung jawab yang diverikan oleh Pejabat dimaksud kepada pinak yang drugikan. ) Tanggung jawab jabatan dan tanggung jawab pribadi membawa konsekuensi yang berkitan dengan tanggung jawab pidana, tanggung gugat perdata dan tanggung ugat tata usaha negera (TUN). Tenggung jawab pidena adalah tanggung jewab pribadi seorang pejabst yang berhubungan dengan adanya maladiministrasi ‘Sedangkan tanggung gugat perdata dapat menjadi tanggung gugat|abatan berkaitan ‘engan perbuatan melanggar hukum oleh penguasa, Tanggung gugat perdate ‘menjadi tenggung gugat prbadi apabilaterdapat unsur maledministrasi, Sedangkan tanggung gugat TUN pada dasarnyaadaiah tanggung gugatjabatan Adapun gueatan yang terkait dengan tindekan pemeriniah yang dituangkan dalam bentuk Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) ditsmpuh melalulupaya administratif atau PTUN. 127 Perepektf Huiur, Val. 10 No. 2Novertber 2010 12-4128 DAFTAR BACAAN a. Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 No. 59; Peraturan Pernerintah No, 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang: Peraturan Kepala Bappebii tentang Peraturan Tekn's Pelaksanaan Sistem Res Gudang, b. Buku Djatmiati Tatiek Sn, Prinsip lin Usana Indusin a indonesia, Disertas\ Universitas Airlangge, Surabaya, 2004 Porizinan Sebagai Instrumen Yuridis Dalem Pelayanan Publik Pidalo Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidana Hukum Administrasi pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, 24 November 2007 Hadjon, Phillpus M., Pongertian-pengertian Dasar tentang Tindak Pemerntahan (Bestuurshandeting, Djumal, Surabaya. 1980 , Pengentar Hukum Administra! Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakerta, 2001 Hariyani, Iswi, Serfianto, Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit & Alat Perdagangan, SinarGrafika, Jakarta, 2010 Ridwan, Hukum Administras’ Negara, Rajaweli Pers, Jakarta, 2008 Indroharto, Usaha Memahami Undang-undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buku 1, Pustaka Siner Herepan, Jakarta. ©. Artikel Philipus M. Hegion, Pemeninthan Menurut Hukum (Wel-en Rechtmatig Bestuur) majzlah Yuridika Fakultas Hukum Universitas Airlangge, Suraveya, 1993 Tentang Wewenang, Yuridka, No. § & 6 Tahun Xl, September. Desember, 1997 128

You might also like