You are on page 1of 3

Bab II

Pembahasan

1. Financial Distress

Financial Distress (kesulitan keuangan) adalah suatu kondisi di mana perusahaan atau individu tidak
dapat menghasilkan pendapatan atau pendapatan yang cukup, sehingga tidak dapat memenuhi atau
membayar kewajiban keuangannya. Hal ini umumnya disebabkan oleh biaya tetap yang tinggi, aset tidak
likuid yang besar, atau pendapatan yang sensitif terhadap penurunan ekonomi. Bagi individu, kesulitan
keuangan dapat muncul dari penganggaran yang buruk, pengeluaran yang berlebihan, beban hutang
yang terlalu tinggi, tuntutan hukum, atau kehilangan pekerjaan.

Jika dilihat dari histori perusahaan, karakteristik yang terlihat adalah pendapatan yang berada di sisi
negatif selama paling tidak beberapa tahun berturut-turut. Perusahaan mengalami rugi dan kinerja yang
buruk tercatat pada laporan akuntansinya.

Financial distress bisa terjadi di berbagai perusahaan dan bisa menjadi penanda sinyal dari kebangkrutan
yang mungkin akan dial ami perusahaan. Jika perusahaan sudah masuk dalam kondisijinancial distress,
maka manajemen harus berhati-hati karena bisa saja masuk paela tahap kebangkrutan. Manajemen dari
perusahaan yang mengalami financial distress harus melakukan tindakan untuk mengatasi masalah
keuangan tersebut dan mencegah terjadinya kebangkrutan.

Kategori A

Indikator financial distress kategori A adalah kondisi-kondisi luar biasa berbahaya yang hampir 100%
akan menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Beberapa indikator financial distress yang bisa masuk
kategori ini misalnya kebakaran, wanprestasi, pelanggaran hukum berat, dan sebagainya. Guna
menangani ini, perusahaan memerlukan bantuan legal dari pengacara.

Kategori B

Sementara itu, indikator financial distress kategori B adalah terjadinya kerugian terus menerus
perusahaan akibat hal-hal mayor, seperti krisis ekonomi, kekurangan pendanaan, dan kegagalan
memenuhi ekspektasi investor. Cara terbaik menangani indikator financial distress kategori B adalah
dengan menjual aset atau mengurangi biaya.

Kategori C

Dalam kategori C, financial distress adalah kondisi yang terjadi karena kendala-kendala internal, seperti
kurang efektifnya strategi perusahaan, penagihan piutang bermasalah, kerusakan, dan sebagainya. Cara
terbaik menangani indikator financial distress kategori C bisa meliputi perbaikan strategi perusahaan,
pemecatan orang-orang bermasalah, dan perekrutan orang baru lebih berkualitas.
Kategori D

Indikator terendah financial distress adalah kategori D, yaitu kejadian-kejadian kecil yang menyebabkan
inefisiensi atau kerugian keuangan. Indikator financial distress satu ini paling sering terjadi di dunia
bisnis, dan solusinya bisa beragam sesuai sumber masalahnya.

Jenis-Jenis Financial Distress

Selain memahami indikator financial distress, sebagai seorang pebisnis Anda juga wajib memahami
beberapa jenis financial distress paling umum, yaitu:

Economic Failure

Jenis pertama financial distress adalah economic failure, yaitu kegagalan sistem ekonomi secara
menyeluruh dalam suatu negara atau kawasan. Salah satu contoh jenis financial distress satu ini
misalnya inflasi tidak terkendali, krisis moneter, menjadi korban bubble economy, dan sebagainya.

Business Failure

Selain karena faktor ekonomi di luar perusahaan, financial distress juga dapat berbentuk business
failure, atau kegagalan bisnis dalam mencapai target-target keuangan perusahaan. Financial distress
jenis ini dapat diakibatkan berbagai sektor, mulai dari pemasaran, produksi, sampai divisi keuangan
sendiri.

Technical Insolvency

Technical insolvency adalah jenis financial distress yang terjadi akibat kegagalan perusahaan melunasi
liabilitas jangka pendeknya, seperti hutang dagang, tagihan bulanan, gaji karyawan, dan sebagainya.
Idealnya, technical insolvency tidak terjadi berlarut-larut dan dapat diselesaikan dalam periode kurang
dari 1 tahun.

Bankruptcy Insolvency

Jenis keempat financial distress adalah kelanjutan dari technical insolvency, yaitu bankruptcy insolvency.
Financial distress ini akan terjadi jika perusahaan terus mengalami kegagalan membayar liabilitas jangka
pendek, dan berpengaruh ke kegagalan pembayaran liabilitas jangka panjang pula.

Legal Bankruptcy

Jenis terakhir financial distress adalah legal bankruptcy, atau kebangkrutan karena masalah hukum.
Legal bankruptcy dapat terjadi karena bankruptcy insolvency atau pelanggaran-pelanggaran berat lain
yang dilakukan perusahaan, hingga akhirnya mengharuskan bisnis dipailitkan pengadilan.

Penyebab Financial Distress


Sekarang Anda sudah mengetahui apa itu financial distress, indikator, serta jenis-jenisnya. Selanjutnya,
Anda juga harus tahu penyebab financial distress bisa terjadi, agar Anda dan tim di perusahaan dapat
menghindarinya.

Perencanaan Bisnis Kurang Baik

Penyebab financial distress yang pertama adalah perencanaan bisnis kurang baik, entah itu dari segi
pemasaran, produksi, distribusi, atau keuangan. Jika operasional perusahaan Anda tidak direncanakan
dengan tepat dan seksama (terutama dari segi penganggaran biaya), maka bisnis Anda berpotensi
mengalami financial distress.

Arus Kas Bermasalah

Pengaruh rasio keuangan terhadap financial distress sangatlah besar. Apabila keuangan perusahaan
Anda memiliki arus kas tidak lancar, maka bisnis Anda terancam mengalami financial distress dalam
kurun waktu singkat. Yang dimaksud kelancaran arus kas di sini bisa meliputi kelancaran penagihan
piutang, pembelian bahan baku sesuai kebutuhan, dan sebagainya.

Struktur Modal Terlalu Berisiko

Selain arus kas, pengaruh rasio keuangan terhadap financial distress dari segi struktur modal juga sangat
signifikan, terutama untuk jangka panjang. Jika perusahaan Anda terlalu banyak didanai liabilitas
(utang), maka bisnis Anda terancam terkena legal bankruptcy dan dipailitkan.

Kerugian Secara Operasional

Penyebab financial distress yang terakhir adalah kerugian terus menerus secara operasional. Jika divisi
pemasaran Anda terus mengalami kegagalan memenuhi target, maka perusahaan Anda terancam
mengalami financial distress, baik karena gagal melaksanakan kewajiban operasional maupun gagal
memuaskan investor.

Cara Mencegah Financial Distress

Agar Anda terhindar dari faktor-faktor penyebab financial distress, di bawah ini terdapat beberapa cara
untuk mencegahnya, di antaranya:

1. Fokus Pada Likuiditas Bisnis


2. Buat Strategi Perusahaan Guna Menghadapi Masa Terburuk
3. Tetapkan Batas dalam Memberikan Utang Dagang
4. Jaga Keseimbangan Neraca Pembayaran
5. Menyiapkan Asuransi untuk Kondisi Tak Terduga

You might also like