You are on page 1of 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319876333

DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA NGLANGGERAN TERHADAP


EKONOMI MASYARAKAT LOKAL

Article · September 2016

CITATIONS READS

91 10,727

1 author:

Hary Hermawan
Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta
55 PUBLICATIONS 246 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

geowisata View project

metode penelitian View project

All content following this page was uploaded by Hary Hermawan on 18 September 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016

DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA


NGLANGGERAN TERHADAP EKONOMI
MASYARAKAT LOKAL
Hary Hermawan

STP ARS Internasional, haryhermawan8@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian mengenai dampak pengembangan desa wisata terhadap ekonomi masyarakat lokal ini
merupakan jenis penelitian diskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Desa Nglanggeran,
Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogakarta. Hasil penelitian diketahui
bahwa aktifitas pengembangan Desa Wisata Nglanggeran dinilai cukup baik, indikatornya utama
adalah rata-rata kenaikan kunjungan wisatawan yang cukup besar dari tahun ke tahun. Kesiapan
masyarakat lokal yang ditinjau dari tingkat pendidikan, pengetahuan, serta tingkat keterlibatan
masyarakat dalam pengembangan desa wisata menunjukan bahwa masyarakat telah cukup siap
menghadapi berbagai potensi dampak yang muncul. Tingkat perkembangan pariwisata yang tinggi
menghasilkan tingkat frekuensi interaksi yang cukup sering antara masyarakat lokal dan wisatawan,
yaitu rata-rata lebih dari 5 kali interaksi per 3 bulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pengembagan desa wisata membawa dampak yang positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat
lokal di Desa Nglanggeran, diantaranya : penghasilan masyarakat meningkat; meningkatkan peluang
kerja dan berusaha; meningkatkan kepemilikan dan kontrol masyarakat lokal; meningkatkan
pendapatan pemerintah melalui retribusi wisata. Sedangkan indikasi dampak negatif terhadap
ekonomi lokal berupa kenaikan harga barang tidak ditemukan

Kata kunci : Dampak ekonomi pengembangan desa wisata, pengembangan desa wisata

ABSTRACT

Research on the effects of economic development of rural tourism to the local community is a kind of
descriptive qualitative research. This research was conducted in the village of Nglanggeran, District
Pathuk, Gunung Kidul, Yogakarta. The survey results revealed that the development activities of the
Tourism Village Nglanggeran considered quite good, the main indicator is the average increase in
tourist arrivals sizeable year-on-year. The readiness of local communities in terms of education,
knowledge, and level of community involvement in the development of rural tourism shows that the
public has been sufficiently prepared to deal with potential impacts that arise. The level of
development of tourism which generates high frequency level of interaction between local
communities and the frequent travelers, which is an average of more than 5 times the interaction per
3 months. The results showed that developing a tourist village bring a positive impact to the economic
development of local communities in the village Nglanggeran, including: increased public income;
increase employment and business opportunities; increase ownership and control of local
communities; increase government revenues through travel levy. While indications of a negative
impact on the local economy in the form of rising prices of goods can not be found.

Keywords: The economic impact of the development of rural tourism, rural tourism development

Naskah diterima : 19 Agustus 2016, Naskah dipublikasikan : 8 September 2016

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 105
Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016
pendukung sekitar seperti, jalan, area parkir,
PENDAHULUAN tempat ibadah dan lain-lain, serta
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sampai pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada
saat ini masih menempati urutan kedua sebagai pengembangan kebudayaan lokal, pelatihan
daerah tujuan wisata utama di Indonesia wirausaha dan lain sebagainya.
setelah Bali dilihat dari kunjungan wisata ke Dari beberapa kegiatan pengembangan yang
Daerah Istimewa Yogyakarta yang meningkat telah dilakukan pengelola seperti diatas,
cukup signifikan dari tahun ke tahun. Data peneliti merasa bahwa pengembangan yang
statistik menunjukan kenaikan jumlah dilakukan tersebut masih perlu dikaji ulang
kunjungan wisata 472.300 wisatawan per terutama mengenai sejauh mana manfaat
tahun, dengan rata-rata lama tinggal 1,5 pengembangan desa wisata Nglanggeran
sampai 2 hari (Dinas Pariwisata, 2014). terhadap ekonomi masyarakat lokal.
Meningkatnya kunjungan wisatawan di (Hariyanto, 2016) Isu utama dalam
Indonesia merupakan peluang pasar yang pengembangan desa wisata adalah mengenai
sangat menjanjikan bagi pengembangan kontribusi positif aktifitas pariwisata di desa
pariwisata. Salah satu bentuk wisata unggulan wisata terhadap kehidupan ekonomi
daerah yang saat ini sangat popular masyarakat lokal . Dalam pandangan
dikembangkan adalah desa wisata. Daerah masyarakat awam, keberhasilan
Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah pengembangan desa wisata adalah sejauh
satu daerah yang dianggap paling berhasil mana kegiatan desa wisata mampu
dalam mengembangkan desa wisata, terbukti meningkatan kesejahteraan ekonomi
pada tahun ini saja terdapat lebih dari 48 desa masyarakat lokalnya. Pariwisata akan
wisata yang resmi terdaftar di Dinas Pariwisata dianggap gagal jika manfaat ekonomi dari
DIY (Dinas Pariwisata, 2014). kegiatan wisata justru dinikmati oleh orang-
Kabupaten Gunung Kidul merupakan salah orang luar, pemodal-pemodal besar, sedangkan
satu kabupaten di Daerah Istimewa masyarakat lokalnya justru termarginalkan
Yogyakarta (DIY) yang perkembangan desa secara ekonomi.
wisatanya paling mencolok dalam 6 tahun Untuk itulah penelitian mengenai dampak
terakhir. Salah satu desa wisata di Kabupaten pengembangan pariwisata terhadap ekonomi
gunung kidul yang perkembangannya paling masyarakat lokal sangat perlu dilakukan
cepat adalah Desa Wisata Nglanggeran. sebagai salah satu upaya kontrol pembangunan
Berdasarkan data dokumentasi, peneliti ekonomi berbasis kepariwisataan.
mengetahui rata-rata peningkatan jumlah KAJIAN LITERATUR
kunjungan wisatawan adalah 30.000 Konsep pariwisata
kunjungan wisatawan pada tahun 2012 sampai Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
akhir tahun 2015 (Dinas Pariwisata, 2014). wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas
Desa Wisata Nglanggeran berkembang pesat serta layanan yang disediakan oleh
setelah dibentuknya lembaga pengelola resmi masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
yaitu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) pemerintah daerah (Undang-Undang
pada tahun 2013, tahun tersebut merupakan Kepariwisataan No.10 tahun 2009).
awal mula pengelolaan Desa Wisata Jika dipandang dari dimensi akademis
Nglanggeran secara professional. pariwisata didefinisikan sebagai studi yang
Menurut Mursidi (2015), pengelola Desa mempelajari perjalanan manusia keluar dari
Wisata Nglanggeran melakukan berbagai lingkunganya, termasuk industry yang
upaya agar manfaat pengembangan desa meresponkebutuhan manusia yang melakukan
wisata tersebut dapat dirasakan secara optimal perjalanan. Lebih jauh lagi pariwisata
oleh masyarakat. Adapun berbagai langkah mempelajari dampak yang ditimbulkan oleh
pengembangan yang telah dilakukan pengelola pelaku perjalanan maupun industry terhadap
misalnya Pembangunan fisik kawasan lingkungan sosial budaya, ekonomi, maupun
ekowisata Gunung Api Purba, embung lingkungan fisik setempat (IGB dan Eka
Nglanggeran dan kebun buah Nglanggeran Mahadewi, 2012)
sebagai daya tarik wisata utama di Desa Sedangkan dalam ilmu sosiologi, Pitana dan
Wisata Nglanggeran serta penataan ulang Gayatri (2009), mengatakan bahwa pariwisata
kawasan, Pembangunan infrastruktur mencakup tiga elemen utama, yaitu :

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 106
Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016
1. A dynamic element, yaitu travel ke suatu kemaslahatan masyarakat namun di satu sisi
destinasi wisata dapat menimbulkan kerugian jika pengelolaan
2. A static element, yaitu singgah di daerah yang dilakukan tidak efektif.
tujuan Untuk itu penelitian mengenai dampak
3. A consequential element, atau akibat dari ekonomi dianggap sangat diperlukan sebagai
dua hal diatas (khususnya pada langkah evaluasi dan langkah preventif dalam
masyarakat lokal), yang meliputi dampak menentukan langkah pengembangan
ekonomi, sosial-budaya dan fisik dari selanjutnya karena pengembangan desa wisata
adanya kontak dengan wisatawan memiliki karakter aktivitas yang bersifat
Konsep Desa wisata multisectoral. Pelaksanaan pengembangan
Desa wisata yaitu sebuah kawasan yang pariwisata harus terencana secara terpadu
berkaitan dengan wilayah atau berbagai dengan pertimbangan-pertimbangan terutama
kearifan lokal (adat-istiadat, budaya, potensi, terhadap aspek ekonomi dan sosial-budaya
yang dikelola sebagai daya tarik wisata sesuai masyarakat lokal. Pada setiap tahapan
dengan kemampuannya, yang ditunjukan pengembangan tersebut, pelaku pariwisata
untuk kepentingan sosial dan ekonomi hendaknya dapat meminimalisasi sebanyak
masyarakt. Kearifan lokal atau system mungkin dampak negatif yang akan timbul
pengetahuan lokal yang dimaksud disini serta berkaitan erat dengan pembangunan
adalah pengetahuan yang khas yang milik perekonomian dan sosial-budaya masyarakat
suatu masyarakat atau budaya tertentu yang setempat
telah berkembang sekian lama , sebagai hasil Konsep Dampak Ekonomi Pariwisata
dari proses hubungan timbal balik antara Wisatawan yang datang ke sebuah
pnduduk tersebut dengan lngkunganya (Proyek destinasi dalam jangka waktu tertentu,
Pemanfaatan Kebudayaan Daerah DIY, 2003). menggunakan sumber daya dan
Penulis mendefinisikan desa wisata sebagai fasilitasnya biasanya mengeluarkan uang
kawasan berupa lingkungan pedesaan yang untuk keperluan tertentu, kemudian
memiliki daya tarik wisata berbasis kearifan
meninggalkan tempat tersebut untuk
lokal seperti adat-istiadat, budaya, serta
kekayaan alam yang memiliki keunikan dan kembali ke negaranya. “Jika wisatawan
keaslian berupa ciri khas suasana pedesaan. yang datang ke sebuah destinasi tersebut
Kawasan pedesaan yang dikelola sebagai desa sangat banyak akan berdampak pada
wisata biasanya memiliki lebih dari satu atau kehidupan ekonomi daerah tersebut, baik
gabungan dari beberapa daya tarik wisata, langsung maupun tidak langsung. Dampak
misalnya gabungan dari agrowisata, wisata ekonomi yang ditimbulkan dapat bersifat
budaya, dan ecotourism dalam satu kawasan positif maupun negatif” (I. G. Pitana dan
desa wisata, seperti di Desa Wisata Putu, 2009).
Nglanggeran. Pitana, (2009) mengemukakan bahwa
Konsep pengembangan desa wisata dampak pariwisata terhadap kondisi
Menurut I. Pitana (2009), pembangunan dan
ekonomi dikategorikan dalam 8 kategori
pengembangan pariwisata secara langsung
akan menyentuh dan melibatkan masyarakat, seperti berikut :
sehingga membawa berbagai dampak terhadap 1. Dampak terhadap penerimaan devisa
masyarakat setempat, bisa dampak positif 2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
maupun negatif. Bagi masyarakat, 3. Dampak terhadap kesempatan kerja
pengembangan pariwisata memiliki potensi 4. Dampak terhadap distribusi manfaat atau
manfaat yang sangat besar bagi ekonomi, keuntungan
sosial-budaya dan lingkungan namun 5. Dampak terhadap kepemilikan dan
terkadang sering terjadi pengembangan kontrol (ekonomi) masyarakat.
pariwisata yang salah justru membawa banyak 6. Dampak terhadap pembangunan pada
kerugian bagi masyarakat lokal itu sendiri. umumnya
Adanya berbagai manfaat dan tantangan 7. Dampak terhadap pendapatan pemerintah
memberikan gambaran bahwa pengembangan Mengingat ruang lingkup penelitian ini hanya
pariwisata bagaikan mengelola api, dimana pada tingkatan desa dengan instrumen dan
pengelola dapat memanfaatkanya untuk metode penelitian yang terbatas, maka kajian

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 107
Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016
mengenai dampak ekonomi yang dilakukan Gambar1
tidak terpaku pada 8 kategori dampak yang Peta wilayah Desa Nglanggeran
diajukan Cohen diatas. Dampak terhadap
penerimaan devisa dan dampak terhadap
distribusi manfaat tidak dikaji dalam penelitian
ini.

METODE PENELITIAN
Penelitian yang telah dilakukan penulis
merupakan bentuk penelitian dikriptif
kualitatif dengan fokus penelitian mengenai
dampak pengembangan desa wisata
Nglanggeran terhadap ekonomi masyarakat
lokal. Masyarakat lokal yang dimaksud adalah
penduduk dalam wilayah administratif Desa
Nglanggeran meliputi Dusun Karangsari,
Sumber: Data dokumentasi Pokdarwis Desa
Dusun Doga, Dusun Nglanggeran Kulon,
Wisata Nglanggeran tahun 2015
Dusun Nglanggeran Wetan, dan Dusun
Gunung Butak.
Profil demografis dan sosial budaya
Metode pencarian data menggunakan metode
masyarakat Desa Nglanggeran
wawancara, diskusi terfokus dan penyebaran
Karakter demografis sangat menentukan
angket kepada narasumber dengan sampel
terhadap adaptabilitas perubahan masyarakat
diambil dari masyarakat lokal Dusun
sebagai dampak dari pengembangan pariwisata
Nglanggeran. Untuk memperoleh data
(Waseh & Rahmawati, 2015)
mengenai demografi , penulis menggunakan
Berdasarkan data dokumentasi Pemerintah
metode pencarian data dokumentasi.
Desa Nglanggeran, diketahui bahwa Desa
Sedangkan untuk memperoleh gambaran
Nglanggeran memiliki jumlah penduduk
terhadap data non verbal digunakan metode
sebanyak 2. 725 jiwa dengan jumlah kepala
observasi lapangan.
keluarga sebanyak 689. Seluruh penduduk
Adapun metode analisis yang digunakan
Desa Nglanggeran adalah Warga Negara
mengacu pada kaidah-kaidah metodologi
Indosnesia (WNI), dengan komposisi
kualitatif secara umum seperti reduksi,
penduduk laki-laki 1. 363 jiwa, sedangkan
penyajian data, verifikasi serta triangulasi data.
perempuan 1. 362 jiwa, yang terkonsentrasi di
Dusun Karang Sari (“Profil Desa
PEMBAHASAN
Nglanggeran,” 2015).
Gambaran umum objek penelitian Tingkat pendidikan masyarakat Desa
Desa Nglanggeran terletak di wilayah
Nglanggeran pada umumnya memiliki tingkat
Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul,
pendidikan rendah sampai sedang, dengan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak desa
proporsi tamatan Sekolah Dasar (SD) sebesar
Nglanggeran ke ibu kota kecamatan adalah 7
29,67 %, disusul tamatan Sekolah Menengah
km, jarak dengan ibu kota kabupaten adalah 20
Pertama (SMP) sebesar 23. 87 %, tamatan
km, sedangkan jarak dengan ibu kota provinsi
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 21,12
sekitar 25 km (Widodo, 2016).
%. Masyarakat berpendidikan tinggi
Desa Nglanggeran berada di dataran tinggi
proporsinya masih sangat sedikit, lulusan
200-700 meter dari permukaan laut, memiliki
Perguruan Tinggi hanya sebesar 2,85 %.
bentang wilayah berupa bukit-bukit dengan
Sedangkan sisanya sebesar 15, 73 %
ketinggian dan lembah-lembah.
masyarakat lokal tidak tamat SD, bahkan 6,76
Desa Nglanggeran memiliki luas wilayah
% tidak pernah sekolah sama sekali (“Profil
762,7909 hektar yang dihuni oleh 23 Rukun
Desa Nglanggeran,” 2015)
Tetangga (RT). Desa Nglanggeran secara
Ditinjau dari segi pendidikan dan usia,
administratif terbagi ke dalam 5 dusun yaitu
masyarakat Desa Nglanggeran pendidikanya
Karangsari, Doga, Nglanggeran Kulon,
masih minim, dimana 50 % masyarakat
Nglanggeran Wetan, Gunung Butak (“Profil
berusia antara 26 tahun sampai 45 tahun.
Desa Nglanggeran,” 2015)
Kecenderungan usia produktif dengan tingkat

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 108
Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016
pendidikan formal yang minim umunya b. Pengembangan Amenities (Sarana dan
mengurangi peluang mereka untuk bekerja di Prasarana Wisata) di Desa Wisata
sektor formal khususnya bidang pariwisata, Nglanggeran
oleh karena itu upaya pengembangan pelatihan c. Pengembangan aksebilitas wisata di Desa
dan keterampilan kerja bagi masyarakat usia Wisata Nglanggeran
produktif dianggap perlu. d. Pemberdayaan masyarakat
Perekonomian Masyarakat di Desa e. Menjalin kerjasama dalam pengembangan
Nglanggeran dan pemberdayaan antara lain misalnya
Masyarakat lokal di Desa Nglanggeran sekitar dalam hal pemasaran
36% memiliki mata pencaharian utama di Kesiapan Masyarakat Lokal Sebagai
sektor pertanian yang dikelola secara individu Pelaku Pariwisata di Desa Wisata
namun ada juga usaha di sektor lain baik yang Nglanggeran
sifatnya individual maupun kelompok
Untuk mengetahui bagaimana kesiapan
misalnya:
a. Peternakan sapi, kambing, ayam masyarakat lokal terhadap pengembangan dan
kampung, perkebunan (buah-buahan perkembangan pariwisata di Desa Wisata
seperti kakao, rambutan dan durian. Nglanggeran maka peneliti telah melakukan
b. Industri kerajinan misalnya kerajinan pendalaman informasi mengenai tingkat
topeng pendidikan, tingkat pengetahuan masyarakat
c. Industri makanan olahan seperti kripik lokal terhadap pengembangan pariwisata,
pisang, dodol kakau, patilo dan lain-lain
interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan,
Berdasarkan data statistik pemerintah Desa
Nglanggeran tingkat kesejahteraan ekonomi serta keterlibatan masyarakat di dalam
masyarakat Desa Nglanggeran diketahui kepariwisataan Desa Wisata Nglanggeran.
29,5% masuk dalam kategori miskin, sedang Dari data hasil survei lapangan, diketahui
sisanya 59,5% dalam kategori sedang dan bahwa tingkat pendidikan responden dalam
kategori kaya sebanyak 11%. penelitian ini mayoritas dalam kategori
Jumlah masyarakat lokal yang belum sedang, yaitu tamatan SD, SMP, SMA sebesar
memiliki pekerjaan formal tetap sekitar 31
74,66 %, kemudian tingkat pendidikan dalam
%, disusul 35,63 % masyarakat dengan
berbagai macam profesi lainya (“Profil Desa kategori tinggi yaitu D1 sampai S3 sederajat
Nglanggeran,” 2015). sebanyak 2,85 %. Sedangkan prosentase
pendidikan masyarakat yang tergolong rendah
Tabel 1 atau dibawah Sekolah Dasar (SD) masih cukup
Tingkat tinggi sebanyak 22,49 %.
kesejahteraan Jumlah Prosentase Selain tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan
Miskin 804 29. 5% masyarakat lokal terhadap pengembangan
Sedang 1.621 59. 5% pariwisata di wilayahnya juga termasuk aspek
Kaya 300 11% penting yang harus dikaji.
∑data 2.725 100% Melalui metode survei, diketahui bahwa
Sumber : Data dokumentasi Pemerintah Desa mayoritas responden sebesar 90,32 % telah
Nglanggeran tahun 2015 mengetahui bahwa Desa Nglanggeran
dikembangkan menjadi desa wisata.
Upaya Pengembangan Desa Wisata
Analisis penulis bahwa tingkat pendidikan
Nglanggeran
yang cukup, serta masyarkat yang memiliki
Upaya pengembangan wisata di Desa
pengetahuan terhadap situasi perkembangan
Nglanggeran yang dilakukan pengelola antara
lingkungan cenderung lebih adaptif serta
lain :
berpeluang dalam mengambil manfaat
a. Pengembangan Daya Tarik Wisata di
Desa Wisata Nglanggeran ekonomi dari hasil kegiatan pariwisata di Desa
Wisata Nglanggeran.

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 109
Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016
Hasil survei juga menunjukkan bahwa masyarakat lokal. Untuk mengetahui sejauh
sebanyak 74,19 % responden pernah dilibatkan mana dampak pengembangan pariwisata di
dalam pengambilan keputusan terkait rencana Desa Wisata Nglanggeran terhadap ekonomi
pengembangan Desa Wsiata Nglanggeran, masyarakat, peneliti melakukan kegiatan
setidaknya dalam bentuk kegiatan wawancara terhadap beberapa narasumber.
musyawarah. Penulis berasumsi bahwa Wawancara dilakukan untuk mengetahui
semakin tinggi keterlibatan masyarakat lokal dampak secara kualitatif mengenai apa yang
dalam pengembangan atau kegiatan desa dirasakan dan dialami responden sebelum dan
wisata, cenderung semakin tinggi peluang setelah pengembangan pariwisata dilakukan.
masyarakat untuk mampu mengambil manfaat Dampak terhadap pendapatan masyarakat
atau peluang ekonomi yang tercipta dari hasil lokal
kegiatan desa wisata. Sementara Pengembangan pariwisata di Desa Wisata
kepariwisataan di Desa Wisata Nglanggeran Nglanggeran berdampak secara positif
sendiri merupakan kegiatan padat karya karena terhadap pendapatan masyarakat. Peningkatan
karena kegiatan desa wisata membutuhkan pendapatan terjadi pada berbagai bidang mata
peran serta dari berbagai elemen masyarakat. pencaharian masyarakat seperti pedagang,
Pada saat ini Kelompok Sadar Wisata pekerja jasa pariwisata dan sebagainya.
(Pokdarwis) Desa Wisata Nglanggeran telah Pengembangan pariwisata di Desa Wisata
berjumlah 169 anggota. Sebanyak 50 anggota Nglanggeran juga banyak membuka peluang
merupakan pengurus inti, 119 merupakan baru bagi masyarakat untuk mendapat
anggota. Pengelola juga melibatkan kelompok- penghasilan tambahan selain dari sektor
kelompok masyarakat yang lebih besar pada pertanian.
waktu ada paket kunjungan wisatawan seperti Sedikit demi sedikit warga merasakan
kelompok tani, kelompok kesenian, kelompok dampak manfaat yang dirasakan. Manfaat
usaha kerajinan dan kuliner dan lain-lain. yang dirasakan seperti pemilik homestay,
Interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan terutama pemandu bisa sedikit demi sedikit
dalam penelitian dampak wisata juga perlu menambah penghasilan atau perekonomian.
dikaji. Intensitas interaksi akan cenderung Masyarakat itu menyadari bahwa pariwisata
itu bisa menghasilkan selain daripada
berdampak bagi masyarakat lokal. Semakin
pertanian (Mursidi, wawancara tanggal 25
sering terjadi interaksi semakin besar Oktober 2016).
pengaruhnya terhadap perubahan masyarakat. Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa berkontribusi positif terhadap peningkatan
frekuensi interaksi antara wisatawan dengan penghasilan masyarakat, baik secara langsung
masyarakat lokal di Desa Wisata Nglanggeran maupun tidak langsung. Manfaat
cukup tinggi. Hasil survei menunjukan bahwa pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
98 % masyarakat lokal bertemu wisatawan yang dapat dirasakan secara langsung oleh
lebih dari 5 kali dalam 3 bulan terakhir. warga berupa peningkatan omzet penjualan
Analisis penulis bahwa intensitas interaksi bagi masyarakat yang berdagang, serta
yang tinggi akan menimbulkan peluang penghasilan tambahan bagi masyarakat yang
masyarakat lokal untuk memaksimalkan bekerja di sektor pariwisata. Sedangkan
potensi dampak ekonomi dari kegiatan dampak tidak langsung adalah semakin
pariwisata, karena semakin tinggi kualitas meningkatnya nilai jual tanah yang berarti juga
interaksi semakin tinggi peluang masayarakat sebuah investasi masyarakat.
untuk mengerti berbagai kebutuhan dan “Harga tanah di Nglaggeran yang dulunya
keinginan wisatawan. Kemudian masyarakat sangat rendah setelah ada kegiatan pariwisata
lokal dapat berwirausaha menyediakan jasa ini, harga tanah itu sangat tinggi sekali”
wisata untuk memenuhi kebutuhan dan (Sugiyanto, wawancara tanggal 25 Oktober
keinginan wisatawan selama berada di desa 2016).
wisata. Dampak terhadap kesempatan kerja dan
Pertimbangan dalam melakukan berusaha.
pengembangan desa wisata adalah seberapa Pengembangan Pariwisata di Desa Wisata
besar kontribusi positif aktifitas pariwisata di Nglanggeran telah berkontribusi positif
desa wisata terhadap kehidupan ekonomi terhadap peningkatan kesempatan kerja serta

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 110
Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016
mengurangi pengangguran di masyarakat Desa Sebagai gambaran, dampak pengembangan
Nglanggeran. Pemuda di Desa Nglanggeran desa wisata terhadap kesempatan kerja di Desa
dahulu banyak yang tidak memiliki pekerjaan Wisata Nglanggeran telah penulis rangkum
tetapi saat ini telah dapat memiliki berbagai dalam tabel berikut.
pekerjaan di bidang pariwisata (Mursidi,
wawancara 25 Oktober 2016).
Table 1
Jumlah Pekerja di Desa Wisata Nglanggeran

No Jenis pekerjaan yang muncul setalah adanya pengembangan desa wisata Jumlah pekerja
1 Sebagai pengurus pokok dalam Pokdarwis Desa Wisata Nglanggera 50 orang
2 Pekerjaan sebagai pemandu wisata dan parker 120 orang
3 Pelaku kesenian 200 orang
Selain peningkatan kesempatan kerja, pendukung. Secara detail, penulis telah
Pengembangan pariwisata juga telah menyajikan dampak pengembangan pariwisata
melahirkan beberapa jenis usaha baru baik di di Desa Wisata Nglanggeran terhadap
sektor pariwisata, maupun bentuk usaha kesempatan usaha seperti tabel berikut.
Tabel 2
Daftar usaha baru di Desa Wisata Nglanggeran

No Jenis peluang usaha baru yang muncul Jumlah pengusaha


1 Usaha homestay 80 orang
2 Usaha kuliner dan oleh-oleh 25 orang
3 Usaha kerajinan batik topeng 1 orang
Kepemilikan dan kontrol masyarakat lokal
dapat dibuktikan berdasarkan data personil
Dampak terhadap harga-harga pengelola yang 100 persen adalah masyarakat
Pengembangan pariwisata di Desa Wisata lokal. Masuknya investor asing, selain dari
Nglanggeran belum berpengaruh secara pemerintah juga belum ada.
terhadap kenaikan harga barang-barang Dampak pembangunan pada umumnya
kebutuhan pokok, karena pemenuhan Pengembangan pariwisata di Desa Wisata
kebutuhan pokok masyarakat mayoritas masih Nglanggeran dapat menjadi faktor pemicu
dapat tercukupi dari hasil pertanian warga, terhadap pengembangan infrastruktur
sedangkan kebutuhan lainya juga masih dapat pendukung. Infrastruksi seperti jalan telah
dipasok dari kota yang jaraknya tidak terlalu mengalami pembenahan sejak beberapa tahun
jauh. terakhir. Sejalan dengan pengembangan
Hasil penelitian justru menemukan fakta pariwisata, pengembangan terhadap
bahwa pengembangan pariwisata justru dapat infrastruktur desa juga mulai dikerjakan
mengangkat nilai jual produk-produk lokal seperti pembangunan konblok pada gang-gang
seperti produk hasil kerajinan tangan, produk di desa, pembangunan balai pertemuan,
makanan sebagai oleh-oleh, cinderamata, neonisasi, sarana MCK, dan lain sebagainya.
produk kuliner lokal dan sebagainya. Dampak Pengembangan Pariwisata di Desa
Dampak terhadap kepemilikian dan kontrol Wisata Nglanggeran Terhadap Pendapatan
oleh masyarakat lokal Pemerintah
Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Dampak pengembangan pariwisata di Desa
adalah menganut pola pengembangan Wisata Nglanggeran terhadap terhadap
pariwisata berbasis masyarakat atau pendapatan pemerintah secara langsung adalah
community bassed tourism (CBT). Oleh karena melalui retribusi.
itu sampai saat kepemilikan dan kontrol dalam Sejak diberlakukanya Peraturan Daerah
pengembangan Desa Wisata Nglanggeran (PERDA) Tahun 2013, pendapatan desa wisata
sepenuhnya masih milik masyarakat lokal melalui tiket masuk wisatawan umum
(Mursidi, wawancara 2015) terdistribusi ke beberapa post. Mursidi
mengatakan bahwa penghasilan dari tiket

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 111
Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016
sebesar Rp 7.000 per lembar tiket, selanjutnya sebesar Rp 2.500 masuk ke kas Pokdarwis
didistribusikan ke Pemerintah Kabupaten untuk kegiatan operasional dan pengembangan
(Pemkab) Rp 2.000, Jasa Raharja Rp 500, Desa Wisata Nglanggeran.
Pemerintah Desa Rp 2.000, sedangkan sisanya

Tabel 3
Perkiraan kontribursi pengembangan desa wisata terhadap pendapatan Pemerintah Desa

Tahun Jumlah wisatawan Pemasukan dari tiket Kontribusi ke Pemerintah Desa


2010 7.314 Rp 51.198.000 -
2011 16.448 Rp 115.136.000 -
2012 70.000 Rp 490.000.000 -
2013 120.000 Rp 840.000.000 Rp 240.000.000
2015 130.000 Rp 910.000.000 Rp 260.000.000

Tabel 4
Perkiraan kontribursi pengembangan desa wisata terhadap pendapatan Pemerintah Kabupaten

Tahun Jumlah wisatawan Pemasukan tiket Kontribusi ke Pemerintah Kabupaten


2010 7. 314 Rp 51. 198.000 -
2011 16. 448 Rp 115.136.000 -
2012 70. 000 Rp 490.000.000 -
2013 120. 000 Rp 840.000.000 Rp 240.000.000
2015 130. 000 Rp 910.000.000 Rp 260.000.000

Tabel 5
Jasa Raharja

Tahun Jumlah wisatawan Perkiraan pemasukan tiket Jasa raharja


2010 7. 314 Rp 51.198.000
2011 16,448 Rp 115.136.000
2012 70. 000 Rp 490.000.000
2013 120. 000 Rp 840.000.000 Rp 60.000.000
2015 130. 000 Rp 910.000.000 Rp 65.000.000
dari itu kami meberikan sedikit dari hasil
Selain dapat menjadi sumber pemasukan baru kegitan itu untuk kegiatan-kegiatan di tingkat
ke Pemerintah Desa dan Pemerintah dusun. Setiap bulanya itu pasti kita berikan,
Kabupaten (Pemkab), pariwisata di Desa untuk pemasukan kas di tingkat dusun, jadi
Wisata Nglanggeran juga memberi kontribusi kegiatan yang dulunya harus menarik dana
bagi khas pemerintah pada tingkat dusun. Hal dari masyarakat setelah ada desa wisata,
ini diungkapkan Mursidi selaku kepala setiap kegiatan dusun sudah tidak menarik
Pokdarwis Desa Wisata Nglanggeran dalam iuran masyarakat.
wawancara tanggal 28 September 2015 Tanggapan Masyarakat Mengenai Dampak
sebagai berikut. Pengembangan Pariwisata di Desa Wisata
Kami juga memberi kontribusi baik itu ke Nglanggeran terhadap Ekonomi
tingkat kelompok masyarakat maupun juga ke Masyarakat Lokal
tingkat dusun. Karena yang jelas kebersihan Tanggapan masyarakat mengenai dampak
ataupun kerja bakti seperti itu, kami juga pengembangan pariwisata terhadap ekonomi
bekerja sama dengan pemerintah dusun, maka masyarakat lokal dilakukan melalui survey

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 112
Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016
menggunakan kuisionair dengan skala 1 Berdasarkan hasil survey, dampak
(sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat pengembangan pariwisata terhadap ekonomi
setuju). masyarakat lokal di Desa Wisata Nglanggeran
adalah seperti tabel berikut:

Tabel 6
Tanggapan masyarakat mengenai dampak pengembangan pariwisata terhadap ekonomi masyarakat
Desa Nglanggeran

No Pernyataan Nilai rata-rata


1 Pengembangan pariwisata dapat meningkatkan pendapatan masyarakat 4,29
2 Pengembangan pariwisata meningkatkan kesempatan kerja dan usaha baru bagi 4,36
masyarakat
3 Harga-harga kebutuhan pokok meningkat karena pariwisata 2,39
4 Pengembangan pariwasata Desa Wisata Nglanggeran meningkatkan kontrol dan 3,77
kepemilikan sumber daya desa oleh masyarakat sendiri
5 Pengembangan pariwisata dapat menjadi faktor pemicu pembangunan umum di 3,36
Desa Wisata Nglanggeran.
Sedangkan dampak ekonomi yang kurang
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dirasakan oleh responden adalah
diketahui bahwa dampak ekonomi yang paling
dirasakan oleh responden adalah meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok
meningkatnya kesempatan kerja, pada pada pernyataan “Harga-harga kebutuhan
pernyataan “Pengembangan pariwisata pokok meningkat karena pariwisata” hanya
meningkatkan kesempatan kerja dan usaha memiliki skor rata-ratas 2,39.
baru bagi masyarakat” dengan skor rata-rata Pengembangan pariwisata di Desa Wisata
sebesar 4,36. Nglanggeran belum mebawa dampak terhadap
Dampak ekonomi paling dirasakan oleh peningkatan harga-harga. Menurut nara
responden berikutnya adalah peningkatan sumber, kebutuhan pokok dan komoditas
pendapatan dengan skor rata-rata 4,29, disusul pendukung pariwisata masih dapat tercukupi
dengan peningkatan kontrol dan kepemilikan dari produk usaha dan pertanian lokal,
sumber daya desa oleh masyarakat, dengan sehingga pariwisata tidak memberatkan
skor rata-rata 3,77, pariwisata sebagai pemicu perekonomian masyarakat lokal selaku tuan
pembangunan umum memiliki skor rata-rata rumah pariwisata.
3,36. Hasil diskusi terfokus dengan beberapa
narasumber maka diperoleh tanggapan yang
diringkas sebagaimana tabel berikut :

Tabel 7
Analisis kualitatif dampak pengembangan pariwisata di desa wisata Nglanggeran terhadap ekonomi
masyarakat lokal

No Variable Sebelum Pengembangan Setelah Pengembangan Nilai Dampak


Pariwisata Pariwisata
1 Dampak terhadap Pendapatan masyarakat dari Adanya tambahan Baik
pendapatan sektor pertanian dan pendapatan masyarakat
masyarakat lokal peternakan dari sektor pariwisata

2 Dampak terhadap Kesempatan kerja rendah. Munculnya peluang kerja Baik


kesempatan kerja Tingkat pengangguran dan kesempatan usaha
cenderung tinggi, terutama di baru di bidang
kalangan pemuda. pariwisata.

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 113
Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016
Tingkat pengangguran
semakin berkurang
3 Dampak terhadap Harga bahan-bahan kebutuhan Harga bahan-bahan Baik
harga-harga pokok normal kebutuhan pokok masih
berada pada harga
normal
4 Dampak terhadap Sumberdaya desa kuasai Sumber daya desa tetap Baik
kepemilikan dan masyarakat local dikuasai masyarakat
control local
5 Dampak terhadap Laju pembangunan fisik desa Laju pembangunan fisik Baik
pembangunan pada lambat desa cenderung semakin
umumnya cepat
6 Dampak terhadap Pemerintah belum menerima Pemerintah Desa dan Baik
pendapatan tambahan pendapatan melalui Pemerintah Kabupaten
pemerintah retribusi tiket masuk Desa mendapatkan tambahan
Wisata pendapatan melalui
retribusi tiket masuk
Desa Wisata
Nglanggeran sejak tahun
2013

Berdasarkan data tanggapan masyarakat di masyarakat tersebut membawa dampak


atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan ekonomi yang positif dan dapat dirasakan
Desa Wisata Nglanggeran secara umum masyarakat seara nyata.
berdampak positif terhadap perkembangan Selain berdampak langsung terhadap
perekonomian masyarakat lokal. masyarakat lokal, hasil pengembangan Desa
Pertama pengembangan Desa Wisata Wisata Nglanggeran secara nyata mampu
Nglanggeran mampu menjadi katalisator bagi memberi kontribusi ekonomi yang cukup
perkembangan pembangunan sarana prasarana signifikan bagi pendapatan Pemerintah Desa
umum seperti jalan raya dan fasilitas umum melalui retribusi atau pungutan tiket masuk.
lain. Beberapa pihak yang melihat progres
pekembangan desa wisata yang positif tertarik Berbagai manfaat ekonomi diatas tercapai
untuk memberikan bantuan, misalnya Bank dapat tercapai berkat pengembangan
Mandiri yang memberikan Corporate Sosial pariwisata yang didukung dengan kesiapan
Responsibility (CSR) bagi pengembangan masyarakat yang baik dalam menghadapi
prasarana di Desa Wisata Nglanggeran. Serta pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
bantuan dari Pemerintah berupa dana PNPM. sebelumnya. Tentu dampak positif masih dapat
dioptimalkan lagi jika didukung dengan
Dengan melibatkan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat yang
menempatkan masyarakat sebagai aktor utama berskesinambungan untuk lebih menyiapkan
pembangunan dalam setiap aspek pengelolaan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi
Desa Wisata Nglanggeran, mafaat ekonomi dampak positif tersebut, misalnya dengan
pariwisata berupa tambahan pendapatan, pelatihan-pelatihan dan seminar yang
peluang kerja dan usaha baru dapat bertujuan untuk meningkatan kompetensi
terdistribusi secara merata kepada setiap kepariwisataan masyarakat di Desa
lapisan masyarakat. Dengan begitu masyarakat Nglanggeran. Untuk itu Peneliti
mendukung penuh pengembangan Desa menggambarkan model pengelolaan Desa
Wisata karena model pengelolaan berbasis Wisata Nglanggeran sebagai berikut.

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 114
Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016
Gambar 2
Analisis Model Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 115
Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016

Untuk itu pengembangan desa wisata


PENUTUP dengan mengutamakan kepentingan lokal
Dari hasil penelitian diketahui bahwa hendaknya tetap dijalankan secara
aktifitas pengembangan Desa Wisata berkelanjutan.
Nglanggeran dinilai cukup baik, Selain pembangunan bersifat fisik,
indikatornya utama adalah rata-rata pemberdayaan masyarakat lokal juga harus
kenaikan kunjungan wisatawan yang selalu digiatkan demi terciptanya
cukup besar dari tahun ke tahun. masyarakat wisata yang kompeten dan
Kesiapan masyarakat lokal yang ditinjau mandiri secara ekonomi, serta siap
dari tingkat pendidikan, pengetahuan, serta mengoptimalkan peluang-peluang ekonomi
tingkat keterlibatan masyarakat dalam yang muncul dari kegiatan dessa wisata.
pengembangan desa wisata menunjukan Saran bagi penelitian selanjutnya adalah
bahwa masyarakat telah cukup siap penelitian dampak ekonomi yang lebih
menghadapi berbagai potensi dampak yang terukur dengan metode-metode kuantitatif.
muncul, serta seharusnya telah mampu
memaksimalkan potensi berupa peluang REFERENSI
ekonomi yang tercipta dengan adanya
pengembangan Desa Wisata Nglanggeran. Dinas Pariwisata, D. I. Y. (2014). Statistik
Perkembangan pariwisata yang tinggi di Kepariwisataan 2014. Yogyakarta,
Desa Wisata Nglanggeran menghasilkan DIY. Retrieved April (Vol. 21). D.I.
tingkat frekuensi interaksi yang cukup Yogyakarta Indonesia.
sering antara masyarakat lokal dan Hariyanto, O. I. B. (2016). DESTINASI
wisatawan, yaitu rata-rata lebih dari 5 kali WISATA BUDAYA DAN RELIGI
interaksi per 3 bulan. Interaksi wisatawan DI CIREBON. ECODEMICA, 4(2),
dan masyarakat lokal yang tinggi 214-222.
diharapkan membuka wawasan masyarakat
lokal untuk lebih mengenal wisatwan, IGB, R. U., dan Eka Mahadewi, N. M.
segala macam kebutuhan dan keinginanya, (2012). Metode Penelitian Pariwisata
sehingga diharapkan mampu memberi dan Perhotelan. Yogyakarta: Andi.
kesempatan berusaha di bidang jasa
pariwisata. Indonesia, P. R. Undangundang No. 10
Hasil penelitian menunjukan bahwa Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
pengembagan desa wisata membawa Sekretariat Negara. Jakarta. (2009).
dampak yang positif bagi perkembangan
ekonomi masyarakat lokal di Desa Komala, I. D. A., Waseh, H., dan
Nglanggeran, diantaranya: Meningkatnya Rahmawati, R. (2015). Implementasi
penghasilan masyarakat Desa Kebijakan Dan Kendala
Nglanggeran; Meningkatya peluang kerja Pengembangan Kawasan Ekonomi
dan berusaha masyarakat lokal di sektor Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung
pariwisata; Dengan adanya peraturan lokal Lesung Kabupaten Pandeglang
yaitu pembatasan investasi asing yang Provinsi Banten. Universitas Sultan
masuk berdampak pada meningkatknya Ageng Tirtayasa.
kepemilikan dan kontrol masyarakat lokal
Pitana, I. (2009). Pengantar Ilmu
serta kebanggaan untuk bekerja dan
Pariwisata. Pengantar Ilmu
berusaha di desanya sendiri; Pendapatan
Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
pemerintah melalui retribusi wisata.
Sedangkan indikasi dampak negatif Pitana, I. G., dan Gayatri, P. G. (2005).
terhadap ekonomi lokal berupa kenaikan Sosiologi pariwisata. Yogyakarta:
harga barang tidak ditemukan. Penerbit Andi.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
pangembangan desa wisata Nglanggeran Pitana, I. G., dan Putu, G. (2009).
cenderung membawa dampak positif bagi Sosiologi Pariwisata. Sosiologi
perkembangan ekonomi lokal. Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 116
Pariwisata, Vol. III No. 2 September 2016

Profil Desa Nglanggeran. (2015). Diambil


dari www. desanglanggeran.go.id

Proyek Pemanfaatan Kebudayaan Daerah


DIY 2003. (2003). Petunjuk Teknis
Penelitian Budaya. Yogyakarta.

Widodo, S. (2016). Desa Wisata


Nglanggeran. Diambil dari
www.kalisongku.wordpress.com

BIODATA PENULIS
Harry Hermawan, S2 AMPTA Yogya, dan
menjadi Instruktur di STP ARS
Internasional.

ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 117

View publication stats

You might also like