You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
PERCOBAAN VI
ENERGETIKA KIMIA

NAMA : TEMANI GEA


NIM : 2211012210007
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN :

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2023
PERCOBAAN VI

ENERGETIKA KIMIA

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Menentukan besarnya kapasitas kalorimeter
2. Menetukan kalor pelarutan molar garam
3. Menetukan panas peleburan es

II. TINJAUAN PUSTAKA

Termodinamika kimia adalah salah satu segi penting yang menghubungkan


energi kalor dengan bentuk energi yang lain yang dikenal sebagai kerja. Kerja
yang dihasilkan dari kerja energi kalor dan energi lainnya melibatkan interaksi
pada perpindahan. Interaksi mengacu pada perpindahan energi atau materi antara
sistem dan lingkungannya. Interaksi interaksi inilah yang umumnya menjadi pusat
penelitian pada termodinamika. Perpindahan energi dapat berupa kalor (q) atau
dalam beberapa bentuk lainnya yang secara keseluruhan disebut kerja (w).
Perpindahan energi berupa kalor atau kerja akan mempengaruhi jumlah
keseluruhan energi di dalam sistem yang disebut dengan energi dalam (E)
(Petrucci, 1987). Perpindahan kalor adalah merupakan rasio antara laju
perpindahan panasaktual terhadap laju perpindahan panas maksimum yang
mungkin terjadi (Rahmadi et al., 2023).
Proses pada saat pertukaran kalor di dalam suatu sistem terjadi maka
berlaku Azas Black. Azas Black menyatakan bahwa, “Jika terdapat dua benda
yang telah dicampur dengan keadaan suhu yang berbeda, maka benda yang
suhunya lebih tinggi akan memberikan kalor pada benda yang suhunya lebih
rendah, sehingga suhu akhir keduanya berakhir sama”. Berdasarkan pernyataan
Asas Black didapat nilai jumlah kalor yang diserap oleh suatu benda yang
suhunya lebih rendah akan sama dengan jumlah kalor yang akan dilepaskan oleh
benda bersuhu lebih tinggi, sehingga didapat suatu persamaan sebagai berikut:
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 ……………………………...(1)
Nilai perubahan suhu yang terukur tidak langsung menyatakan suhu fisik dari alat
kalorimeter. Kalorimeter adalah benda yang digunakan untuk mengukur panas
yang dihasilkan selama reaksi atau pembakaran bahan bakar (Ardiansyah et al.,
2022). Kalorimeter (air dan wadah) akan memiliki kapasitas kalor tertentu (Kkal)
yang akan memiliki satuan J/˚C atau kJ/K (Aisyah et al., 2022). Alat ini akan
mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan.
Terdapat dua jenis kalorimeter yaitu kalorimeter larutan dan kalorimeter bom.
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan (Keenan, 1980). Kalorimeter
bom menurut adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
dibebaskan pada pembakaran sempurna dalam oksigen berlebih suatu materi atau
sampel tertentu (Chang, 2004). Kalororimeter pelarutan merupakan salah satu
kalor reaksi dimana pengukuran kalor dapat dilakukan dengan melangsungkan
reaksi dalam kalorimeter. Kalor reaksi dihitung dari perubahan temperatur larutan
yang dikalikan dengan massa larutan dan kalor jenis (Howan, 2019).
Tetapan kalorimeter yaitu jumlah kalor yang diserap untuk menaikkan
temperaturnya sebesar satu derajat.
qlepas = m1 xc x ∆T1 ……..….……..…………(2)
qterima = m2 x c x ∆T2 ………………...………(3)
Keteranagn:
m1 = massa air panas;
m2 = massa air dingin;
∆T1 = temperatur air panas – temperatur campuran pada menit ke 4;
∆T2 = temperatur campuran – temperatur air dingin pada menit ke 4.
C = kalor jenis air = 4,2 Jg-1K-1
(Howan, 2019).
Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi
dan kespontanan proses. Termodinamika juga berhubungan dengan mekanika
statik, suatu cabang ilmu fisika yang mempelajari pertukaran energi internal
bentuk kalor dan kerja, sistem pembatas, dan lingkungan. Prinsip termodinamika
terangkum dalam ketiga hukumnya, yaitu:
1. Hukum termodinamika ke-0: berhubungan dengan kesetimbangan termal atau
konsep temperatur.
2. Hukum termodinamika ke-1: Berhubungan dengan konsep internal energi dan
prinsip kekekalan energi, bahwa energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan tapi hanya dapat diubah bentuknya. Hukum I ini pula
ditegaskan tentang perpindahan kalor dan perpindahan kerja dari sebuah
sistem.
3. Hukum termodinamika ke-2: memperlihatkan arah perubahan alami distribusi
energi dan memperkenalkan prinsip peningkatan entropi. Hukum ke-2 ini
menjadi dasar dari analisa rekayasa untuk menentukan jumlah daya guna
maksimum yang dapat diperoleh dari sumber energi tertentu.
(Waroka & Silvy, 2020).

III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


a. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Termometer
2. Kalorimeter
3. Gelar piala
4. Pengaduk kaca
5. Neraca analitik
6. Gelas arloji
7. Gelas ukur
8. Hot plate
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
1. Akuades
2. Padatan NaOH
3. Es batu
3.2 Prosedur Kerja
A. Penentuan Tetapan Kalorimeter
1) Pertama-tama, dirangkai alat sesuai dengan susunan.
2) Dimasukkan 50 mL air ke dalam kalorimeter yang telah dirangkai dan
dicatat suhu awalnya.
3) Diaduk air di dalam kalorimeter, dicatat suhunya setiap 30 detik.
Dilakukan selama 4 menit.
4) Pada menit ke-4, dimasukkan 50 ml air panas (40°C) sambil terus diaduk.
5) Diamati dan dicatat suhu air di dalam kalorimeter setiap 30 detik,
dilakukan pengamatan selama 10 menit.
6) Dibuat grafik hubungan antara waktu dengan suhu [ T ( ° C ) vs t ( detik ) ]
untuk menentukan harga Tc.
B. Penentuan Kalor Peleburan Es
1) Dipanaskan 100 mL air dalam gelas piala hingga suhunya 60°C.
2) Ditimbang sekitar 50 g es kemudian dicatat berat eksak dari es yang
digunakan, dan ditempatkan dalam kalorimeter. Dilakukan dengan cepat
agar es tidak sempat mencair.
3) Dimasukkan 30 mL air panas ke dalam kalorimeter yang telah berisi es.
4) Dicatat suhu campuran air dan es tepat setelah air panas dimasukkan.
5) Diaduk campuran air dan es sambil tetap mengambil perubahan suhu
yang terjadi.
6) Dipisahkan segera air dan es yang masih tersisa ketika suhu campuran
mencapai 9°C.
7) Ditimbang segera berat es yang masih tersisa untuk mengetahui
berat es yang meleleh.
C. Penentuan Kalor Peleburan
1) Dimasukkan 100 ml air ke dalam kalorimeter.
2) Ditimbang sebanyak 5 butir kristal NaOH, dicatat beratnya dengan teliti.
3) Diukur suhu air dalam kalorimeter, dicatat sebagai suhu awal.
4) Dimasukkan kristal NaOH yang telah ditimbang tersebut ke dalam
kalorimeter yang telah diisi air, diaduk sampai larut.
5) Dicatat suhu campuran setiap 30 detik, dimulai ketika NaOH dimasukkan
sampai dengan menit ke-8.
6) Dibuat grafik hubungan antara waktu dengan suhu [ T ( ° C ) vs t ( detik ) ]
untuk menentukan harga Tc.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Perhitungan


Tabel 1. Data Hasil Pengamatan

No Percobaan Hasil Pengamatan


.
I Penentuan Tetapan Kalorimeter
1) Dirangkai kalorimeter
2) Dimasukkan 50 mL air ke dalam T0 = 30° C
kalorimeter dan mencatat suhu awalnya
3) Diaduk air di dalam kalorimeter dan T1 = 28° C T5 = 20° C
mencatat suhunya selama 30 detik T2 = 23° C T6 = 19° C
selama 4 menit T3 = 21° C T7 = 18° C
T4 = 20° C T8 = 17° C
4) Dimasukkan 50 mL air panas 40° C pada
menit keempat sambal terus mengaduk
5) Diamati dan mencatat suhu setiap 30 T1 = 23° C T11 = 23° C
detik selama 10 menit T2 = 21° C T12 = 21° C
T3 = 20° C T13 = 20° C
T4 = 19° C T14 = 19° C
T5 = 19° C T15 = 19° C
T6 = 18° C T16= 18° C
T7 = 18° C T17 = 18° C
T8 = 17° C T18 = 17° C
T9 = 17° C T19 = 17° C
T10 = 17° C T20 = 17° C
II Penentuan Kalor Peleburan Es
1) Dipanaskan 100 mL air dalam gelas piala
hingga suhunya 60°C
2) Ditimbang 50 g es dan ditempatkan M0 es = 50,43 g
dalam kalorimeter
3) Dimasukkan 20 mL air panas ke dalam
kalorimeter yang telah berisi air
4) Dicatat suhu campuran air dan es tepat T0 = 10°C
setelah air panas dimasukkan
5) Diaduk campuran air dan es sambil
mengamati perubahan suhu yang terjadi
6) Dipisahkan air dan es yang masih tersisa
ketika suhu mencapai 9°C
7) Ditimbang berat es yang tersisa untuk Mt es = 25,62 g
mengetahui berat es yang meleleh
III Penentuan Kalor Pelarut
1) Dimasukkan 100 ml air dalam
kalorimeter M=1,16 g
2) Ditimbang 5 butir kristal NaOH dan
mencatat beratnya T0 = 29°C
3) Diukur suhu air dan dicatat sebagai suhu
awal
4) Dimasukkan kristal NaOH yang telah
ditimbang ke dalam kalorimeter yang
telah diisi air dan mengaduk sampai larut T1 = 30° C T9 = 28° C
5) Dicatat suhu campuran setiap 30 detik T2 = 29° C T10 = 28° C
saat mulai NaOH dimasukkan sampai T3 = 29° C T11 = 28° C
dengan menit ke-8 T4 = 29° C T12 = 28° C
T5 = 29° C T13 = 28° C
T6 = 28° C T14 = 28° C
T7 = 28° C T15 = 28° C
T8 = 28° C T16= 28° C

4.2 Perhitungan
I. Penentuan Tetapan Kalorimeter
Diketahui: m1 : Massa air panas = 48,92 g
m2 : Massa air dingin = 46,71 g
Tp : Suhu air panas = 40°C
Td : Suhu air awal = 23°C
c : Kalor jenis air = 1 J/°C
Tc : Suhu maksimum campuran = 30°C
Ditanya: C=⋯ ⋯ ?
Penyelesaian:
q lepas = q terima
C ∙ ( T c −T d ) = m1 ∙ c ∙ ( T p−T c )−m2 ∙ c ( T c −T d )
C ∙ ( 30 ° C−23 ° C ) =
48 ,92 g ∙1 J /°C ∙ ( 40 ° C−30 ° C )−46 , 71 g ∙ 1 J /° C ∙ ( 30 ° C−23 °C )
−1 −1
C ∙ (7 °C ) = 48 ,92 kal /° C ∙ ( 10 ° C )−46 ,71 kal/° C ∙ ( 7 ° C )
C ∙ (7 °C ) = 489 ,2 kal/° C−1−326 , 97 kal/° C−1
−1
162, 23 kal/° C
C =
7°C
C = 23 , 17 kal/° C

Tabel 2. Perubahan suhu selama penentuan kalorimeter

t (detik) T (°C) t (detik) T (°C) t (detik) T (°C) t (detik) T (°C)


30 23 180 18 330 16 480 10
60 21 210 18 360 16 510 10
90 20 240 17 390 16 540 9
120 19 270 17 420 16 570 9
150 19 300 17 450 12 600 8

II. Penentuan Kalor Peleburan Es


Diketahui: Massa air yang dimasukkan = 28,52 g
Wes1 : Massa es mula-mula = 50,43 g
Wes2 : Massa es akhir = 25,62 g
T1 : Suhu campuran mula-mula = 10°C
Tc : Suhu campuran akhir = 9°C
Ces : Kalor jenis es = 1 J/°C
C : Kapasitas panas kalorimeter = 23 , 17 kal/°C
Ditanya: q=⋯ ⋯ ?
Penyelesaian:
M es = massa es lebur=W es 1−W es 2
= 50 , 43 g−25 ,62 g
= 24 ,81 g
q = M es ∙C es ( T c −T 1) +C ∙ ( T c −T 1 )
= 24 ,81 g ∙1 J /° ∁ ∙ ( 10° C−9 ° C ) +23 , 17 kal/° C ( 10 ° C−9 ° C )
= 24 ,81 g ∙1 J /° ∁ ∙ ( 1° C ) +23 , 17 kal /° C ∙ ( 1° C )
= 24 ,81 g ∙1 J /° ∁ +23 , 17 kal /° C
= 47 , 48 kal/° C
III.Penentuan Kalor Pelarutan
Diketahui: m : Massa kristal NaOH = 1,16 g
N : Jumlah mol NaOH = 0,029 mol
Ditanya: H= ⋯ ⋯ ?
Penyelesaian:
q = q air + qkalorimeter
= m ∙c ∙(T c −T 1 )+C ∙(T c −T 1)
= 1 ,16 g ∙ 1 J /° C ∙(28 ° C−30 °C)+23 , 17 kal/° C ∙(28 ° C−30° C)
= 1 ,16 kal/ ° C−1 ∙(−2° C)+23 , 17 kal/ ° C ∙(−2 ° C )
= −2 , 32 kal/° C−1 + (−46 , 34 ) kal/° C
= −48 ,66 kal
q
H =
n(mol)
−48 , 66 kal
=
0,029 mol
= −1677 , 93 kal /mol

Tabel 3. Pelarutan suhu selama pelarutan NaOH dalam air

t (detik) T (°C) t (detik) T (°C) t (detik) T (°C)


30 30 180 28 330 28
60 29 210 28 360 28
90 29 240 28 390 28
120 29 270 28 420 28
150 29 300 28 450-480 28

IV.3 Pembahasan
Prinsip dari percobaan ini adalah perubahan energi yang terjadi menyertai
reaksi kimia atau termodinamika kimia. Perubahan energi diaktualisasikan sebagai
kalor reaksi. Kalorimeter merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk
menghitung hasil panas selama reaksi berlangsung. Prinsip kerja dari alat
kalorimeter adalah pada volume konstan yaitu pada waktu molekul-molekul
bereaksi secara kimia, kalor akan dilepas atau diambil dan perubahan suhu pada
fluida kalorimeter diukur (Ardiansyah et al., 2022).
Praktikum ini dilakukan sebanyak 3 jenis percobaan. Percobaan pertama
adalah penentuan tetapan kalorimeter yang didasarkan pada prinsip kerja dari
kalorimeter berdasarkan Azaz Black yang berbunyi “kalor yang dilepaskan oleh
benda panas sama dengan kalor yang diterima benda dingin”. Alat yang
digunakan dalam percobaan ini adalah pertama, kalorimeter berfungsi sebagai alat
untuk mengukur perubahan kalor selama reaksi berlangsung; kedua, gelas kimia
berfungsi sebagai tempat akuades yang akan diukur perubahan kalornya; ketiga,
termometer yang digunakan sebagai alat untuk mengukur suhu setiap 30 detik
pada percobaan ini; keempat, Pengaduk kaca berfungsi untuk mengaduk akuades
di dalam kalorimeter. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah es batu
yang berfungsi sebagai media yang mengubah suhu dari akuades, dan akuades
berfungsi sebagai bahan yang akan diukur suhunya. Penambahan bahan akuades
dilakukan pada percobaan setelah menit ke-4 yang dihitung suhunya setiap 30
detik. Fungsi dari penambahan akuades adalah untuk membuat suhu air
sebelumnya menjadi naik dan nantinya dapat dihitung perpindahan kalor yang
terjadi. Percobaan setelah penambahan bahan ini dilakukan selama 10 menit yang
mana perubahan suhu dihitung setiap 30 detik. Data yang diperoleh dari hasil
percobaan didapatkan hasil yang sama setiap satu menit atau bahkan setelah 2
menit percobaan tetapi suhu air tidak berubah. Insiden seperti itu bisa terjadi
karena lama dan kurang telitinya praktikan dalam membaca skala suhu sehingga
menyebabkan termometer tersebut mengukur suhu ruangan yang membuat suhu
pada alat menjadi naik padahal hasil sebenarnya tidak seperti itu. Berdasarkan
hasil perhitungan penentuan tetapan kalorimeter C sebesar 23,17 kal/°C. Berikut
grafik hubungan antara waktu dengan suhu [ T ( ° C ) vs t ( detik ) ] untuk
menentukan harga Tc yaitu:

Penentuan Tetapan Kalorimeter


25

20 f(x) = − 0.71203007518797 x + 23.0263157894737


R² = 0.923814880398695
15
Penentuan Tetapan Kalorimeter
t (detik)

10 Linear (Penentuan Tetapan


Kalorimeter)
5

0
30 90 150 210 270 330 390 450 510 570

T (°C)

Grafik hubungan antara [ T ( ° C ) vs t ( detik ) ] untuk menentukan harga Tc.

Percobaan kedua adalah Penentuan kalor peleburan es yang didasarkan pada


prinsip kerja dari kalorimeter berdasarkan Azaz Black yang berbunyi “kalor yang
dilepaskan oleh benda panas sama dengan kalor yang diterima benda dingin”.
Apabila dua buah benda didekatkan satu sama lainnya maka akan terjadi
perpindahan kalor dari benda panas ke benda dingin hingga mencapai suatu
kesetimbangan termal atau suhu setimbang. Percobaan ini dilakukan dengan
memasukkan es ke dalam kalorimeter, kemudian memasukkan 30 mL air panas
(60°C) dan mengamati perubahan yang terjadi. Berdasarkan data pengamatan
diperoleh bahwa temperatur peleburan es saat di dalam kalorimeter semakin lama
semakin menurun yang ditandai dengan suhu campuran awal 10°C menjadi 9°C.
Penurunan suhu ini menunjukkan bahwa terjadi reaksi endoterm atau reaksi
penyerapan kalor. Hasil perhitungan Pada penentuan peleburan es diperoleh nilai
q sebesar 47,48 kal/°C.
Percobaan ketiga adalah penentuan kalor pelarutaan yang didasarkan pada
prinsip kerja dari kalorimeter berdasarkan Azaz Black yang berbunyi “kalor yang
dilepaskan oleh benda panas sama dengan kalor yang diterima benda dingin”.
Percobaan ini dilakukan dengan mengukur air dalam kalorimeter sebagai suhu
awal yang kemudian ditaambahkan 5 kristal NaOH dengan massa 1,16 gram.
Fungsi dari penambahan NaOH pada percobaan ini adalah sebagai sistem, dimana
pada reaksi tersebut suhu larutan meningkat karena kalor yang dilepaskan NaOH.
Pengukuran dilakukan dengan mencatat suhu setiap 30 detik dimulai pada saat
memasukkan NaOH kedalam kalorimeter sambil terus diaduk dan dilakukan
selama 10 menit. Suhu air mula-mula adalah 29°C dan setelah ditambahkan
NaOH diperoleh T1 sebesar 30°C. Berdasarkan hasil pelarutan terjadi reaksi
eksoterm atau pelepasan kalor sehingga suhu larutan naik. Data selanjutnya pada
detik ke 60 dan seterusnya diperoleh T 2-T5 sebesar 29°C, dan T6-T20 diperoleh
suhu larutan sebesar 28°C. Suhu pada detik ini semakin menurun karena
terjadinya reaksi endoterm atau menyerap kalor (Howan, 2019). Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai kalor pelarutan NaOH sebesar H = -1677,93 kal/mol.
Berikut adalah grafik hubungan antara waktu dengan suhu [ T ( ° C ) vs t ( detik ) ]
untuk menentukan harga Tc yaitu:

Penentuan Kalor Pelarut


30.5
30
29.5
29 Penentuan Kalor Pelarut
t (detik)

f(x) = − 0.102941176470588 x + 29.25


28.5 R² = 0.626598465473146 Linear (Penentuan Kalor
28 Pelarut)
27.5
27
30 90 0 0 0 0 0 0
15 21 27 33 39 45
T (°C)

Grafik hubungan antara [ T ( ° C ) vs t ( detik ) ] untuk menentukan harga Tc.

V. KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan ini adalah:


1) Tetapan kalorimeter pada percobaan ini dihitung dengan menggynakan
rumus qlepas = qterima. Berdasarkan pengamatan, percobaan penentuan
tetapan kalorimeter merupakan peristiwa endoterm atau reaksi menyerap
kalor. Hasil perhitungan kapasitas calorimeter diperoleh C sebesar
23,17 kal/°C.
2) Kalor peleburan es yang didapatkan q sebesar 47,48 kal/°C. Berdasarkan
pengamatan, percobaan penentuan kalor peleburan es merupakan
peristiwa endoterm atau reaksi menyerap kalor.
3) Penentuan kalor pelarutan NaOH pada percobaan ini diperoleh H
sebesar -1677,93 kal/mol. Berdasarkan pengamatan, percobaan
penentuan kalor pelarutan NaOH merupakan peristiwa eksoterm atau
pelepasan kalor pada T1 awal larutnya NaOH dan terjadi reaksi
endoterm atau menyerap kalor setelah NaOH larut.
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, N., A. Harijanto., & L. Nuraini. 2022. Rancang Bangun Alat Praktikum
Kalorimeter Coffee-cup Pengukur Kalor Jenis Berbantuan Arduino
Uno. Jurnal Pembelajaran Fisika. 11(1): 41-46.
Ardiansyah, I., A. Y. Putra., & Y. Sari. 2022. Analisis Nilai Kalor Berbagai Jenis
Briket Biomassa Secara Kalorimeter. Journal of Research and
Education Chemistry. 4(2): 120-120.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-konsepInti. Jakarta, Erlangga.
Howan, D. H. O. 2019. Kajian kalor reaksi tembaga sulfat (CuSO 4. 5H2O) melalui
prototipe kalorimeter. Fullerene Journal of Chemistry. 4(1): 12-15.
Keenan. 1980. Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta, Erlangga.
Petrucci, R. H. 1987. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Rahmadi, J., F. Fuazen., & M. J. S. Putra. 2023. Studi Komparatif Efektivitas
Perpindahan Kalor dengan Pengaturan Laju Aliran Fluida Pendingin
Heat Exchanger Jenis Plate Aliran Searah. Jurnal Pendidikan
Tambusai. 7(1): 3500-3506.
Waroka, A. & S. D. Boedi. 2020. Termodinamika Teknik. Polimdo Press,
Manado.

You might also like