You are on page 1of 100
BUKU SAKU Pn or "amar 30 DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN DEPUTI BIDANG HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 2011 BUKU SAKU Fee Sega CCA STUD Tee Sag DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN DEPUTI BIDANG HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 2011 BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JALAN SISINGAMANGARAJA NO. 2 JAKARTA SELATAN 12014 KOTAK POS 1403 = TELEPON : 7228901, 7393939 : www.bpn.go.id KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya Buku Saku Pelaksanaan Pengukuran Dan Pemetaan Bidang Tanah denga CORS/JRSP telah dapat diselesaikan atas kerja sama antara kedeputian Bidang Survei, Pengukuran dari Pemetaan dengan Kedeputian Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah. Perkembangan teknologi pengukuran dan pemetaan berbasis satelit, tidak terlepas dari kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Dengan adanya kemajuan teknolofi ini diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kapasitas pelayanan pertahanan, khususnya di Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan. Guna memperiancar dan meningkatkan pelayanan tersebut perlu dilaksanakan dengan memanfaatkan teknolofi satelit penentuan posisi yaitu dengan menggunakan teknolofi CORS/JRSP. Secara prinsip, CORS/JRSP yang merupakan jalinan beberapa stasiun referensi GNSS permanen (base station), dapat merekam data ephemeries GNSS secara kontinu, lalu disimpan dalam server dan dihitung secara teliti menghasilkan koreksi- koreksi yang dapat diberikan secara real time kepada receiver GNSS pengguna (rover) melalui sistem komunikasi NTRIP guna mendaptkan koordinat secara cepat dengan ketelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara teknis maupun yuridis bagi kegiatan Pengukuran dan Pemetaan bidang tanah dalam rangka leglisasi asset (penerbitan sertipikat Hak Atas Tanah). Buku Saku Pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tahah dengan CORS/JRSP ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang cukup mendasar dan mudah dimengerti oleh aparat BPN RI khususnya petugas ukur mengenai penggunaan CORS/JRSP dalam pengukuran bidang tanah sehingga tidak terjadi multi tafsir dan guna menjawab tantangan yang dihadapi dalam pelayanan pertahanan ke depan. Jakarta, Mei 2011 Deputi Deputi Bidang Sytpei, Pengukuran dan Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah pe ny Rusmawar Idrus //Gede Ariyuda, SH 19490229 198203 1 001 19550117 198203 1 003 DATA PEMEGANG BUKU SAKU Kantor Pertahanan a A. Data Pribadi PAWNS 10 11. 12. 13. Nama NIP . Pangkat / Gol Jabatan . Unit Kerja . Alamat Kantor . Alamat Rumah 2+ FAK. sseeee Telp. oo... Telp. ... . Golongan Darah . Berat Badan . kg Tinggi Badan et) Status : Menikah / Belum Menikah Nama Istri Anak B. Data Atasan Langsung 1. Nama 2. NIP 3. Pangkat / Gol 4. Jabatan . Nama NIP . Pangkat/Gol . Jabatan RONns B. Data Lainnya -- 200 ... Pas Foto TIM PENYUSUN BUKU SAKU PELAKSANAAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN BIDANG TANAH DENGAN CORS/JRSP Penanggung Jawab = Ir. Wenny Rusmawar Idrus Deputi Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan =H. Gede Ariyuda, S.H. Deputi Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah Ketua Ir. Firmansyah Direktur Penetapan Batas Bidang Tanah dan Ruang Wakil Ketua * Dr. Irawan Sumarto Direktur Peme taan Dasar * Ir. Gunawan Wibisono Direktur Pengukuran Dasar Sekretaris = Ir. Djoned Yulianto S., M.A. Kasubdit Batas Bidang Tanah, Direktorat Penetapan Batas Bidang Tanah dan Ruang = Ir. Rowand Sidjabat, MSE. Kasubdit Pengukuran Kawasan dan Wilayah, Direktorat Pen gukuran Dasar Anggota = Drs. Herry Sudiartono, M.Eng.Sc. = Ir. Eka Sukma, M. App.Sc. = Donv Erwan Brilianto. S.T.. M.M. Dony Erwan Brilianto, S.T., M.M. Deni Santo, S.T., M.Sc. Y.C. Fajar Nugroho A., S.T., M.Sc. Farid HendroA., S.T., M.E. Agustina Harahap, S.T. Firman Arifyansyah, S.T., M.Sc. lin Herawati, S.T., M.T. Sudarman Harjasaputra., S.T. Mas Bambang Agus Wijaya, S.T. Septein Paramia S., S.T. Diana Wisnu Wardani, S.T. Ari Rubiasih, S.T. Diah Dzihrina, S.T. Eric Hosta Mella, S.T. lfah Rahmawalti, S.T. Luluk Lusiana, S.T. | Ketut Gede Ari Sucaya, S.T., M.Sc. Fitri Astika Mahargyaning Tyas, S.T. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .. DAFTAR LAMPIRAN GLOSAR .........- BABI PENDAHULUAN ..... ais ae roca ecrnsersissasseanenncsee BAB I| TEKNIK PENGUKURAN DENGAN MENGGUNAKAN GNSS CORS/JRSP 2.1. Persiapan Umum Pengukuran Menggunakan GNSS CORSJRSP .. a 2.2. Pengukuran dengan metode Network RIK.. 2.3. Pengukuran dengan metode Post Processing .. 2.4. Pengukuran dengan metode Single RTK .......... 16 2.5. Pengukuran Pengembalian Titik Batas Bidang Tanah dengan Menggunakan GNSS NRTK CORS/JRSP .. BAB Ill PELAKSANAAN PENGUKURAN BATAS BIDANG TANAH DENGAN GNSS CORS/JRSP 3.1. Persiapan .. 3:44. Persiapan Administrasi (di kartor) . 3.1.2. Persiapan Pengukuran di Lapangan. 3.2. Prosedur Pengukuran Batas Bidang Tanah dengan GNSS CORS/JRSP dan Pembuatan Galt Bar WRU... ccmsemnvwicenewceceeaweanmnervuvssewense 31 «29 29 30 3.2.1. Pengukuran Langsung pada Batas Bidang ARAN 2 sense ness sestivs reeseemesnersemeewnscsa OE 3.2.2. Pengukuran Batas Bidang Tanah dengan Titik Dasar Virtual «00.0.0... cece 42 BAB IV PEMBUATAN PETA BIDANG TANAH DAN SURAT UKUR 4.1. Pembuatan Peta Bidang Tanah sr cesasinces OO 4.2. Pembuatan Surat Ukur .........0..c0000. 64 BAB V _ PEMETAAN BIDANG TANAH KE DAL AM PETA DASAR PERTANAHAN DIGITAL 5.1. Pemetaan Bidang Tanah pada Peta Dasar Pertanahan Digital yang sudah Tersedia . 5.2. Pemetaan Bidang Tanah pada Peta Dasar Pertanahan yang belum Tersedia......................68 BAB VI PENUTUP . noone women 22) LAMPIRAN Tabel 1. Tabel 2. Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Parameter pengaturan transmisi data (HSDPA, EDGE, 3G, GPRS) Lama pengamatan berdasarkan jarak titik dasar virtual ke titik batas bidang tanah Diagram Alir pelaksanaan pengukuran batas bidang tanah dengan GNSS CORSNRSP llustrasi. pengukuran titik bidang tanah dengan GNSS CORS/JRSP Contoh Gambar Ukur dengan metode GNSS CORS/JRSP dimana tersedia citra atau peta foto llustrasi metode offset dari dua titik batas bidang tanah yang telah diukur llustrasi metode offset dari dua titik detil alam Contoh Gambar Ukur dengan metode GNSS CORS/JRSP dimana tidak tersedia citra atau peta foto dan salah satu titik batas bidang tanah tidak diperoleh fixed solution Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12. Gambar 13 llustrasi Pengukuran Titik Dasar Virtual dengan GNSS CORS/JRSP Contoh Gambar Ukur dengan menggunakan Titik Dasar Virtual dengan metode GNSS CORS/JRSP_ dimana tersedia citra atau peta foto Contoh Gambar Ukur dengan menggunakan Titik Dasar Virtual dengan metode GNSS CORS/JRSP dikombinasikan dengan metode GNSS Post Processing Vegetasi yang rimbun membuat arah pandang ke angkasa tertutup (mengganggu sinyal GNSS). llustrasi pengukuran batas bidang tanah dengan Titik Dasar Virtual dikombinasikan dengan Total Station Contoh Gambar Ukur dengan menggunakan Titik Dasar Virtual dengan metode GNSS CORS/JRSP dikombinasikan dengan Total Station Contoh Pengisian DI 103 untuk pengukuran dengan Total Station. Lampiran | Lampiran Il Lampiran Ill Lampiran IV Lampiran V Lampiran VI DAFTAR LAMPIRAN Format Surat Tugas Format Surat Pemberitahuan akan dilaksanakannya pengukuran — bidang tanah Format Berita Acara Penundaan Pelaksanaan Pengukuran Bidang Tanah Format Formulir Pengamatan untuk pengukuran metode post processing Contoh Peta Bidang Tanah Contoh Surat Ukur Adjustment Bandwidth Baseline Base stasion CORS/JRSP GLOSARI Penyesuaian data ukur terhadap sistem koordinat proveksi Lebar pita akses_ internet/komunikasi atau kecepatan transfer data pada jaringan internet/ komunikasi dalam satuan bytes per second atau bit per detik Garis horisontal maya yang terbentuk di antara dua perangkat receiver GNSS, biasanya dalam satuan jarak (meter atau kilometer) receiver GNSS permanen yang difungsikan sebagai stasiun referensi (koordinatnya telah diketahui). Continuosly Operating Reference Stations/Jaringan _Referensi _ Satelit Pertanahan yaitu— suatu sistem penentuan posisi yang berupa jaringan stasiun permanen yang mampu menerima sinyal, mengolah_ data ephemeris satelit GNSS dan menyediakan data koreksi posisi secara kontinyu selama dua puluh empat jam per hari untuk para pengguna. EDGE EGM Epoch Fixed Solution GNSS Enhanced Data rates for GSM Evolution yaitu teknologi yang dikembangkan dengan teknologi dasar GSM dan GPRS. Dengan menggunakan_teknik modulasi dan skema pengkodean yang berbeda dengan sistem GPRS sebelumnya dan kapasitas yang secara signifikan jauh lebih besar dari yang dimiliki oleh sistem GPRS. Ellipsoid Geoid Model adalah model matematika yang merepresentasikan permukaan bumi pada wilayah tertentu untuk penentuan tinggi orthometrik Interval perekaman data ephemeris satelit pada receiver GNSS Solusi pengukuran setelah mendapat koreksi (posisi satelit, | ambiguitas, ionosfer, troposfer, multipath) dari base station me€alui control server dan akurasi sesuai dengan parameter ketelitian posisi titik (bisa diseting atau default) Global Navigation Satellite System yaitu sistem satelit penentuan posisi terpadu, antara satelit GPS, GLONASS, Galileo, Compass, dan sebagainya Inisialisasi IP Address Multipath Suatu proses hubungan antara receiver GNSS rover dengan network server dalam upayanya untuk menghilangkan kesalahan yang’ disebabkan oleh perubahan jarak (distance dependent error) Internet Protocol Address yaitu rangkaian nomor unik yang berfungsi sebagai alamat pada jaringan internet atau jaringan local. Master Auxiliary Conc ept yaitu konsep yang digunakan pada metode ACP atau FKP pada jaringan stasiun referensi permanen, di mana terdapat satu master dengan beberapa __ stasiun referensi pendukung. ACP (Area Correction Parameter) atau FKP (Fld chen- Korrektur Parameter) adalah salah satu metode koreksi posisi yang memanfaatkan jaringan stasiun referensi pemanen, dengan cara menyajikan infomasi data mengenai komponen-komponen distance dependent biasses atau kesalahan akibat semakin panjangnya base line Fenomena di mana sinyal dari satelit tiba di antenna receiver GNSS melalui dua atau lebih lintasan yang berbeda (sinyal pantulan). Network Server NRTK NTRIP Post Processing Radio Link Raw Data Dapat disebut juga sebagai pusat kontrol atau Master Server yang tugasnya adalah untuk mengelola CORS/JRSP. Network Real Time Kinematic yaitu Pengembangan dari metode RTK yang memanfaatkan jaringan stasiun referensi sebagai base-station yang mengirimkan data koreksi RTK, sehingga baseline pengukuran dapat meniadi lebih paniana. Networked Transport of RTCM via Internet Protocol yaitu § metode pengiriman data RTCM melalui internet protocol yang dibentuk pada NTRIP server. pengolahan hasil koleksi data ephemeris satelit pengukuran CORS/JRSP dilaksanakan di kantor menggunakan perangkat lunak (software) tertentu. Komunikasi data koreksi posisi antara base station dan rover menggunakan aelombana radio pada frekuensi tertentu Data ephemeris satelit yang dihasilkan oleh masing-masing satelit GNSS Real time Receiver RINEX Rover RTCM Titik Dasar Virtual koordinat diperoleh seketika dalam status fixed solution tanpa md akukan pemrosesan data ephemeris satelit. Perangkat elektronik yang berfungsi sebagai penerima sinyal GNSS. Receiver Independent Exchange yaitu format data yang _bersifat universal untuk penentuan posisi yang dapat dibaca oleh software dan berbagai macam receiver. seperangkat alat yang terdiri dari receiver, controller dan pole/jalon untuk melakukan_ koleksi data dalam pengukuran GNSS CORS. Radio Technical Commission for Maritime Services yaitu format koreksi data dari base station ke rover meld ui control server. Titik yang mempunyai koordinat yang diperoleh dari suatu pengukuran CORS dan perhitungan dalam suatu system koordinat TM-3° yang berfungsi sebagai titik kontrol atau titik ikat sementara untuk keperluan pengukuran dan rekonstruksi batas bidang tanah. Transmisi Tribach VPN VRS Proses pengiriman data pada suatu media komunikasi. Perangkat yang dilengkapi dengan nivo yang digunakan sebagai temp at pemasangan antena atau alat ukur lainnya. Virtual Private Network yaitu suatu metode keamanan pengiriman data pada jaringan publik atau internet yang seolah-olah membungkus data tersebut ke dalam kapsul (encapsulation) dan mengalirkannya melalui terowongan atau jalur pribadi. Virtual Reference Station yaitu metode koreksi data pada jaringan stasiun referensi yang seolah-olah mendirikan stasiun referensi di sekitar rover GNSS dengan anggapan bahwa semakin dekat rover dengan stasiun referensi atau semakin pendek baseline, maka ketelitian pengukurannya akan semakin meningkat. BABI PENDAHULUAN Kegiatan penyelenggaraan pendaftaran tanah yang mencakup kegiatan pengukuran, perpetaan dan pembukuan hak sangat terkait dengan aspek teknis, yuridis, dan administratif data bidang tanah. Perolehan, pengelolaan dan penanganan data pertanahan berbeda dengan kegiatan kerekayasaan lainnya. Kekhasan penyelenggaraan pendaftaran tanah ini sangat terkait dengan pertimbangan untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap subyek dan obyek hak atas tanah. Untuk dapat memberikan jaminan kepastian hukum atas obyek hak atas tanah, maka pengukuran bidang tanah yang dimohon salah satunya harus memenuhi kaidah teknis kadastral. Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah disebutkan guna menjamin kepastian hukum dibidang penguasaan dan pemiikan tanah, faktor kepastian letak dan batas bidang tanah tidak dapat diabaikan. Untuk mendapatkan kepastian letak dan batas bidang tanah tersebut tidak terlepas dari kegiatan pengukuran maupun pemetaan. Kemudian dalam pasal 24 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah disebutkan, “pengukuran bidang tanah dilaksanakan dengan cara terrestrial, fotogrametrik, atau metode lainnya.” Yang dimaksud dengan “metode lainnya” adalah metode pengukuran yang mengikuti perkembangan teknologi pengukuran dan pemetaan yang tidak lagi terbatas pada metode terrestrial dan fotogrametrik, namun juga telah berkembang sangat pesat terutama untuk teknologi yang berbasis satelit yang sedang dikembangkan GPS oleh Amerika Serikat, GLONAS oleh Rusia, Galileo oleh Uni Eropa serta Compass yang akan diluncurkan oleh China. Dimana sistem satelit tersebut terintegrasi dalam satu sistem yang bernama GNSS (Global Navigation Satelite System). Teknologi yang saat ini telah memanfaatkan GNSS untuk berbagai aplikasi terkait dengan penentuan posisi adalah CORS/JRSP (Continuously Operating Reference StationsNaringan Referensi Satelit Pertanahan) yang berupa_stasiun permanen yang dilengkapi dengan receiver yang dapat menerima sinyal dari sateit GNSS yang beroperasi secara kontinyu selama dua puluh empat jam per hari. Titik-titik yang akan dicari (ditentukan) koordinatnya dapat diukur secara relatif terhadap base station CORS/JRSP sebagai referensi. Teknologi GNSS CORS/JRSP di bidang kadastral seringkali dimanfaatkan untuk menyediakan Titk Dasar Virtual sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan TDT konvensional, pengukuran bidang tanah untuk keperluan legalisasi aset dan pengembalian titik batas, serta) mempermudah dan mempercepat transformasi peta-peta yang masih menggunakan sistem koordinat lokal ke dalam sistem koordinat TM 3°. Pembuatan buku saku ini diharapkan dapat digunakan sebagai pegangan bagi petugas ukur dalam melaksanakan kegiatan pengukuran bidang tanah dengan menggunakan CORS/JRSP. Untuk dapat memahami buku ini secara menyeluruh, maka harus dibaca dan dipahami secara sistematis dai BAB | sampai BAB V. Prioritas penerapan metoda pengukuran yang digunakan secara berurutan NRTK CORS/JRSP, post processing, single RTK dan piihan terakhir metode single RTK dengan menggunakan gelombang radio. Untuk memperkaya informasi peta dasar pertanahan, koordinat TM 3° pojok-pojok batas bidang tanah dan detil lainnya hasil pengukuran dengan metoda CORS/JRSP_ wajib dioverlay di atas peta dasar pertanahan digital. Sistematika penulisan buku saku ini terdiri dari : BAB! Pendahuluan BABII Teknik Pengukuran dengan menggunakan GNSS CORS/JRSP BAB III Pelaksanaan Pengukuran Batas Bidang Tanah dengan GNSS CORS/JRSP BABIV Pembuatan Peta Bidang Tanah dan Surat Ukur BABV Pemetaan Bidang Tanah ke dalam Peta Dasar Pertanahan Digital BAB VI Penutup > Sessa nastnentsnntnnninennnneennenennannanncnsel 2.1 PERSIAPAN UMUM PENGUKURAN MENGGUNAKAN GNSS CORS/JRSP a. Penyiapan peta untuk orientasi dan pencapaan lokasi, b. Pengeocekan lokasi ketersediaan BTS/provider dan kondisi lapangan terbuka atau tertutup, c. Pengecekan kelengkapan dan kelayakan dat, seperti baterai dadam _ kondisi terisi penuh, polefalon, receiver, controller dan pulsa simcard, d. Pengecekan bahwa base station aktif/dalam keadaan ‘on’ dengan menghubungi layanan hotine GNSS CORSJRSP BPN RI dengan nomor (021) 37938270. 2.2 PENGUKURAN DENGAN METODE NETWORK RTK 2.2.1. Pengaturan ROVER Pengaturan ROVER dilakukan sebelum melakukan koleksi data dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pastikan simcard data GSM sudah terpasang dan transmisi data (HSDPA, EDGE, 3G, GPRS) diaktifkan dengan benar. Pada beberapa merk tertentu, simcard terpasang pada receiver, controler atau mobile phone dengan menggunakan akses bluetooth. . Aktifkan receiver dan controller dengan menekan tombol ‘Power’. Pastikan koneksi antara receiver dan controller dalam keadaan sudah tersambung dengan melihat indikatornya. . Buat Job/Project pengukuran, contoh ukur_PRONA, stakingout_ HGU Untuk pengaturan GNSS pilih menu sebagai ROVER kemudian lakukan —_ pengaturan parameter sebagai berikut: a. Lakukan pengaturan pengukuran dalam metode Network RTK b. Pilih koneksi NTRIP untuk menerima koreksi dari Control Server di BPN RI. c. Pilih koreksi yang diterima dalam format standart MAC atau i-Max atau VRS. d. Untuk menu geoid model pilih EGM 2008, apabila pada rover tidak tersedia pilihan EGM 2008 maka pilih none. e. Ukur tinggi receiver dan masukkan dalam menu Antenna Height dan pilih jenis antena yang digunakan. f. Lakukan pengaturan sistem proyeksi dalam TM 3° sesuai zona dengan faktor skala 0,9999, absis semu (false easting) 200.000 m, ordinat semu (false northing) 1.500.000 m dan pilih datum WGS84/DGN 95 IM3 Mentari Lakukan pengaturan epoch penerimaan koreksi pada 3 detik dan cut of angle 15°. Pilih pengaturan solution type yaitu Fixed. Sesuai simcard data GSM yang digunakan, lakukan pengaturan transmisi data (HSDPA, EDGE, 3G, GPRS) dengan memasukkan parameter sebagai berikut: indosat indosatgprs Axis im3 www.ind osat- m3.net Telkomsel wap123 telkomsel 3 (Three) 3gprs 3gprs 3gprs axis 123456 Axis Xigprs Prox www. xigprs.net Tabel 1 Parameter pengaturan transmisi data (HSDPA, EDGE, 3G, GPRS) Lakukan pengaturan akses server yang akan digunakan dengan memasukkan IP. Server, username dan password. Apabila koneksi antara rover dan Control server bermasalah,maka hubungi Hotline CORS/JRSP BPN RI nomor (021) 37938270. Informasi lebih lanjut dapat di lihat di Website CORS/JRSP BPN RI. k. Pilih jenis transaksi data koreksi pada menu mountpoint MAX_BPN1_RTCM3.1 atau i- MAX_BPN1_RTCM3.1 |. Setelah semua pengaturan dari huruf a sampai dengan huruf k dilakukan dengan benar kemudian simpan semua parameter dengan cara menekan tombd save/ok/finish 2.2.2 Koleksi Data Setelah semua langkah-langkah sebagaimana tersebut pada angka 2.2.1 dilakukan dengan benar, ROVER siap untuk digunakan untuk koleksi data dengan langkah- langkah sebagai berikut : 1. Setelah receiver terpasang pada jalon (pole), receiver dan controller diaktifkan dengan menekan tombol “Power’ dan _pastikan koneksi antara receiver dan controller dalam keadaan sudah tersambung, dengan melihat indikatornya. 2. Buka Job/Project yang sudah dibuat pada controller, contoh: ukur_PRONA, stakingout_HGU. 3. Pastikan koneksi transmisi data (HSDPA, EDGE, 3G, GPRS) dalam keadaan sudah tersambung, dengan melihat indikatornya. 4. Pastikan koneksi ROVER dengan CONTROL SERVER BPN RI dalam keadaan sudah tersambung, dengan melihat indikatornya. Tt. 12. Buat kode untuk pengelompokan jenis detail yang akan disurvey (sesuai standart yang ada), contoh : JLN untuk detail jalan, BID untuk titik batas bidang tanah, S untuk detail sungai, TDV untuk Titik Dasar Virtual. Pilih menu survey pada controller untuk memulai koleksi data koordinat TM 3° Penomoran titik yang disurvey dimulai menurut kode pengelompokan jenis detail sebagaimana dimaksud angka 5 dan dimulai dengan angka 1 (satu), contoh: JLNO01, TDVO01. Setelah langkah nomor 1 sampai dengan nomor 7 dilakukan, kemudian tempatkan jalon (pole) pada titik yang akan disurvey dengan posisi gelembung nivo kotak dalam lingkaran/horisontal. Pada saat survey telah mencapa fixed solution dengan mdihat indikator pada controller atau receiver, kemudian tekan tombol: store atau meas atau start untuk merekam data. . Untuk titk-titik yang akan disurvey selanjutnya lakukan langkah sebagaimana nomor 8 dan 9. Untuk titik detail terakhir yang telah disurvey maka setelah menekan tombol store atau meas atau start akhiri pekerjaan koleksi data dengan menekan tombol close. Setelah proses angka 1 sampai angka 11 selesai dilakukan, lanjutkan dengan export/pemindahan data hasil survey yang berupa data koordinat TM 3° dari rover ke komputer yang tersedia aplikasi spasial berbasis ve ktor (software CAD). 2.3. PENGUKURAN DENGAN METODE POST PROCESSING Pengukuran GNSS CORS/JRSP dengan metode post processing dilaksanakan apabila metode NRTK tidak dapat dilakukan, dalam hal ini rover GNSS CORS/JRSP bergerak dari satu titk ke titik yang lain, pada setiap titiknya rover GNSS CORS/JRSP tersebut diam beberapa saat untuk melakukan koleksi data sebelum bergerak ke titik berikutnya. Untuk pelaksanaan post processing diperlukan data GNSS dengan format RINEX yang didownload/diunduh dari Control Server GNSS CORSNRSP BPN RI sesuai dengan lokasi survey dari 3 base station terdekat, dengan memilih periode tanggal, waktu dan epoch yang sama dengan saat koleksi data pada rover. Dalam pelaksanaan koleksi data, selain menggunakan Rover GNSS CORSNJRSP dapat juga digunakan Receiver GNSS Geodetik Single Frequency atau Dual Frequency. Secara umum langkah-langkah pengukuran dengan Post Processing GNSS sebagai berikut: 2.3.1. Pengaturan ROVER atau Receiver GNSS Geodetic Langkah-langkah yang dilakukan = sebelum melakukan koleksi data adalah sebagai berikut : A. Pengaturan Rover 4d Aktifkan receiver dan controller dengan menekan tombol “Power” serta pastikan koneksi antara receiver dan controller dalam keadaan sudah tersanbung dengan melihat indikatornya. Buat Job/Project pengukuran, contoh ukur_PRONA, stakin gout_HGU Lakukan pengaturan parameter sebagai berikut a. Lakukan pengaturan pengukuran dalam metode survey Post Processing Kinematic. Pilih format data type RINEX. c. Untuk menu geoid model pilih EGM 2008, apabila pada rover tidak tersedia pilihan EGM 2008 maka piih none. d. Ukur tinggi receiver dan masukkan dalam menu Antenna Height dan pilih jenis antena yang digunakan. e. Lakukan pengaturan sistem proyeksi dalam TM 3° sesuai zona dengan faktor skala 0,9999, absis semu (fase easting) 200.000 m, ordinat semu (false northing) 1.500.000 m dan pilih datum WGS84/DGN95. f. Atur epoch koleksi data pada 3 detik dan cut of angle 15° g. Setelah semua pengaturan dari huruf a sampai dengan huruf f dilakukan dengan benar kemudian simpan semua parameter dengan cara menekan tombol save/ok/finish. . Pengaturan Receiver GNSS Geodetik . Aktifkan receiver dengan menekan tombol “Power” serta pastikan koneksi antara antenna dan receiver dalam keadaan sudah tersambung dengan melihat indikatornya. . Buat Job/Project pengukuran, contoh ukur_PRONA, stakingout_HGU . Lakukan pengaturan parameter sebagai berikut: a. Lakukan pengaturan pengukuran dalam metode Rapid Static. b. Ukur tinggi antenna dan masukkan dalam menu Antenna Height dan pilh jenis antena yang digunakan c. Pengaturan epoch koleksi data pada 3 detik dan cut of angle 15°. d. Proses pengaturan huruf a, b dan c setelah dipiih dengan benar kemudian simpan parameter tersebut dengan menekan tombol save/ok/finish. 2.3.2 Koleksi Data Setelah semua langkah-langkah sebagaimana tersebut pada angka 2.3.1 huruf A atau huruf B dilakukan dengan benar, ROVER atau Receiver GNSS Geodetik siap digunakan untuk koleksi data dengan langkah-langkah sebagai berikut A. 1. Pengaturan Rover Setelah receiver terpasang pada jalon (pole), receiver dan controller diaktifkan dengan menekan tombol “Power’ dan_ pastikan koneksi antara receiver dan controller dalam keadaan sudah tersambung, dengan meliat indkatomya. Dirikan pole/jalon pada titk yang akan disurvey dengan posisi gelembung nivo kotak dalam lingkaran/h onsontal. Buka Job/Project yang sudah dibuat pada controller, contoh : ukur_PRONA, stakingout_ HGU Buat kode untuk pengelompokan jenis detail yang akan disurvey (sesuai standart yang ada), contoh : JLN untuk detail jalan, BID untuk titik batas bidang tanah, S untuk detail sungai, TDV untuk Titik Dasar Virtual. Pilih menu survey pada controller untuk memulai koleksi data koordinat TM 3° Penomoran titik yang disurvey dimulai menurut kode pengelompokan jenis detail sebagaimana dimaksud angka 5 dan dimulai dengan angka 1 (satu), contoh: JLNO01, TDV001. . Setelah Rover siap dan posisi gelembung nivo kotak di dalam lingkaran/orisontal pada setiap titik tekan tombol Start dan pada saat koleksi data telah mencapai durasi minimal 10 menit dengan melihat indkator pada controler, tekan tombol: store atau Stop untuk merekam data. . Setelah dilakukan koleksi data maka lakukan export/pemindahan data dari rover ke komputer yang tersedia software aplikasi processing baseline dan network, jka format data RINEX yang di download dari Rover tidak sama dengan format RINEX versi 3.1 pada control server maka rover tersebut harus dilakukan upgrade. . Pengaturan Receiver GNSS _ Geodetik (Single atau Dual Frequency) . Pasang Antenna pada pole’tripod dan tribach kemudian aktifkan receiver dengan menekan tombol “Power”. . Pastkan kabel koneksi antara antenna dan receiver dalam keadaan sudah tersambung dengan melihat sateit GNSS yang sudah ditracking. . Dirikan jalon/pole /tripod dan tribach pada titik yang aka disurvey dengan posisi gelembung nivo kotak didalam lingkaran/horisontal. . Buka Job/Project yang sudah dibuat, contoh : ukur_PRONA, stakingout_HGU 2.3.3 5. Buat kode untuk pengelompokan jeris detail yang akan disurvey (sesuai standart yang ada), contoh : JLN untuk detail jalan, BID untuk titik batas bidang tanah, S untuk detail sungai, TDV untuk Titik Dasar Virtual 6. Pilih kode sesuai detail yang akan disurvey sebagaimana pengelompokan kode pada nomor 5. 7. Setelah Receiver GNSS Geodetik standby dan posisi gelembung nivo kotak di dalam lingkaran/horisontal pada setiap titik tekan tombol Occupy/Rec dan pada saat koleksi data telah mencapai durasi 10 menit untuk dual frekuensi dan 20 menit untuk single frekuensi dengan melihat waktu pada stopwatch atau jam tangan, tekan tombd: store atau stop untuk merekam data. 8. Setelah diakukan koleksi data maka lakukan exporlpemindahan data dari receiver ke komputer yang tersedia software aplikasi processing baseline dan network. Pemrosesan Data Hasil Koleksi Data (Metode Post Processing) Setelah koleksi data dilakukan, untuk pemrosesan data lakukan export RAW data dari rover atau receiver geodetik ke komputer yang dilengkapi dengan software processing baseline dan network, dengan ketentuan sebagai berikut: . Lakukan konversi RAW data menjadi format RINEX 3.1 . Pilih geoid model pada software processing baseline . Lakukan pengaturan sistem proyeksi dalam TM 3° sesuai zona dengan faktor skala 0,9999, absis semu (false easting) 200.000 m, ordinat semu (false northing) 1.500.000 m dan pilih datum WGS84/DGN95. . Lakukan download RINEX 3.1 data dari 3 base station terdekat dari Control Server BPN RI sesuai dengan periode durasi, epoch dan waktu koleksi data rover ke komputer. Untuk download RINEX data dilakukan dengan cara menghubungi Hotline CORS/JRSP BPN RI nomor (021) 37938270 atau web CORS/JRSP BPN RI. . Lakukan proses perhitungan baseline dan perataan jaringan untuk mendapatkan koordinat TM 3°. Setelah proses angka a sampai angka e selesai dilakukan, lanjutkan dengan exporl/pemindahan data dari _— software processing baseline dan jaringan ke aplikasi spasial berbasis vektor berupa data koordinat TM 3° yang telah dilakukan proses perataan untuk penggunaan selanjutnya. KETERANGAN: Langkah-langkah pengaturan dan koleksi data tersebut diatas agar disesuaikan dengan menufeature yang tersedia pada setiap merk alat Rover atau Receiver GNSS Geodetik yang akan digunakan. 2.4. PENGUKURAN DENGAN METODE SINGLE RTK GNSS CORS/JRSP Metode Single RTK GNSS CORS/JRSP menggunakan 1 set Rover RTK GNSS CORS/JRSP, dan 1 base station yang terdekat. Koreksi posisi akan diberikan oleh Base Station secara Real Time menggunakan NTRIP maupun gelombang radio apabila tersedia. 2.41 Pengaturan ROVER Pengaturan ROVER dilakukan sebelum melakukan koleksi data dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pastikan simcard data GSM sudah terpasang dan transmisi data (HSDPA, EDGE, 3G, GPRS) diaktifkan dengan benar. Pada beberapa merk tertentu, simcard terpasang pada receiver, controler atau mobile phone dengan menggunakan akses bluetooth. 2. Aktifkan receiver dan controller dengan menekan tombol “Power”. 3. Pastikan koneksi antara receiver dan controller dalam keadaan sudah tersambung dengan melihat indikatornya. Buat Job/Project pengukuran, contoh ukur_PRONA, stakingout_HGU Untuk Pengaturan GNSS pilih menu sebagai ROVER kemudian lakukan _ pengaturan parameter sebagai berikut: a. Lakukan pengaturan pengukuran dalam metode RTK b. Pilih koneksi NTRIP untuk menerima koreksi dari Control Server di BPN RI dengan cara menghubungi Hot Line CORS/JRSP BPN RI nomor (021) 37938270 atau koneksi gelombang radio untuk menerima koreksi dari base station. c. Pilih koreksi yang diterima dalam format MAC untuk NTRIP atau koreksi base station untuk koneksi gelombang radio. d. Untuk menu geoid model pilih EGM 2008, apabila pada rover tidak tersedia pilihan EGM 2008 maka pilih default yang tersedia. e. Ukur tinggi receiver dan masukkan dalam menu Antenna Height dan pilih jenis antena yang digunakan. f. Lakukan pengaturan sistem proyeksi dalam TM 3° sesuai zona dengan faktor skala 0,9999, absis semu (false easting) 200.000 m, ordinat semu (false northing) 1.500.000 m dan pilih datum WGS84/DGN95. . Pengaturan epoch penerimaan koreksi pada 3 detik dan cut of angle 15°. . Pilih Pengaturan solution type yaitu Fixed. Pilih simcard yang digunakan dan pengaturan GPRSnya dengan memasukkan parameter sebagaimana tabel A Gunakan Control! server BPN RI dengan cara menghubungi Hotline CORS/JRSP BPN RI nomor (021) 37938270 atau web CORS/JRSP BPN RI untuk mendapatkan IP. Server, username dan password. Untuk koneksi gelombang radio koreksi didapatkan dengan cara menghubungi base station terdekat. . Pilih mountpoint +MAX_BPN1_RTCM3.1 atau i-MAX_BPN1_RTCM3.1 untuk koneksi NTRIP, sedangkan untuk koneksi gelombang radio piih frekuensi yang sama dengan base station. Setelah semua pilihan pengaturan dar huruf a sampai dengan huruf k dipiih dengan benar kemudian simpan semua dengan cara menekan tombd save/ok/finish. 2.4.2 Koleksi Data Setelah semua langkah-langkah sebagaimana tersebut pada angka 2.4.1 dilakukan dengan benar, ROVER siap untuk digunakan untuk koleksi koordinat TM 3° dengan langkah-langkah sebagai berikut : te Setelah receiver terpasang pada jalon (pole), receiver dan controller diaktifkan dengan menekan tombol “Power” dan_ pastikan koneksi antara receiver dan controller dalam keadaan sudah tersambung, dengan melihat indikatornya. Apabila perangkat komunikasi data yang digunakan adalah gelombang radio maka aktifkan radio modem. Pastikan koneksi antara receiver dan controler dalam keadaan sudah tersambung, dengan melihat indikatornya. Buka Job/Project yang sudah_ dibuat sebelumnya, contoh ukur_PRONA, stakingout_HGU Pastikan koneksi transmisi data (HSDPA, EDGE, 3G, GPRS) atau koneksi gelombang radio dalam keadaan sudah_ tersambung dengan melihat indikatornya. Pastikan koneksi ROVER dengan CONTROL SERVER BPN RI untuk koneksi NTRIP dan dengan base station untuk gelombang radio dengan melihat indikatornya, te 10. 11. 12. 13. Buat kode untuk pengelompokan jeris detail yang akan disurvey (sesuai standart yang ada), contoh : JLN untuk detail jalan, BID untuk titik batas bidang tanah, SGI untuk detail sungai, TDV untuk Titik Dasar Virtual. Untuk memulai koleksi data koordinat TM 3° pilih menu survey pada contrdller. Penomoran titik yang disurvey dimulai menurut kode pengelompokan jenis detail sebagaimana dimaksud an gka 8 dan dimulai dengan angka 1 (satu), contoh: JLN1, TDV1. Dirikan jalon (pole) pada titik yang akan disurvey dengan posisi gelembung rivo kotak di dalam lingkaran/horisontal. Pada saat survey telah mencapa fixed solution dengan meihat indikator pada controller atau receiver tekan tombol: store atau meas atau start untuk merekam data. Untuk titik detail terakhir yang telah disurvey maka setelah menekan tombol store atau meas atau start tekan tombol close. Setelah proses angka 1 sampai angka 12 selesai dilakukan, —dilanjutkan = dengan export/pemindahan data dari rover ke komputer yang tersedia aplikasi spasial berbasis vektor berupa data koordinat TM 3° untuk proses selanjutnya. KETERANGAN: Ketelitian koordinat yang diperoleh dengan metode ini tergantung pada jarak antara rover dengan base station, semakin jauh rover dari base station hasilnya akan semakin jelek. Contohnya pada alat dengan ketelitian koordinat + 5 mm + 1 ppm x Jarak pada jarak antara rover dengan base station sejauh 15 km maka ketelitian koordinat yang diperoleh 2 cm atau pada alat dengan ketelitian koordinat + 10 mm + 1 ppm x Jarak maka ketelitian ko ordinat yang diperoleh 2.5 cm. 2.5 PENGUKURAN PENG EMBALIAN TITIK BATAS BIDANG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN GNSS NRTK CORS/JRSP 2.5.1 Pengaturan ROVER Langkah-langkah pengesetaa ROVER dalam rangka pengukuran pengembalian titik batas bidang tanah dengan menggunakan GNSS NRTK CORS/JRSP sebagai berikut: 1. Pastkan simcard data GSM sudah terpasang dan transmisi data (HSDPA, EDGE, 3G, GPRS) diaktifkan dengan benar. Pada beberapa merk tertentu, simcard terpasang pada receiver, controler atau mobile phone dengan menggunakan akses bluetooth. 2. Aktifkan receiver dan controller dengan menekan tombol “Power”. . Pastkan koneksi antara receiver dan controller dalan keadaan sudah tersambung dengan melihat indikatornya. . Buat Job/Project pengukuran, contoh :stakingout Data koordinat (TM-3°) sesuai GU yang akan di stakeout dapat di entry secara manual atau diimport dari komputer dalam bentuk format * txt. . Untuk data koordinat yang jumlahnya kurang dari 5 titik, entry data dlakukan secara manual pada controller. . Untuk pengaturan GNSS pilih menu sebagai ROVER kemudian~ lakukan — pengaturan parameter sebagai berikut: a. Lakukan pengaturan pengukuran dalam metade Network RTK b. Pilih koneksi NTRIP untuk menerima koreksi dan Control Server di BPN RI. c. Pilih koreksi yang diterima dalam format standart MAC atau i-Max atau VRS. d. Untuk menu geod model pilih EGM 2008, apabila pada rover tidak tersedia pilihan EGM 2008 maka pilih none. e. Ukur tinggi receiver dan masukkan dalam menu Antenna Height dan pilh jenis antena yang dig akan. f Lakukan pengaturan sistem proyeksi dalam TM 3° sesuai zona dengan faktor skala 0,9999, absis semu (false easting) 200.000 m, ordinat semu (false northing) 1.500.000 m dan pilih datum WGS84/DGN 95 Lakukan pengaturan epoch penerimaan koreksi pada 3 detik dan cut of angle 15°. Pilih pengaturan solution type yaitu Fixed. Sesuai simcard data GSM yang digunakan, lakukan = pengaturan’ transmisi_— data (HSDPA, EDGE, 3G, GPRS) dengan memasukkan parameter sebagaimana tabel 1. Lakukan pengaturan akses server yang akan digunakan dengan memasukkan IP. Server, username dan password. Apabila koneksi antara rover dan Control server bermasalah,maka hubungi Hotline CORSVJRSP BPN RI nomor (021) 37938270. Informasi lebih lanjut dapat di linat di Website CORS/JRSP BPN RI. Pilih jenis transaksi data koreksi pada menu mountpoint MAX_BPN1_RTCM3.1 atau i- MAX_BPN1_RTCM3.1 Setelah semua pengaturan dari huruf a sampai dengan huruf k dilakukan dengan benar kemudian simpan semua parameter dengan cara menekan tombol savelokffinish. 2.5.2 Staking Out pengembalian Titik Dasar Virtua atau titik batas bidang tanah Setelah semua tahapan sebagaimana tersebut pade angka 2.5.1 dilakukan dengan benar, ROVER siar digunakan untuk staking out dengan langkah-langkat sebagai berikut: 1. Setelah receiver terpasang pada jalon (pole), receive: dan controller diaktikan dengan menekan tombo “Power” dan pastikan koneksi antara receiver dar controller dalam keadaan sudah tersambung, dengar melihatindikatornya. 2. Buka Job/Project pengukuran, contoh : stakingout 3. Pastikan alat sudah terkoneksi dengan CORS/JRSF BPN dan sudah fixed 4. Pilih menu stakeout. 5. Pilih titik yang akan di staking out (mis : Titik 1). Tekar tombol OK/Apply 6. Tunggu informasi deviasi jarak dari kontoller antaré tempat anda berdiri dengan titik yang akan dicari. 7. \kuti arah petunjuk yang terdapat dalam display controller sampai deviasi jarak mendekati nol. 8. Pasang patok pada titik dasar virtual atau titik bata: bidang tanah yang dicari dan beri nomor sesua dengan nomor yang tertera dalam GU. 9. Simpan data pengembalian koordinat batas pada jot yang dibuat. 10. Untuk titik-titik lainnya dilakukan dengan cara yanc sama. Pelaksanaan pengukuran batas bidang tanah dengan GNSS CORS/JRSP terdiri atas tahap persiapan dan tahap pelaksanaan pengukuran, menggunakan metode pengukuran sebagaimana yang telah diuraikan pada BAB II dengan menyesuaikan kondisi di lapangan. Pelaksanaan pengukuran batas bidang tanah terdiri atas dua cara pengukuran antara lain : 41. Pengukuran langsung pada batas bidang tanah dengan diikatkan langsung pada stasiun GNSS CORS. 2. Pengukuran batas bidang tanah dengan menggunakan Titik Dasar Virtual (TDV) sebagai titik ikatnya (Titik Dasar Virtual tersebut telah diukur dengan diikatkan pada stasiun GNSS CORS). Penggunaan GNSS CORSWJRSP- juga dapat dikombinasikan dengan metode pengukuran terestris tergantung pada kondisi infrastruktur kantor dan kondisi di lapangan. Pemetaan CORS/IRSP Buku Saku Pe DILARANG melakukan pengukuran batas bidang tanah dengan menggunakan GPS_ Handheld/Navigasi_ kecuali untuk orientasi lapangan. Tahapan kegiatan pengukuran batas bidang tanah dengan GNSS CORS/JRSP dapat dilihat pada diagram alir berikut ini : dSur/SHOO SSN uebuep yeue| Buepig seyeg ueunynBueg ueeURSye|aq sly WesBeIg "| Jequeg eee] (Ee | bss f = = — “nonewa. hee, ONvOIB Sv nowssod Woes Tal, “anaes | 2c || Se : ; : = ee ar | “massa. wave al so) ~nvarevannnon ; HyNyL ONVOIU Syiva vaNYL wow ‘ONNSONVT NVHNMNONA 3.1. PERSIAPAN Kegiatan persapan meliputi persiapan administrasi pengukuran yang dilacsa@akan di kantor dan persiapan pengukuran di lapangan, dengan fincian sebagai berikut 3.1.1. Persiapan Administrasi (di kantor): itt Siapkan Surat Tugas (lampiran |) dan Surat Pemberitahuan akan dilaksanakannya pengukuran (lampiran Il). Surat Tugas dan Surat Pemberitahuan tersebut harus diperlihatkan kepada pemohon pada_ saat dilaksanakannya kegiatan pengukuran. Periksalah lokasi bidang tanah yang dimohonkan pengukurannya pada peta-peta yang tersedia (peta dasar pendaftaran tanah, peta dasar teknk, peta pendaftaran dan/atau peta-peta lainnya yang dipakai sebagai peta pendaftaran). Rencanakan pengukuran bidang tanah yang dimohon pada peta-peta yang telah tersedia. Periksalah posisi bidang tanah yang diukur terhadap posisi base-base station CORS/JRSP yang ada di sekitar daerah tersebut untuk keperluan pengikatan. Siapkan blangko Gambar Ukur (DI.107) beserta citra atau peta foto lokasi bidang tanah yang akan diukur (jika tersedia). Untuk pengukuran bidang tanah baru, periksalah Gambar Ukur yang bersebelahan dengan bidang tanah yang dimohon untuk mengontrd atau mengecek batas bidang tanah yang dimohon dan pemilik bidang tanah yang bersebelahan. 7. Untuk pengukuran pemisahan, pemecahan atau penggabungan bidang tanah, siapkan dan gunakan gambar ukur bidang tanah yang dimohon sebagai dasar untuk menentukan dan mengoreksi batas dan las dari bidang tanah yang dipecah/digabungkan. Siapkan pula gambar ukur baru untuk menggambarkan dan menuliskan data ukur hasil pemecahan atau pengga bungan bidang tanah. 8. Siapkan daftar isian yang terkait, seperti DI.103 (jika menggunakan Total Station atau Theodolit). 3.1.2. Persiapan Pengukuran di Lapangan 1. Penunjukan Batas Bidang Tanah a. Pastkan kehadiran pemohon/pemiik bidang tanah (atau kuasanya dibuktian dengan Surat Kuasa) dan pihak-pihak yang berbatasan (atau kuasanya dibuktikan dengan Surat Kuasa) di lokasi bidang tanah yang akan dukur. b. Surat kuasa yang dimaksud dilampirkan bersama dengan blangko Gambar Ukurnya. c. Minta pemohon untuk menunjukkan batas- batas bidang tanah yang dimohorkan pengukurannya. Batas-batas bidang tanah tersebut harus mendapat persetujuan dari pihak-pihak yang berbatasan, sehingga diperoleh kesepakatan batas. 2. Penempatan/Penanaman Tanda Batas a. Penempatan tanda-tanda batas termasuk pemeliharaannya, wajib dilakukan oleh pemohon/pemilik bidang tanah yang bersangkutan. Tanda-tanda batas dipasang pada setiap sudut batas tanah dan, apabila dianggap perlu. dipasang pada titik-titik tertentu sepanjang garis batas bidang tanah tersebut atas permintaan petugas ukur. 3. Penetapan Tanda Batas a. Untuk pengukuran bidang tanah, penetapan tanda batas bidang tanah mutlak harus dilakukan. Untuk pemecahan, pemisahan, atau penggabungan bidang tanah maka harus dilakukan penetapan tanda batas yang baru berdasarkan pengukuran kembaii bidang atau bidang-bidang tanah tersebut. Jika dalam penetapan tanda _batas bidang tanah tidak diperoleh kesepakatan antara pemohon/pemilik bidang tanah yang 3.2. 3.2.1. bersangkutan dengan salah satu pihak yang berbatasan, maka batas bidang tanah yang bersangkutan dinyatakan sebagai batas sementara berupa garis putus-putus yang dicantumkan dalam Gambar Ukurnya (berikan tambahan catatan yang terkait dengan batas sementara tersebut). d. Berilah Nomor ldentifikasi Bidang tanah (NIB) pada setiap bidang yang telah ditetapkan batas-batasnya. e. Bidang tanah yang telah ditetapkan tanda batasnya menjadi bahan pertimbangan untuk Panitia Pemeriksa Tanah untuk menetapkan batas bidang tanah dimaksud. PROSEDUR PENGUKURAN BATAS BIDANG TANAH DENGAN GNSS CORS/JRSP DAN PEMBUATAN GAMBAR UKUR PENGUKURAN LANGSUNG PADA BATAS BIDANG TANAH A. Kondisi Seluruh Titik Tanda Batas Bidang Tanah diperoleh fixed solution. a. Setting rover sesuai tekrik pengukuran yang akan digunakan (Bab Il). b. Isikan metode pengukuran, data pemohon, penunjuk batas, sempadan dan sket lokasi bidang tanah pada halaman ke-1 blangko Gambar Ukur. . Setelah rover siap digunakan mulailah bergera ke titik pertama dari batas bidang tanah yang akan dikdeksi data koordinat TM-3°-nya. Rekam dan simpan koordinat hasil perekaman sesuai pengkodean yang telah ditetapkan. . Buat sket tik yang diamat dan beri identitas titik tersebut sama dengan nama titik yang direkam pada rover (contoh pengkodean lihat Bab Il) pada halaman ke- 2 blangko Gambar Ukur. . Cantumkan koordinat titik tersebut pada blangko Gambar Ukur (kecuali teknik post processing). si formulir pengamatan (lampiran IV) apabila teknik pengukuran yang dgunakan adalah post processing. . Setelah itu bergeraklah ke titik selanjutnya dan lakukan hal yang sana hingga seluruh titik yang telah dipasangi tanda batas bidang tanah diperoleh data koordinat TM-3°-nya. . Lakukan pengamatan lagi pada beberapa titik yang diambil sehingga terdapat beberapa titik pada batas bidang tanah yang diamati dua kali (untuk mendapatkan data ukuran lebih). i. Untuk mengetahu panjangan batas bidang tanah dapat juga menggunakan pita ukur pada sepanjang batas bidang tanah jika diminta oleh pemohon (hasil pengukuran tidak dicantumkan pada blaigko Gambar Ukur). j. Lakukan juga koleksi data terhadap detil- detil penting atau bentang alam yang terdapat di sekitar lokasi bidang tanah misal: pojok jalan, jembatan, sungai, atau bangunan sebagai pelengkap _ situasi Gambar Ukur yang dibuat. k. Sket dan beri identitas pada blangko Gambar Ukur. Hal-hal yang harus diperhatikan : a. Semua data ukur dan isian deskripsi pada Gambar Ukur harus diisi langsung di lapangan. b. Koleksi data dilakukan pada setiap pojok atau sudut bidang tanah yang telah dipasangi tanda batas bidang tanah dan pada titik sudut tanah yang berbatasan berada di sepanjang batas tanah. c. Arah pengukuran sebaiknya berurutan memutar searah jarum jam batas bidang tanah. d. Pengukuran detail alam dimaksudkan untuk keperluan pengembalian batas di kemudian hari. . Apabila terjadi hambatan di lapangan sehingga pengukuran tidak dapat dilaksanakan, maka dibuat Berita Acara Penundaan Pelaksanaan Pengukuran Bidang Tanah (lampiran Ill). Setelah selesai pengukuran, Gambar Ukur ditandatangani oleh petugas —_ukur, pemohon, penunjuk batas, pihak yang berbatasa1 dan mengetahui aparat desa setempat. . Koordinat yang dicantumkan ddam Gambar Ukur adalah sampai dengan satuan cm (dua angka dibelakang koma). . Untuk ukuran lebih, dengan jumlah koleksi data 4 titik, 1 titik harus diamati 2x (25% ukuran lebih dari jumlah titik yang dikoleksi). Hasil pengamatan ukuran lebih harus berupa data fix. Hasil koleksi data koordinat TM 3° kemudian didownload dan hasil_ kartiran dicetak di kantor. Semua berita atau kejadian lapangan yang terkait dengan penunjukan _batas, penanaman tanda batas, sengketa atau penetapan batas sementara dan kesepakatan para pihak dicantumkan pada Gambar Ukur halaman 3. B. Kondisi Sebagian Titik Tanda Batas Bidang Tanah tidak diperoleh fixed solution a. Apabila rover tidak dapat berdiri tepat pada salah satu titik batas bidang tanah dikarenakan : e tutupan vegetasi sangat padat e diarea listrik tegangan tinggi e atau rover telah berdiri pada suatu titik batas namun tidak diperoleh fixed solution atau rover tidak dapat mengamat satelit (pada post processing) setelah lebih dari 15 menit. maka lakukan pengukuran menggunakan pita ukur (metode offset) dengan jarak <50 m. b. Metode offset dapat dilakukan: e dari dua titik batas bidang tanah yang lain yang tdah diamat atau e dari detil/bentang alam di sekitar titik batas bidang tanah tersebut atau dan dua titik di sekitar titik batas bidang tanah tersebut dimana kondisinya lebin terbuka. llustrasi sebagaimana Gambar berikut. b Gambar 4. llustrasi metode offset Keterangan gambar ei garis yang menggunakan pita ukur Jika rover tidak bisa mengamat di titik d maka diukur jarak dengan pita ukur dari misalnya jarak b-d dan jarak f-d. k. Hasil kartiran dilampirkan atau dicetak langsung pada blangko Gambar Ukur dengay mencantumkan Nomor Gambar Ukurnya. rz WY i Arah pergerakan rover \ Gambar 2. llustrasi pengukuran titk bidang tanah dengan GNSS CORS/JRSP Mebode Rarouturan : GNSS COPS Network TK Skala 1: 1.000 Keordinat Th1=3° haw! Felehs data + 1 + 2927988 Yeéajomg2 7 2928¢5, 8) Y + 27083, 17 as 2706,81 ys eapempn, 8 Rs 2 BC2BR 7: W072, 6 3 x m2 82, 95 4; Wyant ; “e greet y* CeP, 4 ¥* abu. yecnmey 8 RAIS ys Grom 86 5S ** 29298. y r Gs wT IgB, 29 y: 627 038,19 1Q + 292798.96 y= 627034.92 2a = 292795,81 ys ¢2y007.01 Gambar 3. Contoh Gambar Ukur dengan metode GNSS CORS/JRSP dimana tersedia citra atau peta foto Gambar 5. llustrasi metode offset dari dua titik detil alam Keterangan gambar Jika rover tidak bisa mengamat di titk d maka diukur jarak dengan pita ukur dari 1-d dan jarak 2-d dimana titi 1 dan 2 adalah pojok jalan yang diukur dengan metode Titik Dasar Virtual. c. Buatkan sket posisi titik-titik yang diamat dan cantumkan data ukuran jarak untuk titik yang diukur dengan pita ukur dan cantumkan koordinat untuk titik yang bisa dikoleksi langsung dengan GNSS CORS/JRSP pada Gambar Ukur halaman ke-2. Hal-hal yang harus diperhatikan : Untuk pengukuran kombinasi (offset) dengan GNSS CORS/JRSP dan Pita Ukur, maka perlu dilakukan pengambilan data jarak untuk ukuran lebih dengan pita ukur. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan ketelitian ukuran yang memadai. Contoh Ganbar Ukur pengukuran dengan GNSS apabila tidak tersedia peta foto atau citra dan salah satu tanda batas bidang tanah diukur dengan metode Titk Dasar Virtual dan offset dari tanda batas bidang tanah yang telah dikoleksi datanya : DRS/IRSP Mele Ranpituton = GNSS Sue ATK u Vf ’ s Keordinat TM-3° haut tetera data LR mamas ere. oe Se hk + 998995. 91 . 629.009 61 4 3 x: mapas = ‘ahae 40 ‘red Lethon Caleietan opect denon SK RONF yw, Caton yao wer) 6 MERI, capens ot 2798-7: 29034. 9 Cwhoon btn) > 86.87»: expo B oxemdenes Fanon x mae oy Geren’ He Mgmad. 7 -Y) 427C89, 2G Gambar 6. Contoh Gambar Ukur dengan metode GNSS CORS/JRSP dimana tidak tersedia citra atau peta foto dan ‘salah satu titik batas bidang tanah tidak diperoleh fixed solution Buku Saku PelaRsanaan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah dengan CORS/IRSP 41 3.1.1. PENGUKURAN BATAS BIDANG TANAH DENGAN TITIK DASAR VIRTUAL Pengukuran Titik Dasar Virtua dilakukan berdasarkan kondisi (kriteria) sebagai berikut : a. Rover tidak dapat berdiri langsung di titik batas bidang tanah karena gangguan sinyal GNSS, ATAU; b. Tidak adanya koneksi transmisi data (HSDPA, EDGE, 3G, GPRS) pada sebagian atau seluruh titik batas bidang tanah yang akan diukur, c. Fixed Solution pada koleksi data dengan GNSS Geodetik tidak bisa dicapai dikarenakan jauhnya letak bidang tanah terhadap base station CORS/JRSP; d. Keterbatasan peralatan koleksi data (rover GNSS CORS/JRSP). Pengukuran bidang tanah dengan Titik Dasar Virtual terdiri dari dua tahapan, yaitu : a. Tahap pertama, berupa pekerjaan pengukuran Titik Dasar Virtual sebagai titik ikat pengukuran bidang tanah; b. Tahap kedua, berupa pekerjaan pengukurar batas bidang tanah. A. Pengukuran Titik Dasar Virtual al = fas Sation CONS am eation CONS Gambar 7. llustrasi Pengukuran Titik Dasar Virtual dengan GNSS CORS/JRSP A.1. Cara Pengukuran Langkahdangkah yang harus_~ dilakukan dalam pengukuran Titik Dasar Virtual adalah sebagai berikut : 1. Gunakan jaringan NRTK CORS/JRSP sebagai titik referensi dalam pengukuran Titik Dasar Virtual dan pastikan jaringan tersebut aktif memberikan koreksi ke rover. Siapkan dan atur rover sesuai teknik pengukuran yang akan digunakan (RTK Network, Post Processing sesuai penjelasan Bab Il); Pasang statif dan lakukan sentering pada Titik Dasar Virtual pertama dan ukur tinggi antenanya. Setelah rover siap digunakan, lakukan lakukan koleksi data koordinat TM 3°. Buat sket posisi Titik Dasar Virtual pada gambar ukur halaman 2 (apabila pengukuran Titik Dasar Virtual dilakukan petugas yang sama dengan yang melakukan pengukuran batas bidang tanahnya) Tulis koordinat titi tersebut pada Gambar Ukur, kecuali untuk metode post processing. Isi formulir pengamatan (lampiran IV) jika metode pengukuran yang digunakan adalah post processing. Pindahk@ alat ke Titik Dasar Virtual yang kedua, dan lakukan langkah 2 sampai dengan 7. A.2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan a 2: Titik Dasar Virtual yang diukur sebanyak 2 (dua) buah dan kedua titik tersebut saling terlihat. Pastikan penempatan Titik Dasar Virtual yang diukur mampu mengikat semua titik batas bidang tanah. Untuk pengukuran bidang tanah dengan Total Station, penempatan Titik Dasar Virtual dibuat sedemikian rupa sehingga Total Station dapat langsung membidik pojok batas bidang tanah. Buku Sak anah dengan CORS/IRSP 4. Data koordinat TM 3° untuk Titik Dasar Virtual yang direkam adalah setelah mendapatkan fixed solution. B. Pengukuran Batas Bidang Tanah Dengan Titik C Virtual Sebagai Titik Ikat Pengukuran bidang tanah dengan bantuan Titik Dasar Virtual sebagai titik ikat dilakukan berdasarkan kondisi bidang tanah dan peralatan yang digunakan, yaitu dapat menggunakan : 1. GNSS Geodetik - Single RTK 2. GNSS Geodetik — Post Processing 3. Terestris dengan Total Station B.1. Single Base RTK B.1.1. Kriteria Penggunaan Metode Single RTK dengan Pengikatan ke Titik Dasar Virtual 1. Bidang tanah yang diukur terjangkau oleh sinyal GNSS (rover dapat dietakkan di batas bidang tanah) namun fixed solution tidak bisa dicapai dengan pengukuran langsung ke base station di Kantah. 2. Alat koleksi data yang tersedia adalah GNSS Geodetik tipe RTK yang dilengkapi dengan sistem komunikasi data. 3. Jarak Bidang tanah ke Titik Dasar Virtual lebih dari 500 meter. B.1.2. Cara Pengukuran 1: Lakukan pembagian petugas ukur untuk koleksi data di base station dan di rover. . Siapkan GNSS Tipe Geodetik, pasang statif dan lakukan sentering dengan benar di Titik Dasar Virtual (hasil pengukuran pada bagian A) yang menjadi base station tersebut. Atur receiver dan masukkan nama file, interval pengamatan, mask angle, tinggi antena, tipe antena dan lain sebagainya; Aktifkan radio komunikasi dan pastikan bekerja dengan baik. Pastikan base station aktif merekam data sebelum rover dihidupkan. Sementara itu siapkan dan atur receiver rover oleh petugas yang lain. Masukkan nama file, interval pengamatan, mask angle, tipe antena dan lain Jain. Isikan data pemohon, penunjuk batas, tetangga yang berbatasan dan sket lokasi bidang tanah pada halaman ke-1 Gambar Ukur. Cantumkan base station Titik Dasar Virtual yang digunakan sebagai ikatan dan beri identitas pada Gambar Ukur. Aktifkan komunikasi radio dan pastikan telah terhubung dengan base station. 10. Bergeraklah ke titik pertama pada bidang tanah yang diukur setelah base station aktif. 11. Ukur tinggi antena dan muailah merekam data di titik tersebut. Tunggu hingga 15 menit, apabila tidak diperoleh fixed solution lakukan pengukuran dengan metode post processing. 12. Simpan koordinat tersebut pada receiver rover. 13.\si formulir pengamatan dengan benar dan buat sketsa titik yang dikoleksi datanya dan beri identitas titik tersebut sama dengan nama titik yang direkam pada rover (contoh pengkodean lihat Bab Il). 14. Setelah itu bergeraklah ke titik selanjutnya dan lakukan langkah 6 sampai dengan 13 untuk seluruh titik yang telah dipasangi tanda batas bidang tanah. 15.Pastikan komunikasi data dengan base station dalam kondisi bekerja dengan baik selama rover melakukan koleksi data. 16.Lakukan juga pengukuran terhadap detil-detil penting atau bentang alam yang terdapat di sekitar lokasi bidang tanah misal : pojok jalan, sungai, atau bangunan dan tanamlah patok atau paku di titik detil tersebut. 17. Setelah koleksi data selesai dilakukan, matikan receiver rover terlebih dahulu, setelah itu matikan base station. Metede Renquiufan Rase vraition eeiaRar Keordinat 143 Tovt + @3330,.98 Tow. + 87746, 8 ‘ 86421 , 90 2 Bice. 52 3 647.72 4 4299.65 5 BOGE 12 6 BOE . Ue 81749. 7% e 81687, 05 27M, 67 Grote bose RIK dengan Thx Osef URWeL Kan = | BOC 77 Gwe meRDUMUR THU) SOLeuy Bi SeOmE BG s92ce7, 93 25902, Be seceu, 595002, 86 56683, 95 598204 cB Gambar 8. Contoh Gambar Ukur dengan menggunakan Titik Dasar Virtual dengan metode GNSS CORS/JRSP dimana tersedia citra atau peta foto B.1.3. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 4. Koleksi data dilakukan pada setiap pojok atau sudut bidang tanah yang telah dipasangi tanda batas bidang tanah dan pada titk sudut tanah yang berbatasan berada di sepanjang batas tanah. Arah pengukuran sebaiknya berurutan memutar batas bidang tanah. Untuk ukuran lebih, dengan jumlah koleksi data 4 titik, 1 titik harus diamati 2x (25% ukuran lebih dari jumlah_ titik yang dikoleksi) — Hasil pengamatan ukuran lebih harus berupa data fix. Pengukuran bentang alam dimaksudkan untuk keperluan pengembalian batas di kemudian hari. Setelah selesai pengukuran, Gambar Ukur ditandatangani oleh petugas ukur, pemohon, penunjuk batas, pihak yang berbatasan dan mengetahui aparat desa setempat. Koordinat yang dicantumkan dalam Gambar Ukur adalah sampai dengan satuan cm (dua angka dibelakang koma). Data hasil koleksi data kemudian didownload dan hasil kartirannya dicetak di kantor. Hasilnya dilampirkan pada blangko Gambar Ukur dengan mencantumkan Nomor Gambar Ukurnya. Semua berita atau kejadian lapangan yang terkait dengan penurjukan batas, penanaman tanda batas, sengketa atau penetapan batas sementara dan kesepakatan para _ pihak dicantumkan pada Gambar Ukur halaman 3. B.2. Post Processing B.2. . Kriteria Penggunaan Metode Post Processing dengan Pengikatan ke Titik Dasar Virtual fs Bidang tanah yang diukur terjangkau oleh sinyal GNSS (rover dapat dietakkan di batas bidang tanah) namun fixed solution tidak bisa dicapai dengan pengukuran langsung ke base station di Kantah. Alat koleksi data (GNSS Geodetik) yang digunakan tidak dilengkapi radio link. Jarak Bidang tanah ke Titik Dasar Virtual lebih dari 500 meter. B.2.2. Cara Pengukuran ts Lakukan pembagian petugas ukur untuk koleksi data di base station dan di rover; Siapkan GNSS Tipe Geodetik, dirikan statif dan lakukan sentering dengan benar di Titik Dasar Virtual yang diukur sebelumnya sebagai base station; Atur receiver pada base station dan buatkan nama job dan atur interval pengamatan, mask angle, tinggi antena, tipe antena dan lain-lain; Pastikan base station aktif merekam data sebelum rover dihidupkan; . Sementara itu siapkan dan atur receiver rover oleh petugas yang lain. Buat nama job dan atur interval pengamatan, mask angk, tipe antena dan lain Jain; . Isikan data pemohon, penunjuk _ batas, tetangga yang berbatasan, sket lokasi bidang tanah dan metode pengukuran yang digunakan pada halaman ke-1 Gambar Ukur; . Cantumkan base station Titik Dasar Virtual yang digunakan sebagai ikatan dan_ beri identitas pada Gambar Ukur. . Bergeraklah ke titik pertana pada bidang tanah yang diukur setelah base station aktif; . Ukur dan masukkan data tinggi antena ke dalam receiver rover dan mulailah merekam data di titik tersebut dengan lama pengamatan disesuaikan dengan jarak Titik Dasar Virtual ke bidang tanah (lihat tabel 2); Jarak Titik Dasar Virtual ke Lama Waktu Pengamatan GNSS -Post Titik Batas Processing Bidang Tanah 10 menit (receiver GNSS frekuensi ganda) < 1 kilometer 15 - 20 menit (receiver GNSS frekuensi tunggal) 15 - 20 menit (receiver GNSS frekuensi ganda) 1-3 kilometer 30 menit (receiver GNSS frekuensi tunggal) 20 - 25 menit (receiver GNSS frekuensi ganda) 3-5 kilometer 30 - 45 menit (receiver GNSS frekuensi tunggal) Tabel 2. Lama pengamatan berdasarkan Jarak Titik Dasar Virtual ke Titik Batas Bidang Tanah 10.Simpan data yang dikdeksi tersebut pada receiver rover; 11. \si formulir pengamatan (lampiran IV) dengan benar dan buat sketsa titik yang dikoleksi datanya dan beri identitas titik tersebut sama dengan nama titik yang direkam pada rover (contoh pengkodean lihat Bab Il). 12. Setelah itu bergerakl ah ke titik selanjutnya dan lakukan langkah 5 sampai dengan 11 untuk seluruh titik yang telah dipasangi tanda batas bidang tanah; 13. Pastikan base station dalam kondisi bekerja dengan baik selama rover melakukan koleksi data. 14. 15. 16 Ir. 18. Lakukan juga koleksi data terhadap detil-detil penting atau bentang alam yang terdapat di sekitar lokasi bidang tanah misal : pojok jalan, jembatan, sungai, atau bangunan sebagai pelengkap situasi Gambar Ukur yang dibuat. Setelah koleksi data selesai dilakukan, matikan receiver rover terlebih dahulu. Selanjutnya matikan base station dan atur kembali peralatan dan perlengkapan yang dibawa Setelah dilakukan koleksi data maka dilakukan exportpemindahan data dari receiver ke komputer yang tersedia software aplikasi processing baseline dan network. Lakukan pengolahan data sebagaimana yang dijelaskan pada Bab Il bagian 23.3. Pemrosesan Data pasca koleksi data (Post Processing). Cetak hasil pengolahan data di atas dan lampirkan pada blangko Gambar Ukur. B.2.3. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 1. 2. Jarak Bidang tanah ke Titik Dasar Virtual maksimal 20 km. Koleksi data dilakukan pada setiap pojok atau sudut bidang tanah yang telah dipasangi tanda batas bidang tanah dan pada titik sudut tanah yang berbatasan berada di sepanjang batas tanah. . Arah pengukuran sebaiknya — berurutan memutar batas bidang tanah. . Pengukuran bentang alam dimaksudkan untuk keperluan pengembalian batas di kemudian hari. . Setelah selesai pengukuran, Gambar Ukur ditandatangani oleh petugas ukur, pemohon, penunjuk batas, pihak yang berbatasan dan mengetahui aparat desa setempat. . Data hasil koleksi data kemudian didownload dan diolah. Selanjutnya hasil pengolahan data tersebut dicetak dan dilanpirkan pada Gambar Ukur dengan mencantumkan Nomor Gambar Ukurnya. . Koordinat titik batas hasil pengolahan data post processing harus memenuhi ketelitian + 3 cm. . Semua berita atau kejadian lapangan yang terkait dengan penunjukan batas, penanaman tanda batas, sengketa atau penetapan batas sementara dan kesepakatan para pihak dicantumkan pada Gambar Ukur halaman 3. Contoh Pengisian Gambar Ukur dengan metode Post Processing: Metcde Neleksi Doma Ror Processing TOV berrafak 4 18% Mo dofi bwe ction Keckdinar TM-3° TOV toauab, oy 53a00, 75 Gambar 9. Contoh Gambar Ukur Ukur dengan menggunakan Titik Dasar Virtual dengan metode GNSS ORS/JRSP dikombinasikan dengan GNSS Post Processing C. Total Station C.1. Kriteria Penggunaan Total Station Total Station digunakan apabila kondisi bidang tanah yang diukur tidak memungkinkan — dilakukannya pengukuran dengan GNSS _ Geodetik dikarenakan gangguan sinyal. Satelit GPS Gambar 10. Vegetasi yang rimbun membuat arah pandang ke angkasa tertutup (mengganggu sinyal GNSS). C.2. Cara Pengukuran Pengukuran bidang tanah dengan Total Station menggunakan metode polar. Metoda ini pada prinsipnya meng katkan titik detil/titik batas dengan mengukur jarak dan sudut jurusan dari 2 (dua) titik tetap/ikat yang sudah ada (Titik Dasar Virtual) pada bagian 3.2.2.4. Pengukuran Titik Dasar Virtual). Metode ini dapat diterapkan apabila keadaan lapangan disekitar bidang tempat berdiri alat dapat membidik langsung ke-arah target (titik batas). Upayakan Total Station didirikan pada salah satu Titik Dasar Virtual, dan lakukan bacaan ke target belakang (backsight) ke Titik Dasar Virtual yang lain, sedangkan bacaan ke target depan (offsight) ke titik-titik batas bidang tanah (ilustrasi pada Gambar 10). Apabila tidak dapat dilakukan pembacaan langsung ke titik batas bidang tanah, lakukan dengan metode poligon lebih dahulu, selanjutnya lakukan pengukuran sudut dan jarak di titik batas bidang tanah. Gambar 11. llustrasi pengukuran batas bidang tanah dengan Titik Dasar Virtual dikombinasikan dengan Total Station Keterangan Gambar A,B = Titik Dasar Virtual ( Xa, Ya) = koordinat titik A (Xe, Ya) = koordinat titik B C,D,E,F = titik batas bidang tanah dis dg = jarak datar titik batas dari Titik Ikat Sementara a1 S/d ag = sudut jurusan s;sid sy = sisi-sisi bidang tanah Langkahdangkah pengukuran yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Dirikan alat ukur di titik A, kemudian lakukan sentering dan atur alat. 2. Dirikan targetprsma di-tiik B , kemudian lakukan sentering dan atur target. 3. Arahkan alat ke-target/prisma di-tiik B, masukkan koordinat A sebagai base station dan koordinat B sebagai backsight. Dengan demikian diperoleh sudut jurusan AB (agg). Rekam dan simpan jarak AB (das ) dengan demkian maka bacaan sudut horizontal selanjutnya sudah mem pakan bacaan sudut jurusan. 4. Pindahkan target/prisma ke-titik F, kemudian lakukan sentering dan atur target 5. Lakukan pengukuran dua seri rangkap, dan simpan data ukuran pada _ setiaa pembacaan selesai dilakukan. Arahkan alat ke-target di-titik F, rekam dan simpan bacaan sudut jurusan (a7), jarak datar (d; ) dan koordinat F (X¢, Ye). Catat data ukur tersebut dalam formulir DI 102 , kemudian tuliskan koordinat titik F tersebut dalam Gambar Ukur. . Lakukan dengan cara yang sama untuk titik E, D dan C, sehingga diperoleh data bacaan sudut jurusan (a2, a3 ,a4), jarak datar (d2 , d3, dy) dan koordinat E (Xe, Ye), C (Xc, Ye) dan D (Xo, Yo). Catat masing-masing data ukur tersebut dalam formulir DI 102 , kemudian tuliskan koordinat titik E, D dan C tersebut dalam Gam bar Ukur. . Sebagai pengukuran lebih, ukur dari titik B ke-titik batas E dan D dengan cara yang sama seperti diatas, sehingga diperoleh data bacaan sudut jurusan (a5 , a6), jarak datar (ds, dg), koordinat E (Xe, Ye) dan koordinat D (Xo, Yp). Catat masing-masing data ukur tersebut dalam formulir DI 102 , kemudian tuliskan koordinat titik E dan D tersebut dalam Gambar Ukur. . Tulis koordinat rata-rata titik E dan D dari pengukuran (7) dan (8) pada Gambar Ukur. gukuran dan Pemetaan Bidang Tanah dengan CORS/IRSP Nigede Reng utuan m4 wa sts 8 Poon. 2c ‘ ors - 9 350,43 ae S69, S2OGH4, 8 S290u0, 30 SBE ot 533ue3, 34, 52078. 85 S3875,87 535%, 26 330,95 535149, 67 dan azimdy dengan Gambar 12. Contoh Gambar Ukur dengan menggunakan Titik Dasar Virtual dengan metode GNSS CORS/JRSP dikombinasikan dengan Total Station ran CORS, JRSP WASTONAL mT KANTOR PERTANANAN KABUPATEN BANJARNEGARA, PROVING! JAWA TENGAH 4 Levond. Soaprapto No_ 68 Barjarnegara. Tel/Fax, (0286) $9066 Banyaregars DATA DAN UKURAN POUGONIDETAIL. . Aarne tome ES TS 2a ne oriecy eee mie eT ae = some "ann 2 = we THUEKTHONS. (1)+ GaSe no mane Gambar 13. Contoh Pengisian DI 103 untuk pengukuran dengan Total Station Buku Saku Pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah dengan CORS/IRSP \or C.2. Hal-hal yang Harus Diperhatikan 1. Pengukuran dilakukan dengan metode dua seri rangkap. Hasil penentuan posisi harus dinyatakan dalam sistem koordinat nasional (TM 3°). Posisi dari hasil pengukuran bidang tanah harus dicatat pada gambar ukur, dimana data ukuran harus dapat menggambarkan bidang-bidang tanah secara utuh, artinya setiap bidang tanah dapat dipetakan sesuai bentuk dan ukurannya di lapangan serta dapat direkontruksi kembali bila sewaktu-waktu diperlukan untuk pengembalian batas. Pengukuran detil alam dimaksudkan untuk keperluan pengembalian batas di kemudian hari. . Setelah selesai pengukuran, Gambar Ukur ditandatangani oleh petugas ukur, pemohon, penunjuk batas, pihak yang berbatasan dan mengetahui aparat desa setempat. Tidak diperkenankan memaksakan mengukur bidang tanah dengan suatu data perkiraan, harus diambil data ukuran yang pasti sesuai dengan metode pengukuran yang dipilih. Gambar Ukur dilengkapi dengan deskripsi lokasi dan bukukan data ukuran, apabila digital maka direkam pada hard disk atau CD dan dibuatkan backup file & print out-nya. eh 4.1, PEMBUATAN PETA BIDANG TANAH Peta bidang tanah adalah peta yang menggambarkan satu bidang tanah atau lebih pada lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas- batasnya telah ditetapkan deh pejabat yang berwenang dan digun akan untuk pengumuman data fisik. Metode Pembuatan Peta Bidang Tanah adalah : a. Peta bidang-bidang tanah dibuat dengan memetakan hasil pengukuran batas-batas bidang tanah pada lembaran peta bidang-bidang tanah, atau dengan mengutip batas-batas bidang tanah yang telah diidentifikasi di |apangan dan ditetapkan batasnya, apabila peta dasar yang tersedia berupa peta foto. b. Jika peta bidang dibuat berdasarkan data gambar ukuran atau merupakan bagian dari peta pendaftaran, maka peta bidang tanah yang dimaksud harus telah mendapat koreksi dan adjustment posisi relatif antar bidang. c. Untuk keperluan pengumuman data fisik, dibuat peta bidang tanah yang merupakan bagian dari DI 201 Batau DI 201C. d. Pembuatan peta bidang tanah_ dilakukan dengan cara digital (penggunaan file digital peta Buku Saku Pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaa nngan CORS/IRSP | 63

You might also like