You are on page 1of 23

MAKALAH

MANAJEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Agribisnis
Dosen Pengampu: Muhamad Rom Ali Fikri, S.P., M.Sc

Disusun oleh:

Nurmala (2210631200020) Anggun Nawang S. (2210631200034)

Salsabilla Rahmadini (2210631200064) Bagus Yoga Indra P. (2210631200037)

Aan Alfan Ma'arif (2210631200001) Dias Afifah A. (2210631200040)

Audi Malonda (2210631200004) Firda Zakiah (2210631200042)

Suci Novianti (2210631200029) Siti Nur Rachma (2210631200066)

Rizqa Intan Ayu P. (2210631200062) Margareta (2210631200087)

Samsul Erireja (2210631200098) Owanjuan C. (2210631200091)

Zahra Arabella (2210631200100)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah
Ekonomi Makro yang berjudul dengan “Makalah Manajemen Teknologi Pertanian.”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Makalah Manajemen Teknologi
Pertanian” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Karawang, 11 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Makalah................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

2.1 Pengertian Teknologi Manajemen Pertanian ................................................................... 2

2.2 Pentingnya Manajemen Teknologi Dalam Pertanian ....................................................... 3

2.3 Peran Teknologi Dalam Pertanian.................................................................................... 3

2.4 Identifikasi Teknologi Pertanian ...................................................................................... 7

2.5 Manajemen Risiko Teknologi Pertanian ........................................................................ 11

2.6 Studi Kasus Tentang Manajemen Teknologi Pertanian ................................................. 14

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 18

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen teknologi pertanian adalah suatu proses pengelolaan teknologi yang
bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas dalam sektor pertanian.
Manajemen teknologi pertanian meliputi perencanaan teknologi, pengorganisasian teknologi,
pelaksanaan penerapan teknologi, dan pengawasan serta evaluasi aplikasi teknologi. Dalam
sektor pertanian, manajemen teknologi bertujuan untuk meningkatkan inovasi teknologi alat
dan mesin pertanian, meningkatkan nilai tambah, mencari pasar baru di dalam dan luar negeri,
serta merangsang investasi. Peran dan partisipasi pengguna iptek juga merupakan faktor
penting dalam upaya pembangunan pertanian melalui penerapan iptek terkait. Isu kritis dalam
pengembangan teknologi pertanian antara lain pengembangan kesadaran/kemampuan
teknologi, penggabungan teknologi dan strategi, manajemen/pengelolaan penggunaan
teknologi, analisis investasi teknologi, pemilihan dan evaluasi proyek, pengembangan rencana
teknologi unit bisnis, dan peningkatan kinerja sumber daya manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari manajemen teknologi pertanian?
2. Apa pentingnya manajemen teknologi dalam pertanian?
3. Apa Peran teknologi dalam pertanian?
4. Bagaimana identifikasi teknologi pertanian?
5. Bagaimana manajemen risiko teknologi pertanian?
6. Bagaimana studi kasus tentang manajemen teknologi pertanian?

1.3 Tujuan Makalah


Untuk mengetahui dan mengidentifikasi mengenai apa pengertian dari manajemen
teknologi pertanian, apa pentingnya manajemen teknologi dalam pertanian, apa peran
teknologi dalam pertanian, bagaimana identifikasi teknologi pertanian, bagaimana manajemen
risiko teknologi pertanian, bagaimana studi kasus tentang manajemen teknologi pertanian.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknologi Manajemen Pertanian


Manajemen teknologi pertanian adalah suatu proses pengelolaan teknologi yang
bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas dalam sektor pertanian.
Manajemen teknologi pertanian meliputi perencanaan teknologi, pengorganisasian teknologi,
pelaksanaan penerapan teknologi, dan pengawasan serta evaluasi aplikasi teknologi. Dalam
sektor pertanian, manajemen teknologi bertujuan untuk meningkatkan inovasi teknologi alat
dan mesin pertanian, meningkatkan nilai tambah, mencari pasar baru di dalam dan luar negeri,
serta merangsang investasi. Peran dan partisipasi pengguna iptek juga merupakan faktor
penting dalam upaya pembangunan pertanian melalui penerapan iptek terkait. Isu kritis dalam
pengembangan teknologi pertanian antara lain pengembangan kesadaran/kemampuan
teknologi, penggabungan teknologi dan strategi, manajemen/pengelolaan penggunaan
teknologi, analisis investasi teknologi, pemilihan dan evaluasi proyek, pengembangan rencana
teknologi unit bisnis, dan peningkatan kinerja sumber daya manusia. Dalam manajemen
pertanian terdapat beberapa aspek yaitu:
1. Perencanaan: Merupakan tahap awal dalam manajemen pertanian yang meliputi
perencanaan kegiatan pertanian, pengorganisasian, pengomandoan, pengoordinasian,
dan pengawasan tenaga kerja.
2. Pengorganisasian: Meliputi pembentukan struktur organisasi, penempatan sumber daya
manusia pada posisi yang tepat, dan pelatihan serta pengembangan sumber daya
manusia.
3. Pelaksanaan: Meliputi pelaksanaan penerapan teknologi, pengendalian kualitas, dan
pengawasan produksi.
4. Pengawasan: Meliputi pengawasan dan evaluasi aplikasi teknologi, pengendalian
kualitas, dan pengawasan produksi.
5. Inovasi teknologi: Manajemen teknologi pertanian juga meliputi pengembangan
teknologi alat dan mesin pertanian, meningkatkan nilai tambah, mencari pasar baru di
dalam dan luar negeri, serta merangsang investasi
6. Partisipasi pengguna iptek: Peran dan partisipasi pengguna iptek juga merupakan faktor
penting dalam upaya pembangunan pertanian melalui penerapan iptek terkait

2
7. Peningkatan kinerja sumber daya manusia: Isu kritis dalam pengembangan teknologi
pertanian antara lain pengembangan kesadaran/kemampuan teknologi, penggabungan
teknologi dan strategi, manajemen/pengelolaan penggunaan teknologi, analisis
investasi teknologi, pemilihan dan evaluasi proyek, pengembangan rencana teknologi
unit bisnis, dan peningkatan kinerja sumber daya manusia
Dengan memperhatikan aspek kunci dalam manajemen pertanian, diharapkan dapat
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas dalam produksi pertanian serta
meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat di sekitar pertanian.

2.2 Pentingnya Manajemen Teknologi Dalam Pertanian


Manajemen teknologi sangat penting dalam sektor pertanian karena dapat
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas dalam produksi pertanian. Dengan
manajemen teknologi yang baik, teknologi alat dan mesin pertanian dapat dikembangkan dan
diterapkan secara tepat dan efisien, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan mencari
pasar baru di dalam dan luar negeri. Selain itu, manajemen teknologi juga dapat meningkatkan
partisipasi pengguna iptek dan merangsang investasi di sektor pertanian. Isu kritis dalam
pengembangan teknologi pertanian antara lain pengembangan kesadaran/kemampuan
teknologi, penggabungan teknologi dan strategi, manajemen/pengelolaan penggunaan
teknologi, analisis investasi teknologi, pemilihan dan evaluasi proyek, pengembangan rencana
teknologi unit bisnis, dan peningkatan kinerja sumber daya manusia. Oleh karena itu,
manajemen teknologi pertanian sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi pertanian serta meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat di sekitar
pertanian.

2.3 Peran Teknologi Dalam Pertanian


1. Perkembangan Teknologi dalam Pertanian
Perkembangan penggunaan teknologi pertanian sangat pesat dalam upaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk memenuhi bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan pokok hidup
manusia yang terus bertambah. Penerapan teknologi pertanian baik dalam kegiatan
prapanen maupun pasca panen, menjadi penentu dalam mencapai kecukupan pangan baik
kuantitas maupun kualitas produksi. Teknologi pertanian telah berperan untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas usahatani komoditas pangan di negara-negara
maju dan negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

3
Teknologi pertanian dimasa mendatang harus dapat membantu meningkatkan
pangan secara simultan. Beberapa teknologi dan inovasi yang diprediksi dapat membantu
meningkatkan produktivitas pertanian dan menjadi solusi antara lain urban farming
(Pertanian di perkotaan), vertikultur (pertanian secara vertikal) serta plant factory
(perusahaan tanaman terintegrasi). Teknologi pertanian juga harus memiliki kapasitas yang
tinggi dan sangat presisi agar dapat menurunkan kebutuhan terhadap sumber daya manusia
yang saat ini minat anak muda pada bidang pertanian semakin menurun. Teknologi
penunjang produksi pertanian diprediksi akan menggunakan berbagai teknologi yang lebih
canggih mulai dari alat mesin berbasis artificial intelligence, robot pertanian, serta sistem
yang berbasis internet of thing (IoT).
Dengan perkembangan teknologi pertanian yang semakin maju ini, diharapkan dapat
menjadi solusi untuk mengurangi dampak serius dari permasalahan global terkait di masa
yang akan datang khususnya terkait krisis pangan akibat pertumbuhan penduduk yang
semakin besar, permasalahan iklim yang tidak menentu dan kurang diminatinya pekerjaan
di sektor pertanian. Peranan teknologi pertanian di masa mendatang akan semakin
dibutuhkan mengingat saat ini jumlah para petani semakin berkurang akibat penuaan,
kurang diminatinya pekerjaan di bidang pertanian, peningkatan jumlah penduduk dan
kebutuhan pangan, sementara lahan pertanian semakin berkurang. Berbagai teknologi
pertanian baik itu berupa alat, mesin, metode dan sistem terus dikembangkan oleh para
peneliti di seluruh dunia dengan fitur yang semakin canggih untuk menunjang pertanian
masa depan mulai dari berbasis sistem otomasi dan Artificial Intelligence, pemanfaatan loT,
pertanian presisi, pertanian sistem verticulture hingga plant factory yang harapannya dapat
menunjang kebutuhan pekerjaan-pekerjaan di bidang pertanian yang semakin kompleks
dengan memanfaatkan sumberdaya dengan se-efisien mungkin dan hasil produksi yang
maksimal.

2. Dampak Positif Teknologi dalam Produktivitas Pertanian


a. Peningkatan efisiensi kerja
Perkembangan teknologi membantu petani dalam mengoptimalkan waktu dan tenaga
mereka. Mesin pertanian modern seperti traktor, peralatan tanam, alat pengairan
otomatis, dan peralatan panen dapat meningkatkan efisiensi kerja petani secara
signifikan. Hal ini memungkinkan petani untuk mencapai hasil yang lebih tinggi dalam
waktu yang lebih singkat.
b. Peningkatan produksi

4
Dengan adanya teknologi pertanian yang canggih seperti pemupukan presisi dan irigasi
cerdas, petani dapat memberikan nutrisi yang tepat dan kuantitas air yang diperlukan oleh
tanaman secara akurat. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan
menghasilkan hasil yang lebih baik.
c. Pengelolaan sumber daya yang lebih baik
Teknologi dalam pertanian dapat membantu petani dalam mengelola sumber daya seperti
tanah, air, dan energi dengan lebih efektif. Misalnya, penggunaan sensor tanah yang
dapat mengukur kelembaban tanah secara real-time dapat membantu petani dalam
memutuskan waktu yang tepat untuk irigasi. Dalam jangka panjang, ini dapat membantu
menghemat air dan energi yang digunakan dalam pertanian.
d. Peningkatan kualitas dan keamanan pangan
Teknologi dalam pertanian juga dapat membantu memastikan kualitas dan keamanan
pangan yang lebih tinggi. Penggunaan pestisida dan pupuk yang tepat secara presisi dapat
mengurangi risiko kontaminasi dan penyebaran penyakit pada tanaman. Selain itu,
teknologi juga dapat membantu dalam pemantauan dan deteksi dini terhadap hama atau
penyakit tanaman, memungkinkan tanggap cepat untuk mengendalikan dan mencegah
penyebarannya.
e. Akses ke informasi dan pendidikan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memudahkan petani untuk
mengakses informasi penting dan pendidikan dalam pertanian. Melalui internet, petani
dapat memperoleh pengetahuan baru tentang teknik bertani yang lebih efektif, pasar
potensial, dan informasi lainnya yang dapat meningkatkan produktivitas mereka.

3. Tantangan dan Masalah yang Diatasi oleh Teknologi


a. Tantangan
Berikut beberapa tantangan yang telah diatasi oleh teknologi:
● Pengelolaan data, tantangan pada aktivitas mengelola dan menganalisis data dengan
efektif dan akurat dapat diatasi oleh teknologi digital dengan menggunakan perangkat
lunak dan sistem manajemen data yang kompleks serta membuat keputusan yang lebih
baik tentang pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta irigasi.
● Ketergantungan teknologi, tantangan pada tingginya angka ketergantungan teknologi
digital dalam industri pertanian menyebabkan rentannya gangguan teknis serta
kegagalan perangkat memicu kerugian besar dalam kegiatan produksi. Maka dari itu

5
penting untuk memelihara dan memperbaiki sistem teknologi pertanian yang
digunakan.
● Model bisnis yang berubah, tantangan pada permintaan konsumen yang meningkat
untuk aksesibilitas dan transportasi produk pertanian mengharuskan produsen untuk
beradaptasi, dengan adanya teknologi mampu mengatasi proses pemasaran langsung
kepada para konsumen melalui platform digital serta berinvestasi pada rantai pasokan
yang lebih terintegrasi.
● Keamanan data, tantangan pada serangan siber atau peretasan data akan mengancam
integritas data pertanian, dengan ada nya teknologi mampu memperkuat keamanan
cyber untuk tetap menjaga data tetap terlindungi.
b. Masalah
Berikut beberapa masalah yang telah diatasi oleh teknologi:
● Peningkatan produktivitas tanaman untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus
meningkat setiap tahunnya. Dengan adanya teknologi, peningkatan produktivitas
dapat diatasi dengan penggunaan teknologi presisi seperti sensor tanah dan drone
untuk memantau kondisi pertanian, serta teknik rekayasa genetika untuk
mengembangkan varietas tanaman yang lebih produktif.
● Keterbatasan Sumber Daya Air dan kebutuhan pertanian yang besar untuk air,
sehingga memerlukan manajemen Sumber Daya Air. Dengan adanya teknologi,
manajemen keterbatasan Sumber Daya Air dapat diatasi dengan sistem irigasi cerdas,
sensor kelembaban tanah, dan teknologi konservasi air untuk mengoptimalkan
penggunaan air dalam pertanian.
● Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat merugikan lingkungan dan
kesehatan manusia. Dengan adanya adanya teknologi, penggunaan pupuk dan
pestisida yang berlebihan dapat diatasi dengan teknologi presisi dalam aplikasi pupuk
dan pestisida, serta sistem monitoring yang canggih untuk memastikan penggunaan
yang tepat dan efisien.
● Tantangan dari fluktuasi cuaca dan resiko bencana alam. Dengan adanya teknologi,
fluktuasi cuaca dan resiko bencana alam dapat diatasi dengan sistem prediksi cuaca
yang canggih menggunakan data sensor dan penginderaan jauh, membantu petani
merencanakan tindakan mereka secara lebih baik.
● Kesehatan tanaman yang perlu diperhatikan karena adanya penyakit dan hama yang
dapat merusak tanaman. Dengan adanya teknologi, penyakit dan hama yang dapat
merusak tanaman dapat diatasi dengan penggunaan sensor dan teknologi

6
penginderaan jauh untuk mendeteksi secara dini serangan penyakit dan hama, serta
pengembangan tanaman tahan penyakit melalui bioteknologi.
● Sedikitnya regenerasi petani yang menyebabkan kekurangan tenaga kerja di sektor
pertanian. Dengan adanya teknologi, kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian
dapat diatasi dengan penerapan otomatisasi dan robotika dalam pertanian, seperti
traktor otonom dan sistem pemantauan otomatis.
● Terbatasnya akses petani terhadap informasi dan pendidikan pertanian. Dengan
adanya teknologi, terbatasnya akses petani terhadap informasi dan pendidikan
pertanian dapat diatasi dengan pengembangan aplikasi mobile, platform e-learning,
dan sistem informasi pertanian yang dapat diakses secara luas untuk memberikan
informasi dan pelatihan kepada petani.

2.4 Identifikasi Teknologi Pertanian


1. Inovasi Teknologi Pertanian
Inovasi teknologi pertanian adalah pengembangan teknologi baru atau penggunaan
teknologi yang sudah ada dengan cara yang baru untuk meningkatkan produktivitas dan
efisiensi dalam usaha tani. Inovasi teknologi pertanian dapat mencakup berbagai aspek,
seperti pengolahan tanah, pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, dan
kelembagaan petani. Inovasi teknologi pertanian berperan penting dalam meningkatkan
produktivitas usaha tani, sehingga berpeluang untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, dan
meningkakan ketahanan pangan khususnya rumah tangga petani. Penerapan inovasi
teknologi pertanian berbasis sistem usaha pertanian inovatif dapat mendukung ketahanan
pangan dan meningkatkan kesejahteraan hidup petani.
Beberapa inovasi teknologi pertanian yang dapat membantu meningkatkan
ketersediaan pangan nasional, antara lain:
a. Teknologi irigasi tetes: Penggunaan teknik irigasi tetes dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan air dan meningkatkan produktivitas tanaman. Teknologi ini telah terbukti
efektif dalam meningkatkan produktivitas pertanian di beberapa daerah di Indonesia.
b. Penggunaan pestisida ramah lingkungan: Penggunaan pestisida ramah lingkungan
seperti biopestisida/pestisida hayati dapat mengurangi penggunaan pestisida sintetis
yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Penggunaan pestisida ramah
lingkungan juga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
c. Penerapan teknologi tepat guna dan spesifik lokasi: Penerapan teknologi tepat guna
dan spesifik lokasi meliputi pemetaan kemampuan dan kesesuaian lahan, pewilayahan

7
komoditas, analisis usahatani, optimalisasi pemanfaatan lahan, aplikasi agroteknologi,
pertanian terpadu, penyediaan input produksi pertanian, perbaikan infrastruktur,
pelatihan pendampingan pemberdayaan, pengembangan teknologi, pengendalian
konversi lahan pertanian, dan penataan kelembagaan. Penerapan teknologi ini dapat
meningkatkan produktivitas pertanian dan kualitas hasil panen.
d. Pengolahan tanah dengan pemberian bahan amelioran dan penerapan teknologi
pemupukan yang efisien: Pengolahan tanah dengan pemberian bahan amelioran dan
penerapan teknologi pemupukan yang efisien dapat meningkatkan kesuburan tanah
dan produktivitas tanaman. Pemupukan berimbang juga dapat meningkatkan
produktivitas lahan dan kesuburan tanaman.
Penerapan inovasi teknologi pertanian memiliki manfaat yang signifikan bagi petani
dan lingkungan. Berikut adalah beberapa manfaat dari penerapan inovasi teknologi
pertanian:
a. Manfaat bagi petani:
● Meningkatkan produktivitas usaha tani dan pendapatan petani.
● Meningkatkan kesejahteraan hidup petani.
● Meningkatkan ketahanan pangan khususnya rumah tangga petani.
● Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya seperti air dan pupuk.
● Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
● Meningkatkan kemampuan petani dalam menghadapi perubahan iklim dan cuaca.
b. Manfaat bagi lingkungan:
● Mengurangi penggunaan pestisida sintetis yang berbahaya bagi lingkungan dan
kesehatan manusia.
● Mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat mencemari tanah dan air.
● Meningkatkan kualitas tanah dan air.
● Mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.

2. Pemilihan Teknologi yang Tepat


Teknologi adalah alat untuk membantu manusia mencapai tujuan. Alat dalam suatu
teknologi dapat berupa perangkat, baik perangkat keras atau perangkat lunak. Pertanian
adalah proses mengolah alam untuk menghasilkan bahan pangan, ternak, dan produk
agroindustri dengan memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Oleh karena itu hasil
pertanian adalah produk yang dihasilkan dari usaha dalam mengolah alam untuk
menghasilkan bahan pangan dan ternak.

8
Memanfaatkan teknologi untuk mempermudah dan meningkatkan kuantitas dan
kualitas pengolahan pertanian disebut teknologi pengolahan pertanian. Dalam hal ini fungsi
pengolahan harus pula dipahami, yaitu pengolahan memberikan keunggulan kompetitif dan
meningkatkan nilai mata rantai produksi.
Pemilihan teknologi alat dan mesin pertanian yang tepat guna sangat penting karena
akan menentukan seberapa efektif dan efisien proses produksi, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas dan mutu. Mekanisasi pertanian sendiri dapat didefinisikan
sebagai penggunaan atau penerapan alat dan mesin pertanian, baik yang digerakkan oleh
manusia, hewan, motor, ataupun tenaga teknis lainnya (arus air dan angin), dengan tujuan
meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga dapat meningkatkan kualitas produk,
jumlah produksi, nilai tambah, dan daya saing produk pertanian. Penggunaan alat dan mesin
pertanian juga dapat membuat pekerjaan berat menjadi lebih ringan.
Menurut Austin (1981) dan Suprapto (1999), kriteria utama yang harus diperhatikan
saat memilih teknologi adalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan kualitas (quality requirements). Teknologi pengolahan yang dipilih harus
memenuhi persyaratan pasar, terutama dari segi kualitas. Teknologi yang dipilih harus
dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang memiliki preferensi sangat beragam.
b. Kebutuhan pengolahan (process requirements). Tentu saja setiap jenis alat pengolahan
memiliki kemampuan khusus untuk mengolah suatu bahan baku menjadi berbagai jenis
produk. Semakin kompleks kemampuan suatu alat untuk menghasilkan berbagai jenis
produk, semakin mahal investasi dalam teknologinya. Oleh karena itu, saat memilih
teknologi, seseorang harus mempertimbangkan kompleksitas teknologi dan biaya yang
diperlukan.
c. Penggunaan kapasitas (capacity utilization). Pemilihan teknologi harus disesuaikan
dengan kapasitas yang digunakan, sedangkan kapasitas yang digunakan sangat
tergantung pada ketersediaan dan kontinuitas bahan baku (raw material).
d. Kapasitas kemampuan manajemen (management capability). Pada tahap awal,
pengelolaan biasanya berjalan dengan baik karena banyak kegiatan masih berada dalam
ukuran pengelolaan optimal (optimum management size). Namun seringkali, masalah
mulai muncul ketika skala bisnis sudah melebihi kapasitas pengelolaan.
e. Teknologi yang baik untuk suatu wilayah tidak selalu bermanfaat untuk wilayah lain.
Maka dari itu pertanian tidak semata-mata dimajukan sebagai alih teknologi, namun
harus ditingkatkan dengan menciptakan, merancang, atau membangun teknologi sendiri.

9
f. Pemilihan teknologi yang tepat mempunyai ciri-ciri dapat menghasilkan produk yang
dapat dipasarkan, digunakan, atau dikonsumsi, meningkatkan daya saing, dan
meningkatkan pendapatan atau keuntungan pelaku pertanian.

3. Evaluasi Teknologi Pertanian


Evaluasi secara etimologi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi adalah memberi
nilai atau menilai. Sedangkan secara terminologi, menurut Arikunto, evaluasi adalah suatu
kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Dengan
demikian evaluasi itu untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program yang sudah
terlaksana dan hasil evaluasi menentukan suatu nilai dan kualitas.
Evaluasi teknologi pertanian melibatkan penilaian kinerja dan dampak teknologi
yang diterapkan dalam konteks pertanian. Ini mencakup aspek seperti peningkatan hasil,
efisiensi penggunaan sumber daya, dampak lingkungan, dan manfaat ekonomi bagi petani.
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang
menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai
sebelum sains dan teknik.
Petani sebagai ujung tombak pembangunan pertanian berperan sangat penting dalam
meningkatkan produktivitas hasil pertanian, mengingat bahwa petani sebagai pelaku utama
pertanian. Inovasi teknologi pertanian tidak akan ada manfaatnya, jika petani tidak
menggunakannya. Oleh karena itu, pengadopsian inovasi teknologi ini oleh petani penting
guna meningkatkan produktivitas usahatani. Penerapan teknologi inovasi pertanian
berperan dalam meningkatkan produktivitas usaha tani, Evaluasi ini melibatkan pemahaman
menyeluruh tentang dampak teknologi tersebut pada berbagai aspek pertanian dan
masyarakat.
Dalam melakukan evaluasi teknologi pertanian umumnya meliputi beberapa aspek
diantaranya:
a. Peningkatan Hasil Pertanian
Menilai apakah teknologi tersebut dapat meningkatkan suatu produksi di dalam suatu
pertanian maupun itu berupa tanaman perkebunan, perikanan atau peternakan.
b. Efisiensi Sumber Daya Memperhatikan sejauh mana teknologi dapat mengoptimalkan
sumberdaya pada suatu produksi pertanian, sumber daya tersebut bisa sumber daya alam
maupun sumber daya manusia yang dimana seperti meliputi penggunaan air, tanah,
pupuk, dan energi, Serta kualitas tenaga kerja.
c. Dampak Lingkungan

10
Menilai dampak teknologi pertanian terhadap lingkungan, seperti termasuk didalamnya
yaitu penggunaan pestisida, pengurangan limbah, dan pemeliharaan biodiversitas.
d. Kesesuaian dengan Lokalitas
Menilai sejauh mana teknologi dapat disesuaikan dengan kondisi iklim, tanah, dan
kebutuhan petani setempat.
e. Ketersediaan dan Aksesibilitas
Mengukur apakah teknologi tersebut dapat diakses dan digunakan dengan mudah oleh
petani, termasuk dari segi finansial.
f. Resiliensi terhadap Perubahan Iklim
Menilai sejauh mana teknologi dapat membantu petani mengatasi dampak perubahan
iklim.
g. Manfaat Ekonomi
Menilai dampak ekonomi teknologi pada pendapatan petani, biaya produksi, dan nilai
tambah dalam rantai pasok pertanian.
h. Penerimaan dan Adopsi
Menilai sejauh mana petani mau mengadopsi dan menggunakan teknologi tersebut untuk
kebutuhanya dalam melakukan produksi.

2.5 Manajemen Risiko Teknologi Pertanian


1. Identifikasi Risiko
Beberapa resiko teknologi pertanian meliputi perubahan iklim yang dapat
mempengaruhi produksi, ketergantungan pada teknologi yang rentan terhadap kerusakan
atau kegagalan, serta masalah keamanan data dalam pertanian digital. Selain itu, perubahan
regulasi dan kurangnya keterampilan teknologi di kalangan petani juga dapat menjadi faktor
risiko.
a. Perubahan Iklim: mempengaruhi pola cuaca dan musim tanam yang berdampak pada
pertanian
b. Ketergantungan Pada Teknologi: sistem irigasi otomatis atau sensor pertanian yang dapat
mengalami kegagalan atau kerusakan
c. Regulasi: Pemerintahan yang dapat mempengaruhi cara operasional atau kepatuhan
petani
d. Kehilangan Koneksi: Kegagalan jaringan atau konektivitas, yang dapat menghambat
komunikasi antar sistem pertanian cerdas

11
e. Keamanan Data: Kebocoran atau kehilangan data dalam pertanian digital, yang dapat
mencakup informasi pribadi petani atau data penting terkait produksi.

2. Strategi Mitigasi Risiko


Strategi mitigasi risiko adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan kemungkinan terjadinya risiko dalam suatu kegiatan atau proyek.
Berikut beberapa strategi mitigasi risiko yang dapat diterapkan:
a. Hindari risiko: Menghindari aktivitas atau praktik bisnis yang dapat menimbulkan risiko
dengan mengubah atau menghentikan aktivitas tersebut.
b. Pengurangan risiko: Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dengan mengurangi
frekuensi atau dampaknya.
c. Pengalihan risiko: Pengalihan risiko kepada pihak lain, misalnya asuransi atau
kontraktor.
d. Akseptasi risiko: Terima risiko dan siapkan rencana cadangan jika terjadi risiko.
Strategi mitigasi risiko harus dipilih berdasarkan jenis risiko yang dihadapi, tingkat
dampak, serta biaya dan efektivitas strategi. Proses mitigasi risiko mencakup identifikasi
potensi risiko, pengembangan strategi yang tepat, dan penyusunan rencana darurat jika
risiko terjadi. Dalam menyusun strategi mitigasi risiko, perlu juga mempertimbangkan
sumber daya yang tersedia seperti waktu, tenaga kerja, dan anggaran. Dengan
mengembangkan strategi mitigasi risiko yang tepat, maka risiko yang teridentifikasi dapat
diminimalkan atau dihilangkan sehingga proyek atau kegiatan dapat berjalan dengan lebih
aman dan lancar.

3. Pengelolaan Kegagalan Teknologi


Kegagalan teknologi adalah semua kejadian atau disebut bencana yang diakibatkan
oleh kesalahan desain, pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam
penggunaan teknologi.
Pengelolaan kegagalan teknologi pertanian adalah serangkaian tindakan untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon kegagalan atau masalah yang terjadi dalam
implementasi atau penggunaan teknologi pertanian. Beberapa langkah yang dapat diambil
dalam pengelolaan kegagalan teknologi pertanian meliputi:
a. Identifikasi dan Evaluasi analisis kegagalan
Identifikasi bertujuan untuk menemukan dan mengumpulkan berbagai dugaan yang
menjadi penyebab terjadinya kegagalan teknologi. Kemudian, dugaan-dugaan tersebut

12
di analisis untuk menentukan perkiraan hal yang paling mungkin menjadi penyebab
kegagalan teknologi. Setelah itu, pihak tertentu melakukan evaluasi untuk perbaikan
penggunaan teknologi selanjutnya dengan mencari titik lemah dan kekurangan
teknologi yang sudah diidentifikasi sebelumnya.
b. Pengumpulan data dan pemantauan kerja
Pengumpulan data ini bertujuan agar tidak ada kesalahan atau kekeliruan data. Data
dikumpulkan dan didiskusikan bersama untuk mencari jalan keluar setelah terjadinya
kegagalan teknologi. Setelah itu, proses kerja harus dipantau lebih ketat agar tidak ada
kesalahan penggunaan teknologi sehingga dapat meminimalisir kegagalan teknologi
selanjutnya.
c. Keterlibatan pemangku pertanian
Di dalam agribisnis, terdapat berbagai pihak-pihak yang bisa faktor keberhasilan. Salah
satunya yaitu pemangku kepentingan yang bisa mengendalikan penerapan teknologi
seperti pemerintah. Berbagai pihak yang terlibat dalam kegagalan teknologi di lapangan
harus membuka komunikasi dengan pemangku kepentingan baik pihak langsung atau
tidak langsung. Hal ini memungkinkan evaluasi dan pengambilan keputusan menjadi
lebih efektif dan efisien sehingga pihak pemangku kepentingan membantu dalam
perbaikan teknologi yang telah gagal dioperasikan.
d. Perbaikan dan pembaruan
Kegagalan teknologi umumnya menimbulkan dampak negatif yang merujuk pada
bentuk bencana sehingga perbaikan harus segera dilakukan. Perbaikan ini dilakukan
secara bersama-sama dari berbagai pihak yang menjadi pelaku agribisnis agar
perbaikannya lebih cepat dan sesuai. Tidak hanya itu, pembaruan juga perlu dilakukan
agar untuk mencoba sistem baru seperti pembaruan perangkat lunak dan lainnya dengan
memperhatikan memanajemen resiko kegagalannya.
e. Pelatihan dan edukasi
Setelah dilakukan perbaikan dan pembaruan, pelatihan dan edukasi harus dilakukan
agar pengoperasi teknologi agribisnis dapat memahami cara kerja teknologi baru
sehingga mengurangi resiko kegagalan.
f. Pemantauan rutin dan perawatan
Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan dari pelaksanaan rencana.
Pemantauan rutin harus dilakukan pada teknologi yang telah diperbaiki tujuannya agar
mengetahui permasalahan teknologi yang ada sehingga bisa langsung diperbaiki.
Perawatan adalah hal yang perlu diperhatikan dalam penerapatan teknologi karena

13
berbagai teknologi memiliki sifat dominan mudah rusak karena faktor tertentu sehingga
pelaku penerapan teknologi agribisnis harus melakukan perawatan rutin agar teknologi
bisa dimanfaatkan lebih lama dan mengurangi resiko kerusakan suatu sistem.
g. Evaluasi strategi rencana baru
Aktivitas ini mencakup tinjauan ulang terhadap strategi dan rencana implementasi
teknologi. Dalam proses ini, analisis dilakukan untuk menentukan apakah langkah yang
dapat dilakukan atau diubah dalam penggunaan teknologi yang telah diperbaiki.
h. Komunikasi terbuka
Komunikasi terbuka dalam pengelolaan kegegalan teknologi dapat diartikan sebagai
komunikasi secara transparan dengan semua pihak pemangku kunci penerapan
teknologi agar kegagalan dapat diidentifikasi dan diatasi lebih efektif.
i. Pengelolaan risiko
Pengelolaan risiko harus selalu dilakukan sebelum rencana penggunaan teknologi
diimplementasikan karena dengan ini semua pihak bisa mengetahui dan mempunyai
pemahaman yang mendalam terkait potensi kegagalan teknologi dan dampaknya
terhadap berbagai pihak.

2.6 Studi Kasus Tentang Manajemen Teknologi Pertanian

Studi kasus pada manajemen teknologi pertanian tentunya menyangkut teknologi


pertanian yang ada pada saat ini. Banyak sekali teknologi modern yang sudah ada bahkan sudah
digunakan di beberapa daerah. Salah satu teknologi modern yang sudah ada di Indonesia dan
dapat membantu petani dalam pemasaran petani yaitu aplikasi GMD Agri. Studi kasus ini
terjadi di Desa Kolam Medan Tembung.

14
GDM AGRI merupakan sebuah platform
yang memfasilitasi pelaku agribisnis dalam
memasarkan hasil panennya secara online
sehingga masyarakat diuntungkan karena
mendapatkan produk yang segar dengan harga
murah. Dalam pengelolaan pengguna aplikasi
GDM Agri digunakan metode RBAC (Role
Based Access Control) sehingga setiap pengguna
GDM Agri dapat dialokasikan sesuai fungsinya.
Perbedaan aplikasi GDM Agri dengan aplikasi
pertanian lainnya terlihat pada tersedianya menu
acara sebagai ajang pemasaran bagi penyelenggara acara pertanian. Fitur edukasi juga tersedia
untuk membantu petani menyelesaikan proses pembelajaran. Proses transaksi dapat dilakukan
secara langsung dengan menghubungi penjual apabila identitas penjual sudah tertera pada
detail produk, atau secara tidak langsung dengan menggunakan jasa pengiriman. Di aplikasi
GDM Agri kita bisa jual beli, belajar pertanian secara edukasi, belajar kegiatan pertanian di
event-event dan saling berinteraksi mengenai permasalahan pertanian di GDM Agri Forum,
disini memberikan solusinya.
Kendala yang sering dihadapi oleh para pelaku industri pertanian pada umumnya adalah
pemasaran produk. Kita sering membaca atau menonton berita tentang jatuhnya harga
komoditas dan petani merugi. Hal ini disebabkan belum adanya pasar yang siap menerima hasil
panen. Berdasarkan permasalahan pasar pangan pertanian, GDM Agri didirikan untuk
memudahkan menghubungkan penjual dan pembeli. Karena kuncinya adalah pasar, GDM
Agri berkontribusi dalam menciptakan pasar pertanian dan pangan. Dengan harapan setiap
orang dapat merasakan produk dengan cepat, tepat waktu, dengan harga yang tepat dan saling
menguntungkan. Aplikasi GDM Agri kini dapat menjalankan fungsi sesuai kebutuhan.
Aplikasi GDM Agri dapat mempermudah proses pemasaran produk, proses pembelajaran
terkait pertanian, proses diskusi antar petani dapat dilakukan melalui media diantaranya
website. Melalui aplikasi GDM AGRI, permasalahan pertanian tradisional seperti pengurangan
tenaga kerja, peningkatan pendapatan pertanian, dan pengendalian jarak jauh dapat diatasi
sehingga dapat menjadi motor penggerak pertanian berkelanjutan yang stabil di masa depan.
Aplikasi e-commerce lengkap yang menghubungkan petani atau peternak dengan pembeli.
Yang membedakan GDM Agri dengan aplikasi sejenis adalah pada aplikasi lain, platform ini

15
mempertemukan para pedagang grosir petani, berbeda dengan GDM Agri yang langsung
menghubungkan penjual dan pembeli melalui fitur chat. Jadi pertanyaan tentang minimum
order, diskon, pengiriman, dll, merupakan hasil kesepakatan antara dua pihak.
Keunggulan yang diberikan oleh GDM Agri Gratis yaitu Pembeli dan penjual dapat
langsung bertemu secara digital dan melakukan transaksi secara gratis, tanpa biaya administrasi
maupun komisi perantara. Aplikasi ini juga gratis di download di google playstore. Kemudian
Praktis, Setelah menginstall, para pengguna diberikan kebebasan untuk menjadi penjual
maupun pembeli, daftarnya pun mudah yang terakhir Cepat dan up to date, Petani sudah dapat
menjual produknya bahkan sebelum panen dilakukan sehingga diharapkan pada saat panen
dilkaukan, produk tersebut sudah habis terjual. Pembeli juga dapat melakukan preorder hasil
panen yang diharapkan, tinggal pilih aja produk panennya. Namun aplikasi ini juga
mempunyai beberapa kelemahan yaitu, saat ini aplikasi ini hanya dapat diunduh untuk ponsel
Android dan iOS lama, namun untuk ponsel baru aplikasi tersebut tidak dapat diunduh.
Mungkin karena saat ini banyak petani yang tergabung dalam kelompok tani lama, banyak
dari mereka yang tidak memahami cara menggunakan jejaring sosial bahkan tidak memiliki
telepon seluler, sehingga tingkat penggunaan aplikasi ini relatif rendah sehingga saat ini
Aplikasi ini belum tersedia untuk ponsel model terbaru.
Namun teknologi ini hanya membantu para petani dalam pemasaran hasil pertaniannya
agar tidak mendapatkan harga yang begitu rendah, untuk pengawasan dan evaluasi hasil
pertaniannya para petani tidak bisa menggunakan teknologi ini atau melakukannya secara
mandiri. Dalam studi kasus tersebut juga terdapat beberapa identifikasi yaitu :

1. Identifikasi risiko
a. Kesalahan input pengiriman produk bisa menyebabkan kerugian atau komplain dari
konsumen
b. Kurangnya pengenalan aplikasi yang bisa menyebabkan persediaan produk menunpuk
dan basi
c. Menjual produk sebelum panen dilakukan sehingga diharapkan pada saat panen
dilakukan produk sudah habis". Kurang telitinya perhitungan bisa menyebabkan
kekurangan penjualan produk yang sudah disetujui sehingga menyebabkan konsumen
memilih transaksi langsung
d. Kendala jaringan
e. Sistem eror
2. Mitigasi risiko

16
a. Pembaruan sistem agar tidak terjadi eror
b. Penginputan data yang tepat dan pengecekan ulang
c. Proses perhitungan hasil produksi dan pesanan lebih teliti agar sesuai dengan
perencanaan
d. Pemasangan wifi

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen teknologi pertanian memiliki arti yaitu suatu proses pengelolaan teknologi
yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas dalam pertanian.
dan dalam manajemen teknologi pertanian juga meliputi perencanaan teknologi,
pengorganisasian teknologi, pelaksanaan penerapan teknologi, dan pengawasan serta evaluasi
aplikasi teknologi. Dalam sektor pertanian manajemen teknologi juga bertujuan untuk
meningkatkan inovasi teknologi alat dan mesin pertanian, mencari pasar baru di dalam dan luar
negeri. maka dari itu peran dan partisipasi pengguna iptek juga merupakan faktor penting
dalam upaya pembangunan pertanian melalui penerapan iptek yang terkait. dan ada juga
dampak positif bagi produktivitas pertanian, yaitu sebagai peningkat efisiensi kerja para petani,
sebagai peningkatan dalam produktivitas petani, sebagai pengolahan sumber daya yang baik,
sebagai peningkatan kualitas dan keamanan pangan, dan sebagai akses informasi dan
pendidikan. jadi dengan adanya manajemen teknologi akan membantu dalam proses
pengolahan teknologi di pertanian.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. (2017). Pengaruh Teknologi Pertanian Terhadap Produktivitas Hasil Panen Padi di
Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang. Akmen Jurnal Ilmiah, 14(3),
514-525 https://e-jurnal.nobel.ac.id/index.php/akmen/article/view/88

Anna Fatchiya, S. A. (September 2016). Penerapan Inovasi Teknologi Pertanian dan


Hubungannya. Jurnal Penyuluhan, 12(2), 190-197
http://dx.doi.org/10.25015/penyuluhan.v12i2.12988

Aini, M. N. The Strategi Mitigasi Risiko Terhadap Peningkatan Kinerja Aset Koperasi Melalui
Pendekatan house of risk Dan key risk indicators. Journal Portal - Universitas Islam
Indonesia. https://journal.uii.ac.id/ajie/article/view/24266

Aisyah, S., Pratiwi, A. I., Melati, M., & Wiranti, W. (2023). Analisis Implementasi Manajemen
Teknologi Aplikasi GDM Agri Pertanian (Study Kasus di Desa Kolam Medan
Tembung). Jumat Pertanian: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 73-78.
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/abdimasper/article/view/3343 =\

Dewi.P., Benton.S., & I Dewa.K. (2022). Mitigasi Untuk Menghadapi Ancaman Bencana
Akibat Kegagalan Teknologi Nuklir. Jurnal Manajemen Bencana (JMB), 8(1), 83-100
http://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/MB

Djoko.K & Andrean.E. Modul Pengantar Manajemen Pertanian. Malang: Universitas


Brawijaya

Jerrel.G & Khanjan.M. (2018). A Taxonomy a Failure Modus of Agricultur Technologi


Ventures and Developing Countries: Part 2. Journal of Humanitarian Engineering,
16(1), 19-26 https://jhe.ewb.org.au/index.php/jhe/article/view/112/104

MyRobin, T. (2023, May 24). Mitigasi Risiko: Pengertian, Tujuan, Jenis, Dan Perencanaannya.
MyRobin. https://myrobin.id/untuk-bisnis/mitigasi-risiko/

Novitasari.S., Indriani.N., & Rozie.Z. (2018). Makalah Manajemen Penanggulangan Bencana


Gagal Teknologi. Batam: StiKes Ibnu Sina Batam

Purwanto, Helmy. (2009). Teknologi Pengolah Hasil Pertanian. Mediagro, 5(1), 15-19.

19
Jamaluddin M, Husain, Lestari, dkk. (2019). Alat dan Mesin Pertanian. Makassar: Universitas
Negeri Makassar.

20

You might also like