You are on page 1of 7

TATALAKSANA KOMPREHENSIF PADA PASIEN

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS LUMBAL


Comprehensive Managing Procedure of Patient with
Hernia Nucleus Pulposus Lumbar

Wardah Hanani Pangestu1, Mutia Sinta2, Liem Kiem San3, Ulil Absor4
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Dokter Spesialis Saraf di RSUD Dr. Hardjono S. Ponorogo
3
Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di RSUD Dr. Hardjono S. Ponorogo
4
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Korespondensi: Wardah Hanani Pangestu. Alamat email: wardahhanani@gmail.com

ABSTRAK

Hernia nukleus pulposus merupakan suatu keadaan patologis dimana terjadi protusi dari anulus
fibrosus beserta nukleus pulposus ke dalam lumen kanalis vertebra. Keadaan ini menyebabkan
radikulopati segmental dengan parestesia dan kelemahan di tempat distribusi akar saraf yang
terkena. Kami melaporkan pasien mengalami nyeri pinggang sejak 5 tahun dan telah menjalani
operasi vertebra 2 tahun sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluhkan kelemahan anggota
gerak bawah. kesemutan dan nyeri dirasakan menjalar mulai dari pinggang sampai ujung kedua
jari kaki. Pada pemeriksaan fisik dijumpai kedua kaki bengkak, penurunan kekuatan motorik,
hipoastesi setinggi vertebra lumbal III, peningkatan reflek fisiologis, reflek patologis positif, dan
provokasi nyeri positif. Pada pemeriksaan radiologi terdapat kompresi pada vertebra lumbal III-IV
dan IV-V. Tatalaksana komprehensif farmakologi dengan NSAID, dan kortikosteroid, sedangkan
fisioterapi menggunakan tirah baring, terapi infrared, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation
(TENS), dan McKenzie Exercise menunjukkan perbaikan klinis pasien.

Kata kunci: HNP, infrared, TENS, Latihan McKenzie

ABSTRACT

Hernia nucleus pulposus is a pathological condition where protrusions happen from annulus
fibrosus and nucleus pulposus into lumen canalis vertebra. This condition could induce segmental
radiculopathy with paresthesia, and also weakening in the distribution of attacked nerve root. We
reported that the patient experienced low back pain for 5 years and undergone vertebral surgery 2
years before went into current hospital registration. Patient experienced weakening of lower limbs,
tingling sensation and pain spreading from lower back to the tip of toes. The physical examination
found that both of legs are swollen, decreased of motor strength, hypoesthesia as high as vertebra
lumbar III, increased of physiological reflex, positive pathological reflex, and positive pain
provocation. The radiological examination found that there are compressions in the vertebra lumbar
III-IV and IV-V. Comprehensive therapy, pharmacological with NSAID and corticosteroid also
physiotherapy using bed rest, infrared therapy, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
(TENS), and McKenzie Exercise patients showed clinical improvement.

Keywords: HNP, infrared, TENS, McKenzie Exercise

PENDAHULUAN dalam lumen kanalis vertebralis

Hernia nukleus pulposus (Nasikhatussoraya, 2016). Keadaan ini

merupakan suatu keadaan patologis menyebabkan radikulopati segmental

dimana terjadi protusi dari anulus dengan parestesia dan kelemahan di

fibrosus beserta nukleus pulposus ke

20
tempat distribusi akar saraf yang terkena pain, 25% memiliki kekambuhan gejala

(Rubin, 2016). dalam 1 tahun.

Insiden HNP adalah sekitar 5 HNP didiagnosis berdasarkan

hingga 20 kasus per 1000 orang dewasa riwayat pasien, gejala klinis, dan

per tahun dan paling sering terjadi pada pemeriksaan fisik. Laporan kasus ini

orang-orang di dekade ketiga hingga mendukung penggunaan terapi fisik

kelima kehidupan, dengan rasio pria dan untuk perawatan konservatif dalam

wanita 2: 1 (Dulebohn, dkk. 2019). HNP mengurangi tanda dan gejala hernia

dapat terjadi pada semua segmen nucleus pulposus.

vertebra, tetapi paling sering terjadi pada LAPORAN KASUS

segmen lumbal L4-L5 dan L5-S1. Seorang wanita usia 66 tahun

(Nasikhatussoraya, 2016). datang dengan keluhan nyeri pinggang

Dalam salah satu penelitian yang dan kedua tungkai lemah sejak 5 tahun

terdapat dalam jurnal Herniated Lumbar yang lalu dan memberat 2 minggu

Intervertebral Disk, Deyo & Mirza SMRS. Pasien 5 tahun lalu terpeleset saat

(2016), 81% pasien dengan paresis mencari rumput dan mengalami nyeri

herniasi diskus dapat pulih tanpa operasi pinggang dan dilakukan operasi dengan

setelah 1 tahun. Defisit sensorik, tingkat keterangan “saraf kejepit”. Pasien

pemulihan adalah 50% pada 1 tahun. menjalani operasi di Rs Madiun. Setelah

MRI menunjukkan penyusutan sebagian operasi, pasien berjalan dibantu dengan

besar disk yang mengalami hernia dari kruk. Tetapi, 2 minggu SMRS pasien

waktu ke waktu, dan hingga 76% teratasi mengeluhkan kedua tungkai terasa

sebagian atau seluruhnya pada 1 tahun. lemah, berat, kesemutan dan nyeri

Namun, kekambuhan nyeri sering terjadi. pinggang dirasakan menjalar mulai dari

Dalam satu penelitian yang melibatkan pinggang sampai ujung kedua jari kaki.

kohort orang yang menderita low back Nyeri berkurang saat pasien meluruskan

kakinya dan bertambah saat batuk

21
mengejan dan bersin. Keluhan nyeri saat kekuatan (333/333), trofi

malam hari disangkal. Pasien yang (eutrofi/eutrofi), Klonus (Patella (-),

sebelumnya bisa berjalan dengan kruk Ankle (+)), kesan paraparese inferior (d)

mengeluhkan tidak bisa menggunakan et (s). Pemeriksaan sensorik terdapat

kruk karena tungkai terasa lemah. hipoastesi setinggi vertebra lumbal III,

Pasien tidak mengalami pemeriksaan fisiologis Ankle pess

gangguan dalam buang air kecil atau reflex/Knee pess reflex (+4/+4).

buang air besar. Pasien dulu bekerja Pemeriksaan patologis meliputi:

sebagai petani dan sering memikul hoffman, tromner, babinski, chaddock,

barang berat. Keluhan lain seperti pusing, schaffer, gordon (+/+), Pemeriksaan

nyeri kepala, mual, muntah, batuk provokasi nyeri, laseque, patrick, dan

disangkal. Riwayat penyakit keluarga kontra patrick (+/+).

disangkal.

Pemeriksaan status generalis,

Keadaan umum tampak sakit ringan,

kesadaran kompos mentis. Vital sign,

tekanan darah 180/90 (Hipertensi stage

II), Nadi 84x/menit, nafas 18x/menit,

suhu 36,5 C, BB 62 kg, TB 155 cm, IMT Gambar 1. Foto Rontgen Ny. S

pasien 26,6 (Obes I). Pemeriksaan penunjang yang

Pemeriksaan status internus dilakukan pada pasien adalah foto

terdapat edema di kedua extremitas rontgen, terdapat degenerasi diskus pada

inferior. vertebra lumbal III-IV dan IV-V,

Pemeriksaan fisik neurologis, scoliosis lumbalis dan osteoporosis.

nervus cranialis dalam batas normal. Berdasarkan anamnesis,

Pemeriksaan motorik ekstremitas inferior pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

meliputi: gerakan (terbatas/terbatas), penunjang, pasien ini diagnosis klinis

22
paraparese inferior spastik UMN, low Terapi Farmakologi diberikan

back pain, Ischialgia (d) et (s), diagnosis NSAID dan kortikosteroid intravena.

topis medulla spinalis segmen Sebelum pasien keluar rumah sakit,

lumbosacral, dan diagnosis etiologi pasien diberikan edukasi Mc Kenzie

hernia nucleus pulposus dd. stenosis Exercise dengan tujuan pasien dapat

medulla spinalis. mengendalikan nyeri punggung, dan

Perawatan secara konservatif meminimalkan risiko sakit yang

dipilih untuk pasien dalam kasus ini, berulang. Latihan ini dapat dilakukan di

mempertimbangkan kemampuan pasien, rumah, dengan gerakan sebagai berikut:

keparahan kondisi, dan biaya. - Koreksi Postur: Pasien memiliki

Penatalaksanaan fisioterapi konservatif postur duduk harus diperbaiki.

yang dilakukan yaitu: Pasien akan diminta duduk di tempat

(1) Tirah baring tidur dengan sandaran bantal di

(2) Terapi Infrared: diaplikasikan pada belakang.

punggung yang nyeri, selama 30 - Berbaring telungkup: Pasien akan

menit. dipaksa untuk berbaring tengkurap

(3) TENS (Transcutaneus Electrical dengan memutar kepala ke satu sisi

Nerve Stimulation): menggunakan dan lengan di samping.

unit saluran ganda. Satu saluran - Berbaring telungkup dalam ekstensi:

ditempatkan paraspinall pada tingkat Pasien akan diminta

asal saraf sciatic (L4, L5, S1, S2 dan berbaring di posisi tengkurap. pasien

S3) dan saluran kedua di tempat nyeri mengambil dukungan dari siku dan

yang dirujuk (mis. paha Posterior). mengangkat badang atas. Ini akan

Mesin hidup dengan TENS Tinggi mendapatkan posisi ekstensi badan

(frekuensi 100Hz & durasi pulse dengan dukungan siku.

150μs) selama 30 menit. - Berbaring ekstensi: Pasien diminta

untuk bertumpu pada siku dengan

23
ekstensi tulang belakang, dan Terapi konservatif bertujuan

kemudian dilanjutkan untuk mengurangi iritasi saraf, memperbaiki

bertumpu pada tangan sehingga kondisi fisik, dan melindungi serta

ekstensi dalam meningkatkan fungsi tulang belakang.

posisi tengkurap didapat. Sebagian besar pasien HNP akan

HASIL membaik dalam waktu enam minggu

Keadaan Keadaan dengan atau tanpa terapi, dengan


Pemeriksaan pasien pasien
datang Keluar demikian terapi konservatif umumnya
Skor VAS 6 2
direkomendasikan selama 6 minggu
Tidak dapat
Mobilitas
tempat
melakukan Dapat dengan tidak adanya defisit neurologis
sendiri, melakuka
duduk
mempertah n sendiri utama. Selanjutnya, jika nyeri persisten
(terlentang-
ankan ±2 ±15 menit
duduk)
menit
setelah 6 minggu mendapatkan terapi
Dapat Dapat
Mengangkat melawan melawan
kedua kaki gravitasi, gravitasi konservatif, telah menjadi kriteria untuk
(ketika dan dan
terlentang) langsung memperta dilakukan operasi diskus (Deyo & Mirza,
jatuh hankan
2016).

PEMBAHASAN Tirah baring merupakan cara

Usia merupakan faktor utama paling umum dilakukan dan berguna

penyebab HNP karena terjadi penurunan mengurangi peradangan, serta

ke-elastisan annulus fibrosus sehingga direkomendasikan selama 1 atau 2 hari.

mudah ruptur. Pekerjaan yang sering Setelah periode ini kontraproduktif,

mengangkat beban berat dan cara karena periode istirahat singkat yang

mengangkat barang yang salah, direkomendasikan (Gautam. 2019)

meningkatkan risiko terjadinya HNP, Terapi radiasi infra merah (heat

selain itu, Trauma dapat menyebabkan therapy) adalah intervensi terapi fisik

stress pada collumna vertebralis diklasifikasikan dalam termoterapi yang

(Nasikhatussoraya, 2016). digunakan dalam pengobatan low back

pain. Inframerah (IRR) adalah radiasi

24
elektromagnetik. Sinar IRR menggunakan gerakan badan terutama ke

memunculkan belakang/ekstensi, biasanya digunakan

panas saat diserap oleh materi, antara untuk penguatan dan peregangan otot-

panjang gelombang 4x10 Hz dan 7,5x10 otot ekstensor dan fleksor sendi

Hz. Panas yang dipancarkan dari IRR lumbosacralis dan dapat mengurangi

telah terbukti nyeri. Prinsip latihan McKenzie adalah

meningkatkan ekstensibilitas jaringan, memperbaiki postur untuk mengurangi

memperbaiki persendian, mengurangi hiperlordosis lumbal. Sedangkan secara

rasa sakit. dan meningkatkan operasional pemberian latihan untuk

penyembuhan lesi jaringan lunak penguatan otot punggung bawah

(Ojeniweh, dkk., 2015). ditujukan untuk otot-otot fleksor dan

TENS (Transcutaneous untuk peregangan ditujukan untuk otot-

Electrical Nerve Stimulation) merupakan otot ektensor punggung. (Kurniawan,

suatu cara penggunaan elektroterapeutik dkk, 2017).

untuk merangsang sistem saraf melalui Setelah pasien menjalani rawat

permukaan kulit. TENS dikenal sebagai inap selama 5 hari, pasien mengalami

modalitas yang efektif mengurangi nyeri. perbaikan nyeri dari skor VAS 6 menjadi

Dengan frekuensi dan intensitas yang 2. Mobilitas pasien dari posisi terlentang-

tepat, TENS dapat memberikan stimulasi duduk, pada saat masuk, pasien tidak

dari mulai tingkat seluler sampai dengan dapat melakukan duduk sendiri dan dapat

ke tingkat sistemik (Patel, dkk, 2016). mempertahankannya selama 2 menit,

Terapi farmakologi pasien ketika pasien keluar, pasien dapat duduk

diberigan NSAID sebagai penghilang sendiri dan mempertahankannya selama

rasa nyeri, dan Kortikosteroid sebagai 15 menit. Selain itu, pada saat pasien

anti inflamasi. masuk, pasien tidak dapat mengangkat

McKenzie exercise merupakan kedua tungkai dan melawan gravitasi.

suatu teknik latihan dengan Pada saat pasien keluar pasien dapat

25
mengangkat kedua tungkai dan melawan Nasikhatussoraya, N. Octaviani, R. V.,
Julianti, H. P., 2016. Hubungan
gravitasi. Intensitas Nyeri dan Disabilitas
Aktivitas Sehari-Hari dengan
KESIMPULAN Kualitas Hidup : Studi pada
Pasien Hernia Nukleus Pulposus
Pada kasus ini pasien mengalami (Hnp) Lumbal. Jurnal
Kedokteran Diponegoro. 5(4).
herniasi diskus lumbal dan mengalami Pp: 1364-77

perbaikan setelah mendapatkan terapi Ojeniweh, O, N., Ezema, C, I., Anekwu,


E, M., Amaeze, A, A., Olowe, O,
farmakologi dan fisioterapi. O., Okoye, G, O., 2015. Efficacy
of Six Weeks Infrared Radiation
KETERBATASAN Therapy on Chronic Low Back
Pain and Functional Disability in
Pada kasus ini tidak ada pemeriksaan National Orthopaedic Hospital,
Enugu, South East, Nigeria. The
penunjang berupa MRI, karena Nigerian Health Journal, 15(4).
Pp. 155-60.
keterbatasan fasilitas di rumah sakit.
Patel, J. I., Kumar, P., Ravish. 2016.
DAFTAR PUSTAKA Effect of McKenzie Method with
TENS on Lumbar Radiculopathy
Deyo, R, A., Mirza, S. K., 2016. – A Randomized Controlled
Herniated Lumbar Intervertebral Trial. Int J Physiother. 3(1). Pp
Disk. The New England Journal 94-9.
of Medicine. 374:18 pp. 1763-72
Rubin, M. 2016, Overview of peripheral
Dulebohn, S. C., Massa, R. N., Mesfin, F. nervous system disorders. MSD
B., 2019. Disc Herniation. Manual: professional version,
NCBI, Available from url: Available from: URL:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/b http://www.msdmanuals.com/pr
ooks/NBK441822/ ofessional/neurologicdisorders/p
eripheral-nervous-system-and-
Gautam, D. 2019. Herniated Nucleus motor-unit-
Pulposus Treatment & disorders/herniatednucleus-
Management. Available from pulposus.
url:
https://emedicine.medscape.com
/article/1263961-treatment

Kurniawan, G, P, D., Muliarta, I, M.,


Sugijanto, Wirawan, I, M, A, W.,
Purnawati, S., Wahyudin, 2017.
Core Stability Exercise Lebih
Baik Dibandingkan McKenzie
Exercise dalam Penurunan
Disabilitas Pasien Non-Specific
Low Back Pain. Sport and
Fitness Journal. 5(3). Pp. 33-9.

26

You might also like