You are on page 1of 5

KERANGKA ACUAN

PROGRAM DETEKSI DINI FAKTOR RESIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR

I. PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk, peningkatan rerata umur harapan hidup penduduk


dunia, dan Sebagian penurunan umur harapan hidup kelompok usia tertentu dan jenis
kelamin tertentu, menyebabkan terjadinya pergeseran menyebabkan pergeseran penyebab
kematian dari kasus penyakit menula, maternal, neonatal, serta masalah gizi ke penyakit
tidak menular. Pada tahun 2010 terjadi kematian 52,8 juta jiwa di dunia, sebanyak 65,3
persen disebabkan PTM dengan penyebab utama penyakit jantung iskemik, stroke,
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi saluran pernapasan bawah, dan kanker
paru. Kematian akibat PTM terus meningkat selama tiga decade, pada tahun 1990 jumlah
kematian di dunia akibat PTM kurang dari 8 juta jiwa, di tahun 2010 mencapai 34,5 juta
jiwa. Peningkatan terbanyak disebabkan kasus jantung iskemik dan stroke yaitu 17 persen
di tahun 1990 meningkat sampai 28 persen dari total kematian di tahun 2010. Gabungan
penyakit menular, maternal, neonatal dan masalah nutrisi menjadi penyebab 24,9 persen (
13,1 juta ) kematian dunia di tahun 2010, menurun 18 persen dari tahun 1990.
Penyakit tidak menular juga dikenal sebagai penyakit kronis dengan durasi yang
Panjang dan progress penyembuhan yang umumnya lambat. Semua kelompok usia dan
semua wilayah di dunia berisiko terkena PTM. Sebanyak 80 persen kasus penyebab
kematian PTM berada di nagara berpenghasilan menengah dan rendah. Adanya
peningkatan pesat kasus PTM diprediksi akan menghambat upaya penanggulangan
kemiskinan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, karena memaksa
pemerintah memprioritaskan biaya pelayanan Kesehatan untuk penderita PTM. Beban
yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular antara lain meningkatnya kematian
premature dan disabilitas, yang akan berpengaruh terhadap produktifitas dan
kependudukan serta berperan pada pertumbuhan ekonomi negara.
Berdasarkan penelitian World Economic Forum (WEF) disebutkan bahwa,
kerugian ekonomi secara global akibat 5 penyakit tidak menular, yaitu kanker, diabetes
melitus, penyakit jantung, penyakit kronis dan gangguan kejiwaan mencapai $ 47 triliun
pada dua puluh tahun mendatang, apabila tidak ada Langkah pencegahan yang dilakukan.
Kerugian tersebut setara dengan 4 % GDP tahunan selama 20 tahun kedepan. Sebagai
perbandingan gambaran rerata pertumbuhan GDP Indonesia pertahun(2004-2012) hanya
5,62% ( world Bank 2013). Untuk mengatasi masalah besar PTM di dunia WHO
mengalokasikan 5% dari total budget sedangkan dukungan dari organisasi pembangunan
Kesehatan resmi dunia hanya 0,9 % ( MDGs dan NCD 2010). Sehingga aliansi para
pemerhati PTM dunia menyatakan penyakit tidak menular sebagai “ The Next Health
Tsunami” bagi negara berkembang ( NCD Alliance, 2010).

II. LATAR BELAKANG


Untuk mengurangi dampak PTM pada individu dan masyarakat dilakukan dengan
pendekatan komprehensif yang mengharuskan keterkaitan semua sector termasuk
Kesehatan, pembiayaan, Pendidikan, pertanian, perencanaan, termasuk dukungan dari
luar negri dan penguatan system Kesehatan nasional. Upaya efektif dan efesien
dibutuhkan sehingga dampak PTM dapat diatasi. Upaya tersebut mencakup upaya
promotive, preventif, kratif dan rehabilitative dan atau paliatif. Upaya tersebut
diharapkan dapat dilakukan secara proporsional, untuk upaya promotive dan preventif
difokuskan pada pengendalian factor resiko melalui deteksi dini factor risiko PTM
diikuti. Pada kondisi PTM yang memerlukan upaya kuratif, rehabilitative dan paliatif
diperlukan system Kesehatan yang siap baik sarana, prasarana maupun tenaga Kesehatan.
Ketidaktahuan dan ketidakpedulian masyarakat terhadap PTM, menjadi permasalahan
yang utama dengan mengakibatkan keterlambatan dalam penanganan sehingga
komplikasi dan kematian terjadi lebih dini. Permasalhan tersebut dapat dikurangi bila
masyrakat berperilaku hidup sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat melalui upaya
pelayanan Kesehatan yang berbasis promotive dan preventif. Oleh karena itu agar upaya
tersebut dapat berjalan secara optimal diperlukan partisipasi masyrakat sehingga
dikembangkanlah suatu model pengendalian PTM yang besbasis masyarakat dikenal
dengan nama Posbindu PTM.
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut factor resiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan.
Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini masyarakat dalam kegiatan
deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut factor resiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini
masyarakat dalam mengendalikan factor resiko PTM karena pada umumnya factor resiko
PTM tidak bergejala dan seringkali masyarakat dating ke fasilitas pelayanan Kesehatan
dalam keadaan komplikasi. Melalui kegiatan ini diharapkan jangka waktu kedepan
masyarakat sadar akan pentingnya deteksi dini FR PTM sehingga :
1. Pendanaan disediakan di masyarakat dengan menggunakan dana desa/swadaya
masyarakat.
2. Kesadaran dan pola perilaku masyarakat akan berubah, menyadari pentingnya deteksi
dini FR PTM dalam memelihara Kesehatan.
III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Deteksi Dini Factor Resiko Penyakit Tidak Menular
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan cakupan dan terjaringnya masyarakat yang memiliki factor
resiko penyakit tidak menular.
b. Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyrakat mengenai penyakit
tidak menular.
c. Melakukan rujukan jika dibutuhkan.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok :
Melakukan deteksi dini factor resiko penyakit tidak menular
2. Rincian Kegiatan :
1) Melaksanakan kegiatan 5 langkah
2) Edukasi tentang penyakit tidak menular
3) Tindak lanjut jika dibutuhkan rujukan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Melapor ke RT dan RW setempat dan melampirkan jadwal posbindu.
2. Pemberitahuan kepada masyarakat
3. Melaksanakan kegiatan 5 langkah
4. Registrasi peserta dengan mencatat nomor identitas peserta dan data lainnya sesuai
format yang sudah disiapkan
5. Melakukan wawancara dilangkah 2
6. Pengukuran TB,BB,IMT, lingkar perut dilangkah 3
7. Pengukuran tekanan darah dilangkah ke 4
8. Konseling, edukasi dan tindak lanjut dilangkah ke 5
9. Dilakukan pandu PTM bagi masyarakat yang dirujuk.

VI. SASARAN
Sasaran pelaksanaan deteksi dini factor resiko pada usia di atas 15 tahun.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Untuk memperlancar kegiatan ini dibuat matrik kegiatan sebagai berikut :

N 2023
o Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
.
1 Sosialisasi dan
Advokasi X
program PTM
kepada lintas
sektor
BIMTEK/
pembekalan X
kader Posbindu
PTM di
masyarakat
Kunjungan ke
posbindu dalam X X X X X X X X X X X X
rangka skrining
FR PTM
Kunjungan ke
sekolah dalam X
rangka skrining
FR PTM.
Penyuluhan PTM
tentang kanker X X
pada Wanita.
Pembinaan
keluarga X X X X X X X X X X X X
Hipertensi dan
Diabetes.
Skrining IVA test
dan Sadanis di X
desa/pustu.
Konsultasi/
koordinasi X X X
program PTM ke
Dinas Kesehatan

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan segera setelah kegiatan berlangsung

IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dilakukan setiap selesai melaksanakan kegiatan. Pelaporan dilakukan setiap
bulan sekali maksimal tanggal 30. Laporan berupa laporan internal puskesmas dan
laporan yang ditujukan kedinas.

You might also like