You are on page 1of 6

Sekilas

Analisa Kinerja Sistem • Satu atau lebih sistem, nyata atau


hipotetikal
• Ingin mengevaluasi kinerjanya
• Teknik apa yang dipilih?
– Pemodelan analitik?
Seleksi Teknik dan Metrik – Simulasi?
– Pengukuran?

(Chapter 3)
1
2

Outline Menyeleksi Teknik Evaluasi (1/4)


• Menyeleksi Teknik Evaluasi (berikut) • Apa tahap life-cycle sistem?
• Memilih Metrik Kinerja – Pengukuran hanya ketika sesuatu ada
– Jika baru, opsinya hanyalah pemodelan analitik atau
– Studi kasus simulasi
• Metrik Kinerja yang Umum Digunakan • Kapan hasil dibutuhkan? (seringnya, kemarin!)
– Pilihannya hanya pemodelan analitik
• Menentukan Requirement Kinerja – Simulasi dan pengukuran dapat sama
– Studi Kasus • Tetapi hukum Murphy menekankan pengukuran
• Tool dan skill apa yang tersedia?
– Mungkin bahasa untuk mendukung simulasi
– Tool untuk mendukung pengukuran (mis: packet sniffers,
source code untuk menambahkan monitoring)
– Skills dalam pemodelan analitik (mis: teori antrian)

3 4

Menyeleksi Teknik Evaluasi (2/4) Menyeleksi Teknik Evaluasi (3/4)


• Level akurasi diminta? • Apa alternatifnya?
– Pemodelan analitik kasar (jika ternyata akurat, – Dapat mengexplorasi trade-off lebih mudah dengan
analystnya juga mungkin terkejut!) pemodelan analitik, simulasi moderat, pengukuran paling sulit
– Simulasi lebih detail, tetapi abstraksi komponen • Mis: QFind – menyatakan pengaruh (tradeoff) dari RTT dan OS
sistem lebih detail • Sulit untuk mengukur RTT tradeoff
• Mudah untuk mensimulasi RTT tradeoff dalam network, tidak
– Pengukuran terdengar lebih nyata, tetapi workload, OS
konfigurasi, dll., mungkin masih hilang • Biaya?
• Akurasi dapat tinggi sampai rendah tanpa desain yang – Pengukuran secara umum paling mahal
memadai
– Pemodelan analitik termurah (pensil dan kertas)
– Meskipun dengan data yang akurat, masih perlu untuk – Simulasi umumnya murah tetapi beberapa tools mahal
menghasilkan kesimpulan yang sesuai • Generator traffic, simulator jaringan
• Mis: maka waktu tanggap adalah 10.2351 dengan 90%
confidence. Jadi bagaimana? Apa yang dimaksud
dengan ini?
5 6

1
Tabel Ringkasan untuk Seleksi
Menyeleksi Teknik Evaluasi (4/4)
Teknik Evaluasi
• Saleabilitas? Kriteria Pemodelan Simulasi Pengukuran
– Lebih mudah meyakinkan orang menggunakan dengan 1. Tahap Segala Segala Prototipe+
pengukuran 2. Waktu Sedikit Medium Bervariasi
– Kebanyakan orang skeptis terhadap hasil pemodelan
analitik karena sulit untuk dipahami
• Terkadang validasi dengan simulasi sebelum digunakan 3. Tools Analysts Beberapa Instrumentasi
• Dapat menggunakan satu atau lebih teknik bahasa
– Validasi satu dengan lainnya 4. Akurasi Rendah Moderat Bervariasi
– Kebanyakan tulisan analisa kinerja kualitas-tinggi 5. Trade-off Mudah Moderat Sulit
memiliki model analitik + simulasi atau pengukuran evaluasi
6. Biaya Kecil Medium Tinggi
7. Saleabilitas Rendah Medium Tinggi
7 8

Outline Menyeleksi Metrik Kinerja (1/3)


• Menyeleksi Teknik Evaluasi (sudah) response time n. An unbounded, random variable … representing the

• Menyeleksi Metrik Kinerja


elapses between the time of sending a message and the time when the error
diagnostic is received. – S. Kelly-Bootle, The Devil’s DP Dictionary

– Studi kasus Time

Speed
• Metrik Kinerja yang Umum Digunakan Request
Rate

• Menentukan Requirement Kinerja Correct Resource


Done
– Studi Kasus Not Probability

Reliability
System Correct Errori Time
between
Not
Done Eventk Duration

Availability
Time
between
9 10

Menyeleksi Metrik Kinerja (2/3) Menyeleksi Metrik Kinerja (3/3)


• Mean yang biasanya diperhatikan • Mungkin lebih dari satu set metriks
– Tetapi variance untuk beberapa (mis: response time) – Sumberdaya: Ukuran antrian, utilisasi CPU, Penggunaan
• Individual vs. Global memori …
– Meningkatkan individual dapat menurunkan global • Kriteria untuk menyeleksi subset, pilih:
• Mis: response time pada biaya throughput – Variabilitas rendah – memerlukan pengulangan lebih
– Meningkatkan global belum tentu yang paling rasional sedikit
• Mis: throughput of cross traffic – Non redundancy – jangan menggunakan 2 jika satu cukup
• Optimisasi kinerja bottleneck paling berpengaruh, • Mis: ukuran antrian dan delay mungkin memberikan
– Misal: Response time dari Web request informasi yang identik
– Client processing 1s, Latency 500ms, Server – Completeness – harus menangkap trafeoff
processing 10s Æ Total adalah 11.5 s
• Mis: satu disk mungkin lebih cepat tetapi mungkin
– Meningkatkan client 50%? Æ 11 s memberikan lebih banyak error, maka tambahkan
– Meningkatkan server 50%? Æ 6.5 s pengukuran reliabilitas

11 12

2
Outline Studi Kasus (1/5)
• Menyeleksi Teknik (sudah) • Sistem komputer dari end-hosts mengirim
• Menyeleksi Metrik Kinerja (sudah) paket lewat routers
– Tumbukan terjadi ketika jumlah paket pada
– Studi Kasus (berikut) router melampaui kapasitas buffering
• Metrik Kinerja yg Umum Digunakan (dropped)
• Menentukan Requirement Kinerja • Goal: membandingkan dua algoritma kontrol
– Studi Kasus tumbukan
• User sends blok paket ke destinasi
– A) Beberapa terkirim berurut
– B) Beberapa terkirim tidak berurut
– C) Beberapa terkirim lebih dari satu kali
– D) Beberapa dropped
13 14

Studi Kasus (2/5) Studi Kasus (3/5)


• Untuk A), metriks: • Untuk B), tidak dapat sampaikan ke user dan
1) Response time: delay untuk paket individual sering dianggap dropped
2) Throughput: jumlah paket per unit waktu 7) Probabilitas kedatangan diluar urutan
3) Waktu prosesor per paket pada sumber
• Untuk C), menyita sumberdaya tanpa
menggunakannya
4) Waktu prosesor per paket pada destinasi
8) Probabilitas duplikasi paket
5) Waktu prosesor per paket pada router • Untuk D), alasan tidak jelas
• Karena response time yg besar dapat 9) Probabilitas paket hilang
mengakibatkan retransmisi ekstra: • Juga, loss yang berlebihan dapat
6) Variabilitas dalam response time dapat menyebabkan diskoneksi
mneyebabkan retransmisi ekstra 10) Probabilitas diskoneksi
15 16

Studi Kasus (5/5) Studi Kasus (5/5)


• Karena sistem multi-user dan ingin • Setelah beberapa eksperiment (pilot tests)
fairness: – Ditemukan throughput dan delay redundant
– Throughputs (x1, x2, …, xn): • Lebih tinggi throughput memiliki lebih tinggi
f(x1, x2, …, xn) = (Σxi)2 / (n Σxi2) delay
• Index antara 0 dand 1 • Selain itu, gabungkan: power = thrput/delay
– Ditemukan variance dlm response time dengan
– Jika semua user mendapat sama, maka 1
probabilitas duplikasi dan probabilitas
– Jika k user mendapat sama dan n-k diskoneksi
mendapat nol, maka indeks adalah k/n
• Drop variance dalam response time
• Maka, tinggal sembilan metrik
17 18

3
Metrik Kinerja yang
Outline
Umum Digunakan
• Menyeleksi Teknik (sudah) • Response Time
• Menyeleksi Metrik Kinerja (sudah) – Turn around time
– Reaction time
– Studi kasus (sudah)
– Stretch factor
• Metrik Kinerja yang Umum • Throughput
Digunakan (berikut) – Operations/second
• Menentukan Requirement Kinerja – Capacity
– Efficiency
– Studi Kasus
– Utilization
• Reliability
– Uptime
– MTTF (Mean Time to Failure)
19 20

Response Time (1/2) Response Time (2/2)

• Interval antara request user dan respons


User User System System System
Starts Finishes Starts Starts Finishes
Execution Response
sistem
Request Request Response

Time
Request Respons Reaction Think
User Sistem Time Time
Response
Time Time 1

• Tetapi terlalu sederhana karena request Response


Time 2
dan respons tidak instant • Terdapat 2 pengukuran response time
• Tipe user dan format sistem – Keduanya ok, tetapi yg ke 2 dianjurkan jika
eksekusinya panjang
• Think time dapat mementukan load sistem
21 22

Response Time+ Throughput (1/2)


• Turnaround time – waktu antara submisi job dan • Rate dimana request dapat dilayani oleh sistem
penyelesaian output (requests per unit time)
– Untuk batch job systems
– Batch: jobs per second
• Reaction time – Waktu antara submisi request dan
mulainya eksekusi – Interaktif: requests per second
– Biasanya perlu untuk mengukur didalam sistem – CPU
karena secara eksternal tidak tampak • Millions of Instructions Per Second (MIPS)
• Stretch factor – rasion response time pada load • Millions of Floating-Point Ops per Sec (MFLOPS)
terhadap response time pada load minimal
– Networks: pkts per second atau bits per second
– Kebanyakan sistem memiliki response time yang
lebih tinggi begitu load meningkat – Transactions processing: Transactions Per
Second (TPS)

23 24

4
Throughput (2/2) Efisiensi
• Throughput naik dengan naiknya • Nominal capacity • Rasion throughput maksimum yang dapat dicapai (mis: 9.8
Mbps) terhadap kapasitas nominal (mis: 10 Mbps) Æ 98%
load, ke titik adalah ideal (mis:
10 Mbps)
• Untuk multiprocessor, rasio n-processor terhadap satu-
processor (in MIPS or MFLOPS)
Knee
• Usable capacity
Nominal adalah yang dapat
Thrput

Capacity
dicapai (mis: 9.8
Knee Usable Mbps)
Capacity
• Knee dimana

Efficiency
Capacity
Load
response time
naik dengan cepat
Response

untuk kenaikan
Time

sedikit dalam
throughput Number of Processors
25
Load 26

Utilisasi Metrik Miscellaneous


• Biasanya, fraksi waktu sumberdaya sibuk untuk • Reliabilitas
melayani request – Probabilitas error atau mean time antara error
(error-free seconds)
– Waktu tidak digunakan adalah idle time • Availabilitas
– Manager sistem sering ingin untuk menyeimbangkan – Fraksi waktu sistem tersedia untuk request service
sumberdaya agar memiliki utilisasi yang sama (fraksi tidak tersedia adalah downtime)
• Mis: load equal pada masing-masing CPU – Mean Time To Failure (MTTF) adalah mean uptime
• Tetapi terkadang tidak memungkinkan. Mis: CPU • Berguna, karena availabilitas tinggi (downtime kecil)
bisa sering terjasi dan tidak baik untuk request
ketika I/O bottleneck panjang
• Mungkin bukan waktu • Rasion Cost/Performance
– Processors – sibuk / total realistis – Total cost / Throughput, untuk membandingkan 2
sistem
– Memori – fraksi terpakai / total realistis
– Mis: Untuk Transaction Processing system
menginginkan Dollars / TPS

27 28

Klasifikasi Utilitas Outline


• HB – Higher is better (mis: throughput) • Menyeleksi Teknik (sudah)
• LB - Lower is better (,mis: response time) • Menyeleksi Metrik Kinerja (sudah)
• NB – Nominal is best (mis: utilization) – Studi kasus (sudah)
LB HB • Metrik Kinerja yang Umum Digunakan
(sudah)
Utility
Utility

Better Better

• Menentukan Requirement Kinerja (berikut)


– Studi Kasus (berikut)
Metric Metric
NB
Utility

Best

29 Metric 30

5
Menentukan Menentukan
Requirement Kinerja (1/2) Requirement Kinerja (2/2)
• Problem General
• Sistem seharusnya efisien dalam – Nonspecific – tidak ada angka. Hanya kata kualitatif
(jarang, rendah, tinggi sangat kecil)
pemrosesan dan memori. Seharusnya tidak
– Nonmeasureable – tidak ada cara untuk mengukur
menciptakan overhead yang berlebihan dan memverifikasi apakah sistem sesuai dengan
• Seharusnya memiliki probabilitas yang requirement
sangat rendah untuk network dapat – Nonacceptable – angka berdasarkan pada apa yang
tampaknya baik, tetapi sistem setup tidak cukup
menduplikasi paket, mengirimkan ke alamat baik
yang salah, atau mengubah data – Nonrealizable – angka berdasarkan pada apa yang
tampaknya baik, tetapi setelah disetup terlalu tinggi
• Mengapa? – Nonthorough – tidak ada usaha yang dibuat untuk
menentukan semua outcomes

31 32

Menentukan Requirement Kinerja : Menentukan Requirement Kinerja :


Studi Kasus (1/2) Studi Kasus (2/2)
• Kinerja untuk high-speed LAN • Availabilitas
• Speed – jika paket terkirim, waktu yang
A) Mean time to initialize LAN < 15 msec
dibutuhkan penting
A) Delay akses harus lebih rendah dari 1 sec B) Mean time between LAN inits > 1 minute
B) Sustained throughput paling tidak 80 Mb/s C) Mean time to repair < 1 hour
• Reliabilitas D) Mean time between LAN partitions > ½ week
A) Prob bit error lebih rendah dari 10-7
B) Prob frame error lebih rendah dari 1% • Semua nilai diatas harus diuji untuk
C) Prob frame error yang tidak tertangkap 10-15 realizeabilitas dengan pemodelan,
D) Prob frame miss-delivered karena error yang tidak menunjukkan bahwa sistem LAN
tertangkap 10-18 memungkinkan untuk memenuhi requirement
E) Prob duplikasi 10-5
F) Prob losing frame lebih rendah dari 1%

33 34

You might also like