Professional Documents
Culture Documents
ARTIKEL
ARTIKEL
ABSTRAK
Gerakan DI/TII di Sulawesi-Selatan adalah salah satu gerakan subversif terlama di Indonesia.
Awalnya gerakan ini merupakan gerakan protes terhadap pemerintah pusat. Dari aksi protes tersebut
hingga akhirnya lahirlah DI/TII. Gerakan ini berawal pada tahun 1950 dengan nama KGSS, kemudian
berganti menjadi CTN tahun 1951. Setelah kegagalan integrasi Gerilya ke TNI, gerakan ini berganti
nama menjadi DI/TII hingga berakhir pada tahun 1965.Gerakan DI/TII Sulawesi-Selatan selalu
menarik untuk diteliti lebih dalam. Khususnya tentang pengendalian ekonomi yang sangat berkaitan
erat dengan pasokan persenjataan dan logistik DI/TII. Untuk mengungkap pengendalian ekonomi dan
pasokan persenjataan DI/TII terdapat tujuan penelitian yang hendak dicapai yaitu (i) untuk mengetahui
bagaimana gerakan ini bertahan dan mendapatkan senjata? (ii) untuk mengetahui bagaimana gerakan
ini dapat mengendalikan perekonomian Sulawesi Selatan (iii) untuk mengetahui kepentingan
perjuangan DI/TII dan kepentingan perekonomian bekerja bersama?
Dalam mengungkap peristiwa DI/TII di masa lalu, penelitian ini menggunakan metode
penelitian sejarah yaitu (i) Heuristik (ii) Kritik (iii) Interpretasi (iv) Historiografi. Dibantu dengan
pendekatan teori ilmu bantu lain, seperti (i) teori konflik (ii) Teori jaringan (iii) Taktik Gerilya.
Hasil penelitian Ini menunjukkan bahwa (i) Gerakan DI/TII dapat bertahan lama disebabkan
oleh adanya pasokan senjata yang cukup kuat untuk Gerakan ini. (ii) untuk menguasai perekonomian
Sulawesi selatan DI/TII melakukan gerakan blokade ekonomi. Dengan cara menguasai daerah-daerah
penghasil komoditas yang laku di pasaran khususnya kopra (iii) untuk memperjuangkan tujuannya
Gerakan DI/TII butuh senjata. Oleh sebab itu DI/TII kemudian yang menguasai hasil bumi di daerah
pelosok Sulawesi-Selatan melakukan barter dengan senjata. DI/TII secara. Dalam usaha-usaha
tersebut, DI/TII di lindungi oleh “ Alat Negara” yang berkuasa d daerah-daerah Sulawesi-Selatan.
ABSTRACT
Selain pentingnya ikatan lemah dalam bukan saja untuk dibinasakan angkatan
teori jaringan Granoveter, (dalam Ritzier bersenjatanya, melainkan harus
2003:284) juga tidak mengingkari ikatan yang demikian semua susunan dan lembaga
kuat sebagai faktor penggerak dalam teori politik dan sosial ekonominya. Perang
jaringan, hubungan kuat menurutnya saat ini bergejolak sekaligus di sektor
mempunyai nilai penting. Orang yang militer, psikologis dam sosial-
memiliki ikatan kuat memiliki motivasi lebih ekonomis...” ( Nasution, 2012: 1)
besar untuk saling membantu dan lebih
memberi bantuan. Menelisik sedikit tentang Teknik
Prinsip teori jaringan yaitu ikatan Gerilya maka dapat kita lihat arah pemikiran
antara aktor biasanya simetris baik dalam A.H Nasution bahwa gerilya memiliki prinsip
kadar maupun intensitasnya. Aktor saling yang harus dimengerti yaitu pemanfaatan
memasok dengan sesuatu yang berbeda dan sumber daya yang dimiliki. Sekecil apapun
mereka berbuat demikian dengan intensitas sumber daya akan sangat berguna dalam
yang makin besar atau makin kecil, sehingga peperangan yang menggunakan Teknik
ikatan antara individu harus dianalisis dalam Gerilya. Hal yang menarik lainnya adalah
konteks jaringan yang lebih luas. Selanjutnya ketika kita ingin menghancurkan pihak lawan
prinsip jaringan adalah menciptakan pola maka jangan serang sektor militernya saja,
jaringan yang non acak yang biasanya akan tetapi berusahalah menyerang sektor
berakibat pada terbentuknya kelompok psikologinya dan sektor sosial-ekonomis, jika
jaringan terbatas. Selain dari pola jaringan itu dapat dilakukan hingga berhasil maka
tersebut juga memungkinkan menciptakan peperangan akan dimenangkan.
kelompok jaringan silang dari biasanya, Hal fundamental lainnya yang perlu
hubungan silang tersebut terjadi antara diketahui tentang gerilya adalah cara
kelompok jaringan maupun individu. mengalahkan musuh di saat persediaan
Analisis tentang jaringan dalam kekuatan tidak memadai, sehingga di perlukan
mengamati struktur makro dan mikro pada strategi untuk menang. Strategi tersebut
hubungan kuat maupun lemah sangat menurut Jenderal Nasution (2012:2-3) sebagai
diperlukan dalam mengungkap jaringan berikut:
perdagangan senjata pada masa Gerakan Perang Gerilya adalah perang si
DI/TII Sulawesi-Selatan, karena keterlibatan Kecil melawan si Basar...
aktor dalam menyuplai senjata kepada pihak- ... Jika suatu bangsa diserang dari
pihak DI/TII sangat berperan penting dalam luar, maka ia berusaha membela diri.
eksistensi sebuah organisasi gerakan bersenjata Membela diri tidak berarti menangkis
dalam arus konflik underground maupun saja, menghindari diri dari pukulan-
konflik ofensif. pukulan, bukan, dengan cara demikian
cuma dengan cara pasif, musuh yang
2. Teknik Grilya menyerang masih akan tetap kuat, dan
Sebagai pembuka pada bagian ini, mampu untuk terus sepanjang masa
maka perlu dijabarkan apa yang di maksud menyerang. Membela diri itu berarti
dengan teknik Gerilya. Oleh Jenderal A.H. harus meniadakan ancaman dan
Nasution menjabarkannya sebagai berikut: pukulan selanjutnya, jadi untuk si
Pokok-pokok Gerilya. penyerang dihancurkan pokoknya di
“... Dalam peperangan bukan hanya kalahkan.
kedua belah pihak angkatan bersenjata
yang berperang. Peperangan telah Taktik Gerilya sejatinya mengajarkan
menjadi lebih luas dan lebih dalam, bagaimana berperang dengan penuh
antara lain pula karena kemajuan perhitungan dan strategi. Indonesia walaupun
teknik. Peperangan yang dewasa ini bukan negara agresor yang memiliki kekuatan
meminta sifat yang semesta seantero bersenjata yang kuat ketika perang
rakyat baik harta dan tenaganya kemerdekaan dan pasca kemerdekaan, akan
tersedia untuk diolah, untuk mencapai tetapi terbilang cukup sukses menggunakan
kemenangan. Semua sumber-sumber teknik perang gerilya. Hal yang menarik untuk
yang tersedia harus dipergunakan. diamati tentang DI/TII Sulawesi-Selatan yang
Untuk mengalahkan bangsa lawan, melakukan konfrontasi terhadap pemerintah
8
meminta bantuan kepada pimpinan Republik. Panglima Divisi : Andi Abdullah Bau
(Gonggong, 2004: 78) Maseppe
Berdasar atas laporan keamanan Kepala Staf : Mayor Matalatta
dari Sulawesi-Selatan Panglima perang Wakil Kepala Staf : Mayor Saleh Lahade
Jenderal Besar Sudirman menginstruksikan Seksi I :Kapten
pembentukan pasukan ekspedisi ke Muhammadsjah
Sulawesi. Pasukan Ekspedisi ini juga Seksi II : Mualwi Saelan
bertujuan membentuk Tentara Republik Seksi III : Kapten Andi Sapada
Indonesia Persiapan Sulawesi (TRIPS). Seksi IV : Kapten Andi Oddang
Jumlah pasukan yang akan dikirim ke
Sulawesi dengan sebanyak 12 ekspedisi. Dalam konferensi itu juga telah
Pasukan ini di pimpin oleh Qahhar ditentukan Tiga Resimen yang masing-masing
Mudzakkar seorang anak Sulawesi. Qahhar mempunyai daerah operasi yang di bawahinya.
diberi tanggungjawab untuk memimpin Ketiga resimen tersebut adalah:
pasukan ekspedisi dengan pangkat Kolonel. 1. Resimen I Mempunyai daerah
Dalam rangka pengiriman pasukan ke kekuasaan Pare-Pare, Mandar, dan
Sulawesi Qahhar mengordinir putra-putra Komandan Resimennya Andi
Sulawesi untuk diberangkatkan. Pasukan- Selle Mattola.
pasukan yang dikirim ke Sulawesi berhasil 2. Resimen II Mempunyai daerah
mendarat di berbagai daerah di Sulawesi. kekuasaan Makassar dan daerah-
“ Ada sebuah tulisan dalam koran daerah sebelah Selatan komandan
Pedoman Rakyat (1980) yang ditulis Resimennya Andi Padjonga.
Oleh La Megasara yang menyebutkan 3. Resimen III Mempunyai daerah
bahwa panglima Perang Jenderal besar sebelah tenggara, Komandan
Sudirman memberikan surat mandat Resimennya Andi Djemma.”
kepada Tiga orang yaitu KM (Kahar (Gonggong 1990: 187)
Mudzakkar), AM (Andi Matalatta), SL
(Seleh Lahade) yang konsepnya dibuat Antara tahun 1945-1949 merupakan
oleh Soeprapto dan dipersiapkan di tahun-tahun yang tidak stabil secara politik dan
MBO (Markas Besar Oemoem) Sie keamanan. Rakyat Sulawesi-Selatan masih
KLD (Ketentaraan Luar Djawa). berjuang untuk mempertahankan
Namun belakangan nama KM di kemerdekaan. Kembalinya Belanda ke
hilangkan dalam surat mandat karena Sulawesi-Selatan kemudian melakukan
ada seseorang yang tidak sepaham tindakan-tindakan represif, sesungguhnya telah
dengan KM. Akan tetapi lebih dari itu memperkuat semangat nasionalisme rakyat
KM adalah orang yang mengatur Sulawesi-Selatan. Tindakan Belanda tersebut
(Latihan dan peralatan) pasukan merupakan bom waktu, berupa kebencian
ekspedisi ke Sulawesi.” (pedoman rakyat kepada Belanda. Rakyat yang tertindas
rakyat jumat 11 Januari 1980) merasa perlu mendirikan Badan perjuangan
(Laskar). Disisi lain pemerintah pusat berusaha
Kedatangan pasukan ekspedisi mengamankan wilayah Indonesia-Timur.
Sulawesi menambah kuat semangat Khususnya Sulawesi dari hegemoni Belanda.
perlawanan. Bergabungnya dua kekuatan Kesamaan tujuan ini merupakan modal
perjuangan antara pasukan ekspedisi dengan bersatunya para Laskar Pejuang dengan
Laskar tentu semakin membuat pihak lawan pasukan Ekspedisi dari Jawa.
semakin khawatir. Untuk membentuk suatu Sesungguhnya pada masa-masa
koordinasi antar para pejuang yang sedang revolusi kekuatan rakyat yang diorganisir oleh
menghadapi Belanda maka diadakan sebuah kaum bangsawan memang sangat kuat. Peran
konferensi di daerah Pacekke pada tanggal 20 kaum bangsawan cukup banyak menentukan
Januari 1957. arah perjuangan. Sedang pasukan-pasukan
“Konferensi pacekke berhasil menyusun Ekspedisi yang dikirim dari Jawa juga sangat
struktur dan personalia satu Divisi TRI di besar artinya dalam perjuangan. Dalam hal ini
Sulawesi-Selatan/ Tenggara yang terdiri Qahhar Mudzakkar Selaku komandan pasukan
dari: Ekspedisi cukup mampu dalam mengorganisir
pasukan dari Jawa.
10
Peran Qahhar pada masa revolusi tidak sesungguhnya salah satu benih lahirnya Krisis
dapat dinafikkan, Dia adalah salah satu putra gerilya di berbagai daerah Khususnya di
terbaik Sulawesi yang berada di Jawa pada Sulawesi.
masa revolusi. Membentuk badan tempur yang Menjelang Konferensi Meja Bundar (
bernama BBM (Barisan Berani Mati ), serta KMB) pada bulan April 1949, Qahhar
memimpin dalam beberapa front pertempuran berinisiatif melakukan reorganisasi terhadap
di Jawa. Saat berada Jakarta Qahhar para pejuang Gerilya di Sulawesi-Selatan.
Mudzakkar mendirikan Organisasi bernama Melalui staf kepercayaannya yang bernama
KRIS (Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi) Lettu Saleh Sjahban Qahhar berusaha
dengan tujuan menghimpun orang-orang dari menemui komandan-komandan kelaskaran di
Sulawesi. Kemudian untuk menambah Sulawesi-Selatan dan mengadakan suatu
kekuatan pasukan Ekspedisi, Qahhar Konferensi di Maros. Hasil Konferensi
memimpin pembebasan tahanan dari tersebut membentuk suatu organisasi Gerilya
Nusakambangan dan selanjutnya diberi latihan yang bernama KGSS (Kesatuan Gerilya
militer. Setelah itu diberangkatkan menuju Sulawesi-Selatan) dan menunjuk Abdul
Sulawesi dengan nama “Ekspedisi Sulawesi”. Qahhar Mudzakkar sebagai komandan KGSS.
Beberapa ekspedisi terhitung berhasil, namun (Gonggong, 1990: 194)
beberapa juga gagal dan tertangkap di Bali. Masalah mulai lahir ketika KMB
(Harvey, 1989: 142) selesai. Dimana salah satu klausul perjanjian
Perhatian Qahhar hampir sepenuhnya KMB mengharuskan pasukan KNIL Hindia-
di tujukan ke Sulawesi. Memikirkan Belanda dapat diintegrasikan kedalam APRIS
kemungkinan-kemungkinan kembali ke (Angkatan Perang Indonesia Serikat).
Sulawesi memimpin langsung pasukan TRIPS. Pembentukan tentara reguler yang semestinya
Hingga akhir tahun 1949 Qahhar masih berada menurut para pejuang adalah terdiri dari unsur
di MBAD (Markas Besar Angkatan Darat). pejuang Gerilya dan bukan bekas Opsir KNIL.
Baru kemudian diberi mandat sebagai (Aqamuz, 2009: 63)
Komandan Group Seberang (KGS) yang
berada di bawah perintah Kolonel Bambang Isi Konferensi Meja Bundar (KMB)
Supeno. (Harvey 1989:149-150)
“Malang bagi Kahar, bambang Supeno - Belanda mengakui RIS sebagai negara
berada pada pihak yang kalah dalam yang merdeka dan berdaulat.
perbedaan pandangan di kalangan - Pengakuan kedaulatan dilakukan
angkatan bersenjata mengenai watak selambat-lambatnya tanggal 30 Desember
dan peranan TNI. Sebagai orang Peta 1949.
lama, Bambang Supeno pentingnya - Masalah Irian Barat akan diadakan
semangat revolusioner dan hubungan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun
erat dengan rakyat; Menteri setelah pengakuan kedaulatan RIS.
pertahanan dan Kepala Staf Angkatan - Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan
Darat (KSAD) memimpin orang-orang diadakan hubungan Uni Indonesia
yang berpendapat bahwa Angkatan Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
Darat harus terdiri dari orang-orang - Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik
cakap secara teknis dan profesional, dari Indonesia dengan catatan beberapa
dan harus diorganisasikan atas dasar korvet (kapal perang kecil) akan
hierarki yang jelas…” (Harvey diserahkan kepada RIS.
1989:149-150) - Tentara Kerajaan Belanda selekas
Dalam perkembangannya terjadi mungkin ditarik mundur, sedang Tentara
perbedaan pendapat di dalam tubuh Angkatan Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan
Darat. Pertentangan-pertentangan di MBAD dibubarkan dengan catatan bahwa para
mulai terasa pada tahun 1949. Terdapat dua anggotanya yang diperlukan akan
golongan besar yang berbeda pendapat. dimasukkan dalam kesatuan
Pertama mereka yang menginginkan sebuah TNI.(Indonesia Dalam Arus Sejarah,
struktur dalam tubuh tentara yang profesional. 2012: 553)
Kedua mereka yang hanya menginginkan
pentingnya semangat revolusioner bagi
pasukan Angkatan Darat. Perpecahan ini
11
revolusi fisik adalah pendukung Republik pilihan yang sangat berat. Antara
Indonesia. memperjuangkan posisinya sebagai Komandan
Dari gambaran di atas menunjukkan Gerilya, atau menyerah dan pasukannya akan
bahwa Qahhar adalah orang yang penuh dilebur kedalam berbagai batalion di TT VII.
perhitungan terhadap kondisi yang sedang Apabila Qahhar menerima CTN dilebur ke
terjadi. Situasi masyarakat Sulawesi-Selatan TNI, maka Qahhar perlahan akan dipisahkan
pada masa Revolusi Fisik hingga krisis gerilya, dari pasukannya. Hal itu tentu merupakan
sangat tidak menentu. Hal tersebut menjadi sesuatu yang merugikan bagi Qahhar.
alasan Qahhar menunda bergabung dengan Sementara jika Qahhar ingin tetap berkuasa
Kartosuwiryo. Qahhar merasa perlu atas pasukannya, Dia butuh persenjataan yang
mendapatkan dukungan dari rakyat terlebih kuat untuk melawan TNI. Itulah pilihan-pilah
dahulu, sambil menyusun kekuatan yang berat bagi Qahhar saat itu.
persenjataan. Di sisi lain respon masyarakat Sementara di tengah ketegangan antara
Sulawesi-Selatan terhadap di bentuknya Qahhar dan TT VII, hal yang tidak disangka-
Teritorium VII Indonesia Timur (TT VII) tidak sangka terjadi. Panglima TT VII Kol. Gatot
begitu baik. Penyebabnya karena sebagian Subroto berhasil membujuk Andi Selle dan
besar para perwira TT VII adalah bakas KNIL Andi Sose masuk ke TNI (Corhas: 1982: 53).
(Aqamuz, 2007: 199), yang dulu pernah Dua orang ini bisa dikatakan memiliki
menjadi lawan dari rakyat yang pro Republik pengaruh yang cukup kuat bagi pasukannya.
Indonesia. Menyerahnya kedua orang tersebut
Aspirasi Qahhar untuk bertahan di merupakan pukulan berat bagi Qahhar yang
posisinya sebagai komandan Gerilya sedang menata kembali pasukannya. Muncul
sepertinya akan sulit terealisasi. Hal ini kekhawatiran di benak Qahhar apabila kondisi
disebabkan oleh kebijakan rasionalisasi tentara ini di biarkan berlarut-larut akan
yang mengharuskan integrasi gerilya per- mempengaruhi psikologis pasukan Gerilya
orang, bukan per Divisi, seperti kehendak yang lain, yang menyebabkan kondisi Qahhar
Qahhar. Di tambah lagi keadaan yang ada di semakin sulit.
Angkatan Darat misalnya. Pada Nasution yang Tidak ada lagi pilihan bagi Qahhar
baru menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan setelah dua orang kepercayaannya
Darat (KSAD) lebih berkeinginan untuk menyeberang ke TNI. Posisi terjepit dan
melepas kekuatan gerilya dari TNI pasca kekurangan persenjataan adalah kondisi yang
Revolusi fisik. harus cepat diatasi kalau tidak ingin kelah telak
Menurut Nasution: Mereka (Gerilya) dari TNI. Satu-satunya jalan bisa ditempuh
… perlu berangsur-angsur setelah oleh Qahhar adalah kembali
lewat puncak-puncak kesibukan 1950- mempertimbangkan tawaran Kartosuwiryo.
1951 dipulangkan ke daerah asalnya, Sekitar bulan Februari 1953 datang
dimana mereka lebih tepat menjaga utusan Kartosuwiryo di Sulawesi-Selatan
keamanan karena telah mengenal untuk menemui Qahhar Mudzakkar (Mattalioe
daerah dan rakyatnya: dimana pula 1994:177). Tujuan utusan Kartosuwiryo
mereka berangsur-angsur menemui Qahhar untuk menanyakan kembali
dikembalikan ke dalam masyarakat. . kesiapan Qahhar menerima tawaran bergabung
.(Nasution 2012: 124) dengan DI/TII. Sepertinya Qahhar masih
mempertimbangkan dengan sangat teliti
Berkuasanya Nasution sebagai tawaran yang kedua kalinya terebut. Melihat
pimpinan TNI perlahan mengubah haluan kondisi yang terjadi pada pasukannya, Qahhar
kebijakan Angkatan Darat, termasuk juga tampaknya mengajukan suatu syarat terhadap
haluan TT VII, tempat Qahhar Kartosuwiryo yakni berupa permintaan
memperjuangkan nasib pasukannya. Kondisi bantuan persenjataan. Sebab Qahhar baru
yang terjadi di Angkatan Darat tersebut tidak memutuskan bergabung dengan DI/TII pada
banyak bisa diharapkan oleh Qahhar, sehingga bulan Agustus 1953 (Proklamasi NII). Rentan
keadaan yang kemudian menuntun Qahhar enam bulan tersebut digunakan oleh Qahhar
mempertimbangkan Tawaran Kartosuwiryo untuk mengajukan bantuan persenjataan
tentang DI/TII. kepada Kartosuwiryo. Tidak mungkin Qahhar
Kerasnya persaingan CTN dengan TT dengan mudah bergabung dengan DI/TII jika
VII membuat kondisi Qahhar berada dalam
14
Kartosuwiryo tidak bersedia membantu dilihat pada pesan Qahhar untuk Kartosuwiryo
Qahhar yang sedang mengalami kesulitan. pada tahun 1952, yang menyatakan tidak
Sebelumnya Qahhar memang sempat bersedia bergabung dengan DI/TII. Atas alasan
meminta bantuan kepada Kartosuwiryo pada masih banyak rakyat Sulawesi-Selatan yang
tahun 1952(Proses verbal), namun Qahhar fanatik Republik Indonesia (Proses verbal)
belum bersedia menjadi bagian dari DI/TII (Arsip Saleh Lahade Reg. 188). Seandainya
(Proses verbal). Tentu bagi Kartosuwiryo, Qahhar bergabung ke DI/TII atas dasar
memberi bantuan kepada Qahhar tanpa kesamaan Ideologi, maka Qahhar telah
menjadikannya bagian dari DI/TII merupakan menggabungkan pasukannya DI/TII pada
hal yang mustahil, tapi perkembangan situasi tahun 1951 bukan tahun 1953.
berkata lain. Semakin hari posisi Qahhar Kenyataannya bahwa Gerakan Qahhar
semakin terdesak. Pasukan-pasukannya jika Mudzakkar baru bergabung dengan DI/TII
tidak memiliki persenjataan yang tangguh pada tanggal 7 Agustus 1953 (Mattalioe, 199:
perlahan akan menyeberang ke TNI. Ditambah 185). Tahun dimana pasukan Qahhar cukup
lagi Panglima TT VII Kolonel Gatot Subroto lemah selepas menyeberangnya Andi Sose dan
yang bersedia menerima pasukan Gerilya Andi Selle ke TNI. Qahhar juga tidak mungkin
dalam bentuk batalion (Uitholling’s Taktik) masuk ke TNI, sebab jika Qahhar Mudzakkar
(Dam XIV Hasanuddin: 53) jika tidak cepat masuk TNI, Dia Akan kehilangan posisinya
direspon maka Qahhar akan kehilangan sebagai komandan. Satu-satunya jalan keluar
kekuatannya di Sulawesi-Selatan. Itulah adalah membuka kran komunikasi dengan
mengapa Qahhar menerima tawaran Kartosuwiryo dengan beberapa syarat.
Kartosuwiryo menjadi bagian dari NII (Negara Sejarawan lain yang membahas alasan
Islam Indonesia). Qahhar memilih DI/TII lebih disebabkan
kecenderungan kesamaan ideologi (Agama)
Penyebab bergabungnya Qahhar adalah Harvey.
dengan Kartosuwiryo banyak diungkap oleh Keputusan untuk mendasarkan
beberapa sejarawan. Mayoritas mereka pemberontakan pada Islam dan bukan
menulis kesamaan ideologi(Agama) yang pada marxisme, tidak hanya
membuat Qahhar memilih bergabung dengan merupakan masalah kepercayaan tapi
DI/TII. Kondisi masyarakat di Sulawesi- dapat dimengerti menurut situasi
Selatan yang mayoritas beragama Islam juga khusus yang di hadapi oleh kaum
mempengaruhi pilihan Qahhar bergabung pemberontak watak masyarakat
dengan DI. Sulawesi-Selatan, sumber-sumber
Seperti yang diungkapkan oleh Anhar dukungan mereka, dan watak saingan
Gonggong dalam disertasinya yang berjudul serta lawan mereka. (Harvey, 1989:
Abdul Qahhar dan Gerakan DI/TII sebagai 199)
berikut:
“…Mengingat kondisi masyarakat Pertimbangan Qahhar memilih Islam
Sulawesi-Selatan yang mayoritas sebagai Ideologi perjuangan memang banyak
beragama Islam, telah membuka jalan dipengaruhi oleh kondisi masyarakat Sulawesi-
bagi Qahhar Mudzakkar memilih Selatan yang beragama Islam, tapi kita jarang
alternatif menggabungkan diri dalam melihat dari sisi yang berbeda. Perkembangan
gerakan DI/TII itu, dengan harapan internal pasukan Gerilya yang berubah begitu
akan mendapatkan dukungan dari cepat selepas kegagalan CTN, adalah faktor
masyarakat Sulawesi-Selatan baik itu yang paling menentukan penggabungan
dengan langsung aktif atau dengan pasukan TKR(Tentara Keamanan Rakyat)
langsung pasif… dengan perubahan Qahhar ke DI/TII. Kondisi persenjataan yang
dan tujuan gerakannya itu, nampak lemah, memaksa Qahhar mencari jalan keluar
perubahan sikap terhadap pancasila dengan menggabungkan diri dengan
dan Islam sebagai ideologi” Kartosuwiryo.
(Gonggong, 1990: 244). Berdasarkan uraian di atas, peneliti
berpandangan lain dengan mereka yang
Alasan lain yang dapat menjadi menulis alasan Qahhar berafiliasi dengan
pertimbangan mengapa Qahhar bergabung DI/TII karena faktor ideologis (Agama) dan
dengan DI/TII bukan karena Ideologis, dapat kesamaan tujuan. Untuk tetap bertahan sebagai
15
pimpinan atas pasukannya, Qahhar butuh bahwa setelah bergabungnya Qahhar dengan
senjata. Sementara Kartosuwiryo bersedia DI/TII maka penataan Angkatan persenjataan
membantu asal Qahhar mau bergabung dengan TII semakin baik dari sebelumnya. Beberapa
DI/TII. Sebelumnya Qahhar menyatakan diri faktor yang mempengaruhi sebagai berikut:
sebagai pejuang pancasila sejati bahkan sempat yaitu masuknya bantuan persenjataan untuk
mendirikan Partai Pancasila Indonesia bagi Qahhar. Sebelumnya TKR pimpinan Qahhar
pasukannya. Aktivitas Qahhar tersebut memiliki senjata hanya sekitar kurang lebih
sesungguhnya sangat pro terhadap Indonesia, 250 senjata yang terdiri dari 86 (Arsip Saleh
cuma kecewa dengan TNI sehingga lari ke Lahade Reg. 188) senjata mesin ringan dan
hutan . Bahkan sangat sulit berfikir bahwa sisanya merupakan senjata rampasan. Setelah
Qahhar punya ide mendirikan sebuah negara bergabung dengan DI/TII jumlah
jika tidak ada tawaran menguntungkan dari persenjataannya tidak kurang 4500 pucuk
DI/TII. senjata. Terdiri dari 2056 senjata pasukan
Sekitar Januari hingga Maret pada Selatan, yang pimpinan oleh Bahar Mattalioe.
tahun 1954, Qahhar berhasil mendapatkan 800 senjata berat dari Gerungan (1957), dan
pasokan senjata dari daerah Timur-Timur sisanya milik momoc yang berada langsung di
melaui perantara seorang bangsa Arab. (Keng- bawah Qahhar Mudzakkar. (Dam XIV
Po 24 Maret 1954) Pasokan senjata ini besar Hasanuddin, 1982: 296, 301, 325, 351, 321,)
dugaan adalah bantuan dari Kartosuwiryo. Hal Artinya terjadi peningkatan jumlah senjata
yang menguatkan alasan ini adalah, antara yang dimiliki oleh DI/TII. Hal itu terjadi
tahun 1951 hingga 1954 sebanyak empat kali setelah bergabungnya Qahhar dengan DI/TII.
Qahhar melakukan komunikasi dengan
Kartosuwiyo (Arsip Saleh Lahade Reg. 188,
Mattalioe 1994: 185, Harvey 1989: 208). D. Jaringan Perdagangan Senjata DI/TII
Selain Kartosuwiryo tidak ada lagi pihak yang DI Jawa-barat memperoleh senjata
dimintai bantuan oleh Qahhar (1951-1954), dari Eropa. Hal tersebut sepertinya baru
dengan demikian tidak mungkin ada pihak lain terdengar bahwa DI (Daroel Islam) telah
yang mau membatu kalau tidak ada menjalin hubungan dengan bangsa asing.
komunikasi dengan Qahhar sebelumnya. Sebuah laporan dari Marechaussee
Selama tahun 1954 tidak ada bukti menyebutkan keterlibatan Pangeran Bernhard
kuat yang menunjukkan bahwa senjata-senjata dalam masalah perdagangan senjata kepada
Qahhar didatangkan dari bagian Kalimantan- separatis di Indonesia (Masdijk et al., 2009:
Utara (Tawao). Bantuan Senjata Qahhar hanya 79). Pangeran Bernhard melalui orang
berasal dari Timor-Portugis (Keng-Po 24 dekatnya yang bernama Prof Duyff
Maret 1954) Artinya, jika kabar mengenai menghubungi beberapa orang kepercayaannya
bantuan senjata kepada Qahhar dari Timor di Indonesia. Salah satu yang terkenal adalah
benar terjadi, maka itu adalah bantuan Shidar Ali seorang diplomat Pakistan di
Kartosuwiryo melaui rute Jawa ke Timor- Indonesia.
Portugis. Kemudian menunggu situasi yang Shidar Ali bukanlah diplomat biasa,
tepat masuk ke Sulawesi pada awal tahun Dia sangat berpengaruh di Eropa, termasuk
1954. dalam mempengaruhi sang pangeran.
Dari kejadian tahun 1951 hingga 1954, Setidaknya dalam catatan harian Van Masdijk
dapat dilihat tawar-menawar terjadi antara (asisten Pangeran Bernhard) sang diplomat
Qahhar dan Kartosuwiryo. Tawaran-tawaran pernah melakukan penyeludupan senjata ke
itu tentunya memiliki syarat yang cukup berat Jogjakarta dan Pakistan melalui London dan
bagi kedua belah pihak. Walau akhirnya Paris. Tidak tanggung-tanggung angka tersebut
keduanya sepakat bekerja sama, tapi kerja mencapai 200 juta gulden. Indikasi lain
sama tersebut sesungguhnya bukanlah atas menyebutkan bahwa pangeran Bernhard
bentuk kesamaan ideologi dan tujuan bersama. terpaksa bekerja sama dengan Shidar Ali
Mereka bekerja sama lebih atas dasar karena sedang berada dalam kondisi kesulitan
kebutuhan masing-masing. Qahhar butuh keuangan, sehingga penyeludupan senjata
senjata, Kartosuwiryo butuh perluasan dilakukan. Hal ini diperkuat oleh laporan
wilayah. Marechaussee mengenai temuannya:
Terlepas dari latar belakang keduanya “Deze aantekeningen komen overeen
bekerja sama. Satu hal yang perlu dicacat met de rapporten van de
16
sebesar $ 18.000 setahun (Simpson 1987: 178). oleh Westerling. Memang ini adalah asumsi
Griston mempunyai beberapa teman lama pada baru, tapi indikasi kerja sama keduanya cukup
kementerian perekonomian di Den Hag, tidak kuat. Perkebunan Pieter Riener Van Motman
hanya itu Griston memiliki hubungan dekat di kawasan Dramaga Bogor (kini IPB Land
dengan Pangeran Bernhard. Hubungan antara Huis) ditengarai sebagai tempat keluar
Pangeran Bernhard dan Griston dimulai masuknya senjata, amunisi, dan logistik untuk
sebelum perang dunia II. Setelah perang sang Gerombolan bersenjata DI/TII Jawa-Barat .
pangeran mencari-cari Griston sebagai Seorang Belanda bernama Van Klef
pahlawan perlawanan. Lebih dari itu Ia adalah disebut-sebut sebagai penghubung penting
teman bermain Ratu Juliana waktu kanak- antara Kartosuwiryo dan pihak Belanda di
kanak. Lewat ratu Juliana Griston telah Indonesia. Di Sisi lain tokoh yang dituduh ikut
menjadi orang kepercayaan pangeran dalam jaringan pengadaan Senjata DI/TII
Bernhard. Pada akhirnya Mauser dan adalah yaitu Sultan Hamid II juga memiliki
Lockheed membangun kontak dengan kedekatan dengan Ratu Juliana (Maasdijk et
pangeran Bernhard. Lockheed merasa sangat al., 2009: 73). Bahkan Marechaussee dalam
penting untuk menjalin hubungan dengan laporannya menyatakan Shidar Ali bekerja
Pangeran, karena posisi pangeran sangat sama dengan Sultan Hamid II (Al Qadrie)
penting di Belanda. Pada saat itu pangeran dalam suplai senjata kepada kelompok Islam
menjabat sebagai direktur penerbangan KLM Jawa-Barat. Artinya kalaupun kontak yang
dan juga menjadi Inspektur Jenderal dari dibangun tersebut benar adanya berarti
angkatan bersenjata (Semacam duta besar yang penjualan senjata oleh Pangeran Bernard ke
berkuasa penuh). Wajar jika Lockheed sangat Indonesia yang ditujukan kepada kelompok
membutuhkan tangan pangeran Bernhard di Islam Hisbullah dan Sabilillah telah tercapai.
Eropa. Pada saat terjadi penyelundupan
Jaringan internasional tersebut senjata yang dilakukan oleh Pangeran Bernard
memainkan peran penjualan senjata dalam ke DI/TII saat itu di Sulawesi-Selatan masih
skala besar. Shidar Ali dan Pangeran Bernhard dalam keadaan krisis Gerilya. DI/TII Sulawesi
adalah dua orang pebisnis yang sangat Selatan belum diproklamirkan. Antara tahun
ambisius. Mereka tidak terikat kepentingan 1950 hingga 1953 Qahhar belum pernah
ideologis, mereka hanya membangun menyatakan bergabung dengan DI/TII, tetapi
hubungan bisnis belaka. Sang pangeran masih komunikasinya dengan Kartosuwiryo telah di
selalu terkesan akan kejayaan kolonialisme di bangun sejak tahun 1951. Komunikasi Qahhar
masa lalu. Usahanya menjual senjata ke untuk Kartosuwiryo bertujuan meminta
Indonesia sepertinya masih terkait dengan bantuan. Jelas pada saat-saat itu Qahhar telah
nostalgia kejayaan kolonialisme. Bagi Shidar menaruh perhatian lebih kepada NII Pimpinan
Ali sebagai seorang diplomat yang berada di Kartosuwiryo. Hal ini didasari oleh kondisi
Indonesia, bukanlah sesuatu yang aneh ketika yang sulit yang sedang dihadapi oleh Qahhar.
harus menjual senjata kepada separatis (Dalam Tidak berselang beberapa lama kemudian
hal ini Gerilya DI/TII). Dalam pembicaraannya bantuan persenjataan untuk Qahhar di
yang disadap di sebuah bar di Amsterdam Sulawesi-Selatan tiba melalui daerah Mandar
mengungkap bahwa Shidar Ali telah memasok bagian utara. Senjata-senjata itu di datangkan
sekitar 10.000.000 senjata ke Pakistan. menggunakan perahu kecil agar tidak dicurigai
Menurut laporan Marechaussee pada oleh TNI (Arsip Sulawesi Reg. 515, Keng-Po
1949 terdapat permintaan uang 25.000 Gulden 27 Maret 1954). Hal tersebut tentu
dari pangeran untuk pekerjaan Shidar Ali menunjukkan bahwa Qahhar berhasil
(Maasdijk 2009). Dalam hal ini untuk memperoleh senjata dari Kartosuwiryo dan
mendistribusikan senjata beserta amunisinya posisinya semakin kuat. Setidaknya
kepada DI Jawa-Barat. Distribusi ini komunikasi Qahhar untuk mendapatkan
menggunakan kapal dagang Belanda yang senjata secara rahasia terpenuhi.
bernama Batasfche petroleum Maatshappij Pasokan senjata untuk DI/TII Sulawesi
(Maasdijk 2009). Kapal ini adalah kapal Selatan tidak hanya berasal dari DI Jawa Barat.
minyak yang dipergunakan untuk distribusi Dalam perkembangannya DI/TII Sulawesi-
senjata. Di duga Kartosuwiryo telah berhasil Selatan Banyak mendapatkan senjata dari
melakukan kesepakatan dengan APRA pasar gelap di Tawao dan Singapura. Senjata-
(Angkatan Perang Ratu Adil) yang dipimpin senjata yang di beli oleh DI/TII di Singapura
18
Dokumen/ Arsip