You are on page 1of 12

MAKALAH

“ SOLAT SUNNAH BERJAMAAH ”


Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Ibadah
Dosen Pembingbing Ahmad Syihabuddin, M.M

Disusun oleh :
Kelompok II
1. Feri Firdaus (A)
2. Sukendar (B)
3. M. Badru Tamami (A)
4. Husna (A)
5. Suci Lutfiatun Nisa (B)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH SEMESTER III
SEEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASSALAMIYAH
1445H/2023M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Shalat Sunah
Yang dilaksanakan Secara Berjamaah”
Makalah ini berisikan tentang Shalat Sunnah atau lebih khususnya
membahas macam-macam Shalat Sunnah. Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Shalat Sunnah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Maja, 27 Oktober 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A. Pengertian Shalat Sunnah.................................................................. 2
B. Shalat Sunnah Berjamaah................................................................. 2
C. Fungsi Shalat Sunat Berjamaah ....................................................... 7
BAB III PENUTUP............................................................................................ 8
A. Kesimpulan....................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai umat muslim diwajibkan untuk salat, karena salat merupakan
tiang agama. Salat itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yang pertama salat
wajib yaitu salat yang diwajibkan bagi setiap muslim untuk mendirikannya.
Yang kedua salat sunnah yaitu salat yang hukumnya sunnah. Salat sunnah
juga dibagi menjadi dua macam yakni salat sunnah mu'akat dan ghairu
mu'akad. Mu'akad artinya dianjurkan, jadi salat sunnah itu ada yang
dianjurkan untuk ummat muslim melaksanakannya, ada juga salat sunnah
yang tidak dianjurkan melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya sunnah
bila dikerjakan berpahala ditinggalkan tidak apa-apa. Walau seperti itu sebagai
ummat muslim tentu ingin meningkat amalan ibadah dan ketakwaannya.
Dengan semakin banyak mengerjakan salat sunnah tanpa melihat
dianjurkan atau tidaknya akan menambah amalan kita di hadapan Allah SWT.
Dan disini ingin membahas tentang salat sunnah dan macam-macam salat
sunnah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian salat sunnah itu ?
2. Apa saja macam-macam salat sunnah yang di anjurkan secara berjamaah ?
3. Bagaimana tata cara dalam melaksanakan salat sunnah berjamaah ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas Fiqh Ibadah
2. Untuk mengetahui apa itu salat sunnah berjamaah
3. Untuk mengatahui macam-macam salat sunnah berjamaah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat Sunnah


Shalat sunnah ialah shalat yang dikerjakan diluar shalat yang
difardhlukan. Apabila dikerjakan mendapat pahala, tetapi bila tidak dikerjakan
tidak akan berdosa. Shalat-shalat itu dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW,
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan untuk mendapatkan tambahan
pahala.
Shalat sunnah itu banyak macamnya, diantaranya ada yang di
sunnahkan berjamaah, berikut macam-macam shalat sunah yang di anjurkan
secara berjamaah :
1. Shalat Id
2. Shalat Istisqo
3. Shalat Gerhana
4. Shalat Tarawih
5. Shalat Witir

B. Shalat Sunnah Berjamaah


Shalat sunnah yang dilakukan berjamaah ialah shalat sunnah yang
dikerjakan secara bersama-sama. Terdiri dari imam dan makmum.

Contoh shalat sunnah yang dilakukan dengan berjamaah :


1. Shalat Idul Fitri
Shalat Idul Fitri dilakukaan setiap tanggal 1 Syawal ,waktunya
berlangsung sejak matahari terbit sampai condong ke barat . Disunahan
pelaksanaannya lebih akhir. Shalat Idul Fitri dilaksanakan di mesjid atau
di tempat lain yang memungkinkan untuk ditempati, seperti di lapangan
atau di halaman yang luas. Shalat Idul Fitri terdiri dari 2 rakaat.
Hukumnya sunnah Mu akad (dianjurkan).
Niat Shalat Idul Fitri :

2
Ushalli sunnatal li, iidil fitri rak'ataini (imamam/makmumam) lillahi
Taa'laa
artinya :
"Aku niat shalat idul fitri dua rakaat (imam/makmum) karena Allah”
Syarat, rukun dan sunnatnya sama seperti shalat yg lainnya. Hanya
ditambah beberapa sunnat sebagai berikut :
a. Berjamaah
b. Takbir 7 kali pada rakaat pertama & 5 kali pd rakat ke 2
c. Mengangkat tangan setinggi bahu pada tiap takbir.
d. Setelah takbir yg ke 2 sampai takbir yang terakhir baca tasbih.
e. Membaca surat Qaf di rakaat pertama&surat Al Ghasiyah pada rakaat
kedua.
f. Imam menyaringkan bacaannya
g. Khutbah 2 kali setelah shalat sebagaimana khutbah jum'at
h. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah & pd Idul
Adha tentang hukum-hukum Qurban.
i. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.
j. Makan terlebih dahulu pd shalat Idul Fitri, pd Shalat Idul Adha
sebaliknya.
2. Shalat Idul Adha
Cara shalat Idul Adha sama dengan pelaksanaan shalat Idul
Fitri,hanya waktu pelaksanaannya yang berbeda.Shalat idul adha
dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, sedangkan Idul Fitri tanggal 1
Syawal. Hukumnya sunnah Mu akad (dianjurkan).
"Sesungguhnya kami telah memberi engkau (yaa Muhammad) akan
kebajikan yang banyak, sebab itu shalatlah engkau & berqurbanlah karena
Tuhanmu pada Idul Adha (Q.S.Al Kautsar.1-2)
Dari Ibnu Umar: "Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat
pada 2 hari raya sebelum berkhutbah." (H.R. Jama'ah).
Niat Shalat Idul Adha :
Ushalli sunnatal li'iidil Adha rak'ataini (imamam.makmumam)
lillahita'aalaa

3
artinya : "Aku niat shalat idul adha dua rakaat (imam/makmum) karena
Allah"

3. Shalat Tarawih
Shalat tarawih ialah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam
hari di bulan ramadhan. Hukum nya sunnah muakad, artinya sunnah yang
sangat dianjurkan bagi laki-laki ataupun perempuan. Waktu shalat tarawih
adalah setelah shalat isya sampai terbit fajar.
Cara melaksanakan tarawih :
a. Bagi yang mengerjakan 20 rakaat, setiap 2 rakaat salam. Bagi yang
mengerjakan 8 rakaat boleh dilakukan 2 kali salam boleh juga 4 kali
salam.
b. Salat tarawih boleh dilakukan dengan cara sendirian (munfarid). Tetapi
lebih utama dilakukan dengan berjamaah.
c. Niat melakukan shalat tarawih
Lafadz niat shalat sunnah tarawih :
Ushollii sunatan Tarawehi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an
(immaan/ma'muman ) lillaahi ta'aalaa.
Artinya :
"Niat aku sholat sunah tahajud dua raka'at ( imam/ ma'mum)
menghadap qiblat karena Allah".
d. Sarat, rukun, bacaan, dan cara mengerjakan salat tarawih sama dengan
salat fardhu (diawali dengan takbiratul ikhrom,dan diakhiri dengan
salam).
e. Setiap 2 rakaat, atau 4 rakaat selesai salam disunnahkan membaca
dzikir dan do’a.
4. Shalat Witir
Shalat Witir adalah shalat sunnah yang biasanya mengiringi shalat
tarawih. Bilangan rakaatnya adalah ganjil. Shalat witir disunnahkan untuk
dilakukan setiap malam setelah shalat isya,bukan hanya pada bulan
ramadhan saja.
Cara melaksanakan shalat witir :

4
a. Jika shalat witir dikerjakan 3 rakaat,maka boleh 2 kali salam, yakni 2
rakaat kemudian diakhiri dengan salam. Lalu berdiri lagi shalat satu
rakaat kemudian tahiyat akhir diakhiri dengan salam.
b. Boleh langsung 3 rekaat 1 salam.
c. Jika shalat witir dikerjakan 5 rakaat , 7 rakaat , 9 rakaat , atau 11 rakaat
maka boleh dikerjakan setiap 2 rakaat salam dan yang terakhir 1
rakaat salam, atau yang terakhir langsung 3 rakaat salam tanpa tahiyat
awal.
d. Niat shalat witir,
Lafadz niat shalat witir : Ushollii sunatan witir rok'aataini mustaqbilal
qiblati adaa-an lillaahi ta'aalaa.
Artinya :
"Niat aku sholat sunah witir dua raka'at menghadap qiblat karena
Allah pelaksanaan shalat witir sama seperti shalat fardhu.
e. Setelah selesai shalat witir disunnahkan berdzikir dan berdo’a
5. Shalat Dua Gerhana
Shalat dua gerhana (shalat khusu fain) adalah shalat sunat yang
dilakukan karena terjadi gerhana bulan ataupun gerhana matahari.hukum
melaksanakan kedua shalat gerhana tersebut adalah sunah muakad.
Waktu Pelaksanaan gerhana matahari adalah sejak awal terjadinya
gerhana sampai selesai atau tertutupnya matahari .
Adapun waktu pelaksanaan shalat gerhana bulan adalah sejak awal
terjadinya gerhana bulan sampai akhir atau tertutupnya bulan tersebut.
Cara mengerjakan kedua shalat gerhana tersebut sama. Yang
membedakan adalah niat.Shalat gerhana di laksanakan dengan cara
sebagai berikut:
a. Mengerjakan shalat sebanyak 2 rakaat,boleh dilakukan sendiri-sendiri ,
tetapi lebih utama dikerjakan secara berjamaah.
b. Berniat melakukan shalat sunat gerhana (matahari atau bulan)
c. Membaca do’a iftitah(pembukaan).
d. Membaca surah alfatihah dan ayat al-quran dari surah yang panjang,
seperti surah albaqarah atau surah lain yang hampir sama panjangnya

5
dengan surah tersebut. Namun, jika dibaca surah yang pendek, shalat
ini pun sah.
e. Rukuk dengan waktu yang hampir menyamai waktu berdiri.
f. Berdiri dan membaca surah al-fatihah, diikuti dengan membaca surah
yang lebih pendek dari surah yang pertama.
g. Ruku dengan waktu menyamai waktu berdiri
h. Itidal
i. Sujud
j. Duduk diantara 2 sujud
k. Sujud
l. Kembali berdiri untuk melakukan rakaat kedua yang caranya sama
dengan rakaat yang pertama, hanya rakaat kedua lebih pendek dari
rakaat yang pertama.
m. Membaca tasyahud dan shalawat nabi
n. Salam
Adapun bacaan takbir,al-fatihah,surah,dan salam dalam shalat
gerhana bulan dinyaringkan sedangkan dalam shalat gerhana matahari
tidak dinyaringkan. Lafadz niat shalat gerhana :
Ushalli sunnatal khusuufi rak'ataini lillahita'aalaa
artinya : "Aku niat shalat gerhana bulan 2 rakaat karena Allah"
6. Shalat Istiqa',
Shalat sunat yg dikerjakan untuk memohon hujan kepada Allah SWT.
Niatnya :
Ushalli sunnatal Istisqaa-i rak'ataini (imamam/makmumam) lillahita'aalaa
artinya :
"Aku niat shalat istisqaa 2rakaat (imam/makmum) karena Allah"
Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa :
a. 3 hari sebelmnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dgn
berpusa & meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan
beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan
hilangnya rejeki & datangnya murka Allah.

6
"Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lbh dulu
kami perbanyak orang-orang yg fasik, sebab kefasikannyalah mereka
disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-
hancurnya" (Q.S.Al Isra:16).
b. Pada hari ke4 semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan pergi
kelapangan dgn pakaian sederana & tanpa wangi-wangian untuk shalat
Istisqa'
c. Usai shalat diadakan khutbah 2kali. Pd khutbah pertama hendaknya
baca istigfar 9x dan pd khutbah kedua 7x. Pelaksanaan khutbah istisqa
berbeda dgn khutbah lainnya, yaitu :
1) Khatib disunatkan memakai selendang.
2) Isi khutbah menganjurkan byk beristigfar,berkeyakinan bhw Allah
SWT akan mengabulkan permintaan mereka.
3) Saat berdo'a hendaknya mengangkat tangan setinggi-tingginya.
4) Saat berdo'a pd khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap
kiblat membelakangi makmumnya.

C. Fungsi Shalat Sunat Berjamaah


Shalat sunat yang dikerjakan secara berjamaah memiliki beberapa
fungsi , diantaranya adalah:
1. Untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
2. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
3. Menambahkan amal ibadah kepada Allah SWT
4. Menambah nilai pahala
5. Mewujudkan sikap hormat dan menjunjung tinggi perintah Allah SWT
6. Ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT
7. Pewujudan rasa cinta kepada Allah SWT.,dan
8. Meningkatkan rasa persaudaraan sesama muslim serta menambah syiar
islam (sholat sunat yang dikerjakan secara berjamaah).

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salat sunnah adalah ibadah yang terdiri atas perkataan dan perbuatan
yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam dan memenuhi beberapa
syarat yang ditentukan yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala, namun
bila ditinggalkan tidak mendapatkan siksa (tidak berdosa).
Macam-macam salat sunnah diantara lain Salat Sunnah Rawatib adalah
salat yang dikerjakan menyertai salat fardhu, baik dikerjakan sebelum maupun
sesudahnya.Salat Gerhana adalah Salat ini dilakukan apabila terjadi gerhana,
baik gerhana bulan maupun gerhana matahari.Salat Istisqa’ adalah Salat
Istisqa’ yaitu salat yang dilakukan unutk memohon kepada Allah SWT. agar
diturunkan hujan disaat terjadinya kekeringan tanah atau musim kemarau yang
panjang.Salat Dhuha adalah salat sunnah dua rakaat atau lebih yang dilakukan
pada waktu dhuha, yaitu kira-kira matahari naik sepenggalah sampai
tergelincir matahari.Salat Tarawih dan Witir adalah salat malam pada bulan
Ramadhan yang dilaksanakan setelah isya.

B. Saran
Kami yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena
kami dalam tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan
semua bisa memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun
sehingga makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat dan apabila ada
kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena kami hanyalah hamba
yang memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Slamet. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: Pustaka Setia.

Ahmadi, Abu. 1994. Fiqih Islam Lengkap. Jakarta: Rineka Cipta.

Al-Kumayi, Sulaiman. 2007. Shalat Penyembahan & Penyembuhan. Semarang:


Erlangga.

Bisri, Mustofa. 1997. Fiqih Keseharian. Surabaya: Al-Miftah.

Darwis. 1983. Shahih Bukhari. Jakarta: Widjaya.

Qira’ati, Muhsin. 1996. Pancaran Cahaya Shalat. Bandung: Pustaka Hidayah.

Rasjid, Sulaiman. 2009. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suyadi. 2009. Shalat Tarawih. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

You might also like