You are on page 1of 13

PAPER

SINTESIS OBAT AMOXICILIN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK : 1 ( SATU)
ANGGOTA : ZAENAB_A25121083
ARNI TARUK LILING_A25121078
NURUL HAJRAWATI ALWI_A25121081
NIZMA_A25121052
KELAS : C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

berkat-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Makalah ini berjudul “Sintesis obat Amoxcilin”. Penulisan makalah ini bertujuan

untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Organik Sintesis. Makalah ini membahas

mengenai Molekul yang membentuk obat dan cara menyintesisnya. Ucapan terima

kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung

maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Saran dan kritik

dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan

makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi

sarana pembelajaran bagi kita dimasa yang akan dating.

Palu, 3 Desember 2023

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................................4
I. Latar Belakang.................................................................................................................................4
II. Tujuan...............................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................5
III. Pengertian Amoksilin..................................................................................................................5
IV. Sintesis Amoksilin........................................................................................................................6
V. Fungsi Amoksilin.............................................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................................................10
VI. Kesimpulan.................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (Menteri Kesehatan RI, 2006). Obat-obat
yang beredar di pasaran/masyarakat beragam jenis dan harganya, dari obat generik
yang murah sampai dengan obat bermerek yang mahal harganya.
Obat generik adalah salinan (dari obat yang disetujui, innovator/ produk dagang)
yang sama dengan obat generik bermerek, dalam dosis, keselamatan, kekuatan, daya
absorbsi, kualitas, performa, dan tujuan penggunaan. Obat generik lebih murah
karena pembuatan generik tidak memiliki harga investasi dari pengembangan obat
baru. Obat generik bermerek adalah produk inovator/original yang telah mengalami
dan melewati tes teliti dan terlibat evaluasi dalam pengembangan produk obat
(Rohilla et al., 2011).
Amoksisilin adalah antibiotik spektrum luas, secara farmakologi antibiotik beta-
laktam aktif efektif melawan bakteri gram positif dan gram negatif. Antibiotik
merupakan salah satu jenis obat yang sering diresepkan untuk mengobati infeksi
bakteri dan beberapa infeksi oleh parasit tertentu. Amoksisilin (amoxicillin)
merupakan antibiotik yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena obat ini
sangat murah dan mudah didapat di apotik maupun toko yang menjual obat, namun
banyak masyarakat membelinya tanpa resep dari dokter. (Ramos et al., 2012).
Ampisilin dan amoksisilin menyebabkan kerusakan hati dengan insidensi 0,3/10.000
peresepan, dan ketika amoksisilin dikombinasikan dengan asam klavulanat insidensi
kerusakan hati meningkat menjadi 1.7/10.000 peresepan (Murray et al., 2008).
Dari penjelasan di atas terkait obat amoksisilin. Penulis ingin mengetahui
pembentukan Amoksilin hingga menghasilkan reaksi teretntu melalui bagaimana
sintesis dari obat Amoksilin dengan cara diskoneksi, bagaimana Amoksilin
mendapatkan sinton dan menghasilkan reaksi dan Apa fungsinya dari Amoksilin.

II. Tujuan
1. Menganalisis bagaimana sintesis dari obat Amoksilin dengan cara diskoneksi
2. Menganalisis bagaimana Amoksilin mendapatkan sinton dan menghasilkan reaksi
3. Apa fungsinya dari Amoksilin

4
BAB II
PEMBAHASAN
III. Pengertian Amoksilin
Amoksisilin adalah turunan penisilin yang strukturnya mirip dengan ampisilin,
dengan perbedaan adanya gugus hidroksi pada posisi para cincin benzena. Beberapa
keuntungan amoksisilin dibanding ampisilin adalah absorbsi obat dalam saluran cerna
lebih sempurna sehingga kadar darah dalam plasma lebih tinggi. Kadar darah
maksimalnya dicapai dalam 1 jam setelah pemberian oral (Soekardjo et al, 2000a).
Amoksisilin tidak efektif terhadap Pseudomonas aeruginosa (Siswandono dan
Soekardjo, 1998).
Salah satu contoh turunan penisilin yang aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa
adalah piperasilin (Soekardjo et al, 2000a). Piperasilin adalah ureidopenisilin
spektrum luas yang digunakan secara injeksi untuk pengobatan infeksi, terutama yang
disebabkan pseudomonas (Jones et al, 1977; dalam Sneader, 2005).

Ampisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, merupakan turunan penisilin


yang tahan asam tetapi tidak tahan terhadap enzim penisilinase. Absorbsi obat dalam
saluran cerna kurang baik (± 30-40%), obat terikat oleh protein plasma ± 20%, kadar
darah maksimalnya dicapai dalam 2 jam setelah pemberian oral (Soekardjo et al,
2000a). Ampisilin tidak aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa yang merupakan
salah satu bakteri Gram negatif yang sulit dibasmi. Bakteri ini mempunyai
kecenderungan resisten terhadap antibiotik, termasuk terhadap golongan -laktam
(Bhattacharjee et al, 2008; Jawetz et al, 1992). Soekardjo (1989) telah melakukan
penelitian modifikasi struktur turunan N-benzoilampisilin dengan metode pendekatan
Topliss. Modifikasi struktur model pendekatan Topliss berdasarkan pada perubahan
sifat lipofilik, elektronik, dan sterik senyawa. Modifikasi dilakukan pada gugus amina
primer rantai samping ampisilin, yaitu melalui reaksi asilasi dengan turunan benzoil
klorida.

Obat Amoksisilin adalah salah satu senyawa antibiotik golongan beta-laktam dan
memiliki nama kimia alfa-amino-hidroksilbenzil-penisilin. Amoksisilin memiliki
stabilitas kurang baik karena dapat terurai pada suhu 30-35 ℃ dan tidak stabil
terhadap paparan cahaya. Selain itu, amoksisilin memiliki kelarutan yang kurang baik
dalam air (Kaur, 2011). Kelarutan yang rendah dalam air dapat ditingkatkan agar
amoksisilin dapat diabsorpsi dengan baik dalam tubuh dan dapat dengan cepat
memberikan efek terapi yang diinginkan. Salah satu usaha yang dapat meningkatkan
kelarutan adalah kompleks inklusi (Widyastuti, 2006).

5
IV. Sintesis Amoksilin
Salah satu contoh turunan penisilin yang aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa
adalah piperasilin (Soekardjo et al, 2000a). Piperasilin adalah ureidopenisilin
spektrum luas yang digunakan secara injeksi untuk pengobatan infeksi, terutama yang
disebabkan pseudomonas (Jones et al, 1977; dalam Sneader, 2005). Piperasilin
mempunyai struktur mirip dengan Nbenzoilampisilin, dengan perbedaan substituen
yang masuk pada gugus amina primer rantai samping ampisilin, seperti terlihat pada
gambar berikut :

N-benzoilampisilin (Soekardjo, 1989)

Piperasilin (O’Neil, 2006)

6
Soekardjo et al (1999) telah berhasil membuat N-benzoilamoksisilin dengan
mereaksikan benzoil klorida dengan gugus amina dari amoksisilin. Senyawa yang
diperoleh mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa lebih
besar dibanding amoksisilin. Senyawa ini juga mempunyai aktivitas terhadap bakteri
Gram positif maupun Gram negatif lainnya (Soekardjo et al, 2000b), sehingga
senyawa ini dapat dijadikan sebagai senyawa induk untuk dikembangkan lebih lanjut
dalam usaha mendapatkan senyawa baru dengan aktivitas antibakteri yang lebih
tinggi. Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi struktur N-benzoilamoksisilin
dengan membuat senyawa N-3- klorobenzoilamoksisilin.
Senyawa N-3- klorobenzoilamoksisilin dibuat dengan mereaksikan 3-
klorobenzoil klorida dengan gugus amina dari amoksisilin (reaksi asilasi), dengan
pelarut tetrahidrofuran (Deutsches patentampt, 1982; dalam Soekardjo et al, 2000b).
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi substitusi nukleofilik, gugus amina primer
amoksisilin yang bersifat nukleofil akan menyerang atom C dari gugus C=O turunan
benzoil klorida. Produk yang dihasilkan dari reaksi antara benzoil klorida atau
turunannya dengan gugus amina dari amoksisilin, adalah turunan amida. Reaksi ini
termasuk cara Schotten-Baumann, yaitu pembentukan amida dari asil klorida dan
amina (Clayden et al, 2001).

7
V. Fungsi Amoksilin
Amoxicillin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengatasi berbagai
penyakit akibat infeksi bakteri, seperti infeksi telinga, tonsilitis, atau bronkitis. Obat
ini hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter. Amoxicillin bekerja dengan cara
menghambat pembentukan dinding sel bakteri sehingga bakteri penyebab infeksi
akan mati.

8
Berikut beberapa fungsi Amoksilin dalam mengatasi penyakit yaitu :
1. Mengatasi Bronkitis Akut
Bronkitis merupakan peradangan saluran napas akibat infeksi bakteri yang
menyebabkan paru-paru berlendir. Gejalanya termasuk sesak di dada, batuk
berdahak, mengi, sakit tenggorokan, demam dan menggigil, serta pegal-pegal.

2. Mengatasi Infeksi THT


Mengatasi infeksi THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) menjadi kegunaan
selanjutnya. Infeksi THT tersebut, termasuk sinus, infeksi telinga luar (otitis
eksterna), dan infeksi telinga tengah (otitis media). Untuk mengatasinya,
Amoksilin membunuh bakteri Strepcoccus penumoniae dan bakteri Haemophilus
Influenzae yang menjadi penyebab infeksi.

3. Mengatasi Infeksi Kulit


Kegunaan Amoksilin selanjutnya adalah mengatasi gejala eksim. Beberapa tanda
eksim di antaranya peradangan atau bengkak, kemerahan, dan rasa gatal pada
kulit. Walaupun tidak menular, gejala akan menyebabkan rasa tidak nyaman pada
bagian kulit yang terkena. Beberapa kasus eksim dapat menyebabkan lepuhan
yang mengeluarkan air. Keluarnya air inilah yang menjadi tanda jika eksim sudah
menjadi infeksi.

4. Mengatasi Infeksi Saluran Kencing (ISK)

9
Penyakit yang satu ini terjadi saat bakteri sudah masuk ke dalam kandung kemih,
saluran kencing, dan juga ginjal. Pemberian obat amoksilin akan tergantung pada
keparahan gejala, serta jenis bakteri yang menjadi penyebab penyakit.

10
BAB III
PENUTUP

VI. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan untuk pembentukan /
sintesisi dari amoksilin sendiri adalah dengan mereaksikan 3-klorobenzoil klorida
dengan gugus amina dari amoksisilin (reaksi asilasi), dengan pelarut tetrahidrofuran
dan akan terjadi reaksi substitusi nukleofilik, gugus amina primer amoksisilin yang
bersifat nukleofil akan menyerang atom C dari gugus C=O turunan benzoil klorida.
Produk yang dihasilkan dari reaksi antara benzoil klorida atau turunannya dengan
gugus amina dari amoksisilin, adalah turunan amida. Reaksi ini termasuk cara
Schotten-Baumann, yaitu pembentukan amida dari asil klorida dan amina. Dan
amoksilin sendiri berfungsi untuk mengatasi berbagai penyakit akibat infeksi bakteri,
seperti infeksi telinga, tonsilitis, atau bronkitis

11
DAFTAR PUSTAKA

Bhattacharjee A, et. al. 2008, Prevalence of Inducible AmpC b-lactamaseProducing


Pseudomonas. aeruginosa in a Tertiary Care Hospital in Northern India, Indian J.
Med. Microbiol., Vol. 26, No. 1, p. 89-90.

Brooks GF, et. al., 2004, Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical Microbiology, 23rd Ed,
Mc Graw Hill, Boston.

Buntaran L, 2007, Infeksi Nosokomial : Menggantung Harapan pada Antibiotik Anyar,


The 8th Jakarta Antimicrobial Update 2007 (JADE), Farmacia, Vol VI, No. 11,
Juni 2007, p. 46-47.

Clayden J, et. al., 2001, Organic Chemistry, Oxford University Press, New York, p. 285.
Dewanjee S, et. al., 2007, In Vitro Evaluation of Antimicrobial Activity of Crude
Extract from

Dzen SM, et. al., 2003, Bakteriologi Medik, Bayumedia Publishing, Malang.

Finch R, et. al., 2006, Antibiotic resistance action to promote new technologies: report of
an EU Intergovernmental Conference held in Birmingham, UK, 12-13 December
2005, J. Antimicrob. Chemother., 58 Suppl 1.

Jawetz E, et. al, 1992, Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan, Edisi ke-16, diterjemahkan
oleh H. Tonang, Penerbit EGC Buku Kedokteran, Jakarta.

Mutschler E, 1991, Dinamika Obat, Diterjemahkan oleh Mathilda B. W., Anna S. R., Bab
9, Profilaksis dan Terapi Penyakit Infeksi, Edisi ke-5, Penerbit ITB, Bandung, p.
637.

Nah YK, et. al, 2004, Survei Peresepan Antimikroba Oral untuk Anak Balita Pada
Apotek-Apotek di Wilayah Jakarta Barat, Meditek, Vol 12, No. 32, p. 1-11.

O’Neil MJ (Editor), 2006, The Merck Index An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and
Biologicals, Merck & Co. Inc., USA, p. 92, 94, 1286.

Patrick GL, 2005, An Introduction to Medicinal Chemistry, Third Ed, Oxford University
Press, New York, p. 271-285, 388-390, 401.

12
Plants Diospyros peregrina, Coccinia grandis and Swietenia macrophylla, Trop. J. Pharm.
Res., September 2007, 6 (3) : 773- 778.

Putin V, 2006, Masalah Pendidikan dan Penyakit Infeksi, Info Aktual

Siswandono, Soekardjo B (Editor), 1998, Prinsip-Prinsip Rancangan Obat, Airlangga


University Press, Surabaya.

Sneader W, 2005, Drug Discovery A History, Chapter 23, Antibiotic Analogues, John
Wiley & Sons, Ltd, USA, p. 319-323.

Soekardjo B, 1989, Sintesis dan Hubungan Struktur dengan Aktivitas In vitro dari Suatu
Seri Turunan BensoilN-Ampisilin Baru, Disertasi, Universitas Airlangga,
Surabaya.

Soekardjo B, et. al, 2000a, Hubungan Struktur-Aktivitas Obat Antibiotika, dalam


Siswandono dan Bambang Soekardjo (Editor), Kimia Medisinal, Jilid 2, Bab 4,
Airlangga University Press, Surabaya, p. 109-162.

Soekardjo B, et. al., 1999, Sintesis Tiga Senyawa Baru Turunan NBenzoilamoksisilin dan
Uji Aktivitas Antibakterinya Terhadap Pseudomonas aeruginosa, Jurnal Penelitian
Universitas Airlangga, Vol. 7, No. 2, Lembaga Penelitian Universitas Airlangga,
Surabaya, p. 11-19.

Soekardjo B, et. al., 2000b, Sintesis Senyawa Baru Turunan NBenzoilamoksisilin Untuk
Meningkatkan Aktivitas Terhadap Bakteri Gram-Positif dan Gram-Negatif,
Laporan Riset Unggulan Terpadu V. I Bidang Ilmu Kimia dan Proses.

Spellberg B, et. al., 2004, Trends in Antimicrobial Drug Development : Implications for
The Future, Clin. Infect. Dis., 38 (9).

Yoneyama H, et. al., 2006, Antibiotic resistance in bacteria and its future for novel
antibiotic development, Biosci. Biotechnol. Biochem., 70 (5), Abstrak.
www.litbang.depkes.go.id/aktual/ kliping/vladimir, diakses tanggal 27 November
2007.

13

You might also like