You are on page 1of 16

Nama : Thersia Welhelmina Nama

NIM : 042321993
Mata Kuliah : HKUM4410/ Praktik Pengalaman Beracara

Tugas 8:

Buatlah sebuah putusan dengan uraian kasus sebagai berikut berdasarkan analisis
pemahaman saudara terhadap kasus ini meskipun faktanya kasus ini masih dalam proses.

Kronologi Kasus Waris

Arjuna dan Shinta menikah pada tahun 1945 dan selama pernikahan mereka telah
dikaruniai 7 orang anak. Pada tahun 1997 Arjuna meninggal dunia meninggalkan harta
peninggalan berupa:

1. 1 rumah di Surakarta, Jawa Tengah;

2. 1 rumah di Semarang, Jawa Tengah;

3. 1 rumah di Jakarta Pusat;

4. 1 Vila di tawamangu Karanganyar Jawa Tengah;

5. Perkebunan seluas 200 Hektar di Tulungagung Jawa Timur.

Dengan meninggalnya Arjuna, dengan demikian terdapat konsekuensi peristiwa hukum dan
perbuatan hukum terhadap kepemilikan harta peninggalan Arjuna suaminya, terlebih
memiliki ahli waris anak sejumlah 7 orang. Dengan komposisi anak sebagai berikut:

1. Hima yang saat ini berstatus sebagai warga negara Jerman dan beragama
katolik;

2. Binroto yang saat ini berstatus warga negara Indonesia dan beragama islam;

3. Hendy yang saat ini berstatus warga negara Indonesia dan beragama islam;

4. Jojon yang saat ini berstatus warga negara Indonesia dan beragama islam;

5. Kasno yang saat ini berstatus warga negara Indonesia dan beragama islam;

6. Darto yang saat ini berstatus warga negara Indonesia dan beragama islam;

7. Darupekok yang saat ini berstatus warga negara Indonesia dan beragama islam.

Pada tahun 1998 Shinta bersama Jojon telah menjual sebagian waris yang berupa rumah di
Semarang, Jawa Tengah dan 1 Vila di tawamangu Karanganyar Jawa Tengah. Hasil
penjualan harta waris senilai Rp 2 miliar tersebut tanpa persetujuan tertulis dari ahli waris
lain ditempatkan di rekening deposito atas nama Jojon dan Jojon akan memberikan uang
sebesar Rp 1,5 juta perbulan kepada Shinta Ibunya dan jika sewaktu waktu di minta uang
deposito tersebut dapat di minta oleh Shinta.

Kemudian pada tahun 2000 Shinta dan Darupekok menjual harta waris perkebunan di
tulungagung dan 1 rumah di jakarta Pusat serta rumah di Surakarta dengan total nilai Rp 7
miliar dan pembagian waris dengan komposisi Rp 4 miliar di bagi prorata kepada Shinta dan
6 ahli warisnya. Sedangkan Rp 1 Miliar untuk Darupekok. Sisa Rp 2 miliar dibelikan rumah
di Surakarta dengan atas nama Shinta atas dasar kesepakatan dana Rp 2 Miliar tersebut
merupakan bagian Shinta sendiri.

Pada tahun 2023 Shinta sakit keras dan di rawat oleh anaknya yang bernama Hendy. Pada
tahun 2023 tersebut hingga kini anak-anak lainnya tidak memberikan uang untuk biaya
hidup Shinta. Kemudian, Shinta hendak menjual rumahnya di Surakarta tersebut mengingat
rumah tersebut atas nama Shinta. Tetapi ternyata sertifikat rumah dipegang oleh kasno.
Dengan kondisi ingin menjual rumahnya Shinta meminta sertifikat rumahnya tersebut yang
berada di tangan anaknya bernama Kasno. Kasno dan anak-anak lainnya menolak
memberikan sertifikat tanah rumah Shinta dengan alasan bahwa rumah tersebut dibeli atas
dasar Patungan dengan ahli waris lainnya (anak-anaknya). Padahal objek tanah sertifikat
tersebut bukanlah dari patungan ahli waris lainnya.

Jawaban:
Berdasarkan uraian kasus diatas maka akan dibuatkan sebuah putusan kasus perdata
sebagai berikut dibawah ini.
PUTUSAN
Nomor: 27/Pdt.G/2023/PN.Skt

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Surakarta yang mengadili perkara-perkara perdata pada


peradilan tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara:

Shinta, berkedudukan di Jalan Kahuripan Utara Raya, No.290, RT 046/RW 012,


Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, dalam
hal ini memberikan Kuasa Khusus kepada Thersia Welhelmina Namah, S.H., M.H.
dan Juliana Kana, S.H., M.H. keduanya Advokat yang berkantor di Kantor Hukum
DEO JUVANTE LAW FIRM yang beralamat di Jalan Temugiring Raya, Kelurahan
Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, berdasarkan surat
kuasa khusus Nomor: 045/GPN/III/2023 tanggal 6 November 2023, selanjutnya
disebut sebagai Pengugat;

Melawan:

1. Kasno, bertempat tinggal di Jl. Slamet Riyadi No. 345, Danukusuman,


Serengan, Surakarta, Jawa Tengah, selanjutnya disebut sebagai Tergugat I;

2. Darupekok, bertempat tinggal di Jl. Raya Solo-Semarang Km. 5, Sangkrah,


Pasar Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah, selanjutnya disebut sebagai Tergugat
II;

3. Binroto, bertempat tinggal di Jl. Slamet Riyadi No. 235, Kampung Baru, Pasar
Kliwon, Surakarta, Jawa Tengah, selanjutnya disebut sebagai Tergugat III;

4. Hendy, bertempat tinggal di Jl. Gajah Mada No. 20, Serengan, Serengan,
Surakarta, Jawa Tengah, selanjutnya disebut sebagai Tergugat IV;

5. Jojon, bertempat tinggal di Jl. Veteran No. 15, Kemlayan, Serengan, Surakarta,
Jawa Tengah, selanjutnya disebut sebagai Tergugat V;

6. Darto, bertempat tinggal di Jl. Dr. Rajiman No. 163, Jayengan, Serengan,
Surakarta, Jawa Tengah, selanjutnya disebut sebagai Tergugat VI;

7. Hima, bertempat tinggal di Willy-Brandt-Straße 1, 10557 Berlin, Jerman,


selanjutnya disebut sebagai Tergugat VII;

Dalam hal ini Tergugat I s/d Tergugat VII memberikan kuasa kepada Julio Jufry
Namah, S.H., M.H. dan Lisna Martini Henuk, S.H., M.H. keduanya Advokat yang
berkantor di Kantor Hukum AND Law Firm yang beralamat di Jalan Temugiring
Raya, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Berdasarkan surat kuasa khusus Nomor: 013/DJ/III/2023 tanggal 13 November
2023;

Pengadilan negeri tersebut;


Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat yang bersangkutan;
Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang, bahwa oleh Penggugat menurut surat gugatannya tertanggal 13


November 2023 yang dibuat dan ditanda tangani oleh Thersia Welhemina Nama, S.H., M.H.
dan Juliana Kana, S.H., M.H., selaku Kuasa dari Shinta yang diterima dan didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surakarta tanggal 14 November 2023 di bawah Nomor
27/Pdt.G/2023/PN Skt telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa pada tahun 1997, almarhum Arjuna yang merupakan Suami dari Penggugat
dan Ayah dari Para Tergugat, meninggal dunia meninggalkan harta peninggalan
berupa:
1) 1 rumah di Surakarta, Jawa Tengah;
2) 1 rumah di Semarang, Jawa Tengah;
3) 1 rumah di Jakarta Pusat;
4) 1 Vila di Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah;
5) Perkebunan seluas 200 Hektar di Tulungagung Jawa Timur;
2. Bahwa dengan meninggalnya almarhum Arjuna, maka harta peninggalan tersebut
menjadi hak dari 8 orang ahli warisnya , yaitu:
1) Penggugat;
2) Tergugat I;
3) Tergugat II;
4) Tergugat III;
5) Tergugat IV;
6) Tergugat V;
7) Tergugat VI;
8) Tergugat VII;
3. Bahwa pada tahun 2000, Penggugat dan Tergugat II menjual harta waris
perkebunan di Tulungagung dan 1 rumah di Jakarta Pusat serta rumah di Surakarta
dengan total nilai Rp 7 miliar. Pembagian waris dengan komposisi Rp 4 miliar dibagi
prorata kepada Penggugat, Tergugat I, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat
VI, dan Tergugat VII. Sedangkan Rp 1 miliar untuk Tergugat II. Sisa Rp 2 miliar
dibelikan rumah di Surakarta dengan atas nama Penggugat atas dasar kesepakatan
dana Rp 2 miliar tersebut merupakan bagian Penggugat sendiri;
4. Bahwa pada tahun 2023, Penggugat sakit keras dan di rawat oleh Tergugat IV. Pada
tahun 2023 tersebut hingga kini Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat V,
Tergugat VI, dan Tergugat VII tidak memberikan uang untuk biaya hidup Penggugat;
5. Bahwa kemudian, Penggugat hendak menjual rumahnya di Surakarta tersebut
mengingat rumah tersebut atas nama Penggugat. Tetapi ternyata sertifikat rumah
dipegang oleh TERGUGAT I. Dengan kondisi ingin menjual rumahnya, Penggugat
meminta sertifikat rumahnya tersebut yang berada di tangan Tergugat I;
6. Bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat VI,
dan Tergugat VII menolak memberikan sertifikat tanah rumah Penggugat dengan
alasan bahwa rumah tersebut dibeli atas dasar patungan dengan seluruh Tergugat.
Padahal objek tanah sertifikat tersebut bukanlah dari patungan ahli waris lainnya
melainkan sepenuhnya dari bagian Penggugat;

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka Penggugat mohon kepada Bapak


Ketua Pengadilan Negeri Surakarta Cq Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surakarta yang
memeriksa perkara ini dapat menjatuhkan keputusan sebagai berikut:

PRIMAIR :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.


2. Menyatakan Tergugat melakukan Perbuatan Melawan Hukum.
3. Menyatakan bahwa Penggugat memiliki hak untuk menguasai dan mengelola rumah di
Surakarta yang atas nama Penggugat.
4. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan Penggugat terhadap rumah
di Surakarta yang atas nama Penggugat.
5. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan sertifikat tanah rumah di Surakarta yang atas
nama Penggugat kepada Penggugat.
6. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini.
SUBSIDAIR :
Apabila yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-
adilnya (Ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian diantara para
pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan dengan menunjuk Slamet Setio Utomo, S.H., Hakim pada
Pengadilan Negeri Surakarta, sebagai Mediator;
Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal 15 November 2023,
upaya perdamaian tersebut tidak berhasil;
Menimbang, bahwa oleh karena itu pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan
pembacaan surat gugatan yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Kuasa Para Tergugat
telah mengajukan jawabannya tertanggal 16 November 2023, pada pokoknya sebagai
berikut:

Dalam Eksepsi
1. Bahwa berdasarkan Pasal 132 ayat (1) dan (3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Perdata (KUHAP), gugatan perdata hanya dapat diajukan di pengadilan negeri yang
berwenang menurut tempat kedudukan tergugat atau tempat terjadinya peristiwa
hukum yang menjadi dasar gugatan. Dalam perkara ini, penggugat mengajukan
gugatan di Pengadilan Negeri Surakarta. peristiwa hukum yang menjadi dasar
gugatan, yaitu penjualan harta peninggalan almarhum Arjuna, terjadi di Tulungagung.
Oleh karena itu, gugatan penggugat tidak dapat diterima oleh Pengadilan Negeri
Surakarta karena tidak berwenang menurut tempat terjadinya peristiwa hukum yang
menjadi dasar gugatan.
2. Bahwa Gugatan Penggugat tidak jelas atau kabur (obscur libel) dalam gugatan
posita Penggugat tidak jelas, sebab gugatan Penggugat yang menyatakan bahwa
gugatan Penggugat tidak diterima karena tidak memenuhi syarat formil sebagaimana
diatur dalam Pasal 123 ayat (1) Rv. Dimana gugatan penggugat tidak
mencamtumkan daftar alat bukti secara lengkap. Berdasarkan hal tersebut, kami
mohon kepada Majelis Hakim untuk menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak
sempurna.

Dalam Konvensi
1. Bahwa para Tergugat pada pokoknya menolak seluruh dalil-dalil Penggugat kecuali
yang secara tegas diakui kebenarannya.
2. Bahwa segala dalil-dalil yang ada dalam eksepsi mohon dimasukkan dan
dipertimbangkan dalam jawaban pokok perkara ini.
3. bahwa pada tahun 1997, almarhum Arjuna yang merupakan Suami dari Penggugat
dan Ayah dari Para Tergugat, meninggal dunia meninggalkan harta peninggalan
berupa:
- 1 rumah di Surakarta, Jawa Tengah;
- 1 rumah di Semarang, Jawa Tengah;
- 1 rumah di Jakarta Pusat;
- 1 Vila di tawamangu Karanganyar Jawa Tengah;
- Perkebunan seluas 200 Hektar di Tulungagung Jawa Timur
4. Bahwa dengan meninggalnya almarhum Arjuna, maka harta peninggalan tersebut
menjadi hak dari 8 orang ahli waris yaitu Penggugat dan Para Tergugat.
5. Bahwa pada tahun 2000, Penggugat dan Tergugat II menjual harta waris
perkebunan di Tulungagung dan 1 rumah di Jakarta Pusat serta rumah di Surakarta
dengan total nilai Rp 7 miliar. Dalam pembagian hasil penjualan waris dengan
komposisi Rp 4 miliar dibagi prorata kepada Penggugat, Tergugat I, Tergugat III,
Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat VI, dan Tergugat VII. Sedangkan Rp 1 miliar
untuk Tergugat II.
6. Bahwa terkait dengan pembelian rumah di Surakarta, Para Tergugat mengakui
bahwa rumah di Surakarta tersebut dibeli dengan menggunakan dana sebesar Rp 2
miliar dari bagian Penggugat. Namun, Para Tergugat membantah bahwa pembelian
rumah tersebut dilakukan atas kesepakatan seluruh ahli waris.
7. Bahwa pembelian rumah di Surakarta tersebut hanya dilakukan oleh Penggugat dan
Tergugat II. Hal ini dapat dibuktikan dengan surat perjanjian jual beli rumah yang
ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat II.
8. Bahwa pembelian rumah di Surakarta tersebut yang menggunakan uang dari hasil
penjualan harta waris tidaklah sah menurut hukum karena bukan merupakan hasil
dari kesepakatan seluruh ahli waris.
9. Bahwa tidak benar Penggugat bahwa Para Tergugat melakukan perbuatan melawan
hukum dengan menolak memberikan sertifikat tanah rumah Penggugat. Para
Tergugat tidak melakukan perbuatan melawan hukum karena memiliki hak yang
sama atas rumah tersebut.

Dalam Rekonvensi
1. Bahwa pada prinsipnya Para Tergugat Konvensi/ Para Penggugat Rekonvensi menolak
seluruh dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi dalam
gugatannya kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya.
2. Bahwa dalil-dalil yang terdapat dalam eksepsi dan konvensi mohon dipakai sebagai
pertimbangan pula dalam rekonvensi ini.
3. Bahwa dengan tidak terdapatnya kesalahan Para Tergugat Konvensi/ Penggugat
Rekonvensi, maka gugatan yang telah dilakukan oleh Penggugat Konvensi/ Tergugat
Rekonvensi merupakan Perbuatan Melawan Hukum berupa pencemaran nama baik
yang dilakukan oleh Pengugat yang membuat citra Para Tergugat menjadi buruk dimata
masyarakat, sesuai dengan pasal 1365 dan 1372 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata.
4. Bahwa dengan adanya Perbuatan Melawan Hukum tersebut Penggugat Konvensi/
Tergugat Rekonvensi untuk memberikan ganti rugi immateriil sebesar Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) karena telah melakukan pencemaran nama baik
terhadap Para Tergugat Konvensi/ Penggugat Rekonvensi.
5. Bahwa untuk menjamin agar gugatan Para Tergugat Konvensi/ Penggugat Rekonvensi
ini dapat dilaksanakan, maka perlu diadakan sita jaminan terhadap harta kekayaan
yang merupakan warisan untuk Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi Bersama
Para Tergugat Konvensi/ Penggugat Rekonvensi yang berupa tanah dan bangunan di
atasnya yang berkedudukan di Jalan Kahuripan Utara Raya, No.290, RT 046/RW 012,
Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah,
seluas 1.200m2 (seribu dua ratus meter persegi) dengan batas wilayah sebagai berikut:
 Utara: Jalan Kencana
 Selatan: Jalan Teratai.
 Timur: Rumah Bapak Yani
 Barat: Kantor Lurah Sriwedari
6. Bahwa untuk menjamin putusan ini dapat dilaksanakan, mohon putusan ini dinyatakan
dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada upaya banding. verzet maupun
kasasi.
7. Bahwa untuk menjamin putusan pengadilan dijalankan tepat pada waktunya, maka
sudah sepantasnya Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi dikenakan uang paksa
(dwangsom) dan keterlambatan sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta Rupiah) setiap hari
keterlambatan pelaksanaan putusan.
Berdasarkan dalil-dalil yang telah kami kemukakan di atas maka mohon pada majelis
Hakim Pemeriksa Perkara Perdata ini untuk berkenan memutuskan sebagai berikut:

PRIMAIR

Dalam Eksepsi
1. Menerima dan mengabulkan dalil-dalil eksepsi Para Tergugat;
2. Menyatakan gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan
Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima (nietontvakelijk verklaard).

Dalam Konvensi
1. Menerima segala dalil-dalil yang diajukan oleh Para Tergugat Konvensi;
2. Menyatakan bahwa perbuatan Para Tergugat yang menolak memberikan sertifikat
tanah rumah Penggugat kepada Penggugat bukan merupakan Perbuatan Melawan
Hukum;
3. Menyatakan gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan
Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima diterima (nietontvakelijk verklaard).

Dalam Rekonvensi
1. Menyatakan gugatan rekonvensi Penggugat Rekonvensi/ Para Tergugat Konvensi
diterima untuk seluruhnya.
2. Menyatakan Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum berupa ceroboh dan gegabah melakukan gugatan kepada Penggugat
Rekonvensi/ Para Tergugat Konvensi secara tanpa alas hak, yang telah merugikan
secara immateriil pada Para Tergugat Konvensi/ Penggugat Rekonvensi.
3. Menghukum Penggugat Konvensi/ Tergugat Rekonvensi untuk membayar ganti rugi
berupa immateriil kepada Para Tergugat Konvensi/ Penggugat Rekonvensi sebesar Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) secara tunai.
4. Menyatakan sah sita jaminan terhadap harta waris milik Pengugat Konvensi/ Tergugat
Rekonvensi Bersama Penggugat Rekonvensi/ Para Tergugat Konvensi.
5. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada upaya hukum
banding, verzet, dan kasasi.
6. Menghukum Para Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp
5.000.000,00 (lima juta Rupiah) per hari keterlambatan melaksanakan isi putusan ini.
7. Menghukum seluruh biaya perkara yang timbul dalam perkara ini kepada Penggugat
Konvensi/ Tergugat Rekonvensi.
SUBSIDAIR :
mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa atas jawaban dari Kuasa Para Tergugat tersebut, Penggugat
telah mengajukan Replik secara tertulis; Replik dan Duplik tersebut selengkapnya
sebagaimana termuat dalam Berita Acara Persidangan perkara ini;
Menimbang, bahwa selanjutnya untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya,
Penggugat telah mengajukan bukti-bukti surat sebagai berikut :
1. Fotokopi KTP atas nama Shinta, diberi tanda P-1;
2. Fotokopi KTP atas nama Jojon, diberi tanda P-2;
3. Fotokopi KTP atas nama Darupekok, diberi tanda P-3;
4. Fotokopi salinan Akta Jual Beli dengan Nomor 267/2000, diberi tanda P-4;
5. Fotokopi sertifikat rumah Nomor 112, diberi tanda P-5.
Menimbang, bahwa selain bukti surat, Penggugat telah pula mengajukan 1 (satu)
orang saksi sebagai berikut:
Saksi Yani, yang memberikan keterangan dibawah sumpah, yang pada pokoknya sebagai
berikut:
- Bahwa saksi kenal dengan Penggugat hanya sebagai tetangga;
- Bahwa saksi tahu permasalahan antara Penggugat dan Para Tergugat adalah
masalah sertifikat rumah yang ditahan oleh salah seorang anak Penggugat;
- Bahwa saksi tahu batas-batasnya tanah tempat berdirinya rumah tersebut adalah:
Sebelah Utara: Jalan Kencana, Sebelah Selatan: Jalan Teratai, Sebelah Timur:
Rumah Bapak Yani, Sebelah Barat: Kantor Lurah Sriwedari;
- Bahwa yang mengusasi rumah tersebut adalah Ibu Shinta;
- Bahwa Shinta Sakit dan tidak dibiayai oleh anak-anaknya;
- Bahwa saksi mendengar cerita dari Shinta bahwa anak-anaknya menolak
memberikan sertifikat rumah atas nama Shinta.

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil jawabannya, Para Tergugat telah


mengajukan bukti-bukti surat sebagai berikut :
1. Fotokopi salinan akta jual beli dengan Nomor 194/1000, diberi tanda T-1
2. surat perjanjian jual beli rumah yang ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat II,
diberi tanda T-2
3. Sertifikat Rumah Nomor 112/2000, diberi tanda T-3
Menimbang, bahwa kemudian Penggugat dan Para Tergugat telah mengajukan
kesimpulannya secara tertulis;
Menimbang, bahwa untuk menyingkat uraian putusan ini, maka segala sesuatu yang
terjadi di persidangan sebagaimana tercatat dalam Berita Acara Persidangan perkara ini
sepanjang ada relevansinya dianggap sebagai bagian dari isi putusan ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana


tersebut di atas ;
Menimbang, bahwa tergugat telah mengajukan eksepsi bersamaan dengan jawaban
pada tanggal 16 November 2023, pada pokoknya mengenai hal-hal sebagi berikut:
- Bahwa Para Tergugat keberatan atas kompetensi absolut Pengadilan Negeri Surakarta
untuk mengadili perkara ini. Pasal 10 Rv. menyebutkan bahwa Pengadilan Negeri
berwenang mengadili perkara perdata di daerah hukumnya, kecuali ditentukan lain oleh
undang-undang. Dalam hal ini, harta peninggalan almarhum Arjuna terletak di beberapa
daerah, yaitu Surakarta, Semarang, Jakarta Pusat, Tawangmangu, dan Tulungagung.
Oleh karena itu, seharusnya perkara ini diadili oleh Pengadilan Negeri yang berwenang
mengadili perkara perdata di daerah hukum tempat sebagian besar harta peninggalan
almarhum Arjuna berada. Berdasarkan hal tersebut, Para Tergugat mohon kepada
Majelis Hakim untuk menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Surakarta tidak berwenang
mengadili perkara ini;
- Bahwa Gugatan Penggugat tidak jelas atau kabur (obscur libel) dalam gugatan posita
Penggugat tidak jelas, sebab gugatan Penggugat yang menyatakan bahwa gugatan
Penggugat tidak diterima karena tidak memenuhi syarat formil sebagaimana diatur
dalam Pasal 123 ayat (1) Rv. Dimana gugatan penggugat tidak mencamtumkan daftar
alat bukti secara lengkap. Berdasarkan hal tersebut, kami mohon kepada Majelis Hakim
untuk menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak sempurna.
Menimbang, bahwa Kompetensi relatif merupakan kewenangan pengadilan untuk
menangani kasus/perkara yang berkaitan dengan tempat/lokasi/domisili pihak-pihak yang
berperkara atau barang yang menjadi objek sengketa. Dengan kata lain, kompetensi relatif
adalah kewenangan pengadilan untuk menangani perkara sesuai dengan wilayah hukum
(yurisdiksi teritorial) yang dimilikinya.
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 118 ayat (2) HIR, Jika yang digugat lebih dari
seorang, sedang mereka tidak tinggal di daerah hukum pengadilan negeri yang sama, maka
tuntutan itu diajukan kepada ketua pengadilan negeri ditempat salah seorang tergugat yang
dipilih oleh penggugat.
Menimbang, bahwa objek perkara yang diajukan oleh PENGGUGAT adalah rumah
yang berkedudukan di Jalan Kepunton No 92, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Kota
Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.
Menimbang, bahwa Isi surat gugatan atau syarat materiil surat gugatan mengacu
pada Pasal 8 ayat (3) Rv yang pada pokoknya harus memuat Identitas para pihak, Dasar
Gugatan atau Fundamentum Petendi atau Posita, dan Petitum atau Tuntutan;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut, maka eksepsi
Tergugat dinyatakan ditolak untuk seluruhnya;

Menimbang, bahwa segala pertimbangan Majelis Hakim dalam eksepsi tersebut


diatas adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pertimbangan-
pertimbangan dalam pokok perkara ini;

Menimbang, bahwa Penggugat di dalam gugatannya telah mengemukakan dalil-dalil


yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa pada tahun 1997, almarhum Arjuna yang merupakan Suami dari Penggugat dan
Ayah dari Para Tergugat, meninggal dunia meninggalkan harta peninggalan berupa:
1) 1 rumah di Surakarta, Jawa Tengah;
2) 1 rumah di Semarang, Jawa Tengah;
3) 1 rumah di Jakarta Pusat;
4) 1 Vila di Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah;
5) Perkebunan seluas 200 Hektar di Tulungagung Jawa Timur;
2. Bahwa dengan meninggalnya almarhum Arjuna, maka harta peninggalan tersebut
menjadi hak dari 8 orang ahli warisnya, yaitu Penggugat dan Para Tergugat;
3. Bahwa pada tahun 2000, Penggugat dan Tergugat II menjual harta waris
perkebunan di Tulungagung dan 1 rumah di Jakarta Pusat serta rumah di Surakarta
dengan total nilai Rp 7 miliar. Pembagian waris dengan komposisi Rp 4 miliar dibagi
prorata kepada Penggugat dan Para Tergugat. Sedangkan Rp 1 miliar untuk Tergugat
II. Sisa Rp 2 miliar dibelikan rumah di Surakarta dengan atas nama Penggugat atas
dasar kesepakatan dana Rp 2 miliar tersebut merupakan bagian Penggugat sendiri;
4. Bahwa pada tahun 2023, Penggugat sakit keras dan di rawat oleh Tergugat IV. Pada
tahun 2023 tersebut hingga kini Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat V,
Tergugat VI, dan Tergugat VII tidak memberikan uang untuk biaya hidup Penggugat;
5. Bahwa kemudian, Penggugat hendak menjual rumahnya di Surakarta tersebut
mengingat rumah tersebut atas nama Penggugat. Tetapi ternyata sertifikat rumah
dipegang oleh Tergugat I. Dengan kondisi ingin menjual rumahnya, Penggugat meminta
sertifikat rumahnya tersebut yang berada di tangan Tergugat I;
6. Bahwa Para Tergugat menolak memberikan sertifikat tanah rumah Penggugat
dengan alasan bahwa rumah tersebut dibeli atas dasar patungan dengan Para
Tergugat. Padahal objek tanah sertifikat tersebut bukanlah dari patungan ahli waris
lainnya melainkan sepenuhnya dari bagian Penggugat;
Menimbang, bahwa Para Tergugat telah mengemukakan dalil-dalil jawaban yang
pada pokoknya sebagai berikut:
1. Bahwa pada tahun 2000, Penggugat dan Tergugat II menjual harta waris perkebunan di
Tulungagung dan 1 rumah di Jakarta Pusat serta rumah di Surakarta dengan total nilai
Rp 7 miliar.
2. Bahwa hasil penjualan harta waris pada tahun 2000 dengan total nilai Rp 7 miliar
pembagiannya waris dengan komposisi Rp 4 miliar dibagi prorata kepada penggugat,
Tergugat I, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat VI, dan Tergugat VII.
Sedangkan Rp 1 miliar untuk Tergugat II. Sisa Rp 2 miliar dibelikan rumah di Surakarta
dengan atas nama Penggugat atas dasar kesepakatan dana Rp 2 miliar tersebut
merupakan bagian Penggugat sendiri;
3. Bahwa terkait dengan pembelian rumah di Surakarta, Para Tergugat mengakui bahwa
rumah di Surakarta tersebut dibeli dengan menggunakan dana sebesar Rp 2 miliar dari
bagian Penggugat. Namun, Para Tergugat membantah bahwa pembelian rumah
tersebut dilakukan atas kesepakatan seluruh ahli waris.
4. Bahwa pembelian rumah di Surakarta tersebut hanya dilakukan oleh Penggugat dan
Tergugat II. Hal ini dapat dibuktikan dengan surat perjanjian jual beli rumah yang
ditandatangani oleh Penggugat dan Tergugat II.
5. Bahwa pembelian rumah di Surakarta tersebut yang menggunakan uang dari hasil
penjualan harta waris tidaklah sah menurut hukum karena bukan merupakan hasil dari
kesepakatan seluruh ahli waris.
6. Bahwa berdasarkan dalil-dalil Para Tergugat tersebut di atas maka perbuatan Para
Tergugat bukan merupakan Perbuatan Melawan Hukum seperti yang didalilkan di
dalam gugatan Penggugat.
Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, maka gugatan Penggugat serta merta
harus ditolak.
Menimbang, bahwa dari dalil gugatan Penggugat dan dalil jawaban Para Tergugat
tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi persoalan hukum yang harus
dipertimbangkan dan dibuktikan dalam perkara ini adalah:
- Apakah penjualan harta warisan perkebunan di Tulungagung dan 1 rumah di Jakarta
Pusat serta rumah di Surakarta dengan total nilai Rp 7 miliar dilakukan secara sah
sesuai hukum yang berlaku?
- Apakah pembelian rumah di Surakarta dengan atas nama Penggugat dilakukan secara
sah?
- Apakah benar Para Tergugat melakukan perbuatan melawan hukum karena menolak
memberikan sertifikat rumah atas nama Penggugat dengan alasan bahwa rumah
tersebut dibeli atas dasar patungan dengan seluruh Tergugat?

Menimbang, bahwa hal hal yang diakui secara tegas kebenarannya oleh Penggugat
dan Para Tergugat adalah bahwa penjualan harta warisan perkebunan di Tulungagung dan
1 rumah di Jakarta Pusat serta rumah di Surakarta dengan total nilai Rp 7 miliar hanya
dilakukan oleh Penggugat dan Tergugat II tanpa persetujuan ahli waris lainnya.
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya, Penggugat telah
mengajukan Bukti Surat P-1 s/d P-5 dan 1 (satu) orang saksi bernama Yani; Sebaliknya
untuk membuktikan dalil jawabannya, Para Tergugat telah mengajukan Bukti Surat T-1 s/d
T-3;
Menimbang, bahwa Majelis hakim akan mempertimbangkan bukti bukti baik bukti
Penggugat maupun bukti Para Tergugat hanya terhadap bukti yang berkaitan dengan pokok
sengketa;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T-2 dan bukti T-3 membuktikan bahwa
pembelian rumah di Surakarta dengan atas nama Penggugat yang menggunakan uang hasil
penjualan harta waris milik kedelapan alih waris dan dilakukan hanya oleh Penggugat dan
Tergugat II tanpa persetujuan alih waris lainnya oleh karenanya pembelian Rumah dan SHM
tersebut tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan mengikat;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut di atas maka
terbukti bahwa proses pembelian rumah dalam sertifikat Hak Milik Nomor 112/2000 atas
nama Shinta dilakukan dengan cara-cara bertentangan dengan undang-undang sehingga
tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut di atas maka
terbukti bahwa Para Tergugat tidak melakukan perbuatan melawan hukum oleh karena itu
petitum Penggugat pada nomor 2 ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena Sertifikat Hak Milik Nomor 112/2000 atas nama
Shinta tersebut sudah dinyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat
maka terhadap petitum nomor 3, nomor 4 dan nomor 5 tersebut ditolak;
Menimbang, bahwa terhadap Penggugat dihukum untuk tunduk dan patuh terhadap
putusan ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka gugatan
Penggugat ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat adalah sebagai pihak yang kalah, maka
patut dihukum untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini secara tanggung
renteng;

Mengingat pasal-pasal dalam KUHPerdata, HIR dan ketentuan hukum lainnya yang
bersangkutan;

MENGADILI:

1. Menolak Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;


2. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
3. Menyatakan bahwa Para Tergugat tidak melakukan perbuatan melawan hukum;
4. Menyatakan Sertifikat Rumah Nomor 267/2000 atas nama Shinta adalah Tidak Sah
dan Tidak Mempunyai Kekuatan Hukum Mengikat;
5. Memerintahkan Jurusita Pengadilan Negeri Surakarta untuk menjual tanah dan
bangunan Rumah Sengketa tersebut melalui Kantor Lelang Negara dan hasil
penjualan diserahkan kepada para alih waris kemudian dibagikan sesuai tata cara
pembagian warisan;
6. Menghukum Penggugat untuk tunduk dan patuh terhadap putusan ini;
7. Menghukum Penggugat untuk membayar ganti rugi kepada Para Tergugat sebesar
Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);
8. Menghukum Penggugat secara tanggung renteng membayar biaya yang timbul
dalam perkara ini, yang hingga sekarang dihitung sebesar Rp 750.000,- (tujuh ratus
lima puluh ribu rupiah).

Demikian diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri


Surakarta pada hari Rabu tanggal 1 Desember 2023 oleh kami Tommy Eritho, S.H., M.H.
sebagai Hakim Ketua dan Ayu Christin, SH., M.H. dan I Made Bagus, S.H., M.H. masing-
masing sebagai Hakim Anggota yang pada hari itu juga putusan tersebut diucapkan pada
persidangan yang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis beserta Hakim- hakim anggota
tersebut dengan dibantu Adrian, S.H. Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut
dengan dihadiri oleh Kuasa Penggugat, Kuasa Para Tergugat dan dihadiri oleh Tergugat I,
Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, Tergugat VI dalam Sistem Informasi
Pengadilan tanpa dihadiri oleh Tergugat VII.

Hakim Ketua,

ttd

Tommy Eritho, S.H., M.H.

Hakim Anggota I, Hakim Anggota II,

ttd ttd

Ayu Christin, SH., M.H. I Made Bagus, S.H., M.H.

Paniter Pengganti,

ttd

Umbu Dingu, S.H.

Biaya-biaya :
1. Materai : Rp 10.000,-
2. Redaksi : Rp 5.000,-
3. Pencatatan : Rp 115.000,-
4. ATK : Rp 150.000,-
5. Panggilan : Rp 470.000
Jumlah : Rp 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)

You might also like