You are on page 1of 18

MAKALAH

KEWAJIBAN LANCAR ATAU HUTANG LANCAR

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Akuntansi Lanjutan

Dosen Pengampu : Pratiwi Santi Yastuti, S.Ak.,S.Pd.,M.AKT

KELOMPOK 6

Nama Anggota :

1. Muhammad Dani Andrian (63030210130)


2. Indri Iryani (63030210131)
3. Fajar Alawy Muhammad (63030210132)
Kelas : Akuntansi Syari’ah 2D

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

IAIN SALATIGA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu


Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar Akuntansi
Lanjutan dengan topik Kewajiban Lancar atau Hutang Lancar. Makalah
Akuntansi Pengantar Akuntansi Lanjutan ini berisi mengenai kewajiban terkait
dengan karyawan, utang garansi purna jual, kewajiban kontijensi, serta
penyajian, analisis, dan pengungkapan kewajiban lancar.
Makalah ini dapat kami selesaikan berkat bantuan beberapa
pihak, di antaranya Ibu Pratiwi Santi Yastuti, S.Ak.,S.Pd.,M.AKT selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Akuntansi Lanjutan serta teman-teman yang
telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi perbaikan pembuatan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Salatiga,1
7 April 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Definisi dan Klasifikasi Utang Usaha dan Non Usaha ...................................... 3

B. Pengertian dan Jenis-Jenis Kewajiban Lancar .................................................. 4

C. Keuntungan Utang Jangka Pendek ................................................................... 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 14

A. Simpulan ........................................................................................................... 14

B. Saran .................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutang jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang timbul


karena tindakan atau transaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau
jasa, yang pelunasannya baru akan dilakukan dimasa yang akan datang, baik
dengan penyerahan uang tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun
dengan menciptakan hutang baru. Hutang dapat menimbulkan kewajiban
keuangan ataupun kewajiban pelaksanaan.

Menurut FASB, kewajiban merupakan kemungkinan pengorbanan


masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini entitas
tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas
lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.
Karena kewajiban melibatkan pengeluaran aktiva atau jasa di masa depan,
maka salah satu karakteristik yang paling penting adalah tanggal di mana
kewajiban itu harus dibayarkan. Kewajiban yang jatuh tempo saat ini harus
diselesaikan secara tepat waktu.
Kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara layak memerlukan
penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar atau yang memiliki jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau satu siklus
operasi disebut sebagai kewajiban lancar. Ada banyak sekali bentuk
kewajiban lancar dalam suatu perusahaan, di antaranya adalah hutang yang
berkaitan dengan karyawan dan kontijensi. Dua bentuk kewajiban lancar
tersebut memiliki perbedaan, baik dari segi asal mula/ sebab terjadinya,
maupun perlakuan akuntansinya. Sebagai contoh, kewajiban keuangan
misalnya hutang usaha, hutang pajak, hutang deviden, hutang bunga dan
sebagainya, sedangkan kewajiban pelaksanaan, misalnya sewa yang diterima
di muka, beban yang diterima di muka, uang garansi pembelian dari para
pembeli.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dan klasifikasi utang usaha dan non usaha ?
2. Apa pengertian dan jenis-jenis kewajiban lancar ?
3. Apa saja keuntungan Hutang Jangka Pendek ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan klasifikasi utang usaha dan non usaha.
2. Untuk mengetahui pengertian serta jenis-jenis kewajiban lancar.
3. Untuk mengetahui keuntungan hutang jangka pendek.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Klasifikasi Utang

Utang (liabilities) menurut FASB didefinisikan sebagai kemungkinan pengorbanan


masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini entitas tertentu untuk
mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya dimasa depan sebagai hasil
dari transaksi atau kejadian masa lalu.

Kewajiban memiliki tiga karakteristik utama yaitu :

 Merupakan kewajiban saat ini yang memerlukan penyelesaian dengan kemungkinan


transfer masa depan atau penggunaan kas, barang, atau jasa.
 Merupakan kewajiban yang tidak dapat dihindari.
 Transaksi atau kejadian lainnya yang menciptakan kewajiban itu harus telah terjadi,
kewajiban dibagi menjadi kewajiban lancar dan hutang jangka panjang.

Utang Usaha

Utang usaha (accounts payable), atau hutang dagang (trade accounts payable),
merupakan saldo yang terhutang kepada pihak lain atas barang, perlengkapan, atau jasa yang
dibeli dengan akun terbuka atau secara kredit. Hutang usaha muncul karena adanya
kesenjangan waktu antara penerimaan jasa atau akuisisi hak aktiva dan pembayaran atasnya.
Periode perluasan kredit ini biasanya ditemukan dalam persyaratan penjualan (misalnya,
2/10,n/30 atau 1/10, E.O.M) dan biasanya adalah 30 hingga 60 hari.

Utang Non Usaha

Utang non usaha adalah utang yang timbul bukan untuk kepentingan operasional
perusahaan.

3
B. Pengertian dan Jenis-Jenis Kewajiban Lancar

Kewajiban lancar adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun atau
dalam siklus operasi perusahaan jika lebih dari satu tahun, kewajiban yang jatuh temponya
melebihi periode tersebut disebut kewajiban jangka panjang (Hongren Harrison,2012:526).

Utang jangka panjang adalah salah satu kewajiban keuangan perusahaan yang dapat
dilunaskan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Bahkan, jatuh tempo pelunasan utang
berkisar 5-20 tahun, tergantung pada perjanjian kedua belah pihak. Biasanya, pihak yang
memberikan pinajaman utang jangka panjang adalah bank, investor, maupun perusahaan lain.
Nantinya, uang ini akan digunakan untuk pembelian alat, menggaji karyawan, pemasaran,
operasional, produksi, dan pengembangan riset.

Perusahaan yang memerlukan modal besar dalam pengembangan kegiatan usaha


dapat mengajukan pinjaman utang jangka panjang. Meskipun terkesan kurang ideal untuk
kesehatan keuangan perusahaan, namun utang ini menjadi hal wajar di sebuah bisnis.

Umumnya, utang tenor panjang digunakan sebagai alat untuk memperkuat posisi
modal suatu perusahaan. Selain itu, utang ini juga dapat meningkatkan total asset, baik
bentuk peralatan, property, maupun investasi. Oleh sebab itu, utang ini mencerminkan rasio
ekuitas (total debt to equity ratio), yaitu membandingkan jumlah utang dengan modal sebuah
perusahaa. Selain modal, utang tenor panjang juga dapat, mengukur keseluruhan aktiva yang
digunakan dari utang.

Suatu kewajiban akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek apabila


pelunasannya dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan
menimbulkan utang jangka pendek yang baru. Dalam bukunya (Zaki Baridwan,2004:216)
memaparkan mengenai utang jangka pendek. Utang jangka pendek dibagi dalam tiga bagian
yaitu :

1. Utang jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui.


2. Utang jangka pendek jumlahnya belum ditetapkan (diestimasi).
3. Utang-utang bersyarat.

4
1. Utang jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui
Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti jika memenuhi dua syarat:
1. Kewajiban untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi
yang menimbulkan kewajiban untuk membayar;
2. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.

Utang jangka pendek yang sudah diketahui terdiri dari bermacam-macam jenis
sebagai berikut:
1. Utang Dagang
Utang dagang biasanya timbul dari pembelian barang-barang atau jasa dan dari
pinjaman jangka pendek. Dalam menentukan utang jangka pendek perlu
diperhitungkan utang atas pembelian barang yang masih dalam perjalanan harus
mempertimbangkan syarat penerimaan.
Contoh :
a) Pada tanggal 10 Januari 2007, PT Sejahtera membeli barang secara kredit
sebesar $500 dengan syarat 2/10, n/30.
b) Pada tanggal 15 Januari 2007, PT Sejahtera membayar utang sebesar $300.
c) Pada tanaggal 9 Februari 2007,PT Sejahtera membayar sisa utangnya .
Jurnal :
10/1/2007 Pembelian $ 500
Utang dagang $ 500

15/1/2007 Utang dagang $ 300


Kas $ 294
Potongan pembelian $6

9/2/2007 Utang dagang $ 200


Kas $ 200

5
2. Utang Wesel
Utang wesel dalam bentuk janji tertulis yang di klasifikasikan utang jangka pendek
adalah (1) utang wesel dagang dan (2) utang wesel pinjaman jangka pendek.

a) Utang wesel dagang

Adalah jumlah yang dijanjikan secara tertulis akan dibayar kepada pemasok barang,
jasa dan equipmen. Umumnya, baik jumlah yang akan dilunasi maupun tanggal
pelunasan yang sudah tercantum dalam wesel.
Contoh:
Pada tanggal 1 januari 2009 perusahaan membeli barang dagangan seharga Rp.
5.000.000 dengan menandatangani wesel 31 hari berbunga 12%.
Jurnalnya :
1/1/2009 persediaan barang Rp. 5.000.000
Utang wesel Rp. 5.000.000
Jurnal pada tanggal pelunasan
31/1/2009 utang wesel Rp. 5.000.000
Biaya bunga Rp. 600.000
Kas Rp. 5.600.000

b) Wesel pinjaman

Utang wesel pada pihak bank atau lembaga keuangan lain biasanya timbul karena
transaksi peminjaman uang. Apabila wesel tersebut berbunga maka disajikan dalam
neraca sebesar nominalnya dan diperlukan pengakuan biaya bunga pada setiap akhir
periode untuk disajikan dalam laporan laba-rugi.
Jika wesel diterbitkan untuk pinjaman uang tidak berbunga, bank akan memotong
(mengenakan diskon) sejumlah tertentu dari jumlah yang dipinjam dan
menyerahkan jumlah setelah dipotong kepada peminjam.
Contoh:
PT. Nita pada tanggal 1 oktober membuat wesel tidak berbunga Rp. 1.000.000
berjangka 1 tahun yang di diskontokan dengan tingkat 9% kepada Bank Amerta.
 Dari transaksi tersebut PT. Nita hanya memperoleh uang sebesar Rp.910.000
( 1.000.000 – (9% - 1.000.000))

6
Jurnal kas untuk 1 oktober
Kas Rp. 910.000
Diskonto utang wesel Rp. 90.000
Utang wesel Rp. 1.000.000
 Diskonto utang wesel harus di amortisasi sebagai biaya bunga selama umur
wesel. Saldo diskonto sebelum diamortisasi disajikan sebagai pengurang
utang wesel. Pada contoh tersebut amortisasi diskonto dengan garis lurus
perbulan yakni Rp. 7500 ( 90.000 : 12) yang harus dibayar setiap akhir
bulan. Dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Biaya bunga Rp. 7.500
Diskonto utang wesel Rp. 7.500
 Neraca pada tanggal 31 desember yaitu:
Utang wesel Rp. 1.000.000
Diskonto utang wesel Rp. 67.500
Rp. 932.500
*90.000 – (7.500 × 3) = 67.500
 Biaya bunga sebesar Rp. 22.500 (7.500 × 3) yang disajikan dalam laporan
laba-rugi.

3. Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu


Pada tanggal 1 januari 2013 PT. ABC menerima pinjaman jangka panjang dari Bank
sebesar Rp.120.000.000 jangka waktu pinjaman yakni 3 tahun dan bunga 2 % per
tahun. Pembayan angsuran dilakukan sebanyak 3 kali setiap tanggal 1 januari mulai
tanggal 1 januari 2014.
Jurnal :
1/1/2013 kas Rp. 120.000.000
Utang wesel Rp. 120.000.000
31/12/2013 biaya bunga Rp. 2.400.000
Utang bunga Rp. 2.400.000
*2/100 × 120.000.000 = 2.400.000
Neraca pada tanggal 31 desember 2013
Utang jangka pendek:

7
Utang bunga Rp. 2.400.000
Utang wesel Rp. 40.000.000
Rp. 42.400.000
Utang jangka panjang :
Utang wesel Rp. 80.000.000

Dividen yang dibagikan dalam bentuk uang atau aktiva (jika belum dibayar) dicatat
dengan mendebit rekening laba tidak dibagi dan mengkreditutang deviden. Karena
utang deviden ini akan segera diluansi maka termasuk dalam kelompok utang
jangka pendek. Utang dividen ini akan timbul pada saat pengumuman pembagian
dividen oleh direksi dan terhutang sampai tanggal pembayaran. Dividen untuk
saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah pasti, tetap sebelum tanggal
pengumuman belum merupakan utang. Utang dividen skrip akan dikelompokkan
sebagai utang jangka pendek jika segera akan dilunasi. Bagian dIviden dalam
bentuk saham yang akan dibagi tidak termasuk dalam kelompok utang jangka
pendek tetapi merupakan elemen modal.
Contoh :
Pada tanggal 10 Maret 2010 PT ABC mengumumkan akan membagikan deviden
sebesar Rp. 1.000.000 yang akan dibayarkan pada tanggal 3 April 2010.
Jurnal :
Laba Yang Ditahan Rp. 1.000.000
Utang Deviden Rp. 1.000.000

4. Uang muka dan jaminan yang dapat diterima kembali


Uang muka disini merupakan uang pembayaran dimuka dari pembeli untuk barang-
barang yang dipesan. Sebelum barang-barang diserahkan pada pembeli, uang muka
tersebut merupakan hutang jangka pendek. Jaminan yang diminta dari langganan
juga merupakan utang, jika jaminan itu dapat ditarik kembali sewaktu-waktu, maka
merupakan utang jangka pendek. Tetapi jika jaminan itu akan disimpan dalam
perusahaan untuk jangka waktu yang lama, maka termasuk dalam utang jangka
panjang.
Contoh :

8
Pada tanggal 26 desember 2009 PT Nusa Lestari menerima uang sebesar Rp.
4.500.000 dari pelanggan untuk uang muka pesanan yang akan dikirimkan di tahun
berikutnya.

Jurnal:
26/12/2009 Kas Rp. 4.500.000
Uang Muka Penjualan Rp. 4.500.000

5. Dana yang dikumpulkan untuk pihak ke tiga


Perusahaan kadang-kadang akan menjadi pihak yang mengumpulkan uang dari
langganan atau pegawai yang nantinya akan diserahkan pada pihak lain.
Pengumpulan dana ini dapat dilakukan dengan cara pemotongan upah pegawai atau
membebani pembeli dengan jumlah-jumlah tertentu.
Contoh : PT. ASA memungut pajak dari pembeli (PPN) yang nantinya disetorkan ke
kas negara. Pada tanggal 5 Oktober 2005, PT. ASA menjual barang seharga
Rp10.000.000,00. Atas penjualan tersebut PT.ASA memungut PPN 10% dari nilai
penjualan. Maka jurnal untuk mencatat penjualan dan utang PPN adalah:
Kas Rp.11.000.000,00
Penjualan Rp10.000.000,00
Utang PPN Rp.1.000.000,00
Pada saat menyetorkan utang PPN tersebut ke kas negara, dibuat jurnal sebagai
berikut:
Utang PPN Rp1.000.000,00
Kas Rp1.000.000,00

6. Utang biaya (biaya yang akan dibayar)


Utang biaya merupakan utang yang timbul dari pengakuan akuntansi terhadap
biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayar.Yang termasuk kedalam
kelompok ini adalah utang yang timbul dari gajidan upah, bonus, biaya sewa dll.
Contoh:

9
Padatanggal 31 Desember 2010 data yang ada pada PT Prima menunjukkan upah
buruh yang belum dibayar selama 4 hari. Analisa berikutnya menunjukkan bahwa
upah buruh perhari yakni Rp. 20.000.
Jurnal:
Biaya gaji dan Upah Rp. 80.000
Utang Gaji dan Upah Rp. 80.000
7. Utang bonus
Bonus yang diberikan kepada karyawan-karyawan tertentu kadang-kadang
menimbulkan masalah tersendiri. Bonus ini dapat dihitung dengan dasar penjualan
atau laba, tergantung pada perjanjiannya. Bonus tersebut dapat dihitung dengan cara
bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan PPh.
Contoh:
PT RS memberikan bonus untuk kepala bagian penjualan sebesar 10% dari laba.
Laba tahun 2005 Rp 1.000.000. PPh 15% dari laba bersih.Misalnya B = Bonus
P = PajakDihitung dari laba sebelum dikurangi bonus & PPh
B = 0,10 x Rp 1.000.000B = Rp 100.000PPh = 15% x (Rp1.000.000
– Rp 100.000)
PPh = Rp 135.000,-

8. Pendapatan yang diterima dimuka


Jumlah yang diterima dari langganan untuk barang-barang dan jasa-jasa yang akan
diserahkan dalam periode yang akan datang dicatata sebagai pendapatan yang
diterima dimuka dan dilaporkan dibawah kelompok hutang jangka pendek. Contoh
dari pendapatan yang diterima dimuka adalah uang muka yang diterima untuk
langganan majalah/surat-surat kabar. Jumlah peneriamaan ini merupakan
pendapatan yang diterima dimuka itu adalah salah satu alat peraga sampai majalah/
surat kabarnya diserahkan kepada pembeli.
Contoh :
PT. Prima menerima pembayaran sebanyak Rp. 50.000.000 untuk barang dagang
yang dipesan konsumen, barang dagangan tersebut harus dikirim akhir bulan depan.
- Jurnal pada saat penerimaan kas
Kas Rp. 50.000.000
Pendapatan Diterima dimuka Rp. 50.000.000

10
- Jurnal pada saat menyerahkan barang dagangan
Pendapatan diterima dimuka Rp. 50.000.000
Penjualan Rp. 50.000.000

2. Utang jangka pendek jumlahnya belum ditetapkan (diestimasi)


Biasanya jumlah kewajiban dari suatu barang dapat ditentukan, baik dari
kontrak maupun dari perhitungan dengan dasar suatu tarif tertentu.Akan tetapi tidak
semua utang dapat ditentukan jumlahnya, kadang-kadang terdapat utang-utang yang
sudah jelas harus dibayar, tetapi pada tanggal neraca jumlahnya masih belum pasti.
Karena jumlahnya masih belum jelas tetapi, kewajibannya sudah pasti maka pada
tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara taksiran.
Taksiran utang ini mungkin dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau
jangka jangka panjang, tergantung pada saat pelunasan utang tersebut. Jika
pelunasannya segera maka dikelompokkan sebagai hutang jangka pendek, tetapi
jika pelunasannya akan dilakukan beberapa periode yang akan datang maka
dikelompokkan sebagai utang jangka panjang maka beberapa jenis utang jangka
pendek yang jumlahnya belum ditetapkan yakni:
1. Taksiran utang pajak penghasilanPada akhir periode sudah diketahui laba yang
diperoleh, diperlukan untuk menaksir besarnya pajak peghasilan yang akan
menjadi beban tahun yang bersangkutan. Besarnya pajak biasanya ditaksir
dengan cara mengalihkan tarif pajak yang berlaku dengan jumlah laba. setelah
taksiran pajak terhitung maka akan dicatat dengan jurnal yang mendebit
rekening pajak penghasilan dan dikreditkan ke rekning utang pajak penghasilan.
Pajak penghasilan xxx
Utang pajak penghasilan xxx

2. Taksiran utang hadiah yang beredar


Kadang-kadang ditawarkan hadiah atas pembelian barang-barang tertentu.Hadiah-
hadiah ini merupakan biaya untuk periode dimana penjualan barang-barang tersebut
terjadi.Apabila hadiah-hadiah itu habis waktunya pada akhir periode maka tidak
perlu dibuat jurnal penyesuaian.Tetapi apabila jangka waktu pengambilan hadiah
melampaui suatu periode akuntansi, maka pada akhir tahun dibuat jurnal
penyesuaian yang mendebit rekening biaya hadiah penjualan dan mengkredit
11
rekening hutang hadiah yang beredar. Jumlah hutang hadiah yang beredar ini
dihitung dengan cara taksiran dari jumlah taksiran penjualan.
Biaya hadiah penjualan xxx
Utang hadiah yang beredar xxx

3. Utang-utang Bersyarat (Contigent Liabilities)


Utang-utang bersyarat merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal neraca
yang masih belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau tidak. Utang-utang
semacam ini timbul akibat kegiatan dimasa lalu. Untuk menentukan apakah suatu
utang itu merupakan utang bersyarat atau taksiran utang, dasarnya adalah timbulnya
kewajiban. Jika kewajiban membayar itu pasti timbul, walaupun jumlahnya belum
pasti maka utang jenis ini merupakan taksiran utang. Tetapi jika kewajiban
membayar itu masih belum pasti, mungkin jumlahnya sudah pasti atau mungkin
juga belum pasti, maka utang-utang seperti ini merupakan utang-utang bersyarat.
Jadi sesungguhnya perbedaan yang ada diantara taksiran utang dengan utang
bersyarat adalah kepastian timbulnya kewajiban membayar dan bukannya mengenai
kepastian jumlahnya. Yang termasuk dalam utang-utang bersyarat yakni:
1. Piutang wesel didiskontokan dan piutang yang dijaminkan
2. Endorsemen bersyarat atau wesel-wesel
3. Sengketa hukum
4. Tambahan pajak yang belum jelas kepastinnya
5. Jaminan terhadap hutang anak perusahaan
6. Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijual
Utang bersyarat dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki atau dilaporkan
dengan judul tersendiri, tetapi tidak ikut dijumlahkan dengan utang-utang yang lain.

12
B. Kelebihan Hutang Jangka Pendek

1. Proses Pencairan Cepat

Dibandingkan pinjaman jangka panjang, proses pencairan dana utang jangka


pendek memakan waktu lebih cepat. Kalian hanya memerlukan waktu paling tidak
satu hingga tiga hari saja dari masa pengajuan. Bahkan, jika anda meminjam dari
perusahaan fintech, pencairan dana bisa ditunggu dalam hitungan menit tanpa harus
ada proses Panjang.

2. Persyaratan Lebih Mudah

Pinjaman jangka panjang memerlukan jaminan dan banyak dokumen


kelengkapan yang harus dipenuhi. Sementara, utang jangka pendek umumnya
memiliki persyaratan lebih longgar dan dokumen yang harus disiapkan juga lebih
sedikit.

3. Bunga Tetap dan Rendah

Bunga pengajuan utang jangka pendek di bank cukup rendah. Biasanya bunga
yang diberikan berkisar antara 3 hingga 7 persen setiap bulannya. Selain itu,
pinjaman jangka pendek turut memberlakukan suku bunga tetap. Oleh sebab itu,
anda tidak perlu khawatir cicilan akan naik secara tiba-tiba.

4. Jangka Waktu Utang Singkat

Manfaat lain yang bisa didapatkan ketika mengajukan utang jangka pendek
adalah lebih mudah mengatur arus keuangan guna merencanakan kemungkinan
untuk mengambil utang lain. Kalian juga tidak perlu terlalu lama berurusan denga
utang piutang sehingga memberikan perasaan tentram serta aman.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewajiban lancar adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan


secara layak memerlukan penggunaan aktiva lancar atau penciptaan kewajiban
lancar lainnya. Secara teoritis, kewajiban harus diukur oleh nilai sekarang
pengeluaran kas masa depan yang diperlukan untuk melikuidasinya. Dalam
praktek, kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan
dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Terdapat beberapa
jenis kewajiban lancer. Kewajiban jangka pendek dikeluarkan dar i kewajiban
lancar jika kedua kondisi berikut dipenuhi: (1) perusahaan harus bermaksud untuk
mendanai kembali kewajiban atas dasar jangka panjang, dan (2) perusahaan harus
menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan pendanaan kembali itu.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami susun ini semoga bermanfaat bagi


pembaca, apabila terdapat saran maupun kritik kami mengharapakan tanggapan
yang bersifat membangun. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
maupun isi dari makalah kami selaku penyusun memohon maaf.

14
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. IntermediateAccounting. Yogyakarta: 2004


Dyckman, Thomas R., Roland E Dukes dan Charles J Davis. Akuntansi
Intermediate. Jakarta : Erlangga. 2001
Horngren, Harrison. Akuntansi Jilid I. Jakarta : Erlangga. 2007.
Febiani Elsa, Kewajiban Lancar.
http://semuatugaskuliah.blogspot.co.id/2013/10/kewajiban-lancar.html diakses
14 September 2015 pukul 15.30
Raharjo.Deni.Akuntansi Pajak Terhadap Hutang
http://dendyraharjo.blogspot.co.id/2013/05/akuntansi-pajak-terhadap-hutang-
dan_4959.html. diakses 14 September 2015 pukul 15.30.
Isroah. Perpajakan. 2010. Yogyakarta: Ardana Media.
Kieso, Donald E., dkk. Akuntansi Intermediate Jilid 2 Edisi ke-12. 2008.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

15

You might also like