Professional Documents
Culture Documents
Analisis Dan Pembahasan Draft Utk Skedar Bisa Downlod Scribd
Analisis Dan Pembahasan Draft Utk Skedar Bisa Downlod Scribd
Oleh:
Egi Hadi Kusnadi (...)
Tobias (
Bimo
Aqil
Rifqi Ridlwan Nasir (22/500795/PHK/11968)
YOGYAKARTA
2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ekonomi digital telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam
beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ini didukung oleh perkembangan teknologi,
peningkatan aksesibilitas internet, dan peningkatan kepercayaan masyarakat
terhadap transaksi online. Pertumbuhan ekonomi digital tercermin pada
perkembangan industri berbasis digital, khususnya terkait perdagangan elektronik
atau e-commerce. Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan, E-Commerce adalah perdagangan yang transaksinya dilakukan
melalui serangkaian perangkat dan prosedur elektronik. 1 Perdagangan melalui e-
commerce sangat memudahkan transaksi jual beli dengan adanya kemampuan
untuk melakukan transaksi tanpa harus hadir di tempat atau mengunjungi toko
secara langsung.
Indonesia dan Singapura adalah dua negara di Asia Tenggara yang
memiliki perkembangan ekonomi digital yang sangat pesat. Berdasarkan data
yang dirilis oleh berdasarkan data yang dirilis oleh We Are Social & Hootsuite
pada tahun 2023, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 212,9 juta
orang atau sekitar 77% dari total populasi. 2 Angka tersebut menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai
170,6 juta pengguna. Sementara itu, jumlah pengguna internet di Singapura
mencapai 5,81 juta orang atau sekitar 96,9% dari total populasi.3
Di Indonesia, e-commerce telah berkembang pesat dalam beberapa tahun
terakhir. Menurut data dari Data Indonesia, nilai transaksi e-commerce di
Indonesia mencapai Rp 476,3 triliun pada tahun 2022.4 Beberapa perusahaan
besar yang berbasis ekonomi digital di Indonesia antara lain Tokopedia,
Bukalapak, Shopee, dan Lazada. Contoh sukses dari e-commerce di Indonesia
adalah Gojek, yang awalnya merupakan perusahaan jasa ojek online dan
1
Pasal 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang perdagangan
2
We Are Social & Hootsuite. (2022). Digital 2023: Indonesia. Diakses pada 14 Mei 2023, dari
https://wearesocial.com/digital-2023-indonesia/
3
We Are Social & Hootsuite. (2022). Digital 2023: Singapore. Diakses pada 14 Mei 2023, dari
https://wearesocial.com/digital-2023-singapore/
4
Data Indonesia. (2022). Transaksi E-Commerce RI Tak Capai Target pada 2022. Diakses pada 14
Mei 2023, dari https://dataindonesia.id/digital/detail/transaksi-ecommerce-ri-tak-capai-target-pada-
2022
kemudian mengembangkan bisnisnya menjadi e-commerce melalui layanan
GoMart. Sementara itu, di Singapura, e-commerce juga berkembang pesat.
Beberapa perusahaan e-commerce besar di Singapura antara lain Lazada, Shopee,
Zalora, dan lain sebagainya.
Layaknya di setiap industri, persaingan dalam industri ekonomi digital di
Indonesia dan Singapura semakin ketat. Persaingan dalam industri
tersebutmencakup persaingan antara platform digital lainnya dan persaingan
antara penjual di dalam platform tersebut. Di Indonesia, persaingan antara
platform e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, Blibli, dan
JD.id. Di Singapura, persaingan antara platform e-commerce juga semakin ketat
dengan adanya platform seperti Amazon, Carousell, dan Pinduoduo yang masuk
ke pasar Singapura. dengan pertumbuhan e-commerce yang pesat juga muncul
tantangan dalam hal persaingan. Hal ini mengakibatkan kerugian bagi konsumen
dan merusak iklim persaingan yang sehat. Pembahasan di atas menunjukan bahwa
e-commerce dalam pasar digital tidak hanya menjual barang produksi tetapi juga
menjual jasa seperti GRAB, Fundsupertmart.com, GOJEK, Fiverr.com, HaloDoc,
dan produk jasa lain nya.
Persaingan yang ketat dalam industri ekonomi digital dapat
mengakibatkan perusahaan-perusahaan tersebut melakukan praktik bisnis yang
tidak sehat, seperti dumping harga, kolusi, dan penyalahgunaan posisi dominan.
Salah satu kasus praktik bisnis tidak sehat di Indonesia adalah kasus antara
Tokopedia dan Bukalapak. Pada tahun 2019, kedua perusahaan tersebut dituduh
melakukan praktik monopoli dengan memanipulasi harga barang secara bersama-
sama. Kasus ini kemudian ditangani oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU) yang pada akhirnya memutuskan bahwa kedua perusahaan tersebut telah
melanggar ketentuan Undang-Undang Persaingan Usaha. KPPU kemudian
menjatuhkan sanksi denda kepada Tokopedia dan Bukalapak. 5 Sedangkan di
Singapura, pada tahun 2019, Competition and Consumer Commission of
Singapore (CCCS) menemukan bahwa Grab, sebuah platform ride-hailing, telah
5
KPPU Putuskan Tokopedia Dan Bukalapak Bersalah Lakukan Praktik Monopoli Harga. 2019.
KPPU. https://www.kppu.go.id/id/berita-dan-informasi/kppu-putuskan-tokopedia-dan-bukalapak-
bersalah-lakukan-praktik-monopoli-harga/
melakukan praktik monopoli dengan mengakuisisi saingannya, Uber. Grab
dituduh memonopoli pasar ride-hailing Singapura dan meningkatkan harga untuk
konsumen. CCCS kemudian meminta Grab untuk mengurangi eksklusivitasnya
atas mitra pengemudi dan mengembalikan harga-harga ke tingkat sebelum
akuisisi. Grab juga diharuskan membayar denda sebesar SGD 13 juta.6
Perbedaan dalam penyelesaian kedua kasus tersebut adalah sanksi yang
diberikan oleh masing-masing lembaga yang menangani. Di Indonesia, KPPU
bertanggung jawab menangani kasus monopoli di berbagai industri, termasuk e-
commerce, sedangkan di Singapura, CCCS fokus pada persaingan konsumen dan
mengawasi penyalahgunaan posisi dominan. Sanksi yang diberikan kepada
perusahaan juga berbeda, di mana di Indonesia, Tokopedia dan Bukalapak hanya
dikenakan sanksi denda, sedangkan di Singapura, Grab diharuskan untuk
mengurangi eksklusivitasnya atas mitra pengemudi dan mengembalikan harga-
harga ke tingkat sebelum akuisisi, serta membayar denda.
Peraturan hukum persaingan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat (UU Persaingan Usaha). Serta untuk perdagangan elektronik
Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 50 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik. Peraturan ini menyatakan bahwa persaingan dalam perdagangan
melalui sistem elektronik harus diatur dengan prinsip keadilan, kepastian,
transparansi, dan tidak merugikan konsumen. Sementara itu, di Singapura,
peraturan hukum persaingan diatur dalam Competition Act yang telah direvisi
pada tahun 2018. Serta, pada tahun 2020 Indonesia dan Singapura yang juga
termasuk ke dalam 10 Anggota ASEAN telah menyepakati dan menandatangani
perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang
membahas terkait perdagangan bebas.
Dalam kajian yuridis ini, akan dibandingkan peraturan hukum persaingan
pada usaha e-commerce di Indonesia dan Singapura. Hal ini dilakukan untuk
6
Lee, J. (2018, July 24). S$13m fines: Grab, Uber and market share debate. The Business Times.
Retrieved from https://www.businesstimes.com.sg/startups-tech/startups/s13m-fines-grab-uber-
and-market-share-debate
mengetahui perbedaan dan persamaan dalam penerapan hukum persaingan pada
usaha sektor ekonomi digital di kedua negara. Selain itu, kajian ini juga akan
membahas tentang bagaimana peraturan hukum persaingan tersebut dapat
mempengaruhi perkembangan persaingan usaha pada sektor ekonomi digital di
Indonesia dan Singapura. Oleh karena itu, kajian yuridis tentang perbandingan
hukum persaingan pada industri berbasis ekonomi digital di Indonesia dan
Singapura akan menjadi sangat relevan untuk mengetahui bagaimana peraturan
hukum persaingan tersebut dapat mendukung pengembangan hukum persaingan
usaha.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengaturan Hukum Persaingan Usaha pada Industri Berbasis
Ekonomi Digital di Indonesia serta Praktik Penerapan di Lapangan (Studi
Kasus)?
2. Bagaimana Pengaturan Hukum Persaingan Usaha pada Industri Berbasis
Ekonomi Digital di Singapura serta Praktik Penerapan di Lapangan (Studi
Kasus)?
3. Apa Saja Hal yang Dapat Dijadikan Pelajaran (Lesson Learn) Dalam Rangka
Pengembangan Hukum Persaingan Usaha di Indonesia?
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Persaingan Usaha
Persaingan usaha adalah upaya untuk mendapatkan keuntungan
dalam suatu mekanisme pasar yang memiliki dampak terhadap
kenikmatan konsumen. Pemahaman mengenai persaingan usaha
memiliki keterkaitan dengan kegiatan ekonomi dalam kehidupan
masyarakat. Relasi antara kegiatan antara kegiatan ekonomi dan
kehidupan masyarakat tampak pada esensi kegiatan ekonomi berupa
mekanisme jual dan beli barang atau jasa. Ada nya alokasi sumber daya
yang sesuai dengan kebutuhan setiap anggota masyarakat memiliki
dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.7
Satu sisi para pelaku produksi bersaing untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan berbagai metode dan inovasi sehingga
membentuk harga yang berbeda antara produk dari satu pelaku produksi
dengan pelaku produksi yang lain.8 Perbedaan harga barang
memberikan kebebasan kepada anggota masyarakat sebagai konsumen
untuk memilih. Ada nya mekanisme pasar berupa permintaan barang
atau jasa memberikan stimulus untuk pelaku produksi untuk
mengembangkan produk sehingga timbul sebuah persaingan dengan
tujuan menjangkau konsumen.
Konsep persaingan usaha dalam kegiatan ekonomi pada
dasarnya merupakan sarana untuk memberikan kebebasan kepada para
pihak dalam kegiatan ekonomi.9 Pihak produsen secara bebas untuk
memilih dan menghasilkan barang atau jasa sedangkan pihak konsumen
secara bebas untuk memilih dan membeli barang atau jasa sesuai
dengan kebutuhan. Konsep persaingan usaha tidak dapat dilepaskan
oleh kondisi pasar yang bebas sehingga tidak hanya mempengaruhi
pelaku usaha untuk berinovasi tetapi mengundang pelaku usaha lain
untuk turut serta dalam kegiatan produksi. Hal ini menjadi sebuah
7
Andi Fahmi Lubis dkk, Hukum Persaingan Usaha, Jakarta: Komisi Pengawas
Persaingan Usaha , 2017, Hlm. 24-25.
8
Adis Nur Hayati, Analisa Tantangan dan Penegakan Hukum Persaingan Usaha Pada
Sektor E-Commerce di Indonesia, Jurnal Penelitian Hukum De Jure, Vol.21,No.1, Maret 2016 :
Hlm.110
9
Andi Fahmi Lubis dkk, Op.cit., Hlm. 25
syarat utama terjadinya sebuah persaingan yaitu pelaku usaha terdiri
dari dua atau lebih.
Persaingan yang terjadi antara dua orang atau lebih terjadi
sebagai akibat dari aktivitas produsen yang memiliki kemampuan yang
berbeda.10 Persaingan yang terjadi antar pelaku produsen tidak terlepas
dari struktur pasar yang membentuk persaingan itu sendiri. Definisi
sederhana dari struktur pasar adalah kondisi lingkungan pada tempat
perusahaan melakukan kegiatan produksi.11 Teori ekonomi dasar
memberikan klasifikasi struktur pasar yang mempengaruhi persaingan
antara lain :
a. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah struktur pasar
atau industri yang terdapat banyak penjual dan pembeli
tetapi penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi
keadaan pasar.12 Bentuk persaingan sempurna menjadi
suatu kondisi yang ideal dalam suatu kegiatan ekonomi
karena pasar membentuk sebuah keseimbangan antara
penawaran dan permintaan barang atau jasa sejenis.
Unsur – unsur pasar pasar persaingan dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1) Penjual dan Pembeli banyak
2) Produk Homogen
3) Syarat yang mudah
4) Informasi sempurna
b. Pasar Persaingan Monopolisitis
Pasar persaingan monopolistis memiliki perbedaan
dengan struktur pasar persaingan sempurna. Pasar
persaingan monopolisitis merupakan suatu bentuk pasar
10
Agus Maulana, Pengantar Mikro Ekonomi Jilid 2, Bina Rupa Aksara, Jakarta, Hlm. 16
11
Andi Fahmi Lubis dkk, Op.cit., Hlm. 265
12
Agus Maulana, Pengantar Mikro Ekonomi ( Jilid 2 ), PT. Bina Rupa Aksara, Jakarta,
Hlm. 16
yang terdapat banyak penjual yang menjual produk
heterogen ( differentiated product ).13 Bentuk pasar
persaingan monopolistis menunjukan sebuah strukur
yang memberikan kekuasaan kepada produsen untuk
menentukan harga barang atau jasa yang hendak
ditawarkan kepada masyarakat selaku konsumen.
Unsur-unsur dari struktur pasar persaingan
monopolistis dapat dijabrkan sebagai berikut :
1) Banyak Penjual
2) Diferensiasi Produk
3) Syarat yang Mudah
c. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli merupakan struktur pasar yang
terdiri dari beberapa produsen yang menghasilkan
barang atau jasa.14 Kondisi pasar oligopoli memberikan
sebuah gambaran bahwa jumlah produsen dapat
dijangkau dan diperhitungkan. Produsen pada pasar
oligopoli memiliki ketergantungan terhadap metode
pelaku produsen lain untuk menentukan harga barang
atau jasa.15
d. Pasar Monopoli
Pasar monopoli merupakan struktur pasar yang
terdapat satu produsen tetapi barang atau jasa yang
beredar di dalam masyarakat tidak mempunyai subtitusi
atau pengganti.16 Konsep struktur pasar ini menunjukan
posisi tawar yang kuat oleh pelaku usaha karena pelaku
usaha selaku produsen dapat menentukan atau
mengendalikan harga secara sepihak.
13
Sukirno Sadono, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, PT.Grafindo Persada, Jakarta, 2001,
Hlm. 36
14
Andi Fahmi Lubis dkk, Op.cit, Hlm. 50
15
Ibid
16
Agus Maulana, Op.cit., Hlm. 16
B. Tinjauan Terhadap Aspek Hukum dalam Persaingan Usaha
a. Tinjauan Umum Aspek Hukum dalam Persaingan Usaha
Hukum adalah kaedah konkret yang ditujukan terhadap
sikap lahir sehingga menciptakan ketertiban di dalam
masyarakat.17 Hukum menjadi sebuah sarana untuk memberikan
perlindungan terhadap kepentingan manusia sehingga terjadi
pembatasan terhadap tindak dan tingkah laku manusia. Peran
utama hukum di dalam masyarakat adalah untuk melakukan
integrasi dan koordinasi kepentingan manusia yang memiliki
peluang untuk bertabrakan antara manusia yang satu dengan
manusia yang lain.18 Fungsi hukum dalam setiap aspek
kehidupan dibutuhkan untuk memberikan perlindungan bagi
para pihak termasuk para pihak pada kegiatan produksi.
Setiap pelaku usaha yang melaksanakan kegiatan
produksi memiliki tujuan untuk mmperoleh keuntungan. Para
pelaku usaha saling berkompetisi agar barang atau jasa yang
dihasilkan dapat dijangkau oleh konsumen. Persaingan memiliki
dampak positif sehinggga setiap pelaku usaha mendapatkan
informasi pasar atau evaluasi dari produk yang dijual. Satu sisi
persaingan berdampak negatif karena merugikan pelaku usaha
yang lain.19 Praktik persaingan yang tidak sehat memiliki
dampak yang masif terhadap pasar, pelaku usaha, dan
masyarakat selaku konsumen.
Suatu norma terhadap persaingan antar pelaku usaha
diperlukan untuk menciptakan kondisi persaingan yang efisien.
Hukum persaingan usaha memiliki peran penting untuk
17
Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, PT.Cahaya Atma Pustaka, 2010,
Yogyakarta, Hlm. 15
18
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT.Citra Aditya Bakti,2014, Bandung, Hlm. 53
19
Hermansyah, Pokok-Pokok Hukum Persaingain Usaha di Indonesia, PT.Kencana,
Jakarta, 2009, hlm. 2
mendukung terbentuknya sistem ekonomi pasar agar persaingan
yang hidup dan berlangsung secara sehat.20
b. Tinjauan Hukum Persaingan Usaha di Indonesia
Pengaturan tentang persaingan usaha di Indonesia diatur
di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
yang disetujui pada tanggal 18 Februari 1999. Ada dua frasa
yang terkandung dalam judul Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat yaitu “ larangan praktek monopoli “ dan “
persaingan usaha tidak sehat “.
Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi
oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan
dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau
jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak
sehat dan dapat merugikan kepentingan umum sebagaimana
telah di atur dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Pasal 1 angka 6 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat memberikan definisi persaingan
usaha tidak sehat sebagai persaingan antar pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang atau
jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan
hukum atau menghambat persaingan usaha.
Dua frasa yang telah disebutkan menjadi sebuah
paradigma hukum persaingan usaha di Indonesia bahwa negara
hendak menyeimbangkan kepentingan umum ( public interest )
dan efisiensi ekonomi ( economy interest ).21 Ruang lingkup
20
M.R. Syarifudin Zaki, Pengantar Ilmu Hukum dan Aspek Hukum dalam Ekonomi,
PT.Kencana, Jakarta, 2022, Hlm. 259.
21
Andi Fahmi Lubis dkk, Op.cit., Hlm. 34
pengaturan persaingan usaha menurut Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah sebagai berikut :
1) Perjanjian Yang Dilarang
2) Kegiatan Yang Dilarang
3) Posisi Dominan
Intervensi pemerintah terhadap persaingan usaha tidak
hanya pada fungsi pengaturan. Penindakan serta pengawasan
kegiatan persaingan usaha di Indonesia diserahkan kepada
sebuah komisi bernama Komisi Pengawasan Persaingan Usaha
atau disebut dengan KPPU. Pembentukan Komisi Pengawasan
Persaingan Usahan merupakan salah satu bentuk pelaksaan dari
pengaturan persaingan usaha dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat.
c. Tinjauan Hukum Persaingan Usaha di Singapura
Pengaturan hukum persaingan usaha di Singapura di
atur dalam Competition Act 2004 yang disetujui oleh
Parliament of Singapore pada tanggal 19 Oktober 2004.
Filosofi ketentuan persaingan usaha di Singapura adalah
liberalisasi perdagangan sehingga ada ruang bagi pemerintah
dan sektor privat untuk terlibat dalam pembangunan ekonomi di
Singapura.22
Ruang lingkup ketentuan persaingan usaha di Singapura
yang di atur dalam Competition Act 2004 antara lain sebagai
berikut :
1) Agreement, Preventing, Restricting, and Disorting
Competition
2) Abuse of Dominant Position
22
Deborah Healey, Application of Competition Laws to Government in Asia : The
Singapore Story, Korea Legislation Research Institute, Vol. 2, 2012, Hlm.59
3) Merger
Penegakan hukum persaingan usaha di Singapura tidak
terlepas oleh peran sebuah komisi yang disebut dengan
Competition and Consumer Commision of Singapore atau
CCCS . Pembentukan Competition and Consumer Commision
of Singapore merupakan pelaksaaan dari Competition Act
2004 yang diberikan tugas menurut section 6 Competition Act
2004 sebagai berikut :
1) Menjaga dan meningkatkan perilaku pasar serta
melakukan promosi terhadap produktivitas, inovasi,
dan persaingan pada pasar di Singapura
2) Menghilangkan serta mengendalikan praktek-praktek
yang berdampak buruk pada kompetisi di Singapura
3) Meningkatkan serta menjaga persaingan pasar di
Singapura
4) Meningkatkan budaya dan kondisi persaingan yang
ketat terhadap perekonomian di Singapura
23
Bagus Hanindyo Mantri, Tesis, Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam
Transaksi E-Commerce, Magister Ilmu Hukum, Universitas Diponegoro, Semarang, 2007, Hlm.23
b) Ada nya pertukaran barang atau jasa
c) Ada nya media elektronik sebagai media utama pada
perdagangan
PEMBAHASAN
A. Pengaturan Hukum Persaingan Usaha pada Industri Berbasis Ekonomi
Digital di Indonesia serta Praktik Penerapan di Lapangan
Perkembangan teknologi yang pesat di Indonesia memiliki dampak
bagi masyarakat sehingga aktivitas masyarakat turut berkembang. Hal ini
tidak hanyak dirasakan dalam ruang lingkup lokal tetapi juga dirasakan oleh
masyarakat internasional. Seluruh aspek kehidupan masyarakat turut berubah
akibat perkembangan teknologi yang salah satunya adalah aktivitas ekonomi.
Aktivitas ekonomi digital menjadi salah satu komponen yang membantu
masyarakat untuk memperoleh barang atau jasa maupun menjual barang atau
jasa. Google dan Temasek Group melakukan riset berjudul E-Conomy South
East Asia 2019 Report yang melaporkan bahwa nilai transaksi ekonomi
digital di Indonesia mencapai USD 40 Miliar sehingga menempatkan
Indonesia sebagai pasar ekonomi digital terbesar ke -2 di Asia Tenggara. 26 Hal
ini menunjukan bahwa teknologi memberikan stimulus teknologi kegiatan
ekonomi di Indonesia sehingga implementasi teknologi terhadap aspek
ekonomi bernilai positif.
Perkembangan kegiatan ekonomi memiliki pengaruh terhadap
persaingan usaha antar pelaku usaha. Emmy Simanjuntak dalam sebuah
penulisan berjudul Analisis Hukum Ekonomi Terhadap Hukum Persaingan
Usaha menjelaskan bahwa persaingan dapat mendorong perekonomian serta
tercipta kekuatan pasar yang tersebar dan tidak ada penguasaan oleh pihak
tertentu.27 Pernyataan di atas memberikan sebuah gambaran positif dari
25
Ahmad Sabirin dan Raafid Haidar Herfian, “Dampak Ekosistem Digital terhadap
Hukum Persaingan Usaha di Indonesia serta Optimalisasi Peran Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU) di Era Ekonomi Digital”, Jurnal Persaingan Usaha Vol. 2, 2021, Hlm. 77-78.
26
Direktorat Ekonomi Deputi Kajian dan Advokasi, 2019, Ringkasan Eksekutif Penelitian
Kebijakan di Sektor Ekonomi Digital, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Jakarta, Hlm. 1
27
Alum Simbolon, 2012, Kedudukan Hukum Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Melaksanakan Wewenang Penegakan Hukum Persaingan Usaha, Mimbar Hukum, Vol.24 No. 3,
persaingan tetapi pada satu sisi persaingan usaha dapat digambarkan sebagai
suatu permasalahan. Permasalahan persaingan usaha dapat dilihat apabila
persaingan memberikan dampak negatif apabila persaingan dilakukan secara
tidak sehat.
Hukum sebagai kaedah pengaturan memiliki peran penting untuk
mewujudkan persaingan usaha yang sehat. Pengaturan persaingan usaha di
Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Undang –
Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak sehat mengatur ruang lingkup persaingan usaha di
Indonesia beserta peran struktur hukum dalam persaingan usaha di Indonesia
yang disebut dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
1. Pembentukan dan Peran Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
Pembahasan di atas telah menyebutkan bahwa pembentukan
Komisi Pengawas Persaingan Usaha merupakan perintah atau implementasi
dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Komisi Pengawas Persaingan
Usaha ( KPPU ) memiliki fungsi penting untuk menegakan hukum
persaingan usaha di Indonesia. Fungsi penting Komisi Pengawas
Persaingan Usaha tampak karena memiliki kesamaan dengan lembaga
peradilan. Komisi Pengawas Persaingan Usaha bertugas dan memiliki
kewenangan untuk penyelidikan, penuntutan, konsultasi, pemeriksaan,
mengadili, dan memutus perkara.28
Penegakan hukum persaingan usaha di Indonesia oleh Komisi
Pengawas Persaingan Usaha dilakukan berdasarkan ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Komisi Pengawas Persaingan Usaha
mempunyai kewenangan untuk menindak dan menegakan hukum
29
Rohmat, Urgensi Pembentukan Undang-Undang Pasar Digital sebagai Instrumen
Pengawasan Persaingan di Era Digital, Jurnal Persaingan Usaha, Vol.2 No. 2, 2022, Hlm. 119
persaingan usaha pada aspek ekonomi digital termasuk E-Commerce.
Pengaturan persaingan usaha pada aspek ekonomi digital hanya di atur
dalam pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang
Perdagangan Melalui Sistem Elekronik yang berbunyi :
Pelaku Usaha wajib :
a. melindungi hak-hak Konsumen sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perlindungan Konsumen; dan
b. mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
persaingan usaha.
30
DISG is a joint office of the Economic Development Board, Enterprise Singapore and
the Info-communications Media Development Authority. For more information, see
www2.imda.gov.sg/for-industry/Digital-Industry-Singapore-DISG. Diakses pada 15 Mei 2023.
31
Organisation for Economic Co-operation and Development, “Algorithms and
Collusion”, DAF/COMP (2017), Hlm. 20..
keputusan terhadap pelanggaran terkait perilaku anti persaingan berbasis
algoritma.
Perjanjian memiliki arti yang luas. Namun dalam konteks ini adalah
para pihak yang mencapai konsensus tentang tindakan yang akan diambil
oleh masing-masing pihak. Adapun the Section 34 tersebut juga melarang
adanya praktik bersama dan perjanjian bersama. Praktik bersama tersebut
mengacu pada kerja sama informal, yakni tanpa adanya perjanjian secara
formal di antara kedua belah pihak. Sehingga konteks dari adanya kolusi
atau praktik bersama menurut CCCS bukan hanya sebatas pada perjanjian
formal, namun juga praktik berupa tindakan sekalipun konsensus tersebut
tidak melalui perjanjian tertulis. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat
dipertimbangkan dalam menentukan adanya praktik bersama34:
33
CCCS Guidelines on the Section 34 Prohibition, Hlm. 2.
34
CCCS Guidelines on the Section 34 Prohibition, Hlm. 6.
c. Apakah perilaku paralel dihasilkan dari kontak antara usaha
menyebabkan kondisi persaingan yang tidak sesuai dengan kondisi
pasar yang semestinya;
d. Jumlah usaha di pasar, dan jika hanya ada sedikit usaha, apakah
mereka memiliki struktur biaya dan keluaran yang serupa.
35
https://www.cccs.gov.sg/media-and-consultation/newsroom/media-releases/ccs-issues-
pid-against-10-financial-advisory-companies, Diakses pada 17 Mei 2023.
Singapore) pada tanggal 2 Mei 2013 serta koordinasi lebih lanjut di antara
10 perusahaan penasihat keuangan untuk menekan iFAST untuk menarik
penawaran di platform Fundsupermart yang mana pada saat itu iFast
bukan termasuk anggota AFA.
D. Kesimpulan