Professional Documents
Culture Documents
3 Modul Gaji Tunjangan Dan Kesejahteraan
3 Modul Gaji Tunjangan Dan Kesejahteraan
3 Modul Gaji Tunjangan Dan Kesejahteraan
Penulis:
1. Satia Supardy, SH, M. Pd
2. Sri Dadi Handayani, SH
A. Latar Belakang
Permasalahan gaji dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah
masalah yang berkaitan hajat hidup yang harus ditangani secara profesional.
Sebab masalah ini tidak saja menyangkut berapa rupiah seorang pegawai atau
pimpinan harus digaji atas pekerjaannya, tetapi juga memberikan implikasi yang
sangat luas baik dalam rangka sistem kepegawaian yang berlaku, bobot
pekerjaan yang menjadi tugas pokoknya, maupun kaitan moral dan tanggung
jawab sosial organisasi serta kesejahteraan atas hidup pegawai dan keluarganya.
Juga pada hakekatnya gaji dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat
memberikan motivasi kepada pegawai untuk bekerja secara efektif dan efisien
dalam beretos kerja. Maka begitu sesuatu yang sangat urgen Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara telah mengganti Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian. Hal ini dalam memberikan perhatian kepada Pegawai Negeri
Sipil menyangkut unsur kesejahteraan termasuk didalamnya masalah sistem
penggajian pegawai.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila sistem penggajian dan
kesejahteraan PNS yang berlaku di instansi pemerintah menjadi tuntutan harus
senantiasa disesuaikan dengan perkembangan ekonomi yang terjadi di lapangan.
Paling tidak ada dua dalih atau alasan mengapa pemerintah menaikkan gaji PNS.
Alasannya adalah meningkatkan kesejahteraan PNS dan pelayanan kepada
masyarakat. Diharapkan, dengan kenaikan gaji PNS, kesejahteraan PNS akan
meningkat. Begitu pula, dengan meningkatnya kesejahteraan PNS akan
meningkat pula pelayanan PNS kepada masyarakat. Akan tetapi, pertanyaannya
apakah kedua dalih ini dapat terwujud secara baik ? Walaupun gaji PNS
dinaikkan, masih ada keraguan dari kalangan PNS akan naiknya kesejahteraan
mereka. Keraguan tersebut muncul berdasarkan pengalaman bahwa setiap
1
kenaikan gaji PNS selalu diikuti oleh lonjakan harga bahan kebutuhan pokok,
barang-barang dan jasa lainnya. Fenomena yang terjadi, manakala pemerintah
mengumumkan kenaikan gaji PNS, maka harga barang-barang dan jasa-jasa di
pasaran sudah naik mendahului realisasi kenaikan gaji tersebut. Dengan kata
lain, sebelum kenaikan gaji diterima, harga barang-barang di pasaran sudah naik.
Sebagaimana diketahui, bahwa masalah kinerja PNS sering mendapat
sorotan dari stakeholder khususnya yang menyangkut pelayanan terhadap
masyarakat (public service) kurang memberikan kepuasan. Salah satu faktor
penyebab pelayanan yang kurang memuaskan, adalah kesejahteraan antara lain,
tentang gaji kurang layak. Oleh karenanya, sangat mendesak pemerintah harus
berupaya memperbaiki masalah sistem penggajian PNS untuk memberikan
kenyamanan, ketenangan pegawai termasuk keluarganya sehingga mampu
meningkatkan pelayanan secara prima (excellent service).
Berdasarkan uraian diatas, maka kehadiran modul ini setidak-tidaknya
memberikan jalan penerangan yang penuh harap menuju kesejahteraan mental
spiritual PNS dan keluarganya sehingga dapat memenuhi standar hidup layak
lahir batin.
B. Diskripsi Singkat
Diklat Fingsional Analis Kepegawaian Keahlian PNS bagi pejabat
fungsional pengelola kepegawaian dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan, dan keterampilan dengan ruang lingkup bahasan tentang sistem
penggajian, tunjangan, upaya kesejahteraan, dan penghargaan.
2
D. Tinjauan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran mata ajar ini peserta Diklat diharapkan dapat :
1. Menjelaskan sistem Penggajian Pegawai Negeri Sipil ;
2. Menjelaskan Tunjangan Pegawai Negeri Sipil ;
3. Menjelaskan Upaya Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil;
4. Menjelaskan Penghargaan Pegawai Negeri Sipil
3
BAB II
SISTEM PENGGAJIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
4
Secara substanstial, gaji (salary) dan upah (wage) pada hakekatnya
memiliki perbedaan satu sama lain, meskipun tersirat makna yang hampir sama,
sebab sama-sama merupakan unsur kompensasi (Janry dkk, 2006:2). Pengertian
gaji menurut Kamus Manajemen (Marbun, 2003:83) bahwa gaji adalah upah
yang dibayarkan secara berkala. Sedangkan upah merupakan imbalan yang
dibayarkan kepada tenaga kerja tidak tetap, yang besarnya sudah disepakati
sebelumnya atau sesuai dengan aturan yang berlaku (Janry dkk, 2006:29).
Pangabean (2004:77) mendefinisikan gaji sebagai imbalan financial yang
dibayarkan kepada karyawan secara teratur , seperti tahunan, catur wulan,
bulanan atau mingguan.
5
Hasibuan (1999:133) mendefinisikan upah insentif adalah “balas jasa
yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi
standart”. Sedangkan Manulang (1976:122), “Insentif merupakan alat motivasi,
sarana motivasi, sarana yang memberikan motif atau sarana menimbulkan
dorongan”. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Gitosudarmo (1995:299)
yang menyatakan pengertian gaji adalah: “Imbalan yang diberikan oleh pemberi
kerja kepada karyawan, yang penerimaannya bersifat rutin dan tetap setiap bulan
walaupun tidak masuk kerja maka gaji akan tetap diterima secara penuh”.
6
Sedangkan pengertian kesejahteraan (gaji) secara normatif tercantum
dalam Pasal 79 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara peganti Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian, yang menyebutkan bahwa: 1) Pemerintah wajib membayar
gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS, 2). G aji
dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan, dan
3). G a ji pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Juga, Pasal 80 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menyebutkan,
bahwa selain gaji, PNS juga menerima tunjangan kinerja dan tunjangan
kemahalan serta fasilitas. Oleh karena itu, menurut Maryanti dan Salipi
(1988:11) gaji merupakan hak bagi setiap Pegawai Negeri Sipil disamping hak-
hak lainnya, karena Pegawai Negeri Sipil telah menyumbangkan tenaga dan
pikirannya demi kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dalam mewujudkan
cita-cita nasional, yaitu masyarakat adil dan makmur baik material maupun
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
7
anak, yang mencegahnya untuk dapat bekerja. Di beberapa kasus penerima dana
bahkan diharuskan bekerja, dan dikenal sebagai workfare.
Adapun dimaksud dalam pembahasan ini pengertian gaji yang adil dan
layak adalah bahwa gaji PNS harus mampu memenuhi kebutuhan hidup
keluarganya, sehingga PNS dapat memusatkan perhatian, pikiran, dan tenaganya
hanya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Pemberian gaji
PNS yang adil dimaksudkan untuk mencegah kesenjangan kesejahteraan baik
antar PNS maupun antara PNS dengan swasta. Juga, suatu upaya menghindari
perbuatan penyelewengan seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang
sampai sekarang masih menggurita. Sedangkan gaji yang layak dimaksudkan
untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok dan dapat mendorong
produktivitas dan kreativitas PNS sehingga mampu mengimbangi kenaikan harga
dan barang di masyarakat. Oleh karenanya gaji yang adil dan layak menjadi
8
kebutuhan pokok pegawai yang wajib dipenuhi pemerintah sebagaimana tertuang
dalam Pasal 79 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara. Dengan terpenuhi gaji yang adil dan layak disamping memotivasi etos
kerja pegawai juga, gaji dapat berfungsi sebaik serta setepat mungkin dalam
mewujudkan kesejahteraan PNS maupun keluarganya. Menurut Komaruddin
(1995:164) bahwa fungsi penggajian bukan hanya membantu manajer personalia
dalam menentukan gaji yang adil dan layak saja, tetapi masih ada fungsi-fungsi
yang lain, yaitu untuk :
a. menarik pekerja yang mempunyai kemampuan ke dalam organisasi,
b. mendorong pekerja agar menunjukkan prestasi yang tinggi, dan
c. memelihara prestasi pekerja selama periode yang panjang.
9
Tabel. 1
Pangkat, Golongan, dan Ruang Pegawai Negeri Sipil
No Pangkat Golongan Ruang
Urut
1 Juru Muda I A
2 Juru Muda Tingkat I I B
3 Juru I C
4 Juru Tingkat I I D
5 Pengatur Muda II A
6 Pengatur Muda Tingkat I II B
7 Pengatur II C
8 Pengatur Tingkat I II D
9 Penata Muda III A
10 Penata Muda Tingkat I III B
11 Penata III C
12 Penata Tingkat I III D
13 Pembina IV A
14 Pembina Tingkat I IV B
15 Pembina Utama Muda IV C
16 Pembina Utama Madya IV D
17 Pembina Utama IV E
10
prestasi yang tinggi atau melakukan pekerjaan tertentu yang sifatnya memerlukan
pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga secara terus menerus. Dua hal yang
perlu digaris bawahi tersebut, yaitu: sistem skala ganda dan gabungan hanya
mungkin dapat dilaksanakan dengan memuaskan apabila sudah ada analisa,
klasifikasi, dan evaluasi jabatan/ pekerjaan yang lengkap. Sedangkan Pasal 79
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yang
menggantikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999, menegaskan bahwa 1). Pemerintah wajib membayar gaji yang adil
dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS, 2). ga ji dibayarkan
sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan, 3). ga ji
pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, 4). gaji PNS yang bekerja pada
pemerintah pusat dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja Negara, dan
5).gaji PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
Dalam implementasinya, kebijakan penggajian sampai sekarang (PP
Nomor 22 Tahun 2013) masih menggunakan sistem skala tunggal, yaitu
memberikan gaji yang sama kepada pegawai yang berpangkat sama dengan tidak
atau kurang memperhatikan sifat pekerjaaan yang dilakukan dan beratnya
tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu. Bagaimana
dengan skala ganda ? Jika ada yang berpendapat bahwa pemerintah telah
menggunakan sistem skala ganda karena dalam menentukan besarnya gaji bukan
saja didasarkan pada pangkat, tetapi juga didasarkan pada sifat pekerjaan yang
dilakukan, prestasi kerja yang dicapai, dan beratnya tanggung jawab yang dipikul
dalam melaksanakan pekerjaan itu, hal tersebut masih dapat diperdebatkan.
Pemberian tunjangan isteri/suami, tunjangan anak, tunjangan pangan, tunjangan
pengabdian, tunjangan jabatan struktural, dan tunjangan fungsional yang ada saat
ini belum mencerminkan pengukuran dan dan balas jasa yang cermat terdahap
sifat pekerjaan, prestasi kerja yang dicapai, dan beratnya tanggung jawab.
11
4. Kebutuhan hidup layak
12
C. Latihan
Dalam memahami dengan lebih baik mengenai materi, penggajian
Pegawai Negeri Sipil, Saudara kerjakanlah latihan-latihan di bawah ini:
1. Jelaskan pengertian gaji dan upah sepengetahuan Saudara !
2. Sebutkan jenis sistem penggajian yang Saudara ketahui !
3. Saudara pahami komponen kebutuhan hidup layak (KHL) menurut Simbolon
terdapat berapa macamkah !
D. Rangkuman
1. Menurut Manullang (1976:122) dari segi teoritis upah, meninjau upah dari
segi fugsinya yaitu bahwa upah adalah sebagai alat motivasi yang bersifat
material, adalah segala daya perangsang yang memupuk loyalitas dan
efisiensi pegawai ke dalam perusahaan.
2. Pendapat lain dikemukakan oleh Handoko (1993:218), “Gaji adalah
pemberian pembayaran finansial kepada karyawan sebagai balas jasa untuk
pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivasi pelaksanaan kegiatan di
waktu yang akan datang” .
3. Pengertian gaji yang adil dan layak adalah bahwa gaji PNS harus mampu
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga PNS dapat memusatkan
perhatian, pikiran, dan tenaganya hanya untuk melaksanakan tugas yang
dipercayakan kepadanya. Pemberian gaji PNS yang adil dimaksudkan untuk
mencegah kesenjangan kesejahteraan baik antar PNS maupun antara PNS
dengan swasta.
4. Pasal 79 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, yang menggantikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999, menegaskan bahwa 1). Pemerintah wajib
membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan
13
PNS, 2). gaji dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab,
dan resiko pekerjaan, 3). ga ji pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, 4).
gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada APBN, dan
5).gaji PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan pada APBD.
14
BAB III.
TUNJANGAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
A. Tunjangan
Tunjangan merupakan bagian penting dari pemberian gaji atau upah
pegawain. Dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2006 dikenal tunjangan jabatan
struktural dan tunjangan jabatan fungsional. Tunjangan jabatan struktural yang
diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara
penuh dalam jabatan struktural sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Sedangkan tunjangan jabatan fungsional yang diberikan kepada
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam
jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Dewasa ini, ada banyak tunjangan yang diklasifikasikan seperti: 1.
Tunjangan upah supplemental, mencakup asuransi, upah cuti dan liburan, upah
sakit, uang pesangon dan tunjangan
pengangguran supplemen. 2. Tunjangan asuransi,
kompensasi karyawan ini dapat berupa moneter
atau medis. 3. Tunjangan pensiun, yang dimaksud
adalah jaminan sosial dan pensiun. Jaminan sosial
tidak hanya meliputi tunjangan pensiun, melainkan juga tunjangan bertahan hidup
dan cacat. Ada tiga tipe dasar rencana pensiun, yaitu rencana kelompok,
pembagian laba tertunda dan tabungan. Dan 4. Tunjangan jasa, biasanya diberikan
perusahaan kepada karyawan dalam bentuk jasa makanan, peluang rekreasi, jasa-
jasa hukum, konseling, dan kredit union (kredit koperasi).
Tunjangan merupakan bagian dari kompensasi finansial langsung yang
diberikan kepada PNS. Menurut Bab IV PP Nomor 7 Tahun 1977, di samping gaji
pokok kepada PNS diberikan tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan
15
pangan, dan tunjangan lain-lain. Demikian juga, dalam Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 21 pada huruf a dinyatakan
bahwa PNS berhak memperoleh gaji, tunjangan dan fasilitias. Sedangkan pada
Pasal 80 ayat (2) UU 5 Tahun 2014 menegaskan tujangan dimaksud meliputi
tunjangan kinerja yang dibayarkan berdasarkan pencapaian kinerja dan tunjangan
kemahalan dibayarkan sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan
indeks harga yang berlaku di daerah masing-masing.
B. Tunjangan Jabatan
Tunjangan jabatan adalah kompensasi yang diberikan kepada PNS yang
menjabat jabatan tertentu. Jabatan tertentu adalah jabatan-jabatan struktural
seperti: Direktur Jenderal, Direktur, Kepala Biro, Kepala Bagian, Kepala Sub
bagian, dan jabatan fungsional tertentu seperti: guru, penyuluh pertanian, peneliti,
dan lain-lain. Dengan demikian tunjangan jabatan terdiri atas tunjangan jabatan
struktural dan fungsional.
Tabel.1
Daftar Tunjangan Jabatan Struktural (Pepres 26/2007)
No Eselon Tunjangan Per Bulan (dalam rupiah)
1 I.a Rp. 5.500.000,00
2 I.b Rp. 4.500.000,00
3 II.a Rp.3.500.000,00
4 II.b Rp. 2.000.000,00
5 III.a Rp. 1.260.000,00
6 III.b Rp. 900.000,00
7 IV.a Rp. 560.000,00
8 IV.b Rp. 75.000,00
9 V.a Rp. 360.000,00
16
Tunjangan jabatan struktural diberikan terhitung mulai tanggal satu bulan
berikutnya setelah pelantikan dengan ketentuan apabila pelantikan dilakukan
tanggal satu maka tunjangan jabatan struktural diberikan pada bulan itu juga.
Pembayaran tunjangan jabatan struktural dihentikan apabila:
1) diberhentikan dari jabatan struktural;
2) diberhentikan sementara;
3) menjalani cuti di luar tanggungan negara;
4) dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasar kan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja
melakukan suatu tindak pidana kejahatan; atau 5) menjalani cuti besar.
a. Widyaiswara
Jabatan fungsional widyaiswara merupakan jabatan fungsional yang
termasuk dalam rumpun jabatan pendidikan lainnya. Instansi pembina
Jabatan fungsional widyaiswara adalah Lembaga Administrasi Negara
(LAN) dan diatur dengan Keppres Nomor 4 Tahun 2003, SK Menpan
Nomor 01/KEP/ M.PAN/1/2001, dan SKB Nomor 598A/I/10/6/ 2001,
Nomor 39A Tahun 2001. Jenjang jabatan, golongan ruang, dan tunjangan
jabatannya adalah sebagai berikut:
Tabel. 2
Daftar Tunjangan Widyaiswara (Perpres 59/2007)
No Jenjang Golru Jumlah Tunjangan (Rp)
1 Ahli Pertama III/a-III/b 325.000
2 Ahli Muda III/c-III/d 700.000
3 Ahli Madya IV/a-IV/c 1.000.000
4 Ahli Utama IV/d-IV/e 1.400.000
Sumber: Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2007
17
b. Analis Kepegawaian
Jabatan fungsional Analis Kepegawaian merupakan jabatan fungsional
yang termasuk dalam rumpun jabatan manajemen. Instansi pembina
jabatan fungsional Analisis Kepegawaian adalah Badan Kepegawaian
Negara (BKN) dan diatur dengan Keppres Nomor 60 Tahun 2002, SK
Menpan Nomor 53/KEP/ MK.WASPAN/9/1999, dan SKB Nomor 193
Tahun 1999. Jenjang jabatan, golongan ruang, dan tunjangan jabatannya
adalah sebagai berikut.
Tabel.3
Daftar Tunjangan Analis Kepegawaian (Perpres 17/2013)
NO JENJANG GOLRU BESAR
TUNJANGAN
TINGKAT TERAMPIL
1. Analis Kepegawaian Pelaksana II.b – II.d Rp. 330.000,-
2. Analis Kepegawaian Pelaksana III.a – III.b Rp. 420.000,-
lanjutan
3. Analis Kepegawaian Penyelia III.c – III.d Rp. 600.000,-
TINGKAT AHLI
1. Analis Kepegawain Pertama III.a – III.b Rp. 480.000,-
2. Anali Kepegawaian Muda III.c – III.d Rp. 840.000,-
3. Analis Kepegawaian Madya IV.a – III.c Rp. 1.080.000,-
a. Tunjangan Keluarga
Tunjangan keluarga adalah kompensasi yang diberikan kepada isteri atau
suami dan anak atau anak angkat PNS. Tunjangan ini diatur dalam Pasal 16
PP Nomor 7 Tahun 1977, diubah dengan PP Nomor 15 Tahun 1985, dan
kemudian diubah dengan PP Nomor 51 Tahun 1992. Menurut Pasal 16 PP
Nomor 51 Tahun 1992, kepada PNS yang beristeri/bersuami diberikan
tunjangan isteri/suami sebesar 10 persen dari gaji pokok. Selain tunjangan
18
isteri/suami, kepada PNS yang mempunyai anak atau anak angkat yang
berumur kurang dari 21 tahun, belum pernah kawin, tidak mempunyai
penghasilan sendiri, dan nyata menjadi tanggungan, diberikan tunjangan anak
sebesar 2 (dua) persen dari gaji pokok tiap-tiap anak setiap bulan. Tunjangan
bagi anak atau anak angkat yang diberikan tersebut dapat diperpanjang
sampai 25 tahun apabila anak tersebut masih sekolah.
b. Tunjangan Pangan
Tunjangan pangan adalah kompensasi yang diberikan kepada isteri atau
suami dan anak PNS dan Calon PNS. Tunjangan bagi isteri/suami PNS
ditetapkan sebesar 10 kilogram beras.
c. Tunjangan Cacat
Kepada PNS yang mengalami musibah dan menyebabkan cacat karena dinas
yang mengakibatkan ia tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri
berdasarkan SK Tim penguji kesehatan, diberikan tunjangan cacat disamping
pensiun yang berhak diterimanya. Bagi yang masih terus bekerja, ia tidak
berhak atas tunjangan cacat dan hanya berhak atas pengobatan dan
perawatan.
Tunjangan cacat bagi PNS golongan ruang IV/b ke atas ditetapkan dengan
Keputusan Presiden. Sedangkan untuk PNS golongan ruang IV/b ke bawah
diatur dengan SK Menteri/Pimpinan Lembaga setelah terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Kepala BKN.
19
bantuan. Besarnya uang bantuan keluarga tersebut adalah 100 persen dari gaji
bersih yang bersangkutan.
Tunjangan yang diberikan kepada tenaga pengajar biasa yang mengikuti
pendidikan untuk mencapai S2 dan atau S3, yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan setelah ada persetujuan dari
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dengan memperhatikan
pertimbangan Team Kerja Kepegawaian (V: 175).
20
C. Latihan
Agar dapat memahami dengan lebih baik pembahasan Tunjangan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil, hendaknya Saudara kerjakanlah latihan-latihan di bawah
ini:
1. Sepengetahuan Saudara, dimanakan diaturnya tentang tunjangan jabatan
struktural dan tunjangan jabatan fungsional !
2. Sebutkan jenis tunjangan dan Pasal berapan yang mengatur di UU ASN,
sebagaimna Saudara ketahui !
3. Dimanakah diatur tentang tunjangan isteri dan anak yang Saudara ketahui !
Petunjuk Jawaban Latihan !
Untuk menjawab soal latihan ini, cobalah cermati lagi pembahasan Tunjangan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil dalam bab ini
D. Rangkuman
1. Menurut Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2006 dikenal tunjangan jabatan
struktural dan tunjangan jabatan fungsional. Tunjangan jabatan struktural
yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan
ditugaskan secara penuh dalam jabatan struktural sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Sedangkan tunjangan jabatan fungsional
yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan
ditugaskan secara penuh dalam jabatan fungsional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Klasifikasi tunjangan saat ini yakni meliputi : 1). Tunjangan upah
supplemental, mencakup asuransi, upah cuti dan liburan, upah sakit, uang
pesangon dan tunjangan pengangguran supplemen. 2). Tunjangan asuransi,
kompensasi karyawan ini dapat berupa moneter atau medis. 3). Tunjangan
pensiun, yang dimaksud adalah jaminan sosial dan pensiun, tunjangan
bertahan hidup dan cacat, dan 4. Tunjangan jasa, biasanya diberikan
perusahaan kepada karyawan dalam bentuk jasa makanan, peluang rekreasi,
jasa-jasa hukum, konseling, dan kredit union (kredit koperasi).
21
3. Tunjangan jabatan adalah kompensasi yang diberikan kepada PNS yang
menjabat jabatan tertentu. Jabatan tertentu adalah jabatan-jabatan struktural
seperti: Direktur Jenderal, Direktur, Kepala Biro, Kepala Bagian, Kepala Sub
bagian, dan jabatan fungsional tertentu seperti: guru, penyuluh pertanian,
peneliti, dan lain-lain. Dengan demikian tunjangan jabatan terdiri atas
tunjangan jabatan struktural dan fungsional
4. Tunjangan non jabatan, adalah tunjangan keluarga, tunjangan pangan,
tunjangan cacat, tunjangan tugas belajar, tunjangan perbaikan penghasilan.
22
BAB IV
UPAYA KESEJAHTERAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
23
f. Keppres Nomor 8 Tahun 1977 tentang Perubahan atas Keppres Nomor 56
Tahun 1974 tentang Pembagian, Penggunaan, Cara Pemotongan,
Penyetoran dan Besarnya Iuran-Iuran Yang Dipungut dari Pegawai Negeri,
Pejabat Negara Dan Penerima Pensiun.
Demikian juga, masa kerja yang dapat dihitung untuk menetapkan hak dan
besaran pensiun diperoleh dari :
a. Waktu bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil;
b. Waktu bekerja sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia dan anggota
Kepolisian Indonesia;
c. Waktu bekerja sebagai tenaga bulanan/harian dengan menerima
penghasilan dari anggaran negara atau anggaran perusahaan negara, bank
negara;
24
d. Masa selama menjalankan kewajiban berbakti sebagai pelajar dalam
pemerintah republik Indonesia pada masa perjuangan phisik. (dihitung 2
kali sebagai masa kerja untuk pensiun);
e. Masa berjuang sebagai veteran pembela kemerdekaan;
f. Masa berjuang sebagai veteran pejuang kemerdekaan (dihitung 2 kami
masa kerja untuk pensiun); dan
g. waktu bekerja sebagai pegawai pada sekolah partikelir bersubsidi.
Masa kerja yang dimaksud dalam pembahasan ini, adalah masa kerja
pensiun sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 20 tahun
1960 (Lembaran Negara tahun 1960 No. 49), dalam hal perhitungan masa
kerja, maka pecahan bulan dibulatkan menjadi sebulan penuh.
3. Manfaat Pensiun.
Manfaat Pensiun yang diberikan kepada pegawai maupun ahli waris adalah
sebagai berikut :
a. Pensiun Normal adalah pegawai yang bersangkutan mencapai atau
memasuki batas usia pensiun (BUP).
b. Pensiun dipercepat adalah pegawai yang bersangkutan belum mencapai
atau memasuki batas usia pensiun (BUP) tetapi berhak mendapatkan hak-
hak pensiun yang dibayarkan pada saat ia mencapai usia 50 tahun, dengan
ketentuan apabila :
1).Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan Masa kerja
sekurang-kurangnya 20 tahun, dinyatakan oleh badan/pejabat yang
ditunjuk oleh Depkes berdasarkan peraturan tentang pengujian
kesehatan pegawai negeri, dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam
jabatan apapun yang disebabkan karena ia menjalankan kewajiban
jabatannya.
2). Mempunyai Masa kerja sekurang-kurangnya 4 tahun, dinyatakan oleh
badan/pejabat yang ditunjuk oleh Depkes berdasarkan peraturan tentang
pengujian kesehatan pegawai negeri, dinyatakan tidak dapat bekerja lagi
dalam jabatan apapun yang tidak disebabkan karena ia menjalankan
kewajiban jabatannya.
25
3).Pegawai negeri yang diberhentikan atau dibebaskan dari pekerjaannya
karena penghapusan jabatan, perubahan dalam susunan pegawai,
penertiban aparatur negara atau karena alasan-alasan dinas lainnya dan
kemudian tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak
menerima pensiun pegawai apabila ia diberhentikan dengan dengan
hormat apabila telah berusia sekurang-kurangnya 50 tahun dan memiliki
masa kerja sekurang-kurangnya 10 tahun.
4).Pegawai negeri yang setelah menjalankan suatu tugas negara tidak
dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima hak-
hak pensiun jika telah mencapai usia 50 tahun dan memiliki masa kerja
sekurang-kurangnya 10 tahun.
5).Pensiun Janda/Duda Pegawai. Manfaat pensiun diberikan jika pegawai
negeri atau penerima pensiun pegawai meninggal dunia sebagai ahli
waris, maka isteri (isteri-isteri)-nya untuk pegawai negeri pria atau
suaminya untuk pegawai negeri wanita berhak menerima pensiun
janda/duda.
6).Pensiun Janda/Duda Tewas. Manfaat diberikan jika Pegawai tewas,
kepada janda/duda atau orang tua yang bersangkutan jika dalam hal ini
pegawai belum menikah. Pengertian yang dimaksud tewas adalah :
a).meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas
kewajibannya;
b). meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungannya
dengan dinasnya sehingga kematian itu disamakan dengan
meninggal dunia dalam dan/atau karena menjalankan
kewajibannya;
c). meninggal dunia yang langsung diakibatkan karena luka-luka
maupun cacat rohani atau jasmani;
d). meninggal dunia karena perbuatan anasir-anasir yang tidak
bertanggung jawab ataupun sebagai akibat dari tindakan terhadap
anasir-anasir.
26
4. Besaran Manfaat Pensiun
Dasar Pensiun yang dipakai untuk menentukan besarnya pensiun, ialah gaji
pokok (termasuk gaji pokok tambahan dan/atau gaji pokok tambahan
peralihan) terakhir sebulan sebelum pegawai yang bersangkutan pensiun
berdasarkan peraturan gaji yang berlaku baginya.
a. Besaran Pensiun Pegawai dengan rumusan :
Manfaat
Dengan Catatan : = 2.5% x Gaji Pokok Terakhir x Masa Kerja
maximal = 75% dari Dasar Pensiun (Gaji Pokok Terakhir)
minimal = 40% dari Dasar Pensiun atau tidak boleh kurang dari Gaji
pokok terendah menurut Peraturan Pemerintah.
Dengan catatan : minimal 75% (tujuh puluh lima persen) dari Gaji Pokok
terendah menurut PP
2). Dalam hal pegawai tewas dan tidak meninggalkan isteri/suami ataupun
anak, maka uang pensiun diberikan kepada orang tua sebesar :
27
Apabila pegawai Negeri atau penerima pensiun pegawai meninggal
dunia sedangkan ia tidak mempunyai isteri/suami lagi yang berhak
untuk menerima pensiun janda/duda maka :
a). pensiun janda diberikan kepada anak-anak nya, apabila hanya
terdapat satu golongan anak yang seayah-seibu,
b). Satu bagian pensiun janda diberikan kepada masing-masing
golongan anak yang seayah-seibu.
c). Pensiun duda diberikan kepada anak (anak-anaknya)
Pemberian pensiun kepada anak-anaknya yang pada waktu pegawai
atau penerima pensiun pegawai meninggal dunia dengan syarat :
a). belum mencapai usia 25 tahun;
b). tidak mempunyai penghasilan sendiri;
c). belum nikah atau belum pernah nikah.
28
7. Pembatalan Pemberian Pensiun :
a. Pensiun Pegawai, dihentikan apabila penerima pensiun pegawai diangkat
kembali menjadi pegawai negeri atau diangkat kembali dalam suatu
jabatan negeri dengan hak untuk kemudian setelah diberhentikan lagi
memperoleh pensiun menurut Undang-undang ini atau peraturan sesuai
dengan Undang-undang ini (Pasal 15 ayat 1) dan akan diberikan kembali
hak pensiun tesebut jika diberhentikan dari kedudukannya yang terakhir.
29
c. Keppres Nomor 8 Tahun 1977 tentang Perubahan atas Keppres Nomor 56
Tahun 1974 tentang Pembagian, Penggunaan, Cara Pemotongan,
Penyetoran dan Besarnya Iuran-Iuran Yang Dipungut dari Pegawai Negeri,
Pejabat Negara Dan Penerima Pensiun;
d. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 478/KMK.06/2002 tentang
Persyaratan dan Besar Manfaat Tabungan Hari Tua Bagi Pegawai Negeri
Sipil;
e. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 500/KMK.06/2004 tentang
Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor
478/KMK.06/2002 tentang Persyaratan dan Besar Manfaat Tabungan Hari
Tua Bagi Pegawai Negeri Sipil.
2. Beberapa Pengertian
Terdapat beberapa pengertian yang berkaitan program tabungan hari tua
(THT) menutut aturan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nomor
500/KMK.06/2004 jo KMK Nomor 478/KMK.06/2002, yaitu :
a. Peserta adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981.
b. P1 adalah penghasilan terakhir sebulan sesaat sebelum berhenti sebagai
PNS, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1997 tentang
Peraturan Gaji Pokok PNS, yang terdiri dari Gaji Pokok, Tunjangan Isteri,
dan Tunjangan Anak.
c. P2 adalah penghasilan terakhir sebulan sesaat sebelum berhenti sebagai
PNS, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2001 tentang
Peraturan Gaji PNS, yang menjadi dasar potongan iuran, terdiri dari Gaji
Pokok, Tunjangan Isteri, dan Tunjangan Anak.
d. Isteri/suami adalah isteri/suami dari Peserta atau pensiunan Peserta, yang
sah menurut hukum, yang tercatat dalam daftar keluarga pada instansi yang
bersangkutan.
e. Anak adalah anak kandung yang sah dari Peserta atau anak kandung/anak
yang disahkan menurut undang-undang yang tercatat dalam daftar keluarga
pada instansi yang bersangkutan dan belum pernah menikah, tidak
30
mempunyai penghasilan sendiri, atau belum mencapai usia 25 (dua puluh
lima) tahun.
f. MI1 adalah masa iuran sejak menjadi Peserta sampai dengan diberhentikan
sebagai Peserta, yang dihitung dalam satuan tahun.
g. MI2 adalah masa iuran sejak tanggal 1 januari 2001 sampai dengan
diberhentikan sebagai Peserta, yang dihitung dalam satuan tahun.
h. Y1 adalah selisih antara batas usia pensiun 56 (lima puluh enam tahun
dengan usia Peserta pada saat mulai menjadi Peserta, atau selisih antara usia
saat meninggal dunia dengan usia pada saat mulai menjadi peserta, bagi
peserta yang batas usia pensiunnya lebih dari 56 (lima puluh enam) tahun
dan usia pada saat meninggal dunia lebih dari 56 (lima puluh enam) tahun
yang dihitung dalam satuan tahun.
i. Y2 adalah selisih antara batas usia pensiun 56 (lima puluh enam) tahun
dengan usia Peserta pada tanggal 1 januari 2001, atau selisih antara usia saat
meninggal dunia dengan usia peserta pada tanggal 1 januari 2001, bagi
peserta yang batas usia pensiunnya lebih dari 56 (lima puluh enam) tahun
dan usia pada saat meninggal dunia lebih dari 56 (lima puluh enam) tahun,
yang dihitung dalam satuan tahun.
j B adalah jumlah bulan yang dihitung dari tanggal Peserta diberhentikan
dengan hak pensiun sampai dengan tanggal Peserta meninggal dunia
k. C adalah jumlah bulan yang dihitung dari tanggal Peserta diberhentikan
dengan hak pensiun atau meninggal dunia sampai dengan tanggal
Isteri/Suami/ Anak meninggal dunia.
3. Hak-Hak Peserta
Hak-hak Peserta dapat dimanfaat dari program tabungan hari tua (THT),
meliputi :
a. Manfaat Asuransi Dwiguna diberikan dalam hal peserta :
1). berhenti karena pensiun;
2). meninggal dunia sebelum diberhentikan dengan hak pensiun; atau
3). berhenti karena sebab-sebab lain
b. Manfaat Asuransi Kematian (Askem) diberikan jika :
1). peserta atau pensiunan Peserta meninggal dunia;
31
2). isteri/suami meninggal dunia; atau
3). anak meninggal dunia.
{ 0,60 x Y1 P1 } + {0,60xY2 x ( P2 – P1 )}
P1, :
Ketentuan bagi PNS yang menjadi Peserta pada/sesudah tanggal 1 Januari
2001, maka P2 diganti dengan P2 , Y2 diganti dengan Y1.
3). besarnya Manfaat Asuransi Dwiguna sebagaimana dimaksud pada butir a
dan b sekurang-kurangnya 1 (satu) kali P2 dengan ketentuan tidak boleh
kurang dari Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
32
b. Besar manfaat asuransi kematian adalah :
1). besar Manfaat Asuransi kematian adalah sebagai berikut :
2). dalam hal Peserta meninggal dunia, adalah dua kali hasil penjumlahan satu
dan satu persepuluh kali B dibagi dua belas, dikalikan P2, atau dengan
rumus : 2 (1 + 0,1 B/12) P2 dengan ketentuan apabila Peserta meninggal
dunia pada/sesudah tanggal 1 Januari 2001 dan Peserta berhenti karena
pensiun sebelum tanggal 1 Januari 2001 maka P2 sama dengan penghasilan
saat berhenti karena pensiun dan apabila Peserta meninggal dunia sebelum
diberhentikan dengan hak pensiun, maka B = 0;
3). dalam hal Isteri/Suami meninggal dunia, adalah satu setengah kali hasil
penjumlahan satu dan satu persepuluh kali C dibagi dua belas, dikalikan
P2, atau dengan rumus : 1,5 (1 + 0,1 C/12) P2 dengan ketentuan apabila
Isteri/Suami meninggal dunia pada/sesudah tanggal 1 Januari 2001 dan
Peserta berhenti karena pensiun atau meninggal dunia sebelum tanggal 1
Januari 2001 maka P2 sama dengan penghasilan saat berhenti karena
pensiun atau meninggal dunia dan apabila Isteri/Suami/Anak meninggal
dunia sebelum Peserta diberhentikan dengan hak pensiun atau meninggal
dunia, maka C=O;
4). dalam hal Anak meninggal dunia, adalah tiga perempat kali hasil
penjumlahan satu dan satu persepuluh kali C dibagi dua belas dikalikan
P2, atau dengan rumus : 0,75 ( 1 + 0,1 C/ 12) P2 dengan ketentuan apabila
anak Peserta meninggal dunia pada/sesudah tanggal 1 Januari 2001 dan
Peserta berhenti karena pensiun atau meninggal dunia sebelum tanggal 1
Januari 2001 maka P2 sama dengan Penghasilan saat berhenti karena
pensiun atau meninggal dunia dan apabila Isteri/Suami/Anak meninggal
dunia sebelum Peserta diberhentikan dengan hak pensiun atau meninggal
dunia, maka C=O;
5). besarnya Manfaat Asuransi kematian sebagaimana dimaksud tidak boleh
kurang dari Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah).
33
C. Program Cuti PNS
a. Pengertian
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976
tentang Cuti. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam
jangka waktu tertentu. Sedangkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 21 menyebutkan cuti sebagai hak PNS.
3). Cuti Karena Alasan Penting. Cuti karena alasan penting adalah cuti
karena:
a. Ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit
keras atau meninggal dunia;
b. Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a
meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku PNS
yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya
yang meninggal dunia itu;
c. Melangsungkan perkawinan yang pertama;
34
d. Alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden.
4). Cuti Besar. Cuti yang menjadi hak PNS yang telah bekerja sekurang-
kurangnya enam tahun secara terus menerus. Lama waktu cuti besar
adalah tiga bulan, dapat ditangguhkan untuk paling lama dua tahun, dan
bagi PNS yang menjalani cuti ini tidak berhak lagi atas cuti tahunannya
dalam tahun yang bersangkutan.
5). Cuti Bersalin. Cuti yang menjadi hak dan diberikan kepada PNS wanita
ketika melahirkan anak yang pertama, kedua, dan ketiga. Lamanya cuti
bersalin adalah satu bulan sebelum dan dua bulan sesudah persalinan.
6). Cuti Di Luar Tanggungan Negara. Cuti yang bukan merupakan hak dan
hanya diberikan kepada PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya
lima tahun secara terus menerus karena alasan-alasan pribadi yang
penting dan mendesak. Jangka waktu cuti di luar tanggungan negara
(CLTN) adalah tiga tahun dan dapat diperpanjang paling lama satu tahun
jika ada alasan yang penting. CLTN mengakibatkan PNS yang
bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali CLTN yang diberikan
kepada PNS wanita yang melahirkan anaknya yang keempat dan
seterusnya. Selama menjalankan CLTN PNS yang bersangkutan tidak
berhak menerima penghasilan dari negara dan jangka waktunya tidak
diperhitungkan sebagai masa kerja PNS.
35
2. Dasar hukum Jaminan Kesehatan adalah :
a. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional;
b. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial ;
c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun2014 tentang Aparatur Sipil Negara
d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial
Pegawai Negeri Sipil;
e. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan;
f. Peraturan Presiden nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
3. Jenis-Jenis Perlindungan
Berdasarkan bunyi Pasal 92 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa :
a. Jaminan Kesehatan;
b. Jaminan Kecelakaan Kerja;
c. Jaminan Kematian; dan
d. Bantuan Hukum.
36
Sehingga, Program Jaminan Kesehatan Sosial merupakan penugasan
Pemerintah kepada ASKES BPJS Kesehatan melalui Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 jo Perpres Nomor 111 Tahun 2013 dengan peserta
Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non
PBI) .
37
c. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun
d. Penerima pensiun selain huruf a,b dan c;
e. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana
dimaksud pada huruf a s/d d yang mendapat hak pensiun.
Pekerja Penerima Upah dan Pekerja Bukan Penerima Upah termasuk warga
negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
Anggota keluarga meliputi :
a. Istri atau suami yang sah dari peserta;
b. Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari peserta,
dengan kriteria :
1) Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan
sendiri;
2) Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun belum berusia 25 (dua puluh
lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
38
7. Tujuan Jaminan Kesehatan
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memenuhi dasar kesehatan
dengan mengembangkan sistem jaminan pemeliharaan dan pembiayaan
kesehatan yang efisien dan efektif.
b. Meningkatkan status kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Perintis
Pergerakan Kebangsaan/ Kemerdekaan beserta keluarganya dan peserta
lainnya.
39
c. Tunjangan cacad tiap-tiap bulan adalah sebagai berikut :
1). 70% (tujuh puluh persen) dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi :
a). Penglihatan pada kedua belah mata; atau
b). Pendengaran pada kedua belah telinga, atau
c). Kedua belah kaki dari pangkal paha atau dari lutut ke bawah.
2). 50% (lima puluh persen) dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi :
a). Lengan dari sendi bahu ke bawah, atau
b). Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah.
3). 40% (empat puluh persen) dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi :
a). Lengan dari atas siku ke bawah, atau
b). Sebelah kaki dari pangkal paha.
4). 30% (tiga puluh persen) dari gaji pokok, apabila kehilangan fungsi :
a). Penglihatan dari sebelah mata, atau
b). Pendengaran dari sebelah telinga, atau
c). Tangan dari atas pergelangan tangan ke bawah, atau
d). Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah.
d. Dalam hal terjadi beberapa cacad, maka besarnya tunjangan cacad
ditetapkan dengan menjumlahkan presentasi dari tiap cacad, dengan
ketentuan paling tinggi 100% (seratus persen) dari gaji pokok.
Kepada isteri atau suami PNS yang tewas diberikan uang duka tewas sebesar
6 (enam) kali penghasilan sebulan. Apabila tidak meninggalkan isteri atau
suami, maka uang duka tewas diberikan kepada anaknya, apabila tidak
40
meninggalkan isteri, suami dan anak, maka uang duka tewas diberikan
kepada orang tuanya, dan apabila tidak meninggalkan isteri, suami, anak
ataupun orang tua, maka uang duka tewas diberikan kepada ahli waris
lainnya.
Biaya pemakaman bagi PNS yang tewas ditanggung oleh Negara.
Tewasnya PNS harus dibuktikan dengan surat pernyataan dari pejabat yang
berwenang dan surat keterangan atau berita acara dari pejabat yang berwajib.
41
3. Besarnya Tabungan
Tabungan perumahan PNS diambil dengan cara pemotongan gaji yang
dilakukan oleh Departemen Keuangan dan distor kerekening Menteri
Keuangan untuk dan atas nama Bapertarum PNS pada Bank pemerintah yang
ditunjuk. Besaran pemotongan tabungan tiap bulan keapada masing-masing
PNS adalah :
a. Golongan I sebesar Rp. 3.000,-
b. Golongan II sebesar Rp. 5.000,-
c. Golongan III sebesar Rp. 7.000,- dan
d. Golongan IV sebesar Rp. 10.000,-
b. Pengembalian Tabungan
Pengembalian Tabungan merupakan pengembalian seluruh iuran
tabungan perumahan Pegawai Negeri Sipil, bagi Pegawai Negeri Sipil
yang selama dinas aktifnya belum pernah Memanfaatkan bantuan atau
Pegawai Negeri Sipil yang telah memanfaatkan pinjaman. Persyaratan
yang harus dipenuhi yaitu :
1). Mengisi formulir, kemudian meminta rekomendasi dan tanda tangan
serta stempel dari pejabat kepegawaian;
2). Membawa Kartu Pegawai (asli) dan foto copy-nya;
3). Membawa Kartu Tanda Penduduk (asli) yang masih berlaku dan foto
copy-nya;
4). Foto copy Surat Keputusan pensiun yang telah dilegalisir oleh instansi
berwenang;
42
5). Foto copy Surat Keputusan Golongan (periode 1 Januari 1993 sampai
dengan pensiun) yang telah dilegalisir oleh instansi berwenang.
d. Biaya Membangun
Bantuan Sebagian Uang Muka KPR adalah bantuan yang diberikan
dalam rangka membantu sebagian uang muka pembelian rumah yang
dilakukan melalui KPR dan pembelian Rumah Dinas dari pemerintah.
Besarnya bantuan yang diberikan dibedakan berdasarkan golongan PNS
1). Rp. 1,2 juta untuk golongan I
2). Rp. 1,5 juta untuk golongan II
3). Rp. 1,8 juta untuk golongan III
43
e. Persyaratan Pengajuan
1).PNS aktif dan belum memanfaatkan bantuan atau pinjaman Tabungan
Perumahan PNS-nya;
2).PNS yang telah memiliki masa menabung Tabungan Perumahan PNS-
nya minimal 5 tahun;
3). PNS yang belum memiliki rumah;
4).PNS aktif golongan I,II, dan III dengan akad KPR yang berlaku sejak
1 Januari 2006;
5). Tidak dalam Masa Persiapan Pensiun atau 1 tahun sebelum batas usia
pensiun.
44
F. Penghargaan PNS
1. Pengertian
Dalam konsideran Undang-undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar,
Tanda Jasa, Dan Tanda Kehormatan, dinyatakan bahwa maksud diberikan
penghargaan atas jasa-jasa yang diberikan oleh
negara dalam bentuk gelar, tanda jasa, dan tanda
kehormatan untuk menumbuhkan kebanggaan, sikap
keteladanan, semangat kejuangan, dan motivasi
untuk meningkatkan darma bakti kepada bangsa dan
Negara. Pasal 83 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, menyebutkan jenis penghargaan meliputi : a). tanda
kehormatan; b). kenaikan pangkat istimewa; c). kesempatan prioritas
untuk pengembangan kompetensi; dan/atau e). kesempatan menghadiri
acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
Menurut Dessler (1984) maupun Robbin (1998), penghargaan merupakan
bagian dari kompensasi yaitu sebagai ganjaran non finansial yang diterima
oleh pegawai. Di lingkungan PNS, penghargaan yang umum diterima adalah
penghargaan pengabdian sesuai masa kerja yang disebut dengan penghargaan
Satyalancana Karya Satya.
45
Penghargaan tersebut dimaksudkan atau bertujuan (BAKN, 1999):
a. Sebagai salah satu usaha pembinaan PNS;
b. Mendorong PNS agar bekerja dengan semangat kerja yang tinggi;
c. Meningkatkan Meningkatkan prestasi kerja PNS;
d. Memupuk rasa kesetiaan PNS terhadap negara dan pemerintah;
e. Memberikan perangsang kepada PNS agar selalu menjadi yang terbaik di
lingkungan kerjanya;
f. menciptakan persaingan kerja yang sehat.
3. Jenis Penghargaan
Adapun tanda kerhormatan meliputi berupa: a. bintang, b. satyalancana, dan
c. samakaryanugraha. Salah satu tanda kehormatan yang diberikan kepada
PNS adalah satyalancana karya satya. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor
25 Tahun 1994, Satyalancana Karya Satya adalah tanda penghargaan atas
jasa-jasanya terhadap negara. Penghargaan Satyalancana Karya Satya ada tiga
macam, yaitu:
a. Satyalancana Karya Satya 10 tahun
b. Satyalancana Karya Satya 20 tahun
c. Satyalancana Karya Satya 30 tahun
G. Latihan
Dalam memahami dengan lebih baik mengenai tentang Upaya Kesejahteraan
Pegawai Negeri Sipil, agar Saudara kerjakanlah latihan-latihan di bawah ini:
1. Coba Saudara sebutkan macam-macam hak PNS yang diatur dalam UU 5
Tahun 2014 (UU ASN) !
2. Sepengetahuan Saudara diatur dimanakah Program Tabungan Hari Tua
(THT) !
46
3. Saudara sebutkan jenis penghargaan menurut UU 5 Tahun 2014 !
H. Rangkuman
1. Hak Pegawai Negeri Sipil ditegaskan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 21 menyebutkan PNS berhak
memperoleh: a. gaji, tunjangan, dan fasilitas, b. cuti, c. jaminan pensiun
dan jaminan hari tua, d. perlindungan; dan e. pengembangan
kompetensi. Adapun upaya kesejahteraan yang selama ini diterima
Pegawai Negeri Sipil antara lain meliputi : a. program pensiun dan
tabungan hari tua, b. jaminan kesehatan, c. program tabungan
perumahan PNS, d. cuti Pegawai Negeri Sipil, dan e. pemberian tanda
penghargaan satyalancana karya satya.
2. Hak-hak Peserta dapat dimanfaat dari program tabungan hari tua (THT),
meliputi:
a. Manfaat Asuransi Dwiguna diberikan dalam hal peserta :
1). berhenti karena pensiun;
2). meninggal dunia sebelum diberhentikan dengan hak pensiun; atau
3). berhenti karena sebab-sebab lain
b. Manfaat Asuransi Kematian (Askem) diberikan jika :
1). peserta atau pensiunan Peserta meninggal dunia;
2). isteri/suami meninggal dunia; atau
3). anak meninggal dunia.
47
4. Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (TAPERUM PNS) adalah
tabungan melalui iuran yang dipotong dari gaji pokok masing – masing PNS
yang ditujuakan bagi peningkatan kesejahteraan PNS dibidang perumahan.
48
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Sistem penggajian (kesejahteraan) secara normatif tercantum dalam Pasal 79
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang
menggantikan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan
Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian, yang menyebutkan bahwa: 1) Pemerintah wajib
membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan
PNS, 2). G a ji dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan
resiko pekerjaan, dan 3). G aji pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.
Juga, Pasal 80 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara menyebutkan, bahwa selain gaji, PNS juga menerima
tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan serta fasilitas.
49
c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua,
d. perlindungan; dan
e. pengembangan kompetensi.
B. Tindak Lanjut
Untuk mewujudkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil pemerintah harus
konsisten dalam menerapkan peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan
hukumnya. Sehingga aturan tidak hanya formalitas semata tanpa memberikan
kontribusi secara nyata dalam upaya mensejahteraankan Pegawai Negeri Sipil dan
keluarganya.
50
KUNCI JAWABAN
Kunci Jawab Bab II Penggajian PNS
1. Pengertian gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan
tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Sedangkan dari segi teoritis upah,
meninjau upah dari segi fugsinya yaitu bahwa upah adalah sebagai alat motivasi
yang bersifat material, adalah segala daya perangsang yang memupuk loyalitas
dan efisiensi pegawai ke dalam perusahaan.
2. Tiga jenis sistem penggajian yaitu sistem penggajian tunggal, sistem penggajian
ganda dan sistem penggajian gabungan.
51
DAFTAR PUSTAKA
Bekke, Hans A.G.M dan Frits M. van der Meer (1997:152) dalam bukunya Civil
Service System in Western Europe.
Haposan UPS, Janry, dkk, Penyusunan Struktur Gaji Pegawai Negeri Sipil, Jakarta:
Puslitbang BKN, 2006.
Maryanti, Ninik & Salipi, Basri, Perkembangan system penggajian Pegawai Negeri
Sipil, Jakarta: Bina Aksara, 1988.
Moekijart, Administrasi gaji dan upah, Bandung: Bandar maju, 1992; Bandung:
Pustaka Setia, 2006.
Ven, Van Der, Prof. Dr., Pengantar Hukum Kerja, (terjemahan), Semarang: Yas
Kanisius, 1964.
52