You are on page 1of 15

eISSN: 2549-4198

ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809


Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 66 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

FILSAFAT POLITIK ISLAM TENTANG KEDUDUKAN


MANTAN NARAPIDANA MENJADI ANGGOTA LEGISLATIF

Andriko
KUA Ampek Angkek, andriko.putra@gmail.com

Adlan Sanur Tarihoran


Fakultas Syari’ah IAIN Bukittinggi, adlan_malin_stain@yahoo.co.id

Diterima: 25 Februari 2018 Direvisi : 13 April 2018 Diterbitkan: 30 Juni 2018

Abstract
Nowadays, there is an uproar about the existence of the General Election Commission Regulation (PKPU
Number 20 of 2018 concerning the nomination of Legislative Members. Finally PKPU has been signed by
the Minister of Law and Human Rights Yasonna Laoly which was enacted in 2018. Where Article 4
paragraph 3 states that former convicts Drugs, sexual crimes against children and corruption should not be
included.Though juridically the Law No. 8 of 2012 concerning the Election of members of the DPR, DPD,
and DPRD has allowed former prisoners to become members of the DPR, DPD and DPRD with
predetermined conditions. Former prisoners are people who have committed crimes or criminal acts and have
served sentences.The status of ex-convicts as members of the DPR, DPD, and DPRD has received a lot of
rejection from the community.This is based on the fact that former prisoners are morally disabled and not
again trusted by the community, indeed to build a Legislative institution If it is credible and can be trusted by
the people, its members should have moral integrity, intelligence (competence), and be a statesman, especially as
members of the legislature are representatives of the people as holders of sovereignty. Based on this problem, the
author wants to see from the perspective of Islamic political philosophy (Fiqh Siyasah) about the position of
former prisoners to become legislators. Research is a literature study by examining the problems of former
prisoners as legislative candidates. From the analysis that it is not found clearly about the status of prisoners
to be legislators from the Qur'an and Sunnah whether or not they are allowed. But for the benefit of the people
and credible institutions should be clean people. This means that in view of the Fiqh Siyasah the law of being
a legislator is a mubah, if he has repented.
Keywords: Filsafat Politik Islam, Mantan Narapidana, Anggota Legislatif

Abstrak
Di saat ini sedang gonjang ganjing tentang adanya Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU Nomor 20
Tahun 2018 tentang pencalonan Anggota Legislatif. Akhirnya PKPU itu telah ditandatangani oleh
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang di undangkan perjuli 2018. Dimana pasal 4 ayat 3
menyatakan bahwa mantan terpidana Narkoba, kejahatan seksual terhadap anak dan korupsi tidak boleh
diikutsertakan. Walaupun secara yuridis Undang-Undang No 8 Tahun 2012 tentang Pemilu anggota
DPR, DPD, dan DPRD telah membolehkan mantan narapidana menjadi anggota DPR, DPD dan
DPRD dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Mantan narapidana adalah orang yang dulu pernah
melakukan kejahatan atau tindakan kriminal dan telah menjalani hukuman. Status mantan narapidana
menjadi anggota DPR, DPD, dan DPRD banyak mendapat respon penolakan dari masyarakat. Hal ini
didasari bahwa mantan narapidana adalah orang yang sudah cacat secara moral dan tidak lagi dipercaya
oleh masyarakat. Memang untuk membangun lembaga Legislatif yang kredibel dan bisa dipercaya oleh
rakyat, seharusnya para anggotanya memiliki integritas yang bermoral, cerdas (kompetensi), dan bersikap
negarawan apalagi anggota legislatif merupakan representasi rakyat sebagai pemegang kedaulatan.
Berdasarkan permasalahan ini, penulis ingin melihat dari perspektif filsafat politik Islam (Fiqh Siyasah)
tentang kedudukan mantan narapidana menjadi anggota legislatif. Penelitian adalah studi pustaka dengan
menelaah persoalan mantan narapida sebagai calon anggota legislative. Dari analisis bahwa tidak
ditemukan secara jelas tentang status manta narapidana menjadi legislatif dari al-Qur’an dan Sunnah boleh
atau tidaknya. Namun untuk kemaslahatan umat dan kredibel lembaga seharusnya memang orang-orang
yang bersih. Artinya dalam pandangan Fiqih Siyasah hukum menjadi anggota legislatif adalah mubah,
apabila ia telah bertaubat.
Kata Kunci: Filsafat Politik Islam, Mantan Narapidana, Anggota Legislatif

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 67 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

PENDAHULUAN Undang-undang tentang mantan


Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), narapidana telah menjadi kontroversi dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan intrpetasi. Bahkan berbagai Argumentum a
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah Contrario yaitu merupakan metode
Badan Legislatif yang semuanya mempunyai konstruksi yang memberikan perlawanan
tugas, fungsi, dan wewenang masing-masing pengertian antara peristiwa konkrit yang
yang bertujuan melaksanakan fungsi Legislasi, dihadapi dengan peristiwa yang diatur dalam
Anggaran, dan Pengawasan.1 Dewan Undang-undang. Ini merupakan cara
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau penafsiran atau penjelasan Undang-Undang
sering disebut Dewan Perwakilan Rakyat yang didasarkan pada pengertian sebaliknya
(DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara dari kata konkrit yang diatur dalam Undang-
dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang Undang juga telah dimunculkan.3
merupakan lembaga perwakilan rakyat yang Pengambilan kesimpulan ini dalam
terdiri atas anggota partai politik peserta Ushul Fiqih dikenal dengan Mafhum
pemilihan umum yang dipilih melalui Mukhalafah yaitu maksud makna yang
pemilihan umum. difahami dari pada lafaz secara bersalahan atau
Dewan Perwakilan Daerah adalah makna yang tersirat bertentangan dengan
lembaga tinggi negara yang anggotanya makna dari pada lafaz yang tersurat.4 Dimana
merupakan perwakilan dari setiap provinsi. pada Undang-Undang No 8 Tahun 2012
Sedangkan MPR adalah Majlis menyatakan.
Permusawaratan Rakyat yang anggotanya 1. Mantan narapidana yang telah selesai
terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD menjalankan pidananya, terhitung lima (5)
yang dipilih melalui pemilihan umum.2 Selain tahun sebelum yang bersangkutan
itu, untuk menjadi pejabat dalam lembaga- ditetapkan sebagai bakal calon dalam
lembaga di atas harus memenuhi syarat yang pemilihan jabatan publik yang dipilih.
ditetapkan oleh Undang-Undang yang telah 2. Yang bersangkutan mengemukakan secara
disesuaikan dengan karakter jabatan masing- jujur dan terbuka kepada publik bahwa
masing. yang bersangkutan pernah dipidana.
Dalam proses dan pemilihan pejabat 3. Bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-
publik dalam pemerintahan, dilakukan dengan ulang.
cara Pemilihan Umum yang melibatkan Secara politik, aturan Pasal 12 huruf (g)
seluruh rakyat sebagai pemilih. Pemilihan ini dan Pasal 51 ayat 1 huruf (g) UU NO 8 Tahun
biasanya disebut Pemilihan Umum (Pemilu). 2012) ini jelas akan menurunkan kapasitas dari
Pemilu merupakan bagian proses rakyat yang lembaga Legislatif itu sendiri seperti fungsi
memilih pemimpin Negara, selain memilih pengawasan, pengundangan, penganggaran,
Kepala Negara sebagai Eksekutif juga memilih perwakilan dan lain sebagainya. Karena
DPR, DPD, dan DPRD sebagai lembaga persyaratan ini memberi peluang dan
Legislatif. kesempatan kepada orang-orang yang telah
cacat secara moral dan orang-orang yang
1
Pasal 69 UU Nomor 27 Tahun 2009 Tentang
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, 3 Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia,( Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 69
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4 Ismail Mahmood, Mohammad Zaini Yahya

2009 Nomor 123) & Mat Noor Mat Zain, Usul Fiqh 1, (Malaysia: Universiti
2 Pasal 2 UU Nomor 27 Tahun 2009 Kebangsaan, 2003), 202

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 68 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

sudah diklaim tidak lagi amanah, adil, jujur dan urusan lain yang berkaitan dengan
8
sebagainya untuk menjadi anggota Legislatif. kemaslahatan umat.
Untuk membangun lembaga Legislatif Pada masa Khalifah Ar-Rasyidin tidak
yang kredibel dan bisa dipercaya oleh rakyat, jauh berbeda dari masa Rasulullah, golongan
seharusnya para anggotanya memiliki integritas Ahl al-Halli wa al-Aqdi adalah para pemuka
yang mumpuni (bermoral), cerdas sahabat yang sering diajak musyawarah oleh
(kompetensi), dan bersikap negarawan khalifah-khalifah Abu Bakar, Umar, Usman,
(mendahulukan kepentingan rakyat). Apalagi dan Ali. Hanya pada masa Umar, Ia
anggota Legislatif merupakan representasi membentuk Team Formatur yang
rakyat sebagai pemegang kedaulatan. Artinya beranggotakan enam orang untuk memilih
Penerapan UU Nomor 8 Tahun 2012 belum Khalifah sesudah ia wafat.9 Ulama fiqih
dapat menjamin akan terpilih anggota DPR, menyebutkan team formatur itulah sebagai Ahl
DPD, dan DPRD yang mampu melaksanakan al-Halli wa al-Aqdi.10
kekuasaan, fungsi, dan hak yang diberikan Ada beberapa Ahli Tafsir yang
UUD 1945. mengidentikkan Ahl al-Halli wa al-’Aqdi
Dalam konsep perpolitikan Islam, dengan Ulil Amri seperti Syaikh Mahmud
badan Legislatif atau Dewan Perwakilan Syaltut menjelaskan bahwa Ulil Amri ialah para
Rakyat (DPR) sudah ada, istilah yang paling ahli pikir yang dikenal oleh masyarakat dengan
populer dipakai yaitu Ahl al-Halli wa al-aqdi, kesempurnaan spesialisasi dalam membahas
dan kepala daerah juga dijumpai yaitu dengan urusan-urusan dan mencari kemaslahatan serta
sebutan Amir.5 Istilah Ahl al-halli wa al-aqdi peduli terhadap kemaslahatan itu11. Ahl al-Halli
mulai muncul dalam kitab-kitab para ahli tafsir wa al-’Aqdi yang mendapat kepercayaan umat
dan ahli Ushul Fiqih setelah masa Rasulullah yang ketetapannya diikuti. Hal ini sesuai
SAW mereka berada diantara orang-orang dengan firman Allah SWT pada Surat An-
yang dinamakan dengan As-shahabah.6 Istilah Nisa’: Ayat 83 :
‫ف أَ َذاعُوا بِِه َولَ ْو‬ ِ ‫اْلو‬ ِ ِ
َْْ ‫َوإ َذا َجاءَ ُه ْم أ َْمٌر م َن ْاْل َْم ِن أَ ِو‬
ini dirumuskan oleh ulama fiqih untuk sebutan
bagi orang-orang yang bertindak sebagai wakil
ِ َّ ِ ِ ِ ‫ول َوإِ ََل أ‬ ِ ‫الرس‬ ِ
umat untuk menyuarakan hati nurani mereka. َ ‫ُوِل ْاْل َْم ِر مْن ُه ْم لَ َعل َمهُ الذ‬
‫ين‬ ُ َّ ‫َرُّدوهُ إ ََل‬
Tugasnya antara lain memilih Khalifah, Imam,
‫اَّللِ َعلَْي ُك ْم َوَر ْْحَتُهُ ََلتَّبَ ْعتُ ُم‬
َّ ‫ض ُل‬ْ َ‫يَ ْستَ ْنبِطُونَهُ ِمْن ُه ْم َولَ ْوََل ف‬
Kepala Negara secara langsung.7
Walaupun istilah Ahl al-Hali wa al-Aqdi ‫الشَّْيطَا َن إََِّل قَلِ ًيل‬
belum muncul pada masa Rasulullah SAW, “Dan apabila datang kepada mereka suatu berita
namun dalam prakteknya Rasul selalu tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu
melakukan musyawarah dengan beragam menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya
gambaran dan peristiwa yang semuanya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka,
mengukuhkan akan komitmen penguasa dalam tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari
Islam untuk bermusyawarah dengan dewan mereka (Rasul dan ulil Amri). kalau tidaklah
permusyawaratan. Dewan inilah yang disebut karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu,
dengan Ahl al-halli wa al-Aqdi yang anggotanya tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian
terdiri dari para sahabat, mereka yang diserahi
tugas-tugas keamanan dan pertahanan serta
Ibid.
8

Muhammad
9 Iqbal, Fiqih Siyasah,
5Farid Abdul Khaliq, Fiqh Politik Islam, Terj. Kontektualisasi Doktrin Politik Islam, (Jakarta: Gaya Media
Faturrahman Abdul Hamid, (Amzah, 2005), 78 Pratama 2007), 65
6 Ibid. 10 Ibid.
7 Ibid. 11 Farid Abdul Khaliq, Fiqh Politik Islam..., 83

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 69 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

kecil saja (di antaramu). ketakutan itu disampaikan Indonesia sudah mengalami perkembangan.
kepada Rasul dan ulil Amri, tentulah Rasul dan ulil Jadi praktek yang selama ini berlaku di
amri yang ahli dapat menetapkan kesimpulan Indonesia hampir sama dengan pemerintahan
(istimbat) dari berita itu.” Islam, akan tetapi Indonesia sudah mengalami
Al- Mawardi menentukan syarat-syarat perkembangan pemikiran dalam mengatur
mutlak yang harus dimiliki oleh Ahl al-Halli wa pemerintahannya. Hal itu akan menjadi
al-Aqdi adalah adil, amanah, ilmu yang pertanyaan besar, apakah perkembangan
membuatnya mampu mengetahui siapa yang tersebut bertolak belakang dengan konsep
berhak menjadi imam, dan berwawasan serta Islam ataukah tidak?
sikap bijaksana yang membuatnya mampu Salah satu sebab yang dapat
memilih siapa yang paling tepat menjadi imam menghilangkan keadilan seorang muslim
serta paling ahli dalam mengelola semua adalah tindakan kriminal separti korupsi,
kepentingan, dan tugas meraka tidak hanya minum khamar, membunuh, memberi
bermusyawarah dalam perkara umum kesaksian palsu dan sebagainya.14 Jika seorang
kenegaraan, mengeluarkan Undang-Undang muslim terbukti melakukan tindakan kriminal
yang belum diatur dalam Al-quran dan Hadist seperti contoh di atas, kemudian mendapatkan
serta juga mencakup pengawasan terhadap sanksi Had maka dia dihukumi sebagai seorang
penguasa untuk mencegah mereka dari fasik dan telah kehilangan sifat adil dari
tindakan pelanggaran.12 dirinya.15
Fungsi dari lembaga Ahl al-Halli wa al-Aqdi: Lalu bisakah seseorang yang dihukum
1. Mengangkat dan memberhentikan Khalifah fisik karena dikenai Had atau tertolak
(Kepala Negara) kesaksianya karena sebab lain, memiliki sifat
2. Sebagai pemerintah bermusyawarah dalam adil? Bolehkah ia mencalonkan atau
perkara umum kenegaraan, dicalonkan menjadi pejabat Negara?
3. Mengeluarkan Undang-Undang yang belum Dalam surat An-Nisa’ Ayat 110
diatur dalam Alquran dan Hadist menyatakan:
4. Serta juga mencakup pengawasan terhadap        
penguasa (Imam) untuk mencegah mereka
dari tindakan pelanggaran.13
Dalam kontek Indonesia fungsi dan      
tugas Ahl Halli Wa Aqdhi seperti di atas, Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan
dipegang oleh MPR sedangkan anggota MPR menganiaya dirinya, Kemudian ia mohon ampun
adalah gabungan dari DPR dan DPD. Dalam kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha
Pasal 4 Undang-Undang NO 27 tahun 2009 Pengampun lagi Maha Penyayang.
dijelaskan bahwa MPR mempunyai fungsi dan
Walaupun mantan narapidana banyak
wewenang: mengubah dan menetapkan
mendapat respon dan penolakan dari
Undang-Undang Dasar Negara Republik
masyarakat, karena mantan narapidana adalah
Indonesia Tahun 1945, melantik Presiden dan
orang yang sudah cacat secara moral, tetapi
Wakil Presiden, dan memberhentikan Presiden
dalam Al-qu’ran dan Hadist hampir tidak
dan Wakil Presiden.
ditemui secara tegas mengatakan tentang
Setelah ditarik ke Pemerintahan Islam,
syarat-syarat anggota Legislatif apalagi
ternyata praktek yang telah dilaksanakan oleh
14 Ahmad Ad Da’ur, Hukum Pembuktian Dalam
12 Muhammad Iqbal, Fiqih Siyasa.., 139 Islam, (Jakarta; Pustaka Thariqul Izzah, 1999), l97
13 Ibid. 15 Ibid.

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 70 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

berstatus mantan narapidana, begitu juga b) Writing, yaitu mencatat data yang berkenaan
dalam sejarah perpolitikan Islam. Dengan dengan penelitian.
memakai konsep plato bahwa filasafat poltik Analisis Data
adalah upaya untuk membahas dan menguraikan Dalam mengelola data yang diperoleh,
berbagai segi kehidupan manusia dalam data dianalisa dengan menggunakan teknik
hubungannya dengan negara. Ia menawarkan analisis isi (content analysis) yaitu suatu teknik
konsep pemikiran tentang manusia dan negara analisis dengan cara menganalisa terhadap
yang baik dan ia juga mempersoalkan cara yang
berbagai sumber informasi termasuk bahan
harus ditempuh untuk mewujudkan konsep
cetak (buku, artikel, Koran, majalah, dan
pemikiran. Dengan model inilah kemudian
sebagainya) dan bahan non cetak seperti
penulis ingin melihat bagaimana sisi kehidupan
gambar.18
manusia dengan politiknya dengan pendekatan
Analisis data yang digunakan dalam
Islam (fiqh Siyasah).
penelitian menggunakan teknik deskriptif
analisis dalam arti menggambarkan dan
METODE PENELITIAN
menguraikan masalah tentang pencalonan
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian mantan narapidana sebagai anggota legislative
normative yang bersifat deskriptif. Artinya disesuaikan relevansinya dengan konsep Fiqih
penelitian ini dimaksudkan untuk Siyasah. Secara keseluruhan, mulai dari latar
mengambarkan sedetail mungkin tentang belakang, dasar hukum dan sebagainya yang
norma-norma yang berlaku dalam hukum disusun secara objektif dan sistematis,
Islam dan memandang kedudukan hukum sehingga bisa digunakan untuk menarik
terhadap mantan narapidana. kesimpulan dengan menggunakan kerangka
berpikir deduktif yaitu memaparkan masalah-
Sumber Data masalah yang bersifat umum tentang teori-
Yang dimaksudkan sumber data dalam teori fiqih siyasah yang berhubungan dengan
penelitian ini adalah subyek darimana data itu siyasah dusturiyah dan hak-hak umat, kemudian
diperolah.16 Karena penelitian ini merupakan ditarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus
penelitian kepustakaan (library research), maka yang berkenaan dengan pencalonan mantan
segala kegiatan penelitian ini dipusatkan pada narapidana sebagai anggota legislatif.
kajian terhadap data-data dan buku-buku yang
berkaitan dengan tema17. Metode PEMBAHASAN
Pengumpulan Data Anggota Legislatif di Indonesia
Jenis penelitian yang digunakan dalam Dewan perwakilan rakyat (DPR)
skripsi ini adalah penelitian pustaka yaitu adalah suatu lembaga tertinggi negara, yang
meneliti sumber-sumber pustaka yang ada anggota-anggotanya terdiri dari wakil–wakil
kaitanya denagan penelitian ini. Teknik rakyat. Jumlah perwakilan pilihan rakyat yang
pengumpulan data dalam penelitian ini di miliki oleh suatu negara menentukan sistem
menggunakan metode antara lain: apa yang di anut oleh negara yang
a) Reading, yaitu dengan membaca dan bersangkutan. Ada negara yang menganut
mempelajari literatur-literatur yang sistem bikameral (mempunyai dua
berkenaan dengan tema penelitian. badan/kamar), misalnya Inggris (House of Lord
dan House of Commons), Amerika Serikat (Senate
16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1988), 114
17 Muhammad Nasir, Metodologi Research,( 18 Prasetyo Irawan, Penelitian Kualitatif dan

Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 58 Kuantitatif, (Jakarta : FISIP UI, 2006), 60

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 71 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

dan House of Representative) dan Belanda (Eerste dan wakil daerah. Sedangkan pemilu presiden
Kamer dan Tweede Kamer).19 dan wakil presiden untuk memilih presiden
Indonesia mempunyai suatu dan wakil presiden. Jadi sangat penting artinya
perwakilan rakyat yang hanya terdiri dari satu bagi suatu bangsa dalam rangka membentuk
badan saja, yang disebut Dewan Perwakilan pemerintahan yang demokratis, kuat dan
Rakyat. Tugas dari pada DPR ( juga disebut memperoleh dukungan rakyat.21
Parlemen), pada umumnya ialah,
memelihara/menjaga, memajukan kepentingan Legislatif dalam Perspektif Islam
rakyat, serta membantu/mengawasi Istilah yang dipakai dalam Islam
pemerintah. Selain itu DPR membantu dan tentang legislatif adalah Ahl al-Halli wal-‘Aqdi.
mengawasi pemerintah agar menjalankan tugas Secara bahasa, Ahl al-Halli wal-‘Aqdi berarti
dengan sebaik-baiknya. orang yang mempunyai kewenangan untuk
Berdasarkan Undang-Undang yang mengikat. Sedangkan, secara istilah Ahl al-Halli
berlaku tentang pengisian keanggotaan DPR wal-‘Aqdi terdiri dari 3 kata, yaitu: Ahl, berarti
ini (UU No 15/1967 yang terakhir diubah orang yang berhak atau memiliki. Al-Halli,
dengan Undang-Undang No 1 Tahun 1985 berarti melepaskan, memutuskan, dan
serta Undang-Undang 16 Tahun 1969 yang memecahkan. Wal-Aqd, berarti mengikat,
terkhir diubah dengan Undang No 2 Tahun membentuk, dan transaksi.
1985) terlihat bahwa cara yang dipakai untuk Adapun pendapat para ulama Fiqh
mengisi anggota-anggota DPR dilakukan Siyasah mengartikan Ahl al-Halli wal-‘Aqdi
dengan pemilu serta dengan adalah sebagai seorang yang memiliki
penunjukan/pengangkatan, sehingga susunan kewenangan untuk memutuskan suatu masalah
keanggotaannya merupakan gabungan antara atas nama seluruh umat (masyarakat).22
anggota yang dipilih dan anggota yang Dengan kata lain, Ahl al-Halli wa al-‘Aqdi
diangkat. Jumlah keseluruhan anggota DPR itu merupakan lembaga perwakilan yang bertugas
adalah 500 orang dengan perincian: 400 orang menampung dan menyalurkan aspirasi
diangkat melalui pemilihan dan 100 orang masyarakat. Al - Mawardi menyebutkan Ahl al-
diangkat berdasarkan Hall wa al-aqd dengan ahlu ikhtiar karena
pengangkatan/penunjukan oleh Presiden. mereka yang berhak memilih Khalifah yang
Adapun anggota-anggota yang di angkat itu harus memenuhi tiga Syarat pertama keadilan
adalah dari Golongan Karya Angkatan yang memenuhi persyaratanya, kedua, memiliki
Bersenjata. Namun sejak tahun 1999 (setelah ilmu pengetahuan tentang orang yang berhak
era reformasi) dari 500 orang anggota DPR menjadi Imam, ketiga memiliki kecerdasan dan
hanya 38 orang yang diangkat. Dan sejak 2004 kearifan yang menyebabkan ia mampu
tidak akan ada lagi anggota DPR yang memilih Imam yang paling maslahat dan
diangkat.20 mampu sera paling tahu tentang kebijakan-
Pemilu di Indonesia terdiri dari pemilu kebijakan yang membawa kemaslahatan bagi
legislatif dan pemilu presiden dan wakil umat.23
presiden. Tujuan di selenggarakannya pemilu
legislatif adalah untuk memilih wakil rakyat 21 Legowo dan Sebastian Salang, Panduan
Menjadi Calon Anggota DPR /DPD /DPRD Menghadapi
Pemilu, (Jakarta: Pranita Offset, 2008), 47
19 C.S.T. Kansil, Sistem Pemerintahan Indonesia, ( 22Al-Mawardi, Hukum Tata Negara dan
Jakarta : Aksara Baru, 1985 ), 255 Kepemimpinan dalam Takaran Islam, Al-Ahkam As-
20 Mo Mahfud MD, Dasar dan Struktur Sulthaniyyah Terj., Abdul Hayyie al-Kattani dan
Ketatanegaraan Indonesia, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2001), Kamiludin Nurdin, 15-18
110 23 Ibid., 255-256

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 72 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

Abu A’la al – Maududi menyebutkan Berbeda dengan Al-Mawardi, Ibnu Taimiyah


Ahl al-Halli Wa al-’Aqdi sebagai lembaga mengembangkan konsep Al-Syaukah dalam
penengah dan pemberi fatwa, juga menyebut teori politiknya, menurutnya Ahl al Syaukah
sebagai Lembaga Legislatif.24 Sedangkan Ibnu adalah orang–orang yang berasal dari berbagai
Tamiyah menyebutkanya dengan Ahl al- kalangan dan propesi dan mempunyai
Syawkah. Sebagaian lagi menyebutkan dengan kedudukan terhormat dalam masyarakat dan
Ahl al-Syura atau Ahl al-Ijma’. Namun ucapan mereka menjadi kata putus bagi
semuanya mengacu kepada pengertian “ masyarakat tersebut. Merekalah yang memilih
sekelompok anggota masyarakat yang mewakili kepala negara, dan Ibnu Taimiyah
umat (rakyat) dalam menentukan arah dan mencontohkan hal ini pada pemilihan Khalifah
kebijaksanaan pemerintahan demi tercapainya Abu Bakar dan Umar, menurutnya Abu Bakar
kemaslahatan hidup mereka.25 memegang tampuk pemerintahan bukan
Adapun penjelasan dalam Al-Qur’an karena bay’ah dan Umar memegang tampuk
dan Al-Hadits tidak terdapat istilah Ahl al-Halli pemerintahan bukan karena wasiat Abu Bakar.
Wa al-‘Aqdi. Istilah tersebut hanya terdapat Mereka naik memegang puncak pemerintahan
dalam kitab-kitab Fiqih Siyasah, sebab para Islam karena sumpah setia orang orang yang
ulama Fiqh Siyasah, meliputi Imam Al- memiliki kekuatan dan kemudian diikuti oleh
Mawardi, Ibnu Taimiyah, Al-Baghdadi, dan umat Islam. Seandainya umat Islam tidak
Al-Maududi, melihat Ahl al-Halli wa al-‘Aqdi menyetujui umar dan abu bakar, maka meraka
mempunyai kesamaan dengan makna Ulil berdua tidak akan mungkin dapat menjadi
Amri yang terdapat di surat An-Nisa’ Ayat 59, kepala negara.26
yang berbunyi: Berdasarkan pandangan ini, Ibnu
ِ ‫ول َوأ‬
‫ُوِل‬ َ ‫الر ُس‬
َّ ‫َطيعُوا‬ِ ‫اَّلل وأ‬ ِ ِ َّ
َ ََّ ‫ين َآمنُوا أَطيعُوا‬ َ ‫ََي أَيُّ َها الذ‬
Taimiyah menolak keabsahan kekuasaan
kepala negara yang dipilih oleh segelintir orang
َِّ ‫ْاْلَم ِر ِمْن ُكم فَِإ ْن تَنازعتم ِِف شي ٍء فَرُّدوه إِ ََل‬
‫اَّلل‬ ُ ُ َْ ْ ُْ َ َ ْ ْ saja, seperti yang di teorikan Al-Mawardi di
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫الرس‬
َ ‫ول إِ ْن ُكْن تُ ْم تُ ْؤمنُو َن ِِب ََّّلل َوالْيَ ْوم ْاْلخ ِر ذَل‬
atas. Hal ini dapat menjurus kepada
‫ك َخْي ٌر‬ ُ َّ ‫َو‬ pembenaran kepala negara yang mencapai
‫َح َس ُن ََتْ ِو ًيل‬
ْ ‫َوأ‬ kekuasaannya dengan cara –cara paksa dan
“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan ilegal.
taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri diantara kamu, Pada masa modern, sejalan dengan
kemudian jika kamu berlainan pendapa tentang masuknya pengaruh politik barat terhadap
sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al- Islam, pemikiran Ahl al Halli Wal Aqdi juga
Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar- berkembang. Para Ulama Siyasah
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih mengemukakan pentingnya pembentukan
baik akibatnya.”. Lembaga Perwakilan Rakyat atau DPR/MPR
sebagai representasi dari kehendak rakyat.
Sayangnya, Al-Mawardi tidak Mereka mengemukakan gagasan tentang Ahl al
menjelaskan secara memadai mengenai Halli Wal Aqdi ini dengan
prosedur pemilihan Ahl al Halli Wal Aqdi dan mengkombinasikannya dengan pemikiran-
hubungan lebih jauh dengan Khalifah. pemikiran politik yang berkembang di Barat.
Dalam praktikya mekanisme pemilihan
Abul A'la Al-Maududi, Hukum dan Konstitusi,
24 anggota Ahl al Halli Wal Aqdi atau DPR
Sistem Politik Islam, Terj. Asep Hikmat, (Bandung,
Mizan, 1990), 245
25 Muhammad Iqbal, Fiqih Siyasah,
Kontektualisasi…, 139 26 Ibid., 140

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 73 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

menurut Al- Ansari dilakukan dengan pelanggaran yang dilakukan, tidak boleh
beberapa cara: lebih.28
1) Pemilihan umum yang dilaksanakan secara Adil merupakan salah satu syarat
berkala. Dalam pemilu ini, anggota kebolehan seseorang menduduki jabatan
masyarakat yang sudah memenuhi dalam pemerintahan baik sebagai Khalifah,
persyaratan memilih angota Ahl al Halli muawin (pembantu khalifah), maupun wali.
Wal Aqdi sesuai dengan pilihannnya Adil merupakan syarat in’iqad (syarat
2) Pemilihan anggota Ahl al Halli Wal Aqdi pengangkatan) yang wajib dipenuhi oleh siapa
melalui seleksi dalam masyarakat. Dalam saja yang ingin menjadi pejabat dalam negara.
hal ini, masyarakat akan melihat orang Syarat adil bagi calon pejabat negara sama
orang yang terpandang dan mempunyai dengan syarat adil bagi seorang saksi dalam
integritas dan pribadi serta memiliki kesaksian. Jika seorang saksi saja harus
perhatian yang besar untuk kepentingan memiliki sifat adil, seorang pejabat negara
umat. Merekalah yang di pilih menjadi Ahl tentu lebih utama.29
al Halli Wal Aqdi. Ar - Ridha mendefenisikan sifat adil
3) Disamping itu ada juga anggota Ahl al Halli dalam Al-Mabsuth, adil adalah istiqamah (teguh
Wal Aqdi yang di angkat oleh kepala pendirian) dan kesempurnaan tiada akhir. Adil
negara.27 juga berarti menyalahi apa yang diyakini haram
Diantara ketiga cara demikian, cara dalam agama, atau dengan kata lain bahwa
pertamalah yang lebih kecil kelemahannya, seseorang itu selalu meninggalkan segala dosa
karena cara ini mencerminkan kehendak rakyat besar dan tidak melakukan dosa-dosa kecil,
secara bebas,meraka tidak perlu takut untuk kesalahanya lebih banyak dari kerusakanya dan
memililih siapa calonnya yang akan kebenaranya lebih banyak dari kesalahanya.30
mewakilinya, sesuai dengan pemilihan Menurut Az-Zaila dari Abu Yusuf adil adalah
terbaiknnya. Sedangkan cara kedua sangat menjauhi dosa-dosa besar dan tidak
subyektif sehingga bisa menimbulkan melakukan dosa-dosa kecil serta apa saja yang
penyimpangan. Sementara cara ketiga tidak dapat merusak harga diri.31
kondusif bagi independensi angggota Ahl al Salah satu sebab yang dapat
Halli Wal Aqdi untuk bersikap kritis terhadap menghilangkan keadilan seorang muslim
penguasa, karena ia di angkat oleh Kepala adalah tindakan kriminal seperti korupsi,
Negara. minum khamar, membunuh atau memberi
kesaksian palsu. Jika seorang muslim terbukti
Mantan Narapidana dalam Islam di pengadilan melakukan tindak kriminal
Mantan narapidana adalah orang yang seperti contoh diatas, kemudian mendapat
dulu pernah berbuat jahat atau berbuat dosa sanksi had maka ia dihukumi sebagai seorang
dan telah menjalani hukuman pidana. Dalam fasik dan telah kehilangan sifat adil dari
Islam memerintahkan agar memberi sanksi dirinya.32 Ia tidak boleh mencalonkan ataupun
bagi yang melanggar ketentuan-ketentuan
Allah SWT. Oleh karena itu sanksi harus 28 A. Dzajuli, Fiqih Siyasah; Implementasi
sesuai dengan hukum Allah. Sanksi atau Kemaslahatan Umat Dalam Rambu-Rambu Syariat, (Jakarta:
hukuman dijatuhkan kepada orang yang zalim Kencana Media Grup 2003), 178
29 Ibid., 180
dan hukuman harus setimpal dengan 30 Farid Abdul Khaliq, Fiqh Politik Islam…,

113
31 Ibid.
32 Ahmad Ad-Da’ur, Hukum Pembuktian Dalam
27 Ibi., . 144-145 Islam, 97.

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 74 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

ِِ ِ ِ ِِ ِ ِ
َ ‫َّات ََْت ِري م ْن ََْتت َها ْاْلَنْ َه ُار َخالد‬
dicalonkan menjadi pejabat negara bahkan ‫ين‬
kesaksiannya pun tidak diterima. Sebagai mana
ٌ ‫َم ْغفَرةٌ م ْن َرِِب ْم َو َجن‬
)136( ‫ني‬ ِِ ِ ِ
dalam surat An-Nur (24) ayat 4: َ ‫َج ُر الْ َعامل‬
ْ ‫ف َيها َون ْع َم أ‬
ِ ِ ِ ‫والَّ ِذين ي رمو َن الْمح‬
َ‫صنَات ُُثَّ ََلْ ََيْتُوا ِب َْربَ َعة ُش َه َداء‬
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan
َ ُْ ُ َْ َ َ perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka
‫ني َج ْل َد ًة َوََل تَ ْقبَ لُوا ََلُْم َش َه َادةً أَبَ ًدا‬ ِ ِ َ‫ف‬
َ ‫وه ْم ََثَان‬
ُ ‫اجل ُد‬
ْ ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
ِ ‫ك هم الْ َف‬ ِ
‫اس ُقو َن‬ ُ ُ َ ‫َوأُولَئ‬ mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan
Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu,
baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya
mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di
mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka
dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala
selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang orang-orang yang beramal.
fasik.
َّ ‫اَّللَ ََِي ِد‬
َ‫اَّلل‬ َّ ‫َوَم ْن يَ ْع َم ْل ُسوءًا أ َْو يَظْلِ ْم نَ ْف َسهُ ُُثَّ يَ ْستَ ْغ ِف ِر‬
Al-Quran sangat keras dalam
‫يما‬ ِ ‫َغ ُف‬
menghukum para penuduh. Hukuman itu ً ‫ورا َرح‬ ً
cukup membuat para penuduh tidak dianggap Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan
lagi perkataanya dan persaksianya. Dia hancur menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun
dan jatuh dimata manusia dan tidak seorang kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha
pun lagi yakin akan perkataanya bahkan dia Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An Nisa
:110)
selalu dicurigai. Tetapi hukuman terhadap
penuduh setelah mendapatkan hukuman had, Maksud perbuatan keji (fahisyah) ialah
terus melekat dikepalanya hingga dia bertaubat dosa besar yang mana mudharatnya tidak
kepada Allah SWT.33 hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang
Orang yang dihukumi fasik dan dikenai lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri
had, agar ia memiliki kembali sifat adil maka ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya
disyaratkan baginya taubat, memperbaiki hanya menimpa diri sendiri baik yang besar
perilakunya serta diberi waktu selama setahun atau kecil.
untuk menampakkan taubatnya dan untuk
menunjukkan perbaikannya.34 Mantan Narapidana Menjadi Anggota
Taubat wajib dilakukan oleh setiap Legislatif ditinjau dari Filsafat Politik
pelaku dosa. Saat pelaku dosa bertaubat atas Islam
dosa-dosanya maka Allah akan menerima Dalam menduduki jabatan pemerintah
taubatnya, berdasarkan Firman-nya dalam sebagai wakil rakyat (Ahl al-Halli Wa al-‘Aqdi)
Surat Ali Imran (3) Ayat 135-136: dan jabatan yang lainnya dalam negara Islam,
ِ َ‫والَّ ِذين إِ َذا فَعلُوا ف‬
َ‫اَّلل‬
َّ ‫اح َش ًة أ َْو ظَلَ ُموا أَنْ ُف َس ُه ْم ذَ َك ُروا‬ َ َ َ para ahli fiqih memprioritaskan kepada orang
ِ َّ ‫وب إََِّل‬
‫اَّللُ َوََلْ يُصُّروا‬ ِ ِِ ِ
ُّ ‫استَ ْغ َفروا ل ُذنُوِب ْم َوَم ْن يَ ْغفر‬ yang mempunyai kriteria yang bagus seperti,
َ ُ‫الذن‬ ُ ُ ْ َ‫ف‬ mampu, berilmu, berakhlaq baik, berkualitas
‫ك َجَز ُاؤُه ْم‬َ ِ‫) أُولَئ‬135( ‫َعلَى َما فَ َعلُوا َوُه ْم يَ ْعلَ ُمو َن‬ tinggi dan sebagainya dengan tujuan dapat
menjalankan pemerintahan sehingga tercapai
suatu kemaslahatan bagi seluruh umat. Begitu
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilalil Qur’an,
33

Dibawah Naungan Al-Quran, Terj. As’ad Yasin, Dkk, pula Undang-Undang yang telah ditetapkan
(Jakarta; Gema Insani Press, 2004), 208 oleh pemerintah Indonesia, juga bertujuan
34 Ahmad Ad-Da’ur, Hukum Pembuktian Dalam

Islam, 97
demikian. Dalam beberapa pasal disebutkan

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 75 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

syarat-syarat menjadi anggota Legislatif. Yakni manusia dan untuk memenuhi kebutuhan
Pasal 12 huruf (g) dan Pasal 51 ayat 1 huruf (g) manusia.
UU NO 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Islam memerintahkan dalam
Legislatif. Norma hukum dalam pasal tersebut menetapkan hukum di antara manusia
berbunyi sebagai berikut: haruslah berlaku adil, karena kedudukan
Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berlaku adil adalah sebagai prinsip
berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai konstitusional dan sebagai poros politik
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak keagamaan, sebagaimana dituangkan dalam
pidana yang diancam dengan pidana penjara lima Surat An-Nisa’ ayat 58:
tahun atau lebih. ‫َوإِ َذا‬ ‫ت إِ ََل أ َْهلِ َها‬ِ ‫اَن‬ َّ ‫إِ َّن‬
َ ‫اَّللَ ََيْ ُم ُرُك ْم أَ ْن تُ َؤُّدوا ْاْل ََم‬
Persyaratan ini tidak berlaku bagi
seseorang yang telah selesai menjalankan ‫نِعِ َّما‬ َّ ‫َّاس أَ ْن ََْت ُك ُموا ِِبلْ َع ْد ِل إِ َّن‬
َ‫اَّلل‬ ِ ‫ني الن‬ َ ْ َ‫َح َك ْمتُ ْم ب‬
pidananya, terhitung lima (5) tahun sebelum ِ ‫اَّلل َكا َن ََِسيعا ب‬ ِ ِِ ِ
yang bersangkutan ditetapkan sebagai bakal
‫ص ًريا‬ َ ً ََّ ‫يَعظُ ُك ْم به إ َّن‬
calon dalam pemilihan jabatan publik yang “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak
dipilih (elected official) dan yang bersangkutan menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
mengemukakan secara jujur dan terbuka menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
kepada publik bahwa yang bersangkutan menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
kejahatan berulang-ulang. Orang yang di Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi
pidana penjara karena alasan politik Maha Melihat”.(Surat An-Nisa’ ayat 58)
dikecualikan dari ketentuan ini.35
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah
Pasal tersebut terlihat bahwa untuk
memerintahkan untuk menunaikan amanat
menjadi anggota legislatif, harus dari orang
secara sempurna serta ditunaikan kepada
yang benar-benar bersih dari tindakan tercela.
pemiliknya atau yang berhak menerimanya,
Sebab Undang-Undang tersebut bertujuan agar
baik amanah yang menyangkut hak-hak Allah
dapat diperoleh pemimpin yang berkualitas
atas hambanya seperti shalat, zakat, puasa, dan
tinggi, sehingga diperoleh track record yang
sebagainya, maupun amanah manusia. Selain
tidak tercela. Akan tetapi hal tersebut apakah
itu Allah menyuruh kamu ketika menetapkan
sudah adil, jika seorang mantan narapidana
hukum diantara manusia, baik yang berselisih
mempunyai kemampuan memimpin untuk
dengan manusia lain atau tanpa perselisihan.
mengatur pemerintahan, apalagi dia sudah
Maka kalau menetapkan putusan dengan adil
menjalani hukuman dan telah membayar
sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Allah
semua atas perbuatan jahat yang pernah
SWT, yaitu tidak memihak kecuali kepada
dilakukan dulu.
keberatan dan tidak pula menjatuhkan sanksi
Siyasah Dusturiyah merupakan bagian
kecuali kepada yang melanggar, tidak
Fiqih Dusturiyah yang membahas masalah
mengadilinya walaupun itu berlawanan dan
Perundang-Undangan negara agar sejalan
tidak memihak kepada semaumu. Hal ini
dengan nilai-nilai syari’at. Sebab tujuan
berarti bahwa perintah berbuat adil ditujukan
dibuatnya Peraturan Perundang-Undangan
kepada manusia secara keseluruhan. Dengan
adalah untuk mewujudkan kemaslahatan
demikian baik amanah maupun keadilan harus
ditunaikan dan ditegakkan tanpa membeda-
35 Penjelasan Pasal 12huruf (g) dan Pasal bedakan agama, keturunan, ras ataupun
51ayat 1 Huruf (g) UU No 8 Tahun 2012, (Tambahan kedudukan dalam masyarakat.
Lembaran Negara Rapublik Indonesia Nomor 5316)

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 76 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

Islam tidak membedakan dalam hal dikecualikan bagi mantan terpidana yang
kedudukan, ras, agama maupun status secara terbuka dan jujur mengemukakan
sosialnya dalam masyarakat, sehingga mantan kepada publik bahwa yang bersangkutan
narapidana maupun bukan mantan narapidana mantan terpidana, dan bukan sebagai pelaku
mempunyai hak-hak yang sama dalam kejahatan yang berulang-ulang.
pandangan Islam apabila ia benar-benar telah Persoalannya apakah semua mantan
bertaubat. napi bisa mencalonkan diri, misalnya napi yang
Ketika seorang yang pernah melakukan tersandung kasus korupsi, narkoba,
kejahatan kemudian ia bertaubat sungguh- perampokan, dan lain-lain yang telah merusak
sungguh yakni dengan tidak mengulang dan merugikan masyarakat dan negara, apakah
kembali kejahatan yang dulu pernah boleh dicalonkan atau mencalonkan diri dalam
diperbuatnya, maka sesungguhnya kebaikan itu pemilu legislatif ini?. Tentu saja ada juga
dapat menghapus dosa. Sebagaimana dalam peluang bagi mantan napi tindak kriminal
Surat An-Nisa’ ayat 110 dan Surat Ali Imran untuk ikut berkompetisi merebutkan jabatan
ayat 135-136 yang telah disebutkan di atas. publik, tetapi tidak serta merta semua mantan
Untuk mengembalikan kredibilitas atau napi kriminal boleh dengan bebas
sifat adil bagi orang yang layak menjadi mencalonkan atau dicalonkan sebagai pejabat
anggota legislatif maka ia harus melaksanakan publik khususnya wakil rakyat. Ada ketentuan
seluruh perbuatan yang menjadi syarat keadilan lain yang boleh dan harus dipenuhi oleh
bagi dirinya, tidak cukup hanya dengan taubat mantan napi. Ketentuannya adalah sebagai
penyesalan dan meninggalkan kezaliman tetapi berikut:
setelah ia menjalankan hukuman atau sanksi 1. Tidak berlaku untuk jabatan publik yang
yang diterimanya, ia diberikan waktu untuk dipilih (elected officials)
menampakkan taubatnya dan menunjukan 2. Berlaku terbatas jangka waktunya hanya
upaya perbaikan diri sampai dirinya layak selama 5 (lima) tahun sejak terpidana selesai
untuk dicalonkan sebagai anggota legislatif menjalani hukumannya
Jadi, Pasal 12 Huruf g dan Pasal 51 3. Dikecualikan bagi mantan terpidana yang
ayat 1 huruf g UU No 8 Tahun 2012 yang secara terbuka dan jujur mengemukakan
membolehkan mantan narapidana sebagai kepada publik bahwa yang bersangkutan
anggota legislatif, telah mengembalikan hak- mantan terpidana
hak rakyat yakni hak seorang mantan 4. Bukan sebagai pelaku kejahatan yang
narapidana untuk ikut berpartisipasi dalam berulang-ulang. Dengan bahasa yang lebih
politik dan hak yang sama dihadapan hukum. mudah ketentuan tersebut menyatakan
Sebab dia sudah bertaubat dan telah membayar bahwa mantan napi yang diperolehkan
semua kesalahannya di masa lalu yaitu dengan adalah bukan residivis, sudah 5 tahun bebas
dipidana penjara. dari menjalani hukuman, dan harus
Dengan demikian seorang mantan mengumumkan ke masyarakat bahwa
narapidana boleh menjadi anggota DPR, DPD dirinya mantan napi.
dan DPRD apabila ia telah bertaubat seperti Dengan demikian, pada pemilu
apa yang disyaratkan oleh Pasal 12 Huruf g kedepannya atau dalam pilkada nantinya ada
dan Pasal 51 ayat 1 huruf g UU No 8 Tahun kemungkinan berbagai mantan napi baik
2012 yakni berlaku untuk jabatan publik yang tindak kriminal korupsi, narkoba,
dipilih (elected officials), berlaku terbatas jangka pembunuhan, perampokan, perkosaan dan
waktunya hanya selama 5 (lima) Tahun sejak lain-lainnya sepanjang memenuhi syarat akan
terpidana selesai menjalani hukumannya, dapat mencalonkan diri atau dicalonkan

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 77 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

sebagai bakal calon DPD, DPR, DPRD. mencalonkan diri untuk menduduki jabatan
Mengenai sikap terhadap para mantan napi publik. Dengan demikian, dari sisi hukum, hak
yang akan menjadi pemimpin, atau terpilih politik dan kemanusiaan maka mantan napi
menjadi wakil rakyat itu mantan napi korupsi dapat diterima nalar menjadi calon pejabat
(koruptor). publik.
Tentang jaminan tidak ada korupsi lagi Selain itu, pejabat publik itu pemimpin,
tentu ada yang setuju dan tidak setuju. Bagi dan pemimpin adalah panutan rakyat yang
yang setuju, selain alasan konstitusional dan dipimpin. Pemimpin harus dapat menjadi
HAM, tentu ada sisi kemanusiaan yang patut contoh dan teladan baik tutur katanya dan
direnungkan, antara lain bahwa dalam diri tindakannya. Menjadi pejabat publik adalah
manusia terdapat sifat buruk/jahat dan baik, suatu kehormatan sehingga yang dipertaruhkan
kelakuan manusia dapat berubah dari buruk adalah nama baik dan kehormatan.
menjadi baik atau sebaliknya. Dalam diri Pemimpin rakyat yang dicari adalah
manusia juga memiliki rasa menyesal atas dapat dihormati rakyat secara tulus karena
perbuatan yang dinilai jahat dan jera untuk memang periakunya pantas dihormati. Rasa
tidak mengulanginya yang kemudian diganti hormat rakyat kepada pemimpin yang
dengan perbuatan yang baik. Banyak mantan berakhlak dan bermoral umumnya tulus dan
napi yang berubah menjadi orang-orang baik, benar-benar dari lubuk hati sanubari, bukan
sudah jera berbuat jahat dan akhirnya yang sekedar basa-basi. Tetapi kalau yang menjadi
jauh lebih berguna bagi masyarakat pemimpin adalah mantan napi, jika rakyat
dibandingkan dengan yang bukan mantan memberi homat dikarenakan lebih pada
napi. Buktinya ada mantan napi yang menjadi protokoler dan formalitas serta karena
Ustadz, penggerak anti narkoba, mempunyai kewenangan/kekuasaan.
pengusaha dan lain-lain. Dalam sejarah Wali Pengaruh negatif lain jika mantan napi
Sanga, Sunan Kalijaga yang terkenal itu waktu dapat terpilih menjadi pejabat publik adalah
mudanya adalah seorang penjahat/perampok. para pejabat publik yang sedang berkuasa dan
Kemudian dalam sejarah kerajaan di Jawa, Ken masyarakat menjadi tidak akan takut berbuat
Arok sebagai Raja Tumapel waktu mudanya tindak kriminalitas karena ada jamianan masih
merupakan brandalan, maling, penjudi, suka dapat menjadi pejabat publik jika sudah keluar
mabuk, preman dan dibesarkan oleh keluarga penjara lima tahun. Pendek kata, situasi seperti
penjudi. Jadi, tidak selamanya perilaku jahat ini dapat merangsang atau memberi inspirasi
manusia selamanya akan jahat. Apalagi pejabat publik untuk semakin berani
kejahatan atau tindak kriminal yang dilakukan melakukan korupsi dan kelompok-kelompok
bukan kesengajaan atau niat untuk berbuat penjahat merasa semakin diberi peluang untuk
jahat, mungkin demi kehormatan dan bertindak kriminal dan nantinya juga dapat
mempertahankan diri terpaksa harus berbuat menjadi pejabat publik.
jahat misalnya harus membunuh. Misalnya Untuk itu, jika rakyat masih
juga, Karena miskin dan lapar demi mempunyai moralitas, iman dan integritas
mempertahankan hidup terpaksa harus maling, serta tidak ingin mempunyai pemimpin dan
dan sebagainya. Jadi, bagi mereka para mantan wakil rakyat berpredikat mantan napi, maka
napi yang akhlak dan perbuatannya sudah sikap rakyat adalah biarlah mereka para
teruji menjadi baik dan membawa manfaat mantan napi ramai-ramai berkompetisi dalam
kebaikan bagi masyarakat serta ada jaminan pemilu legislatif dan eksekutif, karena tidak
moral tidak akan mengulanginya lagi, maka dilarang oleh hukum, tetapi jangan di
mereka itu sah-sah saja dapat dicalonkan atau pilih. Partai politik yang mengusung mantan

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 78 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

napi tersebut juga tidak perlu kita Dalam Konsep Siyasah Islamiah
dukung. Hanya hukuman politik seperti itu terhadap Pasal 12 Huruf g dan Pasal 51 ayat 1
yang dapat dilakukan rakyat untuk mencegah huruf g UU No 8 Tahun 2012, bahwasanya
UU No 8 Tahun 2012 telah mengembalikan
mantan napi menjadi pemimpin formal.
hak-hak rakyat yakni hak seorang mantan
Mengusung calon wakil rakyat yang bukan narapidana untuk ikut berpartisipasi dalam
mantan napi saja banyak, dan masih banyak politik dan hak yang sama dihadapan hukum.
masyarakat biasa yang mau mendarmabaktikan Ketika seorang yang pernah melakukan
diri kepada bangsa dan negara dengan tulus. kejahatan kemudian ia bertaubat sungguh-
Bagi mantan napi yang ingin membuktikan sungguh yakni dengan tidak mengulang
tentu ini tidak mudah dan lahannya bukan di kembali kejahatan yang dulu pernah
diperbuatnya, maka sesungguhnya kebaikan itu
arena politik saja.
dapat menghapus dosa sebagaimana dijelaskan
dalam Al- Qur’an Surah An-Nisa’ ayat 110 dan
KESIMPULAN Surah Al-Imran ayat 135-136. Jadi, ketika dia
Alasan diperbolehkanya mantan sudah bertaubat dan telah membayar semua
narapidana menjadi anggota legislatif adalah kesalahannya di masa lalu yaitu dengan
Untuk mengembalikan hak-hak rakyat yang dipidana penjara, maka seorang mantan
dijamin oleh UUD 1945, karna adanya narapidana boleh menjadi anggota lembaga
pembatasan hak mantan narapida dalam legislatif, artinya fiqih siyasah memandang
Undang-Undang sebelumnya (UU No 12 bahwa mantan narapidana boleh menjadi
Tahun 2008) yang bertentangan dengan UUD anggota legislatif.
1945.

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 79 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index
eISSN: 2549-4198
ALHURRIYAH : Jurnal Hukum Islam pISSN: 2549-3809
Vol. 03., No. 01., Januari-Juni 2018

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1988.

Da’ur, Ahmad Ad-, Hukum Pembuktian Dalam Islam, Jakarta; Pustaka Thariqul Izzah, 1999.

Dzajuli, H. A., Fiqih Siyasah; Implementasi Kemaslahatan Umat Dalam Rambu-Rambu Syariat, Jakarta:
Kencana Media Grup 2003.

Irawan, Prasetyo, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta : FISIP UI, 2006.

Iqbal, Muhammad, Fiqih Siyasah, Kontektualisasi Doktrin Politik Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama
2007.

Kansil, C.S.T., Sistem Pemerintahan Indonesia, Jakarta: Aksara Baru, 1985.

__________, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Khaliq, Farid Abdul, Fiqh Politik Islam, Terj. Faturrahman Abdul Hamid, Amzah, 2005.

Legowo, dan Sebastian Salang, Panduan Menjadi Calon Anggota DPR /DPD /DPRD Menghadapi
Pemilu, Jakarta: Pranita Offset, 2008.

Mahmood, Ismail, Mohammad Zaini Yahya & Mat Noor Mat Zain, Usul Fiqh 1, Malaysia:
Universiti Kebangsaan, 2003.

Maududi, Abul A'la Al-, Hukum dan Konstitusi, Sistem Politik Islam, Terj. Asep Hikmat, Bandung,
Mizan, 1990.

Mawardi, Al-, Hukum Tata Negara dan Kepemimpinan dalam Takaran Islam, Al-Ahkam As-
Sulthaniyyah Terj., Abdul Hayyie al-Kattani dan Kamiludin Nurdin.

MD, Moh. Mahfud, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Jakarta: Rieneka Cipta, 2001.

Nasir, Muhammad, Metodologi Research, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Quthb, Sayyid, Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Dibawah Naungan Al-Quran, Terj. As’ad Yasin, Dkk, Jakarta;
Gema Insani Press, 2004.

Pasal 69 UU Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123)

Pasal 2 UU Nomor 27 Tahun 2009

Penjelasan Pasal 12huruf (g) dan Pasal 51ayat 1 Huruf (g) UU No 8 Tahun 2012, (Tambahan
Lembaran Negara Rapublik Indonesia Nomor 5316)

Adlan Sanur Tarihoran & Andriko 80 Filsafat Politik Islam …


http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/alhurriyah/index

You might also like