Professional Documents
Culture Documents
K1 Etika Profesi
K1 Etika Profesi
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang
berpendapat bahwa guru adalah jabatan semi profesional, namun sebenarnya lebih dari itu.
Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan
yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada
aturan tentang jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi (UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 1.4). Guru sebagai
pendidik professional dituntut untuk selalu menjadi teladan bagi masyarakat di
sekelilingnya. Masyarakat akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru sehari-hari,
apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak.
1
Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi guru memiliki
beberapa perilaku yang berhubungan dengan profesinya, hal yang berhubungan dengan
pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta mengamalkan sikap
profesionalnya,
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi dan standar kompetensi guru ?
2. Apa saja tujuan standar kompetensi guru ?
3. Apa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik ?
4. Apa yang dimaksud dengan kompetensi profesional?
5. Apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial?
C. TUJUAN
1. Memberikan informasi tentang definisi kompetensi dan standar kompetensi seorang
guru.
2. Mengetahui pengertian pedagogik dan bagian-bagiannya
3. Mengetahui sikap profesional seorang guru.
4. Mengenal bagaimana sikap kompetensi sosial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. PENGERTIAN KOMPETENSI
3
Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai
guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang
tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman.
4
D. TUJUAN STANDAR KOMPETENSI GURU
5
Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak, sehingga
mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak
didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia
yang dialami anak. Selain itu, Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman
terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-
problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.
c. Pen gembangan kurikulum atau silabus
Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum pendidikan nasional
yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.
d. Perancangan pembelajaran
Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang memanfaatkan
sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir
telah dapat direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang
kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan
menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat
mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan
dikembangkan.
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran.
Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan teknologi
sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan
menggunakan teknologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan
menggunakan teknologi.
g. Evaluasi hasil belajar
Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang
dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan
pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan
penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat
kesimpulan dan solusi secara akurat.
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan
wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk
6
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan ini adalah dengan melaksanakan
penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas, berbasis pada perencanaan
dan solusi atas masalah yang dihadapi anak dalam belajar. Sehingga hasil
belajar anak dapat meningkat dan target perencanaan guru dapat tercapai. Pada
prinsipnya, Kesemua aspek kompetensi pedagogik di atas senantiasa dapat
ditingkatkan melalui pengembangan kajian masalah dan alternatif solusi.
2. Kompetensi Pribadi
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh
karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus
digugu dan ditiru). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi
keberhasilan belajar anak didik. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik
maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku
seseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut
dilakukan dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku
positif akan meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang.
Sebagai seorang guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan
pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya:
1) kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai
dengan keyakinan agama yang dianutnya;
2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama;
3) kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem
nilai yang berlaku di masyarakat;
4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan
santun dan tata karma dan;
5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226) menegaskan bahwa kepribadian
itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik
bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa
depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar)
dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
7
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for
Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi :
1) pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama,
2) pengetahuan tentang budaya dan tradisi,
3) pengetahuan tentang inti demokrasi,
4) pengetahuan tentang estetika,
5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial,
6) memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan,
7) setia terhadap harkat dan martabat manusia.
1) sikap, dan
2) keteladanan.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang
berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini
merupakan kompetensi yang sangat penting. Oleh sebab langsung berhubungan
dengan kinerja yang ditampilkan.
Kompetensi profesional guru adalah merupakan suatu keharusan dalam
mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang
pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia
termasuk gaya belajar (Kariman,2002). Pada umumnya disekolah-sekolah yang
memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran
dengan melakukan” untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya
berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan.
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme yaitu, guru yang
profesional adlah guru yang kompeten (berkemampuan), karena itu kompetensi
profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru
dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi (Muhibbin
Syah : 230).
8
Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari
kompetensi sebagai berikut:
(1) kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham
akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional,
institusional, kurikuler dan tujuan pembelajaran;
(2) pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang
tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar;
(3) kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang
studi yang diajarkannya;
(4) kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembelajaran;
(5) kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber
belajar;
(6) kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran;
(7) kemampuan dalam menyusun program pembelajaran;
(8) kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi
sekolah, bimbingan dan penyuluhan dan;
(9) kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja.
Dalam suasana seperti itu, peserta didik dilibatkan secara aktif dalam
memecahkan masalah , mencari sumber informasi, data evaluasi , serta
menyajikan dan mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada
teman sejawat dan yang lainnya. Sedangkan para guru dapat bekerja secara
intensif dengan guru lainnya, dalam merencanakan pembelajaran baik individual
maupun tim, membuat keputusan tentang mendesai sekolah kolaborasi tentang
pengembangan kurikulum, dan partisipasi dalam penilaian. Berikut akan diuraikan
tentang kompetensi profesional yang harus menjadi andalan guru dalam
melaksanakan tugasnya.
9
2) kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga
kemasyarakatan dan;
3) kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun
secara kelompok.
Keberhasilan pembelajaran kepada peserta didik sangat ditentukan oleh guru,
karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan
pusat inisiatif pembelajaran. Itulah sebabnya, guru harus senantiasa
mengembangkan kemampuan dirinya. Guru perlu memiliki standar profesi dengan
menguasai materi serta strategi pembelajaran dan dapat mendorong siswanya untuk
belajar bersungguh-sungguh. Selain standar profesi, guru perlu memiliki standar
sebagai berikut:
1) Standar intelektual: guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
memadai agar dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dan
profesional.
2) Standar fisik: guru harus sehat jasmani, berbadan sehat, dan tidak memiliki
penyakit menular yang membahayakan diri, peserta didik dan
lingkungannya.
3) Standar psikis: guru harus sehat rohani, artinya tidak mengalami gangguan
jiwa ataupun kelainan yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas
profesionalnya
4) Standar mental: guru harus memiliki mental yang sehat, mencintai,
mengabdi, dan memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya.
5) Standar moral: guru harus memiliki budi pekerti luhur dan sikap moral yang
tinggi.
6) Standar sosial: guru harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan
bergaul dengan masyarakat lingkungannya.
7) Standar spiritual: guru harus beriman kepada Allah yang diwujudkan dalam
ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
Ada empat pilar pendidikan yang akan membuat manusia semakin maju:
1. Learning to know (belajar untuk mengetahui), artinya belajar itu harus dapat
memahami apa yang dipelajari bukan hanya dihafalkan tetapi harus ada
pengertian yang dalam.
10
2. Learning to do (belajar, berbuat/melakukan), setelah kita memahami dan
mengerti dengan benar apa yang kita pelajari lalu kita melakukannya.
3. Learning to be (belajar menjadi seseorang). Kita harus mengetahui diri kita
sendiri, siapa kita sebenarnya? Untuk apa kita hidup? Dengan demikian kita
akan bisa mengendalikan diri dan memiliki kepribadian untuk mau dibentuk
lebih baik lagi dan maju dalam bidang pengetahuan.
4. Learning to live together (belajar hidup bersama). Sejak Tuhan Allah
menciptakan manusia, harus disadari bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri
tetapi saling membutuhkan seorang dengan yang lainnya, harus ada penolong.
Karena itu manusia harus hidup bersama, saling membantu, saling menguatkan,
saling menasehati dan saling mengasihi, tentunya saling menghargai dan saling
menghormati satu dengan yang lain.
Pada butir ke 4 di atas, tampaklah bahwa kompetensi sosial mutlak dimiliki seorang
guru. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3
butir d). Karena itu guru harus dapat berkomunikasi dengan baik secara lisan,
tulisan, dan isyarat; menggunakan teknologi komunikasi dan informasi; bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik; bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
11
harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat
melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.
Bila guru memiliki kompetensi sosial, maka hal ini akan diteladani oleh para
murid. Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, peserta didik
perlu diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (social intelegence), agar mereka
memiliki hati nurani, rasa perduli, empati dan simpati kepada sesama. Pribadi yang
memiliki kecerdasan sosial ditandai adanya hubungan yang kuat dengan Allah,
memberi manfaat kepada lingkungan, dan menghasilkan karya untuk membangun
orang lain. Mereka santun dan peduli sesama, jujur dan bersih dalam berperilaku.
12
I. Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
1.1 Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan
dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar
belakang sosial-budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekoiah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
1.3 Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam lima
mata pelajaran SD/MI.
1.4 Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar usia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
13
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di
dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan.
4.5 Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan ka-rakteristik peserta didik
dan lima mata pelajaran SD/ MI untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
utuh.
4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SD/MI
sesuai dengan situasi yang berkembang.
14
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai
dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasii penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
15
11.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku,
adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial
yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang
beragam.
2, Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
pe-serta didik dan masyarakat.
12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
12.2 Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.
12.3 Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat
di sekitarnya.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa
13.3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
4, Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri.
14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
14.3 Bekerja mandiri secara profesional.
16
16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang
tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku,
jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komuni-tas ilmiah lainnya secara
santun, empatik dan efektif.
17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta
didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah
lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan.
19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas
profesi sendiri secara Iisan dan tulisan atau bentuk lain.
17
20.2 Memahami kedudukan, fungsi, dan ragam bahasa Indonesia.
20.3 Menguasai dasar-dasar dan kaidah bahasa Indonesia sebagai rujukan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
20.4 Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis)
20.5 Memahami teori dan genre sastra Indonesia.
20.6 Mampu mengapresiasi karya sastra Indonesia, secara reseptif dan produktif.
Matematika
20.7 Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan keduanya
dalam konteks materi aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, pengukuran,
statistika, dan logika matematika.
20.8 Mampu menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal untuk menyelesaikan
masalah matematika dan masalah dalam dunia nyata.
20.9 Mampu menggunakan pengetahuan konseptual, pro-sedural, dan keterkaitan
keduanya dalam pemecahan masalah matematika, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
20.10 Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, dan piranti lunak
komputer.
IPA
20.11 Mampu melakukan observasi gejala alam baik secara langsung maupun tidak
langsung.
20.12 Memanfaatkan konsep-konsep dan hukum-hukum ilmu pengetahuan alam dalam
berbagai situasi kehidupan sehari-hari.
20.13 Memahami struktur ilmu pengetahuan alam, termasuk hubungan fungsional
antarkonsep, yang berhubungan dengan mata pelajaran IPA.
IPS
20.14 Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, nilai, dan
keterampilan IPS.
20.15 Mengembangkan materi, struktur, dan konsep keilmuan IPS.
18
20.16 Memahami cita-cita, nilai, konsep, dan prinsip-prinsip pokok ilrnu-ilmu sosial
dalam konteks kebhinnekaan masyarakat Indonesia dan dinamika kehidupan
global.
20.17 Memahami fenomena interaksi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, kehidupan agama, dan perkembangan masyarakat serta saling
ketergantungan global.
PKn
20.18 Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, sikap, nilai,
dan perilaku yang mendukung kegiatan pembelajaran PKn.
20.19 Menguasai konsep dan prinsip kepribadian nasional dan demokrasi
konstitusional Indonesia, semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta bela
negara.
20.20 Menguasai konsep dan prinsip perlindungan, pemajuan HAM, serta penegakan
hukum secara adil dan benar.
20.21 Menguasai konsep, prinsip, nilai, moral, dan norma kewarganegaraan Indonesia
yang demokratis dalam konteks kewargaan negara dan dunia.
19
23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
sebagai seorang pengajar sangat tegantung pada diri pribadi masing-masing guru
dalam lingkungan tempat ia bertugas. Sedangkan kompetensi guru adalah kemampuan
yang dimiliki guru yang diindikasikan dalam empat kompetensi, yaitu kompetensi
yang berhubungan dengan tugas profesionalnya sebagai guru (profesional), kompetensi
pedagogik, kompetensi yang berhubungan dengan keadaan pribdinya (personal), dan
kompetensi yang berhubungan dengan masyarakat atau lingkungannya (sosial).
SARAN
Apabila syarat-syarat profesionalisme guru telah terpenuhi diharapkan dapat mengubah
peran guru yang tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis berdasarkan
empat kompetensi dasar guru.
20
DAFTAR PUSTAKA
Yamin, Martinis. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada
21