You are on page 1of 16
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTER! KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 24 / PER/ M.KOMINFO / 5/2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERASAL DARI PENYELENGGARAAN PENYIARAN Menimbang y DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, a. bahwa lembaga penyiaran sebelum menyelenggarakan kegiatannya wajib memperolch izin penyelenggaraan penyiaran dan membayar biaya izin penyelenggaraan penyiaran; > bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Republik indonesia Nomo. 7 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika, perlu pengaturan lebih lanjut mengenai hal-hal yang bersifat toknis terkait peleksanaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari penyelenggaraan penyiaran; ¢ bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalan huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dari Informatika Republik Indonesia tentang Peiunjuk Pelaksanaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Penyelenggaraan Penyiaran. Undang-undang Repubiik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997 tentang Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, cantata Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor ys Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139; Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4252); 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaren Negara Republik Indonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1898 Nomor 1998 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negera Republik indonesia Nomor 376% 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Komunikasi dan Informatika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 4974); Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi-dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik indonesia; 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon | Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana - telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2008; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 31/P Tahun 2007 Tentang Pengangkaten Menteri Negara dan Kabinet indonesia Bersatu; 8 Peraturan Menteri_ Komunikasi dan Informatika Nomor. 28/FIM.KOMINFG/7/200B tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Komurikasi dan Informatika, 9. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik indonesia Nomor 28/7/M.KOMINFO/09/2008 tentang Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran; 10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 39/P/MKOMINFO/12/2008 tentang Daerati Ekonomi Maju dan Daerah Ekonomi Kurang Maju dalam Penyelenggaraan Penyiaran, MEMUTUSKAN Menetapkan: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATII KA, REPUBLIK INDONESIA = TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERASAL DARI PENYELENGGARAAN PENYIARAN. =2.) BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturen Menieri ini yang dimaksud dengan : 1 © Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari penyelenggaraan penyiaran, selanjutnya disebut PNBP Penyiaran adalah seluruh penerisiaan pemerintah pusat dari biaya izin penyelenggara penyiaran yang tidak berasa! dari penerimaan perpajakan; Forum Rapat Bersama yang selanjutnya disebut FRB adalah suatu wadah koordir asi antara Komisi Penyiaran Indonesia dan Pemerintah di tingkat pusat yang berwenang memutuskan untuk menerima atau menolak permohonan izin penyelenggaraan penyiaran dan perpanjangan izin penyelenggaraan penviaran; izin Prinsip (baru) adalah izin penyelenggaraan penyiaran yang diberikan oleh negara kepada Pemohon setelah permohonan disetujui dalam Forum Rapat Bersama; Izin Tetap (baru) adalah izin penyelenggaraan penyiaran yang diberikan oleh negara kepada Pemohon setelah dinyatakan lulus uji coba sierar Izin Perpanjangan adalah izin penyelenggaraan penyiaran yang diberikan oleh negara kepada lembaga penyiaran eksisting jasa penyiaran radio dan felevisi, perpanjangan izin tetap setelah 5 (lima) tahun untuk jasa penyiaran redio dan 10 (sepuluh) tahun untuk jasa penyiaran televisi- Penyesuaian Izin Penyelenggarean Penyiaran adalah penyesuaian izin yang ciberikan oleh negara kepada Lembaga Penyiaran Swasta yang telah _merniliki izin stasiun ratio dari Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi darvatau izin siaran nasional untuk televisi dari Departemen Penerangan dan kepada Lembaga Penyiaran Beriangganan yang telah memiliki izin penyiaran jasa televisi berbuyar dari Direktorat Jenderal Pos dan Teiekomunikasi dan/atau izin penyelenggaraan siaran televisi berlanggenan dari Departemen Penerangan untuk menyelenggarakan penyiaran; Surat Penntah Pembayaran selanjutnya disebut SPP adalah alat bukti penagihan biaya Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) yang diterbitkan ‘oleh Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi: Pemohon adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajuukan permohonan atas izin penyelenggara penyiaran: Bendahera Penerima adalah bendahara penerima Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi yang diangkat olen Menteri Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. cn 12. 13. 14 (1) (2) (3) (4) Menteri adalah Mentesi yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang kemunikasi dan informatika; Sekretaris Jenderal adalah Sekretaris Jenderal Departemen Komunikasi dan Informatika; Inspektur Jenderal adaiah Inspektur Jenderal Departemen Komunikasi dan Informatie; Direktorat Jenderai adalah Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi; Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi: BAB II BIAYA IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN DAN PENETAPAN ZONA Pasal 2 Setiap lembaga penyiaran wajib membayar biaya Izin Penyelenggaraan Penyiaran. Biaya Izin Penyelenggaraan Penyiaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari a. Biaya !zin Prinsip (baru); b. Biaya !zin Tetap (baru); dan ¢. Biaya wzin Perpanjangan Biaya Izin Prinsip (baru) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dikenakan pada lembaga penyiaran untuk mendapatkan Izin Prinsip (baru) Penyelenagaraan Penyiaran. Biaya izin Tetap (baru) sebageimana dimeksud peda ayat (2) huruf b dikenakan paca lembaga penyiaran sebagai berikut @. pada tahun pertama untuk mendapatkan izin tetap penyelenggaraan penyieran, b. pada tahun kedua sampai tahun kelima untuk jasa penyiaran radio dan pada tahun kedua sampai tahun kesepuluh untuk jasa penyiaran televisi untuk meridapatkan surat bukti pembayaren tahunan 6) (1) (2) (3) a) (2) a) (2) Biaya Izin Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf ¢, dikenakan pada lembage penyiaran untuk mendapatkan izin perpanjangan penyelenggaraan penyiaran bagi a.lembaga penyiaran yang telah mendapatkan penyesuaian izin penyelenggaraan penyiaran; b. lembage penyiaran jasa penyiaran radio pada tahun keenam dan seterusnya; dan . lembaga penyieran jasa penyiaran televisi pada tahun kesebelas dan seterusnya Pasal 3 Penetapan zona menggunakan tabel zona sebagaimana teriampir. Penetapan alamat untuk menentukan zona setiap lembaga penyiaran Gidasarkan pada alamat kantor lembaga penyiaran. Penetapen zona kabupaten / kota yang merupakan daerah pemekaran penetapan zonanya menggunakan daerah asal pemekaran BAB II TATA CARA PENERIMAAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN Pasal 4 Izin Prinsip (baru) Penyelenggaraan Penyiaran, Izin Tetap (baru) Penyelenggareen Penyiaran, dari Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Penyiaren diterbitkan setelah Pemohon membayar biaya izin berdasarkan pada SPP yang diterbitkan oleh Direktur Usaha Penyiaran. Penerbitan SPP sebagaimana dimaksuc pada ayat (1), dilakukan dengan mengguniakan sarana sistem komputerisasi Pasal 5 Se Izin Prinsip (baru) diterbitkan setelah permohonan disetujui dalam SPP Izin Tetap (baru) diterbitkan sebagai berikut @_setelah permohonan dinyataxan lulus uji coba siaran; © pada ighun kedua sampai tahun kelima untuk jasa penyiaran radio dan Pada tahun kedua sempai tahun kesepuluh untuk jasa penyiaran televisi untuk mendapatkan surat bukti pembayaran tahunan. (3) (1) 2) (4) (~ a 2) @ SPP tahunen diterbitkan 2 (dua) bulan sebelum berakhimya SPP tahun berikutaya Pasal 6 Jatuh tempo pembayaran biaya izin tetap (baru) dan biaya izin oerpanjangan untuk setiap tahunnya yaitu pada tanggal penerbitan izin. Kelerlambatan pembayaran tahunan setelah jatuh tempo dikenakan denda administrasi sebesar 2 % (dua persen) dari biaya izin tetap (baru) atau biaya izin perpanjangan untuk setiap bulannya Pembebanan besaran biaya administrasi sebagaimana yang dimaksud pada ayet (2) ditambahkan pada biaya izin tetap (baru) atau biaya izin perpanjangan pada tahun berikutnya yang ditagihkan dalam SPP. Pasal 7 Seluruh penerimaan biaya izin prinsip (baru), izin tetap (baru), izin perpanjangan, dan denda disetor ke Kas Negara melalui rekening Bendahara Penerima Direktorat Jenderal pada Bank Pemerintah yang itunjuk, ‘Segala biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan pembayaran biaya izin menjadi beban dari Pemohon, Pasal 8 Bukti_ pembayaran biaya izin oleh Pemohon wajib dikirmkan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal c.q. Bendahara Penerima untuk dilakukan konfirmasi kebenaran dengan hasil rekapitulasi yang dikirim oleh Bank. Bukti pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar penerbitan izin. Direktorat Jenderal mengeluarkan surat bukti pembayaran tahunan atas setiap pembayaran biaya izin tahunan. Pasal 9 Bendahara penerima satiap bulan wajib melaporkan seluruh penerimaan biaya ermohonan izin penysienggaraan penyiaran kepada Menteri melalui Sekretaris Direktorat Jenderal paling lembat tanggal 10 bulan berikutnya dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, dan Inspektur Jenderal (2) (3) (4) (5) a) (2) BABIV MONITORING DAN EVALUAS! Pasal 10 Direktur Jenderal melakukan monitoring dan evaluasi_ terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini Direktorat Jenderal c.g. Direktorat Usaha Penyiaran dalam melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dapat melaksanakan verifikasi data faktua! / lapangan setelah diterbitkan Surat Perintah Pelaksanaan Tugas cleh Direktur Jenderal Pelaksanaen venfikasi data faktual / lapangen dilaksanakan setiap tahun anggaran paca Direktorat Jenderal Hasil verifikasi data faktual / lapangan dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Petugas Direktorat Jenderal dan Petugas ®Penyelenogara Penyiaran sebagai dasar pemutakhiran data, Hasil pemutakhiran data sebagaimana dimaksud pada ayat (4) selanjuinya aken digunakan sebagai bahan evaluasi kelayakan sesuai peraturan perundangan yang beriaku sebagai dasar pertimbangan diterbitkannye Surat Perintah Pembayaran. BABV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11 Setiap izin penyelenggaraan penyiaran yang telah dikeluarkan Menteri Komunikasi dan Informatika sebelum dikeluarkannya Peraturan Menteri ini wajib membayar biaya izin penyelenggaraan penyiaran sebagaimana yang ‘telah citentukan dalam Peraturan Menteri ini terhitung sejak izin fikeluarkan, Fembayaran bieya izin penyelenggaraan penyiaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didasarkan pada SPP yang akan diterbitkan Paling lambat 2 (dua) bulan setelah peraturan Menter’ ini ditetapkan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pad tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Peratucan Menteri ini, akan diadakan perbuikan sebagaimana mestinya: Ditetapkan ci : Jakarta pada tanggar: 25 Mei 2009 MENTERI KOMUN:IKAS! DAN INFORMATIKA, 4 MOHAMMAD NUH SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keusingan Menteri Perindustrian ; Menteri Perdagangan; Menteri Luar Negeri; Menteri Dalam Negeri; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; Sekretaris Negara, 10. Para Gubernur Kepala Daerah Provinsi seiuruh indonesia; 11. Para Bupati / Walikota seluruh Indonesia; 12. Ketua Komisi Penyiaran Indonesia; 13. Sekretaris Jendera!, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal dan Para Kepala Badan di lingkungan Deperiemen Komunikasi dan Informatika; 14. Para Kepala Biro dan para Kepala Pusat di ! ingkungan Sekreiariat Jenderal, Departemen Komunikasi dan Informatika. OONMGAON& LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR —: 24 /PER/M.KOMINFO/ 05/2009 TANGGAL : 25 Mei 2009 NO DAERAK Je ma | ZONA1 Roe Liokssimane ‘Kabupaten Bandu Kota Bekast a ‘Kot Depok Koln Bogor ‘Kabupaten Tanger eee _ Sa Kota Cilegon a mg ibupailen Serang i 4 ‘Kabupaten Cilacap - - albpaten Kloten fr Kota Surakar: ‘Kabupaten Sleman = Kota Yogyakana 37._| Kota Denpasar ZONA2 38__[ Kota Banda Acoh x : 39.__ | Kabupaten Labuhan Batu ‘Kabupaten Bengialis ‘Kabupaten Siak as NO. Kabupaten Cirebon ‘Kabupaten Sumedang ‘Kabupaten Indramaya ‘Kabupaten Purwakarta Kabupaten Banyumas jen Purworejo ‘Kabupaten Magetan ‘Kabupaten Boyolal upaten Sukoharjo Rabuputen Pati Kabupaten Kudis ‘66, | Kabupaten Jepara ‘G7. Rabupaten Senora ont 72._| Kota Pekalongan 73._| Kota Salatiga 74] Kota Tegal ‘Kabupaten Jember ‘Kabupaten Banyuwaigh ‘Kabupaten Mojoker.o = ‘Kabupaten Jombang. = ‘Rota Blitar Kota Mojokero ‘Kota Madiun Kota Batu Kota Pomtianak Kota Palangkaraya = Kota Banjarmacin Kota Samarinda Kabupaten Kutai Karianggaa ‘Kota Pal - i Kabupaten Gianvar Kota Mataram Kota Kupang, ‘Kabupaten Min ‘Kota Sorons. 3 ‘Rabupaten Aceh BSsar ‘Kalbupaten Bircun Ko 15. Rota Tanjung Bal Kota Padang Sideinpua ‘Kabupaten Pesisir Sela ‘Kabupaten Tarah Datar Kabupaten Padang Pariaman Rabupaten Agam ‘Kabupaten Limapalch Koto ‘Rabupaten Pasiman ‘Kabupaten Pasiman Bara ‘Kota Solok ‘Kota Sawahhunia ‘Kota Padkng Panjang Kota Pariaman, ‘Kabupaten Soik Kabupaten Rokan Wiir 2 spaten Kampor 129._| Kabupaten Kuantan Sin 130. | Kabupaten Indragie Hult ‘Kabupaten indrasiei Hilir Kabupaten Pefakivan Kota Tanjung Pi ‘Kabupaten Bugo injung Jabang Bat ‘Kabupaten Merangin 131_| Kabupaten Keri 136. Kabupaten Own Kemering Ula ‘Kabupaten Banyusin patent lium Kabupaten Benghulu Utara ‘Rabupaten Tanggamus Kabupaten Lampung Sak ‘Kabupaten Lampung ‘Kabupaten Lampung Tengah ‘Kabupaten Lanipng Utara ‘Kabupaten Tulang Bawang ‘Kabupaten Way Kanan ‘Kabupaten Cianjur ‘Kabupaten Tashan ‘Kabupaten Rembange 179 | Kabupaten Demak - 180, | Rabupaen Temanggvng 3 181, Kabupaten Baitang - “Kabupaten Probolingo Kota Probollingo Kot ibapater Pulang Pisa ibupaer Katingan ibupaten Barito Utara 208,__| Kabupaten Barite Selatan 209, | Kabupaten Kapuas, a 210. | Kabupaten Kotawaringia Tamar - 211 | Kabupaten Kotawaringin Barat 212. | Kota Banjar Bary. ibupaten Tanah Laut iujpten Kota Bars ibupa ‘Kabupaten Tapin_ ‘Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Pasir Kabupaten Kuli Barat Kota Tarakan ®abupaten Kuta Timur Kabupaten Berau Kabupaten Malina Kabupaten Bulungan ‘Kabupaten Bolaang Mongonaon ‘Kabupaten Minas Kabupaten Sangibe Kabupaten: Minahasa Selatan Kabupaten Mina ‘Kabupacn Ts 44. | Kabupaten Luwa Bi Kabupaten Soppeny. ‘Kabupaten Enrokan ‘Kabupaten Mamuju ‘Kabupaten Konawe ‘Kabupaten Kolaka ‘Kota Kendiri Kota Bau-bau ‘Kabupaten Jembran ‘Kabupaten Tabanan, ‘Kabupaten Klungkung Kabupaten Bangl ‘Kabupaten Karangasem Kabupaten Buleien ‘abupaten Sumbawa ‘Kota Bima ‘Kota Ambon ‘Kabupaten Maluku Tenga Kota Tematc. ‘Kota Jayapur ‘Kabupaton Fak Fak ‘Kabupaten Sorong ZONA4 ‘Rabupaten Simeulue ‘Kabupaten Acch Singkil ‘Kabupaten Acch Selatan ‘Kabupaten Acch Tenggara ‘Kabupaten Aceh Timur ‘Kabupaten Acch Tengah ‘Kabupaten Aceh Bart ‘Kabupaten Accl Pidie ‘Kabupaten Acch Utar, ‘Kabupaten Aceh Bart Daya, ‘Kabupaten Gayo Lues ‘Kabupaten Acch Taming ‘Kabupaten Napan Rays ‘Kabupaten Pakpak abupaten Key ‘Rabupaion Saahlunto Sijunjung ten Sarolangin ite Lala Kabupaten Musi Kawa Kabupaten Kabupaten OKU Schian ‘Kohupaten Bangks Selatan ‘Kabupaten Bangks Tengalh ibupaten Kaur ‘Kabupaten Seluna ‘Kabupaten Mukono ibupaten Lebong ‘Kabupaten Repaliang ‘Kabupaten Benghulu Selatan spain Reng Lsbong ‘Kabupaten Lampury Barat ‘Kabupaten Situbondo. Kabupaten Bondowoso = Kabupaten Bangllan ‘Kabupaten Sampang ‘Kabupaten Pamekasan ‘Kabupaten Sambas ‘Kabupaten Mekawi ‘Kabupaten Sekadu ‘Kabupaten Sintang. ‘Kabupaten Landak ‘Kabupaien Bengkayang Kota Singkawang ‘Kabupaten Lamandaw ‘Kabupaten Sukamara ‘Kabupaten Seruyan Kabupaten Barito Tiina ‘Kabupaten Gunung, Mas. ‘Kabupaten Hulu Sungai Uta ‘Kabupaten Tabalong — ‘Kabupaten Tanah Bumbu ‘Kabupaten Bakangaan ‘Kabupaten Nunukan ‘Kabupaten Penajam Pascr Utara Kabupaten Kepulauan Talaud ‘Kabupaten Boalemo ‘Kabupaten Poliwato ‘Kabupaten Bone Bolango ‘Kabupaten Banggsi Kepulauan ‘Kabupaten Morowali ‘Kalbupaten Poso ‘Kabupaten Toli-Tolt me ‘Lown Trout jaten Luss Uta Kabupaten J ebopate Benen ‘Kabupaten Setayar_ ipaten Majene abupatens Polewali Madar | Kabupaten Bombsns Kabupaten Walkatobi 363._| Kabupaten Kolaka Utara “364. | Kabupaten Lomtok Bara 365._| Kabupaten Lonibok Tengah apaten Lombok Timur. ibupaiten Dompu ‘Kabupaten Bima ‘Kabupaten Sumbewa Barat 370__| Kabupaten Sums Barat Ka icn S pale Kup ‘Kabupaten Tumor Tengah Se [374 Kabupaten Timor Tengah Utane 375.__| Kabupaten Belu ‘Kabupaten Alor ‘Kabupaten Lembats ‘Kabupaten Flores Timur + ‘Kabupaten Manggsrai ‘Kabupaten Rote Ndao Kabupaten Kepulauan Ary ‘Kajoupaten Bunt ‘Ralbupaten Malaka Tenggara | Kabupten Math Tengs a ot Tidore Repu ‘Kabupaten Falmahera Selatan abupaten Kepula ‘Kabupaten Halal ‘Kabupaten Halimabera Barat ‘Kabupaten Biak Numfor ‘Kabupaten Yapsn Waropan ‘Kabupaten Supiort ‘Kabupaten Waropen ‘Kabupaten Keerom, ‘Kabupaten Sari Raibupaien Boven Digoal ‘Kabupaten Puneak Java ‘Kabupaten Nabire ‘Kabupaten Jayapura | Kabups ‘Kabupaten Asmat

You might also like