You are on page 1of 46
ett Hafid Syaifudin KATA PENGANTAR v DAPTAR ISI 1 naoes vit DAFTAR GAMBAR eseraee ' etbetedoee ‘ / x DAFTAR TABEL ‘ aby drovenestoosentcees xi DAFTAR SIMBOL, .....cccccscssessssnssusascsnssneevessesesnessneaneseearennevesaee xii Pengantar Pemrograman dengan Software R A Dasar Pemrograman Software R........ B. Penggunaan Fungsi dalam Software R... ©. Penggunaan Package dalam Software R BAB 1 Suku Bunga. 41, Pendahuluan ,., 1.2, Fungsi Akumul 1.3, Suku Bunga 1.4, Nilai Saat Ini LS. Tingkat DIskOn ou. .eeeseeseesssesreeres i sora 22 1.6. Hubungan antara Suku bunga, Tingkat Diskon & ‘Faktor Masa Mendatang. Diskon 1.7. Suku Bunga Kontinu dan Laju Bunga 7 PRADA IAING sisiisssescpresascoroeysesecsoneusasacsnassensgansersvccsvescinssereasecenecereeneanes 31 SOAL LATIHAN BAB I ~ SUKU BUNGA... saseomesnassaenaseeogncensece SD BAB 2 Tingkat Imbal Hasil Investas 2.1, Pendahuluan occ 2.2. Net Present Value (NPV)... 2.3, Internal Rate of Return (IRR 2.4, Time Weighted Yield Rate (TWYR)... 2.5, Dollar Weighted Yield Rate (DWYR) RINGKASAN... oa SOAL LAT! IHAN BAB 2- TINGKAT IMBAL HASIL. INVEST BAB3 Anuitas..... 3.1, Pendahuluan. 3.2. Anuitas Tertentu.. 3.3. Anuitas Akhir (Annuity Immediate). 3.4, Anuitas Awal (Annuity Due) 3.5, Anuitas dengan Besar Pembayaran Lebih dari 1 Satuan 3.6. Anuitas pada Pembayaran Cicilan 3.7. Anuitas Tertunda..... RINGKASAN... SOAL LATIHAN BAB 3- ANUITAS.. BAB4 = Anuitas Umum... 4,1. Pendahuluan. 4.2. Perpetuitas 4.3. Anuitas Kontinu. 4.4. Anuitas yang Mengikuti Deret Aritmetika .. 4.5. Anuitas yang Mengikuti Deret Geometri 4.6. Aplikasi dari Anuitas dengan Pembayaran yang Bervariasi.. 4.7. Amuitas dengan Suku Bunga yang Bervariasi.. 4.8. Anuitas pada Reinvestasi... 4.9. Anuitas dengan Adanya Inflasi. RINGKASAN.... SOAL LATIHAN BAB 4~ ANUITAS UMUM. BAB5 Pembayaran Pinjaman. S.1, Pendahuluan.... 5.2. Metode Amontisasi pada Pembayaran Pinjaman, 5.3. Formula pada Metode Amortisasi dengan Pembayaran Cicilan Tetap.... 5.4. Metode Prospective dan Retrospective ~Lit 5.5. Pembayaran Cicilan Secara Bulanan.... ~L16 5.6. Pembayaran Cicilan dengan Pokok Hutang Tetap.. 18 5.7. Pembayaran Pinjaman dengan Menggunakan Metode Sinking Fund... 119 5.8. Amortisasi Negatif RINGKASAN.. SOAL LATIHAN BAB 5 ~ PEMBAYARAN PINJAMAN.... BAB 6 Obligasi. eer 6.1. Pendahuluan ........ 6.2. Penentuan Harga Obligi 6.3. Amortisasi pada Obligé 6.4. Obligasi dengan Opsi Be! 6.5, Harga Obligasi di antara Waktu Pembayaran Kupon .................. 5 RINGKASAN SOAL LATIHAN BAB 6 — OBLIGASI BAB7_ Spot Rates dan Forward Rates... 161 7.1. Pendahuluan .. 7.2. Spot Rates.. 7.3. Forward Rates , RINGKASAN SOAL LATIHAN BAB 7-SPOT RATES DAN FORWARD RATES...... 170 BAB8 Manajemen Aset-Liabilitas, Durasi, dan Imunisasi 8.1. Pendahuluan .... 8.2. Manajemen Aset-Liabilitas. 8.3. 8.4. _Konveksitas 8.5. Imunisasi .., BBG. SANAM.....ccssresesvepasrgoserncoonencseeesvenscdpercontesnsedecmnesnanerteonereneeysnssan 189 191 RINGKASAN. SOAL LATIHAN BAB 8-MANAJEMEN ASET-LIABILITAS, DURASI, DAN IMUNISASI.....cescsesssssseereeresteneenseseneraseneneeneene DAFTAR PUSTAKA GLOSARIUM 193 197 198 Gambar Vt Gambari? Gambar it Gambar a4 Gambar 1.4, Gambar 1.6. Gambar 4,7 Gambar Gambar 4.2, Gambar 5.1, Gambar 7.1 Gambar 7.2 Gambar 7.” DAPTAR GAMBA Lin) Masa Penbayaran pada Anuitas Aliiir Lint Masa Pembayaran pada Anuitos Awal Li) Masa Nia Saat Hal pala Anitiitan Abie Lint Masia Nilal Masa Mendatang pada Anuitas Alii... Vint Masa Nilat Saat til pada Anuitas Akbir Lint Masa dari Pembayaran Anuitas Akin Selanne S TANIA cos viene Jini Masa dart Peribayaran Anuitas Abhi Selaiia a ‘Tahun yang Tertunda k babun Link Masa Anditas Menhighat yay Mengikut Deret AMPH A ccc Lint Masa Anoilas Menunii yang Mengihuti Deret AHIUMOEKA cen Te Lint Masa Pembayaran pada Metode Prospective Mmeveasing Vel CUPVE occu BLA Yeh Curve yo. Daverted Mield Curve a at the 14 165 lod DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Contoh Anuitas dengan Pembayaran Bervariasi... E Tabel 6.1 Waktu Jatuh Tempo yang Digunakan ketika Menentukan Harga Obligasi dengan Opsi Beli.... xi DAFTAR SIMBOL BAB 1 ~~ SUKU BUNGA a(t) A(t) "etal i am) PV FV v(t) tet} am 6 nilai akumulasi pada waktu ke-t dari investasi awal sebesar 1 di tahun ke-0 nilai akumulasi pada waktu ke-t dari investasi awal sebesar A(0) di tahun ke-0 suku bunga efektif pada periode waktu [t;, tz] suku bunga efektif tahunan suku bunga nominal (nominal rate of interest) yang dikonversikan/ dibayarkan (conyvertible/payable/compounded) m kali selama setahun nilai saat ini dari suatu investasi/arus kas (disebut juga Present value) nilai masa mendatang dari suatu investasi/arus kas (disebut juga future value) nilai saat ini dari investasi sebesar 1 yang dilakukan pada akhir periode ke-t faktor diskon (discount factor) dalam jangka waktu satu periode efektif tingkat diskon efektif pada periode waktu [t,,t2] tingkat diskon efektif tahunan tingkat diskon nominal (nominal rate of discount) yang dikonversikan/ dibayarkan (convertible/payable/compounded) m kali selama setahun laju bunga BAB 2-TINGKAT IMBAL HASIL INVESTASI Cx NPV IRR & arus kas (jika arus kas masuk maka bernilai positif, sedangkan untuk arus kas keluar bemilai negatif) yang dilakukan pada waktu ke-k net present value dari serangkaian arus kas internal rate of return kontribusi pada waktu ty, xii Bi saldo rekening investast pada waktu ty, sesaat sebelum kontribust Cf dibuat hk tingkat penghasilan efektif dalam kurun waktu [ty ;, ty] j : time weighted yield rate (TWYR) tow : dollar weighted yield rate (DWYR) BAB 3 — ANUITAS aa : nilai saat ini (waktu ke-0) dari anuitas akhir selama n tahun Sa : nilai masa mendatang (akhir periode ke-n) dari anuitas akhir selama n tahun nilai saat ini (waktu ke-0) dari anuitas awal selama n tahun aa : nilai masa mendatang (akhir-periode ke-n) dari anuitas awal selama 7 tahun KOT : nilai saat ini (waktu ke-0) dari anuitas akhir selama selama n tahun yang tertunda k tahun BAB 4~ ANUITAS UMUM aay + nilai saat ini (waktu ke-0) dari perpetuitas akhir az + nilai saat ini (waktu ke-0) dari perpetuitas awal ay + nilai saat ini (waktu ke-O) dari anuitas kontinu selama n tahun ay : nilai masa mendatang (akhir periode ke-n) dari anuitas kontinu selama n tahun (la) : nilai saat ini (waktu ke-0) dari unit anuitas akhir yang meningkat secara aritmetik selama n tahun (s)zq : nilai masa mendatang (akhir periode ke-n) dari unit anuitas akhir yang meningkat secara aritmetik selama n tahun Ua : nilai saat ini (waktu ke-O) dari unit anuitas awal yang meningkat secara aritmetik selama n tahun 3m : nilai masa mendatang (akhir periode ke-n) dari unit anuitas awal yang meningkat secara aritmetik selama n tahun xiii Dadi (Ds) (Da) (D9 (mm) nl nilal saat ini (waktu ke-0) dari unit anuitas akhir yang, menunin secara aritmetik selama rn tahun nilai masa mendatang (akhir periode ke-n) dari unit anuitas akhir yang menurun secara aritmetik selama nt tahun nilai saat ini (waktu ke-0) dari unit anuitas awal yang menurun secara aritmetik selama rn tahun © nilai_ masa mendatang (akhir periode ke-n) dari unit anuitas awal yang menurun secara aritmetik selama n tahun nilai saat ini (waktu ke-O) dari anuitas akhir yang membayarkan uang sebesar ~ setiap akhir periode ke tahun, selama n tahun BAB 5 - PEMBAYARAN PINJAMAN Re Be By=L h Pe SFD cicilan yang dibayarkan pada waktu ke-t sisa pinjaman/hutang pada waktu ke-t setalah Ry dibayarkan jumlah pinjaman/hutang mula-mula bunga yang dibayarkan pada waktu ke-t pokok pinjaman yang dibayarkan pada waktu ke-t besar pembayaran yang dilakukan setiap periode dengan menggunakan rekening sinking fund BAB 6- OBLIGASI F . Cc n Be 3 nilai par / nilai nominal obligasi tingkat kupon efektif obligasi per periode konversi nilai tebus obligasi jumlah periode efektif obligasi hingga akhir masa jatuh tempo tingkat imbal hasil efektif obligasi per periode konversi harga obligasi nilai buku obligasi pada waktu ke—t xiv BAB 7 ~ SPOT RATES DAN FORWARD RATES Se 2 Spot rates selama t tahun fiewtal 2 forward rates dari waktu t, sampai dengan tz BAB 8 —- MANAJEMEN ASET-LIABILITAS, DURASI, DAN IMUNISASI CFy 2 arus kas investasi yang dilakukan pada waktu ke-k P, + nilai saat ini/harga dari investasi wm : bobot untuk pembayaran ke-i MacD : durasi Macaulay ModD : durasi yang termodifikasi AG) + selisih antara present value dari aset dan present value dari liabilitas PV, 2 nilai saat i PV, + nilai saat ini (present value) dari liabilitas ob : hargasaham D : dividen saham xv Pengantar Pemrograman dengan Software R Software R merupakan salah satu bahasa pemrograman open source yang digunakan untuk melakukan analisis statistika. Dengan semakin berambahnya waktu, saat ini software R telah digunakan secara luas oleh para peneliti dan pihak-pihak yang bekerja di bidang statistika untuk mengembangkan perangkat lunak lainnya serta analisis data. Salah satu kelebihan dari software ini adalah tersedianya beberapa jenis teknik yang dapat digunakan dalam analisis data secara statistika, di antaranya adalah permodelan secara linier dan non linier, analisis runtun waktu, uji statistik, klasifikasi dan klasterisasi, dan lain-lain. Selain itu, untuk menunjang tampilan output, R telah dilengkapi dengan berbagai jenis grafik. Bagi para pembaca, sangat disarankan untuk melakukan proses instalasi software R karena sebagian besar pembahasan di buku ini berkaitan dengan penggunaan perangkat lunak tersebut. Software R dapat diunduh secara gratis melalui website: https://cran.r-project.org/. Panduan lengkap mengenai tata cara dan langkah-langkah instalasi software R dapat dilihat melalui berbagai macam sumber, baik melalui buku maupun intemet. Penulis menyerahkan kepada pembaca mengenai langkah-langkah untuk melakukan proses _ instalasi tersebut. A. Dasar Pemrograman Software R Pada bagian ini, akan dibahas mengenai dasar-dasar pemrograman dengan menggunakan software R. Secara umum, bahasa pemrograman R tidak jauh berbeda dengan bahasa pemrograman lainnya. Pertama, kita akan membahas mengenai beberapa operator dasar yang digunakan di dalam R, di antaranya adalah operator aritmetika, perbandingan, dan logika. Operator aritmetika meliputi penjumlahan (+), pengurangan (—), perkalian (+), dan pembagian (/). Seluruh operator tersebut dapat digunakan pada operasi aritmetika terhadap data skalar maupun vektor. Selain itu, pada data skalar, kita juga dapat melakukan operasi perpangkatan (*). Perhatikan contoh dari beberapa operasi aritmetika di dalam software R berikut ini. 7 Selain operator aritmetika, R juga dilengkapi dengan operator perbandingan. Sebagai contoh apabila kita ingin melakukan pengujian apakah dua variabel memiliki nilai yang sama antara yang satu dengan yang lainnya, maka kita dapat menggunakan operator ==. Berikutnya, apabila kita ingin menguji pertidaksamaan antara dua nilai, maka kita dapat menggunakan operator >, >=, < atau <=. Pada operator logika, kita dapat menggunakan && untuk menyatakan logika "AND" , serta || untuk menyatakan logika "OR". Sebagai tambahan, operator yang paling dasar dan paling sering digunakan adalah operator assignment, yang dapat dinyatakan dalam < —, « —, serta =. Agar dapat bekerja dengan menggunakan bahasa pemrograman R, maka kita perlu mengetabui tipe variabel dan struktur data. Terdapat 4 tipe variabel di dalam R, yaitu numeric, complex, logical dan character. Sedangkan struktur data yang dikenal di dalam software ini di antaranya adalah data skalar, data vektor, data matriks, data list, dan data frame. Dalam bahasa pemrograman lain, misalnya C, kita perlu mendeklarasikan jenis variabel dengan jelas, seperti misalnya variabel integer. Akan tetapi, di dalam R kita dapat mendeklarasikan variabel dengan menyebutkan namanya saja tanpa secara eksplisit mendeklarasikan tipe dari variabe]. Catat bahwa kita tidak dapat memberikan nama variabel yang telah didefinisikan oleh software R, seperti pi, sin, dan log. Data Skalar Beberapa jenis data skalar yang dapat dibaca oleh software R adalah angka numerik, bilangan kompleks, karakter, dan nilai-nilai logika, Sebagai contoh, misalkan kita ingin menyatakan bahwa variabel x bernilai 7, maka kita dapat nyatakan nilai tersebut di dalam R sebagai berikut. > x<-7 >x 4) 7 Ketika kita menuliskan x, lalu tekan “enter”, maka nilai yang muncul adalah 7, Hal ini terjadi karena software R telah menyimpan data mengenai variabel x yang bemilai 7. Selain menggunakan operator " < —", kita juga dapat menggunakan "=" sebagai variabel assignment. Beberapa operasi aritmetika dengan menggunakan data skalar dapat ditunjukkan melalui contoh berikut ini, > x<-7 a 7 > y=5 ay qa) 2 > xe ta) 3s f (1 i. ay 125 > XAS =A. (1) 16782 Untuk menyatakan suatu bilangan kompleks, maka kita dapat menambahkan akhiran i pada bagian akhir bilangan. Perhatikan contoh berikut ini. >i {J 963% > 3457 [1] 345% > 0i [1] _0+0i > (142i) * (344i) [1] -5+107 Data Vektor Data vektor merupakan himpunan dari suatu data/skalar dengan tipe yang sama (yaitu numeric, complex, logical atau character). Perhatikan contoh berikut ini. > x <- €(0,1,2,3,4) Se EA) 0 2 208 tn welts >y< ft buku", tulis") 3 1) “buku” "tulis” f tbo cet Kedua dari vektor x [1] # elemen pertama dari vektor y > xfe(1,2,4)] # menampilkan elemen ke-1, 2, dan 4 dari vektor x (1) 013 Perkalian dart vektor merupakan perkalian dari masing-masing elemen yang memiliki posist yang sama pada masing-masing vektor, Sebagai contoh, nisalkan diberikan x = [1,5,7] dan y = [2,4,6] , maka perkalian dari kedua vektor tersebut akan menghasilkan luaran sebagai berikut. c(1,5,_7) - €(2,4)6) >x« >y < > x? Tr) } 20 42 Catat bahwa agar dapat melakukan perkalian pada dua buah vektor, pastikan bahwa ukuran kedua vektor adalah sama. Berikutnya, untuk mendapatkan inner product dari dua vektor, kita dapat menggunakan operator "Y% * %", Sebagai contoh, dengan menggunakan vektor x dan y yang telah didefinisikan sebelumnya maka diperoleh inner product keduanya adalah > KEK wt 1) a Fungsi seq() memungkinkan kita untuk membuat suatu vektor yang berisikan barisan beberapa bilangan. Perhatikan contoh berikut ini. > # membuat barisan bilangan dari 0 sampai dengan 5 dengan kenaikan sebesar 0.5 2X 2 (1].1098765432 > 213:8] # mendapatkan elenen ke-3 sampai. dengan ke-8 dari ve i187 654 pac cln2) dkonbinasi vektor y dan z "th 123456 6710987654321 > fevin #membalik urutan vektor a (12123456789107654321 Data Matriks Agar dapat mendefinisikan suatu matriks di dalam software R, maka kita dapat menggunakan dua cara. Cara yang pertama adalah dengan menggunakan fungsi matrix(), sedangkan cara yang kedua adalah dengan menggabungkan beberapa vektor atau beberapa matriks. Pertama, kita akan menggunakan fungsi matrix() untuk mendefinisikan suatu matriks, Perhatikan beberapa contoh berikut ini. 4 St me aust barisan bilangan antara 1 sampat dengan & in} 12345678 > yoo MATFIX(K,2,4) # membuat matriks berukuran 24 dengan mengounakan vektor x (1) 6.2) 0.3) (4 7) ee ee ay ey 2 6 > z<- matrix(x, x 2) # membuat matriks berukuran 4x2 dengan menggunakan vektor (1) [,2) By be Ey i Berikutnya, kita akan menggunakan cara yang kedua dalam membentuk matriks, yaitu dengan menggabungkan beberapa vektor atau beberapa matriks. Perhatikan contoh berikut ini. >x< 1:4 >y < 5:8 > cbind(x,y) # menggabungkan vektor kolom x iy a 2, 2 6 3, 3 7 fai is %) ‘ bungk. ktor bi > rbind(x,y)_ # menggal “ni an vektor baris ap Cap Eat x y 6 ; J > chor KP. 3} matrix(y,2,2)) # menggabungkan 2 matriks By ol ea ese 7, 2. 4 6 8 > Find caring, 2,25 arin, 2,2)) # menggabungkan 2 matriks 1, | 2, 7 4 3, - 7 4a 6. 3 Data List List merupakan kumpulan dari vektor atau matriks yang digabungkan dalam satu objek. Kita dapat membuat data list di dalam R dengan menggunakan daftar fungsi list(). Catat bahwa kita tidak perlu menentukan tipe-tipe dari faktor di dalam list. Dengan kata lain, sebuah list dapat secara bersamaan mengandung berbagai tipe data yang berbeda (misalnya data numeric dan character) serta item dengan panjang dan ukuran yang berbeda. Perhatikan contoh berikut ini. > Mmembuat Vist yang terdirt atas hart, hacga, dan nama 6 > sahame Tat hartec(1,2,3) hargaee 22h, 223,227), Sharga a) 335 223 227 $namasaham (1) "asc" > #menampitkan struktur dari objek "saham" ke dalam format yang ringkas > str(saham) List of Shari: num [1:3] 1.2 3 § harga num [1:3] wae 223 227 $ namasaham: chr 2 gananshart + menanpiTkan data hari dari saham ri ahansharaa.# menampitkan data harga dari saham {a} 225. 2239297 > gahamsharga[2] # menampikan data ke-2 pada item harga dari saham (2) 223 ated G03]] # neraip1}kan ‘item ke-3 dari saham AB saham [[2]] # menampilkan item ke-2 dari saham [a]. 225 223 227 > #kita dapat mengalikan item yang terdapat pada data list dengan suatu skalar > sahamSharga*4 [1] 900 892 908 : > #kita dapat mengalikan item yang terdapat pada data list dengan suatu vektor >_sahamSharga*c(1,2,3) [1] 225 446 681 Data Frame Data frame merupakan salah satu jenis dari data list. Lebih tepatnya, data frame adalah list dari beberapa item dengan struktur yang sama, misalkan semua vektor atau matriks yang termasuk dalam satu data frame memiliki dimensi yang sama (jumlah baris atau kKolom yang sama). Kita dapat membuat data frame dari data list yang berisikan variabel-variabel dengan dimensi yang sama. Perhatikan contoh berikut ini. >_saham<-list(hari=c(1,2,3), anargancte2s 223, 227), Tembarterjual=c(1000, 2000,900)) > saham Shari O) 123 Sharga 1) Bs 223 227 Slombarterjual {17 1000 2000 900 > market <- data, frame(saham) > market # ca bahwa format output dari data frame berbeda dengan data li t Mari harga — i 1 a 000 1 . 223 2000 3 3 227 900 > marketsharga # menampilkan item harga (1) 225 223 227 > market$lembarterjual # menampilkan item lenbar terjual [1] 1000 2000 900 > market(2,] # menampilkan baris kedua dari data frame market har} harga Tenbarterjua 2 2 223 2000 > market[,3] # menampilkan kolom ketiga dari data frame market [1] 1000 2000 900 : : : z fowmanes (market) # menanpitkan nama pada masing-nasing paris mamas amas > Colnames(market) # menampilkan_nama pada m: (1] “hari” “harga” “lembarterjual a > Townames(market) <- c("satu","dua","tiga”) # mengganti nama masing-masing baris > market hari harga lembarterjual 1 225 1000 Aig=masing kolom satu dua 22 223) 2000 tiga 3 227 900 B. Penggunaan Fungsi dalam Software R Ketika kita dihadapkan pada kasus di mana pemrograman yang dilakukan cukup kompleks, maka kita dapat menggunakan fungsi. Sebuah fungsi dapat didefinisikan di dalam R dengan menggunakan perintah function). Cara menggunakan fungsi di dalam R adalah dengan mendefinisikan nama fungsi serta menentukan argumen dari fungsi sebagai berikut. “nama fungsi"<-functionO{} Tanda () menunjukkan argumen dari fungsi, sedangkan {} menunjukkan metode penghitungan di dalam fungsi tersebut. Perhatikan contoh berikut ini. > #rendefinisikan fungsi untuk menghitung Tuas Tingkaran 3 #apabila diberikan nilai dari jari2 Cr > lingkaran<-function(r){ % Leepi*ra(2). #menghitung Tuas Vingkaran dan menyatakan Tuasnya dalam variabel "L" + return(L) £ }ingkaran(2) #menghitung Tuas Vingkaran dengan jari2 sebesar 2 [1] 12.56637 > Fufgt {ts Iuaa dapat menyatakan vektor sebagat argunen dart Sepanakaran(e(1.3.6)) #menghitung Tuas Tingkaran dengan jariz sebesar (1)"3,141$93" 980274334 113.097336 Fue gkita juga dapat menyatakan matriks sebagai argumen dari ungsi > Vingkaran(matrix(c(3,1,4,2),2,2)) fi: 28.274334 50.2654 141593 12,56637 > #selain itu, kita juga dapat menerapkan fungsi tersebut pada bilangan kompleks > Vingkaran(2+24) [a] 0425, 132745 Selain itu, kita juga dapat mendefinisikan fungsi yang melibatkan lebih dari satu buah variabel. Perhatikan contoh berikut ini. > tes <- function Ge, yt + Z=xXA242 + returntz + > Seg, 4) ae t) 9 > tes (e(is 22. €(3,4)) #menyatakan vektor sebagai argumen dari fungsi ” (1149 > ac matrixes, +2,3,4),2,2) > be-matrix(e(1,3,5,7),2,2) Fees tas fmenyatakan'matriks a dan b sebagai argumen dari ungsi C ie (,2] fi] 16 (2, 3 27 C. Penggunaan Package dalam Software R Meskipun R telah dilengkapi dengan berbagai macam fungsi bawaan, akan tetapi R juga dilengkapi dengan beberapa package tambahan yang dapat digunakan oleh penggunanya. Penggunaan package pada R memungkinkan penggunanya untuk melakukan operasi dan penghitungan yang sangat kompleks. Terdapat dua cara yang bisa kita lakukan untuk melakukan instalasi package di dalam R. Cara pertama yaitu dengan mengunduh (download) beberapa package yang dibutuhkan pada website project CRAN. Cara ini sama seperti metode yang digunakan untuk melakukan instalasi software R. Sedangkan cara yang kedua adalah melalui instalasi di dalam software R itu sendiri. Cara yang kedua ini lebih mudah dilakukan apabila kita menggunakan GUI dari R. Ketika kita melakukan instalasi package pada software R, pastikan bahwa perangkat kita telah tersambung dengan internet. Pada buku ini, kita akan menyelesaikan beberapa contoh soal dengan menggunakan beberapa package yang berkaitan dengan matematika keuangan. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat beberapa soal yang hanya dapat diselesaikan dengan menggunakan fungsi di dalam R. Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan di dalam package, sehingga diperlukan pendefinisian fungsi untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Terdapat 3. package utama yang berkaitan dengan matematika keuangan yang akan digunakan di dalam buku ini, yaitu: * Package Fincal: dapat diakses melalui tautan berikut https://cran.r-project.org/web/packages/FinCal/FinCal.pdf © Package FinancialMath: dapat diakses melalui tautan berikut hittps://cran.r- project.org/web/packages/FinancialMath/FinancialMath.paf * — Package lifecontingencies: dapat diakses melalui tautan berikut https://cran.r- project.org/web/packages/lifecontingencies/lifecontingencies.pdf Pembaca diharapkan melakukan proses instalasi ketiga package tersebut sebelum memulai pembelajaran pada bab-bab berikutnya. Catat bahwa, setelah melakukan instalasi masing-masing package, maka kita perlu memanggil setiap package sebelum menjalankannya di dalam R. Proses ini dapat dikerjakan melalui perintah library(nama package). Sebagai contoh, ketika kita akan menggunakan ketiga package yang telah disebutkan sebelumnya, maka kita dapat melakukan perintah berikut. > Yibrary(rincaly > library(FinancialMath) 3 library(lifecontingencies) 9 VN Suku Bunga 1.1, Pendahuluan Bunga (interest) merupakan suatu bentuk imbalan yang dibayarkan oleh peminjam (borrower) kepada pemberi__pinjaman/investor (lender/investor) sebagai akibat dari penggunaan modal. Terdapat beberapa persyaratan yang harus disepakati oleh peminjam dan pemberi pinjaman ketika uransaksi pinjaman terjadi, di antaranya adalah jumlah modal/pokok hutang (capital/principal), periode pengembalian pinjaman, serta besar bunga yang harus dibayarkan oleh peminjam. Pada umumnya, di akhir periode pinjaman, peminjam akan mengembalikan seluruh pokok hutang ditambah dengan bunga. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya cara lain dalam mengembalikan pinjaman, misalnya adalah peminjam membayarkan pokok hutang dan bunga secara periodik dalam interval waktu tertentu (pembayaran pinjaman dengan metode cicilan). Catat bahwa pokok hutang dan bunga tidak diwajibkan untuk diukur dengan satuan yang sama. Akan tetapi, pada praktiknya, jumlah modal dan jumlah bunga dinyatakan dalam satuan mata uang tertentu, misalkan rupiah, dolar, dan lainnya. Pada bab 1 ini akan dibahas mengenai beberapa jenis suku bunga, tingkat diskon, serta hubungan antara suku bunga dan tingkat diskon. Salah satu konsep utama dalam pembahasan teori suku bunga adalah konsep mengenai nilai waktu dari uang (time value of money). Pada konsep ini dinyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang di masa yang akan datang. Hal ini mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan oleh perbedaan waktu. Sebagai contoh, dalam penghitungan nilai dari uang, nilai Rp200.000 yang diterima saat ini akan lebih bernilai atau lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan Rp200.000 yang akan diterima lima tahun mendatang. Nilai uang akan berubah menurut waktu karena disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dan lain-lain. Contoh 1.1 mengilustrasikan konsep mengenai time value of money. 10 Contoh 1.1 Pak Asep ingin menginvestasikan uangnya sejumlah Rp10,000.000 pada suatu rekening investasi. Beliau dijanjikan akan mendapatkan bunga sebesar 5% per tahun. Dengan demikian jumlah uang yang akan dimiliki Pak Asep tersebut setelah satu tahun adalah Rp10.500.000, di mana 10 juta merupakan nilai_ modal awal yang diinvestasikan dan 500 ribu adalah bunga yang didapatkan oleh Pak Asep dari hasil investasi. . Pada pembahasan mengenai suku bunga, ada dua asumsi yang akan kita gunakan, yaitu suku bunga majemuk, dan suku bunga sedethana. Pembahasan Jebih lanjut mengenai topik tersebut akan dilakukan pada subbab berikutnya. Akan tetapi, untuk mengetahui terminologi dari kedua jenis suku bunga tersebut, mari perhatikan contoh 1.2 berikut ini. Contoh 1.2 Berkaitan dengan contoh 1.1, jika Pak Asep ingin mengetahui berapa jumlah uang yang akan dimiliki setelah 2 tahun, maka dengan menggunakan asumsi suku bangs majemuk dan asumsi suku bunga sederhana didapatkan: a) Asumsi Suku Bunga Majemuk Jumlah wang yang dimiliki oleh Pak Asep pada akhir tahun pertama dan kedua masing-masing adalah; Tahun 1: 10,000.00 + (0,05)(10.000.000) = 10.000.000(1,05) = 10.500.000 Tahun2 : 10.500.000 + (0,05)(10.500.000) = 10.000.000(1,05)? = 1.025.000 b) Asumsi Suku Bunga Sederhana Jumilzh uang yang dimiliki oleh Pak Asep pada akhir tahun pertama dan kedua masing-masing adalah: Tahun} : 10.000.000 + (0,05)(10.000.000) = 10.000.000(1,05) = 10.500.000 Tahun2 : 10.500.000 + (0,05)(10.000.000) = 10.000.000(1 + 2(0,05)) = 11.000.000 . Berdasarkan penghitungan pada contoh 1.2, terlihat bahwa penghitungan dengan menggunakan asumsi suku bunga majemuk akan menghasilkan nilai masa mendatang yang lebih besar jika dibandingkan 11 dengan menggunakan asumsi suki bunga sederhana, Pembahasan mengenai suku bunga sederhana dan suku bunga majemuk akan dijelaskan lebih tanjut pada subbab 1.3. 1.2, Fungsi Akumulasi dan Nilai Masa Mendatang Misalkan diketahui sebuah investasi tunggal sebesar 1 pada tahun ke-O sampai dengan sebarang waktu ¢, di mana ¢ > 0. Pada waktu ke-¢, nilai masa mendatang/nilai akumulasi (future value/accumulated value) dari investasi_ merupakan jumlahan dari pokok hutang dan bunga. Berikut ini adalah notasi yang akan digunakan dalam menghitung fungsi akumulasi (accumulation function): a(t) : nilai akumulasi pada waktu ke-t dari investasi awal sebesar 1 di tahun ke-0 A(t): nilai akumulasi pada waktu ke- ¢ dari investasi awal sebesar A(0) di tahun ke-O Catat bahwa dengan menggunakan fungsi akumulasi a(t), nilai dari a(0) = 1. Hal ini berarti bahwa nilai investasi awal adalah sebesar 1. Sedangkan apabila fungsi akumulasi yang digunakan adalah A(t), maka nilai investasi awal adalah A(0). Formula berikut ini menyatakan nilai masa mendatang/nilai akumulasi dari suatu investasi pada akhir tahun ke- t dengan menggunakan asumsi suku bunga majemuk: a(t) = (1 + i) dan A(t) = AQ) + iE dengan ¢ menyatakan waktu dalam tahun dan i menyatakan suku bunga efektif tahunan. Apabila digunakan asumsi suku bunga sederhana, maka nilai masa mendatang/nilai akumulasi dari suatu investasi pada akhir tahun ke- ¢ adalah: a(t) = (1 +i.¢) dan A(Q) = ACO) +i.0) Contoh 1,3 berikut ini mengilustrasikan penghitungan nilai_ masa mendatang dari investasi sebesar 1 apabila digunakan kedua asumsi suku bunga. 12 Contoh 1.3, Diketahui bahwa nilai investasi awal sebesar 1 dan suku bunga tahunan adalah ¢ = 0,1. Dengan menggunakan asumsi suku bunga majemuk dan suku bunga sederhana, maka diperoleh: a) Suku bunga majemuk Tahun (1) 0 1 2 3 a(t) a 11 121 1,331 b) Suku bunga sederhana ‘Tahun (0) 0. L 1 2 | 3 a(t) 1 dl 12 l 13 Untuk 3 titik waktu yang berbeda, yaitu to, t, dan tz di mana t) < t S tp, maka nilai investasi sebesar 1 yang dilakukan pada waktu f) akan berakumulasi menjadi A(to,tz) pada akhir periode ¢2. Catat bahwa dalam penggunaan notasi ini, to menyatakan awal waktu dari periode investasi, sedangkan t, menyatakan akhir periode investasi. Jika investasi sebesar 1 dilakukan pada waktu to, maka nilai akumulasi dari investasi tersebut adalah A(to.t;) pada akhir periode t,. Berdasakan prinsip konsistensi, nilai akumulasi di akhir periode investasi tidak bergantung kepada tindakan yang diambil oleh investor. Dengan kata lain, secara matematis prinsip konsistensi menyatakan bahwa A(to, tz) = Alto, ty). A(t. te) » untuk to < ty < te Berdasarkan prinsip konsistensi, investasi yang dilakukan selama kurun waktu fp dan ¢, yang diinvestasikan kembali pada kurun waktu ¢, dan ¢; akan menghasilkan nilai yang sama dengan investasi selama kurun waktu to dan ¢2. Secara umum, jika prinsip konsistensi berlaku, maka dapat ditunjukkan bahwa Alto, tn) = A(tosts)-A(Ea. ta). Altar t3) - Altn-11tn) 1,3. Suku Bunga Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat dua asumsi suku bunga yang kita gunakan, yaitu suku bunga sederhana (simple interest) dan suku bunga majemuk (compound interest). Perbedaan utama di antara keduanya adalah sebagai berikut: ¢ Suku bunga sederhana: hanya membayarkan bunga terhadap pokok hutang mula-mula. 13 © Suku bunga majemuk: bunga dikenakan tethadap pokok hutang dan tethadap bunga yang diperoleh pada periode sebelumnya. Pertama, mari kita bahas mengenai asumsi suku bunga sedethana Sebuah investasi dikatakan menghasilkan suku bunga sederhana sebesar ¢ per satuan waktu (misalkan satu tahun) jika dan hanya jika memenuhi persamaan berikut i a(t) =1+it,t20 Contoh 1.4 Misalkan diketahui sebuah investasi yang dilakukan saat ini sebesar Rp50.000.000 dengan periode waktu investasi 5 tahun akan memberikan suku bunga sederhana sebesar 10% per tahun. a) Hitunglah nilai masa mendatang tepat pada tahun ke- 4,25. b) Hitunglah nilai masa mendatang pada tahun ke-4,25 jika pembayaran bunga hanya dilakukan pada akhir tahun saja. Solusi: a) Nilai masa mendatang pada tahun ke-4,25 adalah A(4,25) = A(0)(1 + (0,1)(4,25)) = 50.000.000(1 + 0,425) = 71.250.000 b) _Nilai masa mendatang pada tahun ke-4,25 jika bunga hanya dibayarkan pada akhir tahun saja adalah A(4,25) = A(O)(1 + (0,1)[4,25]) = 50.000.000(1 + 0,4) = 70.000.000 Penyelesaian contoh 1.4 dengan menggunakan software R adalah sebagai berikut. fv_sederhana_rnup<-function(r.n,pv){ FiseGentr)*@ov) return(fvs; ,_sederhana_rndw<-function(r,n,pv){ fes=Cisflogrn)*r)*Cov) return(fvs) > oo sederhana_rnup(0.1,4.25,50000000) Gy 72 1250000 sederhana_snc(, 1,4.25,50000000) (1] 7e+07 14 Terdapat tiga cara untuk mengukur waktu pinjaman ketika kita menggunakan asumsi suku bunga sederhana, yaitu: a) Metode suku bunga sederhana aktual (actual method) i _ jumtah hart pinjaman aktuat wakeu pinjaman = 9 ich hori dalamsatu tabwn Untuk metode jumlah hari yang digunakan pada bulan Februari ‘a tahun pinjaman adalah tahun kabisat, dan 28 hari jika tahun pinjaman adalah tahun non-kabisat. b) Metode suku bunga sederhana biasa (ordinary method) Metode ini mengasumsikan bahwa seluruh bulan memiliki jumlah hari yang sama, yaitu 30 hari. Dengan demikian jumlah hari di dalam satu tahun adalah 360 hari. Oleh karena itu diperoleh: Jumlah hari pinjaman = 360(y2 — y1) + 30(mz — my) + dz — dy di mana (d,,7™,y,) menyatakan tanggal, bulan dan tahun dari waktu peminjaman uang dan (d2,m,y2) menyatakan tanggal, bulan dan tahun dari waktw jatuh tempo pinjaman. ©) Metode Aturan Bank (bankers’s rule method) Metode ini merupakan metode yang paling umum digunakan oleh pihak bank, di mana banker's rufe merupakan gabungan antara kedua metode sebelumnya, Dalam banker's rule waktu pinjaman dihitung menggunakan formula berikut ini: ‘ — Jumiah hart pinjaman akeuat waktu pinjaman =~ F Contoh 1.5 Ferdi meminjam uang sebesar Rp50.000,000 dari Bank pada tanggal 14 Oktober 2018 pada suku bunga sederhana 8% per tahun. Ferdi sepakat untuk mengembalikan hutang tersebut pada tanggal 7 Mei 2019. Hitunglah jumlah uang yang harus dibayarkan kembali oleh Ferdi kepada pihak Bank dengan menggunakan ketiga metode dalam menghitung waktu pinjaman. Solusi: a) Metode Aktual Jumlah hari pinjaman = (31 — 14) + 30 + 31 +314 28+ 31+ 30+7 = 205 Jumlah uang yang harus dibayarkan kembali oleh Ferdi adalah: 50,000.00 (1 + 0,08 (' ) = 92.246.575,34 b) Metode Biasa Jumilah hari pinjaman= 360(2019 — 2018) + 30(5 — 10) + (7 = 14) = 203 Jumlah uang yang harus dibayarkan kembali oleh Ferdi adalah: 50,000.00 (1 + 0,08 (22) = 52.255555,56 ©) Aturan Bank Jumlah hari pinjaman = jumlah hari pinjaman aktual = 205 Jumlah uang yang harus dibayarkan kembali oleh Ferdi adalah: 50,000.000(1 +-0,08 (28) = 52.277.77,78 Berikutnya, kita akan membahas mengenai suku bunga majemuk. Sebuah investasi dikatakan menghasilkan suku bunga majemuk sebesar i per satuan waktu (misalkan satu tahun) jika dan hanya jika memenuhi persamaan berikut ini: a(t)=(1+0',c20 Suku bunga majemuk merupakan salah satu model penghitungan suku bunga yang paling sering digunakan, Pada seluruh pembahasan di bab ini, seluruh penghitungan diasumsikan menggunakan. metode suku bunga majemuk, kecuali jika diberikan keterangan lebih lanjut pada soal. Contoh L6 Misalkan investasi sebesar Rp50.000.000 dilakukan pada saat ini dengan periode waktu investasi adalah 10 tahun. Investasi tersebut akan menghasilkan suku bunga majemuk sebesar 10% per tahun. Hitunglah nilai masa mendatang dari investasi tersebut pada akhir tahun ke-10. Solusi: Nilai masa mendatang pada akhir tahun ke-10 A(10) = A(0)(1 + i)! = 50.000,000(1,1)* = 129.687,123 16 Penyelesaian contoh 1.6 dengan mengyunakan software Ro adalah sebagai erikut > Vibrarycrincal) > fv. simp] ec. 1, 10, -80000000) (1) 129687123 Pada beberapa contoh soal yang telah dibahas sebelumnya, terlihat bahwa suku bunga dinyatakan dalam bentuk persentase (%). Misalkan pada contoh 1.6, diberikan suku bunga majemuk sebesar 10% per tahun. Sebenamya, suku bunga yang dimaksud dalam contoh tersebut berkaitan dengan konsep suku bunga efektif. Suku bunga efektif (effective interest rate) merupakan suku bunga sebenamya yang didapatkan dari hasil investasi, pinjaman atau produk finansial lainnya pada suatu periode waktu. Suku bunga efektif dapat diperoleh dari fungsi akumulasi yang telah dibahas pada subbab 1.2. Suku bunga efektif pada periode waktu [¢,, t2] didefinisikan sebagai: tesa = a(tz)-a(ts) _ ACéz)-A(ty) _ bunga yang diperoten pada waktu [ty.t2] cata ee arey oares yee llattapescasl Gwe pada wake es es a(t) Ath) ———~—~=inilai énvestasi awal pada waktu ty Untuk periode waktu [¢, ¢ + 1], suku bunga efektifnya adalah 5 atten-acty te = EC) Contoh 1.7 Berkaitan dengan contoh 1.3, suku bunga efektif pada waktu [¢;,¢2] = [1,2] adalah: a) Suku bunga majemuk a(2)-a(a) _ 2 i aQa) b) Suku bunga sederhana fp we a oo aQ) se . Catat bahwa, selama periode tahunan, suku bunga majemuk akan menghasilkan suku bunga efektif yang konstan, sedangkan suku bunga sederhana akan menghasilkan suku bunga efektif yang akan menurun dengan 17 dertambahnya waktu. Untuk suku bunga sederhana tahunan i, maka suber hunga efektif pada sebarang tahun rr adalah _ Utiny-(elin-tyy G41) ~ (lint) Jika noo, maka suku bunga tersebut akan mendekati nilai 0. Sebaliknya, untuk suku bunga majemuk tahunan adalah i, maka suku bunga efektif pada sebarang tahun n adalah — a(n)-a(n=t) _ +0") mam ae =i Berdasarkan persamaan di atas, didapatkan bahwa suku bunga efektif akan selalu konstan, di mana besamya akan selalu sama dengan suku bunga tahunan apabila asumsi yang digunakan adalah suku bunga majemuk. Pada banyak kasus, pembayaran imbal hasil sebuah investasi dapat dilakukan pada satuan periode yang kurang dari satu tahun (misalkan semesteran, kuartalan, bulanan, mingguan, dan lain-lain). Pembayaran imbal hasil tersebut bergantung kepada periode suku bunga yang digunakan. Dalam hal ini, suku bunga per tahun disebut sebagai suku bunga tahunan nominal (nominal annual interest rate), yaitu suku bunga efektif per periode konversi dikalikan dengan jumlah periode dalam satu tahun. Suku bunga nominal (nominal rate of interest) yang dikonversikan/ dibayarkan (convertible/payable/compounded) m kali selama setahun dinotasikan dengan i), Nilai tersebut setara dengan suku bunga efektif 1 om ‘ sebesar a pada periode — tahun. Persamaan berikut ini menyatakan hubungan antara suku bunga efektif tahunan i dan suku bunga nominal i”, tee 100)" tm) = a ato =(1+2) >i = m[a+on—1 dengan m menyatakan jumlah periode konversi dalam waktu 1 tahun. Hal ini berarti bahwa terdapat m kali pembayaran dalam kurun waktu 1 tahun. Contoh 1.8 Misalkan diberikan suku bunga nominal tahunan 10% yang dikonversikan kuartalan. Maka nilai ini setara dengan suku bunga efektif sebesar 2,5% per kuartal (1 kuartal = 3 bulan). Hal penting yang perlu dicatat adalah suku bunga 10% bukanlah suku bunga sebenamya yang diperoleh. Jika seorang investor berinvestasi sebesar 1 pada awal tahun, maka jumlah uang yang ia 18 Wilki pada akhie thin adalah (025) © 1109015. Dengan demivian, Jnl pembayarn bung yang diterina oleh investor teretat adutaly O108018 Dalam hase ink suki bungs nominal tatiunan 10% yang dikonverstkan kuartalan setara dengan suki tunys tahunan vebenarnya sebesat 10,411, Suku bunga sebenanya int disebut sebagal ouker bungs efektit, . Ada 3 hal penting yang, perlu dicatat dart contoh 1.8 sehingga pembaca dapat_membedakan antara suku bunga efektif per periode, suku bunga nominal whunan, dan suku bunga efektif tahunan, a) Suku bunga efektif per periode konversi, yaitu suku bunga efektif per 1 2.5%, b) Suku bunga nominal tahunan adalah 1 = 10%, kuartal a = 1 = (1,025)* ~ ‘ ©) Suku bunga efektif tahunan ada & = (14 1 = 10,3813%, Suku bunga nominal (nominal rate of interest) merupakan suku bunga buatan yang dapat membantu investor untuk menghitung suku bunga sebenamya, terutama jika periode konversi yang digunakan kurang dari satu tahun (misalkan semesteran, kuartalan, dan bulanan), Pada umumnya, periode konversi yang digunakan dalam penghitungan suku bunga nominal adalah semesteran (m = 2), kuartalan (m = 4), dan bulanan (m = 12). Contoh 1.9 Misalkan diberikan suku bunga nominal yang dikonversikan bulanan adalah 12%, Hitunglah suku bunga efektif tahunan yang setara dengan suku bunga nominal tersebut. Solusi: Diketahui (2) = 0,12. Suku bunga efektif tahunan adalah (1 +ay" =1= (1,01)? - a 12,6825% 19 Penyelesaian contoh 1.9 dengan menggunakan software R adalah sebagai berikut. > library(rincal) > ef_interest <-~ function(nom_i,n) { + efi<-Cenomi/njan-1 + return(efi) > a) sf ginteggetco- 12,12) 0.126825 Contoh 1.10 Hitunglah nilai masa mendatang di akhir tahun ke-S dari sebuah investasi sebesar 50.000.000 apabila diberikan i) = 5%. Solusi: ey? oas\?° Fv(5) = 50.000.000(1 +) "= 50.000.000 (1 + 5) = 64.101.861,59 Jadi, nilai masa mendatang di akhir tahun ke-5 dari investasi tersebut adalah 64.101.861,59 Penyelesaian contoh 1.10. dengan menggunakan software R adalah sebagai berikut. > Vibrary(Fincal) > ef_interest <- function(nomi,n) { + efi<-(l+nom_i/n)An-1 + return(efi) + > ie ginpleCef_interest(0.05,4),5, ~50000000) ay 64101862 1.4. Nilai Saat Ini Pada subbab 1.2, telah dijelaskan konsep mengenai nilai masa mendatang dari sebuah investasi. Secara teori, selain menghitung nilai masa mendatang, kita juga dapat menghitung nilai saat ini, Konsep nilai saat ini merupakan kebalikan dari konsep nilai masa mendatang. Secara umum, nilai suatu investasi pada saat ini disebut sebagai nilai saat ini (present value), dan dinotasikan dengan PV. Sedangkan nilai dari suatu investasi pada n periode 20 mendatang (umumnya n dalam tahun) disebut sebagai nilai masa mendatang (future value), dan dinotasikan dengan FV. Apabila sejumlah dana diinvestasikan pada suku bunga_majemuk sebesar i selama kurun waktu 7 periode (dalam hal ini adalah n tahun), maka formula berikut ini menyatakan hubungan antara present value dan future value. FV = PV(1 +i)" dan PV = a Contoh L.11 Misalkan n = 10 dani = 0,1. a) Apabila PV = 10.000.000, maka FV = 10.000.000(1,1)'° = 25,937.424,6 b) Apabila FV = 10.000.000, maka PY = #2200002 aaye = 3.855.432,894 Penyelesaian contoh 1.11 dengan menggunakam software R adalah sebagai berikut. > library(Fincal) > accfv.Simple(0-2,20,-10000000) ti 25937425 > be<-pv.simple(0.1,10,-10000000) tl 3855433 . Apabila t 2 0, maka v(t) = aw merupakan nilai saat ini dari investasi sebesar 1 yang dilakukan pada akhir periode ke- t. Selanjutnya, v(t) disebut sebagai fungsi diskon (discount function). Catat bahwa nilai saat ini dari investasi sebesar C yang dilakukan pada waktu ke-¢ adalah Cu(¢). Dengan menggunakan suku bunga majemuk diperoleh hubungan antara fungsi akumulasi dan fungsi diskon sebagai berikut: a(t) =(1 +08 +o) = 2 = (4) a(t) Nate Sedangkan untuk suku bunga sederhana, diperoleh hubungan antara fungsi akumulasi dan fungsi diskon sebagai berikut: a(t) =(1+i.t) > v(t) =a 21 Contoh 1.12 Diberikan suku bunga efektif tahunan adalah 8%, Di antara kedua anus kas berikut ini, manakah yang memiliki nilai saat ini terbesar? A: 5.000.000 pada waktu 0,5 dan 5,000,000 pada waktu 1,5 B : 10.000.000 pada waktu 1 Solusi: Suku bunga yang digunakan dalam soal ini adalah suku bunga majemuk. Asumsi ini digunakan, karena di dalam soal tidak diberikan informasi tambahan mengenai suku bunga, Dengan demikian, nilai saat ini dari masing- masing anus kas adalah = 5.000.000 , $.000.000 PV(A) = Gogyes + (08) = 9.266.115,431 PU (B) = ore = 9.259.259,26 Jadi, arus kas A memiliki nilai saat ini terbesar. Penyelesaian contoh 1.12 dengan menggunakan software R adalah sebagai berikut. > Tibrary(Fincal) > BEpY-Simpte(0.08,0. 5, -5000000)+pv.simple(0.08,1.5,-5000000) > be-pv.simple(0.08,1, -10000000) >a {1} 9266115 > [1] 9259259 Sebagai tambahan, dengan menggunakan asumsi suku bunga majemuk, (1) cukup ditulis dengan v = +. Notasi v menyatakan faktor diskon (discount factor) dalam jangka waktu satu periode efektif, Dengan demikian, pada asumsi tingkat suku majemuk diperoleh v(e) = v* 1.5. Tingkat Diskon Penghitungan nilai suatu investasi dapat dilakukan melalui beberapa cara. Sebagai contoh, misalkan seorang investor yang menginginkan pendapatan sebesar 10% dari dalam kurun waktu satu tahun dari sebuah investasi. Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh investor tersebut agar memperaleh pendapatan yang diinginkan. 22 a) Cara 1: Menginvestasikan sejumlah uang pada awal tahun pada sebuah investasi_ yang memberikan tingkat imbal hasil tahunan 10%. Jadi, apabila investor tersebut menginvestasikan uang sebesar 10.000.000 pada awal tahun, maka investor tersebut akan mendapatkan 11.000.000 pada akhir tahun. b) Cara 2: Investor menginginkan sejumlah uang pada akhir tahun, sehingga investor tersebut mengambil diskon pada jumlah uang yang diinvestasikan. Sebagai contoh, misalkan investor _ tersebut menginginkan uang sebesar 10.000.000 pada akhir tahun, maka jumlah uang yang diinvestasikan oleh investor setara dengan nilai saat ini dari uang sebesar 10 juta di akhir tahun pertama pada suku bunga efektif 10% per tahun, yaitu 10.00.00 soomnne 9.090.909,091 Dengan demikian investor dapat menginvestasikan uang sebesar 9.090.909,091 pada saat ini, dan sebagai gantinya ia akan mendapatkan uang sebesar 10,000.00 pada akhir tahun. Selisih di antara kedua nilai tersebut, yaitu 10.000.000 — 9.090.909,091 = 909.090,909 disebut sebagai diskon. Dengan demikian, penghitungan diskon berkaitan erat dengan penghitungan nilai saat ini. Tingkat diskon (discount rate), dinotasikan dengan d, cukup sering digunakan pada teori suku bunga dan matematika aktuaria. Berikut ini adalah persamaan yang menyatakan tingkat diskon: Q+)= od= a) Dalam perspektif peminjam (borrower), tingkat diskon dapat diilustrasikan sebagai berikut: “Peminjam sepakat untuk mengembalikan uang sejumlah X dalam kurun waktu satu tahun, setelah ia menerima uang sebesar (1 — d)X pada saat ini.” Sedangkan dalam perspektif pemberi pinjaman (lender), tingkat diskon dapat diilustrasikan sebagai berikut: “Pemberi pinjaman sepakat untuk meminjamkan uang sebesar (1 — d)X pada saat ini. Sebagai gantinya, ia akan menerima uang sebesar X setelah satu tahun.” 23 Tingkat diskon efektif pada periode waktu [t,, tz] didefinisikan sebagai: a _ alts)-a(ty) _ Altz)-A(ty) _ _ total diskon pada waktu [ty.t3] (etal ~~ a(e:) CAE) —SS=«illal investasi akhir pada waktu ty Untuk periode waktu [¢,t + 1], tingkat diskon efektifnya adalah = alte )~a(t) _ A(e+1)-Ae) fea ate) Ae) Contoh 1.13 Diketahui i = 0,1. Hitunglah nilai d? Solusi: Pada subbab 1.3 telah dibahas mengenai suku bunga nominal. Dengan menggunakan konsep yang sama dengan suku bunga nominal, maka tingkat diskon juga dapat dituliskan dalam bentuk nominal. Tingkat diskon nominal (nominal rate of discount) yang dikonversikan/ dibayarkan (convertible/payable/compounded) m kali selama setahun dinotasikan dengan 40), Nilai tersebut setara dengan tingkat diskon efektif sebesar “ pada periode + tahun, Persamaan berikut ini menyatakan hubungan antara tingkat diskon efektif tahunan d dan tingkat diskon nominal 4. vad) =(1-£2)" +a = mf -- aa dengan m menyatakan jumlah periode konversi dalam waktu 1 tahun. Hal ini berarti bahwa terdapat m kali pembayaran dalam kurun waktu 1 tahun. Contoh 1.14 Misalkan diberikan tingkat diskon nominal tahunan 12% yang dikonversikan kuartalan. Maka nilai ini setara dengan tingkat diskon efektif sebesar 3% per kuartal. Tingkat diskon efektif tahunan adalah: ays 012 (1-2) a1-(1-%2 4 d = 0,1147072 24 Penyelesaian contoh 1.14 dengan menggunakan software R adalah sebagai berikut > Vibrary(rincal) >» ef _diskon=funetion(nom.d,n){ + efde1-C1-nomd/n) An + return(efd) > SF di skon(9.12,4) (1) 0.1147072 Ada 3 hal penting yang perlu-dicatat dari contoh 1.14 sehingga pembaca dapat membedakan antara tingkat diskon efektif per periode, tingkat diskon nominal tahunan, dan tingkat diskon efektif tahunan. a) Tingkat diskon efektif per periode konversi, yaitu tingkat diskon efektif per kuaral adalah $= 3%. b) Tingkat diskon nominal tahunan adalah d“) = 12%. cc) Tingkat diskon efektif tahunan adalah d = 11,47%. Persamaan berikut ini menyatakan hubungan antara suku bunga nominal é) dan tingkat diskon nominal d“? jem aty-* G+) = 0-9 % dengan m adalah periode Konversi dari suku bunga nominal, dan k adalah periode konversi dari tingkat diskon nominal. Contoh 1.15 Hitunglah nilai dari d‘) apabila diberikan i?) = 12%. Solusi: (442)"= con? = 6-8)" Dengan demikian diperoleh d@) = 2[1 — (1,01)~*] = 0,1159095 Penyelesaian contoh 1.15 dengan menggunakan software R adalah sebagai berikut, ef_dis t_of_i <- functi i,n, 5 eR ete Ulsnon imac f + return(efi) discount. of 4 (0.12, 12,2) is! 61159095 . 1.6. Hubungan antara Suku bunga, Tingkat Diskon & Faktor Diskon Pax subbab 1.4 telah dibahas secarasingkat mengenai aktor diskon, yang dinotasikan dengan v, yaitu » = +. Persamaan berikut ini menyatakan hubungan antara suku bunga i, tingkat diskon d, dan faktor diskon v: d=h=o(g)=00 Berdasarkan persamaan di atas, juga diperoleh hubungan berikut ini: 2 quaisvsvei-d - Selisih antara i dan d adalah: i ii” ii i-d=i- Contoh 1.16 Diketahui d = 0,08. Hitunglah nilai v dan i? Solusi: v=1-d=1-0,08=0,92 0,086956 Catat bahwa nilai saat ini (PV) dan nilai masa mendatang (FV) dari suatu investasi dengan waktu jatuh tempo adalah akhir tahun ke-¢ dapat dihubungkan melalui formula berikut ini: Notasi v sangat sering digunakan dalam penulisan aktuaria. Oleh karena itu, cukup banyak buku teks aktuaria menggunakan notasi v untuk menunjukkan faktor diskon dari suatu arus kas (cash flow). 26 1.7. Suku Bunga Kontinu dan Laju Banga Pada pembahasan di subbab 1.3, kita telah membahas mengenai suku bunga nominal tahunan yang dikonversikan m kali, Pada praktiknya, jika nila m semakin besar/menuju tak hingga (yaitu jika nilai dari Fs semakin kecil) om maka“ cendening akan mendekati suatu nilai, dan nilai tersebut bergantung, pada waktu ¢. Oleh karena itu, asumsikan untuk setiap nilai ¢ terdapat suatu nilai 6 sedemikian hingga memenuhi en) lim — = mo m Pada buku-buku aktuaria, nilai 6 disebut sebagai laju bunga (force of interest). Selain itu 6 juga disebut sebagai suku bunga nominal per satuan waktu t yang dikonversikan secara kontinu. Nilai 5 sangat berguna apabila kita ingin menghitung nilai masa mendatang atau nilai saat ini dari suatu arus kas apabila diasumsikan bahwa pembayaran bunga dilakukan secara kontinu. Nilai akumulasi pada waktu ke- t dari investasi awal sebesat 1 di tahun ke-0 apabila bunga terakumulasi secara kontinu adalah: at) = +f sermon Sebagai contoh, apabila diberikan suku bunga efektif tahunan adalah i = 10%, maka nilai akumulasi pada akhir tahun ke- ¢ adalah a(t) = (1,1) = ef #0 Terdapat perbedaan utama antara penghitungan dengan menggunakan asumsi suku bunga efektif tahunan dan suku bunga kontinu, Pada suku bunga efektif tahunan sebesar 10%, nilai akumulasi pada akhir tahun ke-2 akan menghasilkan nilai yang sama, baik pada penghitungan dengan menggunakan asumsi suku bunga tahunan maupun suku bunga kontinu, yaitu (1,1)? = 1,21. Akan tetapi, terdapat perbedaan apabila nilai akumulasi dihitung pada waktu yang mengandung pecahan (dalam tahun), misalkan saja ketika ¢ = 1,5. Pada tingkat suku bunga kontinu, nilai akumulasi yang didapatkan adalah (4,1) = 1,1537, sedangkan untuk suku bunga tahunan nilai akumulasinya adalah 1,1. Hal ini terjadi karena bunga hanya akan dibayarkan pada akhir tahun pada suku bunga efektif tahunan. Dengan kata lain, pada waktu t = 1,5 tahun, jumlah bunga yang didapatkan hanya berasal dari bunga di akhir tahun pertama saja. Fungsi ‘akumulasi yang telah dijelaskan sebelumnya mengimplikasikan bahwa uang sebesar 1 akan tumbuh secara kontinu pada suku bunga sebesar 27 §n(L.1) = 0,09531. Tingkat pertumbuhan kontinu ini akan selalu tetap/konstan dan dinotasikan dengan 6, Secara umum, apabila digunakan asumsi suku bunga majemuk, dengan nilai akumulasinya dapat dituliskan sebagai a(t) = (1 + i)', maka didapatkan persamaan berikut int a(t) = (14+! =e dengan 5 = In(1 +i) Kedua formula berikut ini menyatakan hubungan antara i, v dan & (+0! =e danyt = (140-8 = Secara umum, 6(¢), yaitu laju bunga pada waktu ke- ¢, dapat dituliskan sebagai “© a(t) dengan a(t) adalah fuingsi akumulasi pada waktu ke- ¢. Berdasarkan definisi tersebut, maka laju bunga dapat diinterpretasikan sebagai tingkat persentase bunga yang akan diperoleh oleh investor pada waktu ke-t, di mana nilainya sama dengan perubahan dari a(t) terhadap persentase dari a(t). Jika 5(¢) dan A(to,t) adalah fungsi kontinu dengan ¢ > fp, maka untuk fo St, S tz dan berdasarkan prinsip konsistensi berlaku Ata ta) = exp [Jf? (0) dt] Untuk laju bunga konstan, yaitu ketika a(t) = e®, maka diperoleh avo 5(t) = a Hal penting yang perlu dicatat adalah laju bunga tidak harus selalu bemilai Konstan sepanjang waktu, Dengan kata lain, laju bunga bisa saja berubah pada periode waktu yang berbeda. Kedua formula berikut ini menyatakan fungsi akumulasi dan fungsi diskon yang digunakan untuk menghitung nilai akumulasi dan nilai saat ini apabila diberikan nilai dari laju bunga 5. a(e) = exp({ 6, dr) v(t) = exp (- fp 5-dr) 6) Zmawy 28

You might also like