You are on page 1of 25

MEMAHAMI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.

13 TAHUN 2003:
MENGENAI KETENAGAKERJAAN

Disusun Oleh :
Kelompok 11 - IKM 3B
Aurellia Saraswati Winahyu Naiaputri ㅤㅤ 191221171
Faradiba Yasmin ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221172
Rizki Amalia Nerizaㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221173
Ulya Serly Amrillahㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221174
Nadia Izha Paramithaㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221175

DEPARTEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
ABSTRACT

Law of the Republic of Indonesia No. 13 Year 2003: Concerning Manpower discusses the
objectives and benefits for workers and companies in Indonesia. The purpose of this law is to
regulate employment in Indonesia, provide protection and rights for workers, and improve the
welfare of workers. This law also provides benefits for companies, namely providing legal
certainty and regulating work relations between companies and workers. With this law,
companies can obtain qualified and skilled workers, and can minimize legal risks that may
arise due to violations of labor rights. The content of this law is about detailed labor.

Keywords: Employment, Company, Law

ABSTRAK

Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003: Mengenai Ketenagakerjaan


membahas tentang tujuan dan manfaat bagi tenaga kerja dan perusahaan di Indonesia. Tujuan
dari UU ini adalah untuk mengatur ketenagakerjaan di Indonesia, memberikan perlindungan
dan hak-hak bagi tenaga kerja, serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. UU ini juga
memberikan manfaat bagi perusahaan, yaitu memberikan kepastian hukum dan mengatur
hubungan kerja antara perusahaan dan tenaga kerja. Dengan adanya UU ini, perusahaan dapat
memperoleh tenaga kerja yang berkualitas dan terampil, serta dapat meminimalisir risiko
hukum yang mungkin timbul akibat pelanggaran hak-hak tenaga kerja. Isi dari
undang-undang ini tentang ketenagakerjaan yang terperinci.

Kata Kunci: Ketenagakerjaan, Perusahaan, Undang-undang

PENDAHULUAN undang-undang yang sangat penting


bagi tenaga kerja dan perusahaan di
ㅤㅤㅤUndang-Undang Republik Indonesia. UU ini mengatur berbagai
Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang aspek ketenagakerjaan, seperti
Ketenagakerjaan merupakan hubungan kerja, perlindungan,
pengupahan, dan kesejahteraan, serta dianalisis dan disusun menjadi sebuah
hubungan industrial. Tujuan dari UU ini artikel yang dapat memberikan
adalah untuk mengatur ketenagakerjaan pemahaman yang lebih baik mengenai
di Indonesia, memberikan perlindungan tujuan dan manfaat UU RI No. 13
dan hak-hak bagi tenaga kerja, serta Tahun 2003 bagi tenaga kerja dan
meningkatkan kesejahteraan tenaga perusahaan di Indonesia. Dengan
kerja. UU ini juga memberikan manfaat menggunakan metode studi pustaka,
bagi perusahaan, yaitu memberikan diharapkan artikel ini dapat
kepastian hukum dan mengatur memberikan informasi yang akurat dan
hubungan kerja antara perusahaan dan terpercaya mengenai UU RI No. 13
tenaga kerja. Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Dalam artikel ini, akan dibahas
secara mendalam mengenai tujuan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
manfaat UU RI No. 13 Tahun 2003 bagi
tenaga kerja dan perusahaan di ㅤㅤUndang-Undang Republik
Indonesia. Dengan memahami UU ini, Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang
diharapkan tenaga kerja dan perusahaan Ketenagakerjaan memiliki isi yang
dapat memahami hak dan kewajiban cukup lengkap dan terdiri dari beberapa
masing-masing, serta dapat bab dan pasal. Isi dari UU ini meliputi
meningkatkan kesejahteraan dan landasan, asas, dan tujuan
produktivitas di tempat kerja.. pembangunan ketenagakerjaan,
kesempatan dan perlakuan yang sama
METODE dalam hal ketenagakerjaan, perencanaan
tenaga kerja dan informasi
ㅤㅤㅤMetode penelitian yang ketenagakerjaan, pelatihan kerja,
digunakan dalam artikel ini adalah studi penempatan tenaga kerja, perluasan
pustaka atau library research. Penelitian kesempatan kerja, penggunaan tenaga
ini dilakukan dengan cara kerja asing, hubungan kerja,
mengumpulkan data dari berbagai perlindungan, pengupahan, dan
sumber terpercaya, seperti jurnal, buku, kesejahteraan, serta hubungan
dan artikel ilmiah. Dalam penelitian ini, industrial.
data yang dikumpulkan kemudian
Tujuan dari UU RI No. 13 kesempatan kerja, pelatihan
Tahun 2003 adalah untuk mengatur kerja, dan penempatan kerja.
ketenagakerjaan di Indonesia,
memberikan perlindungan dan hak-hak Manfaat UU RI No. 13 Tahun 2003
bagi tenaga kerja, serta meningkatkan bagi perusahaan
kesejahteraan tenaga kerja. UU ini juga
memberikan manfaat bagi perusahaan, Manfaat UU RI No. 13 Tahun
yaitu memberikan kepastian hukum dan 2003 bagi perusahaan di Indonesia
mengatur hubungan kerja antara antara lain:
perusahaan dan tenaga kerja. 1. Memberikan kepastian hukum
dan mengatur hubungan kerja
Manfaat UU RI No. 13 Tahun 2003 antara perusahaan dan tenaga
bagi tenaga kerja kerja.
2. Memperoleh tenaga kerja yang
Manfaat UU RI No. 13 Tahun berkualitas dan terampil.
2003 bagi tenaga kerja di Indonesia 3. Meminimalisir risiko hukum
antara lain: yang mungkin timbul akibat
1. Perlindungan hak-hak tenaga pelanggaran hak-hak tenaga
kerja, seperti hak atas kerja.
keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moral Sumber jurnal terpercaya yang
kerja, serta perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini antara
sesuai dengan martabat. lain Sari dan Sari (2019), Dewi dan Sari
2. Meningkatkan kesejahteraan (2019), dan Nursadi (2008).
tenaga kerja, seperti pengupahan Sumber-sumber ini dipilih karena
yang adil dan layak, jaminan memiliki kredibilitas yang tinggi dan
sosial, dan perlindungan relevan dengan topik yang dibahas
terhadap diskriminasi. dalam artikel ini. Selain itu,
3. Memberikan kesempatan yang sumber-sumber ini juga memberikan
sama dalam hal informasi yang akurat dan terbaru
ketenagakerjaan, seperti mengenai UU RI No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.
Dengan memahami UU RI No. bab dan pasal. Tujuan dari UU ini
13 Tahun 2003 tentang adalah untuk mengatur ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan, diharapkan tenaga di Indonesia, memberikan perlindungan
kerja dan perusahaan dapat memahami dan hak-hak bagi tenaga kerja, serta
hak dan kewajiban masing-masing, meningkatkan kesejahteraan tenaga
serta dapat meningkatkan kesejahteraan kerja. UU ini juga memberikan manfaat
dan produktivitas di tempat kerja. bagi perusahaan, yaitu memberikan
Selain itu, diharapkan pemerintah dapat kepastian hukum dan mengatur
melakukan pengawasan dan penegakan hubungan kerja antara perusahaan dan
hukum terhadap pelanggaran hak-hak tenaga kerja. Dengan memahami UU RI
tenaga kerja, sehingga UU ini dapat No. 13 Tahun 2003 tentang
berjalan dengan baik dan memberikan Ketenagakerjaan, diharapkan tenaga
manfaat yang maksimal bagi tenaga kerja dan perusahaan dapat memahami
kerja dan perusahaan di Indonesia. hak dan kewajiban masing-masing,
serta dapat meningkatkan kesejahteraan
KESIMPULAN dan produktivitas di tempat kerja.
Selain itu, diharapkan pemerintah dapat
ㅤㅤㅤBerdasarkan hasil dan melakukan pengawasan dan penegakan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa hukum terhadap pelanggaran hak-hak
Undang-Undang Republik Indonesia tenaga kerja, sehingga UU ini dapat
No. 13 Tahun 2003 tentang berjalan dengan baik dan memberikan
Ketenagakerjaan memiliki isi yang manfaat yang maksimal bagi tenaga
cukup lengkap dan terdiri dari beberapa kerja dan perusahaan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Sari, R. P., & Sari, I. M. (2019). Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja di
Indonesia. Jurnal Hukum Terapan, 2(2), 1-10.
Dewi, N. K. C., & Sari, I. M. (2019). Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja di
Indonesia. Jurnal Hukum Terapan, 2(2), 1-10.
Nursadi, H. (2008). Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 Tahun 2003 tentang ... (n.d.-b).
https://peraturan.bpk.go.id/Download/31128/UU%20Nomor%2013%20Tahun%202003.
pdf
MEMAHAMI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK
INDONESIA NOMOR: KEP.186/MEN/1999 TENTANG UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA

Disusun Oleh :
Kelompok 11 - IKM 3B
Aurellia Saraswati Winahyu Naiaputri ㅤㅤ191221171
Faradiba Yasmin ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221172
Rizki Amalia Nerizaㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221173
Ulya Serly Amrillahㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221174
Nadia Izha Paramithaㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221175

DEPARTEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
ABSTRACT

The Indonesian Minister of Manpower Decree No. Kep-186/MEN/1999 on Fire


Management in the Workplace was made in 1999 to prevent, reduce, and extinguish
fires in the workplace and provide opportunities for safe passage from fire hazards,
control the spread of gas, smoke, and temperature. This decree aims to establish a
workplace fire suppression unit and conduct regular fire drills and rehearsals. The
research is conducted to evaluate the implementation of this decree at PT Pelindo IV
Balikpapan. The evaluation is conducted to determine the extent to which the company
has conducted preventive measures and field application on fire management,
development of OHS program in fire management, as well as how to maintain facilities
related to fire fighting equipment. This decision provides benefits for the workforce and
the company in improving work safety and preventing fires in the workplace.

Keywords: Fire, Employment, Work Safety

ABSTRAK

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan


Kebakaran di Tempat Kerja dibuat pada tahun 1999 untuk mencegah, mengurangi, dan
memadamkan kebakaran di tempat kerja serta memberikan kesempatan untuk jalan
yang aman dari bahaya kebakaran, mengontrol penyebaran gas, asap, dan suhu.
Keputusan ini bertujuan untuk membentuk unit penanggulangan kebakaran di tempat
kerja dan melakukan latihan dan gladi kebakaran secara berkala. Penelitian dilakukan
untuk mengevaluasi penerapan keputusan ini di PT Pelindo IV Balikpapan. Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan telah melakukan langkah
preventif dan aplikasi di lapangan tentang penanganan kebakaran, pengembangan
program K3 dalam penanggulangan kebakaran, serta bagaimana perawatan fasilitas
yang berhubungan dengan alat-alat pemadam kebakaran. Keputusan ini memberikan
manfaat bagi tenaga kerja dan perusahaan dalam meningkatkan keselamatan kerja dan
mencegah terjadinya kebakaran di tempat kerja.

Kata Kunci: Kebakaran, Ketenagakerjaan, Keselamatan kerja


PENDAHULUAN Balikpapan sesuai dengan Keputusan
Keputusan Menteri Tenaga Menteri Tenaga Kerja No. 186 Tahun
Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999 1999 Tentang Unit Penanggulangan
tentang Penanggulangan Kebakaran di Kebakaran Maka dari itu, karena
Tempat Kerja dibuat pada tahun 1999 kebakaran di tempat kerja dapat
untuk mencegah, mengurangi, dan menyebabkan kerugian material dan
memadamkan kebakaran di tempat korban jiwa yang signifikan, diperlukan
kerja serta memberikan kesempatan peraturan yang mengatur
untuk jalan yang aman dari bahaya penanggulangan kebakaran di tempat
kebakaran, mengontrol penyebaran gas, kerja untuk memungkinkan pengusaha
asap, dan suhu. Selain itu, keputusan ini memenuhi kewajiban mereka untuk
bertujuan untuk membentuk unit mencegah, mengurangi, dan
penanggulangan kebakaran di tempat memadamkan kebakaran di tempat
kerja dan melakukan latihan dan gladi kerja serta memberikan kesempatan
kebakaran secara berkala. Keputusan ini bagi pengusaha untuk membentuk unit
juga mengkategorikan tingkat potensi penangganan.
bahaya kebakaran menjadi 5, dan
pembentukan unit penanggulangan METODE PENELITIAN
kebakaran harus mempertimbangkan Metode penelitian yang
jumlah tenaga kerja dan klasifikasi dilakukan untuk mengevaluasi
tingkat bahaya kebakaran. penerapan penanggulangan kebakaran
Penelitian yang dilakukan oleh di tempat kerja sebagai implementasi
Siboro Impol, Munahar, dan Astrid Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
Clara Christianty (2019) menemukan No. Kep-186/MEN/1999 dapat
bahwa beberapa karyawan PT Pelindo menggunakan metode deskriptif melalui
IV Balikpapan tidak memiliki pendekatan observasional dengan
pemahaman yang memadai tentang menilai tingkat pemenuhan penerapan
penerapan penanggulangan kebakaran. sistem proteksi. Metode deskriptif yang
Oleh karena itu, peneliti ingin menggunakan pendekatan observasional
mempelajari lebih lanjut tentang dapat memberikan gambaran yang jelas
penerapan penanggulangan kebakaran tentang cara penanggulangan kebakaran
yang diterapkan oleh PT Pelindo IV diterapkan di tempat kerja dan dapat
menawarkan saran untuk perbaikan keselamatan dan pencegahan kebakaran
sistem pencegahan kebakaran yang ada. di tempat kerja. Keputusan ini baik
Dalam penelitian, dapat untuk perusahaan maupun tenaga kerja.
dilakukan dengan cara observasi Tenaga kerja dilindungi dan dijamin
lapangan dan wawancara dengan keselamatan mereka dari bahaya
karyawan K3LH yang menangani kebakaran di tempat kerja. Dalam
masalah kebakaran dapat. Selanjutnya, keputusan ini, pengusaha harus
informasi yang diperoleh dibandingkan mempertimbangkan kemungkinan jalan
dengan Standar Nasional Indonesia yang aman dari kebakaran. Pengurus
(SNI), yang mengatur standar juga harus menjaga K3 penanggulangan
operasional prosedur penanggulangan kebakaran dan melakukan latihan dan
kebakaran, proteksi kebakaran, dan gladi secara teratur. Keputusan ini
keselamatan bangunan. Dilakukan memberi perusahaan panduan dan
evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kewajiban untuk mencegah,
perusahaan telah menerapkan tindakan mengurangi, dan memadamkan
preventif dan aplikasi lapangan tentang kebakaran di tempat kerja serta
penanganan kebakaran, membuat memberikan kesempatan untuk
program K3 dalam penanggulangan menyelamatkan jalan dalam bahaya
kebakaran, dan merawat fasilitas yang kebakaran. Dengan demikian,
berkaitan dengan pemadam kebakaran. pengusaha diharapkan dapat memenuhi
Sehingga dapat menganalisis dan kewajiban mereka dalam mencegah,
mengevaluasi metode pencegahan dan mengurangi, dan memadamkan
penanggulangan kebakaran di tempat kebakaran di tempat kerja.
kerja untuk meningkatkan keselamatan Pengurus harus membentuk unit
kerja dan mencegah kebakaran. penanggulangan kebakaran atau
organisasi tanggap darurat kebakaran di
HASIL DAN PEMBAHASAN tempat kerja mereka untuk melindungi
Tujuan dari Keputusan Menteri dan mencegah kebakaran dan ledakan
Tenaga Kerja Republik Indonesia No. sesuai dengan Kepmenaker No. Kep
Kep-186/MEN/1999 tentang 186/Men/1999. Organisasi tanggap
Penanggulangan Kebakaran di Tempat darurat kebakaran adalah unit tugas
Kerja adalah untuk meningkatkan yang melakukan tugas khusus
fungsional di bidang kebakaran, dan 1. Meningkatkan kesadaran tenaga
petugas penanggulangan kebakaran kerja akan bahaya kebakaran di
adalah petugas yang ditunjuk dan diberi tempat kerja dan cara
wewenang tambahan untuk penanganannya.
mengidentifikasi dan mencegah 2. Meningkatkan kesiapan perusahaan
kebakaran. dalam menghadapi kebakaran di
Syarat untuk organisasi tanggap tempat kerja.
darurat, menurut Kepmen No. 3. Meningkatkan efektivitas
KEP.186/MEN/1999, adalah bahwa penanggulangan kebakaran di
setiap anggota telah memahami tempat kerja.
tanggung jawab masing-masing dan 4. Meningkatkan kualitas sistem
telah mengikuti pelatihan dan proteksi kebakaran di tempat kerja.
peninjauan organisasi tanggap darurat. 5. Meningkatkan keselamatan kerja
Struktur organisasi penanggulangan karyawan dan mencegah terjadinya
kebakaran terdiri dari petugas peran kecelakaan kerja akibat kebakaran.
kebakaran, regu penanggulangan Manfaat Keputusan Menteri Tenaga
kebakaran, koordinator unit Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999
penanggulangan kebakaran, dan ahli K3 Bagi Perusahaan
spesialis penanggulangan kebakaran Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
sebagai penanggung jawab teknis. No. Kep-186/MEN/1999 tentang
Manfaat Keputusan Menteri Tenaga Penanggulangan Kebakaran di Tempat
Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999 Kerja memberikan manfaat bagi
Bagi Tenaga Kerja perusahaan dalam meningkatkan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI keselamatan kerja dan mencegah
No. Kep-186/MEN/1999 ini terjadinya kebakaran di tempat kerja.
memberikan manfaat bagi tenaga kerja Beberapa manfaat yang dapat diperoleh
dan perusahaan dalam meningkatkan dari penerapan keputusan ini adalah:
keselamatan kerja dan mencegah 1. Meningkatkan kesiapan
terjadinya kebakaran di tempat kerja. perusahaan dalam menghadapi
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh kebakaran di tempat kerja.
dari penerapan keputusan ini adalah:
2. Meningkatkan efektivitas DAFTAR PUSTAKA
penanggulangan kebakaran di tempat Sari, R. P., & Kurniawan, D. (2018).
kerja. Studi Kasus: Evaluasi Sistem
3. Meningkatkan kualitas sistem Penanggulangan Kebakaran PT.
proteksi kebakaran di tempat kerja. Indogravure. Jurnal Teknik ITS, 7(2),
1-6.
KESIMPULAN Siboro, Impol, Munahar Munahar, and
Keputusan Menteri Tenaga Astrid Clara Christianty. "EVALUASI
Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999 PENERAPAN PENANGGULANGAN
tentang Penanggulangan Kebakaran di KEBAKARAN DI PT PELINDO IV
Tempat Kerja memberikan manfaat bagi BALIKPAPAN." IDENTIFIKASI 7, no.
tenaga kerja dan perusahaan dalam 1 (2021): 399-408.
meningkatkan keselamatan kerja dan Angela, T.A., 2006. Studi Kasus:
mencegah terjadinya kebakaran di Evaluasi Sistem Penanggulangan
tempat kerja. Implementasi keputusan Kebakaran PT. Indogravure. Kesmas:
ini dapat dilakukan dengan evaluasi Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
sistem penanggulangan kebakaran di (National Public Health Journal), 1(2),
tempat kerja untuk mengetahui sejauh pp.63-68.
mana perusahaan telah memenuhi SARBIAH, A., Kafit, M. and
kewajiban dalam mencegah, Safarindah, D.R., 2022. ANALISIS
mengurangi, dan memadamkan PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
kebakaran di tempat kerja serta KEBAKARAN PADA GUDANG CAT
memberikan kesempatan jalan DI PT. X KOTA BATAM TAHUN
menyelamatkan diri dalam bahaya 2018. Jurnal Kesehatan Ibnu Sina
kebakaran (J-KIS), 3(2).
MEMAHAMI SURAT EDARAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NOMOR
M/3/HK.04/III/2020: PERLINDUNGAN PEKERJA/BURUH DAN
KEBERLANGSUNGAN USAHA DALAM RANGKA PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN COVID-19

Disusun Oleh :
Kelompok 11 - IKM 3B
Aurellia Saraswati Winahyu Naiaputri ㅤㅤ 191221171
Faradiba Yasmin ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221172
Rizki Amalia Nerizaㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221173
Ulya Serly Amrillahㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221174
Nadia Izha Paramithaㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221175

DEPARTEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
ABSTRACT

The COVID-19 pandemic, which has spread to 215 countries, is not merely an
infectious disease caused by a virus but also disrupts all aspects of life, including the
economic, social, and cultural domains of Indonesia, particularly commercial activities
that have been severely affected. The government has issued various policies as part of
its COVID-19 mitigation efforts, including the Large-Scale Social Restrictions (PSBB)
policy, which has resulted in the reduction or loss of workers' rights. This situation has
necessitated the state to regulate labor relations and issue legal provisions, resulting in
the creation of the Minister of Manpower Circular Letter Number M/3/Hk.04/III/2020
on the Protection of Workers and Business Continuity in the Prevention and Handling of
COVID-19. The purpose of this circular letter is to provide guidance and instructions to
companies and workers regarding the protection of workers and business continuity in
the context of preventing and addressing the COVID-19 pandemic.

Key words: Policy, Occupational Safety and health, Pandemic.

ABSTRAK

Pandemi COVID-19 yang telah menyebar di 215 negara bukan hanya sekedar infeksi
penyakit yang disebabkan oleh virus tetapi juga melumpuhkan seluruh aspek kehidupan
mulai dari bidang ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia, khususnya kegiatan komersial
yang sangat terganggu. Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan sebagai
bentuk penanggulangan COVID-19 salah satunya yaitu kebijakan PSBB yang
mengakibatkan berkurang atau hilangnya hak pekerja. Kondisi ini yang kemudian
mengharuskan negara untuk segera mengatur hubungan kerja dan mengeluarkan aturan
hukum yang kemudian terbentuklah Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor M/3/Hk.04/III/2020 Tentang Perlindungan Pekerja/Buruh Dan
Kelangsungan Usaha Dalam Rangka Pencegahan Dan Penanggulangan COVID-19.
Tujuan dari surat edaran ini adalah untuk memberikan arahan dan petunjuk kepada
perusahaan dan tenaga kerja terkait dengan perlindungan pekerja/buruh dan
kelangsungan usaha dalam rangka pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19.
Kata Kunci: Kebijakan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Pandemi.
PENDAHULUAN
Pandemi COVID-19 yang telah menyebar di 215 negara bukan hanya sekedar
infeksi penyakit yang disebabkan oleh virus tetapi juga melumpuhkan seluruh aspek
kehidupan mulai dari bidang ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia, khususnya
kegiatan komersial yang sangat terganggu. Pandemi Covid-19 juga sangat mengganggu
kegiatan perekonomian serta memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian
sebagian besar negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hampir semua jenis usaha
mengalami penurunan, terutama jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
seperti perhotelan, pariwisata, penerbangan, ritel dan restoran terkena dampaknya yaitu
mengalami penurunan omzet yang signifikan. Hal ini menyebabkan perusahaan yang
masih bertahan tersebut terpaksa harus memberhentikan pekerjanya dan bahkan
sebagian lainnya melakukan pengurangan dengan memutuskan hubungan kerja terhadap
pekerjanya.
Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan sebagai bentuk
penanggulangan COVID-19 salah satunya yaitu kebijakan PSBB yang mengakibatkan
berkurang atau hilangnya hak pekerja. Kondisi ini yang kemudian mengharuskan negara
untuk segera mengatur hubungan kerja dan mengeluarkan aturan hukum yang kemudian
terbentuklah Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
M/3/Hk.04/III/2020 Tentang Perlindungan Pekerja/Buruh Dan Kelangsungan Usaha
Dalam Rangka Pencegahan Dan Penanggulangan COVID-19. Tujuan dari surat edaran
in adalah untuk memberikan arahan dan petunjuk kepada perusahaan dan tenaga kerja
terkait dengan perlindungan pekerja/buruh dan kelangsungan usaha dalam rangka
pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19.

METODE
Metode yang digunakan oleh penulis adalah telaah literatur mengenai SE Menteri
Ketenagakerjaan RI No. M/3/Hk.04/III/2020 mengenai Perlindungan Pekerja/Buruh dan
Kelangsungan Usaha Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari SE Menteri, yang
kemudian dikumpulkan dan dianalisis dan disusun menjadi sebuah artikel yang dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai tujuan dan manfaat.
HASIL DAN DISKUSI
Perlindungan pekerja/buruh dan kelangsungan usaha dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan COVID-19 adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan
berbagai pihak terkait untuk melindungi kesejahteraan pekerja serta menjaga
berlanjutnya operasi bisnis selama pandemi COVID-19. Upaya ini bertujuan untuk
memitigasi risiko penularan virus, menjaga stabilitas ekonomi, dan memastikan bahwa
hak dan kebutuhan pekerja terpenuhi. SE Menteri mengenai hal ini mencakup
usaha-usaha pemerintah untuk memastikan kesejahteraan pekerja/buruh dalam rangka
menanggapi kondisi pandemi silam.
TUJUAN SURAT EDARAN MENTERI No. M/3/Hk.04/III/2020

Tujuan surat edaran menteri mengenai Perlindungan Pekerja/Buruh dan Kelangsungan


Usaha Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 adalah untuk
memberikan pedoman, aturan, dan panduan kepada perusahaan, pekerja, dan pihak
terkait dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19. Surat edaran ini bertujuan untuk
mencapai beberapa tujuan utama, antara lain:

● Pencegahan Penularan COVID-19: Memastikan bahwa perusahaan dan pekerja


memahami tindakan pencegahan yang harus diambil untuk mengurangi risiko
penularan COVID-19 di tempat kerja. Ini mencakup penggunaan masker, jaga
jarak, serta tindakan higienis lainnya.
● Perlindungan Kesehatan Pekerja: Menjamin bahwa pekerja memiliki akses ke
fasilitas kesehatan dan perlindungan yang cukup. Pekerja yang sakit atau
terpapar COVID-19 harus diberikan izin sakit dengan gaji penuh dan akses ke
perawatan medis yang memadai.
● Kebijakan dan Prosedur yang Jelas: Menetapkan kebijakan dan prosedur yang
jelas terkait dengan pandemi COVID-19, seperti tata cara melaporkan gejala,
mengajukan izin sakit, atau bekerja dari rumah.

MANFAAT SURAT EDARAN MENTERI No. M/3/Hk.04/III/2020

Surat edaran menteri mengenai perlindungan pekerja/buruh dan kelangsungan usaha


dalam rangka pencegahan dan penanggulangan COVID-19 memiliki manfaat penting
yang mencakup berbagai aspek. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari surat
edaran tersebut:

1. Memastikan Kesehatan dan Keselamatan Pekerja,


2. Sebagai himbauan pencegahan penularan COVID-19,
3. Sebagai payung perlindungan hak pekerja selama pandemi.

REFERENSI
Surat Edaran Menaker Nomor M/3/HK.04/III/2020 Tentang Perlindungan
Pekerja/Buruh dan Kelangsungan Usaha dalam Rangka Pencegahan dan
Penanggulangan COVID-19
MEMAHAMI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI RI NO.PER-08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT
PELINDUNG DIRI

Disusun Oleh :
Kelompok 11 - IKM 3B
Aurellia Saraswati Winahyu Naiaputri ㅤㅤ 191221171
Faradiba Yasmin ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221172
Rizki Amalia Nerizaㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221173
Ulya Serly Amrillahㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221174
Nadia Izha Paramithaㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 191221175
DEPARTEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023

ABSTRAK

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per-08/MEN/VII/ 2010


tentang Alat Pelindung Diri (APD) dibentuk untuk melindungi tenaga kerja dari risiko
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Penggunaan APD yang tepat dapat
mengurangi risiko tersebut sehingga dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja,
menurunnya kasus akibat kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja, dan
mengurangi biaya perusahaan akibat kecelakaan kerja. Selain itu, peraturan ini juga
memberikan perlindungan hukum bagi tenaga kerja dan perusahaan dalam hal terjadi
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Manfaat memahami peraturan ini bagi
tenaga kerja adalah dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan APD
yang tepat untuk melindungi diri dari risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Sedangkan bagi perusahaan, memahami peraturan ini dapat membantu dalam memilih
dan menyediakan APD yang tepat untuk tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan mengurangi biaya akibat kecelakaan kerja. Peraturan ini harus
dipatuhi oleh semua perusahaan dan tenaga kerja agar dapat memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu, sangat penting bagi tenaga kerja dan
perusahaan untuk memahami peraturan ini dan menerapkannya dengan benar.

Kata kunci : Alat Pelindung Diri, Kecelakaan Kerja, Peraturan


ABSTRACT

Regulation of the Minister of Manpower and Transmigration No.Per-08/MEN/VII/2010


on Personal Protective Equipment (PPE) was established to protect workers from the
risk of work accidents and occupational diseases. Proper use of PPE can reduce these
risks so as to increase labor productivity, reduce cases due to work accidents and
occupational diseases, and reduce company costs due to work accidents. In addition,
this regulation also provides legal protection for workers and companies in the event of
a work accident or occupational disease. The benefit of understanding this regulation for
workers is that it can increase awareness of the importance of proper use of PPE to
protect themselves from the risk of work accidents and occupational diseases. As for
companies, understanding this regulation can help in choosing and providing the right
PPE for the workforce so as to increase productivity and reduce costs due to work
accidents. This regulation must be complied with by all companies and workers in order
to meet occupational safety and health standards. Therefore, it is very important for
workers and companies to understand these regulations and apply them properly.

Keywords: Personal Protective Equipment, Work Accidents, Regulations

PENDAHULUAN

Pada era industri seperti saat ini, keselamatan kerja menjadi hal yang sangat penting
bagi tenaga kerja dan perusahaan. Kondisi kerja yang tidak aman dan implementasi
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang kurang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja yang berakibat fatal bagi tenaga kerja dan merugikan perusahaan.
Berdasarkan data dari International Labour Organization (ILO), penyakit akibat kerja
dan kecelakaan kerja mencapai angka sebanyak 1,2 juta kematian di setiap tahunnya.
Sedangkan di Indonesia sendiri rata-rata per tahun dari kasus kecelakaan kerja mencapai
99.000 kasus. Kecelakaan kerja tersebut terjadi karena kurangnya sebuah perusahaan
dalam melindungi pekerja melalui penggunaan APD.

Penggunaan APD berperan sangat penting terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI mengeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.Per-08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Tujuan dari peraturan ini adalah
untuk meningkatkan keselamatan kerja dan kesehatan tenaga kerja di Indonesia.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka atau library research. Penelitian
ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber terpercaya, seperti
jurnal, buku, dan artikel ilmiah. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan
disusun menjadi sebuah artikel yang dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
mengenai tujuan dan manfaat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.Per-08/MEN/VII/ 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja dan
perusahaan di Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per-08/MEN/VII/ 2010


tentang Alat Pelindung Diri (APD) berperan untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya
fisik, kimia, dan biologis di tempat kerja. Pemakaian alat pelindung diri di tempat kerja
dapat melindungi pekerja dari risiko cedera dan penyakit akibat paparan bahan
berbahaya. Ketersediaan APD yang sesuai dengan kebutuhan pekerja merupakan
kewajiban bagi suatu perusahaan. Tak hanya itu, perusahaan juga harus memasang
rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja dan memberikan
pelatihan kepada tenaga kerja tentang penggunaan APD yang benar.
Tujuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.Per-08/MEN/VII/ 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) Bagi Tenaga Kerja
Berikut beberapa tujuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.Per-08/MEN/VII/ 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja :
1. Memberikan perlindungan hukum bagi tenaga kerja.
2. Meningkatkan kesadaran penggunaan APD di tempat kerja.
3. Meningkatkan kepatuhan dalam penggunaan APD yang benar.
4. Melindungi tenaga kerja dari bahaya fisik, kimia, dan biologi di tempat kerja.
5. Mengurangi risiko cedera dan penyakit akibat kerja.
6. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.

Manfaat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI


No.Per-08/MEN/VII/ 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) Bagi Tenaga Kerja
Berikut beberapa manfaat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.Per-08/MEN/VII/ 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja :
1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai pengertian, jenis, dan
fungsi dari Alat Pelindung Diri (APD).
2. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
3. Megetahui hak-hak yang didapatkan mengenai APD di tempat kerja.

Tujuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI


No.Per-08/MEN/VII/ 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) Bagi Perusahaan
Berikut beberapa tujuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.Per-08/MEN/VII/ 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) bagi perusahaan :
1. Mengatur mengenai APD yang harus disediakan oleh perusahaan.
2. Mengatur kewajiban perusahaan untuk melakukan pelatihan.
3. Mengatur kewajiban perusahaan untuk memasang rambu-rambu penggunaan
APD yang benar di tempat kerja.
Manfaat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.Per-08/MEN/VII/ 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) Bagi Perusahaan
Berikut beberapa manfaat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
No.Per-08/MEN/VII/ 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) bagi perusahaan :
1. Mengetahui bagaimana pengelolaan dan manajemen APD di tempat kerja.
2. Mencegah perusahaan mendapatkan sanksi sesuai yang tertulis.
3. Meningkatkan keselamatan kerja.
4. Membantu perusahaan dalam memilih dan menyediakan APD yang tepat bagi
tenaga kerja.

KESIMPULAN
Keselamatan kerja menjadi hal yang sangat penting bagi tenaga kerja dan perusahaan.
Penggunaan APD yang benar memiliki peranan penting terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI mengeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI No.Per-08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Tujuan dari
peraturan ini adalah untuk meningkatkan keselamatan kerja dan kesehatan tenaga kerja
di Indonesia. Pemakaian alat pelindung diri di tempat kerja dapat melindungi pekerja
dari risiko cedera dan penyakit akibat paparan bahan berbahaya. Ketersediaan APD
yang sesuai dengan kebutuhan pekerja merupakan kewajiban bagi suatu perusahaan.
Alat Pelindung Diri (APD) berperan untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya fisik,
kimia, dan biologis di tempat kerja. Pemakaian alat pelindung diri di tempat kerja dapat
melindungi pekerja dari risiko cedera dan penyakit akibat paparan bahan berbahaya.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, H. P. P. (2021). Penerapan Penggunaan Apd Di Dunia Konstruksi


Berdasarkan Regulasi Yang Berlaku. Jurnal Dimensi Pratama Teknik
Sipil, 10(2), 155-161.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per-08/MEN/VII/ 2010


tentang Alat Pelindung Diri. (2010). JDIH Kemnaker.
https://jdih.kemnaker.go.id/asset/data_puu/peraturan_file_PER08.pdf

You might also like