You are on page 1of 6

TUGAS 3

MATA KULIAH ADMINISTRASI PERTANAHAN

Disusun Oleh:

MUTIARA MARHADINI SIMAMORA

050493342

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA

2023
1. Jelaskan Ruang Lingkup dan Dasar Hukum Peralihan Hak Atas Tanah !

Ruang lingkup peralihan hak atas tanah adalah perpindahan hak atas tanah dari
satu orang atau badan hukum kepada orang atau badan hukum lain. Peralihan hak
atas tanah dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti jual-beli, hibah, waris,
tukar menukar, pemberian sebagai balas jasa, dan lain-lain.

Dasar hukum peralihan hak atas tanah adalah Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) dan Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah.

Berdasarkan UUPA, peralihan hak atas tanah dapat terjadi karena:

 Jual-beli;

 Hibah;

 Wasiat;

 Pewarisan;

 Tukar menukar;

 Pemberian sebagai balas jasa;

 Peleburan hak-hak atas tanah;

 Pemecahan hak-hak atas tanah;

 Penggabungan hak-hak atas tanah;

 Penghapusan hak-hak atas tanah;

 Pembubaran badan hukum;

 Peralihan hak atas tanah dari orang-orang yang tidak cakap;

 Peralihan hak atas tanah dari orang-orang yang meninggal dunia tanpa
meninggalkan ahli waris;

 Peralihan hak atas tanah dari pihak yang tidak berhak;


 Peralihan hak atas tanah dari pihak yang menguasai tanah secara melawan
hukum;

 Peralihan hak atas tanah dari pihak yang menguasai tanah berdasarkan
perjanjian yang tidak sah;

 Peralihan hak atas tanah dari pihak yang menguasai tanah berdasarkan
keputusan pengadilan yang tidak berkekuatan hukum tetap.

Berdasarkan PP Nomor 10 Tahun 1961, peralihan hak atas tanah harus dibuktikan
dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Akta tersebut
harus didaftarkan di Kantor Pertanahan setempat.

2. Kebijakan-Kebijakan Penggunaan Tanah !

Kebijakan penggunaan tanah adalah upaya pemerintah untuk mengatur dan


mengendalikan pemanfaatan tanah agar dapat digunakan secara optimal dan
berkelanjutan. Kebijakan penggunaan tanah dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:

 Kebijakan penggunaan tanah secara makro, yaitu kebijakan yang mengatur


penggunaan tanah secara luas, mencakup seluruh wilayah negara.
Kebijakan ini biasanya ditetapkan oleh pemerintah pusat.

 Kebijakan penggunaan tanah secara mikro, yaitu kebijakan yang mengatur


penggunaan tanah secara spesifik, mencakup wilayah tertentu. Kebijakan
ini biasanya ditetapkan oleh pemerintah daerah.

Kebijakan penggunaan tanah yang umum diterapkan di Indonesia antara lain:

 Kebijakan penataan ruang, yaitu kebijakan yang mengatur pemanfaatan


ruang secara terpadu dan berkelanjutan. Kebijakan ini bertujuan untuk
mewujudkan tata ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

 Kebijakan pertanahan, yaitu kebijakan yang mengatur hak-hak atas tanah


dan penggunaan tanah. Kebijakan ini bertujuan untuk mewujudkan
kepastian hukum dan keadilan dalam pemanfaatan tanah.
 Kebijakan lingkungan hidup, yaitu kebijakan yang mengatur perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup. Kebijakan ini bertujuan untuk
mewujudkan lingkungan hidup yang sehat dan lestari.

3. Jelaskan Sistem Informasi Pertanahan !

Sistem informasi pertanahan adalah suatu sistem yang terdiri dari serangkaian
komponen yang saling terkait dan bekerja sama untuk mengumpulkan, mengolah,
menyimpan, dan menyajikan data dan informasi pertanahan. Sistem informasi
pertanahan bertujuan untuk mendukung pengelolaan tanah secara efektif dan
efisien.

Komponen-komponen sistem informasi pertanahan antara lain:

 Data dan informasi pertanahan, yaitu data dan informasi yang berkaitan
dengan tanah, seperti hak-hak atas tanah, pemilik tanah, pemanfaatan
tanah, dan lain-lain.

 Sumber data dan informasi pertanahan, yaitu instansi atau lembaga yang
menghasilkan data dan informasi pertanahan.

 Perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu perangkat fisik dan perangkat
lunak yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan
menyajikan data dan informasi pertanahan.

 Sumber daya manusia, yaitu tenaga kerja yang terlibat dalam pengelolaan
sistem informasi pertanahan.

Sistem informasi pertanahan di Indonesia dikelola oleh Badan Pertanahan


Nasional (BPN). BPN bertugas untuk menyelenggarakan penataan ruang,
pertanahan, dan tata batas wilayah.

Kesimpulan

Peralihan hak atas tanah merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan
tanah. Kebijakan penggunaan tanah bertujuan untuk mengatur dan mengendalikan
pemanfaatan tanah agar dapat digunakan secara optimal dan berkelanjutan. Sistem
informasi pertanahan merupakan sarana yang penting untuk mendukung
pengelolaan tanah secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, P. P. (2007, April). Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang. Diambil kembali dari BPK RI:
https://peraturan.bpk.go.id/Details/39908/uu-no-26-tahun-2007

Indonesia, P. R. (1960, September). Undang-undang (UU) Nomor 5 Tahun 1960 tentang


Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Diambil kembali dari BPK RI:
https://peraturan.bpk.go.id/Details/51310/uu-no-5-tahun-1960

Indonesia, P. R. (1997, Juli). Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang


Pendaftaran Tanah. Diambil kembali dari BPK RI.

Indonesia, P. R. (2016, September). Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala


Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2016 tentang Sistem Informasi
Pertanahan. Diambil kembali dari BPK RI.

You might also like