You are on page 1of 13
TANAMAN PENYERAP LIMBAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Teknik Penyehatan, Dosen Pengampu: Muhammad Amin, 8.T., M.T. ARRsITAS yy Disusun oleh: Verdhi Adnan Qur Rachim 2240503123 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TIDAR 2023 1B dip! sngen Conscarnar A. JURNAL PENELITIAN TENTANG TANAMAN PENYERAP LIMBAH 1. Judul — Pengolahan Limbah Cair Domestik Dengan Biofilter Aerob ‘Menggunakan Media Bioball Dan Tanaman Kiambang Penulis — : Mega Filliazati, Isna Apriani dan Titin Anita Zahara Link: https://jurnal.untan.ac.id/index.php/imtluntan/article/view/4028 Gambar : Gambar 1; Tanaman Kiambang hups://id. wikipedia.org/wiki/Kiambang_(tumbuhan) Resume: Air limbah domestik (greywater) merupakan air buangan yang berasal dari kegiatan dapur, toilet, wastafel dan sebagainya yang jika langsung dibuang ke Jingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu akan menyebabkan pencemaran dan dampak terhadap kehidupan di air. Salah satu upaya dalam ‘mengelola limbah domestik yaitu dengan pengolahan biofilter aerob menggunakan ‘media bioball dan tanaman kiambang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi penurunan BOD, minyak dan lemak pada limbah rumah makan dengan pengolahan biofilter aerob menggunakan media bioball dan tanaman kiambang. roses penelitian ini meliputi proses pembiakan bakteri (seeding) selama 2 minggu, dilanjutkan dengan aklimatisasi selama 3 hari dengan arah aliran down flow-up flow dan dilakukan secara duplo di Laboratorium menggunakan reaktor yang terbuat dari kaca dengan dimensi tertentu, bioball dan tanaman kiambang dan debit 0,34 ml/detik menghasilkan efisiensi penurunan BOD sebesar 68,98% dari Konsentrasi awal BOD 785,5 mg/l menjadi 235,29 mg/l. Sedangkan efisiensi penurunan minyak lemak sebesar 96,60% dari konsentrasi awal 5213 mg/l menjadi 177.5 mg/l. Dati hasil penelitian yang dilakukan, pengolahan dengan bioball dan tanaman kiambang mampu menurunkan parameter khususnya BOD dan minyak Jemak, tetapi nilai tersebut masih diatas baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003. 1B dip! sngen Conscarnar 2. Judul —: Pengolahan Limbah Cair Organik Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Dengan Metode Fitoremediasi Dengan Tumbuhan Kiambang (Pistia Stratiotes L) Penulis =: Muhammad Alfasyimi Link https://repository.ar-raniry.ac,id/id/eprin/21577/ Gambar + org/wiki/Kiambang_(umbuhan} Resume + Rumah Potong Ayam (RPA) merupakan industri pengolahan ayam hidup menjadi bahan konsumsi yang siap olah, RPA dibedakan atas RPA skala kecil (tradisional) maupun RPA skala besar (pabrik pengolahan ayam). RPA dapat menjadi salah satu penyebab polusi pada lingkungan sekitar. Fitoremediasi dengan sistem wetlands lahan basa buatan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pengolahan Limbah Cair Organik Rumah Pemotongan Ayam (RPA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tumbuhan Pistia Stratiotes L dalam menurunkan kadar pencemar pada pengolahan Air Limbah Rumah Pemotongan Ayam (RPA) dengan system wetlands lahan basa buatan. Perlakuan terditi dari 2 varias pada bak reaktor pertama jumlah variasi tanamnya 10 dan pada bak kedua 20 tumbuhan. Dengan variasi waktu selama 5 hari (HS), 8 hari (H8), dan 10 hari (110). Hasil analisis ‘menunjukkan bahwa jumlah tumbuhan dan lama waktu tinggal berpengaruh terhadap penurunan kadar pencemar pada Limbah Rumah Pemotongan Ayam (RPA). Penurunan kadar pencemar yang paling efektif terjadi pada hari ke 10 pada bak reaktor yang ke 2 dengan jumlah 20 tumbuhan dengan persentase penurunan BOD sebesar 90.9%, COD sebesar 96.78%, dan TSS sebesar 96.27%. Sementara parameter pH mengalami kenaikan selema 10 hari tersebut akan tetapi masih memenuhi baku mutu limah cair. Hasil pengukuran juga ‘menunjukkan bahwa efektifitas penurunan kadar pencemar ditentukan oleh jumlah tumbuhan dan waktu tinggal semakin sedikit jumlah tumbuhan dan 1B dip! sngen Conscarnar singkatnya waktu tinggal maka semakin efektif dalam menurunkan BOD, COD, dan TSS. Hal ini kemungkinan disebabkan karena banyaknya mikrorganisme pemecah bahan organik tidak sebanding dengan ketersediaan oksigen di dalam limbah, sehingga menyebabkan mikrorganisme tidak mampu memecah bahan organik dengan efektif. 3. Judul —_ : Pengolahan Limbah Cair Hotel Aston Braga City Walk dengan Proses Fitoremediasi menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok Penulis : Debora F. Sitompul, Mumu Sutisna,dan Kaneitra Pharmawati Link —_: https://ejurnal_itenas.ac.id/index.php/lingkungan/article/view/346/396 Gambar : Gambar 3; Tumbuhan Eceng Gondok hutps://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok Resume; Status kota Bandung sebagai kota wisata menyebabkan peningkatan jumlah hotel yang memberi dampak terhadap timbulan limbah cair. Limbah cair dari hasil kegiatan perhotelan dapat diolah secara fisika, kimia maupun biologi. Dari ketiga jenis pengolahan ini, pengolahan biologi merupakan cara pengolahan yang paling ekonomis. Pengolahan biologi yang dapat diterapkan dalam kegiatan perhotelan adalah fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan proses dimana tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di akar tumbuhan bermutualisme dan melakukan pengolahan tethadap parameter-parameter yang terdapat pada limbah cair. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah BOD, COD, TSS, pH, bau, dan kekeruhan. Pada penelitian ini diterapkan tiga jenis perlakuan yaitu perlakuan I (limbah saja), perlakuan II (limbah+ 1 eceng gondok), dan perlakuan III (limbah + 2 eceng gondok). Waktu kontak yang digunakan adalah 0, 2, 4, 6 dan 8 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap perlakuan memiliki nilai efisiensi yang tinggi untuk mengolah parameter BOD, TSS dan kekeruhan dengan waktu kontak {D dip! ingen Camscanner 4. optimum selama 6 hari, dan secara umum perlakuan III merupakan perlakuan terbaik yang memiliki nilai efisiensi sebesar 84,48 % untuk penyisihan BOD, 89,95% untuk penyisihan TSS, dan 87,76 % untuk penyisihan kekeruhan. Judul_: Pengolahan Limbah Cair Domestik Menggunakan Tanaman Kayu Apu (Pistia Stratiotes L.) Dengan Teknik Tanam Hidroponik Sistem Dft (Deepflowtechnique) Penulis —: Wiweka Arif W., Ruslan Wirosoedarmo,dan Liliya Dewi Susanawati Link + https://jsal.ub.ac.id/index. php/jsaV/article/view/134/115 Gambar_: Gambar 4; Tumbuhan Kayu Apu https://himasuperindoblog. files. wordpress.com/2017/1 I/kayu-apu.jpz Resume: Di Indonesia, sumber penghasil limbah cair terbesar berasal dari aktivitas rumah tanga. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode penanganan yang tepat untuk mengolah timbah cair domestik. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah fitoremediasi. Dalam penetitian ini digunakan tanaman kayu apu (PistiastratiotesL.) yang ditanam_— dengan teknik —_hidroponik— DFT (DeepFlowTechnique) untuk mengolah limbah cair domestik dari MCK Terpadu Tlogomas Malang. Kayu apu (PistiastratiotesL.) sebagai tumbuhan air memiliki potensi dalam menurunkan kadar pencemar air limbah yang memiliki kadar organik tinggi. Kemampuan mencengkeram lumpur dengan berkas-berkas akarnya dapat dimanfaatkan sebagai pembersih air sungai yang sangat kotor. Tanaman kayu apu (PistiastratiotesL.) mempunyai keunggulan seperti daya berkecambah yang tinggi, pertumbuhan cepat, tingkat absorbsi atau penyerapan unsur hara dan air yang besar, mudah ditemukan, dan daya adaptasi yang tinggi terhadap iklim. Penelitian ini menggunakan sistem recirculatingbatch. Penelitian ini menggunakan 2 faktor perlakuan, yaitu Jama waktu retensi Shari (A3) dan 6 hari (A6) serta pemberian {D dip! ingen Camscanner aerasi B1 (tanpa penambahan aerasi) dan B2 (dengan penambahan aerasi) dimana pada setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama waktu retensi 6 hari dengan penambahan aerasi (A6B2) paling efisien dalam pengolahan limbah cair domestik. Efisiensi penurunan maksimal tethadap nilai COD 65,06%, TSS 19,99%, serta minyak dan lemak sebesar 37,10%. Sedangkan untuk nilai BOD terjadi peningkatan sampai 45,35% dikarenakan adanya tanaman yang mati dan akar tanaman yang rontok sehingga menambah Kandungan bahan organik dalam air limbah. Judul —_; Pengolahan Limbah Cair Domestik dengan Tanaman Eceng Gondok (Bichornia Crassipes) untuk Menghasilkan Air Bersih di Perumahan Green Tombro Kota Malang. Penulis — : Anita Rahmawati,dan Warsito Link —_; https://jsal.ub.ac.id/index.php/jsaV/article/view/134/115, Gambar : Gambar 5; Tumbuhan Eceng Gondok hups://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok Resume =: Hampir semua pemukiman di Indonesia khususnya di Kota Malang membuang limbah hasil aktivitas cuci, mandi, dan dapur langsung ke saluran pembuangan air tanpa diolah terlebih dahulu, sehingga menimbulkan bau tak sedap dan menimbulkan berbagai penyakit. Sebelum air limbah dibuang ke badan air, ataupun dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan irigasi, maka air limbah tersebut perlu ditampung dan diolah terlebih dahulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode filtrasi dan pemanfaatan tanaman eceng gondok (eichornia crassipes) sebagai media penyerap polutan limbah cair domestik. Karakteristik limbah cair domestik sebelum terjadi pengolahan di Perumahan Green Tombro Kota Malang yaitu memiliki pH = 9, kandungan COD sebesar 296,45 mg/l, dan kandungan BOD sebesar 14,813 mg/l, Sedangkan setelah mengalami proses {D dip! ingen Camscanner pengolahan, karakteristik limbah cair domestik memiliki pH = 7 (dikatakan netral), kandungan COD sebesar 296,45 mg/l dan kandungan BOD sebesar 80,85 mg/l, yang berarti sudah memenuhi ketentuan baku mutu air limbah cair domestik yang mengacu pada peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia No. P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016. Judul _: Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Dengan Metode Filtrasi Dan Fitoremediasi Menggunakan Tanaman Eceng Gondok (ichhornia Crassipes) Penulis : Adzani Ghani Iimannafian, Ema Lestari,dan Fitria Khairunisa Link —_ hitps://ejurnal.bppt.go.id/index. php/JTL/article/view/4012 Gambar_: Gambar 6: Tumbuhan Eceng Gondok https://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok Resume: Kegiatan operasional Pabrik Kelapa Sawit menghasilkan produk samping (By-Product) salah satunya limbah cair yang berbau, berwarna, mengandung nilai COD, BOD serta TSS yang tinggi berpotensi_ mencemari lingkungan, sebingga pengolahan limbah cair di pabrik kelapa sawit sangat penting. Filtrasi dan fitoremediasi adalah metode yang dapat digunakan dalam mengolah Jimbah cair pabrik kelapa sawit, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit dengan metode filtrasi dan fitoremediasi menggunakan tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes). Metode penelitian ini meliputi proses sampling, membuat bak reaktor berukuran 60 em x 40 cm x 40 cm dengan 4 media penyaring (pasir, kerikil, serabut kelapa dan spons), Kemudian melakukan pengenceran limbah cair pabrik kelapa sawit dengan Konsentrasi 100%, 75% dan 50%, fitoremediasi, penyaringan dan pengujian sampel parameter BOD, COD, TSS, pH dan Uji sifat fisik meliputi warna, aroma dan kekeruhan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa aplikasi pengolahan limbah PKS dengan tanaman enceng gondok belum efektif, dengan ditunjang hasil penelitian {D dip! ingen Camscanner sebagai berikut ; 100%, 75%, dan 50% dengan kadar BOD berturut-turut 894,7 mg/l, 304,15 mg/l, dan 77,03 mg/l, kadar COD berturut-turut 4,320 mg/l, 1.120 mg/l dan 440 mg/l, kadar TSS berturut-turut 400 mg/l, 200 mg/l dan 0 mg/l dan pH berturut-turut 8, 8, dan 9. . Judul : Pengolahan Air Limbah dari Kegiatan Pemeliharaan dan Pencucian Lokomotif dengan Menggunakan Eceng Gondok (Bichhornia crassipes) Penulis — : Niswah Nafia,dan Harmin Sulistiyaning Titah Link = https://ejurmal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/64013/6895 Gambar_: Gambar 7: Tanaman Eceng Gondok hups://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok Resume: Kegiatan pemeliharaan dan pencucian lokomotif menghasilkan air limbah yang mengandung fosfat, COD, dan BOD yang tinggi. Metode pengolahan yang digunakan yaitu dengan tumbuhan atau disebut fitoproses. Penelitian ini menggunakan tumbuhan eceng gondok (Eichhornia crassipes). Sebelum dilakukan fitoproses, tahap propagasi, aklimatisasi, dan range finding test (RFT) dilakukan terlebih dahulu terhadap tumbuban air yang digunakan, Kemudian, penelitian tutama atau fitoproses dilakukan pada reaktor berupa kontainer berukuran 30 L dengan dimensi 38,5 x 30 x 24 em selama 14 hati, Penelitian ini menggunakan air limbah yang berasal dari Depo Lokomotif Sidotopo, Surabaya yang memiliki nilai pH 6,3, fosfat 91,25 mg/L, COD 20944 mg/L, dan BOD 7960 mg/L. Pada tahap RFT menunjukkan bahwa tumbuhan eceng gondok dapat bertahan pada konsentrasi 40%. Lalu, hasil fitoproses menunjukkan bahwa tumbuhan eceng gondok dapat menyisihkan fosfat sebesar 99,9%, COD sebesar 90,5%, dan BOD sebesar 99,7%. {D dip! ingen Camscanner 8. Judul —_ : Pengolahan Air Limbah Rumah Tanga dengan Menggunakan Proses Gabungan Saringan Bertingkat dan Bioremediasi Eceng Gondok (Bichornia ccrassipes), (Studi Kasus di perumahan Griya Mitra 2, Palembang) Penulis _ : Elok Nilasari, M. Faizal,dan Suheryanto Link +: http://ejurmal.mipa.unsri.ac.id/index.php/jps/article/view/34/29 Gambar : Gambar 8; Tumbuhan Eceng Gondok hups://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok Resume: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas dari masing- masing Komposisi saringan bertingkat, yaitu komposisi A terdiri dari pasir dan kerikil, komposisi B terdiri dari pasir,kerikil, dan arang batok kelapa, komposisi C terditi dari pasir, kerikil, zeolit, dan komposisi D terdiri dari pasir, kerikil, arang batok Kelapa, dan zeolit. Keempat komposisi saringan tersebut kemudian analisis yang terbaik dalam menyaring air limbab rumah tangga. Air limbah rumah tanga berjenis greywater ini dikumpulkan dari lokasi yang berbeda dari satu perumahan yang sama, yaitu perumahan Griya Mitra 2 Palembang. Limbah greywater ini Kemudian dikumpulkan dalam satu ember dan dihomogenkan dahulu sebelum disaring. Hasil yang terbaik berdasarkan penelitian ini adalah komposisi saringan D,yaitu diperoleh penurunan TSS, BOD, dan Kadar Minyak dan lemak yang terbaik dari ke empat komposisi saringan tersebut, yaitu BOD turun sebesar 83,18%, TSS turun sebesar 83,05 %, dan Minyak Lemak turun sebesar 90 %. Sedangkan perubahan pH adalah tidak berbeda nyata dari ke empat saringan tersebut, tetapi kesemuanya menunjukkan adanya Kenaikan pH setelah perlakuan, Hasil penyaringan terbaik tersebut, yaitu saringan D kemudian dilanjutkan dengan perlakuan bioremediasi dengan menggunakan tumbuhan Eceng gondok (Bichornia crassipes) dengan perlakuan selama 5 hari. Hasil bioremediasi tersebut ternyata ‘mampu menghasilkan hasil yang lebih baik lagi, yaitu penurunan BOD sebesar 98,9 {D dip! ingen Camscanner % %, penurunan TSS sebesar 97,8 %, penurunan Minyak & Lemak sebesar 100%, dan kenaikan pH sebesar 4,7 %. Judul —; Pengolahan Limbah Cair Tahu Dengan Metode Fitoremediasi ‘Tanaman Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) Pada Industri Tahu B Kota Serang Penulis _: Moni Oktapia Dewi,dan Tauny Akbari Link: hip -unbaja.ae id/i article/view/t Gambar + Gambar 9; Tumbuhan Eceng Gondok hitps://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok Resume: Limbah cair tahu berdampak terhadap lingkungan yaitu rusaknya kualitas air sebagai salah satu kebutuhan umat manusia dan makhluk hidup lainnya, rusaknya lingkungan akibat limbah cair tahu berdampak buruk terhadap kehidupan ekosistem yang berada diperairan dan juga mengancam Kesehatan manusia, jika pencemaran limbah tahu dibjarkan terus menerus maka kelangsungan hidup ekosistem diperairan pun semakin terancam. Penelitian ini bertujuan untuk ‘menurunkan kadar limbah cair tahu B dengan proses fitoremediasi tanaman eceng gondok dengan parameter uji BOD, COD, TSS dan pH, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui efektivitas pengaruh berat tanaman dan hari remediasi terhadap penurunan parameter uji. Penelitian ini dilakukan dengan membuat bak fitoremediasi sebanyak 9 bak percobaan dengan tiga kali pengulangan, penelitian ini menggunakan vatiasi tanaman E1 (2 kg), E2 (2,5 kg) dan B3 (3 kg) dengan hari remediasi PI (7 hari), P2 (14 hari) dan P3 (21 hari) dalam 20 liter limbah cair tahu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa efisiensi penurunan paling baik dan memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri No.5 tahun 2014 tentang baku ‘mutu air limbah, pada parameter BOD, COD dan TSS yaitu diberat tanaman E3 di hari P3 mampu menurunkan kadar hingga 98% sedangkan pada parameter pH sudah dapat turun pada hari P2 dan P3 untuk berat tanaman El, E2 dan E3 yaitu pH dengan {D dip! ingen Camscanner nilai 7 artinya netral, Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda diketahui bahwa berat tanaman dan hari remediasi berpengaruh nyata terhadap parameter uji dengan taraf signifikan 95%. 10,Judul —_: Uji Pengolahan Limbah Cair Domestik Melalui Metode Koagulasi- Flokulasi dan Fitoremidiasi dengan Tanaman Kayu Apu (Pistia stratiotes L.) Penulis : Mimatun Nasihah, Anggreani Ayu Saraswati,dan Sayyidatn Najah Link z Gambar : Gambar 10; Tumbuhan Kayu Apu https://himasuperindoblog files. wordpress.com/2017/1 I/kayu-apu,jpz Resume: Warga Desa Ketapangtelu sudah memiliki saluran air buangan untuk Jimbah cair domestik tapi tidak menggunakan dengan semestinya. Mereka lebih memilih membuang air limbah domestik ke sungai karena menurut mereka lebih efisien.Kebiasaan masyarakat tersebut yang belum mengerti akan pentingnya dampak dan bahaya yang ditimbulkan oleh limbah cair domestik tersebut. Limbah cair domestik merupakan air buangan yang berasal dari kegiatan rumah tangga yang jika langsung dibuang ke lingkungan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu akan menyebabkan pencemaran lingkungan dan merusak biota air. Salah satu upaya dalam mengelola limbah domestik yaitu dengan pengolahan koagulasi-flokulasi dan fitoremidiasi menggunakan tanaman kayu apu (Pistiastratiotes L.) dan bahan pendukung lainnya seperti kerikil dan pasir. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan cara koagulasi-flokulasi dan secara biologi menggunakan bantuan dari tanaman kayu apu (Pistia stratiotes L.).Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui cara pengolahan yang efektif dalam menjernihkan limbah cair domestik pada sungai dan mengetahui kadar pH yang terkandung di dalam air limbah. Dari {D dip! ingen Camscanner penelitian yang sudah dilakukan menghasilkan air yang jernih dan pH yang normal yang terdapat pada a sungai dengan menggunakan kayu apu. Luaran dari penelitian ini adalah menjernihan air dan memberitahu masyarakat desa ketapangielu untuk mengetahui manfaat kayu apu dalam limbah cair domestik, altermnatif pengolahan limbah cair domestik yang mudah dan murah untuk mengurangi banyaknya pencemaran air,mendapatkan hasil air yang jernih dengan kadar pH normal, B. CARILAH LOKASI DI DEKAT LINGKUNGAN ANDA YANG DIANGGAP MENGGANGGU LINGKUNGAN DAN CARA PENYELESAIAN MASALAH TERSEBUT Masalah yang dihadapi Bali dalam bidang lingkungan hidup saat ini dan di masa yang akan datang sangat berat dan sulit dicarikan solusinya. Oleh karena itu, Pemprov Bali berupaya memprogramkan paling tidak dua puluh tujuh upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan tersebut. Ke-27 upaya yang diprogramkan melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bali tersebut diharapkan mampu mengatasi lima problema lingkungan serius yang kini mendera Bali yakni masalah sampah, lahan kritis, abrasi pantai, pencemaran air dan kerusakan terumbu karang. Upaya penanggulangan masalah lingkungan : 1. Upaya penanganan permasalahan sampah yang dilaporkan volumenya kini mencapai 5.806 m kubik per hari, Upaya untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan Pengembangan Desa Sadar Lingkungan/DSL (untuk Tahun 2010 telah terbentuk 10 DSL), Gerakan bersih sampah plastik; Pengembangan dan penyaluran Kkompos; dan Gerakan 3 R (reuse/pemakaian kembali, reduce/pengurangan, dan recycle/daur ulang) 2. Permasalahan lahan kritis. BLH Bali mencatat seluas 51.107,26 hektar lahan di Bali ‘masuk katagori lahan kritis. Upaya yang ditempuh adalah reboisasi Gerakan Rehabilitasi Lahan (Gethan) berupa penanaman 250.995 Big pohon penghijauan; pengendalian kebakaran dan pencurian kayu hutan; dan gerakan penghijauan di atas Jahan seluas 26.700 Ha. 3. Permalasahan abrasi pantai. Dari 437.7 km keseluruhan pantai Bali, sebanyak 184 km terindikasi mengalami abrasi. Dari 184 km terindikasi abrasi itu, sepanjang 67,1 km (data tahun 2010) dipastikan masuk katagori abrasi serius. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah penataan pantai/penanganan abrasi sepanjang 40 km; pelestarian dan penanaman hutan mangrove; dan penertiban {D dip! ingen Camscanner sempadan pantai. Kegiatan penanganan abrasi ini sebagian besar menggunakan dana APBN. Referensi _:https://dislhk.badungkab.go.id/artikel/18344-masalah-lingkungan- bali-berat-dan-sulit-pemprov-programkan-27-upaya {D dip! ingen Camscanner

You might also like