You are on page 1of 15
Mas Menta? tujuan yang baik, namun tidak memahami prosedur/‘bagai ‘mana cara yang benar yang diajarkan oleh Islam dalam ‘melalgganakan tujuan baik tersebut.’ na aaeelpernyataan pals yang dstaatian kepada , menurut Azami dapat diklasifikasikan kepada ua vais (1) Pemalsuan yang secara sengaja dilakiikan terhadap Hadis-Hadis Nabi SAW. Hadis-Hadis yang seperti ini disebut dengan Hadis Madhu’ (2) Penyandaran sesuatu yang bukan Hadis, yang dilaku- kan secarakeliru kepada Nabi SAW, namun dilaleukan_ ‘tidak dengan sengaja, seperti karena kelalaian dan ‘kelcrang hati-hatian. Hadis-Hadis seperti ini disebut dengan Hadis Basi, ~ ‘Has dari kedua aktivitas di atas adalah sama, itu ‘berupa berita atau pemnyataan yang secara keliru dan palstt disandarkan kepada Nabi SAW. Oleh karenanya, para Ulama Hadis, yang menaruh perhatian terhadap Hadis- dan Hadis-Hadis Bathil? a ai termasuk ke pean Ha Mt yn ae ocd oot nc Ha hobo end Chala Tuten a en oes nk it 296 $$ nat tats sebagai tingkatan yangpaling buruk di antara Hadis-Hadis Daal» Meskipun ada di antara ulama yang ida memasulkan Hadis Mawedhu’ ce dalam Kategori Hadis Dha'y, karena pada hakcicatnya Hadis Mawatha’ tersebut bukanlah Hadis, permasalahan Hadis Mausdhu’ tetapmerupakan salah satt pokok bahasan yang penting di kalangan ulama Hadis, arena para pembuat Hadis Madhu tereebutmenyandar- kanya kepada Nabi SAW dan menyatakannya sebagai Hadis. Pembiceraan tentang Hadis Mawdh’ adalah penting, ‘arena di sping kegiatan pemalsuan Hadistersebut telah menjadi kenyataan di dalam sejarah, juga, terutama dalam rangka untuk memelihara kemurnian Hadis-Hadis Nabi ‘SAW, seria. agar umattdalekelia dan terperangkap dalam Pengamalan Hadis Madhu’ tersebut. Di dalam bab ini akan dibicarakan tentang pengertian Hadis Mawdhu sje rah dan perkembangannya, faktorfaktor yang melatar- ‘bolakang}lahirnya, cir -cirinya dan sera penangaulangan aya A. Pengertian Hadis Mawdhu’ Secara etimelog) kata Madhu’ adalah isim maf‘ul dari kata wadha’a, yang beraxti al-isqath (menggugurkan), al- tark (meninggelkan), alifira’ wa al-khtilag (mengada-ada, fatau membuat-buat), Sedangkan secara terminolog, ‘menurut Ibn al-Shalah dan dilkuti oleh Al-Nawawi, Hadis Masodh’ berarti: "Ged aaa, or Mh ot (Be DA in, 17, Chama Hees | 8" sina ; ea is Yaitu sesuatu (Hadis) yang diciptakan dan dibuat. Definisi yang lebih rinci dikemukakan oleh M. ‘Ajjaj al- hathib, sebagai bert: ; Aipbnssoxcigl jae a but ee a Siig sighed: ease 5 i ‘aa ___ Hamp enada dengan defini das, Snubs e stata 9 fees renee A eet id tt. i Tas Sushihaih o-Had 0 RR 28 Utama ads Shalt” menyataan babe Hadi Ma Pal at gs setae Yatubrta yang dpa le pire penn an emu mero sad haps aaah SA vero ge manga oa al dodge as ama Ragul SAW, dan ole Karena itu Hadis Moudhu’ terecbut adalah Hacis ya paling buruksttusaiya di an- tara Hadis-Hadis Dha', dan Karena ita pla tidak dibe- nevkan dan behkan haram hulimaye untuk meniwayat Keanna dengan alasan apa pun kecual disetai dengan penjlasan tentang ke mawdhu’-annya* ‘Definis-definis datas juga menclakan bahwa Hadi Madhu pada dasarnya adalah kebohongan aa era ‘yang sengaja dadavadakan yang slanjunva dinisbabkan ‘ich pembuatnya kepada Rasulllah SAW, dengan maksud Gan fujuan tertentu, Alan mengelorpokdcan Hadis Marea nike dalam Hadis yang Mardud dengan scbab terdapatcacat pada perawinya dalam benfuk melaleukan lecbotongan erhadap Rasul SAW, dan cacet dalam bentuk Sea er aD ti 28, "Ton shShah Um ada, BR, ALS, abv. 1 lamas Hodis ee LS CLL ini adalah yang terburuk dalam pandangan Ulama Hadis.” Shah al-Din ibm Ahmad al-Adha mengeotakan endansn yg sd erica dalam mere dt {Thao Moder, lbadinghan detgan pendepa pends pega tel tema an ert ada '( + 5!) dalam konteks Hadis Nabi SAW rmengandung dua peng, yt (1) Semata-mata kebohongan (dusta) dilakul a (2) Kegiatan yang dilakukan | mempu- cree nyai dampak yang luas, dalam bentuk memasukkan ‘kebohongan-Kebohongan ee gan ke dalam Hadio-Hadis Nabi ae AL-Adhabi yang sediidt berbeda tersebut etuns masa dtl as mca 'B. Sejarah dan Perkembangan Hadis Mawdhu’ ‘Para Ulamaberbeda pendapat tentang! waleya ech ual kapan mulaiter ea ee = hidup, atau sesudah masa beliau. Di if pendapat-penidapat tersebut adalah: Sebagian para abl bahwa pemalsian ___Hauls telah teria sejak masa Rasulullah SAW masib Aer hth aade + Son aa Si Deh aaa Neg an at Ds ah Utama Haas hidup. Pendapat ini; antaranya, dikesnskakan oleh ‘Nomad Amin (w. 1373 H /1954 M)- Argumen yang diemmutean oleh Ahmadi Amin adalah Hadi Nabi SAW yang menyatakan, babwa barangsiapa yang se¢8r0 engaja membuat berita bohong dengan mengatas- ‘hamalean Nabi, maka hendaklah orang tu Bersiap-iap menempati tempat dudukny di neraka. Hadie tersebut, menurut Ahmad Amin, memberican ‘gambaran bahwa kemungkinan besar telah terjadi pemalsuan Hadis pada zaman Nabi SAW. Akan tetapi, ‘Ahmad Amin tidale kan bulkti-bukti, seperti contoh Hadis pals yang ada pada masa Nabi SAW, ‘untuk mendulcung dugeannya tentang telah terjadinya pemalsuian Hadis ketikaitu, Dan, sekalipan Hats yang ‘Gikemulkalcannya sebagai argumennya tersebut adalah pendapatnya hanya kepada pemahaman (yang tersia’) pada Hadis tersebut, hal itu tidaklah Kua untui ‘ijadikan dali! babwa pada zaman Nabi telah triads pemaisuan Hadis. Andaikan pada masa Nabi SAW 1 Laman Dc an fs aban ana ery) a ain Same ime Kish eon Sead ds (art: Baie Bae 188, #92 a a oan memang telah terjadi pemalsuan Hadis, hal terecbut {entu akan menjadi bertabesardialangan para Saha bat, dan ternyata sejarah tidak mencatat adanya peris- ‘iretrecot Tesi hal perigatn Nai SAW ecb hhongan terhadap Nabi SAW, atau dalam pengertiannya ‘Yang pertama mengenai alawadh’ se id Re rane ol maka, dan bestbungan dengan “ eee telah terjadi pada zaman Nabi, oleh Al-Thahawi {w. 321 H/933 M) dan al-Thabrani (w. 350/871 shag argue untuk mending -Kedua riwayat tersebut menyatakan at Meda ‘masyarakat itu, namun lamarannya tersebut ternyata ditolak, Karena merasa curiga, masyarakat tersebut ‘mengutus sescorang kepada Nabi SAW untuk: men- dapatkan konfirmasi tentang kebenaran utusan. yang datang kepada mereka. Orang yang mengatasnamakan [Nabi SAW tersebut ternyata bukanlah utusan Nabi, dan kkarenanya Nabi SAW memerintabkan Sahabat beliau ‘untuk membunuh orang yang telah berboong tersebut, dan apabila ternyata yang bersangkatan telah ‘meninggal dunia, malea Nabi SAW memerintahkan agar jasad orang tersebut dibakar.”* Hadis yang diperguna- kan sebagai dalil oleh Al-Adhabi ini, berdasarkan penelitian para ahli Hadis, tenyata sanadnya leah, ddan oleh karenanya tidak bisa dijadikan dail" 3) Kebanyakan Ulama Hadis berpendapat, bahwa pemalsuan Hadis baru terjadi untuk pertama kalinya ‘adalah setelah tabun 40 H," pada masa kekhalifahan “Ali ibn Abi Thali, yaitu setelah terjadinya perpecaan Ferns nats (0) eam yang fi inn Soars Kase Soo. 9, tin km "hn esha manana Si i i pss arts ken an eit Hat ating ot penn tos pa in repaid ‘pmngat pt epee ey Mihai Sh Seneca atin Kae 2m 4 AS Sua Ulu Haas 307 Toloh pemalsu Hadis lain yang berasal dari kelompok ‘indi adalah ‘Abd al-Karim ibn Abu al'Auja’. Dia mengalkui onde Perbuatannya memalsukan Hadis sebanyak 4.000 Hadis: Segoe i hadapan Muhammad ibn Sulaiman, wali Le rm ine a A Se ath ang ra 1 Aaa, Sh and 307908; ea ice hb 1 gah of al ad 90 tart ats , sebalikxnya, bagi mereka yang fanatikterhadap bahasa Arab ‘akan membuat Hadis yang menunjukkan keutamaan bbahasa Arab dan mengutuk bahasa Persia. Di antaranya adalah: Contohnya, para penduicung bahasa Persia mencipta- kan Hadis yang menyatakan kemuliaan bahasa Persia, di antaranya sebagai beri: ‘Sesungguhnya pembicaraan orang-orang di sekitar ‘arasy adalah dengan bahasa Persia. Sementara dari pihak Iawannya juga muncul Hadis palsu yang sifatnya menantang dan menjatubkan kelompok tadi, Di antara Hadis yang diplasukan oleh kelompok ini ‘adalah: ah jena Perkataan yang paling dibenci Allah adalah bahasa Sesungguhnya Allah apabila nara maka Dia turunkan Rawal dae m3 Aba AES ij Al ER, Coat, tama Has 309 Siqpa yang mengucapkan “laa Aa’, Allah akan menciptakan seekor bunsng yang mempurya uh puluh iu lidah, dan masingmasing dah menguasal tuuh puluh ribu bahasa yang akan memintakan ampuran baginya. e. Perbedaan pendapat dalam masalah Figh atau limu Kalam. Perbuatan ini umumnya muncul dari para pengikut suatu mazhab, baik dalam bidang Figh atau lim Kalam. Mereka menciptakan Hadis-Hadis palsu dalam rangica rmendukung atau menguatkan pendapat, hail ijthad dan ‘pendirian para imam mereka. Di antaranya adalah Hadis- Hadis buatan yang mendulcung pendirian mazhab tentang tata cara pelaksanaan ibadal shelat, seperti mengangkat ‘tangan ketika akan ruleuk, /menyerangkan ‘bacaan m dalam bidang figh, atau mengenai sifat makhluk bagi Al-Qur’an dalam bidang llmu kalam, dan lain-lain, Umpamanya: _fiaasp tot oust a phy, Sor an Pena ia Hai 37, Cet ea —— 311 ats Mew © BRON SIS BI pater fcc? Seen feoh menginam ak (hetika shai di K’bah, ia menjaharkan (membaca dengan keras), - Stapa yang ake ee aries fi Semangat yang ; c ‘yang berlebihan dalam beribadah tanpa “Untuk keburuken, melainkan untuk Me Wael Heitor sete toa s:0e mereka banyak membuat — Hadis-Hadis Mawdhu’, terutama yang berhubungan TAS AS 86. ine SPR ces aac cae. at at ‘dengan keutamaan surat-surat yang terdapat di dalam Al- Qur'an, Abu Tshmah Nuh ibn Abi Maryam, salah seorang pemalsu Hadis dari kelompokini, mengalcu bahiwa dia telah ‘memalsukan Hadis dengan alasan untuk menarik minat ‘umat kembali kepada Al-Qur'an, karena dia melihat telah banyak orang yang berpaling dari Al-Qur’an, tetapi sebaliknya, mereka sibuk dengan Figh Abu Hanifah dan Maghazi_ Ibn Ishaq.” Salah satu contoh Hadis Mawdhu’ ‘dengan motif ini adalah ‘Siapa yang membaca surat Yasin pada malam har, maka. pada pagi harinya dia telah diampuni dari segala dosanya; dan siapa yang membaca surat Al-Dukhkhan ‘pada malam har, pada subuhnya dia telah diampuni dari dosa-dosanya. 4g. Mendekatkan diri kepada para penguasa. Di antara pemalau Hadi tereebut, ada yang sengaia membuat Hadis untuk mendapatkan simpati atau penghargaan dari para khalifah atau pejabat pemerintaban yang sedang berkuasa ketika itu. Umpamanya, adalah Ghayats ib Ibrahim, yang ketika memasukiistana khalifah Al-Mahdi, dilihatnya Al-Mahdi sedang melaga burung ‘merpati, maka Ghayats berkata, “Nabi bersabda ..." TAS Taha WS. ALS 4 1 Ys Gi Ke, a Ha Lmao Pl Soin a, {sua 13 OE 813 te Daa hain, Ghayatseah menambaican kat Menpans ad Tang datang dact Nabi: SAW ae Mawader lan persian Ghats teint, Anat setlah untuk menyembelih merpati ea ee pom wan aa, tera btwn ada dj antara os ona? pertama, yaitu yang dilakulcan secara sengaja (intentional fabrication of Hadith) yang umum disebut dengan Hadis “Meuodhus Sedangkan pemalsuan Hadis dalam bentuk yang “edu, yaitu penyandaran sesuatu yang bukan Hadis, yang dilalcukan secara kelira kepada Nabi SAW, namun dilaku- kan tidak dengan sengaja (unintentional fabrication of Hadith, seperti karena kelalaian dan kelcaranghati-hatian, disebut oleh Azam dengan Hadis Bathil Diantara bentuk- bentuknya adalah seperti: ‘a. Memberikan sanad baru terhadap suatu Hadis yang sudah cukup dikenal, untuk semata-mata bertujuan ovelly, yaity menjadikan Hadis tersebut baru dan fasing, sehingga akan menjadi pusat kajian bagi para ab. b. Meriwayatkan Hadis secara keliru, yang seharusnya hanya sampai kepada Sahabat atau Tabi'n, Karena memang penyataan tersebut adalah pernyataan Sahabat atau Tabiin, namun diriwayatkan sampai ‘kepada Nabi SAW, sehingga dengan demilkian menjadi penyataan Rasul SAW, padahal sebenarnya bukan ‘pemnyataan beliau.** D. Ciri-cisl atau Tanda-tanda Hadis Mawdhu’ Para ulama Hadis telah menentukan kaidah-Kaidah ‘untule mengenali Hadis-Hadis Mawdhw’, sebagaimana hhalnya mereka juga telah menentulean eiri-ciri untuk ‘mengetahui sesuatu Hadis itu Shahih, Hasan atau Dha'i- [Sean aa neti a in ang pla esp a pment a A ah hp ae Au, Ss Hoh ha ‘nda, 8 Vaal Bests | —__________——# Mal wa ‘Cin-ciikepalsuan sesuatu Hadis dapat dilihat pada ony diketahui kepalstannya dengan melihat keadaan si perawi, seperti yang terlihat pada diri Said ibn Dharif kketika suatu hari anaknya pulang dari sekolah dalam. ‘keadaan menangis, Sad menanyakan mengapa dia menangis, yang dijawab oleh sang anak bahwa dia dipukul oleh gurunya. Mendengar jawaban anaknya ‘ersebut, Sa’ pun berkata: yg tee ed pl BER SU Ye es Sa BSL Telah mencertakan kepada kami "krimah dari ton ‘Abba dart Nabi SAW, bela Dersabde,” Para pengajar anak-anak kamu adalah orang-orang jahat di antara am, mereka kurang kash sagan kepada anak yam dan ber kaso terhadap orang-orang mis.” Ibn Matin mengatakan, bahwa Sat ibn Dharif tidak boleh diterima nwayatnya; dan ibn Hibban menyatakan ‘bahwa ibn Dharif adalah seorang pemalsu Hadis.* 4 Perawi tersebut dikenal sebagai seorang pendusta, sementara Hadis yang diriwayatkannya stu tidak pula dirswayatkan oleh seorang perawlain yang dipercaya.” b, Ciriciri yang terdapat pada matan © Ai mah 898 . Seok don ego ie Has, 4546 © Abb Ath 35 A aR ad 3 a a 317 a Menta! Anak zina tidak akan masuk ke dalam surga.sampai ‘ujuh keturunan. Hadis ini bertentangan dengan nashsh Al-Qur’an QS ‘Al-An‘am: 16$ yang menyatakan: conse SAss6i625 we erg aah ‘Siapa yang berbuat dusta atas namaku dengan sengaia, ‘maka sungguh dia telah menyediakan tempatnya di dalam api neraka. 4. Hadis yang mendalewa bahwa para Sahabat sepakat ‘untuk menyembunyikan sesuate pernyataan Rasul SAW, seperti iwayat tentang Rasul SAW memenang, tangan Ali di hadapan para Sahabat, kemudian betiau a oleh seorang perawi aja: Umpamanys, rivayat tentang pengepungan yang dilakukan musuh terhadap orang. banyak yang sedang melakukan ibadah haji di Baitullah.” 8, Hadis yang menerangkan pahala yang sangat besar terhadap perbuatan kecil dan yang sederhana, stax. sebaliknya siksaan yang sangat hebat terhadap tindakan salah yang kecil. Biasanya Hadis-Hadis ini terdapat pada kisah atau cerita-cerita, eperti berikut: SLAM gta aged yb bigs Biya a6 y ‘Siapa yang mengueapkan “a ilahailla Aah’, Allah akan. ‘menciptakan seeker burung yang mempunyattyiuh pul ribu tidah, dan masing-masing lidah menguasai tujuh ‘puluh ribu bahasa, yang akan memohonkan ampuran baginya. Demikianlah beberapa kaidah yang telah ditetapkan oleh para ulama Hadis untuk mengetalnui dan mengenali Hadis Mawahu’. , Upaya penanggulangan Hadis Mawdhu’ Dalam upaya menanggulangi Hadis-Hadis Mawdhu’ agar tidak berkembang dan semakin meluas, serta agar "na we nd ne Lo aks Menta’ ‘erpelibaranya Hadis-Hadis Nabi SAW dari tercampur dengan yang bukan Hadis, para Ulama Hadis telah problema Hadis Mauda in. Langkal "ini. tersebut ‘adalah sebagai berikat:* ee 1. Memeithara Snad Hadis Keteltian dan sikap ketat terhadap sanad Hadis telah dilakukan oleh umat Islam sejak ‘Sahabat dan Tabiin, Sikap teliti dan hati-t tee semakin meningkat terutama setelah terjadin) ‘di ih unt rnc pon Hadi: Par Sahaba an Tebinapbila mereka event tentang sanad suatu dari orang ae ‘sampaiken. + A ADA SBN ging sl Yai cis a pn ‘a : ain ia Sa a ie Da D2 itilieilastlaeesciii ama Hats 2, Meningkatkan kesungguhan dalam menelt Hadis. ‘Aktivitas dalam menceariserta menelitikebenaran suatt Haadis juga telah dimulai sejak zaman Sahabat dan Tabiin Pada masa itu telah timbul usaha melakukan perlawatan dari suatu daerah ke daecah lainnya yang kadang kadazig hanya untuk kepentingan meneliti kebenaran sebuah Hadis dari seorang perawinya. Seorang Tabitn tatkala ‘mendengar atau menerima sebuah Hadis, maka dia aks pergi mengunjungi para Sahabat yang masih hidup ketika itu dalam rangka untuk mengecek kebenaran Hadis tersebut. Dan para Sahabst etika itu juga bersikap terbuka ‘kepada siapa saja yang datang bertanya tentang Hadis Nabi SAW, serta akan menjelaskan secara rinci tentang Kebenaran dan status sebuah Hadis yang dipertanyakan kepada mereka, atau ketikea mereka meriwayatkannya, ‘Sikap yang demikian selanjutnya diilati dan praleekkan pula oleh Tabiit Tabi‘, dan demikianlah seterusnya. 3. Menyelidiki dan membasmi kebohongan yang dilaoukar. terhadap Hadis. Di samping sikap hati-hati dalam menerima dan meriwayatkan suatu Hadis, para Ulama juga melaloakan penyelidikan terhadap pelaku kebohongan dan pemalsuan Hadis dan sekaligus menutup serta membatasi ruang gerale mereka dalam memalsukan Hadis. Para guru berusaha menerangkan kepada murid-murid mereka tentang Hodis: Hadis yang palsu serta melarang mereka menerima Hadi dari para pembohong dan pemalsu Hadis yang telah diketabui. iii rece 8 aaa: pstate Hadiopene 4 et pee ene ng palsu. O! a Moa’ tetapi, se motif tersebut posit, Karena itu bulean ‘berasal dari Nabi SAW dan lantas dinyatakan berasal dari beliau, maka tindakan tersebut merupakan kebohongan tas nama Nabi, dan karenanya adalah bertentangan de- ‘gan ajaran beliau yang melarang siapapun untuk mela- ‘kukan suatu kebohongan atas nama belay. ‘ Ikan, tindakan para pemalsu Hadis tersebut tidal dapat dibenarian, bahkan dinilai menyesatkan. Upaya para Ulama dalam menentukan kriteria Hadis- Hadis Madhu’, baik dari segi sanad maupun matan-nya, ddan upaya mereka dalam mengantisipasi perbuatan me- mmalsukan Hadis, adalah dalam rangka memelihara kemur- ‘nian Hadis Nabi SAW serta menjaga umat dari kekeliraan dalam mengamalkan suatu Hadis. Tia oe eS

You might also like