Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu :
Dr. H. Hamsi Mansur, M. M. Pd
Wiwik Ariesta, S. Pd. M. Pd
Mata Kuliah :
Perkembangan Peserta Didik
HALAMAN
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kelancaran kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Pada makalah ini kami akan membahas mengenai “Perkembangan
Intelektual, Emosi dan Sosial Anak SD”.
Penyusun,
Kelompok 2 SD
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
PENUTUP ............................................................................................................ 10
A. Kesimpulan .................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................. 11
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan
selesai pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan
perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa
perkembangan yaitu masa kanak-kanak tengah(6-9 tahun), dan masa kanak-
kanak akhir (10-12 tahun) (Desmita, 2011). Untuk memahami lebih dalam
lagi tentang perkembangan anak SD yang belum dijelaskan secara rinci.
Oleh karena itu, kelompok kami tertarik untuk mengangkat judul
Perkembangan intelektual, emosi dan sosial anak usia SD.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
2
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada
pembaca tentang perkembangan intelektual, emosi dan sosial anak usia
SD.
3
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL, EMOSI
DAN SOSIAL ANAK SD
Oleh
Annisa Aulia Salsabilla (1910130320001)
4
Dimulai dari dalam kandungan, anak sudah memiliki sifat-sifat
yang menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial anak telah
membawa kemungkinan, apakah akan menjadi kemampuan berpikir
setaraf normal, di atas normal, atau di bawah normal. Namun, potensi ini
tidak akan berkembang atau terwujud secara optimal apabila lingkungan
tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, peranan
lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.
2) Faktor Lingkungan
Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam
memengaruhi perkembangan intelektual anak, yaitu keluarga dan
sekolah.
a) Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua
adalah memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang
kehidupan sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang
merupakan alat bagi anak untuk berpikir.
b) Sekolah
Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk
meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangan berpikir
anak.
5
memiliki kebutuhan emosional yaitu kebutuhan untuk dicintai,dihargai,merasa
aman dan sebagainya.
Pada umumnya ungkapan emosi anak usia SD teraktualisasi dengan
tertawa lepas dalam mengungkapkan kegembiraan atau rasa senangnya,
sedangkan pada anak yang mengalami kekecewaan atau kekesalan tak jarang
mereka mengungkapkannya dengan ledakan amarah, merajuk atau cemberut.
Tetapi anak usia sekolah dasar sudah mulai tahu bahwa ungkapan emosi
terutama emosi kurang baik, secara sosial tidak diterima oleh teman sebaya,
sehingga anak mulai berusaha mengendalikan ungkapan-ungkapan amarah
tersebut.
Fase perkembangan emosi pada anak usia sekolah dasar dimulai pada usia
5-6 tahun. Pada usia ini anak mulai mempelajari kaidah dan aturan. Anak mulai
mampu menjaga rahasia.
Pada usia 6 tahun, anak-anak sudah memahami konsep emosi yang lebih
kompleks, seperti rasa cemburu, rasa bangga, rasa sedih dan rasa kehilangan.
Pada usia 7-8 tahun, perkembangan emosinya sudah menginternalisasikan
rasa malu dan bangga. Semakin bertambah usia, anak semakin menyadari
perasaan diri sendiri maupun orang lain.
Anak usia 9-10 tahun, anak dapat mengatur ekspresi emosinya dalam
situasi sosial dan dapat memberikan respon terhadap stress emosional yang
terjadi pada orang lain.
Pada usia 11-12 tahun, pengertian suatu anak terhadap baik-buruk, normal-
norma, nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya menjadi bertambah dan juga
lebih fleksibel, artinya tidak sekaku saat masih usia kanak-kanak.
Manusia adalah makhluk sosial jadi mau tidak mau manusia harus
berkomunikasi dengan orang lain. Manusia membutuhkan orang lain dan
lingkungannya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Dalam kehidupan sehari-
hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Selama manusia hidup ia tidak
lepas dari pengaruh masyarakat, di rumah, di sekolah dan di lingkungan lain.
6
Semua manusia saling berhubungan dan mempersatukan dalam keseluruhan
sosial (masyarakat) dan masyarakat ditunjukkan kepada semua kepentingan
anggotanya (Boumans, 2000).
Hubungan sosial dimulai dari tingkat sederhana dan terbatas, didasari oleh
kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur seseorang,
kebutuhan manusia menjadi kompleks dengan demikian tingkat hubungan
sosial juga berkembang amat kompleks. Perkembangan sosial seseorang sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Keluarga
2. Kematangan
7
mampu bergaul, beradaptasi dengan lingkungannya dan menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok (Pangestuti, 2013)
8
D. Suka melakukan sesuatu secara langsung
Daripada materi biasa yang hanya dijelaskan guru, anak-anak lebih suka hal
yang ada buktinya, seperti menggunakan alat peraga atau mengajak anak-
anak keluar lingkungan sekolah untuk mengetahui alam yang ada
disekitarnya.
E. Anak cengeng
Pada waktu SD rata-rata anak kecil itu masih cengeng dan sering dibully
karena cengeng, untuk itu sebagai guru harus paham Guru juga harus
menolong anak yang terkena bully karena kebanyakan guru hanya tutup
telinga tanpa mau menolong.
F. Sulit paham isi pembicaraan orang lain
Kebanyakan anak memang susah memahami apa yang diberikan oleh
gurunya, disini guru harus dapat menggunakan cara yang tepat agar anak
dapat menemukan inti dari pelajaran yang diberikan.
G. Senang diperhatikan
Dalam interaksi sosial anak biasanya mencari perhatian teman atau gurunya,
itu lebih membuatnya senang. Di sini sebagai guru harus mengarahkan
perasaan sang anak, misalnya anak tersebut bisa menjawab pertanyaan dan
guru sebaiknya memujinya.
H. Suka meniru orang lain
Anak-anak suka menirukan suatu figur yang sering dia lihat dan dia temui.
Mereka kemudian menirukan hal yang dilakukan orang yang ingin dia tiru.
9
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
B. Saran
1. Bagi Pembaca
Semoga isi makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan membantu
memahami lebih dalam tentang perkembangan intelektual, emosi dan sosial
anak usia SD.
2. Bagi Pemakalah
Meskipun pemakalah menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan dari segi maeri
yang kami muat dalam makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., & Asrori, M. (2008). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dimas. (2012, Agustus 8). Definisi Perkembangan. Dipetik Februari 11, 2020,
dari Definisimu: https://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-
perkembangan.html
Sugiyanto. (2015, Maret 23). KARAKTERISTIK ANAK USIA SD. Dipetik Februari
10, 2020, dari Staff Universitas Negeri Yogyakarta:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Karakteristik%20Siswa%20SD
.pdf
Sunarto, & Hartono. (2006). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rineka Cipta.
12
Sunarto, A., & Hartono., A. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT
Asdi Mahasatya.
13