You are on page 1of 31
STASE KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. P DENGAN DIAGOSA MEDIS PNEUMONIA DI RAUNG IGD RSUP. DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Universitas Alma Ata Disusun Oleh: Nadhia El Fauz 220300901 PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA 2022-2023 Scanned with CamScanner LEMBAR PERSETUJUAN STASE KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. P DENGAN DIAGOSA MEDIS PNEUMONIA DI RAUNG IGD RSUP. DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Diajukan Ole Nadhia El Fauz. 220300901 ‘Telah Memenuhi Syarat dan Disctujui Oleh = Pembimbing Klinik ‘Agus Herianto, S.Kep. Ns Tanggal, Pembimbing Akademik Catur Kurniawan, S.Kep..Ns,M.Kep Tanggal Scanned with CamScanner BABI PENDAHULUA! A. LATAR BELAKANG Pneumonia merupakan penyakit peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorgani disebabkan oleh bahan me bakteri, virus, jamur dan parasit, namun pneumonia juga ja ataupun Karena paparan fisik seperti suhu dan radiasi Berdasarkan lokasi anatominya, pneumonia dapat terbatas segmen, lobus, atau menyebar. Jika hanya melibatkan lobus, pneumonia sering mengenai bronkus dan bronkiolus schingga sering disebut dengan bronkopneumonia (1), Angka kejadian pneumonia didunia merupakan masalah kesehatan karena angka kematiannya tinggi dinegara maju seperti Amerika, Canada dan Eropa, Terdapat, dua juta sampai tiga juta kasus per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45,000 jiwa «ii Amerika (2). Angka ini paling besar terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun, dan dewasa yang berusia lebih dari 75 tahun (3). Pneumonia disebabkan oleh organisme seperti virus dan bakteri yang masuk kedalam tubuh sehingga mikroorganisme pathogen mencapai bronkioli terminalis lalu merusak sel epitel basilica dan sel goblet sehingga cairan cksudat dan leukosit masuk ke dalam alveoli sampai terjadi konsolidasi paru yang mengakibatkan kapasitas vital dancompliancemenurun schingga meluasnya permukaan membrane respirasi dan penurunan rasio ventilasi perfusi sehingga suplai 02 dalam tubuh terganggu (2). Faktor lingkungan termasuk faktor yang sangat mempengaruhi untuk terjadinya pneumonia salah satunya yaitu pencemaran udara, Pencemaran udara dalam rumah dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain, bahan bangunan (misal; asbes), struktur bangunan (misal; ventilasi), bahan pelapis untuk furniture serta interior (pada pelarut organiknya), kepadatan hunian, kualitas udara Ivar rumah (ambient air quality), radiasi dari Radon (Rd), formaldehid, debu, dan kelembaban yang berlebihan (4). Scanned with CamScanner BABIL TINJAUN PUSTAKA A. PENGERTIAN Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantung- kantung kemampuan menyerap oksigen menjadi berkurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bekerja, Inilah penyebab penderita pneumonia dapat meninggal, selain dari penyebaran infeksi ke seluruh tubuh (2). Pneumonia adalah suatu infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun parasit, dimana pulmonary alveolus (alveoli), organ yangbertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer, mengalami peradangan dan terisi oleh cairan (5). Jadi pneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bawah akut yang ‘mengenai jaringan paru (alveoli) dengan gejala batuk, sesak nafas, ronkhi dan tampak infiltrate pada foto rongten B. ETIOLOGI Penyebab pneumonia pada orang dewasa dan usia lanjut umumnya adalah bakteri. Penyebab paling umum pneumonia di Amerika Serikat yaitu bakteri Streptococcus pneumonia, atau Pheumococcus.Sedangkan pneumonia yang disebabkan karena virus umumnya adalah Respiratory Syncytial Virus, rhinovirus, Herpes Simplex Virus, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (6). 1. Bakteri Pneumonia bakterial dibagi menjadi dua bakteri penyebabnya yaitu a) Typical organisme Penyebab pneumonia berasal dari gram positif berupa : 1) Streptococcus pneumonia merupakan bakteri anaerob fakultatif, Bakteri patogen ini di temukan pneumonia Komunitas rawat inap di luar ICU sebanyak 20-60%, sedangkan pada pneumonia komunitas rawat inap di ICU sebanyak 33%. 2) Staphylococcus aureus bakteri anaerob fakultatif. Pada pasien yang diberikan obat secara intravena (intravena drug abusers) memungkan infeksi kuman ini menyebar secara hematogen dari kontaminasi injeksi awal menuju ke paru-paru. Apabila Scanned with CamScanner suatu organ telah terinfeksi kuman ini akan timbul tanda Khas, yaitu peradangan, nekrosis dan pembentukan abses. 3) Enterococcus (B. faecalis, E fuecium) b) Atipikal organisme Bakteri yang termasuk atipikal ada alah Mycoplasma sp, chlamedia sp, Legionella sp Virus Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui droplet, biasanya ‘menyerang pada pasien dengan imunodefisiensi, Diduga virus penyebabnya adalah cytomegali virus, herpes simplex virus, varicella zooster virus. Fungi Infeksi pneumonia akibat jamur biasanya disebabkan oleh jamur oportunistik, imana spora jamur masuk kedalam tubuh saat menghirup udara, Organisme yang ‘menyerang adalah Candida sp, Aspergillus sp, Cryptococcus neoformans. Lingkungan Faktor lingkungan termasuk faktor yang sangat_ mempengaruhi untuk terjadinya pneumonia salah satunya yaitu pencemaran udara (4), C. MANIFESTASI KLINIKS. Menurut Nursalam pneumonia menunjukan gejala klinis sebagai berikut(6): 1. Batuk 2. Sputum produktif 3. Sesak nafas 4. Demam tidak setabil 5. Menggigil, 6. Berkeringat 7. Sakit dada karena pleuritis 8. Sesak nafas (takipneu) 9, Terdapat cairan pleura dan Ronki 10. Leukositosis, 1. Infiltrat D. PATOFISIOLOGIS Umumnya mikroorganisme penyebub tethisap ke paru bagian perifer melalui saluran respiratori, Mula-mula terjadi edema akibat reaksi jaringan yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena Scanned with CamScanner mengalami konsolidasi, yaitu terjadi serbukan fibrin, eritrosit, cairan edema, dan ditemukannya kuman di alveoli, Stadium ini disebut stadium hepatisasi: merah. Selanjutnya, deposisi fibrin semakin bertambah, terdapat fibrin dan leukosit di alveoli si kelabu. dan terjadi proses fagositosis yang cepat. Stadium ini disebut stadium hepat Selanjutnya, jumlah makrofag meningkat di alveoli, sel akan mengalami degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris menghilang. Stadium ini disebut stadium resolusi. Sistem bronkopulmoner jaringan paru yang tidak terkena akan tetap normal (6). Apabila kuman patogen mencapai bronkioli terminalis, cairan edema masuk ke dalam alveoli, diikuti oleh leukosit dalam jumlah banyak, kemudian makrofag akan membersihkan debris sel dan bakteri, Proses ini bisa meluas lebih jauh lagi ke lobus yang sama, atau mungkin ke bagian lain dari paru- paru melalui eairan bronkial yang terinfeksi, Melalui saluran limfe paru, bakteri dapat mencapai aliran darah dan pluro viscelaris. Karena jaringan paru mengalami konsolidasi, maka kapasitas vital dan comiliance paru menurun, serta aliran darah yang mengalami konsolidasi menimbulkan pirau/ shunt kanan ke kiri dengan ventilasi perfusi yang mismatch, sehingga berakibat pada hipoksia, Kerja jantung mu in meningkat olehkarena saturasi oksigen yang menurun dan hipertakipnea, Pada keadaan yang berat bisa terjadi gagal nafas (6) Scanned with CamScanner E, PATHWAY ] Bae ree dan oe Scanned with CamScanner FARTOR RESIKO Beberapa factor resiko pada pasien Pneumonia (9) 1. Setiap kondisi yang menghasilkan lendir atau obstruksi bronkial dan mengganggu Grainase normal paru (misalnya kanker, penyakit obstruksi paru_menahun) ‘meningkatkan kerentanan pasien terhadap pneumonia, 2. Pasien imunosupresif dan mereka yang neutrofil rendah (neutropeni) 3. Individu yang merokok berisiko, karena asap rokok mengganggu baik aktivitas ‘mukosiliari dan makrofag 4, Setiap individu yang mengalami depresi reflex batuk (karena medikasi, keadaan yang melemahkan, atau otot-otot pernafasan yang lemah), telah menginspirasi benda asing kedalam paru-paru selama priode tidak sadar (cedera kepala, anesthesia) atau mempunyai mekanisme menelan abnormal, 5. setiap orang yang menerima pengobatan dengan peralatan terapai pernafasan dapat ‘mengalami pneumonia jika alat tersebut tidak dibersihkan dengan tepat KOMPLIKASI Komplikasi Pneumonia umumnya bisa diterapi dengan baik tanpa menimbulkan komplikasi. Akan tetapi, beberapa pasien, khususnya kelompok pasien risiko tinggi, mungkin mengalami beberapa komplikasi seperti (10) 1. Bakteremia (sepsis) Bakteremia dapat terjadi pada pasien jika bakteri yang menginfeksi paru masuk ke dalam aliran darah dan menyebarkan infeksi ke organ Iain, yang berpotensi menyebabkan kegagalan organ. Pada 10% pneumonia dengan bakteremia dijumpai terdapat komplikasi ektrapulmoner berupa meningitis, arthritis, endocarditis, perikarditis, peritonitis, dan empiema 2. Abses para, 3. Efusi pleura Pneumonia juga dapat menyebabkan akumulasi cairan pada rongga pleura atau biasa disebut dengan efusi pleura yang bersifat eksudatif. Efusi pleura eksudatif yang mengandung mikroorganisme dalam jumlah banyak beserta dengan nanah disebut empiema, Jika sudah terjadi empiema maka cairan perlu di drainage ‘menggunakan chest tube atau dengan pembedahan Kesulitan bernapas. Scanned with CamScanner H. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Radiologi Pemeriksaan menggunakan foto thoraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama (gold standard) untuk menegakkan diagnosis pneumonia, Gambaran_radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi_ dengan air bronchogram, penyebaran bronkogenik dan intertisial serta gambaran kavitas. 2. Laboratorium Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10,000 - 40.000 /ul, Leukosit polimorfonuklear dengan banyak —bentuk. — Meskipun dapat pula ditemukanleukopenia, Mikrobiologi Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum dan kultur darah untuk ‘mengetahui adanya S. pneumonia dengan pemeriksaan koagulasi antigen polisakarida pneumokokkus. 4, Analisa Gas Darah (AGD) Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada beberapa kasus, tekanan parsial karbondioksida (PCO2) menurun dan pada stadium lanjut menunjukkan asidosis respiratorik. I. PENATALAKSANAAN Karena penyebab pneumonia bervariasi membuat penanganannya pun akan disesuaikan dengan penyebab tersebut. Selain itu, penanganan dan pengobatan pa ia penderita pneumonia tergantung dari tinggkat keparahan gejala yang timbul dari infeksi pneumonia itu sendiri (5) 1. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Maka pemberian antibiotik adalah yang paling tepat. Pengobatan haruslah benar-henar komplit sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala pada penderita, Selain itu, hasil pemeriksaan X-Ray dan sputum harus tidak lagi menampakkan adanya bakteri pneumonia. Jika pengobatan ini tidak dilakukan secara komplit maka suatu saat pneumonia akan kembali mendera si penderita (5). a) Untuk bakteri Streptococus Pneumoniae Bisa diatasi dengan pemberian vaksin dan antibiotik. Ada dua vaksin tersedia, yaitu pneumococcal conjugate vaecine dan pneumococcal polysacharide vaccine. Pneumococcal conjugate vaccine adalah vaksin yang menjadi bagian dari imunisasi bayi dan direkomendasikan untuk semua anak dibawah usia 2 tahun dan anak-anak yang berumur 2-4 Scanned with CamScanner ine direkomendasikan, tahun, Sementara itu pneumococeal polysacharide v bagi orang dewasa. Sedangkan antibiotik yang sering digunakan dalam perawatan tipe pneumonia ini termasuk penicillin, amoxcillin, dan clavulanic acid, serta macrolide antibiotics, termasuk erythromycin (5). b) Untuk bakteri Hemophilus Influenzae Antibiotik yang bermanfaat dalam kasus adalah generasi cephalosporins kedua dan ketiga, amoxillin dan clavulanic acid, fluoroquinolones (lefofloxacin), maxifloxacin oral, gatifloxacin oral, serta sulfamethoxazole dan trimethoprim (5). ©) Untuk bakteri Mycoplasma Dengan cara memberikan antibiotik macrolides (erythromycin, clarithomycin, azithromicin dan fluoroquinolones), antibiotik ini umum diresepkan untuk merawat mycoplasma pneumonia (5), Bagi pneumonia yang disebabkan oleh virus Pengobatannya hampir sama dengan pengobatan pada penderita flu, Namun, yang lebih ditekankandalam menangani penyakit pneumonia ini adalah banyak beristirahat dan pemberian nutrisi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh, Sebab bagaimana pun juga virus akan dikalahkan jika daya tahan tubuh sangat baik (5). Bagi pneumonia yang disebabkan oleh jamur Cara pengobatannya akan sama dengan cara mengobati panyakit jamur lainnya. Hal yang paling penting adalah pemberian obat anti jamur agar bisa mengatasi pneumonia (5). J. DIAGNOSA Diagnosa keperawatan pada kasus pneumonia berdasarkan phatway, diagnosa yang ‘mungkin muncul menurut buku SDKI yaitu = 1 2 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sckresi yang tertahan D.0001 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolus- kapiler D.0003 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas D.0005 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis D.0077 Scanned with CamScanner K. RENCANA KEPERAWATAN Kriteria basil: NO | Dx Keperawatan SLKI SIKE 1 | Bersihan jalan | Setelah __dilakukan | Latihan batuk efektit 1.01006 nafastidak —efektif | tindakan keperawatan | © Identifikasi kemampuan batuk berhubungan dengan | diharapkan —bersihan | # Monitor adanya retensi sputum. sekresi jalan_nafas_meningkat | » Monitor tanda dan gejala tertahanD.0001 1.01001 infeksi saluran nafas Monitor input dan output upaya nafas » 2) 3) 4) 5) 6) 0 membaik 1.010004 Kriteria hasil: Kapasitas vital meningkat ‘Tekanan ekspirasi dan inspirasi meningkat Dispnea menurun Penggunaan otot bantu nafas menurun Pemafasan cuping hidung menurun Frekuensi nafas membaik Kedalaman nafas membaik 1) Batuk efektif | cairan (mis. jumlah dan meningkat karakteristik) 2) Produksi sputum) tur posisi semi-fowler atau menurun fowler 3) Mengimenurun | « Ajarkan untuk Batuk Efektif a) Wheezing menurun |, Xolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu Ganggvan pertukaran | Setelah __dilakukan | Pemantavan respirasi 1.01014 gas bethubungan | tindakan keperawatan | Monitor frekuensi irama, dengan perubahan | diharapkan pertukaran | —_kedalaman dan upaya nafas membrane alveolus- | gas meningkat L.01003 | » Monitor pola nafas (seperti kapiler Rriteria hasil bradipnea, takipnea, 1) Dispnea menurun hiperventilasi) 2) Bunyi nafas # h) Monitor saturasi oksigen tambahan menurun | * Monitor AGD 3) Nafas cuping hidung | » j) Monitor hasil x-ray toraks menurun 4) PCO2 dan PO2 membaik Pola nafas tidak | Setelah —_dilakukan | Manajemen jalan nafas 1.01011 efektit bethubungan | tindakan keperawatan | © Monitor pola nafas (frekuensi, dengan hambatan | diharapkan pola nafas | — kedalaman, usaha nafs) Monitor bunyi nafas tambahan (misainya gurgling, mengi, wheezing, ronki) Monitor sputum @umlah, warna, aroma) Posisikan semi-fowler atau fowler ‘ Berikan minum hangat ‘© Lakukan fisioterapi dada, jika perl ‘+ Berikan oksigen, jika perlu ‘* Ajarkan teknik batuk efektif * kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu Scanned with CamScanner Nyeriakutberhubungan | Setelah __dilakukan | Manajemen nyeri 1.08238 dengan agen pencedera | tindakan keperawatan | # Identifikasi lokasi, fisiologis diharapkan tingkat nyeri | karaktetistik, durasi, frekuensi, ‘menuruin 1.08066 kualitas, intensitas nyeri.dan Kriteria hasil sekala nyeri 1) Kemampuan ‘© Identifikasi respon nyeri non menuntaskan verbal aktivitas meningkat |» [dentifikasi faktor yang 2) Keluhan nyeri memperberat dan menurun memperingan nyeri 3) Meringismenurun | » Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri © Kontrol lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri (misalkan —suhu —ruangan, pencahayaan, kebisingan) © Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri ‘© Jelaskan penyehab, priode dan pemicu nyeri © Jelaskan strategi_meredakan nyeri © Ajarkan tekhnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri * Kolaborasi dalam pemberian analgetik Scanned with CamScanner BABIIL ASUHAN KEPERAWATAN Scanned with CamScanner PENGKAJIAN DATA STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Nama Mahasiswa: Nadia £€1Fays. Tanggal Pengkajian: 22 Oesembor 9022 - Tempat Praktik: 160 @551 Sumber Informasi: RM dan Keharge poser I. Identitas Diri Pasien ‘Nama 1 My. Pe Umur 2 Th tahun Agama : Vlam- Jenis Kelamin 1 ferempuan- Status 1 Mesikab - Pendidikan sma Pekerjaan et Meow + Mranagen 0/01 Tunuh Klaten Seaton. Suku 1 dawe Diagnosa Medis 1 Peevmenta- NO. RM 1 WIG xxx 1. Primary Survey A. Airway: Yalan wager paten. Ferposong RM HS Uprm B. Breathing: Tordapat germegaten cipine \adune . SPOT aw . 2 C. Circulation: Abaat teva hanaet. "TD: \88/0G metto- HART It Ase SPOcs 7, deraen Nem. Scanned with CamScanner E. Exsposure: Gubus $F Terproany NEM bln. TVerpasangy 00 Veine Terpesng Unies Taping: ei Ill. 1 Secondary Survey Keluhan saat ini Fasten menacland Penucunan esadaran dan mengalami SO6aK UAkeS- 5 terdapat Kelemah. i i ee Pat Kelemahon pada Regian ekstecmitar Riwayat kesehatan yang lau Kelvarge faxen mengaiakan pasion mesiiki viwayat eeoke (6 dan mompunya (walled Texenan Oar Randal - fehun ‘Yang folu. Wwdoh drvowat di Rs. W Rtdoyah Beyoiau dengan se Sup. 4 Woke pendarahan bemudtan O& Ruguk Ke ms ue eee dan Surads Klaten , 3. Riwayat keluarga “Tilo eae, Rinoues Kehoree Yong Fat rns tape 4p ve om. ee Scanned with CamScanner Kelerangen . TT clei -tatts BQ -takidali meainapal O + perempan Q® = peemrom menagont Oo. festen — e Menikoh . m+ Keturvnan ante is + Kooghlserumah - 5, Pemeliharaan dan persepsl kesehatan Kelvarga mengatakan “ike patien satit Us & port talaya, akan nosung di poritha fe Veseheton terdeket « m “~~ 6. Nutrisi dan Cairan a. Nutrisi ‘Sebelum Masuk Rumah Sakit: Ketverge mengataken patter dtrumah moran Desehert Yorst sedeng denaen touk pour. Setelah Masuk Rumah Sakit: Orit Acsmnn Caitan Weer b. Cairan Scanned with CamScanner Sebelum Masuk Rumah Sakit: . . kelvarga mengaiakan paren minum ft 7 GlerArari Setelah Masuk Rumah Sakit: Orit dengan cniern tater - 7. Aktivitas dan Latihan Sebelum Masuk Rumah Sakit Jenis kegiatan Berubah posisi Keterangan : 0; mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat Setelah Masuk Rumah Sakit [teases To nae BAK/BAB [sent Keterangan : 0: mandiri, Scanned with CamScanner Non Reakreatiing Mast (WAM) 15 Upon 9, Kognitif dan Persepsi a. Gng. Pengelihatan Hak boekapot gropan . b. Ggn. Pendengaran :tertarat ganqpenn pentennaran . Ggn.Penciuman : Aidak ace gangaven Ggn. Sensasi taktil : tdok ade ganqquan - Ggn. Pengecapan : 4idek ada eanoguan. Riwayat penyakit :[ - ]eye surgery (_ - J otitis media {. - ]luka sulit sembuh « — Kenyamanan dan nyeri me oP 1. Nyeri 2. Paliatif 3. Qualitas 4. Region : 5. Severity 6. Time : 7, Ambulasi di tempat tidur :mandiri/tergantung/bantuan 10. Tidur dan Istirahat Sebelum Masuk Rumah Sakit: Gaier Whur AC rma 2 6-7 domed, Setelah Masuk Rumah Sakit: Pasfen Mengalami genurunan Kesadoran, paster ferbaring lemon di tempat tidur. APA VJ. Eliminasi Fekal Sebelum Masuk Rumah Sakit: Kelvavaa menaatatan posien Gate + 4-4 wen 4M art Scanned with CamScanner Setelah Masuk Rumah Sakit: fasien terpasang OC urine « Preduk urine F too cc heralhir Bowel Sebelum Masuk Rumah Sakit: Cher ae t Uma Setelah Masuk Rumah Sakit: Peser Gefum GAB 12, Pola Hubungan dan Komunikasi Keuarga mengatatan bahas yong digunakan sehari- hact adalah bohore Gowa, Wuloungan dengan Keluargan & tetanaga bok 13. Koping Keluarga Keluarge wengatakan jike ada masalah dalam elvarga Gselesatkan ecava Kekelvargoon & dengan bark, 14. Seksual pation. svdok menopause. 15. Nilai dan Kepercayaan Youer iengond ngana. wanin Uelvarge bechorap gaster segera sembuh deri penratnra, 1v. _ Pengkajian Fisik a. Keadaan umum: Lem Scanned with CamScanner Kesadaran = Ssyor comma. TD 3 184, mnt. N BT xe memt RR 1B /ment SPO2 1% . Kult: Ateel tetale lange pestheacan vant tuluc wert - Kepala : Kepate Rdat eda luke Nest 4 dale terdagat felaihon bent Rombut post Sots ae , Apaapea cen eee Rtam dan picoh banyat Mala: Wala tosan $ kei cimotie , setter Kak ikterit Yominotiva ideal arent - . Hidung : Terdnpat pernatoran wping brdung epasong WET Wok ode bdainon Gente. ns Mulut dan tenggorokan : Mukero bib Kering Hidok lado lest Leher : Rdok ada yes dak ade pembesaran heledjor roid Thoraks : 1, Paru-paru Inspeksi : bertur dade cimoiris Welvenss mates 10 %/A6., ama yaree ferdopet robes Binsin dade t™ Klet berate Gerken dada laran & Vin amtara Kenan & Kt Palpasi Laas Beet Gama) Perkusi = Grave Redup - Auskuliasi: Terdeugas tare Water famlahan —wheesiay Scanned with CamScanner _—— 4 Jantung Inspeksi = Kh oth Weolatneen loeutvk s pula bs conlis fampok normel Palpasi: Teh cortis feratn pecta Gans middaikula fnitro wtmcotoe V Perkusi: pekak , Kido terdapet fuera tambahan Vontung . Auskultasi: suere Jertung lupe dup 3. Abdomen : Inspeksi : Wok af, Nalielan sabe af beter luke opreat Auskultasi; wtsiq wor + @ xm. Perkusi : (Wore @mpani Palpasi i tidak terdaper nyeri tetan. Terpavang O urive k. Anus dan rektum : didak ferdopat Beldiear pada anus & rettem Scanned with CamScanner “Uy Jenis Nilai Normal Pemeriksaan Hemoalobin W704 fa 14.0 - 180 Rendah [ewiose | as wera | wro = 630 | Rerdoh | [ve wa | ae = wt | Toot | | [Tewtore | goat | 50 = uso | Rendoh | [Hematoree [asa ap = oe Rend | 89.7 4 [Peeps Toco fo terme |__Wesrern [oa x soto Tost i-3 Rendah 17-0 - wy.o 2170 - 10 Scanned with CamScanner Porteriktoon ro “Thorn en Keson. Besar Cor Normal, Acrtosclerotic Bercok Ferselubas ubungan Preumo bem : C is ice Kanan towels Scanned with CamScanner ‘Terapi Pengovatan Untuk meredonon wyori cedara \angg0 berat dan bisa Untutt meredaten demom . Meningtottan fekaren daroh yang MTindikasikan pade pasitn penderitt= Tere cairan dan percegahan Scanned with CamScanner 2 < gelon nagar poten. “Terpatang wim 13am. = RR. ak am. ton Pole ragor - $90: . 98 Hm. . dor ff = Ravien gampak seca Warr Moges oF qertie + Mogoc pendek dan cept - Dipines - - Kur Lemoh . Ker. Gopor ~Pemapaean uging bdung, * pat retvak dr dtndit dada 2 Ds . + DO. -posien envrvnan Weredatan. TO + 188g motto: Hes a7 x/n- We a8 x/m- Spe a are. - ES. EMM, = KY + Lemok. - Mess Sogor- Aa Ran Warene adanre Kelemahan ekstfertitas Kin Scanned with CamScanner 1X. _ Prioritas Masalah tr fola Maras Wok SREP bt hamts a. Rerko porwS Cerebral trelak Gar we Scanned with CamScanner “Squaw dnarg , “aninquew Anan » nana dna oy “bvepes +¢ WAbwvaw anim oc #26 yasiay, Shou suannrry, . * “un, ‘ Gurdro cmon “Phd oe ‘ » wad Pete yeowvery vop ¢Q vourqwed saxnoy dapat slap 4 eee (¥0010 “1 solvy oy weyrqueay seem young ro}imaw = “VSVY viaa{uy vou pyquan vaenvyed ueldvavy iy weCgxt vulvjes rmsd) wajepry verinay|ap pis |S¥Bh yyy en “Ig NVLYAVYAd VSONODVIG IN) weld ued SuysaMN (s0low won voweppry ‘puamjat) sodov 1d soawoy ~ spotou ¥oioC yartatouny (aD! Scanned with CamScanner “(rset ; belie tacry ee as ae pe wom Tree Ay wr sae « Creeps maps ‘amapyaIn wondioet! a TPP] waqeNGred geminal eashinopy « Ceo ween VAM) MGR Vowslourg SMELT ed wesng 5 eh ne eer ae *hOtOD yA) erie “ISY weipR wouP droqQWeny Valqams usual oie) vortwoysp “wos wi Aye 2 |OM Ger wapemosndenn vercpun vearweite yop] ATIPMMS Saled canny | Scanned with CamScanner "eg dun 7 aes TAY AImOW * woyed maf ato y wien eyed sermay . swarm vosinfeoy + a) we16092) yajo30 Agyere sepy setmy vied yvlese +m Joe, mrememaw fa sm toe sehe wn Goonia, ON EDI BEM vOIse) -cunpsy Gude vesohoused jwdynn weno t'0 reomen ssonn voynive)ow * A/2 5 opeay gaaine swap vovedmys - sw @ Wen £0 voungued sSo0qyj2%I9 - 2 Oy 1A sonvewon 2aynod yaad syed worpeqwow - + woyoquiay doley Bung vep soles eial ssonssige Ovo1y = sa sory Soho og THEMES esouseiq ssonjeag Bseyuowoiduy matin dion ISVLNAWAMOG = "IX Scanned with CamScanner or ete STA MRS Sele cmey aeimey -y NEP Heme neoeR: on ay “1P/ 4 981 S80. Smid nes yey « TM wey Gen ony 5 Ww su oy Ene Hem vgs vedas eed wosoparey , “BAW sng. *P4OPS2Y weunanund ‘a OND ram oy reimoa yy + “Cada aag PIM ED AOv 16) wont, yrdures quoowy « $02 Vewsqewd . Yam mPu s "YOON [omLOu myn uryamnay | TM PIPERS wep opi yenmsqotrny © wa wepralmated qvartnad von wopibrayy + Scanned with CamScanner DAFTAR PUSTAKA Djojodibroto. (2012), No Titlesiel jal 42), ABA Journal, 102(4), 24-25. hattps://doi,org/10,1002/ejsp 2570 Misnadiarly. (2008). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Pencegahan Pneumonia Pada Balita. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat, (4), 1-10. Lantu, M. G., Loho, E., & Ali, R. H. (2016). Gambaran Foto Toraks Pada Efusi Pleura Di Bagian/Smf Radiologi Fk Unsrat Rsup Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Periode November 2014 ~~ Oktober 2015, E-CliniC, 441). ttps://doi.org/10.35790/ec1.4.1.2016.1 Kemenkes RI. (2011). Acta Universitatis Agriculturae et Silvieulturae Mendelianae Brunensis (Vol. 16, Issue 2). https://doi.org/10,1377/hithaff.2013.0625 Shaleh. (2013). No Title No Title. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689-1699. htips://doi.org/10,1017/CBO978 1 107415324.004 Nursalam, 2016, Metodologi Penelitian Hu Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika Mansjoer & Suriadi dan rita Y. (2006). Pathway-Pneumonia PPNI, T. Pokja S.D.K.I (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Indikasi dan indikator Diagnostik (Cetakan II), Jakarta Brunner & Suddarth, (2013).Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: EGC, Ryusuke, —O. (2017). Tugas_—Responsi_ —— Mendeley. https://ejournal.unisayogya.ac.id Scanned with CamScanner

You might also like