You are on page 1of 3

1.

Pengertian Subyek Hukum

Subyek hukum (secara umum) adalah para pihak yang segala aktivitas/tindakan/kegiatan diatur,
menimbulkan akibat hukum sehingga memiliki kewenangan berupa hak ataupun kewajiban guna
melakukan suatu perbuatan berdasarkan ketentuan hukum positif.

Subyek hukum dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: individu alami/orang perseorangan (natuurlijke
persoon) dan individu buatan/badan hukum (rechtpersoon)Secara nyata hanyalah manusia/individu
alami/orang perseorangan yang menjadi subyek hukum.

Eksistensi manusia dapat diartikan dalam 2 (dua) hal, yakni manusia sebagai mahluk biologis dan
manusia sebagai mahluk yuridis. Di sisi lain, ada beberapa perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek
hukum yang bukan natuurlijke persoon, seperti badan hukum atau perkumpulan-perkumpulan
dipandang sebagai subyek hukum.

2. Ciri-ciri subyek hukum internasional

ciri-ciri seperti yang dikemukakan Starke.

Starke mengartikan subjek Internasional sebagai:

1. Pemegang hak-hak dan kewajiban menurut hukum internasional

2.Pemegang privilege prosedural untuk mengajukan di muka sebuah pengadilan internasional dan,

3.Pemilik kepentingan-kepentingan untuk mana dibuat ketentuan oleh hukum internasional.

Posisi individu sebagai subjek hukum internasional memainkan peranan vital karena individu merupakan
pusat dari hak dan kewajiban hukum dalam hukum internasional.

3. Ada beberapa pertanyaan mengenai pernyataan d atas

1. Apa yang mendapat individu menjadi subjek hukum internasional?

Individu merupakan subjek hukum internasional berdasarkan pendapat dari Hans Kelsen karena
memiliki kapasitas aktif maupun pasif. Kapasitas aktif berarti ilmu hukum memberikan peran terhadap
individu sebagai aktor atau pelaku dari ketentuan normatif yang dihasilkan dari hukum internasional.
Sedangkan kapasitas pasif berarti individu atau kelompok individu merupakan sasaran atau target dari
ketentuan hukum internasional dan juga posisi individu sebagai korban dari pelanggaran ketentuan
normatif yang ada.
2. sejak kapan individu menjadi subyek hukum internasional?

Lahirnya Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) pada
tanggal 10 Desember 1948 diikuti dengan lahirnya beberapa konvensi-konvensi hak asasi manusia di
berbagai kawasan, dan hal ini semakin mengukuhkan eksistensi individu sebagai subyek hukum
internasional yang mandiri.

Contoh kasus individu sebagai subjek hukum yakni

1. Kasus LGBT

Negara wajib memberikan perlindungan terhadap kaum LGBT dengan cara meningkatkan toleransi antar
golongan serta meminimalisir hindakan-hindakan kekerasan terhadap kaum LGBT yang melanggar HAM.
Indonesia merupakan negara yang tidak secara langsung membuat Undang-Undang terhadap
perlindungan kaum LGBT. Oleh karena itu hal yang dapat dilakukan oleh negara Indonesia guna
memilimalisir terjadinya pelanggaran HAM terhadap kaum LGBT dan juga kaum minoritas yaitu
meningkatkan toleransi antar golongan. Untuk menguri penyabaran LGBT negara dapat melakukan
rehabilitasi terhadap kaum LGBT dengan memberi pemahaman-pemahan khusus yang kiranya dapat
membuka pola pikir mereka terhadap lawan jenis dan dapat membantu ketertarikan mereka terhadap
lawan jenis.

4.Dasar hukum yang menyatakan individu sebagai subjek hukum internasional ialah :

1. Perjanjian Versailles 1919 pasal 297 dan 304

Perjanjian Versailles tahun 1919 mengakhiri perang dunia I antara Jerman dengan Inggris dan Perancis,
yang didalamnya terdapat Pasal 297 dan 304 dari perjanjian tersebut memberikan kemungkinan bagi
orang perorangan untuk mengajukan perkara kehadapan mahkamah-mahkamah arbitrase internasional.

2. Perjanjian Uppersilesia 1922

yaitu perjanjian yang isinya serupa dengan perjanjian Versailles antara Jerman dan Polandia pada tahun
1922.

3. Keputusan Permanent Court of Justice 1928

Perrmanent Court of Justice merupakan lembaga peradilan internasional dari tahun 1922 hingga 1946
untuk menangani kejahatan internasional berat, seperti genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan
kejahatan perang.

4. Perjanjian London 1945 (inggris, Perancis, Rusia, dan USA)


5. Konvensi Genocide 1948

konvensi ini menetapkan "Genocide" (Genosida) sebagai kejahatan internasional, yang akan dicegah dan
dihukum oleh negara-negara penandatangannya. Meski banyak kasus kekerasan terhadap kelompok
atau perorangan yang terjadi sepanjang sejarah, perkembangan legal dan internasional istilah ini
terkonsentrasi pada dua periode sejarah utama: waktu mulai dimunculkannya istilah itu hingga
diterimanya sebagai hukum internasional (1944-1948)

You might also like