You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Prihadi (2013:82) mengatakan bahwa setiap usaha (bisnis) mempunyai
karakteristik yang berbeda satu sama lain. Cukup sulit untuk mengetahui semua jenis
usaha secara baik. Hal yang paling tepat dilakukan adalah melakukan spesialisasi
pemahaman jenis usaha. Spesialisasi pemahaman jenis usaha adalah memahami
secara menyeluruh satu jenis usaha agar pemahaman semakin mendalam. Memahami
satu jenis usaha secara terus-menerus akan memperdalam pemahaman mengenai
usaha tersebut. Seorang analis industry khusus meskipun tidak memahami seluruh
jenis-jenis bisnis, namun mereka berpengetahuan lebih mendalam mengenai satu atau
beberapa jenis bisnis. Berbeda dengan seorang generalis. Seorang generalis
berpengetahuan lebih luas namun tidak mendalam.
Laporan arus kas melaporkan ukuran arus kas untuk tiga aktivitas usaha
perusahaan: operasi, investasi, dan pendanaan. Hal ini sesuai dengan tujuan laporan
arus kas untuk menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar untuk
membedakan sumber dana penggunaan arus kas.
Laporan arus kas diharapkan mampu menjelaskan bagaimana kas dihasilkan
dan digunakan. Laporan ini sekaligus mengatasi kekurangan laporan laba rugi
berbasis akrual. Karena laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan saldo
laba seringkali gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana
perusahaan mendanai investasi yang dilakukan, mengapa perusahaan mampu
membeli aktiva tetap dalam jumlah besar pada saat perusahaan dalam keadaan rugi,
dan berapa besar program ekspansi perusahaan didanai arus operasi.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa saja Klasifikasi Jenis Usaha
1.2.2. Bagaimana Pengaruh Ekonomi Terhadap Industri
1.2.3. Bagaimana Siklus Kehidupan Produk
1.3. Tujuan
1.3.1. Memaparkan Klasifikasi Jenis Usaha
1.3.2. Menjelaskan Pengaruh Ekonomi Terhadap Industri
1.3.3. Menjelaskan Siklus Kehidupan Produk
BAB II
PEMBAHASAN

1.4. Klasifikasi Jenis Usaha


Setiap jenis usaha memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik dari
perusahaan akan mempengaruhi struktur asset dan struktur biayanya. Pengetahuan
yang memadai mengenai jenis usaha akan sangat membantu salam memahami
laporan keuangan perusahaan di bidang usaha terkait. Analis perlu melengkapi
dirinya dengan informasi mengenai jenis usaha. Informasi jenis usaha dapat dibagi
kedalam:
 Produk
 Operasi
 Basis Pengetahuan
 Tingkat kompetisi
 Social, politik, ekonomi, dan lingkungan
Dari kelima faktor tersebut dapat dikembangkan pertanyaan lebih spresifik tentang
bisnis perusahaan.
Produk yang dibuat oleh perusahaan mencerminkan bidang usaha dari
perusahaan. Untuk mengidentifikasi produk perusahaan, dapat diperinci ke dalam
beberapa faktor, antara lain: jenis produk, pemintaan pelanggan terhadap produk,
elastisitas harga permintaan terhadap produk, substitusi dari produk, asosiasi nama
merk untuk produk, dan proteksi paten dari produk.
Pada proses operasi. Operasi berhubungan dengan bagaimana cara
memperoleh bahan baku sampai dengan produk perusahaan didistribusikan kepada
pembeli. Pemahaman operasi disini untuk mengetahui teknologi yang diperlukan
untuk mendistribusikan produk ke pasar. Proses operasi terdiri dari: proses produksi,
proses pemasaran, saluran distribusi, supplier dan supply chain nya, struktur biaya,
dan economic of scale.
Basis pengetahuan adalah bagaimana perusahaan melakukan pengelolaan
pada pengetahuan yang dimilikinya. Karena pengetahuan adalah dasar persaingan. Di
era saat ini, inovasi-inovasi sangat dituntut untuk menjaga keberlangsungan produk
perusahaan. Basis pengetahuan terdiri dari: arah dan kecepatan perubahan teknologi
dan kemampuan perusahaan menguasainya, program litbang, kerikatakan dalam
jaringan informasi, talent management, kemampuan berinovasi dalam pengembangan
produk, kemampuan berinovasi dalam pengembangan teknologi, dan kemampuan
belajar.
Tingkat kompetisi dalam industry berbeda-beda. Faktor-faktor yang
dipertimbangkan adalah: Konsentrasi dalam industry, hambatan masuk dalam
industry, tingkat subtitusi produk, posisi perusahaan dalam industry, persaingan antar
pemasok, kapasitas industry, dan aliansi dengan perusahaan lain.
Porter’s Diammond mengilustrasikan tingkat kompetisi dalam industry
sebagai berikut:

New Entrants

Supplier Industry Competitors Customers

Substitutes

Social, ekonomi, politik, dan lingkungan sangat mempengaruhi perusahaan.


Kebelangsungan usaha sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dalam
beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya. Faktir-faktot eksternal yang perlu
dikenali adalah: pengaruh politik perusahaan, hambatan hokum terhadap perusahaan,
peraturan terhadap perusahaan, perpajakan, dan corporate governance
1.5. Pengaruh Ekonomi Terhadap Industri
Dalam menganalisis laporan keuangan, analis tidak mungkin melepaskan diri
dari lingkungannya. Salah satu lingkungan yang paling sentral adalah industry
dimana perusahaan itu menjalankan usahanya. Dari pengamatan para analis, ternyata
setiap industry memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan itu timbul karena
beberapa hal antara lain: pengaruh ekonomi, struktur asset, risiko usaha, dan marjin.
1.5.1. Pengaruh Ekonomi
Bentuk pengaruh ekonomi yang sangat berpengaruh adalah daya beli. Ada
usaha yang sangat terpengaruh dengan daya beli masyarakat dan ada pula perusahaan
yang tidak terpengaruh dengan daya beli masyarakat. Misalnya beras dan kebutuhan-
kebutuhan pokok lainnya. Beras akan tetap dibeli meskipun kondisi ekonomi turun.
Setelah ekonomi memabaik, jumlah beras yang terjual pun tidak akan naik. Hal ini
dikarenakan beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia yang selalu
dibutuhkan sehingga kondisi ekonomi tidak akan mempengaruhi penjualannya.
Kemudian ada pula produk-produk tersier seperti mobil. Penjualan mobil sangat
terpengaruh pada daya beli masyarakat. Apabila kondisi ekonomi turun, maka
penjualan mobil akan turun. Begitu pula sebaliknya.
Diagram fi bawah ini memberi gambaran tentang bagaimana industry tertentu
dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Diagram berikut hanya memberi beberapa
contoh jenis usaha yang sering kita temui.
Industri & Perubahan Ekonomi
Industri yang

1.5.2. Struktur Aset


1.5.3. Risiko Usaha
1.5.4. Marjin
Marjin dari suatu jenis perusahaan dengan jenis perusahaan lain berbeda.
Tergantung pada jenis usaha nya. Contoh nya adalah pada perusahaan ritel dan
perusahaan telekomunikasi. Pada perusahaan ritel, marjin kotor yang diperoleh
sangatlah tinggi. Tetapi marjin bersih nya sangat tipits. Sedangkan pada perusahaan
telekomunikasi terutama operator selular, memperoleh marjin kotor yang sangat
besar. Pada industri tertentu di mana perusahaan memiliki pola yang sama dalam
memperoleh keuntungan, biasanya tingkat marjinnya tidak jauh berbeda
1.6. Siklus Kehidupan Produk
Perusahaan didirikan bertujuan untuk meningkatkan nilai dari perusahaan
tersebut. Cara meningkatkan nilai perusahaan salah satunya adalah dengan
memperoleh pendapatan. Pendapatan ideal perusahaan berasal dari hasil penjualan
produknya. Setiap perusahaan pasti memiliki produk. Dan setiap produk memiliki
siklus kehidupan produk (product life cycle). Karena hubungan yang erat antara
perusahaan dengan produknya, eksistensi perusahaan biasanya ditentukan oleh siklus
kehidupan produknya. Siklus kehidupan perusahaan merupakan tiruan dari siklus
kehidupan produknya. Setiap tahap dari siklus memiliki karakteristik arus kas yang
berbeda, menyangkut ketiga jenis arus kas. Table berikut ini akan memberikan
gambaran mengenai kegiatan dalam setiap tahap.
Start-up  Mendirikan usaha
 Memperoleh dana dari pemilik dan kreditor
 Membeli asset
 Memulai operasi
Growth  Memperluas pasar dan produk
 Meningkatkan basis asset dan sumber pendapatan
 Mengalami peningkatan biaya
Maturity  Mencapai kestabilan pasar, produk, dan pendapatan
 Mengalami persaingan yang lebih ketat
 Restrukturisasi bisnis untuk meningkatkan laba dan
menurunkan biaya
Decline  Mengalami kontraksi pasar dan permintaan produk
menurun
 Mengalami penurunan pendapatan dan laba
 Menjual investasi
Untuk lebih jelasnya, tabel berikut dapat dilihat sebagai model penggambaran
arus kas arus kas di setiap siklus hidupnya. Yang akan digambarkan pada grafik
berikut ini:

Cash Flow Operation

Investing

Start Up Growth

Financing
Masa start up ditandai dengan kebutuhan investasi dan didukung dengan
adanya pendanaan. Masa pertumbuhan ditandai dengan meningkatnya arus kas
operasi. Pada masia pendewasaan perusahaan mencapai arus kas operasi tertinggi
untuk kemudian mulai menurun.
Secara umum strategi dalam masa pertumbuhan bisa mengambil bentuk
ekspansi dengan melakukan investasi, pada masa kedewasaan menjelang penurunan,
strategi yang bisa digunakan adalah ekspansi.

You might also like