You are on page 1of 12

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

DINAMIKA TANTANGAN PANCASILA SAAT INI DALAM


MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

Disusun Oleh:

Azzalea Shafa Thana Khairunnisa

F.111.22.0202

08.00 Pagi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SEMARANG

GASAL 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dinamika Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia yang
terdiri dari dua bahasa sansekerta yaitu panca yang berarti lima dan sila yang
berarti prinsip. Pancasila sendiri adalah rumusan dan pedoman hidup
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia tercinta ini, kita harus dapat
mengamalkan nilai-nilai Pancasila khususnya dalam kehidupan sehari-hari
dan pada masa globalisasi saat ini. Pentingnya menyaring hal-hal baik dari
masuknya import barang dan budaya luar negri ke Indonesia dengan tidak
menghilangkan budaya asli Indonesia. Di era globalisasi ini, Pancasila sangat
diperlukan supaya kita dapat memilah dan memilih budaya yang dapat
diterima di Indonesia yang bermanfaat dan yang mana yang seharusnya
dihindari bahkan lebih baik ditinggalkan dan tidak diterima. Semua itu
dukungan dari kita sebagai rakyat Indonesia yang sadar dan dapat menyikapi
era globalisasi secara baik dan bijak agar bermanfaat selain untuk diri sendiri,
juga bermanfaat untuk kemajuan Indonesia di masa mendatang.
Globalisasi sendiri merupakan hal yang wajar dalam perjalanan
perkembangan zaman. Globalisasi adalah sebuah proses global yang
mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia. Menurut Chatib (2007:90),
“bagi kehidupan bangsa Indonesia, masuknya pengaruh asing dalam era
globalisasi ini sudah tidakp dapat dibendung lagi”. Listyianti (2006:127)
berpendapat bahwa “Melalui kemajuan teknologi komunikasi, tercipta tempat
pemasaran informasi yang memungkinkan manusia untuk berhubungan satu
sama lain, belajar satu sama lain dengan lebih cepat serta tersedianya
informasi secara cepat dan akurat. Gelombang globalisasi mempunyai dua
sisi, yaitu tantangan dan peluang. Dengan kata lain, terdapat dampak positif
dan negative”. Globalisasi semakin cepat berkembang dalam dua dekade
terakhir karena kemajuan teknologi di bidang IPTEK. Selain teknologi, ada
banyak budaya yang berkembang dan juga makanan yang banyak makanan
yang bukanlah makanan khas kita atau asing bagi kita di produksi di dalam
negri. Salah satu contohnya adalah kebab. Kebab merupakan makanan khas
Turki yang sekarang hampir di sepanjang jalan dapat ditemukan outlet kebab.
Contoh lainnya seperti pakaian yang mana batik merupakan ciri khas dan
pakaian khas Indonesia yang sangat terkenal, namun sayangnya banyak dari
kita yang lebih memilih untuk membeli dan memakai baju yang bukanlah asli
Indonesia, contohnya jas, bikini, dan dress. Maka dari itu penting sekali bagi
kita untuk tidak melupakan batik sebagai ciri khas pakaian Indonesia.
Semua peristiwa yang terjadi tidaklah selalu negatif. Adapun pengaruh
positif akibat adanya arus globalisasi yaitu menciptakan suatu masyarakat di
seluruh dunia dapat saling bergantung dalam berbagai bidang kehidupan, juga
memudahkan kita untuk mencari informasi lebih cepat dan simple. Sedangkan
untuk pengaruh negative, salah satunya adalah sikap westernisasi atau
kebarat-baratan yang mana banyak dari masyarakat Indonesia yang meniru
budaya barat mulai dari cara berpakaiannya dan bersikap.
Sekarang ini peristiwa intoleransi seperti penyebaran informasi hoax
melalui media sosial, penipuan online yang merugikan sangat ramai
dibicarakan karena termasuk bagian dari dampak negative era globalisasi.
Secara ontologis, Pancasila tidak hanya sebagai dasar negara dan iedeologi,
namun Pancasila merupakan suatu moral dan suatu pergaulan hidup antara
manusia Indonesia yang satu dengan manusia Indonesia yang lainnya tanpa
memandang tingkatan, keturunan, bahkan kasta.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu dinamika Pancasila?
2. Bagaimana cara menyaring hal-hal positif dalam era globalisasi?
3. Mengapa globalisasi disebut sebagai tantangan bagi penerapan
Pancasila?
4. Peranan Pancasila sebagai pedoman hidup di masa globalisasi?
5. Perlukah aksiologis Pancasila di era globalisasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk lebih memahami pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara.
2. Supaya lebih menyadari baik dan buruknya globalisasi yang masuk ke
Indonesia.
3. Supaya dapat menyaring hal positif dalam era globalisasi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dinamika Pancasila


Dinamika Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Kata ‘dinamika’ digunakan sebagai
pergerakan yang terjadi dalam kehidupan. Slamet Santoso berpendapat bahwa
dinamika adalah tingkah laku yang langsung mempengaruhi warga lain secara
timbal balik.
Salah satu factor penyebab dinamika penerapan Pancasila pada tiap-tiap
periode adalah adanya perubahan kebijakan pemerintahan. Menurut
Kemdikbud, “Penerapan Pancasila pada masa awal kemerdekaan berlangsung
dari 1945 hingga 1959”.

2.2 Menyaring hal-hal positif dalam era globalisasi


Tidaklah mudah terkadang untuk berbaur pada budaya baru yang masuk
pada negri kita. Globalisasi membawa pengaruh besar bagi bangsa Indonesia
contohnya perkembangan IPTEK. Teknologi yang kini semakin berkembang
dan semakin canggih membuat rakyat Indonesia dapat lebih mudah
mengakses informasi dengan lebih cepat dan simple. Bahkan untuk dapat
menghubungi saudara jauh pun tidak perlu mengirim surat seperti dulu, hanya
cukup melalui ponsel kita sudah dapat berkomunikasi dengan orang yang
jauh dengan kita. Namun ada pula yang merugikan dengan adanya
perkembangan IPTEK, salah satunya adalah situs pornografi dan kejahatan di
media masa.
Salah satu sikap meneladani Pancasila di era yang serba online ini adalah
dengan menjaga kerukunan. Baik pada orang yang ada disekitar ataupun
orang yang ada di media sosial. Karena hal tersebut juga akan berdampak
baik pada diri sedniri juga orang lain. Ini termasuk pada pada meneladani
Pancasila sila kedua.
Selain IPTEK, budaya pun juga berkembang contohnya seperti batik.
Sekarang banyak sekali mesin pencetak batik yang memudahkan para
pembatik untuk memproduksi pakaian yang mana tidak lagi diperlukannya
canting. Tapi beberapa dari pembatik Indonesia yang masih menggunakan
cara tradisional yaitu canting untuk membuat batik. Pada era globalisasi ini,
muncul-lah budaya luar (barat) yang masuk ke Indonesia dan ditiru oleh
masyarakat terlebih kalangan remaja. Seperti mengikuti trend-trend barat
yang sangat berbanding terbalik dengan budaya Indonesia dan hal tersebut
sudah mulai dimaklumi dan dinormalisasikan oleh masyarakat luas. Budaya
khas Indonesia pun jadi perlahan-lahan dilupakan dan itu sangatlah
berbahaya.
Lalu bagaimana kita menyaring hal positif dari masuknya globalisasi
tanpa menghilangkan budaya Indonesia? Salah satunya adalah menambah
wawasan tentang budaya-budaya yang ada di Indonesia. Sebagai generasi
muda penerus bangsa, tidak salah apabila kita mendalami budaya-budaya
bangsa Indonesia. Seperti dengan mempelajari tarian tradisional daerah.
Adapun cara lainnya adalah selektif terhadap masuknya globalisasi.
Sebagai remaja penerus bangsa kita harus dapat memilah dan tidak menelan
mentah-mentah, karena apa yang dianggap wajar oleh negara lain belum tentu
wajar untuk negara Indonesia. Apabila kita selektif terhadap pengaruh budaya
asing, dapat dijadikannya ilmu yang bermanfaat.

2.3 Globalisasi disebut sebagai tantangan bagi penerapan Pancasila


Pancasila mengajarkan untuk mengutamakan kemanusiaan, kerukunan,
bersosialisasi dan bersikap adil. Masuknya globalisasi ke Indonesia
memberikan pengaruh besar kepada seluruh rakyat Indonesia. Dengan adanya
internet memang mempermudah komunkasi jarak jauh namun dapat juga
menghambat proses sosialisasi karena bersosialisasi secara langsung dapat
membantu seseorang untuk belajar menghargai dan peduli terhadap
lingkungan. Hal ini berkaitan dengan sila kedua dan ketiga Pancasila yang
mana mengajarkan kita untuk lebih menghargai dan menghormati sesame
manusia dan upaya menjaga keutuhan bangsa dan negara serta menjunjung
tinggi persatuan dan kesatuan. Selain itu, persatuan dapat terjadi apabila kita
memiliki tenggang rasa dengan orang-orang di sekitar kita.
Tujuan menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup adalah supaya
terciptanya persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara, dan menjadikan
Pancasila sebagai pedoman tingkah laku.
Tantangan penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari pada era
masuknya globalisasi antara lain:
1. Munculnya pemikiran baru yang bertentangandengan nilai-nilai Pancasila.
2. Masuknya budaya asing yang perlahan menghilangkan budaya asli
Indonesia.
3. Masuknya informasi atau berita yang tidak sesuai nilai-nilai Pancasila.

2.4 Peranan Pancasila sebagai pedoman hidup di masa globalisasi


Peran Pancasila di masa globalisasi ini adalah untuk menjaga segala
sesuatu dalam kehidupan bermasyarakat. Globalisasi sudah banyak
menggeser nilai-nilai Pancasila serta mengikis budaya-budaya Indonesia. Hal
ini menyebabkan lunturnya kebudayaan asli bangsa Indonesia, bergesernya
nilai-nilai kebudayaan, memudarnya sifat toleransi dan saling menghargai,
serta timbulnya gaya hidup yang kebarat-baratan. Oleh sebab itu sebagai
bagian dari bangsa Indonesia, kita harus mampu membatasi diri supaya
kebudayaan Indonesia dan nilai-nilai Pancasila selalu tertanam dalam diri.
Di dalam perubahan sosial ini peranan Pancasila sangat diperlukan
untuk membangun jati diri bangsa Indonesia khususunya kaum muda yang
menjadi penerus bangsa. Maka dari itu Pancasila berfungsi sebagai dasar
negara sangat penting peranannya sebagai pembatas agar masyarakat dapat
membatasi budaya yang baik dan buruk serta sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Dalam mewujudkan aktualisasi Pancasila, pada setiap niali yang
terkandung di dalamnya terjabarkan dalam bentuk norma-norma yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sedikitnya ada sepuluh nilai yang
perlu ditanamkan dalam diri anak muda bangsa untuk bertingkah laku baik
yaitu, Kebijaksanaan, Keadilan, Keteguhan, Kontrol diri, Cinta dan Kasih
Sayang, Perilaku positif, Kerja Keras, Kemampuan mengembangkan potensi,
Integritas, Kerendahan hati.
Peranan Pancasila dalam menghadapi perkembangan zaman dan
pengaruh globalisasi terhadap bangsa Indonesia dapat dijabarkan dari masing-
masing kelima sila Pancasila yaitu:
1. “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang berarti percaya kepada Tuhan
dan menomor satukan Tuhan. Kepercayaan terhadap Tuhan
sangatlah penting sehingga tidak akan mudah terpengaruh dan bisa
menjaga diri dari pengaruh global.
2. “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” yang berarti keharusan
menghormati sesame manusia, menonjolkan sikap toleransi, serta
tidak membedakan setiap orang dari ras, suku, agama, dan asal
mereka., serta mengakui persamaan derajat sesame manusia dalam
hak dan kewajiban.
3. “Persatuan Indonesia” yang berarti sebagai rakyat Indonesia harus
menjunjung tinggi patriotisme-persatuan, yang mana
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan individu.
Dalam era globalisasi ini, pada saat budaya barat mulai masuk ke
Indonesia apabila masyarakat sudah memupuk rasa cinta tanah air
maka budaya barat tidak akan dengan mudah dapat mengikis
budaya asli Indonesia.
4. “Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan” yang berarti negara Indonesia ini
menjunjung tinggi musyawarah dimana pengambilan keputusan
dilakukan secara adil dalam bermusyawarah dengan kesepakatan
bersama. Jadi sila keempat ini akan dapat membatasi budaya barat
yang masuk ke Indonesia ketika hasil keputusan masyarakat
Indonesia terhadap masuknya budaya asing tidak disetujui.
5. “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” yang berarti
bersikap adil dan menjaga keseimbangan hak dan kewajiban untuk
memajukan kehidupan sosial. Jadi keadilan sangat
diprioritaskan,sehingga ketika budaya asing masuk ke Indonesia
tidak menjadi suatu keadilan bagi masyarakat Indonesia.
2.5 Aksiologis Pancasila di era globalisasi
Perkembangan IPTEK semakin maju, sehingga Pancasila sebagai
pedoman hidup dan kausa materialis merupakan produk warisan yang berisi
nilai-nilai aksiologis Pancasila sebagai pedoman hidup.
Menurut Notonagoro (1984:98-99) hakikat kelima sila Pancasila antara
lain terkandung makna adanya kesesuaian dengan hakikat manusia yang
relative permanen melekat dalam pribadi manusia yang meliputi sifat-sifat
yaitu:
1. Watak kebijaksanaan: berbat sesuai dengan pertimbangan akal, rasa
dan kehendak.
2. Watak keadilan: memberikan apa yang menjadi hak dirinya dan hak
orang lain.
3. Watak kesederhanaan: tidak melampaui batas dalam hal kemewahan
dan kenikmatan.
4. Watak keteguhan: tidak melampaui batas dalam hal menghindari diri
dari duka dan hal yang enak. Sebagai penyeibang watak
kesederhanaan.
Oleh sebab itu Pancasila harus diaktualisasikan mulai dari kesadaran
subjektif dan objektif masyarakat itu sendiri.
BAB III
KESIMPULAN
Setelah memahami pentingnya peranan Pancasila pada masa globalisasi,
diharapkan masyarakat Indonesia lebih bisa mengamalkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Begitu banyak tindakan dan perilaku masyarakat
Indonesia yang menyimpang dari nilai dan norma Pancasila di zaman
perkembangan yang semakin hari semakin maju ini. Maraknya kejahatan yang
terjadi di media masa akibat adanya globalisasi ini, sehingga perlunya kita untuk
lebih berhati-hati dalam bersosial media dan ambil manfaat baiknya saja. Perlulah
kita menjaga budaya asli Indonesia serta nama baik Indonesia. Melestarikan
budaya-budaya Indonesia yang perlahan terkikis akibat masuknya budaya barat
yang banyak ditiru oleh masyarakat terlebih kalangan remaja. Meneladani nilai-
nilai Pancasila merupkan salah satu contoh perilaku memperkuat Indonesa supaya
tidak terlalu terbawa arus globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bestari Niken. “Contoh Peluang dan Tantangan Pancasila saat Diterapkan di Era
Digital”, (Online), (https://bobo.grid.id/read/083450927/contoh-peluang-dan-
tantangan-pancasila-saat-diterapkan-di-era-digital , diakses, 29 Agustus 2022).
Lemhannas. “Pancasila di Tengah Era Globalisasi”, (online),
(https://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-
tengah-era-globalisasi , diakses, 9 Maret 2020).
Mayasari Atika. “Peluang dan Tantangan Penerapan Pancasila dalam Kehidupan
Sehari-hari”, (Online), (https://adjar.grid.id/read/543440875/peluang-dan-
tantangan-penerapan-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari?page=all , diakses
26 Agustus 2022).
NatashaKizchairani Nova, “Upaya Mengatasi Pengaruh Mauknya Budaya Asing
Terhadap Mentalitas Masyarakat Indonesia”, (Online),
(https://www.kompasiana.com/novanatasha/62b463e4790169377f4372b2/upaya-
mengatasi-pengaruh-masuknya-budaya-asing-terhadap-mentalitas-masyarakat-
indonesia , diakses 23 Juni 2022).
Satria. “Pancasila Menghadapi Tantangan Global”, (Online),
(https://www.ugm.ac.id/id/berita/14328-pancasila-menghadapi-tantangan-global ,
diakses 23 Juli 2017).

You might also like