You are on page 1of 6
nunpo- Kakak saya yang bekerja dj Jakarta ' yang 1 pelum mempunyai anak Meninggal ee menikah 2 eeu alu sun meninggal (800) dan yang A i atas anda dapat melihg contoh di atas and Pat Melihat betapa pani, a mengisi fungsi subjek pada kalime (05. frase nominal siny-6 o hanes “). Frase yang sanga panne itu sesungguhnya hanyalah Perluasan yang dibenkae ee frase asal kakak saya sebagai upaya untuk memberi de: kei ae cangat terperincl, en deskripsi_ yang 64 KLAUSA Klausa merupakan tataran di dalam Sintaksis yang berada di tas tataran frase dan di bawah tataran kalimat, Dalam pelbagai karya “jinguistik mungkin ada perbedaan konsep karena penggunaan teori analisis yang berbeda. Di dalam buku ini han r ‘ ya diikuti konsep seperti dalam uraian berikut. 6.4.1 Pengertian Klausa Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada kom- ponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam konstruksi Klausa ini, fungsi subjek boleh dikatakan bersifat wajib, sedangkan yang lainnya bersifat tidak wajib. Kalau kita bandingkan konstruksi 231 @ Dipindai dengan CamScanner k mandi, maka dapat dikatakan konstruksi kame, ah klausa karena hubungan komponen kama, dan komponen mandi tidaklah bersifat predikatif. ate Konstruks; nenek mandi adalah sebuah klausa karena hubungan ‘omponen nenek dan komponen mandi bersifat predikatif, nenek adalah pengisi fungs; subjek dan mandi adalah pengisi fungsi predikat. ‘Anda mungkin bertanya, kalau begitu apakah bedanya Klays, dan kalimat? Bukankah konstruksi nenek mandi adalah sebuah kalimay Sebuah konstruksi disebut kalimat kalau kepada konstruksi itu diberikan intonasi final atau intonasi kalimat. Jadi, konstruksi nenek mandi bary dapat disebut kalimat kalau kepadanya diberi intonasi final, entah bemupa intonasi deklaratif, intonasi interogatif, maupun intonasi interjektif, Kalau belum diberi intonasi, maka konstruksi nenek mandi itu masih berstatus Klausa. Dari uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa klausa memang berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada fungsi sintaksis wajib, yaitu subjek dan predikat. Frase dan kata (ihat kembali 6.3 an 6.2) memang mempunyai potensi juga untuk menjadi kalimat kalau kepadanya diberi intonasi final; tetapi hanya sebagai kalimat minor, bukan kalimat mayor; sedangkan klausa berpotensi untuk menjadi kalimat mayor (Lihat subbab 6.5.2.3), kamar mandi dan adi mandi bukanlah_ sebu: Dari 6.1 kita telah mengenal istilah-istilah fungsi sintaksis, yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan. Di sana fungsi-fungsi itu dijelaskan sebagai "kotak-kotak kosong" yang kepadanya akan diisi oleh kategori-kategori yang mempunyai peran-peran tertentu, seperti pelaku, aktif, penyerta, dan sasaran. Dalam pembahasan tentang klausa fungsi-fungsi itu dibicarakan sebagai sesuatu yang tidak seperti "kotak kosong", melainkan sebagai sesuatu yang bermakna, yang berfungsi. Begitulah subjek biasanya dikatakan sebagai sesuatu yang menjadi pokok, dasar, atau hal, yang ingin dinyatakan oleh pembicara atau penulis. Sedangkan predikat adalah pemyataan mengenai subjek itv. Jadi, dalam Klausa nenek mandi, bagian yang menjadi subjek adalah nenek karena merupakan pokok atau hal yang ingin dikatakan atau diberitakan, dan yang menjadi predikat adalah mandi karena berisi peryataan, dalam hal ini berupa tindakan, mengenai subjek itu. Di 232 @ Dipindai dengan CamScanner dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris secara umum subjek itu sclalu berposisi di muka predikat. Tetapi di dalam bahasa lain, seperti bahasa Latin yang sudah dibicarakan pada awal bab ini, urutan posisi subjek-predikat tidak penting. Bisa Saja predikat itu berada di dekat subjek, tetapi bisa juga berada jauh dari subjek. Selain Subjek dan predikat yang bersifat wajib hadir itu, ada pula unsur lain yang boleh ada atau boleh tidak ada di dalam sebuah klausa, yaitu objek, pelengkap, dan keterangan. Kehadiran objek menjadi wajib kalau predikatnya berupa verba transitif. Umpamanya, kata buku dalam kalimat Kakek membaca buku. Contoh lain, kata bubur dalam kalimat Kakek makan bubur, Kalau predikatnya berupa verba bitransitif, maka akan hadir dua buah objek, yaitu yang secara tradisionat disebut objek langsung dan sebuah lagi objek tak langsung. Objek Jangsung adalah objek yang merupakan sasaran dari tindakan yang dinyatakan oleh predikat tersebut, sedangkan objek tak langsung adalah objek yang memperoleh manfaat dari tindakan itu. Umpamanya dalam kalimat Kakek membelikan nenek sepatu baru, maka nenek adalah objek tak langsung, dan sepatu baru adalah objek langsung. Unsur pelengkap, lazim juga disebut komplemen, adalah bagian dari peredikat verbal (yang bukan verba transitif) yang melengkapi verba tersebut. Umpamanya, kata minyak dalam kalimat Botol itu berisi minyak; contoh lain, kata guru dalam kalimat Dulu kakek ingin menjadi guru, Pelengkap ini memang agak mirip dengan objek, tetapi bedanya jelas: objek berada di belakang verba transitif, sedangkan pelengkap tidak berada di belakang verba transitif itu. Objek dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak dapat. Kata komik pada klausa Nenek membaca komik, misalnya, dapat menjadi subjek dalam klausa pasif: Komik dibaca nenek. Sedangkan kata guru pada klausa Kakek ingin menjadi guru, misalnya, tidak dapat dijadikan subjek, sebab konstruksi *Guru ingin dijadi kakek, tidak berterima. Keterangan merupakan bagian dari kKlausa yang memberi informasi tambahan, misalnya, mengenai waktu terjadi tindakan, tempatnya, tujuannya, dan sebagainya, yang disebutkan oleh predikat. Umpamanya frase di kamar dan tadi pagi dalam kalimat (81) berikut (81) Nenek membaca komik di kamar tadi pagi 233 @ Dipindai dengan CamScanner tidak wajib; Kehadirannya apabila dipertukan, i tengah, atau di akhir Klausa. Perhatikar dan di kamar pada Klausa-klausa beri, Keterangan ini bersifat Letaknya bisa di awal di letak Keterangan tadi pagi (Bla) Tadi pagi nenek membaca komik di kamar (G1b) Tadi pogi di kamar nenek membaca Komik (le) Tadi pagi nenek di kamar membaca, komik (Bld) Di kamar nenek tadi pagi membaca komik Masalah berikutnya adalah dimanakah tempat klausa di da sintaksis? Kalau kata dan frase menjadi pengisi fungsi-fungsi taksis, maka Klausa menjé tempat Klausa adalah kalimat. Di dalam kalimat tungga} seluruh bangun kalimat itu disi oleh sebuah Klausa. di dalam kalimat majemuk, baik yang koordinatif maupun yang subordinatif, dua buah Klausa atau lebih mengisi bangun kalimat itu. Umpamanya di dalam kalimat majemuk koordinatif (82). (82) Nenek membaca komik sedangkan kakek membaca Lupus terdapat dua buah klausa, yaitu Klausa (a) nenek membaca komik dan (©) kakek membaca Lupus. Di dalam kalimat kompleks (83) (83) Kakek tidak jadi pergi karena hujan sangat lebat; tambahan pula nenek sedang sakit gigi. terdapat tiga buah Klausa, yaitu (a) Kakek tidak jadi pergi, (b) hujan sangat lebat, dan (c) nenek sedang sakit gigi. ___ Banyak juga Klausa yang terletak di tengah kalimat karena 4isisipkan sebagai keterangan tambahan, Misalnya, dalam kalimat (84) (84) Gadis yang duduk di depan itu bukan cucu nenek iu bukan cucu nenek. -ngacu pada persona tersebut, berperan juga klausa pertam: i bisa za klausa pertama yang disisipkan ke dalam kl Hing Kalimanya akan menjadi kalimat (85) ausa kedua, sehingg 234 co) Gadis yang bukan cucu nenek ity duduk di depan Seperti pada contoh di atas bila ada unsur yang sama di (ot ‘buah ‘Adausa atau lebih, dan kedua Klausa it aben dbus waka agian Klqusa yang sama itu hanya ditampikan sta saja deg yang Jainnya dilesapkan. Pada contoh di atas yang sama adalah unsur belay Yaitu gadis tu. Hal lesap-melesapkan unsur Klausa yang tana dalam proses penggabungan klausa menjadi sebuah kalimat lua adalah hal yang biasa. Namun, di dalam stu istik akan muncul mmasaah Tain, Umpamanya kalimat (86) berikut (G6) Nenek membaca dan melipat komik iu apakah terdiri dari satu Klausa ataukah dua Klausa?, sebab kalau ianggap dua Kldusa, Konstruksi kalimat itu bisa dianalisis. berasal dari Klause (a) nenek membaca komik itu, dan (b) nenek melipat komik in, Atau hanya satu Klausa dengan predikat yang berupa gabungan verba membaca dan melipat. Begitu juga dengan kalimat (87) berikut (61) Kakek memarahi Adi dan Ani ‘Apakah berasal dari Klausa (a) kakek memarahi Adi, dan (b) klausa fakek memarahi’ Ani, yang kemudian digabungkan, ataukeh hanya terdiri dari sebuah klausa dengan unsur objek yang berupa gabungan nomina_ Adi dan Ani? Masalah itu memang bisa dipersoalkan. 642 Jenis Klausa Tenis Klausa dapat diperbedakan berdasarkan struktumya dan berdasarkan kategori segmental yang menjadi predikatnya, Berdasar- Jan struktumya dapat dibedakan adanya klausa bebas dan klausa terikat, ‘Yang dimaksud dengan klausa bebas adalah klausa yang mempunyai ‘Unsur-unsur lengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subjek dan Predikat; dan karena itu, mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor, Umpamanya klausa nenekku masih cantik dan kakekku gagah yang masing-masing hanya dengan diberi intonasi final sudah alimat mayor: Nenekku masih cantik dan Kakekku gagah Berbeda dengan Klausa bebas yang mempunyai struktur lengkap, maka klausa terikat memiliki struktur yang tidak lengkap. Unsur yang 235 Dipindai dengan CamScanner ss nm a gi a i mag ay objeknya saja, atau juga hanya berupa ee eat itu, Klausa terikat ini tidak mempunyai potensi untuk menjadi Kalimat mayor, Umpamanya, konstruksi tadi pagi yang bisa menjadi kalimay jawaban untuk kalimat tanya: Kapan nenek membaca komik?; atay onstruksi membaca komik yang dapat menjadi kalimat jawaban untuk Kalimat tanya: Apa yang dilakukan nenek di kamar? Klausa terikat biasanya dapat dikenali dengan adanya Konjungsi subordinatif gj depannya. Umpamanya klausa terikat kerika kami sedang belajar gj dalam kalimat Dia pingsan kerika kami sedang belajar. Contoh 1; onstruksi kalau diizinkan oleh ibu dalam kalimat Saya akan ikur serta kalau diizinkan oleh ibu. Kiausa terikat yang diawali dengan konjungsi subordinatit biasanya dikenal pula dengan nama Klausa subordinatf, atau Klausa bawahan, Sedangkan Klavsa lain yang hadir bersama dengan Klausa bawahan itu di dalam sebuah kalimat majemuk disebut Klausa arasan atau kidusa utama, Dalam bahasa Inggris klausa utama lazim disebut ‘main clouse atau principal clouse; sedangkan klausa bawahan itu disebut subordinative clouse. Set ii subordinative clouse, Klausa terikat ini tidak dapat berdiri sendiri. Kehadirannya dalam kalimat safgat tergantung pada adanya principal clouse. Berdasarkan Kategori unsur segmental yang menjadi predikatnya dapat dibedakan adanya klausa verbal, Kausa nominal, klausa ajektifal, Klausa adverbial, dan klausa preposisional, Klausa yang predikatnya bbukan verbal lazim juga disebut klausa nonverbal. Dalam berbagai bbahasa fleksi, dan bahasa yang mengharuskan predikatnya berupa verbal, klausa nonverbal ini tidak dikenal, Dalam bahasa Indonesia Klausa nonverbal ini banyak kita jumpai, __ Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verba: Misalnya, Klausa nenek mandi, kakek menari, sapi itu berlari, dan matahari terbit. Kemudian sesuai dengan adanya berbagai tipe verba, ‘maka dikenal adanya (1) Klausa transitf, yaitu Klausa yang predikatnya berupa verba transitif, seperti nenek menulis surat, kakek membaca buku silat, dan mahasiswa mengisi teka teki silang. (2) Klausa intransi- ‘if, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba intransitif, seperti nenek ‘menangis; adik melompat-lompat; dan paman berangkat ke Medan. 236 Klausa refleksif, yaitu Klausa yang predikatn; Osi, seperti nenek sedang berdandan; kakek ding eis dia sudah bersolek. (4) Klausa resiprokal, yaitu Klausa yang predikatnya terupa: verba resiprokal, seperti mereka bertengkar sejak kemarin: qrael dan Palestina akan berdamai; dan keduanya bersalaman, inal adalah klausa yang predikatnya berupa nomina atau frase nominal, misalnya perani, dosen linguistik, dan satpam bank swasta dalam Klausa (88), (89), dan (90) berikut (@8) Kakeknya per. (6) Dia dulu dosen linguistik (00) Pacarnya satpam bank swasta Andaikata pada contoh Klausa tersebut diberi kata adalah atau ialah, maka Klausa-Klausa tersebut bukanlah klausa nominal, melainkan menjadi Klausa verbal, sebab kata adalah dan ialah termasuk kata kerja kopula, sepadan dengan kata kerja to be (yang menjadi am, is, are, dan was) dalam bahasa Inggris, Dalam bahasa Indone opula ini tidak bersifat wajib kalau subjek dan pred berupa kata atau frase sederhana, sebab dengan bantuan inton subjek dan predikatnya sudah dapat diketahui. Kalau subjek atau pre- dikatnya berupa frase yang cukup panjang, maka kiranya verba kopula itu perlu dipakai untuk menandai batas subjek dan predikatnya. Umpamanya, subjek pada kalimat (91) berikut cukup panjang, maka sebaiknya perlu diberi kata adalah agar batas subjek dan predikat i menjadi jelas. Bandingkanlah kalimat (91) itu dengan kalimat (91a) yang sudah diberi kata adalah, Perhatikan mana yang lebih mudah dipahami? (1) Yang perlu dikerjakan pada masa orde baru sekarang menjelang PJPT TI peningkatan kegiatan pembangunan. (la) Yang perlu dikerjakan pada masa orde baru sekarang menjelang PJPT TI adalah peningkatan kegiatan pembangunan. Karena verba kopula adalah dan ialah dalam klausa atau kalimat yang ‘Unsur subjeknya atau predikatnya cukup panjang berlaku sebagai Pembatas atau pemisah antara subjek dan predikat, maka kata adalah dan ‘alah tersebut ada juga yang menyebutnya sebagai kara pemisah. 237 @ Dipindai dengan CamScanner Klausa ajektifal adalah Klausa yang predikatnya berkategog ajektifa, baik berupa Kata maupun frase. Umpamanya Hausaktausy berikut (62). Thu dosen itu cantik sekali (93) Bumi ini sangat Tuas (64) Gedung itu sudah twa sekali ‘Sama dengan klausa nominal, dalam bahasa-bahasa fleksi dan bahass. bahasa yang mengharuskan predikat harus berupa Kategori verba, maka dalam bahasa-bahasa tersebut tidak dikenal adanya Klausa ajektiva, Dalam bahasa Inggris, misalnya, antara subjek dan predikat aj itu harus dilekatkan verba to be. Jadi, Konstruksi seperti *she very beautiful tidak gramatikal; harusnya adalah she is very beawifu, Oleh karena ada verba 10 be di, dalamnya, ‘maka Klausa itu bukan ‘dausa ajektival, melainkan klausa verbal. Klansa adverbial adalah klausa yang predikatnya berupa ad- verbia, Misalnya, Klausa bandelnya teramat sangat. Dalam bahasa Indonesia klausa adverbial ini tampaknya sangat terbatas, sejalan de- nngan jumlah Kata atau frase adverbia yang memang tidak banyak Klausa preposisional adalah Klausa yang predikatnya berupa frase yang berkategori preposisi. Umpamanya, nenek di kamar; dia dari baku ketiga klausa di atas akan disusun menjadi nenek ada di kamar; dia datang dari Medan; dan kakek pergi ke pasar baru. Jadi, Klausi- Klausa itu harus diberi verba ada, dazang, dan pergi maka Klausa itu bukan lagi Klausa preposisional, m verbal yang dilengkapi dengan keterangan. Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia. Misalnya, gajinya lima juta sebulan; a) dua belas orang; dan taksinya delapan buah. Dalam bahasa konstruksi klausa numeral itu dianggap salah. Yang benar ialah kalau contoh-contoh di atas dibentuk menjadi, misalnya, gajinya adalah lima juta sebulan; anaknya ada dua belas orang; dan taksinya ada delapa" 238 ‘ah, Dengan demikian, karena kata adalah ¢ maka Klausa tersebut sebenamya inelainkan Klausa verbal, lan ada termasuk verba, Juga bukanlah Klausa numeral, Akhimya perlu dicatat adanya itilah klausa berpusat. tak berpusat. Yang dimaksud dengan klausa berpusst aaa rae yang subjelnya terikat di dalam predikatnya, meskipun di tempat lain ada nomina atau frase nominal yang juga beriaku sebagai subjek. Klausa berpusat ini terdapat dalam beberapa bahasa fleksi, seperti bahasa Arab dan bahasa Latin, Dalam bahasa Arab, Klausa (962) adalah Klausa berpusat yang subjeknya “terikat" pada Predikatnya; sedangkan pada lavsa (960) subjeknya secara eksplisit berada di depan predikatnya; an makna kedua klausa itu persis sama, Begitu juga dengan contoh (7) dan (97) dalam bahasa Latin, (060) Agra ul qur'an ‘saya membaca Quran’ (96b) Ana aqra ul qur’an — ‘saya membaca Quran’ (7a) Amavi ‘saya sudah ci (G10) Ego amavi “saya sudah cinta’ Dari sumber lain mungkin anda akan meriem is-jenis Klausa ini, Hal saja terjadi karena berbagai teori \guistik lain dapat dikenakan untuk dijadikan sudut pandang penamaan rbagai jenis klausa. ida umumnya yang akan oleh buku-buku tata bahasa tradisional dalam bab sintaksis hanyalah satuan yang kita sebut kalimat. Oleh Karena itu, tak jarang kita jumpai pernyataan yang mengatakan bahwa Sintaksis adalah ilmu tentang kalimat, atau ilmu mengenai pe- nataan Kalimat. Hal ini mudah dipahami karena kalimat merupakan Satuan bahasa yang “langsung” digunakan sebagai satuan ujaran di dalam Komunikasi verbal yang hanya dilakukan oleh manusia. Masalah ‘ita di sini, apakah kalimat itu. 239 Dipindai dengan CamScanner

You might also like