You are on page 1of 4
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP JAKARTA BARAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEBON JERUK SATU JALAN ARJUNA SELATAN NO. 1 KEBON JERUK JAKARTA BARAT 11520 TELEPON (021) 5355762 FAKSIMILE (021) 8355700 SITUS wo pik gold LAYANAN INFORMASI DAN KELUHAN KRING PAJAK (021) 860200 EMAL pengaduangioaai.a0d Nomor = 12% MWPJ.05/KP.0707/2016 ‘25 April 2016 Sifat : Biasa Hal Revisi Penjelasan terkait PPh Pasal 23 atas Penjualan Software Berlisensi Yth. Pimpinan PT. Glous Tech Info Villa Kebon Jeruk Blok F 1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat Sehubungan dengan surat Saudara nomor: PO04/GTI/VII/2015 tanggal 06 Juli 2015 hal Penegasan PPh Pasal 23, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam surat tersebut Saudara menyampaikan bahwa: a. Saudara adalah reseller atas produk-produk software dengan merk Microsoft, Kaspersky, Mc Afee, dll, dan bukan sebagai pemegang hak cipta dan tidak mendapat izin untuk menggandakan ataupun mengubah software tersebut. b, Pembeli sebagai pemakai akhir akan mendapatkan permanent key license dari vendor. ¢. Saudara ingin mendapatkan penegasan PPh Pasal 23 atas penjualan software berlisensi. 2. Surat tersebut telah kami jawab dengan Surat nomor S-1275/WP4.05/KP.0707/2015 tanggal 7 Agustus 2015 dan melalui Surat ini kami menegaskan terkait penjelasan atas Penjualan Software berlisensi; 3. Ketentuan yang terkait a. Undang-undang Nomor & Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, antara lain mengatur: 1) Pasal 4 ayat (1) huruf h, yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan_yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperolen Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk royalti, Dalam penjelasan Pasal tersebut antara lain dijelaskan bahwa pada dasamya royalti adalah suatu jumlah yang dibayarkan atau terutang dengan cara atau perhitungan apapun, baik dilakukan secara berkala maupun tidak, sebagai imbalan atas: a) Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusasteraan, kesenian atau karya ilmiah, paten, desain atau model, rencana formula atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial atau hak serupa lainnya; b) Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial, komersial atau ilmiah; c) Pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial, atau komersial; d) Pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan Penggunaan hak atau menggunakan hak-hak tersebut pada huruf a), Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan tersebut pada huruf b), atau pemberian pengetahuan atau informasi tersebut pada huruf c), berupa: j) Penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa; ji) Penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, untuk siaran televisi atau radio yang disiarkan/dipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa; iil) Penggunaan atau hak untuk menggunakan sebagian atau seluruh spektrum radio komunikasi; e) Penggunaan atau hak menggunakan film gambar hidup (motion picture films), film atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk siaran radio; dan f) Pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau pemberian hak kekayaan intelektual/ industrial atau hak- hak lainnya sebagaimana tersebut di atas. 2) Pasal 23 ayat (1) huruf a angka 3), atas penghasilan dari royalti yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong Pajak oleh pihak yang wajib membayarkan sebesar 15% dari jumlah bruto, 3) Pasal 26 ayat (1) huruf c atas penghasilan dari royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia dipotong pajak sebesar 20% dari jumiah bruto; b. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014, antara lain mengatur: 1) Pasal 1 angka 1, Hak Cipta adalah hak ekslusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam penjelasannya yang dimaksud dengan “hak eksklusif” adalah hak yang hanya diperuntukkan bagi pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang dapat memanfaatkan hak tersebut tanpa izin dari Pencipta. 2) Pasal 1 angka 20, Lisensi adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemilik Hak Terkait kepada pihak lain untuk melaksanakan hak ekonomi atas Ciptaannya atau produk Hak Terkait dengan syarat tertentu, 3) Pasal 1 angka 21, Royalti adalah imbalan atas pemanfaatan Hak Ekonomi suatu Ciptaan atau Produk Hak Terkait yang diterima oleh pencipta atau pemilik hak terkait, 4) Pasal 8 Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan. 5) Pasal 9 ayat (1) huruf e Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk melakukan Pendistribusian Ciptaan atau salinannya. 6) Pasal 9 ayat (2) Setiap Orang yang melaksanakan hak ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapatkan izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta. 7) Pasal 11 ayat (1) Hak ekonomi untuk melakukan Pendistribusian Ciptaan atau salinannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf e tidak berlaku terhadap Ciptaan atau salinannya yang telah dijual atau yang telah dialinkan kepemilikan Ciptaan kepada siapapun. 8) Pasal 11 ayat (2) Hak ekonomi untuk menyewakan Ciptaan atau salinannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i tidak berlaku terhadap Program Komputer dalam hal Program Komputer tersebut bukan merupakan objek esensial dari penyewaan. 9) Pasal 80 ayat (1) Kecuali diperjanjikan lain, pemegang Hak Cipta atau pemilik Hak Terkait berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain berdasarkan Perjanjian tertulis untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 23 ayat (2), Pasal 24 ayat (2), dan Pasal 25 ayat (2). 10)Pasal 80 ayat (2) Perjanjian Lisensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama jangka waktu tertentu dan tidak melebihi masa berlaku Hak Cipta dan Hak Terkait. 11)Pasal 80 ayat (3) Kecuali diperjanjikan lain, pelaksanaan_perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai kewajiban penerima Lisensi untuk memberikan Royalti kepada Pemegang Hak Cipta atau pemilik Hak Terkait selama jangka waktu Lisensi. 12)Pasal 80 ayat (4) Penentuan besaran Royalti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan tata cara pemberian Royalti dilakukan berdasarkan perjanjian Lisensi antara Pemegang Hak Cipta atau pemilik Hak Terkait dan penerima Lisensi ©. Pasal 1 ayat (6) huruf u Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.03/2015 tentang Jenis Jasa Lain Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-undang nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang nomor 36 tahun 2009. 4. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan bahwa’ a. Sepanjang atas penjualan software yang dilakukan oleh PT. Glous Tech Info disertai dengan: 1) pemberian hak untuk menggunakan Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam butir 3 huruf b; dan/atau 2) pemberian lisensi dari pemegang Hak Cipta atau pemegang Hak Terkait untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaanya atau produk Hak Terkait lainnya dengan persyaratan tertentu, maka atas penghasilan yang diterima atau diperoleh sehubungan dengan penjualan software tersebut termasuk dalam pengertian penghasilan berupa royalty yang dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15%; b. dalam hal atas pembayaran royalti sebagaimana dimaksud pada huruf a dibayarkan kepada Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia dipotong PPh Pasal 26 sebesar 20% sebagaimana dimaksud dalam butir 3 huruf a angka 3) atau menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam persetujuan Penghindaran Pajak Berganda terkait; c. atas transaksi penjualan software dari PT. Glous Tech Info kepada pembeli end user, dalam hal royalti atas penggunaan atau hak menggunakan Hak Cipta atas software dimaksud sudah dibayarkan kepada pemegang Hak Cipta, maka atas penjualan berikutnya tidak terdapat kewajiban pemotongan PPh atas royalti, dan penghasilan yang diterima atas penjualan software tersebut merupakan objek pajak yang harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Wajib Pajak; d. dalam hal terdapat imbalan jasa sehubungan dengan software computer, maka atas imbalan jasa tersebut merupakan penghasilan yang wajib dipotong PPh pasal 23 sebesar 2% dari jumlah bruto oleh pihak yang membayarkan sebagaimana dimaksud dalam butir 3 huruf c. Demikian untuk dimaklumi. Pit: Kepala Kantor, fun NIP. 196804151993101001

You might also like