Professional Documents
Culture Documents
Bab 5 Diana BR Samosir
Bab 5 Diana BR Samosir
PEMBAHASAN
1. Analisis Univariat
memiliki pola asuh tertinggi yaitu baik sebanyak 26 orang tua (54,2%) dan
pola asuh kurang baik sebanyak 22 responden orang tua yaitu (45,8%). Dalam
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak orang tua yang menerapkan
pola asuh dengan baik pada anak, dimana pola asuh orang tua yang baik itu
keinginan orang tua, dapat memberikan penghargaan pada setiap hal positif
yang dilakukan oleh anak, sebagai orang tua dapat memberikan arahan
menegenai hal yang baik dan yang buruk pada anak, memberikan kebebasan
dalam pengawasan orang tua, sebagai orang tua juga tidak menelantarkan anak
serta masih banyak hal baik yang orang tua lakukan dan berikan pada anak
kemandirian pada anak secara alami pada anak itu sendiri. Pada orang tua
psikologi anak, akan tetapi sebagai orang tua dapat lebih bersifat
mengontrol. Namun, terdapat pola asuh orang tua yang buruk seperti lebih
anak melanggar aturan tersebut anak akan diberikan hukuman fisik serta
ancaman, orang tua yang tidak mempunyai banyak aturan kepada anak dan
anak bebas melakukan apa yang dia inginkan namun tanpa pengawasan yang
cukup dan bersifat tidak peduli apa yang dilakukan oleh anak. Pola asuh orang
tua yang baik sangat berpengaruh pada perkembangan anak (Oktaviari, 2019).
mengajarkan anaknya untuk belajar mandiri ke toilet sendiri dan menjadi role
model yang baik untuk anaknya. Hal ini sangat berpengaruh pada perubahan
untuk buang air kecil dan besar ditoilet bukan di sembarang tempat ataupun
ngompol di kasur pada malam hari. Toilet training membantu anak untuk lebih
Keberhasilan toilet training tidak terlepas dari tahapan usia anak yang sudah
dilewati. Semakin bertambah usia maka semakin tinggi tingkat keberhasilan
anak dalam program toilet training, hal ini dikarenakan anak sudah siap dalam
Toilet training adalah bagaimana cara anak mengontrol buang air kecil
dan buang air besar seperti anak sudah mampu mengetahui waktu ketika ingin
buang air kecil dan buang air besar, anak tidak buang air besar dan buang air
kecil di sembarangan tempat. Dalam hal ini orang tua menjadi faktor utama
dalam keberhasilan toilet training pada anak karena orang tua merupakan
banyak hal dimulai dari memberikan pengetahuan pada anak. Apabila anak
menerapkan toilet training dengan baik dan berhasil maka anak juga akan
celana dan memakai celana sendiri, dapat membedakan yang kotor dan bersih
rasa dan baunya, dapat menjaga kebersihan karena dapat cebok dan menyiram
Menurut asumsi peneliti pada penelitian ini sebagian besar orang tua
sudah berhasil menerapakan toilet training kepada anak dan untuk lebih
Faktor kegagalan dalam toilet training dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor
fisik anak seperti anak tidak dapat duduk di toilet dalam waktu yang lama,
rasa buang air besar dan buang air kecil di toilet. Faktor psikologis anak
seperti anak meniru kebiasaan saudara atau temannya ketika BAB dan BAK
tidak pada tempatnya, anak masih betah menggunakan popok atau celana yang
sudah basah dan anak tidak ingin segera menggantikannya. Ibu yang memiliki
pemahaman dan kepedulian terhadap sesuatu hal akan semakin tinggi. Ibu
dengan latar belakang pendidikan yang tinggi dalam praktek pola asuhnya
menjadi siap.
2. Analisis Bivariat
oleh peneliti mengenai hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat
data orang tua yang mempunyai anak usia prasekolah sebanyak 48 responden
dan terdapat responden yang memiliki pola asuh orang tua dalam kategori baik
anak (47,9%) dan toilet training tidak berhasil sebanyak 3 anak (6,3%),
sedangkan responden yang memiliki pola asuh orang tua kurang baik
Berdasarkan hasil output uji statistik Chi Square diperoleh P Value sebesar
0,000. Hal ini menunjukan bahwa P Value (0,000) < nilai α (0,05). Sehingga
terdapat adanya Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat
antara pola asuh orang tua dengan tingkat keberhasilan toilet training pada
orang tua melakukan pola asuh dengan baik dan rata-rata toilet training pada
anak berhasil. Hal ini dapat terjadi karena keberhasilan atau kegagalan toilet
training sendiri di pengaruhi oleh 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal berupa faktor dalam diri anak itu sendiri. Faktok ekternal
berupa faktor dari orang tua, lingkungan, pola asuh dan pengetahuan. Orang
tua memiliki peran penting dalam upaya perkembangan anak dimana keluarga
menjadi lingkungan utama bagi setiap individu sejak lahir sampai tiba
belajar mengendalikan buang air kecil dan buang air besar, dukungan keluarga
dilihat dari hasil yang dilakukan pada 35 responden dinyatakan toilet training
berhasil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang relatif baik akan
antara pola asuh dengan tingkat keberhasilan toilet training pada anak usia pra
nilai p value 0,001 (α < 0,05) yang menunjukkan terdapat adanya hubungan
yang bermakna antara Pola Asuh Orang Tua yang demokratis dengan
Keberhasilan Toilet Training pada Anak. Hubungan pola asuh orang tua yang
silang dimana 13 orang tua yang memiliki pola asuh yang tidak demokratis
terhadap anak, 10 orang anak (23,8%) toilet traning tidak berhasil dan 3 orang
anak (7,1%) toilet training berhasil sedangkan 29 orang tua yang memiliki
pola asuh anak yang demokratis, 7 anak (16,7%) toilet training tidak berhasil
yang memiliki pola asuh baik, namun toilet training pada anak yang tidak
berhasil hal ini dikarenakan akibat dari faktor kesiapan fisik anak tersebut.
Seperti anak tidak dapat jongkok dalam waktu yang lama saat buang air besar
(BAB) dan buang air kecil (BAK), anak masih kesulitan membuka pakaian,
dalam memberikan toilet training dapat diperoleh dengan cara melihat orang
lain yang mempunyai anak yang usianya sama atau melakukannya sendiri. Hal
responden (63,9%) yang dibesarkan orang tua dengan pola asuh yang baik dan
value 0,003 dapat disimpulkan dari hasil uji statistik yang menunjukkan
adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet
anak kecil dalam belajar mengontrol urin dan fese saat menjalani toilet
training. Toilet training merupakan isu utama pada masa tumbuh kembang
anak prasekolah.
training pada anak dengan pola asuh orangtua dalam kategori baik (pola asuh
demokratif) yaitu 9 orang (25,7%) dibandingkan pada pola asuh orangtua yang
buruk (otoriter dan permisif) hanya 4 orang (11,4%). Hasil uji statistik (uji chi-
yaitu terdapat adanya hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua
dengan keberhasilan toilet training pada anak di PAUD Adil Ibara Aceh Jaya.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian (Rahma, 2022) bahwa
didapatkan nilai p-value = 0.012 < 0.05 artinya penelitian ini ada hubungan
yang signifikan pola asuh dengan keberhasilan toilet training pada anak usia
persentase lebih besar berhasilnya terhadap toilet training pada anak usia
prasekolah yaitu (77.8%). Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh orang tua
sayang dan perhatian. Selain itu pola asuh demokratis jauh dari sebuah
tidak pantas dan kekerasan fisik seperti memukul dan mencubit tubuh anak.
hasil uji Rank Spearman didapatkan angka p value sebesar 0,000< dari tingkat
signifikansi ditentukan yaitu 0,05. Hasil ini menunjukkan ada hubungan pola
asuh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak usia prasekolah di
variabel pola asuh ibu dengan keberhasilan toilet training terdapat hubungan
yang positif antar variabel dengan ibu yang menerapkan pola asuh demokratis
Hal ini juga sesuai dengan penelitian (Lestari, 2020) diketahui hasil
analisis data diperoleh nilai р-value 0,000 dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu dengan keberhasilan toilet
Ciamis. Keberhasilan toilet training dapat dicapai karena pola asuh yang
positif yang diberikan oleh ibu kepada anak nya atau juga sebelumnya ibu
dalam memberikan toilet training dapat diperoleh dengan cara melihat orang
lain yang mempunyai anak yang usianya sama atau melakukannya sendiri. Hal
terdapat ada hubungan pola asuh ibu terhadap keberhasilan toilet training pada
anak usia prasekolah di Desa Wisata Sade menunjukkan nilai p-value 0,002
< 0,05 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu
dengan keberhasilan toilet training pada anak usia pra-sekolah di Desa Wisata
Sade. Dari keseluruhan jawaban responden rata-rata ibu melakukan pola asuh
dengan baik dan rata-rata toilet traininganak berhasil. Hasil ini dapat terjadi
yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal berupa faktor dalam
diri anak itu sendiri. Faktor eksternal berupa faktor dari orangtua,
lingkungan, pola asuh dan pengetahuan. Ibu memiliki peran penting dalam
upaya perkembangan anak. Dalam proses toilet training, dimana anak belajar
keberhasilan toilet training pada anak karena pola asuh memberikan dorongan
atau motivasi kepada anak untuk mandiri, namun tetap memberikan batasan
atau kontrol perilaku anak selama toilet training. Sebagai orang tua dapat
menjalankan peran seperti hubungan saling memberi dan menerima,
berkualitas akan menciptakan hubungan yang erat pada anak, sehingga anak
akan merasa percaya, dilindungi dan dicintai maka anak akan lebih berusaha
B. Implikasi Penelitian
Penelitian ini memiliki implikasi bahwa peran orang tua pada anak sebagai
educator dan role model yang baik. Untuk meningkatkan kemandirian pada anak
dalam melaksanakan toilet training melalui pola asuh orang tua yang baik sehingga,
dapat mendukung anak agar mampu berespon pada setiap bimbingan dan yang
diberikan oleh ibu. Sebagai peneliti mengharapkan penelitian ini mampu menjadi
sumber acuan untuk pengumpulan data dan referensi bagi peneliti selanjutnya dan
pendidikan maupun di rumah sakit dan memberi dampak yang baik bagi
pengembangan ilmu keperawatan yang berkaitan dengan pentingnya pola asuh yang
C. Keterbatasan Peneliti
waktu dan ketersediaan tempat yang tidak memungkinkan orang tua untuk