Professional Documents
Culture Documents
Spesifikasi Teknis SMPN 41
Spesifikasi Teknis SMPN 41
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
5. Disamping itu ketentuan lain mengenai tambahan atau pengurangan yang timbul
dalam pelaksanaan akan diatur dan dilaksanakan sesuai petunjuk Pengawas
Kegiatan/ Direksi Pekerjaan sebelum maupun selama pekerjaan berlangsung.
6. Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan, ketidakjelasan,
ketidaksesuaian baik ukuran maupun item-item pekerjaan lainnya yaitu :
a. Pada Gambar Kerja dengan detail gambarnya, maka yang mengikat adalah
gambar yang skalanya lebih kecil.
b. Antara Gambar Kerja dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS.
c. Bila pada Gambar Kerja tertulis, sedang dalam RKS tidak disebutkan, maka
Gambar Kerja yang mengikat.
d. Bila dalam RKS disebutkan, sedang dalam Gambar Kerja tidak dituliskan, maka
yang mengikat adalah RKS.
e. Penentuan bagian yang mengikat/ berlaku diatas harus mendapatkan persetujuan
Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan sebelum dilaksanakan.
8. Kerusakan jalan masuk yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan atau lahan
sekitar yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
Penyedia jasa. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan Penyedia jasa/ Penyedia
jasa bisa minta ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan
dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar yang diperlukan.
9. Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Penyedia jasa dalam keadaan seperti
pada saat penjelasan (aanwijzing) di lapangan atau peninjauan lapangan.
10. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa harus berkonsultasi
dengan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan.
PASAL 2
URAIAN PEKERJAAN
1. Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini
Penyedia jasa diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam
buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini
Penyedia jasa diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada perencana untuk
mendapatkan penyelesaian.
2. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan Struktur Bawah
o Pekerjaan galian tanah
o Pekerjaan pondasi beton footplat (sitemix beton mutu K-250)
o Pekerjaan beton sloof (sitemix beton mutu K-225)
o Urugan tanah kembali
o Urugan peninggian tanah
B. Pekerjaan Lantai 1
o Pekerjaan beton kolom (sitemix beton mutu K-250)
o Pekerjaan beton balok (readymix beton mutu K-250)
3. Sarana Kerja
Penyedia jasa wajib memasukan jadwal kerja, penyedia jasa juga wajib memasukan
identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan, dan keahlian masing-masing anggota
pelaksanaan pekerjaan, serta iventarisasi peralatan yang digunakan melaksanakan
pekerjaan ini. Penyedia jasa wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan-
bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang
dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan,semua sarana persyaratan kerja, sehingga
kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.
4. Gambar-Gambar Dokumen
a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau petentangan dalam gambar-gambar yang ada
(arsitektur, struktur dan mekanikal dan elektrikal) dalam buku uraian pekerjaan ini
maupun pekerjaan yang terjadi akibat kecelakaan dilokasi, Penyedia jasa diwajibkan
melaporkan hal tersebut kepada perencanaan/konsultan pengawas. Secara tertulis
untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi setelah konsultan pengawas
berunding terlebih dahulu dengan perencana. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat
dijadikan alasan oleh Penyedia jasa untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia jasa diwajibkan
memperhatikan dan meneliti dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil,
ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum pekerjaan
dimulai.
d. Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan Penyedia jasa wajib merundingkan terlebih dahulu dengan perencana.
e. Penyedia jasa tidak dibenarkan untuk mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum dalam gambar-gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan konsultan
pengawas.
f. Penyedia jasa harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan segala
gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar-
gambar pelaksanaan yang telah disetujui di tempat pekerjaan. Dokumen-dokumen
ini harus dapat dilihat konsultan pengawas konstruksi dan direksi setiap saat sampai
dengan serah terima kesatu. Serah terima kesatu dokumen-dokumen tersebut akan
didokumentasikan oleh pemberi tugas.
6. Jaminan Kualitas
Penyedia jasa menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua
bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan
lain, serta Penyedia jasa menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik,
bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak. Apabila
diminta. Penyedia jasa sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut
pada butir-butir ini, sebelum mendapat persetujuan dari konsultan pengawas, bahwa
pekerjaan telah dikerjakan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung
jawab Penyedia jasa sepenuhnya.
7. Contoh-Contoh
a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Penyedia jasa dan contoh-contoh tersebut diambil
dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan
atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pekerjaan nanti. Contoh-contoh
tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh pemberi tugas atau wakilnya untuk
dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun
sifatnya.
b. Penyedia jasa diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material
yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti
sertifikasi pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-material
tersebut.
d. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui
pemesanan) maka Penyedia jasa diwajibkan menyerahkan : brosur, catalog, gambar
kerja atau shop drawing dan sample yang dianggap perlu perencanaan/konsultan
pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 4
Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
8. Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam
spesifikasi teknis, Penyedia jasa harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
spesifikasi teknis, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan
pemilik/perencana/konsultan pengawas sebelum memesan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.
Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak disebutkan
nama pabriknya didalam spesifikasi teknis, Penyedia jasa harus mengajukan secara
tertulis nama dari pabrik yang menghasilkan catalog dan selanjutnya menguraikan
data-data atau yang menunjukan secara benar bahwa produk-produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk
mendapatkan persetujuan dari pemilik/perencana/konsultan pengawas.
PASAL 3
TEMPAT TITIK DUGA DAN UKURAN – UKURAN
1. Peil / Titik duga ditetapkan sesuai dengan Bench Mark (BM) terdekat hasil pengukuran.
2. Ukuran-ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-
gambar dengan catatan :
a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar, maka yang menentukan
adalah ukuran-ukuran pada gambar dengan skala yang lebih besar dan
dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 6
Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
b. Jika terdapat ketidaksesuaian antara gambar dan RKS, maka segera dikonsultasikan
dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum, selama dan sesudah
pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab penyedia jasa sepenuhnya.
d. Menetapkan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan
ketelitiannya.
e. Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.
f. Penyedia jasa diwajibkan mencocokan ukuran satu sama lain, apabila ada perbedaan
ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan.
g. Bilamana terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS, maka
petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan yang dijadikan pedoman.
3. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubahan, maka
Penyedia jasa harus membuat gambar perubahan (revisi) dengan tanda garis berwarna
diatas gambar aslinya, kesemuanya atas biaya Penyedia jasa.
4. Gambar perubahan tersebut harus disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
5. Di dalam pelaksanaan, Penyedia jasa tidak boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan
RKS dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seijin dan sepengetahuan Pejabat Pembuat
Komitmen.
PASAL 4
PERSYARATAN BAHAN
1. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan sebagaimana tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan ini serta gambar kerja.
2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PUBI 1982, PBI 1971, SKSNI – T15 – 1991 – 03, SNI 03-1729-2002,
AV, PTC, AUWI, AVE dan PKKI-05-2002.
3. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan merupakan produk dalam negeri, dan
mengacu Peraturan Daerah yang berlaku, kecuali ditentukan lain.
4. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan (shop drawing),
pengiriman kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan contoh bahan bangunan
termasuk warna dan bentuk yang akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk
diperiksa dan disetujui.
5. Penyedia jasa harus menyerahkan hasil tes laboratorium jika diperlukan, yang berkaitan
dengan mutu bahan yang akan digunakan.
6. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan barang-barang yang
dipakai (dimaksud).
7. Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan berhak untuk meminta keterangan selengkap-
lengkapnya tentang bahan tersebut.
8. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang ada
dilapangan/ Basecamp, maka Penyedia Jasa wajib memberitahu kepada Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan, agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan
sebelum dikirimkan ke lapangan bisa direkomendasi oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan apakah layak untuk dikirim/ dipasang.
9. Air
a. Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas mineral
zat organik tanah lumpur, larutan alkali dan lain-lain.
b. Jika air dari saluran air minum atau sumber air yang ada tidak mencukupi maka
penyedia jasa harus mengadakan air untuk tujuan pembangunan ini dengan
mendatangkan atau mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat.
c. Penyedia jasa harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan,
baik dengan sumur pompa atau cara-cara lain yang memenuhi syarat, tidak
diperkenankan memakai air rawa atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/
PASAL 5
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 6
PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan Penggalian
a. Lingkup Pekerjaan
(1) Pekerjaan tanah meliputi penggalian tanah biasa sedalam 1 m, dan
pengurugan kembali galian tanah.
c. Syarat-Syarat Umum
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan
pemeriksaan/ pengukuran dan pengecekan langsung ke lapangan guna
menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak akan
dijumpai dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan
mempengaruhi kelancaran pekerjaan.
PASAL 7
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Lingkup Pekerjaan
a. Membuat beton K-250 (ready mix) balok, plat lantai sesuai dengan gambar kerja
b. Membuat beton K-250 (site mix) pondasi footplat, kolom sesuai dengan gambar kerja
c. Membuat beton K-225 (site mix) sloof sesuai dengan gambar kerja.
d. Membuat beton K-100 (site mix) Beton rabat / pavement
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland/PC
b. Pasir
c. Kerikil
d. Air
e. Lapisan pelindung beton, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas.
3. Pelaksanaan.
a. Rencana Beton Ready Mix K-250
o Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk beton yang dibuat
dilapangan berlaku juga untuk Beton Ready Mix, baik mengenai persyaratan
Material Semen, Agregat, Air, ataupun Agmixture, Tes Beton, Slump dan
sebagaianya.
o Diisyaratkan agar pemesanan Beton Ready Mix dilakukan pada supplier Beton
Ready Mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya, kontinuitas
penyediaannya dan mempunyai/ mengambil material-material dari tempat
tertentu yang tetap dan bermutu baik.
o Selain mutu beton maka harus diperhatikan betul-betul tentang kontinuitas
pengadaan agar tidak terjadi hambatan dalam waktu pelaksanaan.
o Direksi/Tim Teknis/Konsultan Pengawas akan menolak setiap Beton Ready Mix
yang sudah mengeras dan menggumpal untuk tidak digunakan dalam
pengecoran. Usaha-usaha untuk menghaluskan/ menghancurkan Beton Ready Mix
yang sudah mengeras atau menggumpal sama sekali tidak diperbolehkan.
o Penambahan air dan material lainnya kedalam Beton Ready Mix yang sudah
berbentuk adukan sama sekali tidak diperkenankan, karena akan merusak
komposisi yang ada dan bisa menurunkan mutu beton yang direncanakan.
o Untuk mencegah terjadi pengerasan/ penggumpalan beton sebelum dicorkan,
maka Kontraktor Pelaksana harus merencanakan secermat mungkin mengenai
Beton Ready Mix harus kapan tiba di Lapangan dan beberapa jumlah volume yang
dibutuhkan, termasuk didalamnya dengan memperhitungkan kemungkinan
macetnya transportasi dari/ ke lapangan.
o Kontraktor Pelaksana harus meminta jaminan tertulis kepada Supplier Beton
Ready Mix jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas
pengadaan dan jumlah/ volume beton yang digunakan. Walaupun demikian,
untuk mengecek mutu beton yang dipakai maka baik Kontraktor Pelaksana
maupun suplier Beton Ready Mix masing-masing harus membuat silinder atau
kubus beton percobaan untuk ditest di Laboratorium yang ditunjuk/ disetujui
secara tertulis oleh Direksi/ tim teknis Konsultan Pengawas dan jumlah silinder
atau kubus beton dibuat sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia.
5) Lantai Kerja
Semua pekerjaan beton, terutama pekerjaan pondasi, yang berhubungan
dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberi pasir dan lantai kerja dari beton K-
100
e. Pengecoran Beton
1) Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
2) Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca buruk dan bila
pada lokasi yang sama sedang dilaksanakan pekerjaan pemancangan tiang
pancang.
PASAL 8
PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan pondasi footplat
b. Penyediaan lubang-lubang khusus untuk saluran air, listrik dan sebagainya pada
pondasi.
c. Pemasangan stek dan angkur yang diperlukan untuk pekerjaan berikutnya.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
b. Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan uraian pasal 4 mengenai
persyaratan bahan.
3. Pelaksanaan
a. Umum
1) Semua pekerjaan pondasi dilaksanakan apabila galian tanah telah diperiksa
ukuran dan kedalamannya serta disetujui Direksi.
2) Jika lubang galian terjadi genangan air harus dikeringkan terlebih dahulu.
3) Dasar galian diurug dengan pasir urug dan dipadatkan sampai benar-benar
padat dengan ketebalan sesuai yang ditentukan.
4) Penghentian pekerjaan pondasi harus dibuat bergigi agar penyambungan
berikutnya terjadi ikatan kokoh dan sempurna.
2.
PASAL 9
PEKERJAAN PASANGAN BATA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pasangan batu bata merah 1pc : 5ps untuk dinding bata diatas dinding kedap air.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
b. Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan uraian pasal 4 mengenai
persyaratan bahan.
3. Pelaksanaan
a. Pasangan batu bata yang utuh, tidak retak atau cacat lainnya untuk membuat
dinding pasangan sesuai dengan yang direncanakan
PASAL 10
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran dinding batu bata 1pc : 5ps pada dinding batu bata
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
b. Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan uraian pasal 4 mengenai
persyaratan bahan.
3. Pelaksanaan
a. Plesteran dinding menggunakan campuran 1pc : 5ps termasuk acian. Sebelum
diplester dinding disiram air sampai basah.
b. Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih 2 cm (rata - rata 1,5 cm).
c. Pekerjaan plesteran akhir harus betul - betul lurus, rata dan tegak lurus pada bagian
sudut.
PASAL 11
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup pekerjaan
a. Pemasangan titik lampu
b. Instalasi jaringan listrik termasuk pemasangan MCB, saklar dan stop kontak.
2. Persyaratan Bahan
a. Lampu LED hemat energi PHILIPS
b. Saklar dan stop kontak Broco
c. Kabel untuk kelengkapan instalasi listrik ETERNA
3. Pelaksanaan
a. Pelaksana pekerjaan listrik adalah Badan Usaha yang terdaftar sebagai instalatur
yang telah mendapat pengesahan dari PLN setempat.
b. Instalatur harus menyediakan gambar kerja (shop drawing) dan gambar hasil akhir
pemasangan sesuai dengan standar PLN setelah terlebih dahulu disetujui direksi.
c. Semua pemasangan lampu downlight, upligth, spotlight, saklar, stop kontak dan
instalasi kabel listrik harus baik dan rapi.
d. Pemasangan fuse box (panel box/box sekring)
PASAL 12
PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan dan semua pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan penutup lantai atau sesuai dengan gambar
kerja
b. Penyedia Jasa harus memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang,
khususnya untuk diseleksi kualitas, warna, tekstur bahan untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan ini dilakukan ke seluruh ruangan, serta seluruh detail yang disebutkan
dalam gambar sesuai petunjuk Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas.
2. Persyaratan bahan
a. Bahan Keramik yang digunakan produk ASIA TILE dengan ketebalan 7mm,
toleransi ukuran < 1% dan penyerapan air tidak lebih dari 1%.
b. Ukuran Keramik lantai yang digunakan adalah 40x40 cm, anti gores, unpolished,
tidak licin, kualitas baik, tidak retak, rata, dan mempunyai daya lekat aduk standart
warna sesuai gambar atau ditentukan kemudian.
c. Keramik yang akan dipasang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran masing-
masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak, maupun cacat.
d. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, Penyedia Jasa harus mengajukan contoh
terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas.
Bahan tersebut harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup.
3. Pelaksanaan
a. Pemasangan Keramik sebaiknya dilakukan pada tahap akhir, untuk menghindari
kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
b. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik tile harus bersih, cukup kering dan
rata air.
c. Sebelum dipasang keramik tile terlebih dahulu direndam air.
d. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
e. Adukan semen untuk pemasangan harus penuh, baik di permukaan dasar maupun di
belakang keramik lantai yang terpasang. Bahan adukan dari Campuran Semen
Portland dan pasir muntilan (1Pc : 3 Psr), dengan ketebalan rata-rata : 1,5 – 4 cm
f. Lebar nat yang dianjurkan untuk lantai ± 2 mm dengan campuran pengisi nat
(Grout) Semen Portland/Mortar Utama/Prime Mortar. Bagi area yang luas dianjurkan
untuk diberi expansion joint.
g. Pemotongan homogeniustile harus menggunakan mesin pemotong, dan bekas
potongan harus digerinda dan diamplas sampai halus dan rata. Pemasangan
dilakukan sesuai pola yang ditentukan dalam gambar.
h. Garis-garis pada pemasangan lantai harus berkesinambungan satu dengan yang
lainnya, kecuali pada pertemuan khusus.
SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 22
Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
i. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus, berombak, turun
naik dan retak harus dibongkar.
j. Keramik tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda pada
permukaan Keramik tile hingga betul-betul bersih.
k. Keramik tile yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3
x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
PASAL 13
PELAPORAN DAN DOKUMENTASI
1. Sebelum pekerjaan dimulai, pihak Penyedia jasa diwajibkan membuat gambar kerja
(shop drawing) sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan shop drawing harus
disetujui oleh direksi.
2. Laporan Harian disiapkan Penyedia jasa dan dibuat bersama oleh Pelaksana serta
diketahui oleh Koordinator Pengawas Lapangan.
3. Laporan Prestasi pekerjaan mingguan dibuat oleh Pemborong dan diketahui oleh
Koordinator Pengawas Lapangan sesuai dengan form yang telah ditentukan.
4. Penilaian prestasi pekerjaan atas dasar pekerjaan yang telah diselesaikan, tidak
termasuk bahan-bahan yang telah didatangkan dan tidak atas dasar besarnya biaya
yang telah dikeluarkan oleh pemborong.
5. Foto dokumentasi berwarna sebagai laporan visual pelaksanaan pekerjaan disusun
dalam album laporan visual (fisik 0% ,50 %, 100%). Pengambilan foto dokumentasi
pekerjaan harus pada satu titik pengambilan sehingga dapat diketahui kondisi sebelum,
pada waktu, serta sesudah pekerjaan dilaksanakan.
6. Asbuild Drawing di buat diatas kertas ukuran A3 dijilid rapi dan dibukukan serta berisi :
a. Gambar pelaksanaan dan perubahannya.
b. Volume/ukuran komponen pekerjaan yang dilaksanakan.
c. Asbuild Drawing ini dipakai sebagai syarat kelengkapan dalam serah terima
pertama pekerjaan.
PASAL 14
LAIN – LAIN
1. Semua bahan yang akan dipergunakan dan didatangkan harus sesuai dengan Bestek
serta harus mendapatkan ijin Direksi / Pengawas Lapangan.
2. Penggunaan bahan - bahan yang tidak sesuai dengan syarat - syarat yang tercantum
dalam dokumen ini akan ditolak atau dikeluarkan dari lokasi atas perintah Pengguna
Anggaran / Pengawas Lapangan .
3. Apabila terjadi keraguan akan mutu bahan yang didatangkan kemudian Pengawas
Lapangan minta pemeriksaan pada Laboratorium bahan bangunan, maka biaya yang
timbul menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
4. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang belum diuraikan dalam dokumen ini maka akan di
betulkan dalam Berita Acara Aanwijzing (Aanvoeling) .
5. Apabila ada perbedaan antara Spesisikasi teknis dan Gambar, antara skala kecil dengan
skala besar maka akan diselesaikan bersama dalam rapat.
6. Apabila ada kekurangan atau kelengkapan maka diselesaikan bersama dalam rapat
berkala.
PASAL 15
PENUTUP
1. Sehubungan dengan adanya Bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka
Penyedia jasa wajib untuk mempelajari dan memahami gambar / bestek, daftar
kwantitas barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan penawaran
yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Semarang, 2021
Mengetahui:
Pejabat Pembuat Komitmen