You are on page 1of 25

RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang


Kelas Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG

2. Dalam melaksanakan pekerjaan berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah


ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Standar Normalisasi Indonesia SNI 03-1750-1990
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971;NI-2
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961;NI-5
d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)1987SPLN
e. American Concrete Institute (A.C.I)
f. Pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur
tembok bertulang untuk gedung 1983
g. Pedoman beton 1989 (SKBI-1.4.53.1988)
h. Tata cara perhitungan Struktur beton untuk bangunan gedung (SK SNI T-
15-1991-03)
i. Peraturan perencanaan tahan gempa Indonesia untuk gedung 1983
j. Petunjuk perencanaan struktur bangunan untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (SKBI-2.3.5.3. 1987 UDC :
699.81:624.04)
k. Peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3(1970)
l. Persyataran umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
m. Peraturan-peraturan umum untuk pemeriksaan bahan bangunan Indonesia
(PUBB) 1956
n. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan keselamatan kerja
o. Peraturan semen Portland Indonesia NI -8 (1972)
p. Mutu dan cara uji sement porlant (SII 0013-81)
q. Agregat halus (SII 0404-80)
r. Agregat kasar(SII 0079-79/0087-75/0075-75)
s. Baja tulangan beton (SII 0136-84)
t. Jaringan kawat baja las untuk tulangan beton (SII 0784-83)
u. Kayu (SII 0458-81)
v. Keramik ; NI-129 (SII-0023-81)
w. Cat ;NI-4
x. Standard Nasional Indonesia 03-6197-2000
y. Petunjuk dari pabrik produk/pembuat peralatan
z. SK Gubernur atau peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh
Jawatan/Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan pemerintah

3. Pelaksanaan Pekerjaan harus mengacu pada :


a. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan.
b. Bestek,detail dan gambar kerja.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pengguna Barang/jasa tentang penunjukan kontraktor.
f. SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa).
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule).
i. Kontrak/surat Perjanjian Pemborongan.
4. Tata cara penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan pembangunan ini secara umum
harusmengacu syarat-syarat dalam RKS maupun perubahan-perubahan dan atau

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 1


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
tambahan-tambahannya dalam Berita Acara Aanwijzing serta Gambar Kerja dan atau
gambar-gambar perubahan dan tambahan yang telah disetujui Pengawas Kegiatan/
Direksi Pekerjaan.

5. Disamping itu ketentuan lain mengenai tambahan atau pengurangan yang timbul
dalam pelaksanaan akan diatur dan dilaksanakan sesuai petunjuk Pengawas
Kegiatan/ Direksi Pekerjaan sebelum maupun selama pekerjaan berlangsung.

6. Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan, ketidakjelasan,
ketidaksesuaian baik ukuran maupun item-item pekerjaan lainnya yaitu :
a. Pada Gambar Kerja dengan detail gambarnya, maka yang mengikat adalah
gambar yang skalanya lebih kecil.
b. Antara Gambar Kerja dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS.
c. Bila pada Gambar Kerja tertulis, sedang dalam RKS tidak disebutkan, maka
Gambar Kerja yang mengikat.
d. Bila dalam RKS disebutkan, sedang dalam Gambar Kerja tidak dituliskan, maka
yang mengikat adalah RKS.
e. Penentuan bagian yang mengikat/ berlaku diatas harus mendapatkan persetujuan
Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan sebelum dilaksanakan.

7. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia jasa harus dapat menjaga lingkungan


agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.

8. Kerusakan jalan masuk yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan atau lahan
sekitar yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
Penyedia jasa. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan Penyedia jasa/ Penyedia
jasa bisa minta ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan
dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar yang diperlukan.

9. Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Penyedia jasa dalam keadaan seperti
pada saat penjelasan (aanwijzing) di lapangan atau peninjauan lapangan.

10. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa harus berkonsultasi
dengan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan.

PASAL 2
URAIAN PEKERJAAN

1. Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini
Penyedia jasa diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam
buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini
Penyedia jasa diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada perencana untuk
mendapatkan penyelesaian.

2. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan Struktur Bawah
o Pekerjaan galian tanah
o Pekerjaan pondasi beton footplat (sitemix beton mutu K-250)
o Pekerjaan beton sloof (sitemix beton mutu K-225)
o Urugan tanah kembali
o Urugan peninggian tanah

B. Pekerjaan Lantai 1
o Pekerjaan beton kolom (sitemix beton mutu K-250)
o Pekerjaan beton balok (readymix beton mutu K-250)

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 2


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
o Pekerjaan beton plat lantai (readymix beton mutu K-250)
o Pekerjaan pasangan dinding
o Pekerjaan plesteran dan acian
o Pekerjaan rabat beton lantai (sitemix lantai kerja beton mutu K-100)
o Pekerjaan lantai ruang kelas
o Pekerjaan Instalasi Listrik

3. Sarana Kerja
Penyedia jasa wajib memasukan jadwal kerja, penyedia jasa juga wajib memasukan
identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan, dan keahlian masing-masing anggota
pelaksanaan pekerjaan, serta iventarisasi peralatan yang digunakan melaksanakan
pekerjaan ini. Penyedia jasa wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan-
bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang
dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan,semua sarana persyaratan kerja, sehingga
kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.

4. Gambar-Gambar Dokumen
a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau petentangan dalam gambar-gambar yang ada
(arsitektur, struktur dan mekanikal dan elektrikal) dalam buku uraian pekerjaan ini
maupun pekerjaan yang terjadi akibat kecelakaan dilokasi, Penyedia jasa diwajibkan
melaporkan hal tersebut kepada perencanaan/konsultan pengawas. Secara tertulis
untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi setelah konsultan pengawas
berunding terlebih dahulu dengan perencana. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat
dijadikan alasan oleh Penyedia jasa untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia jasa diwajibkan
memperhatikan dan meneliti dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil,
ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum pekerjaan
dimulai.
d. Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan Penyedia jasa wajib merundingkan terlebih dahulu dengan perencana.
e. Penyedia jasa tidak dibenarkan untuk mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum dalam gambar-gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan konsultan
pengawas.
f. Penyedia jasa harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan segala
gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar-
gambar pelaksanaan yang telah disetujui di tempat pekerjaan. Dokumen-dokumen
ini harus dapat dilihat konsultan pengawas konstruksi dan direksi setiap saat sampai
dengan serah terima kesatu. Serah terima kesatu dokumen-dokumen tersebut akan
didokumentasikan oleh pemberi tugas.

5. Gambar-Gambar Pelaksanan Dan Contoh-Contoh


a. Semua gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram,
ilustrasi jadwal, brosur, atau data yang disiapkan Penyedia jasa atau subPenyedia
jasa, supplier atau produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian
pekerjaan.
b. Disediakan contoh-contoh benda dari Penyedia jasa untuk menunjukan bahan,
pelengkapan, dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh konsultan pengawas untuk
menilai dahulu.
c. Penyedia jasa akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan
dengan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang
diisyaratkan dalam dokumen kontrak atau oleh konsultan pengawas.
d. Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda
sebagaimana ditentukan konsultan pengawas. Penyedia jasa harus melampirkan
keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jikaada
hal-hal demikian.

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 3


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
e. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh dianggap Penyedia jasa telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau
contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.
f. Konsultan Pengawas dan Perencanaan akan memeriksa dan menolak atau
menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-
singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan
mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.
g. Penyedia jasa akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta konsultan
pengawas dan menyerahkan kembali gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-
contoh sampai disetujui.
h. Persetujuan konsultan pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-
contoh tidak membebaskan Penyedia jasa dari tanggung jawabnya atas perbedaan
tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas.
i. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh yang harus disetujui konsultan pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum
ada persetujuan dari konsultan pengawas.
j. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan konsultan
pengawas dalam dua salinan, konsultan pengawas akan memeriksa dan
mencantumkan “Telah Diperiksa Tanpa Perubahan” atau “Ditolak” satu salinan
ditahan oleh konsultan pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua dikembalikan
kepada sub Penyedia jasa atau yang bersangkutan lainnya.
k. Sebelum catalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut
konsultan pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam catalog atau barang
cetakan tersebut sudah jelas dan tidak dirubah. Barang cetakan ini juga harus
diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan diperlukan sama
seperti butir diatas.
l. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi teknis harus dikirimkan kepada
konsultan pengawas.
m. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-katalog
kepada konsultan. Pengawas dan perencanaan menjadi tanggungan Penyedia jasa.

6. Jaminan Kualitas
Penyedia jasa menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua
bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan
lain, serta Penyedia jasa menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik,
bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak. Apabila
diminta. Penyedia jasa sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut
pada butir-butir ini, sebelum mendapat persetujuan dari konsultan pengawas, bahwa
pekerjaan telah dikerjakan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung
jawab Penyedia jasa sepenuhnya.

7. Contoh-Contoh
a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Penyedia jasa dan contoh-contoh tersebut diambil
dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan
atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pekerjaan nanti. Contoh-contoh
tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh pemberi tugas atau wakilnya untuk
dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun
sifatnya.
b. Penyedia jasa diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material
yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti
sertifikasi pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-material
tersebut.
d. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui
pemesanan) maka Penyedia jasa diwajibkan menyerahkan : brosur, catalog, gambar
kerja atau shop drawing dan sample yang dianggap perlu perencanaan/konsultan
pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 4
Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
8. Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam
spesifikasi teknis, Penyedia jasa harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
spesifikasi teknis, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan
pemilik/perencana/konsultan pengawas sebelum memesan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.
Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak disebutkan
nama pabriknya didalam spesifikasi teknis, Penyedia jasa harus mengajukan secara
tertulis nama dari pabrik yang menghasilkan catalog dan selanjutnya menguraikan
data-data atau yang menunjukan secara benar bahwa produk-produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk
mendapatkan persetujuan dari pemilik/perencana/konsultan pengawas.

9. Material dan Tenaga Kerja


Seluruh peralatan, mineral yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru. Seluruh
peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat
diperlukan dan Penyedia jasa harus melaksanakannya.

10. Klausal Disebutkan Kembali


Apabila dalam dokumen tender ini klausal-klausal yang disebutkan kembali pada butir
lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian
lebih menegaskan masalah. Jika terjadi hal-hal yang sering bertentangan antara gambar
atau terhadap spesifikasi teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai
bobot tenis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi. Pemilik proyek
dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk segala “claim” atau tuntutan terhadap
hak-hak asasi manusia.

11. Koordinasi Pekerjaan


a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek
ini harus dikoordinir terlebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan yang
laian dapat dihindarkan. Melokalisasi/merinci setiap pekerjaan sampai dengan detail
untuk menghindari gangguan dan konflik serta harus persetujuan dari konsultan
perencana/pengawas.
b. Penyedia jasa harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-
syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi tertulis dari konsultan pengawas.
c. Konsultan pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia jasa
pada setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian konsultan pengawas dalam
pengontrolan terhadap kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia
jasa. Tidak berarti Penyedia jasa bebas dari tanggung jawab.
d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (spesifikasi)
atau instruksi tertulis dari konsultan pengawas harus diperbaiki atau dibongkar.
Semua biaya diperlukan untuk itu menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.

12. Peraturan Hak Patent


Penyedia jasa harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua “claim” atau tuntutan,
biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau
nama produksi, hak cipta ada semua material dan peralatan yang digunakan dalam
proyek ini.

13. Shop Drawing


a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan
design yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 5


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan
termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis dan
hal-hal lain yang diperlukan.
c. Penyedia jasa bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing
fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian konstruksi baja.
d. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasi diworkshop kecuali atas persetujuan
konsultan pengawas.
e. Semua Baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun dilapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
f. Pekerjaan perubahan dan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan yang
diakibatkan oleh kurang kelalaian Penyedia jasa, harus dilakukan atas biaya Penyedia
jasa.
g. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus
ditanyakan kepada konsultan pengawas/perencana.
h. Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat gambar-gambar “Asbuilt Drawing” sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan. Untuk
kebutuhan pemeriksanaan dikemudian hari dan gambar-gambar tersebut diserahkan
kepada konsultan pengawas.

14. Pembuatan Gambar Pelaksanaan (Asbuilt Drawing)


a. Sebelum penyerahan pekerjaan I, Penyedia jasa pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri dari :
b. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
c. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.
d. Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka
yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuain konstruksi harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
e. Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan
pada saat Penyerahan I. Kekurangan dalam hal ini akan berakibat Penyerahan.

15. PEKERJAAN TAMBAH / KURANG DAN PERBAIKAN


1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/ kurang diperintahkan dengan tertulis oleh
Pemberi Tugas.
2. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut Daftar Harga Satuan
Pekerjaan yang dimasukkan oleh Penyedia Barang/Jasa yang pembayarannya
diperhitungkan bersama-sama Penyedia Barang / Jasa dengan angsuran terakhir.
3. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih
lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama-sama Penyedia Barang/Jasa dengan
persetujuan Pemberi Tugas.
4. Adanya Pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas/Direksi dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah
tersebut.

PASAL 3
TEMPAT TITIK DUGA DAN UKURAN – UKURAN

1. Peil / Titik duga ditetapkan sesuai dengan Bench Mark (BM) terdekat hasil pengukuran.
2. Ukuran-ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-
gambar dengan catatan :
a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar, maka yang menentukan
adalah ukuran-ukuran pada gambar dengan skala yang lebih besar dan
dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 6
Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
b. Jika terdapat ketidaksesuaian antara gambar dan RKS, maka segera dikonsultasikan
dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum, selama dan sesudah
pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab penyedia jasa sepenuhnya.
d. Menetapkan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan
ketelitiannya.
e. Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.
f. Penyedia jasa diwajibkan mencocokan ukuran satu sama lain, apabila ada perbedaan
ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan.
g. Bilamana terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS, maka
petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan yang dijadikan pedoman.
3. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubahan, maka
Penyedia jasa harus membuat gambar perubahan (revisi) dengan tanda garis berwarna
diatas gambar aslinya, kesemuanya atas biaya Penyedia jasa.
4. Gambar perubahan tersebut harus disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
5. Di dalam pelaksanaan, Penyedia jasa tidak boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan
RKS dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seijin dan sepengetahuan Pejabat Pembuat
Komitmen.

PASAL 4
PERSYARATAN BAHAN

1. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan sebagaimana tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan ini serta gambar kerja.
2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PUBI 1982, PBI 1971, SKSNI – T15 – 1991 – 03, SNI 03-1729-2002,
AV, PTC, AUWI, AVE dan PKKI-05-2002.
3. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan merupakan produk dalam negeri, dan
mengacu Peraturan Daerah yang berlaku, kecuali ditentukan lain.
4. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan (shop drawing),
pengiriman kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan contoh bahan bangunan
termasuk warna dan bentuk yang akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk
diperiksa dan disetujui.
5. Penyedia jasa harus menyerahkan hasil tes laboratorium jika diperlukan, yang berkaitan
dengan mutu bahan yang akan digunakan.
6. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan barang-barang yang
dipakai (dimaksud).
7. Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan berhak untuk meminta keterangan selengkap-
lengkapnya tentang bahan tersebut.
8. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang ada
dilapangan/ Basecamp, maka Penyedia Jasa wajib memberitahu kepada Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan, agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan
sebelum dikirimkan ke lapangan bisa direkomendasi oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan apakah layak untuk dikirim/ dipasang.
9. Air
a. Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas mineral
zat organik tanah lumpur, larutan alkali dan lain-lain.
b. Jika air dari saluran air minum atau sumber air yang ada tidak mencukupi maka
penyedia jasa harus mengadakan air untuk tujuan pembangunan ini dengan
mendatangkan atau mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat.
c. Penyedia jasa harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan,
baik dengan sumur pompa atau cara-cara lain yang memenuhi syarat, tidak
diperkenankan memakai air rawa atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 7


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
Pengawas Kegiatan. Air yang dipakai sebagai pencampur adukan beton harus
memenuhi syarat-syarat PUBI 1982
10. Portland Semen
a. Portland Cemen (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah semen Bosowa
Type I atau Type II, Gresik, dynamix dll harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam NI-8 Bab 3.2, PBI 1971 dan PUBI – 1982, warna abu-abu
kehijauan.
b. Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus sama dengan semen yang dipakai
pada waktu menentukan campuran beton.
c. Untuk pekerjaan beton plat, menggunakan semen portland type II yang tahan sulfat.
d. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di tempat
pekerjaan.
e. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.
f. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, Penyedia Jasa diwajibkan
untuk menjaga stok semen jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan (sesuai
dengan schedule).
g. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat bebas air/ bocor air hujan dan
tidak terpengaruh cuaca.
h. Semen harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi yang sama
11. Kerikil / agregat kasar.
a. Untuk pekerjaan beton, batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai 3 cm, bersih
dari bahan organis atau kotoran lain dan sebelum digunakan harus dicuci terlebih
dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil yang
keras tidak berpori.
c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.
12. Pasir / agregat halus
a. Pasir urug adalah pasir pengisi yang tidak mengandung bahan organis dan bebas
dari bahan lumpur.
b. Pasir aduk adalah pasir yang tidak mengandung bahan organis atau garam atau
tidak tercampur tanah atau bahan-bahan lain.
c. Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan organis, kasar
tajam memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI‟ 71.
d. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar tidak mengandung lumpur
atau tanah (yang berkualitas baik).
e. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai dengan fungsi
penggunaannya, tidak diperbolehkan tercampur satu dengan yang lainnya.
13. Batu Bata
a. Bata merah digunakan ukuran tebal 5 cm, lebar10 cm dan panjang 20 cm,
bentukrapi dan lurus pada setiap sudutnya dan tidak pecah - pecah.
b. Panjang bata 1/2 atau 3/4 hanya dapat dipasang pada pasangan awalan sedang
lainnya menggunakan bata utuh.
c. Sebelum dipasang bata merah disiram air terlebih dulu.
14. Besi
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
b. Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari produksi pabrik yang
telah disetujui Pengawas Kegiatan.
c. Baja tulangan harus dari baja polos atau diprofilkan dengan tegangan leleh minimal
2400 kg/cm2 untuk besi beton Ø < 12 mm dan dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2
untuk besi beton Ø > 12 mm, untuk tulangan dengan Ø > 12 mm digunakan baja
diprofilkan, yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-kelentuan SKSNI T-
15-1991-03.
d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka lama. Cara pembengkokan besi tulangan
harus menurut SKSNI T-15-1991 - 03.
e. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran.
Selimut beton dibuat dengan beton decking (tahu beton) dari semen pasir campuran
1 : 2 dengan ukuran 4 x 4 x 3 cm untuk elemen struktur (balok, kolom) dan 4 x 4 x 2
SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 8
Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
cm untuk elemen pelat. Besi tulangan harus disatukan satu sama lain dengan kawat
bendrat.
f. Sebelum pengecoran baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat atau
bahan lain yang merusak hubungan besi dan beton.
g. Untuk besi tulangan tidak boleh mempergunakan besi bekas pakai.
15. Pasir urug
a. Lapisan pasir digunakan sebagai lantai kerja untuk konstruksi drainase dengan
menggunakan beton bertulang.
b. Lapisan pasir tidak boleh mengandung bahan organis dan bebas dari bahan lumpur.
c. Lapisan pasir tidak boleh mengandung bahan organis atau garam atau tidak
tercampur tanah atau bahan-bahan lain.
d. Penggunaan lapis sirtu dan peralatannya harus disahkan oleh Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan sebelum digunakan.
e. Pada akhir pekerjaan lapis sirtu harus dipadatkan dengan alat stamper atau yang
sejenis.
16. Lain-lain
a. Penggunaan bahan yang belum tertuang dalam pasal ini agar menyesuaikan
penggunaannya dan sesuai gambar dan dapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan.
b. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini
sebelumnya harus setelah diperiksa dan diterima oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan.
c. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan tersebut akan
ditolak atau dikeluarkan atas perintah Pengawas Kegiatan setelah 2x24 jam dengan
segala resiko oleh Penyedia jasa.
d. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan maka biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Penyedia jasa.
e. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam RKS dan ada dalam gambar,
sebelum bahan tersebut didatangkan di lokasi kegiatan agar terlebih dahulu
dikoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.

PASAL 5
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pengukuran tapak kembali


a. Penyedia jasa diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah tertera
kebenarannya.
b. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada perencana/konsultan pengawas untuk
diminta keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut harus dilakukan dengan alat
waterpass/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggungjawabkan.
d. Penyedia jasa harus menyediakan theodolit/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan perencanaan/konsultan pengawas
selama pelaksanaan proyek.
e. Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asa segitiga phytagoras
hanya diperkenakan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
perencana/konsultan pengawas.
f. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Penyedia jasa.
2. Tempat Pekerjaan diserahkan kepada Penyedia jasa dalam keadaan seperti pada waktu
Pemberian Penjelasan.
3. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh
pelaksanaan pembangunan ini menjadi tanggung jawab Penyedia jasa, Penyedia jasa
wajib memperbaiki sampai baik kembali.
SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 9
Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
4. Penyedia jasa harus membuat bangunan sementara untuk kantor pengelolaan kegiatan,
barak kerja dan gudang untuk menyimpan bahan-bahan dengan ketentuan antara lain :
a. Bangunan sementara boleh memanfaatkan bangunan sekitarnya yang masih layak
dipergunakan.
b. Jika diperlukan pembuatan bangunan sementara, penempatan bangunan sementara
harus sepengetahuan dan seijin Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
c. Kualitas dan mutu bangunan harus disetujui Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
d. Bangunan sementara harus mempunyai penghawaan dan penerangan secukupnya,
tidak gelap dan tidak bocor.
e. Bangunan sementara/ Direksi Keet dilengkapi meja kursi rapat, meja kursi tamu,
almari, meja kursi kerja, white board serta papan untuk menempelkan gambar dan
ditutup dengan plastik
5. Pelayanan Pengujian
a. Penyedia Jasa harus menyediakan tempat kerja, bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan
dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian yang
diperlukan. Umumnya Penyedia Jasa di bawah perintah dan pengawasan Direksi
Teknis akan melakukan semua pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu
bahan baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin bahwa bahan-
bahan tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan pelayanan pengujian dan/ atau fasilitas
laboratorium sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan
pengendalian mutu.
c. Dalam segala hal, Penyedia Jasa harus menggunakan SNI, sebagai standar
pengujian. Penyedia Jasa dapat menggunakan standar lain yang relevan sebagai
pengganti SNI atas persetujuan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan.
d. Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Pengawas Kegiatan/ Direksi
Pekerjaan untuk memeriksa pekerjaan yang telah selesai apakah telah memenuhi
mutu bahan, kepadatan dari pemadatan dan setiap ketentuan lanjutan yang
diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan.
e. Bahan dan pengerjaan yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus
dibongkar dan diganti dengan bahan dan pengerjaan yang memenuhi Spesifikasi ini,
atau menurut Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan harus diperbaiki sedemikian
hingga setelah diperbaiki akan memenuhi semua ketentuan dalam kontrak.
6. Piket-piket bouwplank dan profil :
Piket-piket guna menentukan as, titik duga dan lain-lain sebagainya dibuat dari kayu
tahun yang baik dan kering, ukuran 5 x 7 panjang dan dimensi secukupnya.
7. Bouwplank
a. Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang tertancap kuat kedalam tanah
dan tidak dapat digerakkan.
b. Profil untuk pasangan harus dari kayu meranti, kayu kapur/ kayu kelapa yang tua,
kering dan lurus.
c. Titik-titik as bangunan harus di jaga kebenarannya agar tidak berubah letaknya.
d. Pemasangan bouwplank harus berjarak maksimal 20 m dan melintang bangunan.
e. Jika tidak terpaksa harus dipindah, pemindahan as-as bangunan dalam bouwplank
tidak dibenarkan. Pemindahan titik-titik as bangunan harus sepengetahuan Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
8. Papan nama Kegiatan :
Papan nama kegiatan dibuat dengan ukuran 1 x 2 m, dan dipasang dilokasi kegiatan, 1
(satu) minggu setelah Penyedia jasa menerima SPK selama kegiatan berlangsung.
Papan nama kegiatan dibuat dari papan dan tiang kayu 10 x 10 kayu kualitas II (dibuat
sesuai petunjuk Pengawas Kegiatan).
9. Atas biaya penyedia jasa, bila diharuskan oleh pihak pemerintah daerah setempat,
Penyedia jasa boleh memasang papan nama kegiatan sesuai normalisasi dari
Pemerintah Daerah setempat.
10. Pekerjaan Pembongkaran dan Perbaikan
a. Lingkup Pekerjaan
SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 10
Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
Pekerjaan meliputi pembongkaran, penggalian dan perbaikan serta pembuatan
bangunan-bangunan, jalan, gorong-gorong, jembatan atau hal-hal lain yang
merupakan milik Instansi/ Negara dan milik perorangan yang terletak pada lokasi
pekerjaan. Pekerjaan Penyedia jasa menurut petunjuk-petunjuk Direksi dan syarat-
syarat teknis dan instansi yang bersangkutan.
b. Pelaksanaan Pembongkaran dan Perbaikan
 Penyedia jasa dalam melaksanakan pembongkaran atau penggalian harus
diusahakan tidak merusak bahan yang masih bisa dipergunakan dan melindungi
bagian bangunan yang berhubungan dengan pekerjaan ini, dan pelaksanaan
harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
 Pelaksanaan pembongkaran dan perbaikan yang menyangkut fasilitas umum
harus disediakan, dikerjakan dan pelaksanaan harus sesuai dengan petunjuk
Direksi.
 Persyaratan teknis terhadap perbaikan dan pemindahan bangunan yang dimaksud
dan belum tercakup dalam Spesifikasi akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan
informasi dan instansi yang bersangkutan.
 Pada tempat mana akan dibuat jalur galian pipa terdapat pengerasan bangunan,
maka sebelum pengerasan tersebut berikut pondasinya harus dibongkar harus
mengajukan izin ke Direksi.
 Setiap bangunan/saluran, jalan atau lainnya yang dibongkar akibat pekerjaan ini
harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula sehingga memuaskan Direksi.
 Pagar dan tanaman atau pohon-pohon yang terkena pekerjaan ini harus
dipindahkan, disusun dan ditanam kembali. Atau singkirkan sesuai petunjuk
Direksi.
c. Bahan dan Bekas Bongkaran
 Bahan yang masih dipergunakan harus dibersihkan dan disusun di lokasi
pekerjaan atau diangkut ke tempat penyimpanan sesuai petunjuk Direksi.
 Bahan bekas bongkaran yang tidak dapat dipakai lagi harus disingkirkan dan
dibuang sesuai dengan petunjuk Direksi.
 Bahan bekas bongkaran milik pihak ketiga, sejauh pemilik menghendakinya
kembali diangkat ke tempat yang akan ditentukan dekat tempat pekerjaan.
 Segala biaya pekerjaan bongkaran, perbaikan, pemindahan dan pengangkutan
bahanbahan yang dimaksud dalam pekerjaan ini menjadi beban Penyedia jasa.
11. Asuransi
a. Penyedia jasa diwajibkan mengasuransikan semua pekerjaan yang berhubungan
langsung dengan pekerjaan ini antara lain: asuransi tenaga kerja (Astek) dll.
b. Penggunaan asuransi harus sepengetahuan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan
dan Pemimpin Kegiatan.
c. Penggunaan asuransi dilakukan sebelum memulai pekerjaan sampai selesai
pekerjaan.
d. Persyaratan-persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh penyedia jasa dan wajib
dilaksanakan.
12. Keselamatan Kerja
a. Bilamana terjadi kebakaran, Penyedia jasa harus segera mengambil tindakan dan
segera memberitahukan kepada Pemimpin Kegiatan.
b. Penyedia jasa harus memenuhi/ mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan
korban dan keluarganya.
c. Penyedia jasa harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-syarat
Palang Merah dan setiap kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi.
d. Penyedia jasa selain memberikan pertolongan kepada pekerja juga selalu
memberikan pertolongan kepada pekerja pihak ketiga dan juga menyediakan air
minum yang memenuhi persyaratan kesehatan
e. Penyedia jasa diwajibkan mentaati undang-undang tenaga kerja dan segera
mengurus ASTEK setelah SPK diterbitkan.
13. Mobilisasi dan Demobilisasi
a. Mobilisasi Personil
SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 11
Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
 Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dengan
persetujuan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus
mengacu pada daftar personel inti (key personel) yang dilampirkan dalam berkas
penawaran.
 Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi)
menurut cakupan pekerjaannya.
 Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian sesuai dengan
yang diperlukan maka prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.
b. Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut
:
 Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/ kendaraan sudah mengikuti
aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan Lalu lintas Jalan Raya,
pihak Kepolisian dan Badan Lingkungan.
 Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan di mana
peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
 Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah selesai melaksanakan tugasnya
dan tidak mungkin digunakan lagi maka alat berat tersebut segera dikembalikan.
 Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/ peralatan
harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak
mencemari air dan tanah.
c. Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
 Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.
 Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan harus terlebih dahulu
diambil contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Kegiatan/
Direksi Pekerjaan dan atau diuji keandalannya di laboratorium, apabila tidak
memenuhi syarat, harus segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi
proyek dalam waktu 3 x 24 jam.
d. Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada
saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja
menjadi kondisi semula seperti sebelum pekerjaan dimulai.
14. Pembersihan
a. Pembersihan Selama Pelaksanaan
 Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin
bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas
dari sisa bahan bangunan, debu, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan
oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi
rapih dan bersih setiap saat.
 Penyedia Jasa harus menjamin bahwa selokan samping (sistem drainase) yang
ada terpelihara dan bebas dari kotoran, bahan yang lepas dan berada dalam
kondisi operasional pada setiap saat.
 Penyedia Jasa harus menjamin bahwa tanaman/ pohon dan rumput yang tumbuh
pada sekitar bangunan yang direncanakan atau yang baru dikerjakan tetap dijaga
dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengalami kerusakan.
 Penyedia Jasa harus menyediakan drum di lapangan (bak sampah) untuk
menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
 Bilamana dianggap perlu dibuatkan bak penampung endapan dan saringan pada
musim hujan.
 Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di
tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan
Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 12


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
 Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan
di lokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan
kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
 Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam
sungai atau saluran air.
 Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa selokan yang ada atau bagian lain
dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain
dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja Penyedia Jasa maupun pihak
lain, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada
Direksi Pekerjaan, dan segera mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas Lapangan untuk mencegah terjadinya
pencemaran lebih lanjut.
 Semua pembabatan/ penebangan pohon di kawasan perencanaan untuk
pembukaan lahan maupun pelaksanaan pekerjaan harus seijin Direksi Pekerjaan /
Pengawas Lapangan.
b. Pembersihan Akhir
 Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen
Kontrak ke kondisi semula.
 Pada saat pembersihan akhir, semua hasil pekerjaan harus diperiksa ulang untuk
mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir.
15. Pekerjaan lain-lain
Sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan, jika terdapat pekerjaan yang
belum disyaratkan dalam pekerjaan persiapan, maka Penyedia jasa wajib untuk
melaksanakan atas biaya Penyedia jasa.

PASAL 6
PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan Penggalian
a. Lingkup Pekerjaan
(1) Pekerjaan tanah meliputi penggalian tanah biasa sedalam 1 m, dan
pengurugan kembali galian tanah.

b. Ketentuan-Ketentuan Dalam Melaksanakan Pekerjaan


Termasuk minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Pembongkaran dan pemindahan semua benda yang mungkin akan
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
b. Melindungi benda-benda berharga yang di lapangan.
c. Penyaluran dan pemeriksaan drainase.
d. Penggalian, penimbunan, dan pembuangan keluar lokasi
e. Pemadatan tanah.
f. Pindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing, keluar proyek.
g. Menyediakan material-material pengisi yang baik dan memenuhi syarat, jika
diperlukan.

c. Syarat-Syarat Umum
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan
pemeriksaan/ pengukuran dan pengecekan langsung ke lapangan guna
menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak akan
dijumpai dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan
mempengaruhi kelancaran pekerjaan.

d. Pekerjaan Galian Tanah


a. Semua galian tanah harus dilaksanakan dengan alat sesuai gambar dan
syarat-syarat yang sudah ditentukan.
SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 13
Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
b. Dasar dari semua galian harus horizontal (waterpass) dan jika terdapat akar-
akar pohon atau bagian-bagian tanah yang gembur, maka bagian-bagian
tersebut harus digali dan disingkirkan. Selanjutnya lobang-lobang yang terjadi
akibat penggalian tersebut diisi kembali dengan pasir kemudian disiram dan
dipadatkan sehingga didapat dasar galian yang padat dan waterpass.
c. Untuk menjaga kemungkinan tergenangnya air di dalam galian, baik pada saat
penggalian maupun pada saat pekerjaan lainnya dilakukan, pemborong harus
menyediakan pompa air atau lumpur yang dapat bekerja secara terus
menerus sesuai kebutuhan.
d. Kontraktor harus menyediakan pengaman dinding-dinding galian terhadap
bahaya longsor, dengan memasang suatu sistem dinding penahan tanah atau
penunjang-penunjang sementara.
e. Kontraktor harus mengambil tindakan pengamanan terhadap
pondasi/bangunan-bangunan yang lain yang letaknya cukup dengan lubang
galian hingga bangunan-bangunan tersebut dijamin tidak akanmengalami
kerusakan (misalnya: terjadi retak-retak, miring, amblas dan lain-lain.
f. Adanya kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kelalaian Kontraktoradalah
tanggung jawab Kontraktor untuk biaya perbaikannya.
g. Penggalian pondasi baru bisa dimulai setelah as-as ditetapkan secara cermat
h. dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

e. Pekerjaan Pengurugan Kembali


a. Pengurugan kembali harus berada dalam pengawasan Pengawas Lapangan
yang harus menyetujui bahan pengisinya.
b. Urugan pasir dilakukan di daerah bawah pondasi, dan di bawah semua lantai
bangunan harus sesuai gambar kerja.
c. Kontraktor harus menempatkan bahan penimbun di atas lapis tanah yang
akan ditimbun, dibasahi, lalu digilas atau dipadatkan sampai tercapai
kepadatan yang diinginkan.
d. Kontarktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan mesin
untuk seluruh pemadatan, atau menggunakan stamper.Tidak diperkenankan
menggunakan tangan atau dengan timbris.
e. Pemadatan harus dilakukan lapis per lapis dan setiap lapisan tidak lebih dari
20 cm, setelah itu dibasahi dan dipadatkan merata sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan.
f. Pembersihan dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut selesai. Seluruh sisa
penggalian yang tidak terpakai untuk pengurugan dan pengurugan kembali,
sisa reruntuhan dan puing harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.

f. Pemadatan Tanah urugan


a. Seluruh penimbunan harus dibawah pengawasan Pengawas Lapangan yang
harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu digunakan. Pengawas
Lapangan juga akan mempersiapkan test-test yang diperlukan dan
penyelidikan-penyelidikan yang dibutuhkan atas biaya Kontraktor pelaksana.
b. Kontraktor pelaksana tidak diperkenankan melakukan penimbunan tanpa
kehadiran dari Pengawas Lapangan.
c. Kontraktor pelaksana harus menempatkan bahan penimbun diatas lapisan
tanah yang akan ditimbun, dibasahi seperti yang diharuskan,
kemudiandipadatkan sampai tercapai kepadatan yang diinginkan. Untuk
pemadatan sirtu dibawah pondasi setempat dan pondasi lajur dengan
stamper.
d. Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat mencapai
90% dari derajat kepadatan maximum Mod. Proctor.
e. Bila ada material pengisi yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan,
maka bahan tersebut harus diganti dengan pasir.
f. Kontraktor diharuskan menggunakan peralatan pemadatan dengan mesin
untuk seluruh pemadatan, atau mempergunakan stemper.
g. Pemadatan tangan atau dengan menggunakan timbris, sama sekali tidak
diperkenankan.
SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 14
Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
h. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan setiap lapisan
tidak lebih tebal dari 20 cm dibasahi dan dipadatkan merata sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan.
i. PembersihanSeluruh sisa penggalian yang tidak terpakai buat penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing-puing, runtuhan-runtuhan,
sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya
untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor pelaksana.

PASAL 7
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Lingkup Pekerjaan
a. Membuat beton K-250 (ready mix) balok, plat lantai sesuai dengan gambar kerja
b. Membuat beton K-250 (site mix) pondasi footplat, kolom sesuai dengan gambar kerja
c. Membuat beton K-225 (site mix) sloof sesuai dengan gambar kerja.
d. Membuat beton K-100 (site mix) Beton rabat / pavement

2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland/PC
b. Pasir
c. Kerikil
d. Air
e. Lapisan pelindung beton, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas.

3. Pelaksanaan.
a. Rencana Beton Ready Mix K-250
o Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk beton yang dibuat
dilapangan berlaku juga untuk Beton Ready Mix, baik mengenai persyaratan
Material Semen, Agregat, Air, ataupun Agmixture, Tes Beton, Slump dan
sebagaianya.
o Diisyaratkan agar pemesanan Beton Ready Mix dilakukan pada supplier Beton
Ready Mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya, kontinuitas
penyediaannya dan mempunyai/ mengambil material-material dari tempat
tertentu yang tetap dan bermutu baik.
o Selain mutu beton maka harus diperhatikan betul-betul tentang kontinuitas
pengadaan agar tidak terjadi hambatan dalam waktu pelaksanaan.
o Direksi/Tim Teknis/Konsultan Pengawas akan menolak setiap Beton Ready Mix
yang sudah mengeras dan menggumpal untuk tidak digunakan dalam
pengecoran. Usaha-usaha untuk menghaluskan/ menghancurkan Beton Ready Mix
yang sudah mengeras atau menggumpal sama sekali tidak diperbolehkan.
o Penambahan air dan material lainnya kedalam Beton Ready Mix yang sudah
berbentuk adukan sama sekali tidak diperkenankan, karena akan merusak
komposisi yang ada dan bisa menurunkan mutu beton yang direncanakan.
o Untuk mencegah terjadi pengerasan/ penggumpalan beton sebelum dicorkan,
maka Kontraktor Pelaksana harus merencanakan secermat mungkin mengenai
Beton Ready Mix harus kapan tiba di Lapangan dan beberapa jumlah volume yang
dibutuhkan, termasuk didalamnya dengan memperhitungkan kemungkinan
macetnya transportasi dari/ ke lapangan.
o Kontraktor Pelaksana harus meminta jaminan tertulis kepada Supplier Beton
Ready Mix jaminan tentang mutu beton, stabilitas mutu dan kontinuitas
pengadaan dan jumlah/ volume beton yang digunakan. Walaupun demikian,
untuk mengecek mutu beton yang dipakai maka baik Kontraktor Pelaksana
maupun suplier Beton Ready Mix masing-masing harus membuat silinder atau
kubus beton percobaan untuk ditest di Laboratorium yang ditunjuk/ disetujui
secara tertulis oleh Direksi/ tim teknis Konsultan Pengawas dan jumlah silinder
atau kubus beton dibuat sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia.

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 15


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
o Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun
disupplai oleh perusahaan Beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab
sepenuhnya dari rekanan.
o Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 jam, yaitu terhitung sejak
dituangkannya air kecampuran beton ke dalam truk ready mix di plant/ pabrik
sampai selesainya beton ready mix tersebut dituangkan dicor, tidak dapat
digunakan atau dengan kata lain ditolak. Segala akibat yang ditimbulkan menjadi
beban dan resiko rekanan.

b. Rencana Adukan Beton (Site Mix)


1) Test Laboratorium
- Contoh split, pasir dan PC yang akan dipergunakan harus dikirim oleh
Penyedia jasa ke laboratorium yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan
untuk dianalisis dan ditest. Berdasarkan analisis dan hasil test contoh
tersebut, laboratorium akan merencana suatu campuran beton untuk
memenuhi setiap kekuatan yang dikehendaki dan memenuhi slump yang
disyaratkan.
- Laboratorium juga akan menyediakan 2 (dua) kubus percobaan dari setiap
adukan yang direncanakan dari contoh split dan pasir yang telah diperiksa, 1
(satu) kubus ditest pada umur 7 hari dan sebuah lagi pada umur 28 hari.
- Penyedia jasa harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap hasil test dan rencana
adukan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui sebelum pengecoran beton
dilakukan.
- Seluruh biaya pembuatan contoh, renewa adukan dan test laboratorium
ditanggung oleh Penyedia jasa.
2) Ukuran Campuran PC dan Bahan Adukan lain termasuk Air
Jumlah PC dan bahan adukan sebelum diaduk harus ditetapkan langsung
dengan alat pengukur yang disediakan oleh Penyedia jasa dan disetujui oleh
Direksi Lapangan.

c. Persiapan Pengecoran Beton


1) Pemeriksaan dan Persetujuan Direksi
2) Beton tidak diperbolehkan dicor bila seluruh pekerjaan pembesian, pekerjaan
bekisting dan pekerjaan instalasi tiap bagian yang telah dipasang serta persiapan
seluruh permukaan tempat pengecoran belum diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3) Persiapan Permukaan yang akan dicor Beton
- Seluruh permukaan bekisting, besi tulangan dan instalasi - instalasi (bila ada)
yang tertanam dalam beton harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala
macam kotoran termasuk kerak beton sisa pekerjaan pengecoran
sebelurnnya.
- Permukaan bekisting, lantai kerja atau tanah di bagian yang akan dicor harus
berada dalam keadaan lembab pada saat pencoran beton yang dilakukan,
untuk itu, permukaan tersebut harus dibasahi dengan air terlebih dahulu.
Tetapi permukaan - permukaan tersebut tidak boleh tergenang air. Setiap
genangan air di bagian yang akan dicor harus disingkirkan terlebih dahulu
sebelum dilaksanakan pencoran.
4) Persiapan Instalasi - instalasi yang ditanam dalam beton
Instalasi - instalasi yang ditanam dalam beton (bila ada) seperti pipa Instalasi
mekanikal Electrikal, plumbing sanitasi dan sebagainya harus telah terpasang
dengan kokoh dalam bekisting.

5) Lantai Kerja
Semua pekerjaan beton, terutama pekerjaan pondasi, yang berhubungan
dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberi pasir dan lantai kerja dari beton K-
100

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 16


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
d. Pembuatan Adukan Beton
1) Alat Pembuatan Adukan Beton
- Bila tidak ditentukan lain, adukan beton harus dibuat dengan menggunakan
mesin pengaduk beton atau beton molen. Penentuan jenis dan ukuran beton
molen harus ada sepengetahuan Direksi.
- Permukaan bagian dalam molen harus selalu bersih, tidak diperbolehkan ada
kerak - kerak beton sisa adukan yang dibuat sebelumnya.
2) Campuran Adukan Beton
Campuran adukan beton harus dibuat sesuai dengan Rencana Campuran Beton
yang disetujui Direksi sebelumnya, kecuali bila Direksi menetapkan lain.
Sehubungan dengan hal itu, jumlah PC, bahan - bahan adukan dan air untuk
membuat adukan beton harus ditakar dengan alat - alat penakar yang
disediakan oleh Penyedia jasa dan disetujui oleh Direksi.
3) Waktu Pengadukan
- Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran beton
adalah paling sedikit 1 1/2 menit untuk 1 m3 beton dihitung dari saat sesudah
semua bahan, kecuali air, dimasukkan ke dalam molen.
- Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin pengaduk
lebih besar dari l m3. Contoh : untuk 2 m3, waktu pengadukan adalah : 1 1/2
menit + 1 menit = 2 1/2 menit dan seterusnya.
4) Kekentalan Adukan Beton
- Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI T-15-1990-
03).
- Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
- Untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah air yang
digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan cuaca atau
kelembapan bahan - bahan adukan.
5) Tebal Selimut Beton Minimal
- Bila tidak disebutkan lain, tebal selimut beton harus sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 danSNI 03-2847.2002.
- Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton,
untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.

e. Pengecoran Beton
1) Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
2) Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca buruk dan bila
pada lokasi yang sama sedang dilaksanakan pekerjaan pemancangan tiang
pancang.

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 17


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
3) Adukan beton yang tidak memenuhi syarat tidak boleh dipakai dan harus
dikeluarkan dari tempat pekerjaan.
4) Pada waktu pengecoran, adukan beton tidak boleh dijatuhkan dengan tinggi
jatuh lebih dari 1,5 m. Bila tinggi jatuh adukan beton lebih dari 1,5 m maka
kerikil akan terpisah dari adukan dan akan membentuk sarang - sarang kerikil
yang berongga.
5) Untuk pengecoran yang dalam/tinggi, dapat menggunakan saluran vertikal dan/
atau corong yang licin agar adukan beton yang melaluinya tetap homogen.
6) Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah dicorkan,
tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter dalam arah datar.
7) Bagian struktur yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis
harus mempunyai tinggi yang merat/seragam dan tidak melebihi 100 cm, harus
dihindarkan terjadinya lapisan, yang tingginya tidak seragam dan berbentuk
miring. Pengecoran lapisan yang berikutnya harus dilakukan pada waktu lapisan
sebelumnya masih lunak. Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut adukan
beton harus seijin Direksi.
8) Dalam cuaca panas, Rckanan harus melakukan langkah - langkah pengamanan
agar adukan heton tidak terlalu cepat mengering, misalnya dengan cara
melindunginya dari panas matahari secara langsung.
f. Pemadatan Adukan Beton
1) Adukan beton yang telah dicor ke dalam bekisting atau galian pondasi, harus
digetarkan dengan menggunakan alat penggetar (vibrator) type Immersion agar
diperoleh beton yang padat dan homogen serta tidak terjadi sarang - sarang
kerikil.
2) Pada waktu digunakan, jarum penggetar tidak boleh menyentuh bekisting atau
besi tulangan.
3) Pencelupan jarum penggetar kedalam adukan beton tidak boleh terlalu lama
sebab bisa mengakibatkan pemisahan unsur - unsur adukan beton.
4) Ukuran diameter jarum penggetar yang digunakan harus disesuaikan dengan
keadaan/dimensi bagian yang harus dicor.
g. Perawatan Selama Proses Pengerasan Beton
1) Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang - kurangnya selama 14
(empat belas) hari setelah dicor, dengan cara disirami air, atau ditutup dengan
karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang dapat dibenarkan.
2) Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru dicor
dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton tersebut.
3) Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen kering dan pasir di permukaan
beton yang masih basah.
h. Pekerjaan Pembesian
1) Persyaratan Besi Tulangan Beton
Besi yang digunakan untuk penulangan beton adalah :
- U-24 polos untuk tulangan berdiameter < 12 mm. (fy = 240 mPa)
- U-32 ulir untuk tulangan berdiameter > 12 mm. (fy = 320 mPa) Ukuran yang
dicantumkan dalam gambar - gambar adalah ukuran Metric. Secara umum,
besi penulangan beton harus memenuhi ketentuan - ketentuan dalam SK SNI
T-15-199103 atau PBI'71
2) Daftar dan Gambar Detail Penulangan
Penyedia jasa harus membuat sendiri dan oleh karenanya bertanggung jawab
penuh atas daftar dan gambar detail penulangan konstruksi beton yang
diperlukan, yang dalam proses penyusunannya telah memperhitungkan cara-
cara pelaksanaannya.
3) Pemasangan Besi Penulangan
Sebelum dipasang, besi penulangan beton harus bebas dari kotoran - kotoran
tanah/Lumpur; minyak dan bahan - bahan lain yang bisa mengganggu atau
mengurangi daya ikat besi penulangan dengan adukan beton.
4) Persyaratan-persyaratan pemasangan seperti pembengkokan-pembengkokan,
tebal beton decking, kursi - kursi penumpu, toleransi pemasangan, sambungan

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 18


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
overlap dan lain - lain harus mengikuti ketentuan - ketentuan dalam SK SNI T-15
1991-03.
5) Persetujuan Direksi/ Pengawas terhadap Besi Penulangan
Pemasangan besi penulangan harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas terlebih
dahulu untuk memperoleh persetujuan sebelum pengecoran.Penyedia jasa harus
memberitahu Direksi/ Pengawas bila pemasangan besi penulangan telah siap
untuk diperiksa.
i. Pekerjaan Bekisting
1) Persyaratan Konstruksi Bekisting
- Bekisting harus terbuat dari multiplex 9 mm dan rangka yang kokoh terbuat
dari kayu keras, sama sekali tidak diijinkan memakai bambu sebagai rangka
bekisting.
- Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan - sambungan.
Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau adukan beton yang
mengalir keluar karena bocor.
- Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting/ multiplex sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak
yang disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan pembongkaran
bekisting itu kelak. Penggunaan olie bekas tidak bisa dibenarkan
- Menggunakan bahan bekisting dengan material baru (belum pernah dipakai
sebelumnya).
2) Persetujuan Direksi/ Pengawas Terhadap Bekisting
Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas terlebih
dahulu sebelum pengecoran.Direksi berhak menolak dan memerintahkan
pembongkaran atau perbaikan terhadap bekisting yang dianggapnya tidak
memenuhi syarat baik kekuatan maupun ukuran - ukurannya.
3) Pembukaan Bekisting
Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan normal
bekisting pelat dan balok hanya boleh dibongkar setelah beton berumur 28 hari,
kecuali sisi vertikal balok, kolom dan dinding atas sudah dibongkar setelah beton
berumur lebih dari 4 hari. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan
tenaga statis tanpa getaran, goncangan atau pukulan yang bisa merusak beton.

PASAL 8
PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan pondasi footplat
b. Penyediaan lubang-lubang khusus untuk saluran air, listrik dan sebagainya pada
pondasi.
c. Pemasangan stek dan angkur yang diperlukan untuk pekerjaan berikutnya.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
b. Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan uraian pasal 4 mengenai
persyaratan bahan.

3. Pelaksanaan
a. Umum
1) Semua pekerjaan pondasi dilaksanakan apabila galian tanah telah diperiksa
ukuran dan kedalamannya serta disetujui Direksi.
2) Jika lubang galian terjadi genangan air harus dikeringkan terlebih dahulu.
3) Dasar galian diurug dengan pasir urug dan dipadatkan sampai benar-benar
padat dengan ketebalan sesuai yang ditentukan.
4) Penghentian pekerjaan pondasi harus dibuat bergigi agar penyambungan
berikutnya terjadi ikatan kokoh dan sempurna.
2.

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 19


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
b. Pondasi Footplat
1) Bentuk dan ukuran bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga
mengahasilkan dimensi beton sesuai dengan gambar kerja.
2) Sambungan bekisting harus dibuat benar-benar rapat, sehingga air adukan
beton tidak banyak keluar.
3) Rangka/penguat bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin kokohnya bekisting.
4) Sebelum dilakukan pengecoran, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari
semua kotoran maupun serpihan kayu.
5) Pelaksana harus membuat gambar detil rencana pemotongan besi tulangan,
tempat sambungan/pemberhentian, overlapping sambungan maupun
pembengkokan. Semua gambar tersebut harus mendapatkan persetujuan
Pengawas/Perencana.
6) Tidak diperkenankan membengkokkan baja tulangan ditempat bekisting
terpasang kecuali keadaan yang sangat memaksa dengan pesetujuan
Pengawas/Perencana dan dihindari menimbulkan kerusakan terhadap bekisting.
7) Semua tulangan harus diikat dengan kawat bendrat atau las, sehingga dijamin
tidak bergeser pada waktu pengecoran.
8) Pada muka pondasi dan kolom-kolom beton bertulang harus dipasang stek-stek
tulang yang besarnya sama dengan diameter tulangan kolom tersebut, stek-stek
tersebut harus ditanam dalam pondasi minimal 30 cm.
9) Perbandingan campuran beton harus dilaksanakan dengan alat-alat takaran yang
tetap, agar selalu dicapai kualitas beton yang direncanakan
10) Pelaksana harus menyediakan masin pengaduk adukan beton (mollen) dalam
jumlah yang cukup, demikian juga mesin penggetar adukan (vibrator). Mesin
pengaduk yang akan digunakan harus dalam kondisi siap pakai, agar tidak
terjadi hambatan saat pengadukan. Tempat pengadukan harus benar-benar
bersih/bebas dari debu terutama minyak dan karat.
11) Pemberhentian pengecoran harus dilakukan pada tempat-tempat yang telah
disetujui Pengawas / Perencana.
12) Untuk menyambung, pengecoran sebelumnya harus dibersihkan permukaannya
dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dan sebelum
adukan beton dituangkan, permukaan yag akan disambung harus disiram
dengan pasta semen dengan campuran 1 PC : 0,5 air.
13) Khusus pondasi untuk yang berada diatas tanah urugan, kontraktor harus
menyesuaikan kedalamannya sesuai dengan gambar kerja.
14) Pelaksanaan pemasangan pondasi telapak harus dibuat sesuai dengan ukuran
yang tertera pada gambar.
15) Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

PASAL 9
PEKERJAAN PASANGAN BATA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pasangan batu bata merah 1pc : 5ps untuk dinding bata diatas dinding kedap air.

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
b. Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan uraian pasal 4 mengenai
persyaratan bahan.

3. Pelaksanaan
a. Pasangan batu bata yang utuh, tidak retak atau cacat lainnya untuk membuat
dinding pasangan sesuai dengan yang direncanakan

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 20


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
b. Tidak diperkenankan mempergunakan bahan yang patah, hanya keadaan tertentu
seperti pada sudut atau perpotongan dengan bahan / pekerjaan lain, dengan bahan
yang patah tetapi tidak melebihi 50 %
c. Sebelum dipasangkan batu bata harus direndam air sampai jenuh, demikian pula
terlebih dahulu dibasahi agar dapat dihindari penyerapan air semen dari adukan
secara berlebihan.
d. Bagian existing yang akan dipasang dinding baru harus terlebih dahulu dibebaskan
dari debu atau mortar yang rapuh, kemudian disiram air hingga jenuh.
e. Sebelum menambahkan / melanjutkan pasangan baru diatas pasangan lama, yang
terhenti sekurang-kurangnya selama 12 jam maka pasangan lam harus dibersihkan
dahulu, kedudukan bata yang longgar / lepas harus diganti dan morar yang lepas
agar ditambal.
f. Spasi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk spasi datar dan 1,5 CHI untuk spasi
tegak kecuali jika ditentuka lain.
g. Mortar / spesi datar dan tegak harus penuh dan padat.
h. Sesudah pasangan bata selesai dikerjakan, dan sudah kering baru pekerjaan
plesteran dimulai.

PASAL 10
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran dinding batu bata 1pc : 5ps pada dinding batu bata

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
b. Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan uraian pasal 4 mengenai
persyaratan bahan.

3. Pelaksanaan
a. Plesteran dinding menggunakan campuran 1pc : 5ps termasuk acian. Sebelum
diplester dinding disiram air sampai basah.
b. Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih 2 cm (rata - rata 1,5 cm).
c. Pekerjaan plesteran akhir harus betul - betul lurus, rata dan tegak lurus pada bagian
sudut.

PASAL 11
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Lingkup pekerjaan
a. Pemasangan titik lampu
b. Instalasi jaringan listrik termasuk pemasangan MCB, saklar dan stop kontak.

2. Persyaratan Bahan
a. Lampu LED hemat energi PHILIPS
b. Saklar dan stop kontak Broco
c. Kabel untuk kelengkapan instalasi listrik ETERNA

3. Pelaksanaan
a. Pelaksana pekerjaan listrik adalah Badan Usaha yang terdaftar sebagai instalatur
yang telah mendapat pengesahan dari PLN setempat.
b. Instalatur harus menyediakan gambar kerja (shop drawing) dan gambar hasil akhir
pemasangan sesuai dengan standar PLN setelah terlebih dahulu disetujui direksi.
c. Semua pemasangan lampu downlight, upligth, spotlight, saklar, stop kontak dan
instalasi kabel listrik harus baik dan rapi.
d. Pemasangan fuse box (panel box/box sekring)

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 21


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
e. Menggunakan model MCB serta pembagian group pada instalasi penerangan dibagi
menjadi 3 (empat) group.
f. Diameter kabel yang digunakan adalah kabel jenis NYM dan NYA minimal 2,5 mm
menggunakan merk SUPRIM atau ETERNA atau yang setingkat kualitasnya dengan
menggunakan kabel sesuai standar PLN (SPLN).
g. Semua pemasangan instalasi untuk stop kontak harus dilengkapi dengan sistem
pertahanan (arde) berwarna kuning dan dikumpulkan pada fuse box.
h. Arde pada fuse box (box sekring) ditanam minimal 2,75 m atau mencapai muka air
tanah menggunakan pipa besi atau tembaga Ground Rod.
i. Pemasangan pipa besi dak standar harus diklem pada kayu sehingga kuat dan
pelaksanaan pemasangannya harus sebelum pemasangan kerpus sehingga tidak
akan menimbulkan kebocoran.
j. Penyedia jasa harus mengajukan contoh bahan kepada Direksi/ Pengawas.

PASAL 12
PEKERJAAN LANTAI

1. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan dan semua pekerjaan
yang berhubungan dengan pekerjaan penutup lantai atau sesuai dengan gambar
kerja
b. Penyedia Jasa harus memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang,
khususnya untuk diseleksi kualitas, warna, tekstur bahan untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan ini dilakukan ke seluruh ruangan, serta seluruh detail yang disebutkan
dalam gambar sesuai petunjuk Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas.

2. Persyaratan bahan
a. Bahan Keramik yang digunakan produk ASIA TILE dengan ketebalan 7mm,
toleransi ukuran < 1% dan penyerapan air tidak lebih dari 1%.
b. Ukuran Keramik lantai yang digunakan adalah 40x40 cm, anti gores, unpolished,
tidak licin, kualitas baik, tidak retak, rata, dan mempunyai daya lekat aduk standart
warna sesuai gambar atau ditentukan kemudian.
c. Keramik yang akan dipasang telah diseleksi dengan baik, bentuk dan ukuran masing-
masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak, maupun cacat.
d. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, Penyedia Jasa harus mengajukan contoh
terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas.
Bahan tersebut harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup.

3. Pelaksanaan
a. Pemasangan Keramik sebaiknya dilakukan pada tahap akhir, untuk menghindari
kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
b. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik tile harus bersih, cukup kering dan
rata air.
c. Sebelum dipasang keramik tile terlebih dahulu direndam air.
d. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
e. Adukan semen untuk pemasangan harus penuh, baik di permukaan dasar maupun di
belakang keramik lantai yang terpasang. Bahan adukan dari Campuran Semen
Portland dan pasir muntilan (1Pc : 3 Psr), dengan ketebalan rata-rata : 1,5 – 4 cm
f. Lebar nat yang dianjurkan untuk lantai ± 2 mm dengan campuran pengisi nat
(Grout) Semen Portland/Mortar Utama/Prime Mortar. Bagi area yang luas dianjurkan
untuk diberi expansion joint.
g. Pemotongan homogeniustile harus menggunakan mesin pemotong, dan bekas
potongan harus digerinda dan diamplas sampai halus dan rata. Pemasangan
dilakukan sesuai pola yang ditentukan dalam gambar.
h. Garis-garis pada pemasangan lantai harus berkesinambungan satu dengan yang
lainnya, kecuali pada pertemuan khusus.
SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 22
Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
i. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus, berombak, turun
naik dan retak harus dibongkar.
j. Keramik tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda pada
permukaan Keramik tile hingga betul-betul bersih.
k. Keramik tile yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3
x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.

PASAL 13
PELAPORAN DAN DOKUMENTASI

1. Sebelum pekerjaan dimulai, pihak Penyedia jasa diwajibkan membuat gambar kerja
(shop drawing) sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan shop drawing harus
disetujui oleh direksi.
2. Laporan Harian disiapkan Penyedia jasa dan dibuat bersama oleh Pelaksana serta
diketahui oleh Koordinator Pengawas Lapangan.
3. Laporan Prestasi pekerjaan mingguan dibuat oleh Pemborong dan diketahui oleh
Koordinator Pengawas Lapangan sesuai dengan form yang telah ditentukan.
4. Penilaian prestasi pekerjaan atas dasar pekerjaan yang telah diselesaikan, tidak
termasuk bahan-bahan yang telah didatangkan dan tidak atas dasar besarnya biaya
yang telah dikeluarkan oleh pemborong.
5. Foto dokumentasi berwarna sebagai laporan visual pelaksanaan pekerjaan disusun
dalam album laporan visual (fisik 0% ,50 %, 100%). Pengambilan foto dokumentasi
pekerjaan harus pada satu titik pengambilan sehingga dapat diketahui kondisi sebelum,
pada waktu, serta sesudah pekerjaan dilaksanakan.
6. Asbuild Drawing di buat diatas kertas ukuran A3 dijilid rapi dan dibukukan serta berisi :
a. Gambar pelaksanaan dan perubahannya.
b. Volume/ukuran komponen pekerjaan yang dilaksanakan.
c. Asbuild Drawing ini dipakai sebagai syarat kelengkapan dalam serah terima
pertama pekerjaan.

PASAL 14
LAIN – LAIN

1. Semua bahan yang akan dipergunakan dan didatangkan harus sesuai dengan Bestek
serta harus mendapatkan ijin Direksi / Pengawas Lapangan.
2. Penggunaan bahan - bahan yang tidak sesuai dengan syarat - syarat yang tercantum
dalam dokumen ini akan ditolak atau dikeluarkan dari lokasi atas perintah Pengguna
Anggaran / Pengawas Lapangan .
3. Apabila terjadi keraguan akan mutu bahan yang didatangkan kemudian Pengawas
Lapangan minta pemeriksaan pada Laboratorium bahan bangunan, maka biaya yang
timbul menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
4. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang belum diuraikan dalam dokumen ini maka akan di
betulkan dalam Berita Acara Aanwijzing (Aanvoeling) .
5. Apabila ada perbedaan antara Spesisikasi teknis dan Gambar, antara skala kecil dengan
skala besar maka akan diselesaikan bersama dalam rapat.
6. Apabila ada kekurangan atau kelengkapan maka diselesaikan bersama dalam rapat
berkala.

PASAL 15
PENUTUP

1. Sehubungan dengan adanya Bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka
Penyedia jasa wajib untuk mempelajari dan memahami gambar / bestek, daftar
kwantitas barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan penawaran
yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 23


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
2. Lampiran dan gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum masuk
dalam uraian ini, adalah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dokumen
ini, dan harus diikuti / dilaksanakan oleh Penyedia jasa sebagai bagian dari
penawarannya, agar diperoleh penyelesaian pekerjaan yang baik dan memenuhi
persyaratan.
3. Penyedia jasa harus dapat menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan (100%)
dengan tepat mutu dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada
dalam Dokumen Kontrak secara keseluruhan serta petunjuk Direksi Proyek / Pengawas.
4. Hal-hal yang belum diatur atau belum tercantum dalam RKS ini ataupun perubahan/
tambahan yang mungkin ada akan dijelaskan dalam aanwijzing dan atau diberi petunjuk
Direksi / Pengawas
5. Sebelum menyerahkan pekerjaan yang pertama/kedua, pelaksana berkewajiban
menyelesaikan semua jenis pekerjaan dan pembersihan lapangan sehingga hasil
pekerjaan nampak bersih dan sempurna.
6. Syarat-syarat dan peraturan teknik ini mengikat sampai pekerjaan selesai 100% dan
diserahkan untuk kedua kalinya pada Direksi.

Semarang, 2021

Mengetahui:
Pejabat Pembuat Komitmen

Drs. Hari Waluyo, MM


NIP. 19640207 198803 1 016

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 24


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG
LAMPIRAN SPESIFIKASI TEKNIS

NO. URAIAN MATERIAL SPESIFIKASI


PEKERJAAN

1 Pekerjaan Persiapan Pembersihan Lokasi


Pembongkaran
2 Pekerjaan Tanah Padas urug Padas Urug
Pekerjaan Pasangan Portland Semen Semen Gresik, Tiga Roda,
3 Dinding Batu Bata dynamix
Pasir Pasang Pasir Pasang Muntilan
Pasir Pasang Pasir Pasang Muntilan
4 Pekerjaan Plesteran Portland Semen Semen Gresik, Tiga Roda,
dynamix
5 Pekerjaan Beton Site Pasir Pasang Pasir Pasang Muntilan
Mix Portland Semen Semen Gresik, Tiga Roda,
dynamix
Pasir Beton Pasir Muntilan
Split Batu pecah mesin 2/3
Beton Ready Mix Beton dengan kualitas K-250 K-250
6 Pekerjaan penutup Keramik lantai uk. 40x40 cm Asia tile
Lantai
7 Pekerjaan Listrik Saklar Broco
Stop Kontak Broco
Kabel NYM 3x2,5mm2, NYM Metal, Supreme,
2x2,5mm2, Pipa AW PVC KabelindoNew G BracoPVC
Maspion
8 Pekerjaan Bekisting Material baru belum pernah
digunakan sebelumnya

SPESIFIKASI TEKNIS Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas 25


Sekolah SMP NEGERI 41 SEMARANG

You might also like