Professional Documents
Culture Documents
Laporan Pendahuluan Infus
Laporan Pendahuluan Infus
Disusun Oleh:
SISCA ARINA
23159010055
2023/2024
1
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan pada Stase
Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Penulisanan
laporan ini dalam rangka menerapkan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Bayi, Balita dan Anak Prasekolah yang merupakan salah satu mata kuliah
yang harus dilalui dalam proses pendidikan profesi bidan. Dalam penyusunan
laporan pendahuluan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan
serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Definisi diare............................................................................................. 1
B. Definisi pemasangan infus ..................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
iii
TINJAUAN TEORI
A. Diare
1. Definisi diare
Diare adalah buang air besar yang terjadi pada bayi dan anak yang
sebelumnya terlihat sehat (Yusuf, 2011), dengan pengeluaran feses
yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak
dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air
besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x
buang air besar (Dewi, 2010).
Komplikasi yang dapat terjadi jika pasien dehidrasi karena diare
adalah renjatan hipovolemik, hipokalemia, hipotoni otot, kelemahan,
bradikardia, dan perubahan pada pemeriksaan EKG, hipoglikemia,
kejang, malnutrisi energi protein (Dewi, 2010).
Penyakit diare dapat menyebabkan kematian jika dehidrasi tidak
diatasi dengan tepat. Dehidrasi dapat terjadi pada pasien diare karena
usus bekerja tidak optimal sehingga sebagian besar air dan zat-zat yang
terlarut didalamnya keluar bersama feses sampai akhirnya tubuh
kekurangan cairan atau dehidrasi (Mardayani, 2014).
2. Etiologo diare
Menurut Wong (2009), penyebab diare kebanyakan yaitu
mikroorganisme patogen yang disebarluaskan lewat jalur fekal-oral
melalui makanan atau air yang terkontaminasi atau ditularkan antar-
manusia dengan kontak yang erat (misalnya pada tempat penitipan
anak).Kurang bersihnya air, tinggal berdesakan, hygiene yang buruk,
kurang gizi dan sanitasi yang jelek merupakan faktor risiko utama,
khususnya untuk terjangkit infeksi bakteri atau parasit yang patogen.
Peningkatan insidensi dan beratnya penyakit diare pada bayi juga
berhubungan dengan perubahan yang spesifik menurut usia pada
kerentanan terhadap mikroorganisme pathogen. Sistem kekebalan bayi
belum pernah terpajan dengan banyak mikroorganisme patogen
1
2
4. Patofisiologi Diare
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan
osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus
berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu, menimbulkan gangguan
sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit
meningkat kemudian menjadi diare. Gangguan motilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah
kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolik dan hypokalemia),
gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia, dan
gangguan sirkulasi darah. Mekanisme terjadinya diare dan termasuk
juga peningkatan sekresi atau penurunan absorpsi cairan dan elektrolit
dari sel mukosa intestinal dan eksudat yang berasal dari inflamasi
mukosa intestinal (Wiffen et al, 2014). Infeksi diare akut
4
7. Komplikasi Diare
Menurut Dwienda (2014), komplikasi yang dapat diakibatkan oleh
diare adalah sebagai berikut :
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, hipertonik).
b. Hipokalemia (dengan gejala ineteorismus, lemah, bradikardi).
c. Hipoglikemi
d. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
8. Pencegahan Diare
Berdasarkan Kemenkes RI (2011), kegiatan pencegahan diare yang
benar dan efektif adalah sebagai berikut:
a. Pemberian ASI Eksklusif
ASI (Air Susu Ibu ) adalah makanan yang paling baik untuk
bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai
umur 6 bulan. ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain
seperti susu formula atau cairan lain yang disiapkan dengan air
atau bahan-bahan dapat terkontaminasi dalam botol yang kotor.
ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan
adanya antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya.
b. Makanan pendamping ASI
Perilaku pemberian makanan pendamping ASI yang baik
meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan bagaimana makanan
pendamping ASI diberikan. Saran untuk meningkatkan pemberian
makanan pendamping ASI yaitu :
1) Perkenalkan makanan lunak ketika anak berumur 6 bulan dan
dapat diteruskan pengetahuan ASI.
2) Tambahkan minyak, lemak, dan gula kedalam nasi/bubur dan
bijibijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan kacang-
kacangan, susu, telur, ikan, daging, buah-buahan, dan sayuran.
c. Menggunakan air bersih yang cukup.
8
B. Pemasangan Infus
1. Definisi pemasangan infus
Pemasangan infus adalah pemasukan cairan atau obat langsung ke
dalam pembuluh darah vena dalam jumlah yang banyak dan
waktu yang lama dengan menggunakan alat infus set. Pemasangan
infus adalah suatu tindakan memasukan cairan elektrolit, obat, atau
nutrisi ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu
tertentu dengan menggunakan set infus ( Hidayati, et al., 2018 ).
2. Tujuan Pemasangan Infus/Terapi Intravena
Memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu
mengkonsumsi cairan oral secara adekuat, menambah asupan
elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit, menyediakan
glukosa untuk kebutuhan energi dalam proses metabolisme,
memenuhi kebutuhan vitamin larut-air, serta menjadi media untuk
pemberian obat melalui vena(Mubarak, et al., 2018). Selain itu,
sebagai pengobatan, mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan
elektrolit, memberi zat makanan pada pasien yang tidak dapat atau
tidak boleh makan melalui mulut ( Hidayati, et al., 2018 ).
Pemasangan infus intravena merupakan tindakan yang di lakukan
dengan cara memasukan cairan melalui intravena dengan bantuan
infus set,bertujuan memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta
sebagai Tindakan pengobatan dan pemberian makanan
( Maryiunani,2018 ).
3. Jenis Cairan intravena
a. Larutan nutrien
Larutan ini berisi beberapa jenis karbohidrat dan air seperti
dekstrosa dan glukosa. Larutan nutrient yang digunakan
umumnya adalah 5% dekstrosa dalam air (D,W), 3,3%glukosa
dalam 0,3% NaCL, dan 5% glukosa dalam 0,45% Nacl.Setiap
satu lite cairan dekstrosa 5% mengandung 170-200 kalori,
13
Dewasa = makrodrip
e. Alcohol 70%
f. Kapas
g. Povidon –iodin/betadin
h. Kasa steril
i. Tournigued
j. Papan penyangga lengan (bila diperlukan)
k. Plester / hipafix
l. Perlak dan alas perlak
m. Tiang infus
n. Sarung tangan sekali pakai
o. Bengkok
p. Gunting
q. Baki beralas/ troli/ dressing car
3) Persiapan pasien dan lingkungan
a. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan,
dimaksud , dan tujuan tindakan (informed consent)
b. Atur posisi pasien pada lokasi yang akan di pasang infus
c. Bebaskan daerah yang akan dipasang infus dari pakayan yang
menutupi.
d. Pastikan cahaya terang
4) Prosedur pemasangan infus intravena
a. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
b. Mendekatkan peralatan ke pasien agar mudah terjangkau.
c. Menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur dan sensasi
yang akan dirasakan
d. Mengatur posisi pasien dalam keadaan berbaring
e. Menyiapkan cairan infus dan menyambungkan ke selang infus
ke standar infus
f. Menentukan area vena yang di tusuk untuk meyalurkan infus.
g. Memasang alas
15
DAFTAR PUSTAKA