You are on page 1of 11

MAKALAH

AKTUALISASI FILSAFAT

Disusun Oleh :

KELOMPOK 13

1. Agung Pratama Muslim 2523273


2. Nanda Sabrina 2523259

Dosen Pengampu :
Dr. Anita Indria, S.Pd.I., M.A

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
UIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “AKTUALISASI FILSAFAT” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam selalu
tercurah pada Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang menyebarluaskan ajaran Islam
yang merupakan awal terbentuknya kehidupan ini.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan tugas mata kuliah paket
pemograman .Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membimbing
dan membantu dalam menulis makalah ini.Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah
ini,supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Keemudian
apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini, penulis mohon maaf sebesar-besarnya.

Bukittinggi, 18 November 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar belakang.................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

A. Aktualisasi Filsafat Sebagai Ilmu....................................................................................2

B. Aktualisasi Filsafat Sebagai Cara Berfikir......................................................................3

C. Aktualisasi Filsafat Sebagai Pandangan Hidup...............................................................4

D. Aktualisasi Filsafat Sebagai Pemikiran Yang Reflektif..................................................5

BAB III.......................................................................................................................................7

PENUTUP..................................................................................................................................7

A. Kesimpulan.....................................................................................................................7

B. Saran................................................................................................................................7

C. Penutup............................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Zaman sekarang merupakan zamannya berfikir praktis-realistik, sehingga belajar
filsafat dianggap hal yang tidak berguna dan membuang-buang waktu. Sekarang, belajar
filsafat telah sampai pada para dikma baru. Belajar filsafat tidak hanya menghafal
pemikiran-pemikiran para tokoh filsafat/filsuf, akan tetapi belajar filsafat dimaksud untuk
membangun kesadaran, semangat, dan kepedulian agar hidup kita lebih bermakna. Yang
penting dalam belajar filsafat adalah aktualisasinya. Kegunaan mempelajari filsafat,
antara lain: menambah wawasan keilmuan, mengungah kesadaran dan kepedulian, dan
strategi menghadapi tantangan zaman yang mendatang.
Paradikma baru belajar filsafat saat ini, ilmu filsafat tidak hanya sekadar
mempelajari berbagai pikiran para filsuf, seperti: Plato, Aristoteles, Rene Descertes, Al-
Ghazali, hingga Ranggawarsita Ujangan jawa, tetapi ilmu filsafat memiliki kemampuan
untuk membangun kehidupan yang lebih sejahtera damai, dan selamat dunia akhirat.
Untuk itu, kami berusaha memberikan terrobosan-terobosan baru khususnya kepada
mahasiswa bagai mana cara mengaktualisasikan ilmu filsafat dalam kehidupan sehari-hari
untuk mencapai harapan hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Maksud Dari Aktualisasi Filsafat Sebagai Ilmu ?
2. Apa Maksud Dari Aktualisasi Filsafat Sebagai Cara Berfikir ?
3. Apa Maksud Dari Aktualisasi Filsafat Sebagai Pandangan Hidup ?
4. Apa Maksud Dari Aktualisasi Filsafat Sebagai Pemikiran Yang Reflektif ?

C. Tujuan
1. Mengetahui Maksud Dari Aktualisasi Filsafat Sebagai Ilmu ?
2. Mengetahui Maksud Dari Aktualisasi Filsafat Sebagai Cara Berfikir ?
3. Mengetahui Maksud Dari Aktualisasi Filsafat Sebagai Pandangan Hidup ?
4. Mengetahui Maksud Dari Aktualisasi Filsafat Sebagai Pemikiran Yang Reflektif ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aktualisasi Filsafat Sebagai Ilmu


Dalam masyarakat saat ini masih mengangap filsafat adalah ilmu ‘gawang-gawang’
yaitu ilmu yang sulit dimengerti atau ilmu yang membingugkan orang. Memang, setiap
ilmu ekonomi sisi negatif/sinisme. Seperti ilmu filsafat sisi negatifnya dengan
mempelajari filsafat akan melacak penganguran. Seperti ilmu ekonomi sisi negatifnya
dengan mempelajari ilmu ekonomi orang akan bersifat metarialistik. Sisi negatif ilmu
agama dengan mepelajari ilmu agama orang akan terhindar dari neraka. Sisi negatif ilmu
kedokteran dengan mempelajari ilmu kedokteran pikiran akan buruk karena mendoakan
orang lain sakit. Sisi-sisi negatif pada setiap ilmu ini hendaknya dibuang jauh-jauh, dan
kita seharusnya lebih berfikir positif terhadap setiap ilmu. Jadi, syarat agar orang dapat
mengaktualisasikan ilmu filsafat pertama-tama harus berfikir positif.
Dengan berfikir positif pikiran kita akan berkembang dan konstruktif dan edukatif.
Dengan berfikir befikir positif kita akan lebih bersemangat dan relistik, yaitu bersemangat
untuk meninkatkan kepedulian terhadap sesama. Dengan berfikir positif kita akan lebih
banyak melihat hal-hal yang realistik dan pragmatik. Sebagai ilmu, filsafat juga seperti
ilmu-ilmu yang lain seperti: antropologi, sosiologi, atau ilmu ekonomi. Akan tetapi,
kelebihan ilmu filsafat adalah memiliki objek formal dan meterial yang lebih luas, dan
setiap ilmu memuat unsur filsafat. Misalnya, sosiologi memiliki filsafat sosial, ilmu
hukum memiliki memiliki filsafat hukum, ilmu kedokteran memiliki filsafat kedokteran,
ilmu agama memiliki filsafat agama, dan sebagainya. Sehingga, setiap ilmu tentu
memiliki bidang yang sulit untuk menembusnya hanya dengan ilmu filsafat. Bagi orang
yang belajar ilmu filsafat hendaknya dapat ‘berdialog’ dengan ilmu lain. Artinya,
mempelajari ilmu filsafat tidaklah cukup dan untuk berdialog dengan ilmu lain, maka
orang harus mmpelajari (misalnya) ilmu kependudukan/demografis.1
Sehingga, orang tersebut pikiranya tidak selalu ‘ngawang-ngawang’ dalam filsafat,
tetapi pikiran orang tersebut diperkenalkan dengan pikiran yang relistik/praktis. Karena,

1 Asmoro , A. Filsafat Umum. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2014). hlm. 132-133


2
dalam ilu kependudukan diajarkan imigrasi/perpindahan penduduk, perogram keluarga
berencana, kelahiran, kematian, kualitas sumber daya manusia, mengatasi penganggura
semakin banyak. Jadi, ilmu filsafat harus berdialog dengan ilmu-ilmu lain, karena ilmu-
ilmu (selain filsafat) dapat dipakai untuk membantu dalam kerangka berfikir kita.

B. Aktualisasi Filsafat Sebagai Cara Berfikir


Dalam hal ini dikemukakan bahwa berfikir secara filsafat salah satunya: sinoptif,
yaitu berfikir secara menyeluruh dan bersama-sama. Artinya, berfikir menyeluruh sama
dengan berfikir secara komprehensif. Misalnya, apabila kita menghadapi masalah seperti
“kenakalan anak”. Kenakalan anak akan terus menjadi masalah sepanjang masa
khususnya pada orang tua. Untuk menanggulangi kenakalan anak, maka masalah tersebut
harus dilihat secara filsafat, yaitu kenakalan anak harus dilihat dari semua aspek ilmu
yang terkait. Misalnya, kenakalan anak dilihat dari sudut ilmu agama, ilmu ekonomi, ilmu
jawa/pisikologi, sosiologi, dll. menurut ilmu ekonomi, kenakalan anak disebabkan oleh
faktor ekonomi, biasanya kenakalan berasal dari anak-anak yang tingkat ekonominya
rendah. Jarang kita temui anak-anak dari orang kaya yang nakal, mungkin pola
kenakalannya berbeda.
Menurut ilmu agama, kenakalan anak lebih disebab karena faktor keberagamaan
kurang, antara kehidupan lahir dan batin tidak seimbang, sehinga tidak mampu
membedakan antara teman yang baik dan buruk kemudian terpengaruh lingkungan buruk.
Menurut ilmu jiwa, kenakalan anak dianggapnya ‘lumrah’ asal tidak merusak (destruktif),
karena anak yang nakal (konstruktif) sebetulnya anak yang semangat, kreatif dan energik,
dan sebagainya. Jadi, cara berfikir filsafat itu adalah berfikir kritis, analisis dan dilihat
dari berbagai aspek. Begitu juga kenakalan bagi orang tua juga harus dilihat dari berbagai
aspek seperti: perselinkuhan, korupsi, emosional, dan lain-lain.2
Bagaimana cara filsafat menghadapi hal-hal yang mistis dan gaib. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering dihadapkan pada hal-hal yang mistis, gaib, atau di luar jangkauan
akal, maka dalam filsafat pun dikenal dengan metafisika. Bagi orang yang mempelajari
metafisika, mengadapi hal-hal yang mistis dan gaib tidak masalah. Sebab, dalam dunia
mistis dan gaib memiliki ruang dan penalaran tersendiri berfikir secara filsafat tidak
hanya berfikir secara komperhensif, rasional, konsepsional saja, tetapi inter disipliner.

2 Asmoro , A. Filsafat Umum. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2014). hlm. 133-134


3
Di era global saat ini pemikiran dituntut untuk lebih luas dan satu sama lain saling
terkait. Misal, keadaan pasar modal di New York akan berpengaruh (positif/negatif) pada
dasar modal seluruh dunia. Penangkalan hukum Indonesia akan mempengaruhi infestasi
asing di Indonesia. Berfikir secara inter disipliner adalah berfikir dengan menggunakan
ilmu-ilmu terkait yang dapat mendukung solusi suatu permasalahan. Misalnya, untuk
membangun anak berkualitas diperlukan pandangan dari berbagai ilmu, seperti: ilmu
pendidikan, ilmu agama, ilmu gizi, ilmu sosial, dan lain-lain ilmu pendidikan diperlukan
untuk mengarahkan dan membimbing anak dan mencerdaskan intelektualnya/IQ. Ilmu
agama diperlukan untuk membangun anak dalam mencerdaskan emosi/EQ. Ilmu gizi
diperlukan untuk membangun anak agar memiliki kemampuan berfikir lebih (IQ tinggi)
yaitu dengan memberikan asupan makan sesuai kualitas dan kuantitas gizi yang
diperlukan. Ilmu sosial diperlukan untuk memberi lingkungan sosial yang edukatif,
karena memilih lingkungan sosial harus selektif dan mendidik/edukatif. Jadi, aktualisasi
filsafat sebagai cara berfikir adalah kemampuan berfikir sendiri, mampu melihat mana
yang negatif dan yang positif, dan mampu membedakan mana yan baik dan yang buruk.3

C. Aktualisasi Filsafat Sebagai Pandangan Hidup


Perlu diketahui bahwa filsafat (dalam artian) pandangan hidup banyak sekali
ragamnya. Berawal dari berbagai filsafat secara garis besar terdapat dua kutup filsafat
besar: filsafat barat dan filsafat timur. Filsafat barat meliputi filsafat Yunani, filsafat abad
pertengahan, filsafat moderen (pragmatisme, materialisme, eksistensialisme, humanisme,
leberalisme, dan lain-lain). Filsafat timur meliputi: filsafat Cina/Tiongkok, filsafat
Jepang, filsafat Sunda, filsafat Minagkabau, filsafat Dayak, filsafat Bugis, filsafat
Madura, filsafat Aceh, dan lain-lain). Di samping itu, sekarang banyak aliran pemikiran
diluar maupun dalam negeri yang muncul justru meresahkan masyarakat, seperti
mengaku nabi utusan Tuhan, mengaku mendapat wasiat dari malikat, mengaku sebagai
murid Nyi Roro Kidul, dan lain-lain.

Dari berbagai ragam filsafat atau ideologi atau doktrin ini ada yang cocok dengan
keperibadian bagsa indonesia. Karena, paham filsafat yang berasal dari luar (asing) yang
tidak cocok dengan keperibadian bangsa Indonesia justru akan berpengaruh negatif dan
bisa merusak keperibadian bangsa Indonesia. Sehingga, untuk menghadapi berbagai
paham filsafat tersebut harus tetap kritis, mencari asal usalnya (epistemologi), bagaimana

3 Asmoro , A. Filsafat Umum. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2014). hlm. 133-135


4
paham tersebut diajarkan apakah sesat atau menguntungkan (metodologi), bagaimana
riwayat pembawa paham tersebut, apakah paham tersebut bertentangan dengan akidah
agama atau penyuburkan keimanan (aksiologi), dan lain-lain.

Jadi, dalam menghadapi berbagai ragam paham filsafat/pemikiran hendaknya kita


harus kritis, jeli, dan memiliki pendirian/tidak mudah terprovokasi, mampu mengadakan
penilaian apakah pemikiran tersebut baik atau tidak, apakah pikiran tersebut
menguntungkan dan memberikan makna lebih dalam kehidupan kita atau tidak. Maka,
dalam mempelajari filsafat jangan lupa mempelajari filsafat nilai. 4

D. Aktualisasi Filsafat Sebagai Pemikiran Yang Reflektif


Berfikir reflektif berani berpikir yang dipantulkan kepada dirinya sendiri. Berfilsafat
berarti berefleksi terhadap dirinya sendiri. Bersfilsafat pada hakikatnya adalah menonton
dirinya sendiri ketika dirinya sedang berada diatas panggung. Semua ragam pemikiran
filsafat tentunya tepat direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Berpikir refleksi
mendorong kita akan mampu berfikir kearah pemikiran yang lebih berkualitas (quality
thinking) dan pemikiran kemasa depan (future thinking). Misalnya, pemikiran filsafat
yang reflektif tidak hanya sebatas pada memperbaiki kualitas diri sendiri, akan tetapi juga
bagaimana memperbaiki kualitas kenerasi mendatang (anak-anak kita), sehingga kita
akan terhindar dari degradasi keturunan.
Di zaman sekarang (era gelobal) membuat/melahirkan anak mudah, akan tetapi
membuat agar anak-anak kita lebih berkualitas dari diri kita, maka diperlukan berbagai
pemikiran (inter disipliner).5
Hal ini sejalan dengan keberadaan konsep-konsep pemikiran filsafat tentang:
manusia unggul menurut pemikiran barat, menurut pemikiran Indonesia, menurut
pemikiran Jawa, dan lain-lain.Manusia unggul (berkualitas) menurut pemikiran barat
yang dikemukakan oleh Nietzsche yaitu pemikirannya tentang manusia pemberani,
superman, manusia cerdas, manusia yang tidak pernah bersalah, manusia berkuasa.
 Manusia unggul menurut pemikiran Jepang adalah manusia yang memiliki
jiwa ‘samurai’ yaitu semangat tidak pernah kenal lelah, pantang menyerah, tahan
menderita yang dilambangkan dengan semangat ksatria (boshido).

4 Asmoro , A. Filsafat Umum. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2014). hlm. 135-136


5 Asmoro , A. Filsafat Umum. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2014). hlm. 136-138
5
 Manusia unggul (berkualitas) menurut pemikiran Indonesia yang tertuang dalam
GBHN 1999 dikemukakan bahwa manusia Indonesia adalah manusia yang bertakwa
kepada tuhan yang maha esa, cerdas, berkeperibadian, bersemangat, rajin bekerja, dan
lain-lain.
 Manusia unggul (berkualitas) menurut pemikiran Islam yaitu ‘insan kamil’, insan
kamil adalah manusia yang telah mencapai derajat ‘muttaqiin’ yaitu manusia yang
benar-benar aktifitas hidupnya hanya untuk mencari kerridhaan Allah.
 Manusia unggul (berkualitas) menurut pemikiran Jawa yaitu ‘manungsa
utomo’ (manusia utama). Manusia utama adalah manusia yang dapat memenuhi
hakikat kodratnya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan mahluk Tuhan.
Manusia utama adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk: memayu hayuning
seliro (berperilaku baik menjaga dirinya dari perbuatan nista), memayu hayining
bebrayan/sesami (berperilaku baik terhadap sesama), memayu hayuning
bawono (berperilaku untuk kepentingan bangsa/negara).

Dari berbagai konsep manusia berkualitas (unggul) tersebut kita akan dapat
memperoleh inspirasi bahwa melahirkan dan membangun anak berkualitas di era gelobal
ini sangat penting. Karena, di era gelobalisasi saat ini diperlukan anak-anak yang
memiliki kemampua daya saing tinggi.6

6 Asmoro , A. Filsafat Umum. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2014). hlm. 136-138


6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktualisasi filsafat
sebagai ilmu mengajarkan tentang bagaimana berfikir dengan baik dan tidak ngawang-
ngawang, dan berfikir hendaklah harus relistik/praktis. Karena, dalam ilmu
kependudukan diajarkan tentang migrasi/perpindahanpenduduk, kelahiran, kematian,
kualitas sumber daya manusia dan lain-lain. Jadi ilmu filsafat harus berdialog dengan
ilmu-ilmu lain, sebab ilmu selain filsafat dapat dipakai untuk membantu dalam kerangka
berfikir kita. Aktualisasi filsafat sebagai cara berfikir, dalam mengatasi masalah
hendaknya dilihat dari berbagai aspek misalnya dilihat dari ilmu agama, ilmu ekonomi,
jiwa, sosiologi, dan lain-lain.
Aktualisasi filsafat sebagai pandangan hidup, jadi dalam berbagi ragam paham
filsafat/pemikiran hendaknya kita harus keritis, jeli, dan memiliki pendirian/tidak mudah
terprovokasi. Aktualisasi filsafat juga sebagai pemikiran yang reflektif. Karena dengan
berfikir reflektif mendorong kita akan mampu berfikir ke arah pemikiran yang lebih
berkualitas dan pemikiran kemasa depan yang lebih baik.

B. Saran
Didalam pembuatan makalah ini kami banyak mendapat kesulitan, diantaranya
dalam pencarian sumber referensi. Dan kepada dosen pengajar dan rekan-rekan sekalia,
kami selaku pemapar menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan oleh karena itu
kami masih mengharapkan saran dan arahan dari rekan-rekan sekalian.

C. Penutup
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur yang sebesar-besarnya
kepada Allah SWT Alhamdulillah, yang telah memberikan rahmat dan petunjuk kepada
penulis atas terrealisasinya penulisan makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Asmoro , A. (2014). Filsafat Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

et. al, B. (1986). Sejarah Filsafat Modern dan Sezamannya. Bandung: Alumni.

et. al, E. D. (1982). Filsuf Dunia dalam Gambar. Yogyakarta: Karya Kencana.

You might also like