Professional Documents
Culture Documents
Dyah - LP Aman Nyaman
Dyah - LP Aman Nyaman
Disusun oleh :
Disusun oleh :
DYAH DEWI AYU ANDINI
20101440121021
Trauma jaringan,
infeksi, cidera
Kerusakan sel
Tekanan
mekanisme,
Pelepasan mediator deformitas, suhu
nyeri(histamine, bradikinin, ekstrim
prostaglandin, secrotonim, ion
kalium)
Merangsang nosiseptor
(reseptor nyeri)
Medula
spinalis
Hipotalamus dan
Talamus sistem limbik Talamus
Otak
(korteks
somatosensoarik)
Persepsi nyeri
7. PATOFISIOLOGI
Munculnya nyeri berkaitan dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang
nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung saraf
bebas dalam kulit yag berespons hanya terhadap stimulus kuat yang secara
potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nyeri nosiseptor. Secara
anatomis, reseptor nyeri(nosiseptor) ada yang bermialin dan ada yang tidak
bermialin dari saraf eferen.
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer.
Serabut nyeri memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari
beberapa rute saraf da akhirnya sampai didalam massa berwarna abu-abu di
medula spinalis. Sekali stimulus nyeri mencapai korteks serebral, maka otak
menginterpretasi kualitas nyeri da memproses informasi tentag pengalaman
dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya
mempersepsikan nyeri. Semua kerusakan seluler, yang disebabkan oleh
stimulus internal, mekanik, kimiawi, atau stimulus listrik yang menyebabkan
pelepasan substansi yang menghasilkan nyeri.
Nosiseptor kutanius berasal dari kulit dan subkutan. Nyeri yang berasal
dari daerah ini biasanya mudah untuk dilokalisasi dan didefinisikan.Reseptor
jaringan kulit (kutaneus)terbagi dalam dua komponen, yaitu:
a. Serabut Adelta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan transmisi 6-30
m/det) yang akan cepat hilang apalagi penyebab nyeri dihilangkan
b. Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan transmisi 0,5-2
m/det) terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya
bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi
B. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas pasien ( Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama,
Pendidikan, Pekerjaan, Golongan darah, Alamat)
b. Identitas penanggung jawab ( Nama, Umur, Jenis Kelamin,
Agama, Pekerjaan, Alamat, Hubungan dengan klien )
2. KELUHAN UTAMA
a. Keluhan utama (alasan dirawat di rumah sakit)
b. Riwayat kesehatan sekarang
kaji status kesehatan pasien saat dilakukannya pengkajian.
1) Faktor yang melatarbelakangi/mendahului/mempengaruhi keluhan
2) Sifat terjadinya gejala (mendadak, perlahan, terus menerus /
serangan, hilang timbul atau berhubungan dengan waktu)
3) Lokasi gejala dan sifatnya (menjalar, menyebar, berpindah atau
menetap).
4) Berat ringannya keluhan dan perkembangannya apakah menetap
atau cenderung bertambah/berkurang.
5) Lamanya keluhan berlangsung atau mulai kapan dirasakan.
6) Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi keluhan.
7) Pengobatan/ perawatan yang telah diperoleh hingga akhirnya
meminta bantuan ke RS
c. Riwayat kesehatan dahulu (perawatan di rs terakhir)
riwayat kesehatan dahulu terutama yang berkaitan dengan
gangguan keseimbangan suhu. Ataupun riwayat dirawat di rumah
sakit atau pembedahan
d. Riwayat kesehatan keluarga
mengkaji riwayat kesehatan keluarga untuk mengetahui apakah
ada penyakit menular dan keturunan di keluarga pasien
1. Keadaan umum
Keadaan secara umum yang tampak pada fisik klien
a) Ekspresi wajah
Menutupi wajah
Membuka mata lebar-lebar
Mengigit bibir bawah
Menutup mata
b) Verbal
Menangis
Berterik
c) Ekstrenitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa
yang tidak nyaman.
2. Pemeriksaan TTV
TD,Nadi, Suhu, RR, TB, BB
3. Body System
a. Pemeriksaan Wajah (Mata, Hidung, Mulut, Telinga)
b. Pemeriksaan Kepala dan leher
c. Pemeriksaan thoraks
d. Pemeriksaan abdomen (Inspeksi, Askultasi,
Palpasi, Perkusi)
e. Pemeriksaan genetalia dan rectal
f. Pemeriksaan kulit
g. Terapi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai
dengan mengeluh nyeri pada punggung (D.0077)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
ditandai dengan mengeluh sulit tidur (D.0005)
Nyeri akut(D.0077)
Mayor
Subjektif
1. Mengeluh
nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif
3. Gelisah
5. Sulit Tidur
Minor Subjektif
1.-
Objektif
5. Menarik diri
7. Diaforesis
Gangguan pola tidur(D.0005)
Subjektif
cukup Objektif
1. -
Minor Subjektif
Objektif
1. -
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervens Ttd
Keperawata i
n
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri(I.08238) Dyah
berhubungan selama 3x24 jam diharapkan tingkat Observasi
dengan agen nyeri menurun dengan kriteria hasil : - Identifikasi skala nyeri
pencedera Tingkat Nyeri(L.08066) Terapeutik
fisiologis ditandai Indikator 1 2 3 4 5 - Kontrol lingkungan yang
dengan Keluhan V memperberat rasa nyeri (mis.
mengeluh nyeri nyeri Suhu ruangan,
pada Meringis V pencahayaan,kebisingan
punggung(D.007 Edukasi
7) Gelisah V - Anjurkan memonitor rasa
nyeri secara mandiri
1.Meningkat
Kolaborasi
2.Cukup meningkat
- Kolaborasi pemberian
3.Sedang
obat analgetik
4.Cukup menurun
5.Menurun
Indikator 1 2 3 4 5
Tekanan darah V
1.Memburuk
2.Cukup memburuk
3.Sedang
4. Cukup membaik
5. Membaik
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.