Professional Documents
Culture Documents
Azka Makalah Bindo
Azka Makalah Bindo
“Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
XI IPS 1
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh bunda Martalena, S,Pd,. M.Pd. guru pengampu mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang diberi judul “makalah semi ilmiah pola hidup masyarakat pedesaan”.
Tak ada gading yang tak retak. karenanya saya selaku penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari sisi isi
maupun penulisannya. Dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
kritik maupun saran yang bersifat membangun sehingga berguna bagi penulis
kedepannya.
Penulis
A
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A. Simpulan........................................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 15
B
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tidak akan memperoleh keutamaan dan menjadi baik jika dia tidak mempunyai teman
yang positif. Bentuk sikap sosial yang positif antara lain adalah tenggang rasa,
desa juga sering dinilai sebagai kehidupan yang damai, tenteram, selaras, jauh dari
Namun perlu diingat, bahwa tidak semua masyarakat desa disebut masyarakat
tradisional sebab ada sebagian desa yang sedang mengalami perubahan kearah
masyarakat desa yang berada di pedalaman dan kurang memahami perubahan atau
karena pola pikir masyarakat terutama generasi tua masih didasarkan pada tradisi. Di
samping itu jika dibandingkan dengan kota, pembangunan dan informasi belum
Oleh karena itu, penulis menulis makalah dengan judul “pola kehidupan
masyarakat pedesaan”
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
nilai dan norma sosial masyarakat pedesaan, pola kehidupan masyarakat pedesaan,
wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan
sendiri yang dikepalai oleh seorang kepala desa. Masyarakat tradisional merupakan
masyarakat yang masih terikat dengan kebiasaan atau adat-istiadat yang telah turun-
baru yang menuntut sikap rasional, sehingga sikap masyarakat tradisional kurang
kritis. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rentelu, Pollis dan
Shcaw yang dikutip dalam (Sosiologi suatu pengantar. 1986: 153) masyarakat
tradisional merupakan masyarakat yang statis tidak ada perubahan dan dinamika yang
Menurut Sudjarwo (2011: 93) berpendapat bahwa Desa adalah suatu wilayah
yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri yaitu: (1)
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa, (2) Ada
pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan, dan (3) Mata
pencaharian bersifat agraris dan dipengaruhi oleh faktor-faktor alam sekitar seperti
3
lingkungan sosialnya, sehingga kehidupan masyarakat tradisional cenderung statis
masyarakat desa yang terkenal sebagai penghasil pangan justru terkenal pula akan
kehidupan masyarakat tani. Masyarakat tani adalah mereka yang berprofesi sebagai
petani dan tergabung dalam komunitas tani di suatu wilayah, sehingga ada ungkapan
bahwa secara umum kehidupan masyarakat tani memang sangat miskin dan rentan
Dalam buku sosiologi karangan Ruman Sumadilaga (1997: 23) seorang ahli
1) Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan dan
simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
2) Orientasi kolektif sifat ini merupa kan konsekuensi dari afektifitas, yaitu mereka
mementingkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang
persamaan.
3) Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan
keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif,
4) Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang
4
5) Kekabaran (diffuseness), sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara
pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu
a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak
ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada.
Akan tetapi, secara teoritis angka minimumnya ada dua orang yang hidup bersama.
b. Bercampur untuk wilayah yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama
dengan kumpulan benda-benda mati, seperti kursi, meja dan sebagainya, karena
berkumpulnya manusia akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat
ini, yaitu: (1) berkaitan dengan tradisi masyarakat, (2) memiliki rangkaian sistem
teknologi yang masih sederhana, (3) bersifat tetap/ tidak banyak mengalami
perubahan, (4) memiliki sifat sederhana dan daya pakai serta produktifitas yang
relative rendah, (5) dalam beberapa hal memiliki sifat yang rasional, (6) tingkat buta
huruf relatif tinggi, (7) hukum yang berlaku tidak tertulis, tidak kompleks, (8)
tata masyarakat dan ekonomi pertanian yang membedakan dengan tata masyarakat
kota. Secara umum dapat dikemukakan bahwa perbedaan utama antara kehidupan
5
masyarakat kota dengan masyarakat desa adalah dalam tuntutan kebutuhan dalam
pertanian atau perikanan. Dengan kata lain susunan masyarakatnya merupakan satuan
yang bersifat lebih homogen dibanding dengan masyarakat di daerah perkotaan yang
bersifat heterogen.
Pada umumnya keadaan masyarakat di desa bila dilihat dari segi sosial
diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal.
Dasar hubungannya adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang telah dikodratkan
sebelumnya. Kelompok sosial ini timbul dari keseluruhan kehidupan alami, nyata dan
organis, sebagaimana yang diumpakan pada organ tubuh manusia ataupun hewan.
diperhitungkan. Dari sudut pembagian kerja, apabila ada suatu anggota yang
dikeluarkan, maka hal itu tidak begitu terasakan. Artinya, masyarakat secara
secara mesra/ intim, (2) private, hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus beberapa
6
orang saja, (3) exclusive, hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak
ikatan kebersamaan (kolektif) yang sangat kuat. Ikatan tersebut didasarkan pada
kesetiakawanan dan kegotong royongan yang masih kuat. Paguyuban berfokus pada
kegiatan bersama.
Dalam paguyuban, alangkah baiknya bila kita merubah sikap kita dengan cara
cara berikut: Kita harus menjunjung tinggi etika, selalu bersikap mengalah dan tetap
rasional serta menjauhi kata sombong dan menghormati orang lain juga
menghilangkan ego pribadi yang sering kali muncul pada diri kita sendiri. Paguyuban
sebagai bagian dari kelompok sosial adalah wadah yang tepat khususnya bagi mereka
yang berasal dari daerah yang jauh dari daerah asalnya. Mari kita jaga paguyuban kita
masing masing agar menjadi contoh kelompok sosial yang baik bagi masyarakat dan
Dengan berkembangnya iptek dan informasi, melalui media massa yang mulai
memiliki keyakinan yang mendalam terhadap norma sosial sehingga mereka memiliki
sikap sulit berubah. Hal ini menguntungkan dalam pembakuan akhlak dan budi
kepada sanksi sosial, melainkan keyakinan mendalam akan kebenaran nilai sosial
dalam norma.
selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik. Sebagai contoh, betapa
penanaman yang lebih efisien, penggunaan pupuk dan sebagainya. Akan tetapi,
7
masyarakat desa masih mempertahankan tradisi yaitu hubungan yang erat dengan
dan norma-norma yang ditanamkan atau diajarkan sedari kecil. Mereka masih ada
Sosialisasi individu lebih mudah, karena hubungan yang erat antar warga masyarakat
tradisional terhadap hukum negara lemah. Akan tetapi disiplin terhadap hukum adat
cukup kuat. Sosial kontrol dan disiplin hukum adat akan digunakan oleh masyarakat
untuk mengatur ketertiban tata hidup sosialnya. Dari penjelasan tersebut, dapat
patuh terhadap hukum adat daripada negara atau hukum nasional. Dalam masyarakat
tradisional hukum yang ada bersifat represif. Hukum dengan sanksi represif
Pola kehidupan adalah corak atau kebiasaan dalam suatu kehidupan kelompok
kerukunan, kebersamaan dan kepedulian. Sehingga tidak heran sering kita jumpai
orang – orang di desa hidup bergantung dari hasil bumi, walaupun terlihat adanya
tukang kayu, tukang genteng dan bata, dan seterusnya. Akan tetapi, inti pekerjaan
8
merupakan pekerjaan sampingan saja. Bila tiba masa panen atau masa menanam padi,
misalnya berkebun lada, karet, kelapa sawit, dan sebagainya. Pada umumnya,
penduduk pedesaan di Indonesia apabila ditinjau dari segi kehidupan sangat terikat
dan sangat tergantung dari tanah (earth-bound). Sehingga mereka juga akan bekerja
pembukaan tanah atau pada waktu menanam tiba, mereka akan bersama-sama
royong”.
golongan-golongan tua yang didasarkan pada tradisi yang kuat, sehingga sukar untuk
telah diwarisi turun temurun, dari satu generasi ke generasi lainnya. Itulah sebabnya
mengapa sulit sekali mengubah jalan pikiran yang sosial kea rah jalan pikiran yang
desus”. Sebagai akibat sistem komunikasi yang masih sederhana tadi, hubungan antar
individu terasa erat sekali. Rasa persatuan yang erat kemudian menimbulkan saling
dengan rakyat bersifat secara tidak resmi (informal). Segala sesuatu dijalankan atas
dasar musyawarah, seperti lambing provinsi Sumatera Barat “Tuah Sakato” yang
9
Masyarakat kota dan masyarakat pedesaan memiliki perbedaan yang saling
melengkapi satu dengan lainnya, khusunya terhadap keperluan hidup. Di desa, yang
Sedangkan pandangan orang kota dalam hal keperluan hidup menitikberatkan pada
mempunyai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila ada tamu, diusahaka nuntuk
penilaian, orang desa menilai makanan sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan
biologis, orang kota menilai sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosialnya.
adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula
Dalam urbanisasi, ternyata pertumbuhan daerah perkotaan melaju dengan pesat pada
mencapai 42,5%, tetapi di DKI Jakarta, D.I Yogyakarta, dan Kalimantan Timur
menjadikan keluarga tidak memiliki akses dan bersifat pasif dalam meningkatkan
memperbaiki taraf kehidupan mereka untuk menjadi lebih baik. Hal itu dapat kita
10
sebut sebagai faktor penarik masyarakat yang disebut dorongan sentrifugal dan
sentripetal.
1. Faktor sentrifugal adalah kekuatan yang terdapat pada suatu wilayah yang
sebab lainnya.
erat
karena besarnya jumlah mereka yang mencari pekerjaan. Maka timbullah persaingan
antara mereka sendiri ditambah dengan persaingan yang datang dari penduduk kota
sendiri.
besar aktifitas urbanisasi mengakibatkan perluasan kota, karena pusat kota tidak akan
Di kota tak akan ada orang lain yang mau membantu. Orang-orang desa tidak
mengerti bahwa mereka harus berjuang sendiri. Cita-cita yang selama ini mereka
11
meningkatnya tuna karya. Persoalan meningkatnya tuna karya secara korelatif
Kriminalitas yang mula-mula didorong oleh rasa lapar, dapat berubah menjadi suatu
pekerjaan tetap, sehingga timbullah organisasi penjahat yang sangat sukar untuk
dicegah dan diberantas. Gejala semacam itu banyak dijumpai di kota-kota besar
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tradisi, memiliki sistem kekerabatan yang erat dan langgeng, serta belum maju di
masyarakat setempat, bersifat statis, teknologi masih sederhana, dalam beberapa hal
memiliki sifat rasional. Masyarakat desa juga mengalami dinamika dari waktu ke
waktu.
pedesaan yang masih terus dipertahankan hingga kini. yaitu hubungan yang memang
telah dikodratkan dengan penuh rasa cinta dan rasa persatuan batin. Hubungan
tersebut didasarkan pada kesetiakawanan dan kegotong royongan yang masih kuat.
diajarkan sedari kecil. Masyarakat pedesaan enggan melanggar nilai dan norma
masyarakatnya karena jika ketahuan melanggar akan mendapat sanksi adat berupa
sehingga memiliki persatuan yang erat. Berbicara tentang perpindahan penduduk juga
dikenal istilah urbanisasi. Perpindahan ini memiliki faktor tarik menarik dan juga
berdampak positif dan negatif bagi masyarakat sekitarnya dan masyarakat pendatang.
13
B. Saran
merasa perlu diadakan peninjauan kembali terhadap isi dan kebahasaan yang
digunakan. Penulis juga merasa dari segi bahan materi kurang kaya sehingga
menghilangkan makna esensial makalah semi ilmiah. Dengan rendah hati dan tangan
terbuka, penulis menerima masukan yang membangun bagi karya ilmiah kedepannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan Kewarganegaraan.
Persada.
Persada.
15