You are on page 1of 24

ACARA 1.

PENGARUH DOSIS PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN


VOLUME PENGAIRAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
HASIL TANAMAN KANGKUNG

Oleh:

Nama : Mahnen
NIM : C1M021120
Program Studi : Agroekoteknologi
Kelompok Tanaman : Kangkung

FAKULTAR PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama: Mahnen
NIM : C1M02120
menyatakan bahwa Laporan Praktikum ini adalah hasil karya saya sendiri, dan
bukan merupakan plagirasime atau duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya
orang lain, khususnya Bagian Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, dan Pembahasan.
Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan
bertanggung jawab, dan saya bersedia menerima sanksi pemotongan Nilai
Praktikum Acara ini sebesar 75% apabila terbukti melakukan duplikasi terhadap
karya orang lain.

Mataram, 16 Desember 2022

MAHNEN

C1M021120
I. PENDAHULUAN

Kangung merupakan tanaman yang bermanfaat serta kangkung mampunyai


senyawa yang dapat digunakan untuk pengobatan bagi penderita susah tidur. Serat
pada kangkung sangat baik untuk mencegah konstipasi segingga dapat
menghalangi terjadinya kanker perut. Karetonoid dalam tubuh akan diubah
menjadi vitamin A serta kloropil tinggi. Kedua senyawa ini berperan sebagai
antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi mutasi
genetik penyebab kanker. Ada beberapa macam tipe kangkung seperti yaitu
kangkung darat dan jangkung air. Kangkung darat memiliki ciri seperti corak
warna yang hijau cerah, bunga yang putih dan batang dahang ujung pohonnya
yang meruncing kecil, daunnya yang tipis dan kecil-kecil. Dalam laporan
membahas tentang kangkung darat(Swastini,2015).
Peningkatan produktivitas tanaman sayuran dapat dilakukan dengan beberapa
cara, salah satunya adalah pemberian pupuk dengan jenis, dosis dan cara yang
tepat. Peningkatan ketersedian unsur hara bagi tanaman umumnya dilakukan
dengan menambahkan pupuk anorganik kedalam tanah. Akan tetapi penggunaan
pupuk organik secara terus menurus justru secara perlahan dapat menyebabakan
terjadi kerusakan tanah, oleh karena itu mengembalikan fungsi tanah bagi
tanaman, maka perlu dilakukan penggunaan pupuk organik. Pupuk organik
merupakan pupuk yang berasal dari bahan organic sisa-sisa tumbuhan, hewan dan
kompos. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang
lengkap, tetapi jenis unsur hara tersebut rendah. Pupuk organik dapat bermanfaat
sebagai sumber bahan organik dan juga sebagai sumber unsur hara bagi
tanaman(Kementerian pertanin, 2019)
Kangkung merupakan tanaman air. Kangkung membtuhkan banyak air karena
berbatang basah. Pengairan sangat diperlukan setelah tanaman, terutama bila
tanaman layu pada siang hari. Pengairan dapat dilakukan dengan dileb diantara
bedengan. Kangkung menghasilkan oksigen dan menyerap bahan pencemar yang
masuk keperairan seperti nitrogen dan fospor. Hal tersebut yang membuat
tumbuhan kangkung dapat digunakan untuk fitpremediasi. Kangkung
membutuhkan banyak air untuk tumbuh, aehingga sering rutin
menyiramnya(Abidin, 2018).
I.1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk
NPK dan kekurangan air pada beberapa periode umur terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman kangkung.
I.2. Kegunaan Praktikum
Kegunaan praktikum ini adalah kemampuan mahasiswa dalam pemberian
dosis pupuk, pengairan, dan terlatih dalam melakukan budidaya tanaman
kangkung.
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tanaman kangkung


Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun.
Tanaman kangkung memiliki sitem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya
akar menyebar kesemua arah, dapat menembs tanah sampai kedalaman 60 sampai
100 cm, dan mlebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, batang
kangung bulat dan berlubang, berbuku-buku banyak mengandung air dari buku-
bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan
setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar(Djuariah, 2017).
Kangung memiliki tangkai daun melekat pada baku-baku batang dan
diketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan
baru. Bentuk daun umunya runcing ataupun tumpul, permukaan daun bagian
bawah berwarna hijau tua dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau
muda. Selama fase pertmbuhanya tanaman kangkunga dapat berbunga, berbuah,
dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umunya
berbentuk terompet dan daun mahkota bunga berwarna putih dan merah
lembayung(Maria, 2019).
II.2. Pupuk dan Peranannya bagi Tanaman
Pupuk adalah suatu bahan yang mangandung satu atau lebih unsur hara
atau nitrisi bagi tanaman unutuk menopang tumbuh dan berkembangnya
tanaman(Balittanah, 2022). Pupuk merupakan manure atau kompos yang
diaplikasikan ketanah sbagai unsur hara yang mengandung unsur karbon dan
unsur hara lainnya yang berkombinasi dengan karbon(Funk, 2014).
Bahan organic tanah umunya berasal dari jaringan tanaman. Residu
tanaman megandung 60-90% air dan sisia bahan keringnya megandung karbon
(C), oksigen, hydrogen (H), dan sejumlah kecil sulfur (S), nitrogen (N), fosfor (P),
kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). meskikpun jumlahnya sangat
kecil, namun unsur hara ini sangat penting dari kesuburan tanah(Bonites,2015).
Pupuk organik memiliki peran penting dalam memperbaiki sifat,
fisik, kimia, dan biologi tanah. Meskipun kadar hara yang dikandung pupuk
organik relative rendah, namun peranan dalma sifat kimia tanah, jauh melebihi
pupuk kimia buatan. Peranan pupuk organic terhadap sifat kimia tanah adalah a).
penyediaan hara makro (N,P,K,Ca,Mg,dan S) dan mikro (Zn,Cu,Co,B,Mn, dan
Fe), b). dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam beracunseperti
Al,Fe dan Mn sehingga logam-logam ini tdak meracuni, c). meningkatkan
kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Peranan pupuk organic terhadap sifat fisik
tanah yaitu a). memperbaiki struktur tanah, b). memperbaiki distribusi ukuran pori
tanah, c). mengurangi (buffer) falktuasi suhu tanah. Peranan pupuk organic
terhadap sifat biologi tanah adalah sumber energi dan makanan bagi mikro dan
mesu fauna tanah(Agus, 2019).
II.3. Air dan Peranannya bagi Tanaman
Air merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi makhluk hidup
termasuk tumbuhan. Air membantu tumbuhan agar tetap bertahan dan bertumbuh
dengan baik. Air dan dibumi mencapai 70%, mulai dari laut, sungai, dan air tanah
dapat menjadi sumur. Salah satu fungsi utama air bagi tumbuhan adalah untuk
proses fotositesis. Selain itu, air juga mempunyai banyak manfaat lain yaitu
pembentukan protoplasma, sebagai at pelarut hara dalam proses masuknya
mineral dari tanah kedalam tanaman, sebagai senyawa untuk proses metabolik
tumbuahn, sebagai reaktan dalam proses metabolisme, dan membantu proses
respirasi pada tumbuhan(Anggarwulan, 2014).
III. METODE PRAKTIKUM

III.1. Tempat dan Waktu Percobaan


Praktikum ini bertempat di Green House Fakultas Pertanian Universitas
Mataram. Praktikum ini dilaksankan dari tanggal 29 September- 28 Oktober.
III.2. Bahan dan Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan pada praktikun ini adalah amplop untuk
berangkasan, benih kangkung, mistar/penggaris, pengering (oven), pot, dan
timbangan. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah cutter, pupuk NPK
Mutiara, dan tanah gembur.

III.3. Rancangan Percobaan


Percobaan ini disusun dengan menerapkan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah Volume Air Penyiraman (A)
yang terdiri atas tiga aras yaitu:
A1 = 500 ml dengan interval pemberian air setiap hari
A2 = 500 ml dengan interval pemberian air dua hari sekali
A3 = 500 ml dengan interval pemberian air
Faktor kedua adalah Dosis Pupuk Kandang (D) yang terdiri atas empat
aras yaitu:
D1 = Tanpa pupuk kandang
D2 = 5 pupuk kandang ton/ha
D3 = 10 pupuk kandang ton/ha
D4 = 15 pupuk kandang ton/ha
D5 = 20 pupuk kandang ton/ha
Kombinasi dua faktor percobaan ini diulang 5 kali sehingga terdapat 75
pot percobaan.
3.4. Pelaksanaan Percobaan
Pelaksanaan percobaan meliputi media tumbuh dibersihkn dan
digemburkan(tidak menggumpal), dicampur seluruh agar relative homogeny.
3.4.1. Persiapan Medi Tanam dan Pot
Berat tanah dan pupuk yang dibutuhkan per pot sesuai jarak tanam yang
menjadi perlakuan. Jarak tanam yang digunakan yaitu 10 x 20 cm lima ulangan.
Perlakuan air mulai dilakukan pada waktu satu minggu setealh tanam tumbuh
sempurna.
3.4.2. Persiapan Benih dan Pembibitan
Benih tanaman kangkung disemaikan terlebih dahulu pada tray semai.
Setelah tumbuh dan menjadi bibit dengan daun pertama yang telah mekar
sempurna, bibit dipindahkan atau di tanam ke pot penanaman,satu tanaman per
pot.
3.4.3. Penanaman Bibit
Buat lubang tanam di pot dengan kedalaman 5cm dan jarak akar anatar
lubang 15-20 cm. masukkan bibit yang telah mekar sempurna, tutup dengan tanah
yang sudah dicampuri dengan pupuk NPK dan kandang.
3.4.4. Pemupukan
Pemberian pupuk kandang dilakukan satu kali bersamaan dengan saat
tanam, dengan dosis sesuai perlakuan.
3.4.5. Pengairan (Penyiraman)
Penyiraman dilakuakan dengan cara melakukan penyiraman secara rutin
di pagi atu sore hari. Hal ini dilakukan agar kangkung tidak terlalu
banyak ,endapatkan air akan membuat kangkung mudah busuk.
3.4.6. Parameter Pengamatan dan Pengamatan
Parameter pengamatan meliputi pertumbuhan tanaman dengan interval
waktu 7 hari hingga waktu panen atau sesuai dengan keadaan.
3.4.6.1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diamati sebanyak 4 kali yaitu pada umur 8, 15, 22, dan
29 hari, dengan cara mengukur tinggi batang utama tanaman dari permukaan
tanah hingga titik tumbuh menggunakan penggaris.
3.4.6.2. Jumlah Daun
Jumlah daun yang dihitung adalah jumlah daun yang sempurna pada
satu tangkai, tangkai yang berdaun sempurna, bukan jumlah anak daun pada setiap
tangkai.
3.4.6.3. Berat Berangkasan Segar Tanaman
Berat berangkasan segar tanaman dilakukan dengan mengambil seluruh
bagian tanaman diatas permukaan tanah, berangkasan ini dibersihkan dari tanah
atau kotoran yang melekat, setelah itu di timbang batang dan daunnya.
3.4.6.4. Berat Berangkasan Kering Tanaman
Setelah ditimbang berat segar lalu di bungkus kedalam amplop coklat,
disusun rapi pada green house secara berurutan dan ditunggu sampai kering lalu di
timbang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil
Tabel 4.1. Rata-rata Tinggi Tanaman kangkung pada 8 sampai 29 hst akibat
Perlakuan Dosis Pupuk Kandang dan Volume Penyiraman

Tinggi Tanaman (cm) pada Umur (hst)


Perlakuan
8 15 22 29
A1D1 11,04 19,6 28,86 35,6
A1D2 11,42 26,26 62,3 88
A1D3 14,24 24,48 42,74 45,88
A1D4 10,06 20,96 37,72 53,4
A1D5 10,3 17,92 31,9 40,64
A2D1 12,64 24,9 47,4 44,4
A2D2 11,68 27,74 46,4 80,4
A2D3 12,928 26,16 36,8 59,2
A2D4 10,5 21,44 31,6 55,54
A2D5 11,28 24,42 35,4 55,6
A3D1 11,76 24,3 44,8 85,6
A3D2 12,28 23,38 30,8 42,18
A3D3 6,4 17,12 28,4 39,8
A3D4 11,12 23,24 33,4 73,6
A3D5 11,02 23,2 38,9 51
Keterangan: hst = hari setelah tanam pindah
Pada tinggi tanaman umur 8 terdapat tinggi tanamn terjadi tapi tidak
terlalu signifikan, pada umur 15 mulai terjadi peningkatan walaupun sama saja
tidak terlalu signifikan, dan pada umur 22 terjadi pertumbuhan yang signifikan
dan pada umur 29 terjadi pertumbuhan namun jika tanaman tidak di tegakkan
tanaman tersebut akan bengkok dan bisa patah.

Tabel 4.2. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman kngkung pada 8 sampai 29 hst akibat
Perlakuan Dosis Pupuk Kandang dan Volume Penyiraman

Perlakuan Jumlah Daun (helai) pada Umur (hst)


8 15 22 29
Hst Hst Hst
A1D1 7,2 9,6 12 14
A1D2 6,4 9,6 12,2 26,8
A1D3 6,6 10,6 13,8 27,8
A1D4 6,6 10,4 12,6 20,8
A1D5 6,6 8,4 11,2 13,4
A2D1 7,8 9,6 12,6 30,6
A2D2 7,6 11,8 11,6 26,2
A2D3 7,2 10,2 11,8 18
A2D4 6 10 8,8 23
A2D5 7 10,6 10,6 51,6
A3D1 7,4 11 14,6 46,6
A3D2 7,8 10,4 9,8 23
A3D3 6,4 9 9 13,6
A3D4 6,2 9 9 13,6
A3D5 7,2 10,8 12 13,6

Tabel 4.3. Rata-rata Berat Brangkasan Segar dan Berat Brangkasan Kering
Tanaman kangkung akibat Perlakuan Dosis Pupuk Kandang dan
Volume Penyiraman

Perlakuan Berat Segar (g) Berat Kering (g)


A1D1 70,64 1,594
A1D2 75,42 2,246
A1D3 74,6 2,288
A1D4 71,8 2,104
A1D5 70,46 1,738
A2D1 84,86 3,248
A2D2 90,016 4,248
A2D3 96 4,364
A2D4 70,6 2,914
A2D5 107,56 5,276
A3D1 102,44 4,83
A3D2 73,032 1,628
A3D3 97,86 4,418
A3D4 98,32 4,482
A3d5 93,24 3,684

IV.2. Pembahasan
Pada praktikum ini tanaman diberi perlakuan terhadap tanaman
kangkung darat yaitu faktor takaran dosis pupuk NPK, perlakuan dengan diulang
5 kali sehingga terdapat 74 pot percobaan. Perlakuan pada A1D1,A1D2, A1D3,
A1D4, A1D5,A2D1, A2D2 A2D3, A2D4, A2D5,A3D1, A3D2, A3D3, A3D4,dan
A3D5. Adapan pengamatan yang dilakukan parameter adalah tinggi tanaman,
jumlah daun tanaman, Berat Brangkasan Segar dan Berat Brangkasan Kering
kangkung pada umur 8, 15, 22,dan 29 hst. Dengan melihat tinggi tanaman, jumlah
daun, dan berat segar dan kering.
Ini sesuai dengan produksi dan kualitas mulai dari pertumbuhan tanaman
dapat ditingkatkan dan dicapai lewat tindakan-tindakan budidaya antara lain dengan
pemupukan, terutama unsur N, P dan K yang termasuk dalam unsur makro. Selain agar
terpenuhinya kebutuhan hara pada tanaman, pemupukan juga dilakukan untuk menjaga
kesuburan dari tanah itusendiri (Wiroatmodjo , 2015).

Tanah yang diberikan pupuk anorganik juga bisa meningkatkan


kandungan hara secara instan untuk tanaman. Solusi serta alternatif yang dapat dilakukan
dalam meningkatkan pertumbuhan ataupun hasil tanaman yaitu dengan menggunakan
pupuk NPK. Salah satu jenis pupuk majemuk, NPK Mutiara (16:16:16) adalah yang
mempunyai hara utama bagi tanaman. Pemberian pupuk NPK Mutiara (16:16:16)
mempunyai pengaruh baik bagi pertumbuhan tanaman, hal tersebut dikarenakan
ketersediaan unsur hara N, P maupun K pada pupuk NPK lebih efisien dan seimbang
dalam pengaplikasiannya terhadap tanaman. Pupuk NPK memiliki kelebihan antara lain
terdapat beberapa unsur hara dalam satu kali pemupupukan sehingga penggunaannya
lebig efisien dibandingkan pupuk tunggal yang hanya memiliki satu unsur saja. Salah satu
pupuk yang biasa dipakai oleh petani ialah pupuk NPK Mutiara 16:16:16 (16% N, 16%
P2O5, dan 16% K2O). Keuntungan dari penggunaan pupuk NPK ialah dapat digunakan
dengan memperhitungkan unsur hara terkandung di pupuk tunggal sama persis, pupuk
majemuk bisa menggantikan pupuk tunggal, dalam penggunaannya pupuk majemuk
sangatlah mudah serta penyimpanan dan pengangkutannya dapat meminimalkan ruangan,
maupun biayanya(Sukmasari, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Agus, f. (2019). Petunjuk Konversi tanah Lahan Kering. Bogor: World Agrosforesty
Center.

Anggar, wulan. 2014. Fisiologi tumbuhan. Jurusan Biologi fakultas Matematika


dan Ilmu pengetahuan Alam. Surakarta.

Binotes. 2017. Teknik budidaya Tanaman Kangkung. PT. alex Media


Komputindo. Jakarta.

Djuariah. 2017. Budidaya Tanaman Kangkung. ITB. Bandung.

Funk, Anggara. 2014. Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat. Fakultas Kedokteran.


Universitas Diponegoro. Semarang.

Maria. 2019. Kandungan Mineral Tanaman kangkung. Fakultas Perikanan dan


Kelautan. Institut Teknologi bandung. Bogor.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tinggi (cm) per Tanaman kangkung pada 4 kali Pengamatan Interval
7 hari
Pengamatan umur (hari setelah tanam)
Perlakuan
8 15 22 29
A1D1-1 12,4 25 37 43,5
A1D1-2 11,3 18,5 28,5 32,5
A1D1-3 11 23 34 43
A1D1-4 8,5 9,5 15,3 23
A1D1-5 12 22 29,5 36
Rata-rata 11,04 19,6 28,86 35,6
A1D2-1 12,3 25 42 60
A1D2-2 15,2 34 116 194
A1D2-3 12,8 31,8 90 106
A1D2-4 5,7 8 12,5 20
A1D2-5 11,1 27,5 51 60
Rata-rata 11,42 26,26 62,3 88
A1D3-1 11,3 23,6 35,2 44
A1D3-2 12,9 24,1 35,5 41
A1D3-3 17 22,4 34,9 42
A1D3-4 13 26,9 42,6 52
A1D3-5 17 36,4 65,7 50,4
Rata-rata 14,24 24,48 42,74 45,88
A1D4-1 9,2 16 36,2 38,5
A1D4-2 7,7 25 46 113,5
A1D4-3 7,7 15 34,3 33
A1D4-4 12,7 24,3 36,1 40
A1D4-5 14 23,5 36 42
Rata-rata 10,06 20,96 37,72 53,4
A1D5-1 7,8 19,3 36 65,5
A1D5-2 9 16 39,5 34
A1D5-3 12 20 27 34,4
A1D5-4 12,6 22,3 33 39,3
A1D5-5 6,5 12 24 30
Rata-rata 10,3 17,92 31,9 40,64
A2D1-1 13 22,3 36 43
A2D1-2 10,6 23,5 44 53
A2D1-3 13,2 27,3 90 33
A2D1-4 12 23,4 37 45
A2D1-5 14,4 27 30 48
Rata-rata 12,64 24,9 47,4 44,4
A2D2-1 13 27,2 49 56
A2D2-2 11,5 24 49 48
A2D2-3 11,4 28 34 180
A2D2-4 11,5 30 40 48
A2D2-5 12 29,5 60 70
Rata-rata 11,68 27,74 46,4 80,4
A2D3-1 12,3 22,8 30 43
A2D3-2 474 33,5 47 61
A2D3-3 12,2 25 40 72
A2D3-4 613 24 31 60
A2D3-5 712,4 25,5 36 60
Rata-rata 12,928 26,16 36,8 59,2
A2D4-1 11 22 30 32,4
A2D4-2 7 15,1 26 110
A2D4-3 8,3 19,8 33 50,3
A2D4-4 14,1 28,3 40 40,6
A2D4-5 12,1 22 29 39,4
Rata-rata 10,5 21,44 31,6 55,54
A2D5-1 10,7 21 31 73
A2D5-2 9,7 24,3 30 52
A2D5-3 7 18,5 29 47
A2D5-4 11 22,3 45 54
A2D5-5 18 36 102 52
Rata-rata 11,28 24,42 35,4 55,6
A3D1-1 9,8 21,5 32 68
A3D1-2 10,1 20 32 49
A3D1-3 14,4 29 41 48
A3D1-4 12 25 59 205
A4D1-5 12,5 26 40 58
Rata-rata 11,76 24,3 44,8 85,6
A3D2-1 9,2 25 16 21,5
A3D2-2 14,2 21,7 30 37
A3D2-3 14 22,2 32 40,4
A3D2-4 12 21,3 30 36
A3D2-5 12 26,7 46 76
Rata-rata 12,28 23,38 30,8 42,18
A3D3-1 8,2 23,5 33 49
A3D3-2 8 22,2 38 61
A3D3-3 4 9 18 31
A3D3-4 4 22,1 40 48
A3D3-5 2,8 8,8 13 10
Rata-rata 6,4 17,12 28,4 39,8
A3D4-1 14 26,8 37 58
A3D4-2 9,7 22 30 51
A3D4-3 7,7 19,8 28 47
A3D4-4 11 22,5 37 159
A3D4-5 13,2 25,1 35 53
Rata-rata 11,12 23,24 33,4 73,6
A3D5-1 10,7 24,7 35 43
A3D5-2 8,3 18 32 41,5
A3D5-3 12,3 23,1 36 52
A3D5-4 13,7 33 59 33,5
A3D5-5 10,1 20,2 32,5 45
Rata-rata 11,02 23,2 38,9 51

Lampiran 2. Jumlah Daun (cm) per Tanaman kangkung pada 4 kali Pengamatan
Interval 7 hari
Pengamatan umur (hari setelah tanam)
Perlakuan
8 15 22 29
A1D1-1 8 11 15 15
A1D1-2 7 9 12 13
A1D1-3 7 11 12 14
A1D1-4 7 8 10 14
A1D1-5 7 9 11 14
Rata-rata 7,2 9,6 12 14
A1D2-1 6 10 13 19
A1D2-2 8 13 16 43
A1D2-3 6 10 12 32
A1D2-4 5 3 4 6
A1D2-5 7 12 16 34
Rata-rata 6,4 9,6 12,2 26,8
A1D3-1 7 11 15 25
A1D3-2 7 10 13 26
A1D3-3 6 11 11 24
A1D3-4 6 10 15 27
A1D3-5 7 11 15 37
Rata-rata 6,6 10,6 13,8 27,8
A1D4-1 6 9 10 18
A1D4-2 7 11 12 24
A1D4-3 4 5 14 11
A1D4-4 9 12 13 22
A1D4-5 7 15 14 29
Rata-rata 6,6 10,4 12,6 20,8
A1D5-1 7 10 14 8
A1D5-2 7 7 9 16
A1D5-3 7 9 11 14
A1D5-4 7 10 14 17
A1D5-5 5 6 8 12
Rata-rata 6,6 8,4 11,2 13,4
A2D1-1 8 10 13 34
A2D1-2 9 11 14 38
A2D1-3 7 9 10 29
A2D1-4 8 10 13 19
A2D1-5 7 8 13 33
Rata-rata 7,8 9,6 12,6 30,6
A2D2-1 7 11 13 25
A2D2-2 8 12 10 20
A2D2-3 8 11 8 21
A2D2-4 7 12 12 32
A2D2-5 8 13 15 33
Rata-rata 7,6 11,8 11,6 26,2
A2D3-1 7 8 9 13
A2D3-2 8 11 14 14
A2D3-3 7 11 10 18
A2D3-4 7 11 14 16
A2D3-5 7 10 12 29
Rata-rata 7,2 10,2 11,8 18
A2D4-1 6 9 10 23
A2D4-2 6 9 8 26
A2D4-3 4 11 9 10
A2D4-4 7 11 8 24
A2D4-5 7 10 9 32
Rata-rata 6 10 8,8 23
A2D5-1 7 11 9 53
A2D5-2 8 13 16 70
A2D5-3 6 10 10 51
A2D5-4 6 9 10 42
A2D5-5 8 10 8 42
Rata-rata 7 10,6 10,6 51,6
A3D1-1 7 11 15 52
A3D1-2 8 10 15 65
A3D1-3 9 13 15 25
A3D1-4 7 10 13 46
A3D1-5 6 11 15 45
Rata-rata 7,4 11 14,6 46,6
A3D2-1 7 11 5 17
A3D2-2 8 10 11 24
A3D2-3 9 11 7 24
A3D2-4 8 10 13 13
A3D2-5 7 10 13 37
Rata-rata 7,8 10,4 9,8 23
A3D3-1 7 11 13 19
A3D3-2 7 11 9 14
A3D3-3 7 7 7 11
A3D3-4 8 13 13 15
A3D3-5 3 3 3 9
Rata-rata 6,4 9 9 13,6
A3D4-1 7 11 13 19
A3D4-2 7 11 9 14
A3D4-3 6 7 7 11
A3D4-4 8 13 13 15
A3D4-5 3 3 3 9
Rata-rata 6,2 9 9 13,6
A3D5-1 8 10 11 13
A3D5-2 9 16 12 10
A3D5-3 6 8 12 14
A3D5-4 7 11 12 16
A3D5-5 6 9 13 15
Rata-rata 7,2 10,8 12 13,6

Lampiran 3. Berat Brangkasan Segar dan Berat Brangkasan Kering (g) per
Tanaman Kangkung saat panen ( hst)
Perlakuan Berat Segar (g) Berat Kering (g)
A1D1-1 77,6 2,04
A1D1-2 69,8 1,65
A1D1-3 74,7 1,91
A1D1-4 63,2 0,90
A1D1-5 67,9 1,47
Rata-rata 70,64 1,594
A1D2-1 73,5 1,63
A1D2-2 88,3 3,88
A1D2-3 69 1,40
A1D2-4 57 0,18
A1D2-5 89,3 4,14
Rata-rata 75,42 2,246
A1D3-1 76,6 2,44
A1D3-2 81,9 3,17
A1D3-3 74,8 2,19
A1D3-4 73,9 2,49
A1D3-5 65,8 1,15
Rata-rata 74,6 2,288
A1D4-1 71,3 1,66
A1D4-2 75,7 2,26
A1D4-3 57,9 0,33
A1D4-4 77,2 2,51
A1D4-5 76,9 3,76
Rata-rata 71,8 2,104
A1D5-1 81,5 3,29
A1D5-2 66,5 1,04
A1D5-3 66,7 1,24
A1D5-4 75,1 2,24
A1D5-5 62,5 0,88
Rata-rata 70,46 1,738
A2D1-1 76,1 2,47
A2D1-2 95,3 4,88
A2D1-3 85,4 2,23
A2D1-4 76,4 2,36
A2D1-5 91,1 4,30
Rata-rata 84,86 3,248
A2D2-1 104,8 5,60
A2D2-2 76,1 2,79
A2D2-3 89,6 3,23
A2D2-4 68,7 2,62
A2D2-5 110,88 7
Rata-rata 90,016 4,248
A2D3-1 68,7 1,66
A2D3-2 101,8 5,56
A2D3-3 99 4
A2D3-4 109,9 5,16
A2D3-5 100,6 5,44
Rata-rata 96 4,364
A2D4-1 60,6 0,91
A2D4-2 10,05 1,54
A2D4-3 81 2,90
A2D4-4 120,55 5,92
A2D4-5 80,8 3,30
Rata-rata 70,6 2,914
A2D5-1 84 2,65
A2D5-2 132,3 9,20
A2D5-3 115,5 6,13
A2D5-4 122,2 6,12
A2D5-5 83,8 2,28
Rata-rata 107,56 5,276
A3D1-1 94,9 4,25
A3D1-2 114,6 6,13
A3D1-3 86 3,35
A3D1-4 108,4 5,53
A3D1-5 108,3 4,89
Rata-rata 102,44 4,83
A3D2-1 72 1,32
A3D2-2 70,06 1,56
A3D2-3 71,7 1,59
A3D2-4 69,2 1,43
A3D2-5 82,2 2,24
Rata-rata 73,032 1,628
A3D3-1 111,5 5,12
A3D3-2 121,1 7,91
A3D3-3 110,8 5,97
A3D3-4 80 2,47
A3D3-5 65,9 0,62
Rata-rata 97,86 4,418
A3D4-1 89,6 2,93
A3D4-2 120,2 6,75
A3D4-3 130,2 7,16
A3D4-4 84,7 2,39
A3D4-5 66,9 3,18
Rata-rata 98,32 4,482
A3D5-1 74,3 1,67
A3D5-2 84,2 2,15
A3D5-3 104,8 5,24
A3D5-4 89,5 3,19
A3D5-5 113,4 6,17
Rata-rata 93,24 3,684

You might also like