You are on page 1of 25

Junior High School’s observation |4

Tugas Makalah Kelompok Besar

LAPORAN OBSERVASI PEMBELAJARAN IPS


EKONOMI DI SMP NEGERI 1 PAJANGAN, BANTUL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Teori Pembelajaran IPS
Doses Pengampu: Dr. SALAMAH, M.Pd

Disusun Oleh:
1. SUCIATI (NIM 12155140016)
2. SURYANTI (NIM 12155140023)
3. ANJAR CAHYANING MURDOWATI (NIM 12155140024)
4. MUJIYATI (NIM 12155140026)
5. ZUKY IRIANI (NIM 12155140037)
6. BUDI SANTOSA (NIM 12155140074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2012

|
Junior High School’s observation |5
4

KATA PENGANTAR

Semoga berkah dan keselamatan tercurah kepada kita semua. Puji syukur
ke hadirat Allah SWT, yang dengan berkat, rahmat, dan karunia-Nya, telah
memberikan kemudahan dan kelancaran dari persiapan, proses observasi, analisis,
hingga terselesaikannya penyusunan laporan observasi ini.
Observasi ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pajangan dengan alamat
Kamijoro, Sendangsari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta. Observasi dilaksanakan
pada Sabtu, 10 Nopember 2012 bertepatan dengan hari Pahlawan. Pelaksaan
observasi dilakukan oleh kelompok observer dalam satu kali pertemuan, atau satu
kali tatap muka. Alokasi pembelajaran untuk pembelajaran IPS Ekonomi dalam
satu kali tatap muka adalah 2 x 40 menit. Observasi pembelajaran IPS di sekolah
sebagai tugas mata kuliah Teori-Teori Belajar IPS sebenarnya merupakan bentuk
aplikasi teori belajar konstruktivisme yang diterapkan oleh dosen pembimbing.
Kelompok observer mendapat pengalaman yang menarik dan berharga dengan
pelaksanaan observasi tersebut.
Penulis berharap agar penyusunan laporan observasi ini dapat
memberikan sumbangan pengetahuan yang berkaitan dengan aplikasi teori belajar
dalam pembelajaran IPS di kelas, terutama untuk jenjang pendidikan menegah
pertama. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan observasi ini masih
banyak kekurangan, sehingga penulis mengundang saran, kritik, serta masukan
dari pembaca sekalian.
Yogyakarta, November 2012.

Penulis.

|
Junior High School’s observation |6
4

DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan Observasi ...................................... 1
B. Tujuan Kegiatan Observasi ................................................... 2
C. Ruang Lingkup Kegiatan Observasi .................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Observasi .......................................................... 4
B. Deskripsi Hasil Observasi ..................................................... 6
C. Analisis Observasi Kelas dengan Aplikasi Teori Belajar yang
Digunakan ............................................................................ 12
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 20
B. Implikasi .............................................................................. 20
C. Saran .................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 22

|
Junior High School’s observation |7
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan Observasi


Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan
“memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Pada dasarnya observasi
bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas
yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian dilihat dan perspektif subjek yang terlibat dalam kejadian yang
diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus
dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan (Diunduh dari http://dunia-
penelitian.blogspot.com/2011/11/pengertian-dan-penggunaan-teknik.html,
diakses pada Selasa, 13 Nopember 2012). Berangkat dari konsep tersebut,
dalam mendeskripsikan hasil kegiatan observasi pembelajaran, diungkapkan
secara detail dan sesuai dengan kenyataan yang terjadi dalam setting
observasi.
Mempelajari berbagai teori belajar akan lebih lengkap bilamana
disertai dengan kegiatan observasi. Oleh karena itu, sebagai kelanjutan dalam
mempelajari berbagai teori belajar yang telah dilaksanakan dalam
perkuliahan, baik yang telah dilakukan melalui diskusi dan pembahasan
bersama, maka dilaksanakan pula kegiatan observasi pembelajaran. Kegiatan
observasi dimaksudkan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran di kelas
pada jenjang pendidikan tertentu.
Dalam kegiatan perkuliahan yang telah dilaksanakan dalam enam
kali pertemuan, telah membahas mengenai beberapa teori belajar, antara lain:
(1) teori belajar disiplin mental; (2) teori belajar behavioristik; (3) teori
belajar kognitif; (4) teori belajar humanistik; (5) teori belajar kultural; dan (6)
teori belajar andragogik. Teori-teori belajar tersebut memiliki karakteristik,
kelebihan, dan kelemahan masing-masing. Aplikasi teori belajar di lembaga

|
Junior High School’s observation |8
4

pendidikan, dalam hal ini di sekolah, harus disesuaikan dengan aspek-aspek


yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Aspek-aspek
tersebut seperti; usia peserta didik, karakteristik peserta didik, materi
pembelajaran, tujuan pembelajaran, kebutuhan khusus, setting atau
lingkungan belajar, dan lain sebagainya.
Aplikasi teori-teori belajar bertujuan untuk mencapai keberhasilan,
efektivitas, dan efisiensi dalam pembelajaran yang dilangsungkan di kelas.
Kenyataan bahwa pemahaman mengenai teori-teori belajar di kalangan
peserta didik memang masih menjadi hal yang belum umum dalam
penyelenggaraan pembelajaran di sekolah-sekolah, tidak berarti bahwa
selama ini praktek pembelajaran tidak tercakup dalam teori-teori belajar.
Sebenarnya pendidik telah mengaplikasikan teori-teori belajar dalam
pembelajaran yang diampunya.
Kegiatan observasi yang dilakukan adalah untuk menganalisis
aplikasi teori belajar yang dilaksanakan di sekolah. Analisis dalam kegiatan
observasi ini berangkat dari kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
kelompok observer terhadap proses pembelajaran IPS di kelas. Analisis
dilakukan untuk mengidentifikasi aplikasi teori belajar tertentu yang
diterpakan dalam pembelajaran yang telah dilakukan.

B. Tujuan Kegiatan Observasi


Kegiatan observasi ini bertujuan untuk melakukan pengamatan kegiatan
pembelajaran IPS di SMP dan mendeskripsikan hasil observasi yang
dilakukan. Tidak berhenti sampai di sini, hasil observasi dianalisis, dengan
cara mengidentifikasi jenis teori belajar apa yang diaplikasikan oleh guru
dalam pembelajaran yang diampunya. Observasi berlangsung satu kali
pertemuan.

C. Ruang Lingkup Kegiatan Observasi


Observasi yang dilakukan dibatasi pada pelaksanaan pembelajaran IPS
dalam satu kali tatap muka, bukan observasi secara keseluruhan (whole-

|
Junior High School’s observation |9
4

listic). Hal ini dimaksudkan agar observasi terfokus untuk mengidentifikasi


dan menganalisis proses pembelajaran IPS yang dilakukan dalam satu kali
tatap muka tersebut dapat dikategorikan dalam teori belajar tertentu yang
relevan dengan pelaksaaan pembelajaran IPS yang diobservasi.
Dalam observasi yang dilaksanakan secara berkelompok ini pada
awalnya membatasi ruang lingkup kegiatan observasi pada pengamatan
pembelajaran di kelas dengan metode non partisipate obsevation, yang
kemudian berkembang menjadi partisipate observation. Non partisipate
observation adalah kegiatan pengamatan, dimana observer berdiri sebagai
‘orang luar’ dalam kegiatan observasi yang dilakukan. Kelompok observer
hanya melihat, mengamati, mencatat, dan membuat dokumentasi observasi.
Sedangkan partisipate observation adalah kegiatan pengamatan dimana
pengamat selain mengamati situasi yang terjadi, juga melakukan keterlibatan
langsung dalam latar yang diamati. Partisipate observation dilakukan setelah
mendapat ijin dari guru bersangkutan.
Keterlibatan observer dalam kegiatan pembelajaran dilakukan
seminimal mungkin agar tidak mempengaruhi arah proses pembelajaran yang
mengacu pada teori belajar tententu. Dilihat dari porsi intensi dan eksistensi
observer dengan keterlibatan observer secara minimal merupakan kategori
surface observation. Keterlibatan observer antara lain adalah berbaur dengan
kelompok siswa dan memberikan pertanyaan pada kelompok siswa yang
sedang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Pada saat kelompok siswa mengerjakan soal latihan, observers berbaur
dengan kelompok-kelompok kerja, membimbing siswa yang mengalami
kesulitan dalam menjawab soal latihan. Bimbingan yang dilakukan dengan
memberikan pertanyaan umpanan, memberikan informasi tambahan yang
berkaitan dengan tugas, tidak dengan memberikan jawaban soal latihan.
Bimbingan yang dilakukan observer sama dengan yang dilakukan oleh guru
yang bersangkutan. Pertanyaan yang diajukan oleh observer pada saat
kelompok siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya, dimaksudkan untuk
menarik perhatian audience agar turut aktif dalam diskusi kelas.

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 10
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Observasi
Kegiatan observasi kelompok dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Teori Pembelajaran IPS. Observasi dikategorikan sebagai salah satu
model pembelajaran kontekstual – aktual. Pelaksanaan observasi memberikan
gambaran secara nyata situasi dan kondisi tertentu. Observasi pembelajaran di
kelas memberikan tambahan wawasan bagi kelompok observer mengenai
praktek pembelajaran IPS di sekolah.
Telah disebutkan di bagian pendahuluan laporan ini, metode observasi
yang digunakan oleh kelompok observer adalah dengan partisipate
observation, yakni dengan berbaur dalam situasi belajar. Selama kegiatan
observasi berlangsung, kelompok observer melakukan pencatatan proses
pembelajaran serta melakukan kegiatan pendokumentasian pembelajaran.
Pencatatan bertujuan untuk menangkap segala aspek dalam proses
pembelajaran. Pendokumentasian pembelajaran dilakukan dengan cara
merekam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan kamera video
dan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen pembelajaran, seperti
silabus, hand-out materi (yang diperoleh dengan mem-foto copy buku
peganggan siswa), dan daftar presensi siswa. Berikut adalah pelaksanaan
observasi yang dilakukan oleh kelompok observer:
1. Tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan observasi.
Obsevasi dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pajangan dengan alamat
Kamijoro, Sendangsari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta. Kelas yang
diobservasi adalah kelas VIII C, dengan jumlah siswa 37 anak.
Observasi dilaksanakan pada Sabtu, 10 Nopember 2012, pada jam
pelajaran ke ... - ..., yakni pada pukul 10.25 – 11.45 Dalam satu kali tatap
muka adalah dua jam pelajaran atau 2 x 40 menit.
2. Aspek-aspek yang berkaitan dengan observasi.
Guru pengampu : Ibu Elizabeth Kurniati, S.Pd

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 11
4

NIP : 19610922 198412 2 001


Mata pelajaran : IPS, meliputi  Ekonomi, Sejarah, dan Geografi.
Sebelum dan sesudah kegiatan observasi pembelajaran di kelas,
kelompok observer juga melakukan wawancara dengan guru pengampu.
Diperoleh keterangan bahwa pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Pajangan
belum dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan pembelajaran IPS meliputi
tiga bidang keilmuan, antara lain Ekonomi, Sejarah dan Geografi.
Pelaksanaan pembelajaran untuk setiap bidang keilmuan dilakukan
dengan bergantian setiap dua kali tatap muka. Artinya bilamana dalam
dua kali tatap muka membahas satu bidang keilmuan maka untuk
pertemuan selanjutnya diatur pula demikian secara bergiliran. Berikut
penjelasan dalam bentuk tabel:
Bulan/Minggu
No. Mapel Oktober Nopember dst.
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Ekonomi J
2 Sejarah
3 Geografi

Tabel 1. Ilustrasi pembagian waktu tatap muka pembelajaran IPS di SMP


Negeri 1 Pajangan.

Diakui pula oleh guru pengampu mata pelajaran, bahwa


pengaturan waktu tatap muka tersebut menjadikan pembelajaran kurang
efektif dan efisien karena penyampaian materi menjadi tidak runtut dan
harus terpotong untuk bidang keilmuan yang lain. Di sebutkan pula,
bahwa siswa mengalami kesulitan belajar manakala tujuan pembelajaran
pada tatap muka sebelumnya belum tercapai, padahal siswa belum
menguasai indikator dan kompetensi pembelajaran.
3. Kesulitan dan hambatan.
Dalam observasi yang dilakukan, guru dengan jujur
menyampaikan bahwa, yang bersangkutan belum menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga pada bagian lampiran laporan
ini, tidak terdapat RPP. RPP memiliki fungsi penting dalam kegiatan

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 12
4

pembelajaran, karena deskripsi mengenai persiapan – pelaksanaan –


penilaian proses pembelajaran tercantum dalam RPP. Namun demikian,
hal ini tidak menjadi permasalahan yang signifikan dalam kegiatan
observasi yang dilakukan. Oleh karenanya, dalam hasil observasi
kelompok ini, penjabaran RPP tidak berasal dari RPP yang dimiliki dan
disusun oleh guru, tetapi merupakan refleksi dari hasil pengamatan yang
dilakukan terhadap pembelajaran yang diobservasi.
Refleksi yang dimaksud adalah penjabaran proses pembelajaran
yang akan dideskripsikan secara runtut, sistematis, dan lengkap
sebagaimana pengamatan yang dilaksanakan. Ini berarti ada peleburan
istilah, bukan RPP (bukan rencana) tetapi pelaksanaan pembelajaran yang
dideskripsikan secara naratif. Harapannya agar laporan observasi ini
tersusun secara lengkap, disamping memudahkan kelompok observer
dalam melakukan analisis yang dikaitkan dengan aplikasi teori belajar.
.
B. Deskripsi Hasil Observasi
Pada waktu observasi dilakukan, pembelajaran IPS yang dipelajari
adalah Ekonomi, pada Kompetensi Dasar 3.2. Berikut adalah tabel SK/KD
dalam satu chapter:
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3.1. Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan
sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak
3.. Memahami
terbatas.
Usaha Manusia
3.2. Mendeskripsikan pelaku ekonomi rumah tangga,
Memenuhi
masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara.
Kebutuhan
3.3. Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan
ekonomi masyarakat.
Tabel 2. SK/KD pada bagian pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi.
Berikut adalah silabus aplikatif, yang digunakan dalam pembelajaran
yang diobservasi. Dalam laporan observasi ini hanya disajikan pada bagian
yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang diobservasi saja, yakni
silabus pada KD 3.2 saja. Dalam tatap muka yang dilakukan, pembelajaran

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 13
4

sampai pada indikator  menggolongkan pelaku ekonomi utama dalam


perekonomian Indonesia.
SK : 3.. Memahami Usaha Manusia Memenuhi Kebutuhan
KD: 3.2. Mendeskripsikan pelaku ekonomi rumah tangga,
masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara.
Nilai Karakter
Kegiatan
Indikator Materi Penilaian yang
Pembelajaran
Dikembangkan
Menggolongkan pelaku Pelaku Membaca referensi Latihan Percaya diri dan
ekonomi utama dalam ekonomi dan mendiskusikan soal kerjasama
perekonomian pelaku ekonomi uraian,
Indonesia secara bekerja sama presentas
dengan kelompok i, diskusi
Mengidentifikasi Peranan Mengkaji peranan Tes tulis/
peranan dan tujuan 3 dan tujuan dan tujuan 3 sektor Tes
sektor usaha formal tiga sektor usaha formal uraian -
(BUMN, BUMS, dan usaha
Koperasi). formal
Mengidentifikasi pokok- Pokok- Mengidentifikasi Tes tulis/
pokok perkoperasian di pokok perkoperasian Tes
Indonesia (pengertian, koperasi Indonesia uraian
-
landasan, sejarah, Indonesia
keanggotaan, sumber,
modal, prinsip).
Mengidentifikasi cara Pendirian Mengidentifikasi Tes tulis/
pendirian, tujuan, usaha tentang usaha Tes
peranan, ciri, manfaat, koperasi koperasi uraian
-
RAT, cara pembagian
SHU, pembubaran, jenis
usaha.
Mampu menampilkan Tata cara Simulasi tata cara Tes tulis/
simulasi dalam cara mendirikan berdirinya koperasi Tes -
pendirian koperasi koperasi uraian
Tabel 3. Silabus KD 3.2.
Pelaksanaan pembelajaran IPS berdasarkan hasil observasi
dideskripsikan secara naratif, sebagai berikut:

SK 3/ KD 3.2
Pertemuan Kelas/ Semester Alokasi Waktu: KKM: KBB:
:
VIII/ 1 2 x 40’ Percaya diri dan
kerjasama

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 14
4

I. Standar Kompetensi : 3. Memahami Usaha Manusia Memenuhi Kebutuhan.


II. Kompetensi Dasar : 3.2. Mendeskripsikan pelaku ekonomi rumah tangga,
masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara.
III. Indikator : Menggolongkan pelaku ekonomi utama dalam
perekonomian Indonesia.
IV. Tujuan Pembelajaran : Pada akhir pembelajaran, diharapkan siswa mampu
menggolongkan pelaku ekonomi utama dalam perekonomian Indonesia.
V. Materi Pembelajaran : Pelaku ekonomi.
VI. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (5 menit):
a. Guru memberi salam pada siswa.
b. Guru mengabsen dan menanyakan kondisi siswa.
c. Guru menginformasikan tujuan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Kegiatan inti (70 menit):
a. Guru memberikan penjelasan materi pada siswa disertai dengan tanya jawab
(20’).
b. Latihan kelompok (25’).
c. Presentasi dan diskusi (20’).
d. Evaluasi dan penarikan kesimpulan bersama (5’).
3. Penutup (5 menit):
a. Pengumpulan tugas.
b. Penenangan. Idealnya penenangan sebagai bagian dari proses pembelajaran
berisi guru memberikan simpulan terakhir proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Selain itu dapat pula guru memotivasi siswa untuk belajar di
rumah guna mempersiapkan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Namun demikian, pada waktu observasi dilakukan, bertepatan dengan hari
Pahlawan dan pada jam terakhir pelajaran, sehingga waktu digunakan untuk
menyanyikan lagu Padamu Negeri secara serempak oleh semua warga
sekolah. Saat menyanyikan lagu Padamu Negeri, semua aktifitas
pembelajaran berhenti, semua diminta berdiri dan menyanyikan dengan
khidmad.

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 15
4

TABEL KEGIATAN INTI


Pada bagian ini guru memberikan penjelasan mengenai
materi pelajaran tentang pelaku ekonomi.
Penjelasan yang diberikan adalah penjelasan secara singkat
mengenai pelaku ekonomi. Disebutkan oleh guru bahwa
terdapat tiga pelaku ekonomi, yakni: (1) rumah tangga
keluarga; (2) rumah tangga perusahaan; dan (3) rumah
tangga pemerintah.
Selanjutnya dijelaskan bahwa ketiga pelaku ekonomi
tersebut memiliki peranan sebagai konsumen, produsen, dan
distributor dalam kegiatan ekonomi yang dilakukannya.
Setelah menjelaskan materi dasar, guru mengajukan
pertanyaan pada siswa mengenai contoh tiga peranan yang
dilakukan masing-masing pelaku ekonomi tersebut.
Agar memperjelas pemahaman siswa, guru mencontohkan
EKSPLORASI rumah tangga keluarga yang berperan sebagai konsumen,
dikaitkan dengan kebiasaan masyarakat di Bantul dan
kebiasaan keluarga siswa. Dalam hal ini guru menyebutkan
misalnya orang tua siswa sebagai perajin emping melinjo.
Berikut contoh peranan pelaku ekonomi, yang dijelaskan
oleh guru  (1) Sebagai konsumen, orang tua siswa
membeli melinjo; (2) sebagai produsen, melinjo dibuat
menjadi emping oleh orang tua siswa; dan (3) sebagai
distributor, emping melinjo dijual ke pasar oleh orang tua
siswa.
Berdasarkan penjelasan tersebut siswa diarahkan untuk
memahami dan dapat membuat contoh sendiri.
Pemberian contoh peranan pelaku ekonomi (dalam hal ini
rumah tangga perusahaan dan rumah tangga pemerintah)
dilanjutkan oleh guru secara singkat.
Guru membentuk kelompok-kelompok kerja yang terdiri
antara 4 – 5 orang siswa. Siswa ditugasi mengerjakan soal
latihan kelompok yang telah didektekan oleh guru.
Dalam pelaksanaan kerja kelompok siswa saling bertukar
pikiran, mengajukan pendapat, sehingga terjadi diskusi
intern dalam kelompok siswa.
ELABORASI Setelah waktu pengerjaan soal selesai, guru menawarkan
pada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya.
Namun demikian, siswa terlihat malu dan kurang percaya
diri untuk tampil di kelas, sehingga guru menunjuk
kelompok siswa untuk maju secara bergiliran.
Presentasi dilakukan oleh tiga kelompok secara bergiliran.

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 16
4

Presentasi dilanjutkan dengan diskusi. Guru mempersilahkan


audience untuk mengajukan pertanyaan.
Pada awalnya siswa terlihat kurang antusias dengan
KONFIRMASI presentasi yang berlangsung. Setelah mendapatkan beberapa
pertanyaan pancingan dari observer, akhirnya beberapa
siswa memberikan pendapatnya, baik melalui pertanyaan
maupun jawaban.

Catatan:
Teknis Penugasan Kelompok:
Guru memberikan pengarahan pada siswa agar membentuk kelompok yang
berjumlah 4 – 5 orang siswa. Pembentukan kelompok ditentukan secara otoriter
oleh guru, dimaksudkan agar pembentukan kelompok efisien secara waktu.
Guru membagikan selembar kertas pada setiap kelompok untuk menjawab soal
latihan.
Guru memberikan tugas tertulis yang soal pertanyaannya didiktekan oleh guru.
Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok.
Setelah waktu yang ditentukan usai, kelompok siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya.

VII. Metode, Media, dan Sumber Pembelajaran


1. Metode Pembelajaran:
a. Ceramah singkat dan tanya jawab
b. Penugasan kelompok secara tertulis
c. Presentasi dan diskui
2. Media Pembelajaran:
a. –
3. Sumber Pembelajaran:
a. Sutarto, dkk. IPS untuk SMP/ MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusbuk, PT.
Temprina Media Grafika, 2008.
VIII. Soal dan Kunci Jawaban Soal
Soal Latihan kelompok, terdiri dari tiga butir soal, antara lain:
1. Carilah contoh pelaku ekonomi rumah tangga keluarga yang berperan sebagai
produsen, konsumen, dan distributor!
2. Carilah contoh pelaku ekonomi rumah tangga perusahaan yang berperan
sebagai produsen, konsumen, dan distributor!
3. Carilah contoh pelaku ekonomi rumah tangga pemerintah yang berperan

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 17
4

sebagai produsen, konsumen, dan regulator!

Kunci Jawaban Soal:


1. Contoh pelaku ekonomi rumah tangga keluarga, yang berperan sebagai:
a. Produsen  keluarga bermatapencaharian sebagai perajin emping mlinjo,
sehingga keluarga tersebut memproduksi atau membuat emping mlinjo.
Keluarga yang matapencahariannya sebagai petani, penanaman padi
termasuk usaha dalam memproduksi beras, ini artinya keluarga telah
berperan sebagai produsen.
b. Konsumen  Keluarga dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari tentu
membutuhkan sembako. Bilamana keluarga membeli sabun, minyak
goreng, beras, dsb ini berarti keluarga berperan sebagai konsumen. Contoh
yang lain, petani membeli bibit padi, pupuk, dan insektisida untuk
perawatan lahan pertaniaanya; perajin emping melinjo membeli melinjo
sebagai bahan mentah untuk proses produksinya, ini berarti keduanya telah
berperan sebagai konsumen.
c. Distributor  bilamana petani maupun perajin emping melinjo menjual
hasil panen atau hasil produksinya dijual ke pasar. Penjualan bisa langsung
ke pasar, maupun melalui perantara.
2. Contoh pelaku ekonomi rumah tangga perusahaan, yang berperan sebagai:
a. Produsen  sebagai produsen, perusahaan menghasilkan barang dan jasa.
Misalnya: perusahaan roti menghasilkan roti; perusahaan mobil
menghasilkan mobil, dan lainnya.
b. Konsumen  untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan komponen-
komponen yang disebut faktor produksi. Dengan skill yang dimiliki,
perusahaan mengkombinasikan faktor produksi untuk diolah sehingga
menghasilkan barang dan jasa. Contoh: perusahaan mobil membutuhkan
besi dalam proses produksinya, dan besi tidak dihasilkan oleh perusaaahn
mobil sendiri, tetapi didatangkan dari perusahaan yang bergerak dibidang
pertambangan besi. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman,
membutuhkan alat transportasi untuk melakukan pengiriman ke berbagai

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 18
4

daerah. Tentunya alat transportasi (motor, mobil, atau truk) tidak


diproduksi sendiri oleh perusahaan tersebut.
c. Distributor  Perusahaan sepatu BATA, selain memproduksi produk
sepatu juga memiliki outlet-outlet penjualan untuk produk sepatu yang
dihasilkannya.
3. Contoh pelaku ekonomi rumah tangga pemerintah yang berperan sebagai:
a. Produsen  sebagai produsen, pemerintah menghasilkan barang dan jasa
yang diproduksi oleh badan usaha milik negara, baik yang berbentuk
BUMN, perum, maupun PT. Pemerintah harus menjalankan amanat UUD
1945, dimana aset-aset yang vital harus dikuasai oleh negara dan
digunakan seluas-luasnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
Indonesia.
b. Konsumen  sebagai konsumen pemerintah membeli dan mengkonsumsi
berbagai barang dan jasa untuk mengelola negara. Misalnya: membeli jasa
pegawai, kedaraan dinas, dan lain-lain.
c. Regulator  sebagai regulator, pemerintah bersama DPR membuat
peraturan dalam bidang ekonomi. Tujuannya mendorong kegiatan ekonomi
agar lebih optimal dan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Misalnya
UU No. 19 Th. 2003 tentang BUMN, UU No. 1 Th. 1967 tentang
Penanaman Modal Asing.

C. Analisis Observasi Kelas dengan Aplikasi Teori Belajar yang Digunakan


Sebelum membahas mengenai hasil analisis observasi pembelajaran
IPS dengan aplikasi teori belajar tertentu, perlu digambarkan bagan mengenai
alur pelaksanaan pembelajaran secara garis besar. Bagan tersebut untuk
mempermudah analisis aplikasi teori belajar pada tiap bagian dalam proses
pembelajaran yang diobservasi. Berikut adalah bagan yang menggambarkan
alur pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi:

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 19
4

Pembukaan Kegiatan Inti

Penjelasan materi oleh guru

Latihan kelompok

Presentasi dan diskusi

Kesimpulan dan penarikan


kesimpulan secara bersama

Penutup

Bagan 1. Alur pelaksanaan pembelajaran.

Selanjutnya dalam menganalisis pelaksanaan pembelajaran tersebut


sesuai dengan teori belajar tertentu, analisis akan difokuskan pada kegiatan
inti. Analisis tidak hanya secara deskriptif naratif tetapi akan dideskripsikan
dengan skema dan foto-foto yang diperoleh saat observasi dilaksanakan.
Tujuannya, selain untuk mempermudah dalam mengidentifikasikan jenis teori
belajar yang relevan dimaksudkan juga agar hasil analisis dapat memberikan
gambaran riil pelaksaan pembelajar IPS yang telah diamati.
Kenyataan bahwa dalam suatu proses pembelajaran yang dilakukan
dalam kelas, yang hanya memiliki alokasi waktu 2 x 40 menit tidak hanya
melibatkan penerapan satu teori belajar saja, terbukti dalam pembelajaran IPS
yang telah diobservasi oleh kelompok observer. Dalam setiap tahapan
kegiatan inti, kegiatan belajar dapat dikategorikan dalam teori belajar yang
berbeda. Berikut analisis detailnya:
1. Penjelasan materi oleh guru.

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 20
4

Guru memberikan penjelasan secara lisan pada siswa di depan


kelas. Berikut adalah gambar dan skema proses pembelajaran tersebut:

Dalam buku paket yang dipegang oleh


siswa, berisi materi dasar mengenai tiga
pelaku ekonomi rumah tangga, antara
lain: rumah tangga keluarga; rumah
tangga perusahaan; dan rumah tangga
pemerintah. Didalamnya juga terdapat
peranan masing-masing pelaku ekonomi
beserta contohnya secara umum.

Gambar 1. Siswa diminta membuka buku paket pada halaman 187,


mengenai pelaku perekonomian.

Penjelasan materi oleh guru


mengenai tiga pelaku ekonomi rumah
tangga, antara lain keluarga, perusahaan,
dan pemerintah. Ketiganya memiliki
peranan sebagai produsen, konsumen,
dan distributor. Untuk pemerintah
peranan sebagai distributor diganti
sebagai regulator. Penjelasan guru
merupakan penjabaran dari materi yang
tercantum dalam buku paket.
Gambar 2. Guru memberikan penjelasan dengan metode ceramah pada
siswa.
Disela-sela penjelasannya, guru juga
mengajukan pertanyaan pada siswa terkait
dengan materi yang sedang dijelaskannya.
Terutama saat guru memberikan contoh
mengenai keluarga sebagai pelaku ekonomi
rumah tangga yang berperan sebagai
produsen, konsumen, dan distributor.

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 21
4

Gambar 3. Di akhir penjelasannya, guru menawarkan pada siswa untuk


bertanya.

Pada tahap ini, telah tampak bahwa guru mengaplikasikan teori


disiplin mental dalam pembelajarannya. Ini terlihat pada saat guru
memberikan penjelasan mengenai materi yang sudah ada dalam buku paket
yang dimiliki oleh siswa. Pada dasarnya, siswa dapat memperoleh
pemahaman dengan membaca meteri mengenai pelaku ekonomi rumah
tangga yang terdapat dalam modul. Akan tetapi melalui penjelasan guru,
dimaksudkan agar siswa yang belum mengerti dan belum paham akan
menjadi mengerti dan paham. Selain itu siswa yang telah paham akan
menjadi lebih jelas dengan konsep-konsep materi yang diajarkan.
Memang tidak ada jaminan bahwa siswa sebelumnya telah membaca
materi tersebut, dan saat pembelajaran pun siswa juga tidak diminta untuk
membaca terlebih dahulu. Oleh karenanya, penjelasan guru yang diberikan
secara sistematis dan terinci sesuai dengan model pengajaran ekspositori,
dimana kegiatan pembelajaran terpusat pada guru. Guru aktif memberikan
penjelasan atau informasi terinci tentang bahan pengajaran. Ini sesuai dengan
teori disiplin mental. Siswa diharapkan mampu menguasai materi
pembelajaran berdasarkan penjelasan guru secara terinci.
Prinsip pengulangan penyampaian materi dimaksudkan untuk
menguatkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang sedang
dipelajari, dan ini sangat sesuai dengan teori disiplin mental.
2. Latihan Kelompok.
Tahap selanjutnya adalah pemberian latihan kelompok. Setelah guru
menjelaskan secara lisan dan disertai dengan tanya jawab ringan, siswa
diminta untuk mengerjakan tiga butir latihan soal. Latihan soal
menggambarkan keseluruhan substansi penjelasan materi oleh guru mengenai
pelaku ekonomi rumah tangga. Bisa dikatakan bahwa pada tahap ini terjadi
prinsip pengulangan materi. Perbedaannya, jika sebelumnya melalui
penjelasan guru secara lisan, pada tahap ini siswa mendalami materi dengan
cara mengerjakan latihan soal secara berkelompok.

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 22
4

Dalam menjawab soal latihan, siswa tidak dibatasi untuk


memberikan jawaban yang sama dengan penjelasan guru, siswa
diperbolehkan memberikan contoh peranan pelaku ekonomi rumah tangga
berdasarkan buku, dan berdasarkan pengetahuan, serta pengalaman mereka.
Ini artinya pada tahap ini selain terjadi aplikasi teori belajar disiplin mental,
juga telah diterapkan teori belajar konstruktivistik dalam proses pembelajaran
yang berlangsung.
Siswa mengerjakan soal latihan
kelompok. Apabila dilihat dari materi
soal yang diberikan, soal menuntut
jawaban yang ada dalam buku paket, dan
sama dengan penjelasan guru. Perluasan
jawaban siswa juga diperbolehkan, baik
melalui pengetahuan maupun
pengalaman yang sudah dimiliki oleh
siswa sebelumnya.

Gambar 4. Siswa bekerja berkelompok.


Diskusi intern dalam kelompok siswa sangat
penting dalam proses pembelajaran yang
dilaksanakan, terutama untuk menentukan
dan memutuskan secara bersama-sama
jawaban soal. Dalam diskusi, siswa saling
menyampaikan pengalaman masing-masing
yang relevan dengan soal latihan kelompok.
Diskusi antar siswa dapat ‘membawa’ situasi
baru dalam membangun kognisi siswa,
apalagi pada jenjang SMP, siswa sudah
mampu berpikir abstrak.
Gambar 5. Siswa mendiskusikan jawabannya.
Pada tahap ini terjadi aplikasi teori belajar disiplin mental dan teori
belajar konstruktivistik. Berikut dijelaskan dalam bagan mengenai posisi
masing-masing:
Siswa membaca materi
yang ada pada buku paket.
Aplikasi teori
Siswa mengerjakan belajar disiplin
latihan soal. mental.

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 23
4

AREA EQUILIBRASI SISWA


Penjelasan guru mengenai
materi yang ada dalam AKOMODASI
Situasi mental.
Bagan 2. Posisi TB.disiplin baru 
buku paket.
Stuktur ternyata
Kognitif  keluarga saya
ASIMILASI Informasi Pelaku merupakan salah
baru  ekonomi satu pelaku
Skemata  ternyata rumah tangga ekonomi rumah
pengetahuan merupakan antara lain tangga
siswa tentang pelaku keluarga, mempunyai
keluarga, ekonomi perusahaan, peran sebagai
perusahaan, rumah tangga dan produsen,
pemerintah. pemerintah konsumen, dan
distributor

Bagan 3. Posisi TB.konstrukivisme

Proses pembelajaran IPS Ekonomi yang diobservasi sesuai dengan


teori belajar konstruktivisme Jean Piaget. Piaget berpendapat bahwa belajar
ditentukan karena adanya karsa individu, artinya pengetahuan berasal dari
induvidu. Siswa berinteraksi dengan lingkungan sosial, yaitu teman
sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa. Penentu utama
terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan
lingkungan sosial menjadi faktor sekunder. Keaktifan siswa menjadi penentu
utama dan jaminan kesuksesan belajar, sedangkan penataan kondisi hanya
sekedar memudahkan belajar.
Masih menurut Piaget, proses belajar untuk membangun kognisi
seseorang, terdiri atas tiga tahapan, antara lain:
a. Asimilasi, yaitu pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang
sudah ada.
b. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur ke dalam situasi baru.
c. Equilibrasi adalah penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi
dan akomodasi.

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 24
4

3. Presentasi dan Diskusi.


Presentasi dilakukan setelah siswa mengerjakan soal latihan
kelompok berdasarkan alokasi waktu yang telah ditentukan oleh guru.

Presentasi dilakukan dengan cara


membacakan jawaban kelompok,
kemudian dilakukan diskusi. Diskusi
dengan memberikan kesempatan pada
audiences untuk memberikan
tanggapan, baik berupa pertanyaan
maupun pendapat. Presentasi dan
diskusi berfungsi untuk menguatkan
struktur kognitif siswa, selain
memperluas pengetahuan dan
pemahaman siswa terhadap materi
yang sedang dipelajari.

Gambar 6. Kelompok siswa sedang mempresentasikan jawabannya.


Setelah presentasi dilakukan oleh salah satu kelompok, maka
dilanjutkan dengan diskusi. Dalam diskusi siswa yang menjadi audiences
diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan pada kelompok yang
mempresentasikan jawabannya. Dari keseluruhan kelompok yang ada dalam
kelas, terdapat tiga kelompok yang mempresentasikan jawabannya secara
bergiliran. Proses diskusi berjalan dengan baik, audiences memberikan
tanggapan baik melalui pertanyaan maupun pendapat. Pada tahap ini terjadi
aplikasi teori belajar disiplin mental, karena struktur kognitif siswa
‘dikuatkan’ dengan prinsip pengulangan materi melalui presentasi dan diskusi
yang dilakukan.
4. Evaluasi dan Penarikan Kesimpulan secara Bersama.
Evaluasi dalam hal ini maksudnya adalah penilaian guru terhadap
proses pembelajaran yang telah dilangsungkan. Bukan penilaian pekerjaan
tertulis siswa, karena penilaian pekerjaan tertulis tentunya dilakukan pada

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 25
4

waktu yang berbeda, dan menjadi agenda guru diluar jam mengajar. Evaluasi
meliputi penilaian kinerja dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian kinerja dan keaktifan mencakup penilaian bagaimana
atensi yang ditunjukkan oleh siswa pada saat siswa mendengarkan penjelasan
guru, pada saat guru mengajukan pertanyaan, pada saat siswa bekerja dalam
kelompok, pada saat siswa persentasi dan diskusi. Penilaian ini ditunjukkan
oleh guru dalam bentk apresiasi selama proses pembelajaran, dan
disampaikan secara lisan. Guru juga melakukan penilaian secara tertulis
keaktifan siswa dengan melakukan pencatatan nama. Dalam hal ini siswa
yang bertanya, menjawab, dan yang mempresentasikan jawaban kelompok.
Penarikan kesimpulan bersama dilakukan dengan cara; guru
bersama-sama dengan siswa memberikan ulasan lisan yang berisi ringkasan
atau esensi materi yang telah dipelajari. Dalam penarikan kesimpulan
bersama dapat ditarik esensi pembelajaran kali ini telah mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Secara keseluruhan, berdasarkan hasil analisis aplikasi teori belajar
dengan observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Pajangan, terhadap
pembelajaran IPS Ekonomi kelas VIII, telah mengaplikasikan perpaduan antara
teori belajar disiplin mental dengan teori belajar konstruktivisme. Ternyata dalam
satu kali tatap muka pembelajaran IPS di kelas penerapan teori belajar tidak hanya
meliputi satu aplikasi teori belajar saja, tetapi bisa lebih dari satu. Kreativitas guru
dan inovasi pembelajaran menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran di
kelas, agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran
yang diampu oleh guru dinilai berjalan secara dinamis dan menyenangkan, dilain
sisi pengaturan waktu dan penguasaan materi dapat tercapai dengan baik.

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 26
4

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mempelajari teori-teori belajar akan lebih optimal jika dilengkapi
dengan pelaksanaan observasi pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi
sangat membantu para mahasiswa untuk mengenali, mengidentifikasi, serta
melakukan analisis terhadap aplikasi teori-teori belajar. Secara khusus,
kelompok observer melakukan pengamatan terhadap pembelajaran IPS di
jenjang pendidikan menengah pertama.
Pembelajaran IPS yang diobservasi adalah mata pelajaran Ekonomi.
Observasi dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pajangan, Bantul pada Sabtu, 10
November 2012. Teknik observasi yang digunakan oleh kelompok observer
adalah dengan surface observation, dengan keterlibatan seminim mungkin
agar tidak mempengaruhi arah proses pembelajaran yang mengacu pada teori
belajar tententu.
Analisis hasil observasi untuk mengidentifikasi pelaksaaan
pembelajaran relevan dengan teori belajar tertentu, dilakukan dengan cara
menganalisis setiap tahapan proses pembelajaran pada kegiatan inti.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat ditemikan jawaban bahwa
pembelajaran IPS Ekonomi yang telah diobservasi merupakan perpaduan
aplikasi teori belajar disiplin mental dan teori belajar konstruktivisme.

B. Implikasi
Pelaksanaan observasi tersebut telah menambah wawasan kelompok
observer mengenai pelaksanaan pembelajaran IPS di SMP terkait dengan
aplikasi teori belajar disiplin mental dan teori belajar konstruktivisme.
Penyusunan laporan observasi ini diharapkan mampu memberikan pengaruh
positif bagi banyak pihak. Selain itu diharapkan pula agar pendidik
menunjukkan performa yang mantap dan penyelenggaraan pembelajaran yang
optimal agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 27
4

Optimalisasi dalam persiapan hingga penilaian pembelajaran harus


direncanakan terlebih dahulu, sehingga pembelajaran yang dilakukan
memiliki arahan dan pedoman yang jelas. Mempelajari teori belajar tidak
cukup dengan menguasai konsep-konsepnya saja secara teoritis, tetapi
praktek untuk mengaplikasikan teori belajar dalam pembelajaran yang
diampu, akan memberikan pengaruh positif dalam pelaksanaan pembelajaran.

C. Saran
Setiap pendidik agar senantiasa melakukan personal – quality
control untuk menjamin mutu pengajaran dan pembelajaran sebagai bagian
penting kewajiban seorang guru. Penggunaan teori belajar untuk
diaplikasikan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas harus
melihat pada kondisi-kondisi tertentu, seperti peserta didik, materi
pembelajaran, dan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran
memberikan makna bagi perubahan perilaku peserta didik. Pembelajaran
yang bermakna adalah pembelajaran yang tidak hanya meningkatkan
kemapuan kognitif siswa, tetapi juga mampu mendorong perkembangan
afeksi dan psikomotor siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Kumpulan Makalah Teori-Teori Pembelajaran IPS Kelas A. Yogyakarta:


Pasca Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 2012.
Anonim. Pengertian dan Penggunaan Teknik Pengumpulan Data Penelitian.
Diunduh dari http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/11/pengertian-
dan-penggunaan-teknik.html, diakses pada Selasa, 13 Nopember 2012.

|
J u n i o r H i g h S c h o o l ’ s o b s e r v a t i o n | 28
4

You might also like