You are on page 1of 13

"ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG

KESEJAHTERAAN FINANSIAL MASYARAKAT KULON PROGO"

PENDAHULUAN

Kulon Progo, sebuah daerah yang kaya akan potensi alam dan budaya,
memiliki tantangan yang berkaitan dengan kesejahteraan finansial masyarakatnya.
Sebagai bagian dari upaya pengembangan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat,
pemerintah daerah memiliki peran krusial dalam menciptakan kebijakan yang
mendukung pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan finansial. 1 Dalam konteks ini,
analisis kebijakan yang teliti diperlukan untuk mengevaluasi langkah-langkah yang
telah diambil oleh pemerintah guna memperbaiki kondisi finansial masyarakat.

Pendahuluan ini menjadi panggung untuk memahami latar belakang serta


konteks dari analisis kebijakan terkait kesejahteraan finansial di Kulon Progo. Dalam
beberapa dekade terakhir, pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat telah
menjadi fokus utama bagi pemerintah daerah. Namun, kendati upaya telah dilakukan,
masih terdapat tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai kesejahteraan finansial
yang inklusif dan berkelanjutan.

Mendukung pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan di Kulon


Progo adalah sebuah tantangan yang kompleks. Faktor-faktor seperti akses terhadap
pekerjaan, infrastruktur yang memadai, serta pendidikan dan kesehatan yang
berkualitas, menjadi elemen-elemen penting dalam memastikan kesejahteraan
finansial masyarakat.2 Dalam pandangan ini, kebijakan yang digagas dan
diimplementasikan oleh pemerintah daerah memegang peranan penting dalam
membentuk struktur ekonomi yang inklusif.
1
Mulyadi, T. (2018). Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hal 52.
2
Pratama, A. (2020). Implementasi Kebijakan Publik: Tinjauan Teoritis dan Praktis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Hal 71.
Selain itu, karakteristik geografis, sosial, dan ekonomi dari Kulon Progo
menambah kompleksitas dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk mendukung
kesejahteraan finansial. Dengan demikian, penelitian analisis kebijakan menjadi suatu
upaya penting dalam mengidentifikasi kebijakan yang sudah ada, mengevaluasi
efektivitasnya, serta menawarkan rekomendasi yang dapat meningkatkan
kesejahteraan finansial masyarakat.

Kemajuan teknologi dan perubahan global juga menjadi faktor yang turut
mempengaruhi kebijakan pemerintah daerah dalam mendukung kesejahteraan
finansial masyarakatnya. Globalisasi ekonomi dan transformasi digital memunculkan
peluang namun juga tantangan tersendiri yang harus ditangani oleh pemerintah
daerah dalam merumuskan kebijakan yang adaptif.3

Melalui pendekatan analisis kebijakan yang holistik, diharapkan dapat


terungkap faktor-faktor kunci yang mempengaruhi kesejahteraan finansial di Kulon
Progo. Dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap kebijakan yang telah
diterapkan, diharapkan langkah-langkah strategis dapat diambil untuk meningkatkan
kesejahteraan finansial masyarakat secara signifikan.

Pendahuluan ini menjadi landasan penting bagi penelitian yang akan


dilakukan, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai
upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan finansial masyarakat Kulon
Progo.4 Dengan demikian, analisis kebijakan yang akan dilakukan menjadi sebuah
kontribusi yang berharga dalam mencapai tujuan pembangunan yang inklusif dan
berkelanjutan di daerah ini..

PEMBAHASAN

A. Analisis Kebijakan Pemerintah

3
Suryanto, E. (2019). Evaluasi Program dan Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi.
Yogyakarta: Gava Media. Hal 20.
4
Hartono, D. (2017). Pemerintahan dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Deepublish. Hal 78.
kebijakan-kebijakan yang telah diimplementasikan oleh pemerintah untuk
mendukung kesejahteraan finansial masyarakat Kulon Progo;5

 Program Pendidikan Gratis

Pemerintah Kulon Progo menerapkan program pendidikan gratis untuk


jenjang pendidikan dasar dan menengah. Melalui kebijakan ini, biaya sekolah
seperti uang sekolah, buku, seragam, dan biaya kegiatan ekstrakurikuler
dihapuskan.6 Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pendidikan menjadi
lebih terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, membuka akses yang lebih
luas terhadap ilmu pengetahuan, dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia di daerah ini.

 Pendanaan Infrastruktur Lokal

Pemerintah juga mengalokasikan dana yang signifikan untuk


pembangunan infrastruktur dasar di Kulon Progo. Program ini mencakup
pembangunan jaringan jalan, saluran irigasi, dan fasilitas publik. Dengan
memperbaiki infrastruktur lokal, diharapkan dapat meningkatkan konektivitas
antarwilayah, memperlancar distribusi barang dan jasa, serta mendorong
pertumbuhan ekonomi yang merata di berbagai sektor.7

 Dukungan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Pemerintah juga memberikan dukungan kepada Usaha Kecil dan


Menengah (UKM) melalui berbagai program. Ini termasuk bantuan modal,
pelatihan kewirausahaan, akses lebih mudah ke pasar, dan bimbingan teknis.
Tujuannya adalah untuk memberdayakan sektor UKM sebagai salah satu tulang

5
Hasibuan, M. S. P. (2019). Evaluasi Program dan Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara. Hal 53.
6
Raharja, S. (2021). Manajemen Kebijakan Publik. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Hal 24.
7
Djokopranoto, R. (2018). Perencanaan Pembangunan Daerah: Kebijakan Publik, Teori, dan
Praktik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hal 54.
punggung ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja baru, serta mengurangi
disparitas ekonomi antarwilayah.

 Program Kesehatan Gratis

Program kesehatan gratis diperkenalkan untuk memberikan layanan


kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat Kulon Progo. Melalui kebijakan ini,
masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan dasar seperti pemeriksaan
medis, pengobatan, dan vaksinasi tanpa biaya atau dengan biaya yang sangat
terjangkau.8 Hal ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap
layanan kesehatan yang berkualitas serta meningkatkan kesehatan masyarakat
secara keseluruhan.

 Dukungan Pertanian Lokal

Pemerintah memberikan dukungan langsung kepada sektor pertanian


lokal dengan memberikan bantuan teknis, penyediaan benih unggul, akses ke
pasar, serta pelatihan untuk menerapkan praktik pertanian modern. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian, mengurangi
ketergantungan pada hasil impor, serta meningkatkan pendapatan petani lokal.9

 Program Pelatihan Keterampilan

Program pelatihan keterampilan diperkenalkan untuk meningkatkan


kompetensi tenaga kerja lokal. Melalui berbagai kursus dan pelatihan,
masyarakat diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja lokal, seperti keterampilan teknis,
manajerial, dan kewirausahaan. Diharapkan hal ini dapat membuka lebih
banyak peluang kerja serta meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal di pasar
kerja.10

8
Suryanto, E. (2019). Evaluasi Program dan Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Hal 89.
9
Hartono, D. (2017). Pemerintahan dan Kebijakan Publik. Hal 15.
10
Mulyadi, T. (2018). Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Hal 80.
B. Evaluasi Kebijakan

Evaluasi kebijakan pemerintah dalam mendukung kesejahteraan finansial


masyarakat Kulon Progo memerlukan analisis menyeluruh terhadap sejumlah
aspek yang relevan. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai keberhasilan, efisiensi,
dan dampak dari kebijakan yang telah diterapkan.11

Evaluasi akan memeriksa sejauh mana kebijakan telah berhasil


diimplementasikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hal ini meliputi
penggunaan anggaran, ketersediaan sumber daya, dan sejauh mana program-
program tersebut terealisasi.

Kemudian, evaluasi akan melihat dampak dari kebijakan tersebut terhadap


masyarakat. Ini termasuk peningkatan atau penurunan dalam tingkat
pengangguran, peningkatan pendapatan masyarakat, akses yang diperoleh
masyarakat terhadap layanan pendidikan dan kesehatan, serta dampaknya terhadap
kesenjangan sosial dan ekonomi.12

Aspek lain yang dievaluasi adalah keterjangkauan dan aksesibilitas


kebijakan. Evaluasi ini akan mempertimbangkan seberapa baik kebijakan tersebut
dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat dan sejauh mana kebijakan ini
memberikan manfaat yang merata bagi seluruh populasi, tanpa meninggalkan
kelompok-kelompok yang rentan.

Terakhir, evaluasi juga akan menilai tingkat keberlanjutan kebijakan. Hal ini
mencakup sejauh mana kebijakan tersebut dapat dipertahankan secara jangka
panjang, potensi untuk perbaikan, dan adaptabilitas terhadap perubahan-perubahan
sosial, ekonomi, atau politik di masa depan.13

11
Haryanto, S. (2017). Evaluasi Kebijakan Publik: Metode dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada. Hal 29.
12
Rahayu, P. (2019). Kebijakan Publik di Indonesia. Bandung: Alfabeta. Hal 37.
13
Widodo, A., & Hartono, S. (2020). Kebijakan Publik dan Penganggaran. Yogyakarta: Gava Media.
Hal 62.
C. Perbandingan dengan Pendekatan Lain

Perbandingan kebijakan yang telah diterapkan dengan pendekatan atau


kebijakan yang sukses di daerah lain yang memiliki konteks serupa menjadi hal
penting dalam mengukur keberhasilan serta mengevaluasi potensi perbaikan dalam
kebijakan yang ada.

Misalnya, perbandingan dapat dilakukan dengan daerah yang memiliki


kesamaan dalam hal struktur sosial, ekonomi, atau geografis dengan Kulon Progo.
Analisis ini memungkinkan untuk melihat bagaimana kebijakan yang sama atau
serupa telah memberikan dampak positif di daerah lain.14

Sebagai contoh, jika ada daerah dengan masalah kemiskinan yang serupa,
perbandingan dapat dilakukan terkait kebijakan yang mampu mengurangi tingkat
kemiskinan secara signifikan di daerah tersebut. Melalui perbandingan ini, dapat
dieksplorasi strategi atau pendekatan yang lebih efektif yang dapat diterapkan di
Kulon Progo.

Dengan mempelajari dan membandingkan keberhasilan serta kegagalan


kebijakan dari daerah lain, pemerintah dapat mengidentifikasi elemen-elemen
kunci yang mendukung kesuksesan kebijakan dan mempertimbangkan
penyesuaian yang mungkin diperlukan untuk konteks lokal Kulon Progo. 15 Hal ini
membantu dalam membangun kebijakan yang lebih adaptif dan efektif sesuai
dengan kebutuhan serta karakteristik masyarakat setempat.

D. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat

Berikut adalah identifikasi faktor-faktor yang dapat mendukung atau


menghambat keberhasilan kebijakan yang telah diterapkan untuk meningkatkan
kesejahteraan finansial masyarakat di Kulon Progo:16

14
Rahayu, P. (2019). Kebijakan Publik di Indonesia. Bandung: Alfabeta. Hal 34.
15
Winarno, B. (2018). Teori dan Praktik Kebijakan Publik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hal 36.
Faktor Pendukung

1. Partisipasi Aktif Masyarakat


Partisipasi aktif masyarakat merupakan fondasi utama keberhasilan
kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan finansial di Kulon Progo.
Keterlibatan langsung dari beragam lapisan masyarakat dalam tahap
perancangan kebijakan memberikan keuntungan berlipat dalam memastikan
bahwa kebijakan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
mereka.17 Melalui dialog, diskusi, dan pertemuan partisipatif, masyarakat dapat
menyampaikan gagasan, kebutuhan, serta aspirasi mereka kepada pemerintah.
Dengan demikian, kebijakan yang disusun lebih cenderung relevan
dengan realitas dan kebutuhan nyata masyarakat. Selain itu, pemahaman
masyarakat terhadap manfaat dan tujuan kebijakan juga menjadi kunci dalam
memperkuat implementasi. Ketika masyarakat memahami secara jelas
bagaimana kebijakan tersebut akan memberikan dampak positif bagi kehidupan
mereka, tingkat dukungan dan partisipasi mereka dalam melaksanakan
kebijakan juga meningkat.18 Masyarakat yang terlibat aktif dalam implementasi
kebijakan akan menjadi agen perubahan yang kuat dalam mencapai tujuan
kesejahteraan finansial di wilayah tersebut.
Keterlibatan masyarakat tak hanya sebatas pada proses perancangan
kebijakan, tetapi juga dalam melaksanakan serta memantau keberlangsungan
kebijakan tersebut. Masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan
menjadi penggerak utama dalam menjalankan program-program yang ada,
memastikan implementasi dilakukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Selain itu, peran masyarakat dalam memantau kebijakan dapat memberikan

16
Sutrisno, B. (2020). Perumusan dan Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. Hal 19.
17
Prabowo, S. (2019). Kebijakan Publik di Indonesia: Pengantar Pemahaman. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada. Hal 75.
18
Saptoto, R. (2017). Kebijakan Publik dan Birokrasi. Yogyakarta: Gava Media. Hal 62.
umpan balik yang berharga bagi pemerintah terkait efektivitas dan dampak
kebijakan.
2. Komitmen Pemerintah yang Tinggi
Komitmen yang tinggi dari pemerintah merupakan pilar utama dalam
menjamin keberhasilan implementasi kebijakan yang mengarah pada
peningkatan kesejahteraan finansial di Kulon Progo. Keseriusan dan konsistensi
pemerintah dalam menghadirkan kebijakan yang terukur serta memberikan
dukungan yang berkelanjutan dalam segala aspek, mulai dari penyusunan
hingga pelaksanaan kebijakan, menjadi landasan kokoh untuk keberhasilan
program-program tersebut. Komitmen yang konsisten dari pemerintah juga
menciptakan kepercayaan di antara masyarakat, memotivasi partisipasi aktif,
serta menunjukkan komitmen dalam mengatasi berbagai hambatan yang
mungkin timbul selama proses implementasi kebijakan. 19 Dengan komitmen
yang teguh, pemerintah mampu menghadirkan kebijakan yang responsif
terhadap kebutuhan masyarakat, menciptakan kerangka kerja yang inklusif, dan
memberikan keyakinan bahwa kebijakan yang diterapkan akan memberikan
dampak yang signifikan bagi kesejahteraan finansial masyarakat Kulon Progo.
3. Ketersediaan Sumber Daya yang Memadai
Ketersediaan sumber daya yang memadai menjadi fondasi utama dalam
menjamin kesuksesan implementasi kebijakan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan finansial di Kulon Progo.20 Ketersediaan dana yang
mencukupi menjadi faktor krusial dalam mendukung berbagai aspek
implementasi, mulai dari pengadaan fasilitas hingga pelaksanaan program-
program yang telah direncanakan. Infrastruktur yang memadai juga menjadi
faktor penting, karena kesediaan sarana dan prasarana yang baik memfasilitasi
kelancaran proses implementasi kebijakan. Sumber daya manusia yang
19
Sulistiyono, S. (2021). Kebijakan Publik dan Reformasi Birokrasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal
42.
20
Djokopranoto, R. (2018). Perencanaan Pembangunan Daerah: Kebijakan Publik, Teori, dan
Praktik. Hal 30.
berkualitas juga menjadi perhatian utama, karena keberhasilan implementasi
kebijakan sangat bergantung pada kompetensi dan keterampilan yang dimiliki
oleh individu-individu yang terlibat dalam menjalankan kebijakan tersebut.
Dengan ketersediaan sumber daya yang memadai, pemerintah dapat
menjalankan program-program kebijakan dengan lebih efisien dan efektif,
menjadikan implementasi lebih lancar serta meningkatkan peluang kesuksesan
dalam mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik bagi masyarakat Kulon
Progo.

Faktor Penghambat

1. Ketidakpastian Lingkungan Eksternal


Ketidakpastian lingkungan eksternal memiliki potensi besar untuk mengganggu
implementasi kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
finansial di Kulon Progo. Perubahan dalam kondisi ekonomi, baik secara
regional maupun nasional, dapat mempengaruhi ketersediaan sumber daya yang
dialokasikan untuk kebijakan yang sedang dijalankan. Selain itu, perubahan
kebijakan nasional juga dapat mengubah kerangka kerja atau aturan main yang
telah ada sebelumnya, mempengaruhi arah serta konsistensi implementasi
kebijakan lokal.21 Di samping itu, bencana alam seperti banjir, gempa bumi,
atau kejadian tak terduga lainnya, dapat mengganggu implementasi karena
membutuhkan alokasi sumber daya tambahan atau perubahan prioritas yang
mendesak. Ketidakpastian dari lingkungan eksternal memerlukan respons yang
cepat dan adaptasi dari pemerintah dalam menjalankan kebijakan, sehingga
implementasi tidak terhambat atau terganggu oleh perubahan yang tidak
terduga tersebut.
2. Keterbatasan Sumber Daya
Keterbatasan sumber daya merupakan salah satu hambatan krusial dalam
implementasi kebijakan yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan
21
Winarno, B. (2018). Teori dan Praktik Kebijakan Publik. Hal 72.
finansial di Kulon Progo. Keterbatasan dana menjadi kendala utama dalam
menjalankan program-program kebijakan yang membutuhkan anggaran yang
signifikan. Infrastruktur yang kurang memadai juga menjadi hambatan serius,
menghambat jalannya kegiatan implementasi kebijakan, serta memperlambat
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.22 Selain itu, keterbatasan sumber daya
manusia, baik dalam jumlah maupun kualitas, juga dapat menghambat
kelancaran implementasi. Kurangnya tenaga ahli atau personel yang terampil
dalam menjalankan kebijakan dapat memperlambat proses serta mengurangi
efektivitas pelaksanaan kebijakan tersebut. Penanganan keterbatasan sumber
daya menjadi krusial dalam mengoptimalkan implementasi kebijakan,
memerlukan strategi yang cermat dari pemerintah dalam mengalokasikan serta
memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien, serta
mengidentifikasi cara-cara kreatif untuk mengatasi keterbatasan yang ada demi
kesinambungan dan keberhasilan implementasi kebijakan yang dijalankan.23
3. Resistensi atau Ketidaksetujuan Masyarakat
Resistensi atau ketidaksetujuan masyarakat terhadap kebijakan yang dijalankan
merupakan hambatan signifikan dalam implementasi program-program untuk
meningkatkan kesejahteraan finansial di Kulon Progo. Jika terjadi
ketidaksepakatan atau penolakan terhadap kebijakan yang diterapkan, hal ini
dapat menghambat jalannya implementasi dan menurunkan tingkat partisipasi
masyarakat. Resistensi ini bisa muncul akibat pemahaman yang kurang atau
ketidakpercayaan terhadap manfaat kebijakan yang diusung. Selain itu,
perbedaan pandangan atau kepentingan antara pemerintah dan masyarakat dapat
menjadi pemicu resistensi. Dampaknya bisa memperlambat pelaksanaan
kebijakan dan menurunkan tingkat efektivitas kebijakan tersebut. Oleh karena
itu, penting bagi pemerintah untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam

22
Raharja, S. (2021). Manajemen Kebijakan Publik. Hal 60.
23
Suryanto, E. (2019). Evaluasi Program dan Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Hal 80.
proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan.24 Dengan komunikasi
yang efektif dan transparan, serta pendekatan yang inklusif dalam merumuskan
kebijakan, pemerintah dapat meminimalisir resistensi masyarakat dan
meningkatkan tingkat dukungan serta partisipasi mereka dalam menjalankan
kebijakan yang bertujuan untuk kesejahteraan bersama.

Mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor ini dapat membantu


pemerintah dalam mengelola dan mengatasi hambatan yang mungkin muncul serta
memanfaatkan faktor-faktor pendukung untuk memperkuat implementasi
kebijakan demi kesejahteraan finansial yang lebih baik di Kulon Progo..

KESIMPULAN

Dalam menyusun kebijakan yang mendukung kesejahteraan finansial


masyarakat Kulon Progo, evaluasi yang komprehensif terhadap implementasi
kebijakan menjadi kunci penting. Analisis atas faktor-faktor pendukung seperti
partisipasi masyarakat, ketersediaan sumber daya, dan komitmen pemerintah
membantu mengukur keberhasilan. Sementara itu, pemahaman mendalam terhadap
faktor penghambat seperti resistensi masyarakat, keterbatasan sumber daya, dan
ketidakpastian lingkungan eksternal memberikan wawasan mengenai hambatan yang
perlu diatasi. Dengan memperhitungkan aspek-aspek tersebut, pemerintah dapat
merumuskan kebijakan yang lebih adaptif, efektif, dan responsif terhadap kebutuhan
masyarakat, memperkuat faktor pendukung, serta mengurangi atau mengatasi
hambatan yang menghambat implementasi kebijakan demi meningkatkan
kesejahteraan finansial masyarakat Kulon Progo secara berkelanjutan.

Daftar Referensi

Djokopranoto, R. (2018). Perencanaan Pembangunan Daerah: Kebijakan Publik,


Teori, dan Praktik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

24
Saptoto, R. (2017). Kebijakan Publik dan Birokrasi. Hal 38.
Hartono, D. (2017). Pemerintahan dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Deepublish.

Haryanto, S. (2017). Evaluasi Kebijakan Publik: Metode dan Aplikasi. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Hasibuan, M. S. P. (2019). Evaluasi Program dan Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi


Aksara.

Mulyadi, T. (2018). Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Prabowo, S. (2019). Kebijakan Publik di Indonesia: Pengantar Pemahaman. Jakarta:


PT Rajagrafindo Persada.

Pratama, A. (2020). Implementasi Kebijakan Publik: Tinjauan Teoritis dan Praktis.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Raharja, S. (2021). Manajemen Kebijakan Publik. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Rahayu, P. (2019). Kebijakan Publik di Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Saptoto, R. (2017). Kebijakan Publik dan Birokrasi. Yogyakarta: Gava Media.

Sulistiyono, S. (2021). Kebijakan Publik dan Reformasi Birokrasi. Jakarta: PT Bumi


Aksara.

Suryanto, E. (2019). Evaluasi Program dan Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan
Aplikasi. Yogyakarta: Gava Media.

Sutrisno, B. (2020). Perumusan dan Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT Elex


Media Komputindo.

Widodo, A., & Hartono, S. (2020). Kebijakan Publik dan Penganggaran.


Yogyakarta: Gava Media.
Winarno, B. (2018). Teori dan Praktik Kebijakan Publik. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

You might also like