Professional Documents
Culture Documents
Lingkungan Dan Pusat Filsafat Pendidikan Islam
Lingkungan Dan Pusat Filsafat Pendidikan Islam
Abstract
Education for human life is an absolute necessity, which must be met for life.
Without education it is impossible a group of people can thrive in line with aspirations
for advanced, prosperous, happy according to the concept of their worldview. To
1
advance their lives that then become the main means of education that needs to be
managed systematically and consistently. There fore in this paper will be presented on
Islamic education, good sense and function, then about tri education center. Education
is the main factor in the human person formation. Education plays an important role in
shaping the human person is good or bad according to the size of the normative. On the
other hand the process of development and human education does not just happen and
influenced by the process of education in the formal education system (schools) only.
Mankind for life will always get the influence by family, school and community. In other
words, the process of development of human education is to achieve maximum results
depends not only on how the education system happen. But it also depends on the
educational environment besides the formal environment. Islamic religion is concerned
about the environment into the early formation of human character to the extent that
there are words of The Prophet stated that for better or worse depending on the merits
of the surrounding environment. Islamic education as a liberating people from the
threat of apostasy bring men to “Neraka”. Create the human becomes a servant of God
who have a happy life harmony and balance in the world and the Hereafter.
A. PENDAHULUAN
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dari pengertian pendidikan di atas
jelas pendidikan keagamaan sangat penting peranannya dalam mengembangkan potensi
peserta didik.1
1
Laili Masruroh, PENDIDIK, PESERTA DIDIK DAN LINGKUNGAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.
2012.
2
dalam komunitas manusia serta mampu mendayagunakan, sebab bagaimanapun bila
berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan maka
tentunya akan menyangkut masalah lingkungan di mana pendidikan tersebut
dilaksanakan. Berbicara lingkungan pendidikan Islam berarti kita akan berbicara
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan yang nyaman dan mendukung
terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap
pencapaian pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam,
lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan
Islam itu sendiri. KI Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut
sebagai tripusat pendidikan maksudnya tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan
terpadu mengembang suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang mutlak,
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu
kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju,
sejahtera, bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Untuk memajukan
kehidupan mereka itulah maka pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola
secara sistematis dan konsisten. Untuk itu dalam makalah ini akan disajikan mengenai
pendidikan Islam, baik pengertian dan fungsinya, kemudian mengenai tri pusat
pendidikan. Dan dengan adanya penjabaran mengenai pendidikan Islam, kami berharap
akan membawa manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca semua pada umumnya.2
B. PEMBAHASAN
1. Lingkungan dalam filsafat pendidikan Islam
3
berbagai makhluk hidup dengan keadaan sekitarnya." Istilah lingkungan dalam tulisan
ini - sekali lagi - digunakan dengan muatan pengertian environment dan ekologi
tersebut, sekaligus dan akan muncul secara acak.
Istilah lingkungan, lingkungan hidup dan lingkungan hidup manusia, dalam Undang-
undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Lingkungan Hidup, mengacu pada
pengertian yang sama yaitu "kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia beserta makhluk hidup
lainnya"." Lingkungan terkategori kepada lingkungan alam yang mencakup lingkungan
yang sudah tersedia secara alamiah dan lingkungan sosial di mana manusia melakukan
interaksi dalam bentuk pengelolaan hubungan dengan alam dan muatannya melalui
pengembangan perangkat nilai, ideologi, sosial dan budaya sehingga dapat menentukan
arah pembangunan lingkungan yang selaras dan sesuai dengan daya dukung lingkungan
yang sering disebut etika lingkungan, yakni tanggung jawab dan kesadaran
memperhatikan kepentingan sekarang dan masa depan. Kesadaran tentang etika
lingkungan baru muncul belakangan ini, setelah lingkungan mulai menunjukkan gejala
krisisnya. Selama ini pembicaraan tentang lingkungan sering kali lebih menekankan
faktor dan analisa ekonomi politik, dan demografi, sementara aspek etik tidak banyak
dibicarakan, meskipun di sadari penting.3
4
c. Lingkungan yang mempunyai tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam
lingkungan agama.4
2. Lingkungan pendidikan islam
Apabila merujuk pada teori yang di kemukakan oleh Mahmud Yunus, lingkungan
pendidikan dapat dikategorikan dalam tiga bagian yaitu lingkungan keluarga, sekolah
dan lingkungan masyarakat. Ketiga memiliki keterkaitan dan merupakan kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan Islam.5
a. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan suatu sosial terkecil dalam kehidupan umat manusia
sebagai makhluk sosial, ia merupakan unit pertama dalam masyarakat. Di situlah
terbentuknya tahap awal proses sosialisasi dan perkembangan individu.6
Keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan juga
utama. Karena itu peran dan pengaruh keluarga sangatlah esensial bagi
perkembangan anak. Apa yang diberikan dan dilakukan oleh keluarga akan
menjadi sumber perlakuan pertama yang akan mempengaruhi pembentukan
karakteristik perilaku dan pribadi anak. Perlakuan pada masa awal kehidupan
anak yang terjadi dalam keluarga sangat memegang peran kunci dalam
pembentukan struktur dasar kepribadiannya tersebut.
4
Laili Masruroh, PENDIDIK, PESERTA DIDIK DAN LINGKUNGAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.
2012.
5
Achmad Saeful & Ferdinal Lafendry, LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM, 2021
6
Ramayulis, ILMU PENDIDIKAN ISLAM, h. 147
5
Sebagian besar waktu anak akan dihabiskan di keluarga, jika kesempatan
yang banyak diisi dengan hal-hal yang positif, maka akan memberikan
kontribusi yang positif pula untuk anak. Karakteristik hubungan orang tua dan
anak berbeda dari hubungan anak dengan pihak-pihak lainnya di sekitar mereka.
Kepada orang tua, selain si anak memiliki
ketergantungan secara materi, ia juga memiliki ikatan psikologis tertentu
yang sejak dalam kandungan telah dibangun melalui jalinan kasih sayang dan
pengaruh-pengaruh normatif tertentu. Interaksi kehidupan orang tua anak
mewujudkan keadaan yang apa adanya dan bersifat “asli”, tidak seperti
hubungan anak dengan gurunya yang mungkin akan selalu menekankan
formalitas karena terikat oleh posisi guru yaitu sebagai pendidik yang harus
selalu bisa membangun keadaan yang wajar dengan nasihat-nasihat baiknya.
Keluarga berfungsi sebagai lingkungan kehidupan nyata dalam
pengembangan aspek-aspek perilaku tersebut. Enam hal yang dimungkinkan
bisa dilakukan orang tua dalam mempengaruhi anak, yaitu:
Peneladanan perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung
Memberikan ganjaran atau hukuman, seperti pujian dan teguran
Perintah langsung
Menyatakan peraturan-peraturan
Penalaran, dan
Menyediakan fasilitas atau bahan-bahan dan adegan suasana, seperti
membelikan buku-buku yang diminati anak untuk proses belajarnya.
6
pada dasarnya adalah mewariskan nilai-nilai Islami yang menjadi penuntun
dalam melakoni aktivitasnya yang sekaligus sarana untuk membentuk peradaban
manusia.
Suatu kehidupan yang baik sesuai dan tetap menjalankan agama yang
dianutnya merupakan persiapan yang baik untuk memasuki pendidikan sekolah
oleh karena melalui suasana keluarga yang demikian itu tumbuh dan
berkembang secara wajar keserasian yang pokok harus terbina adalah keserasian
antara ibu dan ayah, yang merupakan komponen pokok dalam setiap keluarga
seorang ibu secara intuisi mengetahui alat-alat pendidikan apa yang baik dan
dapat digunakan sifatnya yang lebih halus dan perasa itu adalah unsur yang
paling melengkapi dan isi mengisi yang membentuk suatu keserasian dan
keseimbangan dalam kehidupan suatu keluarga.7
b. Lingkungan Sekolah/madrasah
Selain pendidikan keluarga, sekolah/madrasah pun masuk dalam
lingkungan pendidikan Islam. Dalam pendidikan Islam sekolah lebih
diidentikkan dengan madrasah. Namun dalam Al-Qur’an tidak ada satu pun kata
yang menunjukkan pada arti sekolah. Tetapi akar kata madrasah (darasa)
disebutkan sebanyak 6 kali dalam Al-Qur’an. Kata-kata darasa tersebut
mengandung pengertian yang bermacam-macam, di antaranya berarti
mempelajari Taurat (QS. Al-‘Araf [7]: 169); perintah agar mereka (ahli kitab)
menyembah Allah lantaran mereka telah membaca Al-Kitab (QS. Ali Imran [3]:
79); pertanyaan kepada kaum Yahudi apakah mereka memiliki kitab yang dapat
7
Dety Mulyanti, PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONSEP ISLAM. 2016
7
dipelajari (QS. Al-Qolam [68]: 37); informasi bahwa Allah tidak pernah
memberikan kepada mereka suatu kitab yang mereka pelajari (baca) (QS.
Saba[34]: 44); mempelajari sesuatu (QS. Al-An’aam [6]: 105); dan berisi
informasi bahwa Al-Quran ditujukan sebagai bacaan untuk semua orang (QS.
Al-An’aam [6]: 156).8
Suasana
Rumah adalah tempat anak lahir dan langsung menjadi anggota
baru dalam rumah tangga. Kelahirannya disambut oleh orang tuannya
dengan gembira dan malahan kerap kali dirayakan dengan mengadakan
selamatan/ tasyakuran.
Sedangkan sekolah adalah tempat anak belajar. Ia berhadapan
dengan guru yang tidak dikenalnya. Guru itu selalu berganti-berganti.
8
Achmad Saeful & Ferdinal Lafendry, LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM, 2021
9
Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam –cetakan ke dua(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 179
8
Kasih guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih sayang orang tua
kepada anaknya, sebab guru dan murid tidak terikat oleh kekeluargaan.
Tanggung jawab
Dalam pembentukan rohani dan keagamaan orang tua menjadi
teladan bagi anak. Telah dikatakan bahwa orang tua atau keluarga
menerima tanggung jawab mendidik anak – anak dari Tuhan atau karena
kodratnya. Keluarga, yaitu orang tua bertanggung jawab penuh atas
pemeliharaan anak – anaknya sejak mereka dilahirkan, dan bertanggung
jawab penuh atas pendidikan watak anak – anaknya.
Tanggung jawab atas pendidikan anak tidak bisa dielakkan oleh
orang tua. Jika ternyata bahwa perangai orang guru menimbulkan
pengaruh yang tidak bak pada anak, orang tua berhak memindahkan
anaknya ke sekolah lain.
Sedangkan sekolah lebih merasa bertanggung jawab terhadap
pendidikan intelek (menambah pengetahuan anak) serta pendidikan
keterampilan (skill) yang berhubungan dengan kebutuhan anak itu untuk
hidup di dalam masyarakat nanti, dan yang sesuai dengan tuntutan
masyarakat pada waktu itu. Akan tetapi ajaran Islam memerintahkan
bahwa guru tidaklah hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Ia sendiri
harus memberi contoh dan menjadi teladan bagi murid-muridnya dalam
segala mata pelajaran ia dapat menanamkan rasa keimanan dan akhlak
sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan di luar Sekolah pun ia harus
bertindak sebagai pendidik.
Kebebasan
Di rumah anak bebas dalam gerak geriknya, ia boleh makan
apabila lapar, tidur apabila mengantuk. Ia boleh bermain. Ia tidak
dilarang mengeluarkan isi hatinya selama tidak melanggar kesopanan.
Sedangkan di sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Di
sana ada aturan-aturan tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang
ditentukan, dan ia harus duduk selama waktu itu pada tempat yang di
tentukan pula. Ia tidak boleh meninggalkan atau menukar tempat,
9
kecuali seizin gurunya. Jadi, ia harus menyesuaikan diri dengan
peraturan–peraturan yang telah ditetapkan.
Pergaulan
Kehidupan dan pergaulan dalam lingkungan keluarga senantiasa
diliputi oleh rasa kasih sayang di antara anggota-anggotanya. Biarpun
kadang-kadang terjadi perselisihan-perselisihan di antara anggota-
anggota keluarga itu, namun perselisihan itu tidak akan memutuskan tali
kekeluargaan mereka.
Sedangkan Kehidupan atau pergaulan di sekolah bersifat lebih
Zakelijk dan lebih Lugas. Di sekolah harus ada ketertiban dan peraturan-
peraturan tertentu yang harus dijadikan oleh tiap-tiap murid dan guru.
Anak tidak boleh ganggu-mengganggu, masing-masing hendaklah
melakukan tugas dan kewajiban menurut peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan.10
c. Lingkungan masyarakat
Selain lingkungan keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat pun
mempunyai peranan penting dan tanggung jawab dalam keberhasilan
pendidikan. Masyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang
menempati suatu daerah diikat oleh pengalaman yang sama dan hidup sesuai
dengan tradisi dan adat yang telah disepakati bersama.11
Dalam masyarakat seseorang diajarkan untuk bersikap dan berperilaku
sesuai dengan norma yang berlaku. Norma ini dapat dijadikan sebagai tempat
belajar pada setiap orang, baik oleh orang dewasa, khususnya bagi anak-anak.
Bila di masyarakat adat dan tradisi yang dibangun adalah baik, maka hal itu pasti
memiliki pengaruh signifikan dalam memberikan pembelajaran kepada anak.
Misalnya, perilaku untuk berlaku sopan, menghormati dan menghargai, toleransi
dan berbagai perilaku baik lainnya.
Pada lingkungan masyarakat setiap anak patut belajar tentang segala
norma baik yang berlaku. Dengan begitu anak akan menjadi tahu segala hal
yang berkenan dan boleh dilakukan pada lingkungan masyarakat. Adapun sosok
pengarah yang patut memberikan pelajaran kepada anak adalah seluruh elemen
10
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 165
11
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 55.
10
yang ada di dalam masyarakat terutama para tokoh masyarakat. Cara yang dapat
dilakukan adalah dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas yang ada di masyarakat,
salah satunya adalah masjid.
Sebagai rumah ibadah, masjid merupakan tempat yang layak untuk
dijadikan sarana pendidikan. Salah satu usaha pertama yang dilakukan
Rasulallah saw. setelah tiba di Madinah adalah membangun masjid sebagai
sarana menghimpun masyarakat muslim. Pada masa awal penyebaran Islam,
masjid memiliki fungsi mulia. Di zaman itu, masjid digunakan sebagai pusat
pendidikan yang mengajak manusia kepada keutamaan, kecintaan pada
pengetahuan, kesadaran sosial, serta pengetahuan mengenai hak dan kewajiban
mereka terhadap Negara Islam yang pada dasarnya didirikan untuk mewujudkan
ketaatan kepada syariat, keadilan dan rahmat Allah. Masjid dimanfaatkan
sebagai pusat gerakan penyebaran akhlak Islam dan pemberantasan kebodohan.
Menurut Ali Al-Jumbulati dan Abdul Futuh, fungsi masjid pada zaman
Rasulullah adalah tempat berkumpulnya kaum muslimin beserta Rasulullah
SAW untuk belajar hukum-hukum dan dasar-dasar agama Islam. Guru yang
mengajarnya adalah Rasulullah sendiri. Namun pada masa sekarang, tidak lagi
sesuai dengan masa Rasulullah, hanya dijadikan sebagai tempat ibadah semata,
tetapi dijadikan untuk kegiatan pendidikan. Padahal, bila masjid mampu
dimaksimalkan kaum Muslimin sebagai sarana pendidikan, maka masjid akan
menjadi lembaga pembinaan yang sangat penting terhadap perkembangan jiwa
manusia. Karena di dalam mereka bisa mempelajari banyak hal, tidak sekedar
ilmu-ilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu dunia.
Sebagai salah satu sarana yang ada di lingkungan pendidikan
masyarakat, masjid dapat dikembangkan sebagai salah satu pusat kegiatan
pendidikan. Dengan menjadikannya sebagai kegiatan pendidikan keberadaan
masjid di masyarakat akan dapat lebih bermanfaat daripada hanya sekedar
menjadi tempat ibadah.12
C. KESIMPULAN
12
Achmad Saeful & Ferdinal Lafendry, LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM, 2021
11
Lingkungan pendidikan merupakan bagian penting bagi peserta didik dalam
melakukan proses pendidikan. Keberhasilan pendidikan anak sangatlah dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan pendidikannya, tak terkecuali dalam lingkungan pendidikan
Islam. Lingkungan pendidikan Islam dapat memberikan pengaruh positif dan negatif
terhadap proses pendidikan anak. Positif apabila memberikan dorongan terhadap
keberhasilan proses pendidikan Islam dan negatif jika lingkungan menghambat proses
keberhasilannya.
D. DAFTAR PUSTAKA
12
dkk, (1995). Filsafat pendidikan islam. jakarta: 170.
13