You are on page 1of 13

Lingkungan dan pusat Filsafat Pendidikan Islam

Nama : Fajar Sidik


Email : Sidikarsel7@gmail.com
Abstrak
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang
mutlak, yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil
suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju,
sejahtera, bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Untuk memajukan
kehidupan mereka itulah maka pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola
secara sistematis dan konsisten. Untuk itu dalam makalah ini akan disajikan mengenai
pendidikan Islam, baik pengertian dan fungsinya, kemudian mengenai tri pusat
pendidikan. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia
tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem
pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat
pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Dengan kata lain proses
perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya
tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga
tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal. Agama
Islam sangat memperhatikan masalah lingkungan yang menjadi awal pembentukan
karakter manusia sampai-sampai ada sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa
baik dan buruknya tergantung pada baik buruknya lingkungan sekitarnya. Pendidikan
Islam itu sebagai pembebasan manusia dari ancaman kesesatan yang membawa manusia
kepada api Neraka. Pembinaan Ummat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki
keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia didunia dan di akhirat.

Kata kunci: Pendidikan, Lingkungan dan Islam.

Abstract

Education for human life is an absolute necessity, which must be met for life.
Without education it is impossible a group of people can thrive in line with aspirations
for advanced, prosperous, happy according to the concept of their worldview. To

1
advance their lives that then become the main means of education that needs to be
managed systematically and consistently. There fore in this paper will be presented on
Islamic education, good sense and function, then about tri education center. Education
is the main factor in the human person formation. Education plays an important role in
shaping the human person is good or bad according to the size of the normative. On the
other hand the process of development and human education does not just happen and
influenced by the process of education in the formal education system (schools) only.
Mankind for life will always get the influence by family, school and community. In other
words, the process of development of human education is to achieve maximum results
depends not only on how the education system happen. But it also depends on the
educational environment besides the formal environment. Islamic religion is concerned
about the environment into the early formation of human character to the extent that
there are words of The Prophet stated that for better or worse depending on the merits
of the surrounding environment. Islamic education as a liberating people from the
threat of apostasy bring men to “Neraka”. Create the human becomes a servant of God
who have a happy life harmony and balance in the world and the Hereafter.

Keywords : Education, Environment and Islam

A. PENDAHULUAN

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dari pengertian pendidikan di atas
jelas pendidikan keagamaan sangat penting peranannya dalam mengembangkan potensi
peserta didik.1

Lingkungan pendidikan Islam merupakan karakter pendidikan yang semestinya


diberlakukan secara nasional di negara kita, tidak membunuh fitrah manusia, dan
diturunkan untuk membentuk pribadi yang sempurna dalam diri manusia artinya,
pendidikan Islam dapat membentuk pribadi yang mampu mewujudkan keadilan ilahiah

1
Laili Masruroh, PENDIDIK, PESERTA DIDIK DAN LINGKUNGAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.
2012.

2
dalam komunitas manusia serta mampu mendayagunakan, sebab bagaimanapun bila
berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlangsungnya pendidikan maka
tentunya akan menyangkut masalah lingkungan di mana pendidikan tersebut
dilaksanakan. Berbicara lingkungan pendidikan Islam berarti kita akan berbicara
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan yang nyaman dan mendukung
terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap
pencapaian pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam,
lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan
Islam itu sendiri. KI Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut
sebagai tripusat pendidikan maksudnya tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan
terpadu mengembang suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang mutlak,
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu
kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju,
sejahtera, bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Untuk memajukan
kehidupan mereka itulah maka pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola
secara sistematis dan konsisten. Untuk itu dalam makalah ini akan disajikan mengenai
pendidikan Islam, baik pengertian dan fungsinya, kemudian mengenai tri pusat
pendidikan. Dan dengan adanya penjabaran mengenai pendidikan Islam, kami berharap
akan membawa manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca semua pada umumnya.2

B. PEMBAHASAN
1. Lingkungan dalam filsafat pendidikan Islam

Lingkungan dalam bahasan ini tidak dimaksudkan dalam arti kelembagaan,


sebagaimana lazimnya dalam pembicaraan lingkungan pendidikan (Keluarga, Sekolah
dan Masyarakat). Tetapi adalah dalam arti yang berkaitan dengan alam, sesuai judul
tulisan ini, yakni lingkungan dalam arti environment dan ekologi. Sebab, secara
langsung ataupun tidak, cepat atau lambat, antara pendidikan dengan lingkungan dalam
arti yang kedua, memiliki hubungan saling terpengaruh yang kuat. Environment di
artikan sebagai keadaan ke sekitarnya, kondisi lingkungan yang dapat memberikan
pengaruh bagi makhluk hidup, termasuk sumber daya alam, iklim, dan kondisi sosial.
Sedangkan ekology adalah membicarakan tentang struktur dan model hubungan antara
2
Dety Mulyanti, PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONSEP ISLAM. 2016

3
berbagai makhluk hidup dengan keadaan sekitarnya." Istilah lingkungan dalam tulisan
ini - sekali lagi - digunakan dengan muatan pengertian environment dan ekologi
tersebut, sekaligus dan akan muncul secara acak.

Istilah lingkungan, lingkungan hidup dan lingkungan hidup manusia, dalam Undang-
undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Lingkungan Hidup, mengacu pada
pengertian yang sama yaitu "kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia beserta makhluk hidup
lainnya"." Lingkungan terkategori kepada lingkungan alam yang mencakup lingkungan
yang sudah tersedia secara alamiah dan lingkungan sosial di mana manusia melakukan
interaksi dalam bentuk pengelolaan hubungan dengan alam dan muatannya melalui
pengembangan perangkat nilai, ideologi, sosial dan budaya sehingga dapat menentukan
arah pembangunan lingkungan yang selaras dan sesuai dengan daya dukung lingkungan
yang sering disebut etika lingkungan, yakni tanggung jawab dan kesadaran
memperhatikan kepentingan sekarang dan masa depan. Kesadaran tentang etika
lingkungan baru muncul belakangan ini, setelah lingkungan mulai menunjukkan gejala
krisisnya. Selama ini pembicaraan tentang lingkungan sering kali lebih menekankan
faktor dan analisa ekonomi politik, dan demografi, sementara aspek etik tidak banyak
dibicarakan, meskipun di sadari penting.3

Menurut Milieu, yang dimaksud lingkungan ditinjau dari perspektif pendidikan


Islam adalah sesuatu yang ada di sekeliling tempat anak melakukan adaptasi, meliputi:

a. Lingkungan alam, seperti udara, daratan, pegunungan, sungai, danau, lautan,


dan sebagainya.
b. Lingkungan Sosial, seperti rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.

Zuhairini (1995: 175) menyebutkan lingkungan yang dapat mempengaruhi


anak didik terhadap agama terbagi menjadi 3 kelompok:

a. Lingkungan yang acuh-tak acuh terhadap agama.


b. Lingkungan yang berpegang teguh pada tradisi agama, tetapi tanpa
keinysafan batin.
3
Muhammad Taufik, PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM TENTANGALAM DAN LINGKUNGAN,
2007, HAL 236-238

4
c. Lingkungan yang mempunyai tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam
lingkungan agama.4
2. Lingkungan pendidikan islam

Lingkungan pendidikan memiliki pengaruh signifikan dalam proses pendidikan.


Lingkungan itu berfungsi menunjang terjadinya proses belajar mengajar secara
berkelanjutan. Maka, agar proses belajar mengajar menjadi baik, dibutuhkan lingkungan
pendidikan yang baik. Jika proses belajar mengajar yang dilakukan baik, maka
pencapaian tujuan pendidikan untuk membentuk peserta didik memiliki moralitas luhur
pasti dapat diwujudkan. Tujuan pendidikan semacam ini, selaras dengan ajaran Islam.
Karena, pembawa ajaran Islam, Muhammad saw. diutus Tuhan dalam rangka
menyempurnakan moralitas manusia.

Apabila merujuk pada teori yang di kemukakan oleh Mahmud Yunus, lingkungan
pendidikan dapat dikategorikan dalam tiga bagian yaitu lingkungan keluarga, sekolah
dan lingkungan masyarakat. Ketiga memiliki keterkaitan dan merupakan kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan Islam.5

Berikut Ki Hajar Dewantoro membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga, dan


yang kita kenal dengan Tri Pusat Pendidikan yaitu:

a. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan suatu sosial terkecil dalam kehidupan umat manusia
sebagai makhluk sosial, ia merupakan unit pertama dalam masyarakat. Di situlah
terbentuknya tahap awal proses sosialisasi dan perkembangan individu.6
Keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang pertama dan juga
utama. Karena itu peran dan pengaruh keluarga sangatlah esensial bagi
perkembangan anak. Apa yang diberikan dan dilakukan oleh keluarga akan
menjadi sumber perlakuan pertama yang akan mempengaruhi pembentukan
karakteristik perilaku dan pribadi anak. Perlakuan pada masa awal kehidupan
anak yang terjadi dalam keluarga sangat memegang peran kunci dalam
pembentukan struktur dasar kepribadiannya tersebut.

4
Laili Masruroh, PENDIDIK, PESERTA DIDIK DAN LINGKUNGAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.
2012.
5
Achmad Saeful & Ferdinal Lafendry, LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM, 2021
6
Ramayulis, ILMU PENDIDIKAN ISLAM, h. 147

5
Sebagian besar waktu anak akan dihabiskan di keluarga, jika kesempatan
yang banyak diisi dengan hal-hal yang positif, maka akan memberikan
kontribusi yang positif pula untuk anak. Karakteristik hubungan orang tua dan
anak berbeda dari hubungan anak dengan pihak-pihak lainnya di sekitar mereka.
Kepada orang tua, selain si anak memiliki
ketergantungan secara materi, ia juga memiliki ikatan psikologis tertentu
yang sejak dalam kandungan telah dibangun melalui jalinan kasih sayang dan
pengaruh-pengaruh normatif tertentu. Interaksi kehidupan orang tua anak
mewujudkan keadaan yang apa adanya dan bersifat “asli”, tidak seperti
hubungan anak dengan gurunya yang mungkin akan selalu menekankan
formalitas karena terikat oleh posisi guru yaitu sebagai pendidik yang harus
selalu bisa membangun keadaan yang wajar dengan nasihat-nasihat baiknya.
Keluarga berfungsi sebagai lingkungan kehidupan nyata dalam
pengembangan aspek-aspek perilaku tersebut. Enam hal yang dimungkinkan
bisa dilakukan orang tua dalam mempengaruhi anak, yaitu:
 Peneladanan perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung
 Memberikan ganjaran atau hukuman, seperti pujian dan teguran
 Perintah langsung
 Menyatakan peraturan-peraturan
 Penalaran, dan
 Menyediakan fasilitas atau bahan-bahan dan adegan suasana, seperti
membelikan buku-buku yang diminati anak untuk proses belajarnya.

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama. Di lingkungan ini


anak akan diperkenalkan dengan kehidupan sosial. Adanya interaksi antara
anggota keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya menyebabkan ia
menjadi bagian dari kehidupan sosial.

Pada prinsipnya Islam mengakui pada diri manusia terdapat potensi


untuk berbuat baik sekaligus berbuat jahat. Sehingga Islam berusaha
mengarahkan potensi tersebut dalam koridor agama, usaha ke arah tersebut
bukan hanya perpindahan sejumlah teori ilmu pengetahuan, tapi lebih dari itu
juga adalah penanaman nilai-nilai moral. Sejalan dengan itu, hakikat pendidikan

6
pada dasarnya adalah mewariskan nilai-nilai Islami yang menjadi penuntun
dalam melakoni aktivitasnya yang sekaligus sarana untuk membentuk peradaban
manusia.

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dapat dididik dan


membutuhkan pendidikan. Dalam perspektif Islam, yang jauh lebih penting lagi
adalah bagaimana orang tua membantu perkembangan psikologis dan intelektual
anak. Aspek ini membutuhkan kasih sayang, asuhan dan perlakuan yang baik.
Termasuk yang jauh lebih penting lagi adalah peran orang tua menanamkan
nilai-nilai keagamaan dan keimanan anak. Model pendidikan keimanan yang
diberikan orang tua kepada anak, dituntut agar lebih dapat merangsang anak
dalam melakukan contoh perilaku orang tua (uswatun hasanah).

Suatu kehidupan yang baik sesuai dan tetap menjalankan agama yang
dianutnya merupakan persiapan yang baik untuk memasuki pendidikan sekolah
oleh karena melalui suasana keluarga yang demikian itu tumbuh dan
berkembang secara wajar keserasian yang pokok harus terbina adalah keserasian
antara ibu dan ayah, yang merupakan komponen pokok dalam setiap keluarga
seorang ibu secara intuisi mengetahui alat-alat pendidikan apa yang baik dan
dapat digunakan sifatnya yang lebih halus dan perasa itu adalah unsur yang
paling melengkapi dan isi mengisi yang membentuk suatu keserasian dan
keseimbangan dalam kehidupan suatu keluarga.7

b. Lingkungan Sekolah/madrasah
Selain pendidikan keluarga, sekolah/madrasah pun masuk dalam
lingkungan pendidikan Islam. Dalam pendidikan Islam sekolah lebih
diidentikkan dengan madrasah. Namun dalam Al-Qur’an tidak ada satu pun kata
yang menunjukkan pada arti sekolah. Tetapi akar kata madrasah (darasa)
disebutkan sebanyak 6 kali dalam Al-Qur’an. Kata-kata darasa tersebut
mengandung pengertian yang bermacam-macam, di antaranya berarti
mempelajari Taurat (QS. Al-‘Araf [7]: 169); perintah agar mereka (ahli kitab)
menyembah Allah lantaran mereka telah membaca Al-Kitab (QS. Ali Imran [3]:
79); pertanyaan kepada kaum Yahudi apakah mereka memiliki kitab yang dapat

7
Dety Mulyanti, PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONSEP ISLAM. 2016

7
dipelajari (QS. Al-Qolam [68]: 37); informasi bahwa Allah tidak pernah
memberikan kepada mereka suatu kitab yang mereka pelajari (baca) (QS.
Saba[34]: 44); mempelajari sesuatu (QS. Al-An’aam [6]: 105); dan berisi
informasi bahwa Al-Quran ditujukan sebagai bacaan untuk semua orang (QS.
Al-An’aam [6]: 156).8

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang terpenting sesudah


keluarga, karena semakin besar kebutuhan anak, maka orang tua membutuhkan
seseorang atau lembaga yang dapat membantu orang tua dalam melakukan
pendidikan sesuai dengan kebutuhan anak. Orang tua tidak dapat menanggung
semua kebutuhan anak yang berkaitan dengan ketrampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan anak, maka dari itu lembaga pendidikan yang berupa sekolah
sangat dibutuhkan untuk mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan anak.

Tugas guru dan pemimpin sekolah di samping memberikan ilmu


pengetahuan, ketrampilan, juga mendidik anak beragama. Dalam hal ini mereka
mengharapkan agar anak didiknya memiliki kepribadian yang sesuai dengan
ajaran Islam atau dengan kata lain berkepribadian muslim, yang dimaksud
adalah kepribadian yang seluruh aspeknya baik tingkah lakunya, kegiatan
jiwanya maupun filsafat hidup dan kepercayaannya merujuk pada pengabdian
kepada Tuhan, penyerahan diri kepadanya.9

Zakiah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Islam


membedakan antara rumah dengan sekolah, baik dari segi suasana, tanggung
jawab, maupun kebebasan dan pergaulan.

 Suasana
Rumah adalah tempat anak lahir dan langsung menjadi anggota
baru dalam rumah tangga. Kelahirannya disambut oleh orang tuannya
dengan gembira dan malahan kerap kali dirayakan dengan mengadakan
selamatan/ tasyakuran.
Sedangkan sekolah adalah tempat anak belajar. Ia berhadapan
dengan guru yang tidak dikenalnya. Guru itu selalu berganti-berganti.

8
Achmad Saeful & Ferdinal Lafendry, LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM, 2021
9
Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam –cetakan ke dua(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 179

8
Kasih guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih sayang orang tua
kepada anaknya, sebab guru dan murid tidak terikat oleh kekeluargaan.
 Tanggung jawab
Dalam pembentukan rohani dan keagamaan orang tua menjadi
teladan bagi anak. Telah dikatakan bahwa orang tua atau keluarga
menerima tanggung jawab mendidik anak – anak dari Tuhan atau karena
kodratnya. Keluarga, yaitu orang tua bertanggung jawab penuh atas
pemeliharaan anak – anaknya sejak mereka dilahirkan, dan bertanggung
jawab penuh atas pendidikan watak anak – anaknya.
Tanggung jawab atas pendidikan anak tidak bisa dielakkan oleh
orang tua. Jika ternyata bahwa perangai orang guru menimbulkan
pengaruh yang tidak bak pada anak, orang tua berhak memindahkan
anaknya ke sekolah lain.
Sedangkan sekolah lebih merasa bertanggung jawab terhadap
pendidikan intelek (menambah pengetahuan anak) serta pendidikan
keterampilan (skill) yang berhubungan dengan kebutuhan anak itu untuk
hidup di dalam masyarakat nanti, dan yang sesuai dengan tuntutan
masyarakat pada waktu itu. Akan tetapi ajaran Islam memerintahkan
bahwa guru tidaklah hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Ia sendiri
harus memberi contoh dan menjadi teladan bagi murid-muridnya dalam
segala mata pelajaran ia dapat menanamkan rasa keimanan dan akhlak
sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan di luar Sekolah pun ia harus
bertindak sebagai pendidik.
 Kebebasan
Di rumah anak bebas dalam gerak geriknya, ia boleh makan
apabila lapar, tidur apabila mengantuk. Ia boleh bermain. Ia tidak
dilarang mengeluarkan isi hatinya selama tidak melanggar kesopanan.
Sedangkan di sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Di
sana ada aturan-aturan tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang
ditentukan, dan ia harus duduk selama waktu itu pada tempat yang di
tentukan pula. Ia tidak boleh meninggalkan atau menukar tempat,

9
kecuali seizin gurunya. Jadi, ia harus menyesuaikan diri dengan
peraturan–peraturan yang telah ditetapkan.
 Pergaulan
Kehidupan dan pergaulan dalam lingkungan keluarga senantiasa
diliputi oleh rasa kasih sayang di antara anggota-anggotanya. Biarpun
kadang-kadang terjadi perselisihan-perselisihan di antara anggota-
anggota keluarga itu, namun perselisihan itu tidak akan memutuskan tali
kekeluargaan mereka.
Sedangkan Kehidupan atau pergaulan di sekolah bersifat lebih
Zakelijk dan lebih Lugas. Di sekolah harus ada ketertiban dan peraturan-
peraturan tertentu yang harus dijadikan oleh tiap-tiap murid dan guru.
Anak tidak boleh ganggu-mengganggu, masing-masing hendaklah
melakukan tugas dan kewajiban menurut peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan.10
c. Lingkungan masyarakat
Selain lingkungan keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat pun
mempunyai peranan penting dan tanggung jawab dalam keberhasilan
pendidikan. Masyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang
menempati suatu daerah diikat oleh pengalaman yang sama dan hidup sesuai
dengan tradisi dan adat yang telah disepakati bersama.11
Dalam masyarakat seseorang diajarkan untuk bersikap dan berperilaku
sesuai dengan norma yang berlaku. Norma ini dapat dijadikan sebagai tempat
belajar pada setiap orang, baik oleh orang dewasa, khususnya bagi anak-anak.
Bila di masyarakat adat dan tradisi yang dibangun adalah baik, maka hal itu pasti
memiliki pengaruh signifikan dalam memberikan pembelajaran kepada anak.
Misalnya, perilaku untuk berlaku sopan, menghormati dan menghargai, toleransi
dan berbagai perilaku baik lainnya.
Pada lingkungan masyarakat setiap anak patut belajar tentang segala
norma baik yang berlaku. Dengan begitu anak akan menjadi tahu segala hal
yang berkenan dan boleh dilakukan pada lingkungan masyarakat. Adapun sosok
pengarah yang patut memberikan pelajaran kepada anak adalah seluruh elemen
10
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 165
11
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 55.

10
yang ada di dalam masyarakat terutama para tokoh masyarakat. Cara yang dapat
dilakukan adalah dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas yang ada di masyarakat,
salah satunya adalah masjid.
Sebagai rumah ibadah, masjid merupakan tempat yang layak untuk
dijadikan sarana pendidikan. Salah satu usaha pertama yang dilakukan
Rasulallah saw. setelah tiba di Madinah adalah membangun masjid sebagai
sarana menghimpun masyarakat muslim. Pada masa awal penyebaran Islam,
masjid memiliki fungsi mulia. Di zaman itu, masjid digunakan sebagai pusat
pendidikan yang mengajak manusia kepada keutamaan, kecintaan pada
pengetahuan, kesadaran sosial, serta pengetahuan mengenai hak dan kewajiban
mereka terhadap Negara Islam yang pada dasarnya didirikan untuk mewujudkan
ketaatan kepada syariat, keadilan dan rahmat Allah. Masjid dimanfaatkan
sebagai pusat gerakan penyebaran akhlak Islam dan pemberantasan kebodohan.
Menurut Ali Al-Jumbulati dan Abdul Futuh, fungsi masjid pada zaman
Rasulullah adalah tempat berkumpulnya kaum muslimin beserta Rasulullah
SAW untuk belajar hukum-hukum dan dasar-dasar agama Islam. Guru yang
mengajarnya adalah Rasulullah sendiri. Namun pada masa sekarang, tidak lagi
sesuai dengan masa Rasulullah, hanya dijadikan sebagai tempat ibadah semata,
tetapi dijadikan untuk kegiatan pendidikan. Padahal, bila masjid mampu
dimaksimalkan kaum Muslimin sebagai sarana pendidikan, maka masjid akan
menjadi lembaga pembinaan yang sangat penting terhadap perkembangan jiwa
manusia. Karena di dalam mereka bisa mempelajari banyak hal, tidak sekedar
ilmu-ilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu dunia.
Sebagai salah satu sarana yang ada di lingkungan pendidikan
masyarakat, masjid dapat dikembangkan sebagai salah satu pusat kegiatan
pendidikan. Dengan menjadikannya sebagai kegiatan pendidikan keberadaan
masjid di masyarakat akan dapat lebih bermanfaat daripada hanya sekedar
menjadi tempat ibadah.12

C. KESIMPULAN

12
Achmad Saeful & Ferdinal Lafendry, LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM, 2021

11
Lingkungan pendidikan merupakan bagian penting bagi peserta didik dalam
melakukan proses pendidikan. Keberhasilan pendidikan anak sangatlah dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan pendidikannya, tak terkecuali dalam lingkungan pendidikan
Islam. Lingkungan pendidikan Islam dapat memberikan pengaruh positif dan negatif
terhadap proses pendidikan anak. Positif apabila memberikan dorongan terhadap
keberhasilan proses pendidikan Islam dan negatif jika lingkungan menghambat proses
keberhasilannya.

Keberadaan lingkungan pendidikan, begitu pun pendidikan Islam, patut untuk


diperhatikan. Keberadaannya tidak boleh dianggap sebelah mata, tetapi patut
disejajarkan dengan komponen pendidikan lainnya. Lingkungan pendidikan yang
kondusif, baik pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, dapat membantu
peserta didik menumbuhkembangkan kemampuan yang dimilikinya. Lingkungan
pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu aset penting dalam membangun karakter
peserta didik menjadi baik.

D. DAFTAR PUSTAKA

12
dkk, (1995). Filsafat pendidikan islam. jakarta: 170.

Hasbullah. (2012). Dasar-dasar ilmu pendidikan. jakarta: rajawali.

LAFENDRY, A. S. (2021). LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM.


Tarbawi, 54.

MASRUROH, L. (2013). PENDIDIK, PESERTA DIDIK DAN LINGKUNGAN


FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM.

MULYANTI, D. (2016). PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KONSEP


ISLAM.

Nata, A. (2005). Filsafat Islam. jakarta: 165.

TAUFIK, M. (2007). PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM TENTANG


ALAM DAN LINGKUGAN. Kajian Ulam Interdisiplmer , 236-238.

13

You might also like