You are on page 1of 8

Judul jurnal Umur Memengaruhi Volume Semen dan Motilitas Spermatozoa Babi

Landrace di Balai Inseminasi Buatan Baturiti, Tabanan, Bali


Tahun 2019
Penulis Sumardani, N. L. G., Budaarsa, K., Putri, T. I., & Puger, A. W.
Abstrak Kualitas semen telah lama diketahui berhubungan erat dengan umur
pejantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur
terhadap volume dan motilitas semen babi landrace di Balai Inseminasi
Buatan Daerah Baturiti (BIBD). Total 300 sampel ejakulat dari lima ekor
pejantan babi landrace yang ada di BIBD Baturiti selama lima bulan
digunakan dalam penelitian ini. Rancangan yang digunakan yaitu
rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua kelompok umur pejantan yaitu
kelompok A (2-4 tahun) dan kelompok B (6-8 tahun). Sebanyak satu tetes
semen dari hasil ejakulat pejantan ditempatkan di atas 3-4 gelas objek,
selanjutnya diamati motilitas spermatozoa pada lima lapang pandang. Hasil
penelitian menunjukkan babi pejantan landrace kelompok A mempunyai
rataan volume semen 273,60 mL dan motilitas spermatozoa 73,86%,
sedangkan kelompok B mempunyai rataan volume semen 107,66 mL dan
motilitas sperma 62,92%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa babi pejantan landrace kelompok A mempunyai
volume dan motilitas spermatozoa lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok B.
Hasil Hasil penelitian terhadap 300 sampel ejakulat babi pejantan yang ada di
UPT BIBD Baturiti, Provinsi Bali, secara umum semen yang dihasilkan
memiliki warna putih krem, bau khas semen babi, pH 6-7, dan konsistensi
semen adalah cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa babi pejantan
Landrace kelompok A mempunyai rataan volume semen 273,60 mL dan
motilitas spermatozoa 73.,86%, sedangkan kelompok B mempunyai rataan
volume semen 107,66 mL dan motilitas spermatozoa 62,92%.
Pembahasan Hewan pejantan yang terlampau sering dan kontinyu ditugasi mengawini
betina atau ditampung semennya dapat menurunkan jumlah semen dan
konsentrasi spermatozoa. Pejantan yang secara genetik mempunyai libido
rendah cenderung mengembangkan sifat penolakan untuk mengawini babi
betina. Menurunnya keinginan untuk kawin akan memengaruhi volume
semen yang dihasilkan dan konsentrasi spermatozoa motil per ejakulat.
Walaupun perkawinan yang fertil dapat terjadi pada waktu babi pubertas
dan testis babi akan selalu berkembang dan menghasilkan lebih banyak
semen, akan tetapi perlu dilakukan pembatasan bagi pejantan muda untuk
mengawini babi betina berahi. Hewan jantan yang berumur lebih tua
mempunyai efisiensi reproduksi yang lebih tinggi dari pada pejantan muda,
sehingga gerak badan (exercise) penting untuk mempertahankan tonus
otot-otot tubuh, terutama kaki dan kesehatan pada umumnya. Variasi umur
secara nyata memengaruhi volume semen (Tabel 1), pejantan kelompok
umur dewasa (2-4 tahun) rataan produksi semen segar sebanyak 273,60
mL, sedangkan kelompok umur tua (6-8 tahun) sebanyak 107,66 mL. Hal
ini karena organ reproduksi pada pejantan kelompok umur dewasa
khususnya pada organ testis serta kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap/
aksesori seperti kelanjar vesicularis, prostat, dan kelenjar Cowper, berada
pada fase produktivitas tinggi sehingga jumlah sel spermatozoa dan
produksi kelenjar kelamin pelengkap yang dihasilkan dalam satu kali
ejakulat lebih tinggi daripada pejantan dalam kelompok umur tua.
Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa kualitas semen cair babi pejantan Landrace di
UPT BIBD Provinsi Bali dipengaruhi oleh umur. Pejantan babi Landrace
kelompok dewasa muda mempunyai volume semen dan motilitas
spermatozoa lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok pejantan dewasa
tua. Semakin tua umur babi pejantan, maka kualitas produksi semen cair
babi pejantan semakin menurun
Daftar Pustaka Sumardani, N. L. G., Budaarsa, K., Putri, T. I., & Puger, A. W. (2019).
Umur Memengaruhi volume semen dan motilitas spermatozoa babi
landrace di Balai Inseminasi Buatan Baturiti, Tabanan, Bali. Jurnal
Veteriner, 20(3), 324-329.

Judul jurnal Penganruh Penambahan Virgin Coconut Oil, Minyak Ikan dan Minyak
Zaitun dalam Pengencer Tris terhadap Kualitas Semen Cair Babi Landrace
Tahun 2021
Penulis A. B. Lawa, T. M. Hine, dan W. M. Nalley
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kombinasi pengencer dan
antioksidan terbaik dalam pengencer tris dalam mempertahankan kualitas
semen cair babi landrace. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap dengan 4 perlakuan: P0 (tris kuning telur), P1 (tris kuning telur +
VCO 6%), P2 (tris kuning telur + minyak ikan 6%) dan P3 (tris kuning
telur + minyak zaitun12%) dengan 5 kali ejakulat dari 3 ekor ternak babi
Landrace jantan berumur 3-4 tahun. Semen segar yang ditampung
dievaluasi secara makrosopis dan mikroskopis kemuadian diencerkan dan
holding time selam 2 jam. Setelah holding time kemudian disimpan pada
suhu 18-200C dan dievaluasi setiap 8 jam terhadap motilitas, viabilitas dan
membran plasma utuh (MPU) hingga motilitas 40%. Hasil penelitian ini
disimulkan bahwa kombinasi pengencer dan antioksidan terbaik dalam
pengencer tris untuk mempertahankan kualitas semen babi landrace hingga
jam ke-56 adalah P3: tris kuning telur + minyak zaitun 12% (T-KT + MZ)
karena memiliki presentasi motilitas (44.001.41%), viabilitas
(54.781.50%) dan MPU (55.661.64%) yang tertinggi dibandingkan
dengan kombinasi pengencer lainyan.
Hasil Semen segar ternak babi yang digunakanmemiliki kualitas spermatozoa
yang baik dengan kriteria motilitas ≥ 75%, Konsentrasi ≥ 200 x 106 sel/ml
dan abnormalitas harus ≤ 20% (Jahnson et al.,2000). Kualitas semen segar
yang dihasilkan dalam penelitian ini berada dalam kisaran normal dan
layak untuk digunakan.
Pembahasan Evaluasi secara mikroskopis memperlihatkan karakteristik semen segar
babi
landrace memiliki motilitas 77.50±2.88% dan viabilitas 88.46±1.71% yang
tidak berbeda jauh dari hasil penelitian Foeh dan Gaina (2017) yang
menyatakan motilitas dan viabilitas spermatozoa babi landrace 79.66% dan
80.04%. Presentasi spermatozoa hidup lebih tinggi dibandingkan yang
motil disebabkan karena spermatozoa yang hidup tidak semuanya motil
progresif (Yusuf et al., 2017). konsentrasi spermatozoa babi landrace yang
diperoleh 256,69 x 106 sel/ml hasil ini juga tidak berbeda jauh dari hasil
penelitian Foeh dan Gaina (2017) yaitu 245-260 juta sel/ml. Beberapa
faktor yang dapat memmengaruhi kualitas spermatozoa secara mikroskopis
seperti genetik induk, jenis dan bangsa babi serta pakan yang diberikan.
Selain itu jumlah ejakulat dapat memmengaruhi kualitas spermatozoa.
Presentasi MPU spermatozoa dari hasil evaluasi tergolong sangat tingggi
yaitu 91.62 % dengan tingkat abnormalitas yang tergolong rendah yaitu
0.92%.
Kesimpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi pengencer dan
antioksidan terbaik dalam pengencer tris untuk mempertahankan kualitas
semen babi landrace hingga jam ke-56 adalah P3: tris kuning telur +
minyak zaitun 12% (T-KT+ MZ) karena memiliki presentasi motilitas
(44,001,41%), viabilitas (54,781,50%) dan MPU (55,661,64%) yang
tertinggi dibandingkan dengan kombinasi pengencer lainya
Daftar Pustaka Lawa, A. B., Hine, T. M., & Nalley, W. M. (2021). Pengaruh Penambahan
Virgin Coconut Oil, Minyak Ikan dan Minyak Zaitun dalam Pengencer
Tris terhadap Kualitas Semen Cair Babi Landrace. Jurnal Sain Peternakan
Indonesia, 16(2), 135-141.

Judul jurnal Kualitas Semen Babi Landrace Dalam Pengencer Semen Sitrat-Kuning
Telur yang Ditambah Glukosa Dengan Konsentrasi Berbeda
Tahun 2022
Penulis Paskalius Leki Nahaka , Agustinus A. Dethanb , dan Kristoforus W. Kiac
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama simpan
dalam pengencer semen Beltsville Thawing Solution (BTS) terhadap
motilitas, viabilitas, abnormalitas, dan derajat keasaman (pH) semen Babi
Landrace. Semen yang digunakan berupa semen segar yang berasal dari
pejantan Babi Landrace berusia 4 tahun. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat
perlakuan (P0: 10%, P1: 10%, P2: 10%, P3: 10%) dan empat ulangan
sehingga terdapat 16 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengencer semen BTS berbeda nyata (P>0,05) terhadap motilitas
spermatozoa dengan nilai ratarata setiap perlakuan adalah P0: 68,25%, P1:
58,25%, P2: 38,50%, dan P3: 10,75%. Hasil persentase viabilitas
spermatozoa menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berbeda nyata
(P0,05) dimana nilai P1: 8,2%, P2: 9,2%, P3: 8,1%, dan P4: 9,2%. Derajat
keasaman (pH) berbeda nyata (P
Hasil Evaluasi semen segar dalam penelitian ini langsung dilakukan setelah
penampuangan dan ditentukan dengan dua cara, yaitu melalui penilaian
makroskopis dan mikroskopis. Penilaian secara makroskopis dapat
dilakukan dengan melihat langsung tanpa bantuan dari mikroskop, yaitu
meliputi volume, warna, konsistensi, bau, dan pH, sedangkan secara
mikroskopis yaitu semen diperiksa menggunakan mikroskop; meliputi
gerak masa, gerak individu, viabilitas, dan abnormalitas spermatozoa.
Hasil pemeriksaan semen segar Babi Landrace dalam satu kali
penampungan ini diperlukan untuk menentukan kualitas semen yang
selanjutnya dijadikan sebagai indikator dapat atau tidaknya semen tersebut
dilanjutkan pada proses pengenceran. Berdasarkan data evaluasi semen
segar secara makroskopis dan mikroskopis maka semen ternak babi layak
untuk dilakukan pengeceran. Hasil analisis sidik ragam menujukkan bahwa
pengaruh perlakuan lama simpan dalam pengencer BTS berpengaruh nyata
P<0,05 dengan nilai masingmasing perlakuan P0 (68,25) diikuti P1
(58,25), P2 (38,50), dan P3 (10,75). Faktor-faktor yang mempengaruhi
motilitas spermatozoa adalah bangsa,
individu, umur ternak, jumlah ejakulat, dan perubahan temperatur
Pembahasan Penurunan persentase motilitas spermatozoa dimungkinkan karena
terjadinya peroksidasi lipid sehingga merusak membran spermatozoa.
Keadaan ini terjadi karena membran spermatozoa banyak mengandung
asam lemak tak jenuh yang sangat rentan terhadap kerusakan peroksidasi
(Maxwell dan Watson, 1996). Selanjutnya White (1993), Sikka (2004), dan
Maldjian et al. (2005) menyatakan bahwa spermatozoa mamalia kaya akan
asam lemak tidak jenuh dan sangat mudah terkena Reactive Oxygen
Species (ROS) yang dapat mengakibatkan penurunan motilitas
spermatozoa serta meningkatkan kerusakan morfologi yang berpengaruh
terhadap kapasitasi spermatozoa dan reaksi akrosom sehingga
menyebabkan fungsi membran selnya menurun akibat fosfolipid pada
membran sel direduksi yang menyebabkan sel mengalami kerusakan
permanen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengencer BTS dapat
meningkatkan pH semen. Kemungkinan terjadinya peningkatan pH semen
dikarenakan semen disimpan dalam jangka waktu lama sehingga
ketersediaan makanan dalam bahan pengercer semakin berkurang dan
terjadi penurunan proses metabolism yang menyebabkan peningkatan asam
laktat dalam jumlah besar. Akumulasi asam laktat akan menyebabkan
perubahan pH (derajat keasaman) sehingga daya tahan hidup spermatozoa
berkurang. Selanjutnya,
Solihati et al. (2005) menyatakan bahwa derajat keasaman (pH) yang
terlalu
tinggi ataupun rendah menyebabkan proses metabolisme akan terhambat
dan akan menurunkan daya tahan hidup spermatozoa.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengencer
Beltsville Thawing Solution (BTS) dapat mempertahankan motilitas,
viabilitas, abnormalitas spermatozoa, dan pH semen babi selama 2 hari
penyimpanan.
Daftar Pustaka Nahak, P. L., Dethan, A. A., & Kia, K. W. (2022). Kualitas Semen Babi
Landrace Dalam Pengencer Semen Sitrat-Kuning Telur Yang Ditambah
Glukosa Dengan Konsentrasi Berbeda. JAS, 7(1), 12-15.

Judul jurnal Pengaruh Lama Simpan Semen Pejantan Babi Duroc yang Diencerkan
Menggunakan Pengencer Tris-Kuning Telur – Air Kelapa Muda Terhadap
Nilai Viabilitas, Abnormalitas dan Derajat Keasaman (pH)
Tahun 2021
Penulis Fransiska Luruk Berek, Agustinus Agung Dethan, Paulus Klau Tahuk
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama simpan semen
pejantan babi duroc yang diencerkan menggunakan pengencer tris-kuning
telur-air kelapa muda terhadap nilai viabilitas, abnormalitas dan derajat
keasaman (pH). Semen yang digunakan berupa semen segar babi duroc
berumur 2 tahun. Semen dikoleksi dengan metode manual menggunakan
induk buatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun
2020 menggunakan metode eksperimen sesuai prosedur Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 16
unit percobaan. Masing-masing perlakuan adalah P0: penyimpanan semen
selama 0 jam, P1: penyimpanan semen selama 24 jam, P2: penyimpanan
semen selama 36 jam, P3: penyimpanan semen selama 48 jam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pengencer tris-kuning telur-air
kelapa muda berpengaruh nyata (P
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume semen segar yang diperoleh
200 ml, volume semen segar yang diperoleh sesuai standar yang berkisar
200-250 ml (Robert, 2006; dan Ax et al., 2000). Warna semen adalah putih
susu dengan bau semen dalam penelitian ini adalah bau khas semen ternak.
Warna semen dan bau semen ternak masih normal (Gadea, 2003). Derajat
keasaman (pH) semen yang dihasilkan sebesar 9 dan kosistensi encer.
Hasil penelitian sesuai dengan Feka et al. (2016) bahwa derajat keasaman
(pH) semen 9 dan konsistensi encer, dan masih normal sehingga layak
diencerkan. Motilitas massa dalam penelitian ini adalah (+) sedangkan
motilitas individu yaitu 80%. Hasil penelitian sesuai dengan Johnson et al.
(2000) motilitas spermatozoa 80% dan masih memenuhi standar motilitas
yaitu ≥ 60 (Johnson et al., 2000; Gadea 2003; Robert 2006). Konsentrasi
spermatozoa 250 (250 x 10 6 sel/ml)
Pembahasan Hasil analisis varians menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata
(P<0,05) terhadap pH semen pejantan babi duroc. Dimana pH perlakuan
P0 sebesar 8,3 berbeda nyata dengan perlakuan P1 sebesar 7,2, P2 sebesar
7,3, dan pelakuan P3 sebesar 7,25. Hal ini karena bahan pengecer masih
menyediakan nutrisi yang cukup, menyediakan buffer yang dapat
mempertahanka pH semen.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengenceran
semen menggunakan bahan pengencer berupa tris, kuning telur dan air
kelapa muda dapat mempertahankan viabilitas, abnormalitas spermatozoa
serta pH semen sampai dengan 48 jam.
Daftar Pustaka A. D., Berek, F. L., Dethan, A. A., & Tahuk, P. K. (2021). Pengaruh Lama
Simpan Semen Pejantan Babi Duroc yang Diencerkan Menggunakan
Pengencer Tris-Kuning Telur – Air Kelapa Muda Terhadap Nilai
Viabilitas. J. Trop. Anim. Sci. Technology, 108.

Judul jurnal Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Viabilitas dan pH Semen Babi
Landrace yang Diencerkan Menggunakan Bahan Pengencer Sitrat Kuning
Telur
Tahun 2016
Penulis Wolfhardus V. Fekaa , Agustinus A. Dethanb , dan Veronika Y. Beyletoc
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui viabilitas dan derajat keasaman
(pH) semen babi Landrace pada pengencer sitrat kuning telur yang
disimpan selama 24 jam. Semen yang digunakan berupa semen segar dari
pejantan babi Landrace berusia 1 tahun 8 bulan. Semen dikoleksi dengan
metode manual menggunakan induk buatan. Penelitian ini menggunakan
metode eksperiment menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan empat perlakuan (60 menit, 120 menit, 180 menit, 240 menit) dan
empat ulangan sehingga terdapat 16 unit percobaan. Semen segar
dievaluasi makroskopis dan mikroskopis di laboraturium Faperta
Universitas Timor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan
pengencer sitrat kuning telur dalam semen babi Landrace berpengaruh
sangat nyata (P0.005) dimana nilai rataan pHnya R1 60 menit 5.5, R2 120
menit 5.25, R3 180 menit 5.25 dan R4 20 menit 5.0. ©2016 dipublikasikan
oleh JAS
Hasil Data awal evaluasi semen secara makroskopis dan mikroskopis pada
penampungan menunjukan bahwa volume semen segar Babi Landrace
memenuhi syarat dan layak untuk diencerkan. Hasil ini sesuai hasil
penelitian (Knox, 2006) dan (Sumardani, 2007) yaitu 200-250 mL. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa viabilitas spermatozoa yang disimpan
dalam waktu berbeda mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni
pada perlakuan R1: 88.38 %, R2: 52.63 %, R3: 43.88 % dan yang paling
terendah adalah perlakuan R4: 24.00 %. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa tardapat perbedaan yang sangat nyata, dimana semen
segar Babi Landrace yang diencerkan dalam bahan pengencer sitrat kuning
telur dan disimpan dalam waktu yang berbeda memiliki perbedaan
kualitas.
Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama spermatozoa dalam
bahan pengencer disimpan yakni 240 menit (R4) telah terjadi penurunan
jumlah spermatozoa hidup sebesar 76% yakni selisih persentase sperma
normal/tanpa perlakuan dikurangi nilai rataan (R4) 24.00%. Namun pada
perlakuan R4 dengan rataan viabilitas spermatozoa 24.00 % tidak layak
lagi untuk digunakan hal ini dikarenakan pada perlakuan R4 dengan rataan
24.00% berada dibawah persyaratan program IB yaitu masih memenuhi
Kriteria standar minimum quality control, oleh karena itu perlu dibatasi
penggunaan bahan pengencer sitrat kuning terhadap viabilitas spermatozoa
Babi Landrace pada perlakuan R3 dengan rataan viabilitas spermatozoa
43.88 % dengan waktu 180 menit. Penelitian ini menujukkan bahwa
pengencer sitrat kuning telur dapat mempertahankan viabilitas
spermatozoa dalam waktu 180 menit selanjutnya di atas waktu tersebut
spermatozoa akan mengalami kematian, hal ini dikarenakan telah
minimnya sumber energi dalam kuning telur yang telah terpakai. Hasil
penelitian ini menunjukan terjadi peningkatannya pH semen.
Kemungkinan terjadinya peningkatan pH semen dikarenakan semen
disimpan semakin lama sehingga ketersediaan makanan dalam bahan
pengercer semakin berkurang dan terjadi penurunan proses metabolisme
menyebabkan peningkatan asam laktat dalam jumlah yang besar.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :penyimpanan
semen segar babi Landrace dalam pengencer Sitrat Kuning Telur dengan
waktu berbeda mempunyai pengaruh yang sangat nyata (P < 0.01), dan
dapat mempertahankan Viabilitas spermatozoa babi Landrace dalam waktu
180 menit yakni dalam waktu penyimpanan R3 dengan presentase 43.88%
sebagai persyaratan program IB, sedangkan pengaruh penyimpanan semen
segar dalam pengencer sitrat kuning telur terhadap derajat keasaman (pH)
tidak berpengaruh nyata (P > 0.05) namun terjadi peningkatan pH dari 5.5
menjadi 5.25 pada (R3) 180 menit.
Daftar Pustaka Feka, W. V., Dethan, A. A., & Beyleto, V. Y. (2016). Pengaruh lama
penyimpanan terhadap viabilitas dan ph semen babi landrace yang
diencerkan menggunakan bahan pengencer sitrat kuning telur. JAS, 1(3),
34-35.

You might also like