Professional Documents
Culture Documents
Makalah Dysmenorrhea 1 - Compress
Makalah Dysmenorrhea 1 - Compress
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok II
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME karena atas rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Pilates Excercise
Terhadap Nyeri Primary Dysmenorrhea” ini tepat pada waktunya. Terima kasih
kami ucapkan kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini,
khususnya kepada Ibu Ari Damayanti, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku dosen
pengampu mata kuliah Maternity Of Nursing II di STIKES Widyagama Husada.
Selain untuk memenuhi tugas, makalah ini juga disusun dengan tujuan
menambah pengetahuan terkait penatalaksanaan dan pencegahan secara dari
tidaknyamanan saat terjadi menstruasi atau disebut dysmenorrhea dengan
melakukan pelates excercise. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua yang membacanya
Kami sadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penulisan maupun pemaparan isi materi. Maka dari itu kritik dan saran sangat
kami harapkan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.2. Tujuan Khusus
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Disminore adalah nyeri saat haid biasanya dengan rasa kram dan terpusat
di abdomen bagian bawah. Disminore atau nyeri menstruasi yang merupakan
salah satu masalah ginekologi yang paling umum dialami wanita dari berbagai
tingkatan usia. Maka disimpulkan bahwa disminore merupakan nyeri haid yang
mengakibatkan rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama haid dan
sering kali menimbukan rasa mual. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi
mulai dari yang ringan sampai berat. Disminore adalah rasa sakit yang menyertai
menstruasi sehingga dapat menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari.
2.2. Klasifikasi
Berdasarkan patofisiologi terbagi menjadi dua, yaitu:
Disminore Primer
Dismenore primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan
patologi pada panggul. Disminore primer berhubungan dengan siklus
ovulasi dan disebabkan oleh kontraksi myometrium sehingga terjadi iskemia
akibat adanya prostaglandin yang diproduksi oleh endometrim fase sekresi.
Peningkatan kadar prostaglandin tertinggi saat haid terjadi pada 48 jam
pertama. Hal ini sejalan dengan awal muncul dan besarnya intensitas nyeri
haid. Keluhan mual, muntah, nyeri kepala, atau diare sering menyertai
disminore yang diduga karena masuknya prostaglandin ke sirkulasi
sistemik.
Dismenore primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau
perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Dismenore primer
biasanya dimulai 6 bulan hingga 1 tahun setelah seorang gadis mendapatkan
menstruasi pertamanya. Ini adalah waktu ketika sel telur mulai matang
setiap bulan dalam ovarium. Pematangan sel telur disebut ovulasi.
Dismenore tidak ada pada siklus jika ovulasi belum terjadi. Dismenore
primer jarang terjadi setalah usia 20 tahun.
3
b. Disminore Sekunder
Disminore sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan berbagai
keadaan patologis di organ genitalia, misalnya endrometriosis, adenomiosis,
mioma uteri, stenosis serviks, penyakit radang panggul,perlekatan
panggul,atau irritable bowel syndrome. Disminore biasanya ditemukan jika
terdapat penyakit atau kelainan pada alat reproduksi. Nyeri dapat terasa
sebelum, selama, dan sesudah haid. Dismenore sekunder biasanya didapati
pada wanita berusia diatas 20 tahun meskipun dalam beberapa kasus bisa
mulai tampak pada usia kurang dari 20 tahun.
4
Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagian nyeri
tumpul yang terus menerus ada. Biasanya nyeri timbul sesaat sebelum atau selama
menstruasi, serta mencapai puncaknya dalam 24 jam dan setelah 2 hari akan
hilang. Disminore juga sering disertai sakit kepala, mual, sembelit, diare dan
sering berkemih, kadang terjadi sampai muntah.
2.4. Etiologi
Yang dapat menyebabkan dysmenorrhea adalah peningkatan kontraksi
uterus, ujung saraf tersensitisasi, penurunan aliran darah uterus, iskemia uterus
relatif. Namun penyebab pasti belum dapat diketahui, tetapi ada beberapa faktor
pemicu dysmenorrhea antara lain:
a. Faktor Psikologis
Stress dikoordinasikan dengan upaya tubuh oleh sistem saraf otonom
yang terdiri dari saraf simpatis dan parasimpatis. Dismenore timbul oleh
ketidakseimbangan pengadilan syaraf otonom terhadap miometrium. Pada
keadaan ini terjadi rangsangan yang berlebihan oleh syaraf simpatis segingga
serabut-serabut sirkuler pada istimus dan istium uteri internum menjadi
hipertonik. Tubuh yang bereaksi saat mengalami stress, faktor stress ini dapat
menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri.
Disisi lain saat stress, tubuh akan memproduksi hormone adrenalin,
esterogen, progesteron serta prostaglandin yang berlebihan. Esterogen dapat
menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan. Peningkatan
kontraksi berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri. Selain itu hormon adrenalin
juga meningkat sehingga menyebabkan otot tubuh tegang termasuk otot
rahim dan dapat menjadikan nyeri ketika mentruasi.
b. Status Gizi
Masalah status gizi makro dan mikro menyebabkan tubuh menjadi
kurus, berat badan turun, anemia dan mudah sakit. Status gizi merupakan
gambaran secara makro akan zat gizi tubuh kita. Termasuk salah satunya
adalah zat besi, bila status gizi tidak normal dikhawatirkan status zat besi
dalam tubuh juga tidak baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa status gizi
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya anemia.
5
c. Faktor Lain
Faktor lain yang pernah dikemukakan ialah adanya sumbatan pada
rongga rahim dan faktor endokrin yang berhubungan dengan
kontraksi (pengkerutan) rahim yang berlebihan
2.5. Patofisiologi
Pada dasarnya dismenorea primer memang berhubungan dengan
prostaglandin endometrial dan leukotrien. Setelah terjadi proses ovulasi
sebagai respons peningkatan produksi progesterone. Asam lemak akan
meningkat dalam fosfolipid membran sel. Kemudian asam arakidonat dan
asam lemak omega-7 lainnya dilepaskan dan memulai suatu aliran mekanisme
prostaglandin dan leukotrien dalam uterus. Kemudian berakibat pada
termediasinya respons inflamasi, tegang saat menstruasi (menstrual cramps),
dan molimina menstruasi lainnya.
Hasil metabolisme asam arakidonat adalah prostaglandin (PG) F2- alfa,
yang merupakan suatu siklooksigenase (COX) yang mengakibatkan
hipertonus dan vasokonstriksi pada miometrium sehingga terjadi iskemia dan
nyeri menstruasi. Selain (PG) F2-alfa juga terdapat PGE-2 yang menyebabkan
dismenorea primer. Peningkatan level PGF2-alfa dan PGE-2 jelas akan
meningkatkan rasa nyeri pada dismenorea primer juga.
Selanjutnya, peran leukotrien dalam terjadinya dismenorea primer
adalah meningkatkan sensitivitas serabut saraf nyeri uterus. Peningkatan
leukotrien tidak hanya pada remaja putri tetapi juga ditemukan pada wanita
dewasa. Namun peranan prostaglandin dan leukotrien ini memang belum
dapat dijelaskan secara detail dan memang memerlukan penelitian lebih
lanjutDismenore primer juga bisa diakibatkan oleh adanya tekanan atau faktor
kejiwaan selain adanya peranan hormon leukotrien dan prostaglandin. Stres
atau tekanan jiwa bisa meningkatkan kadar vasopresin dan katekolamin yang
berakibat pada vasokonstriksi kemudian iskemia pada sel.
6
Dismenore primer juga bisa diakibatkan oleh adanya tekanan atau faktor
kejiwaan selain adanya peranan hormon leukotrien dan prostaglandin. Stres
atau tekanan jiwa bisa meningkatkan kadar vasopresin dan katekolamin yang
berakibat pada vasokonstriksi kemudian iskemia pada sel.
Adanya pelepasan mediator seperti bradikinin, prostagandin dan
substansi p, akan merangsang saraf simpatis sehingga menyebabkan
vasokonstriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan
berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya menekan pembuluh darah,
mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang
menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla spinalis ke otak akan
dipersepsikan sebagai nyeri.
7
2.6. Pathway
Bila tidak terjadi Penyakit: endometriosis,
kehamilan inflamasi pelvis,
adenomiosis, kista
ovarium, kelainan otak
Regresi korpus luteum
Dismenore
Progesteron menurun
Nyeri haid
Labilisasi membrane
lisosom(mudah pecah) Tidak mampu
melakukan
aktifitas sehari- MK: Nyeri
Enzim fosfolipase A2 hari
meningkat
Terbentuk asam
arakidonat
Meningkatkan sensitisasi &
Prostaglandin menurunkan ambang rasa MK:
sakit pada ujung saraf aferen Intoleransi
nervus pelvicus aktivitas
PGE 2 PGF 2a
Mual dan
MK:
Meningkatkan konstraksi & kram perut
disritmia uterus mual
8
2.7. Faktor Risiko
a. Mengkomsumsi alkohol
Alkohol merupakan racun bagi tubuh dan hati bertanggungjawab
terhadap penghancur estrogen untuk disekresi oleh tubuh. Fungsi hati
terganggu karena adanya komsumsi alkohol yang terus menerus, maka
estrogen tidak bisa disekresi dari tubuh, akibatnya estrogen dalam tubuh
meningkat dan dapat menimbulkan gangguan pada pelvis.
b. Perokok
Merokok dapat meningkatkan lamanya mensruasi dan meningkatkan
lamanya dismenore.
d. Stres
Stres menimbulkan penekanan sensasi saraf-saraf pinggul dan otot-otot
punggung bawah sehingga menyebabkan dismenore.
9
2.8. Pencegahan
Berikut upaya yang dapat mencegah terjadinya dysmenor, yaitu:
2.9. Penatalaksanaan
2.9.1. Farmakologis
Penanganan nyeri yang dialami oleh individu dapat melalui intervensi
farmakologis, dilakukan kolaborasi dengan dokter atau pemberi perawatan
utama lainnya pada pasien. Obat-obatan ini dapat menurunkan nyeri dan
menghambat produksi prostaglandin dari jaringan-jaringan yang mengalami
trauma dan inflamasi yang menghambat reseptor nyeri untuk menjadi sensitif
terhadap stimulus menyakitkan sebelumnya, contoh obat anti inflamasi
nonsteroid adalah aspirin, ibuprofen, naproxen, asetaminofen, ketorolak dan
lain sebagainya.
1
2.9.2.2. Terapi es dan panas
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang
memperkuat sensitifitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada
tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Terapi panas
mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area
dan kemungkinan dapat turut menurungkan nyeri dengan
mempercepat penyembuhan.
1
2.8.2.4. Pilates Excercise
Pilates exercise merupakan suatu metode olahraga yang
dikembangkan oleh Joseph Hubert Pilates yang berasal dari Jerman
pada awal abad ke-20. Senam pilates dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja, serta tidak membutuhkan biaya apapun untuk
melakukannya. Pilates exercise telah memberikan perbaikan gejala
yang berhubungan dengan primary dysmenorrhea. Sebuah penelitian
telah dilakukan di Indonesia pada tahun 2016 oleh Reza Elfira dkk.
Metode
Subjek Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah semua siswi kelas X, XI, XII
SMKN Sukaresik yaitu sebanyak 244 orang. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Jumlah sampel
dalam penelitian adalah sebanyak 100 siswi yang mengalami
dysmenorrhea menetap setiap bulannya.
Variabel Penelitian
Instrumen Penelitian
1
dysmenorrhea yang dialami sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
pilates exercise.
1
Gerakan Pilates Excercise
14
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
DYSMENORRHEA
15
16
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Disminore adalah nyeri saat haid biasanya dengan rasa kram dan terpusat
di abdomen bagian bawah. Dismenore berdasarkan patofisiologinya terbagi
menjadi dua yaitu dismenor primer dan dismenore sekunder. Gejala dan tanda dari
disminore adalah nyeri pada bagian bawah yang biasa menjalar ke punggung
bagian bawah. Yang dapat menyebabkan dysmenorrhea adalah peningkatan
kontraksi uterus, ujung saraf tersensitisasi, penurunan aliran darah uterus, iskemia
uterus relatif. Namun penyebab pasti belum dapat diketahui, tetapi ada beberapa
faktor pemicu dysmenorrhea antara lain faktor psikologis, status gizi, dan faktor
lainnya. Dismenore dapat terjadi pada wanita yang kurang olahraga, statuz gizi
tidak adekuat, perokok, peminum alkohol dan stress. Penatalaksanaan dismenore
terbagi menjadi dua yaitu farmakologis dengan obat-obatan golongan NSAID,
sedangkan terapi non farmakologis dapat berupa massage, terapi es atau panas,
terapi Transecutaneus Elektrikal Nerve Stimulaton ( TENS), dan terapi yang
mudah dan murah yaitu pilates excercise.
4.2. Saran
Bagi wanita yang rutin terkena disminore dapat melakukan pilates
excercice secara rutin, selain olahraga ringan yang bermanfaat pilates excercise
jugadapat dilakukan kapan saja, dimana saja, oleh siapa saja, sehingga tidak akan
menyita banyak waktu.
1
DAFTAR PUSTAKA