You are on page 1of 107

SKRIPSI

ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN


PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP
PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(STUDI PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI
UTARA)

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh


Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:
ACHMAT ERJA RIZALDY
NIM. 1710313210002
PROGRAM STUDI: S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP

PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI PADA

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

ACHMAT ERJA RIZALDY

NIM. 1710313210002

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal .... , ............... 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Pembimbing

Dr. Syaiful Hifni, Drs. Ec. M.Si, Ak, CA


NIP. 19630904 199003 1 003

Penguji I Penguji II

Rano Wijaya, SE, M.Si, M.Fin Dra. Rawintan Endas Binti, M.Com,
NIP. 19750504 200012 1 001 MTQM (Hons), Ak, CA, CMA
(Aus)
NIP. 19590508 198703 2 002

Mengetahui,
Ketua Jurusan S1 Akuntansi

Dr. Kadir, Drs. M.Si, Ak, CA


NIP. 19641231 199412 1 001

ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya, bahwa skripsi ini merupakan hasil penelitian yang telah saya

lakukan. Segala kutipan dan bantuan dari berbagai sumber telah diungkapkan

sebagaimana mestinya. Skripsi ini belum pernah dipublikasikan untuk keperluan

lain oleh siapapun juga. Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan saya ini

tidak benar, maka saya bersedia menerima akibat hukum dari ketidakbenaran

pernyataan tersebut.

Amuntai, 17 Maret 2021

Yang membuat pernyataan,

Materai Rp 10.000,-

Achmat Erja Rizaldy

NIM. 1710313210002

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT. karena telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya baik kesehatan, kekuatan, kesabaran, serta

pengetahun sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak

lupa saya haturkan shalawat dan salam kepada junjungan kita semua Nabi

Muhammad SAW. yang merupakan teladan bagi seluruh umat manusia.

Saya selaku penulis mempersembahkan skripsi dengan judul “Analisis

Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah Terhadap Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah

(Studi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara)” sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 dan memperoleh gelar Sarjana

Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat.

Tentunya saya menyadari bahwa dalam menyusun suatu karya tulis ilmiah

tidaklah mudah. Oleh sebab itu, sangat memungkinkan dalam penyusunan skripsi

ini terdapat beberapa kekurangan sehingga saya sangat mengharapkan masukan,

saran, dan kritik yang bersifat membangun untuk kebermanfaatan skripsi ini bagi

ilmu pengetahuan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, tentunya tak lepas dari bimbingan,

dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak baik dalam bentuk materiel maupun

spiritual. Teruntuk orang tua saya, tentunya mereka lah dorongan utama saya

dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankanlah saya

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan sebanyak-banyaknya,

serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua saya yang saya

cintai dan sayangi, Rahmad Ernanda dan Raudatul Janah yang telah

iv
mempertaruhkan semua yang dimiliki dalam hidupnya demi mencapai kesuksesan

anaknya, yang membesarkan, memberi kasih sayang, dan mendidik dengan

sepenuh hati. Selain itu, saya sebagai penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah berjasa kepada saya dalam menyelesaikan skripsi

ini, di antaranya:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. selaku Rektor Universitas

Lambung Mangkurat.

2. Bapak Prof. Dr. H. Atma Hayat, Drs. Ec. M.Si., Ak., CA selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat.

3. Bapak Dr. Kadir, Drs. M.Si., Ak., CA selaku ketua Jurusan S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat.

4. Bapak Dr. Syaiful Hifni, Drs. Ec. M.Si., Ak., CA sebagai dosen pembimbing

yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengarahan, dan bimbingan, serta

saran yang bermanfaat kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung

Mangkurat yang selama ini telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Seluruh staf akademik, tata usaha, serta staf jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat.

7. Bapak Kepala Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara, H. Masrani, S.Pd. MM beserta staf-staf Bagian Keuangan dan

Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang telah berbaik hati

memberikan bantuan pelayanan, informasi, dan pengetahuan dalam rangka

penulis menyelesaikan skripsi ini.

v
8. Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang telah memberikan izin

dan kerja samanya kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di instansi

tersebut.

9. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara

yang telah berkontribusi dalam penulis menyelesaikan penelitian ini.

10. Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan dorongan

moril maupun materi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Saudara-saudaraku, kakakku Ahmad Renaldi Azhari dan Adikku Ahmad

Perdi Azhari yang selama ini telah memberikan segala dukungannya kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Kekasihku Amalina yang telah membantu dan memberikan dukungan, serta

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuangan S1 Akuntansi Angkatan 2017 Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat yang senantiasa memberikan

semangat, motivasi, dan bantuan dalam menjalin kebersamaan dan

kekompakan selama menjalani masa studi. Semoga rasa kekeluargaan yang

telah terjalin dapat terus terjaga, serta harapan dan cita-cita kita bersama

dapat tercapai.

14. Skuad “Our Family” dan semua sahabat-sahabatku yang tidak bisa

disebutkan satu per satu yang juga telah memberikan semangat, motivasi,

dukungan, dan bantuan kepada penulis. Semoga persahabatan kita akan

terjaga sampai tua nanti. Semoga kita semua menjadi orang yang sukses dan

bermanfaat bagi negara, bangsa, agama, dan masyarakat. aamiin.

vi
Saya juga mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika

saya telah banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik dalam bentuk ucapan

maupun tingkah laku semasa saya menjadi mahasiswa di Universitas Lambung

Mangkurat. Dengan ketulusan hati yang paling dalam saya menulis permohonan

maaf ini sebagai manusia biasa yang tentunya tidak pernah luput dari kesalahan

dan kekhilafan. Semoga semua ilmu dan pengetahuan yang saya dapatkan semasa

menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung

Mangkurat dapat bermanfaat bagi negara, bangsa, agama, dan keluarga serta

masyarakat. Akhirnya, saya berharap bahwa apa yang tersaji dalam skripsi ini

dapat berguna bagi segala hal, baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan

ataupun hal yang lainnya. Semoga segala hal yang kita lakukan dapat bernilai

ibadah di sisi-Nya, aamiin. Demikian saya ucapkan terima kasih. Wassalamu

Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Amuntai, 19 Mei 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................i
LEMBAR LEGALITAS...................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iv
ABSTRACT........................................................................................................viii
ABSTRAKSI......................................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................x
DAFTAR TABEL..............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah..........................................................................9
1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................9
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................10
1.5. Sistematika Pembahasan..................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori.................................................................................13
2.1.1. Agency Theory........................................................................13
2.1.2. Sumber Daya Manusia...........................................................15
2.1.3. Kompetensi Sumber Daya Manusia.......................................16
2.1.4. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah....................................19
2.1.5. Pengelolaan Keuangan Daerah...............................................29
2.1.6. Pemerintah Daerah.................................................................31
2.1.7. Akuntansi Pemerintahan........................................................32
2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya............................................................34
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Kerangka Konseptual.......................................................................40
BAB IV METODE PENELITIAN

x
4.1. Ruang Lingkup Penelitian................................................................42
4.2. Jenis Penelitian.................................................................................42
4.3. Tempat/Lokasi Penelitian.................................................................43
4.4. Unit Analisis.....................................................................................43
4.5. Jenis dan Sumber Data.....................................................................43
4.6. Teknik Pengumpulan Data...............................................................45
4.7. Teknik Analisis Data........................................................................46
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Umum Objek Penelitian.................................................49
5.1.1. Identitas Objek Penelitian......................................................49
5.1.2. Visi dan Misi..........................................................................50
5.1.3. Strategi dan Arah Kebijakan..................................................51
5.1.4. Tugas dan Fungsi...................................................................52
5.1.5. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan.............................55
5.2. Hasil dan Analisis.............................................................................58
5.2.1. Kompetensi Sumber Daya Manusia.......................................58
5.2.2. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah....................78
5.2.3. Sistem Informasi Manajamen Daerah (SIMDA) Keuangan. .87
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan.......................................................................................90
6.2. Saran.................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Pegawai di Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan
Kabupaten Hulu Sungai Utara............................................................7
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya..............................................................35

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran........................................................................41


Gambar 5.1 Struktur Organisasi
Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara............................55

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pemerintah daerah berkewajiban memenuhi kepentingan rakyat meliputi hal

pelayanan, pembangunan, pembinaan, dan pemberdayaan yang merupakan

salah satu tugas pokok pemerintah. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintah Daerah (Perubahan UU Nomor 22 tahun 1999 dan UU

Nomor 32 tahun 2004), yang menyebutkan bahwa: “Penyelenggaraan

pemerintahan terkait urusan pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan

yang menjadi kewenangan presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh

kementerian negara dan penyelenggara pemerintah daerah untuk melindungi,

melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat”. Kutipan

undang-undang tersebut menjelaskan bahwa pemerintah termasuk pemerintah

daerah memiliki kewajiban dalam memberikan pelayanan terbaik kepada

masyarakat dan juga dapat memberikan informasi yang andal terkait

penyelenggaraan pemerintahan di lingkup daerah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 4 bahwa: (1) Keuangan daerah dikelola

secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,

efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas

keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. (2) Pengelolaan

keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang

diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan

daerah.

1
2

Dalam rangka untuk memenuhi kepentingan rakyat mendorong

pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan pengelolaan urusan

pemerintahan yang berkualitas yang terwujud dalam penatakelolaan

pemerintahan yang dijalankan dengan bersih, transparanm dan taat pada

peraturan. Pengelolaan pemerintahan yang baik akan menghasilkan birokrasi

yang efektif, efisien, dan produktif sehingga dapat tercapainya pelayanan

terbaik kepada masyarakat. Begitu pula dalam hal pengelolaan keuangan,

dalam rangka untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah perlu

memenuhi komponen-komponen penunjang demi menciptakan pengelolaan

yang baik.

Di era globalisasi seperti sekarang, problema terkait sumber daya

manusia menjadi penunjang bagi adanya suatu organisasi, baik organisasi

pemerintah maupun organisasi swasta. Sumber daya manusia berperan

sebagai penggerak untuk segala aktivitas dalam suatu organisasi. Sumber

daya manusia sebagai aset berharga yang dimiliki oleh organisasi serta juga

merupakan salah satu unsur yang menentukan keberhasilan dalam rangka

tercapainya tujuan suatu organisasi. Menurut Hasibuan (2005), “Sumber daya

manusia merupakan kemampuan terpadu yang meliputi daya pikir serta daya

fisik yang dimiliki individu (p, 244).

Kompetensi merupakan serangkaian kemampuan untuk melaksanakan

dan menyelesaikan pekerjaan maupun tugas yang didasari dengan adanya

keterampilan dan pengetahuan, serta juga didukung dengan sikap kerja yang

harus dimiliki untuk menyelesaikan tugas tersebut. Jadi, kompetensi meliputi

keterampilan dan pengetahuan yang disertai dengan sikap profesionalisme


3

terhadap suatu bidang tertentu sebagai suatu kelebihan atau keunggulan.

Kompetensi sumber daya manusia tidak hanya dilihat dari satu sisi, namun

harus meliputi secara keseluruhan dari cara berpikir serta cara kerja seorang

individu. Kompetensi sumber daya manusia adalah suatu kemampuan yang

dimiliki oleh seorang individu yang memiliki keterkaitan dengan

pengetahuan, keterampilan, dan karakteristik kepribadian yang akan

berpengaruh secara langsung terhadap kinerja individu dalam mencapai suatu

target tertentu.

Sama halnya dengan pelaksanaan pengelolaan keuangan di daerah,

apabila di suatu instansi pemerintah daerah sumber daya manusia yang

digunakan tidak kompeten dalam melaksanakan pengelolaan keuangan

pemerintah daerah tentunya akan berdampak pada timbulnya kekeliruan

informasi keuangan yang dihasilkan dan ketidaksesuaian informasi dengan

standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, diperlukannya

komponen penunjang yang kuat yaitu berupa sumber daya manusia yang

memiliki kompetensi. Kompetensi tersebut dapat berupa pengetahuan,

keterampilan, atau sikap yang menjadi unsur penting dalam suatu proses

pengelolaan keuangan.

Suatu instansi pemerintah daerah perlu memperhatikan perihal

kompetensi seiring dengan adanya tuntutan pekerjaan yang bersinergi dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan masyarakat yang

sangat mengharapkan agar pelayanan semakin mudah, cepat, dan akurat.

Instansi pemerintah daerah memerlukan pegawai yang memiliki kompetensi

teknis maupun kompetensi manajerial untuk menjalankan organisasi.


4

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 8 Tahun

2013 tentang Pedoman Perumusan Standar Kompetensi Teknis Pegawai

Negeri Sipil dan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 7 Tahun

2013 tentang Pedoman Perumusan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai

Negeri Sipil mengatur pegawai selaku sumber daya manusia di instansi

pemerintah daerah agar mempunyai kompetensi teknis dan kompetensi

manajerial.

Standar kompetensi teknis terdiri dari aspek pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam melaksanakan atau

menyelesaikan tugas pekerjaan yang bersifat teknis. Sedangkan kompetensi

manajerial adalah soft competency yang meliputi aspek pengetahuan,

keterampilan, dan sikap sesuai dengan tugas atau fungsi jabatan. Peraturan

Kepala BKN tersebut menyatakan suatu instansi pemerintah agar

melaksanakan aturan tersebut. Terkait dalam hal pengalokasian pegawai pada

suatu instansi yang harus lebih banyak pegawai yang memiliki kompetensi

teknis dibandingkan dengan pegawai yang memiliki kompetensi manajerial.

Adanya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dapat

memberikan hasil yang diharapkan dengan tujuan dan sasaran suatu instansi

sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan. Kompetensi meliputi

tindakan setiap pegawai untuk melaksanakan tugas atau mengambil

keputusan sesuai dengan perannya yang sejalan dengan keahlian,

pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki. Dalam hal ini, Dinas Pendidikan

Hulu Sungai Utara sebagai instansi pemerintah daerah, dalam menjalankan


5

proses pengelolaan keuangan tentunya memerlukan adanya sumber daya

manusia yang memiliki kompetensi yang berkaitan dengan keuangan.

Pengelolaan keuangan di pemerintah daerah selain perlu ditunjang

dengan sumber daya manusia yang berkompetensi juga perlu ditunjang

dengan adanya penerapan sistem akuntansi keuangan daerah. Penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah yang disertai dengan sumber daya manusia

yang memiliki kompetensi dapat meningkatkan hasil ketepatan informasi

yang diolah dan disediakan dalam proses pengelolaan keuangan pemerintah

daerah. Pengelolaan keuangan pemerintah daerah tentunya perlu dilakukan

dengan proses pengelolaan yang baik karena pemerintah daerah perlu

mempertanggung jawabkan setiap aktivitas keuangannya. Dalam mengelola

keuangan di pemerintah daerah yang sedemikian rupa, dapat disadari betapa

pentingnya kompetensi sumber daya manusia yang mumpuni dan penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah yang baik dalam pelaksanaan pengelolaan

keuangan pemerintah daerah.

Mengutip dari Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 pasal 70 ayat (1):

Sistem akuntansi keuangan daerah adalah sistem akuntansi yang meliputi

proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atau

kejadian keuangan serta pelaporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan

APBD, dilaksanakan dalam prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum.

Manfaat penerapan sistem akuntansi keuangan daerah yang berdasarkan

standar akuntansi pemerintahan memiliki tujuan untuk meningkatkan

akuntabilitas dan keandalan informasi yang dihasilkan oleh pengelola


6

keuangan pemerintah daerah melalui penyusunan dan pengembangan standar

akuntansi pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan pasal 6 ayat (3) yang menyatakan bahwa

“Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah diatur dengan

peraturan gubernur/bupati/walikota yang mengacu pada pedoman umum

Sistem Akuntansi Pemerintahan”. Penerapan sistem akuntansi keuangan ini

diharapkan berpengaruh terhadap semua aktivitas instansi pemerintah daerah

agar dijalankan secara efisien sesuai dengan kebijakan yang telah diatur oleh

pemerintah. Sistem akuntansi keuangan yang dimaksud adalah suatu sistem

akuntansi keuangan yang penerapannya bersifat menyeluruh dan sistematis.

Sistem akuntansi keuangan digunakan sebagai alat pengatur dan pengendali

untuk seluruh kegiatan keuangan, serta juga berfungsi sebagai pemberi

informasi mengenai transaksi keuangan pemerintah kepada pemerintah pusat

dan masyarakat. Sistem akuntansi keuangan diharapkan dapat mengatur

persoalan keuangan daerah, serta dapat meminimalisir kebocoran keuangan,

kurang akuratnya informasi, dan penyimpangan dalam persoalan anggaran.

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara yang merupakan instansi pemerintah daerah yang bertugas

sebagai penanggungjawab dalam bidang pendidikan di wilayah Pemerintahan

Kabupaten Hulu Sungai Utara juga sebagai perangkat daerah yang

melaksanakan sistem pengelolaan keuangan pemerintah daerah yang tentunya

harus diterapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar

yang berlaku. Fungsi dinas tersebut di antaranya adalah perumusan kebijakan,


7

penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

pendidikan. Tentunya, sebagai sebuah dinas perlu didukung oleh pegawai

yang memiliki kompetensi yang mumpuni, yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap sesuai tugasnya dan tanggung jawabnya dalam

melaksanakan pengelolaan keuangan pemerintah daerah sehingga dapat

dikatakan perlu apabila kompetensi yang dimiliki oleh pegawai untuk

dianalisa. Dalam urusan pengelolaan keuangan di instansi ini

dipertanggungjawabkan oleh Bagian Keuangan dan Aset.

Setelah melakukan observasi awal ke Bagian Keuangan dan Aset yang

memiliki fungsi sebagai penanggungjawab atas urusan pengelolaan keuangan

pemerintah daerah di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara

diperoleh informasi bahwa Bagian Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten

Hulu Sungai Utara memiliki pegawai dengan jumlah 8 orang. Adapun secara

rinci data-data pegawai di Bagian Keuangan Dinas Kabupaten Hulu Sungai

Utara meliputi jabatan dan latar belakang pendidikan dan lain-lain diuraikan

sebagai berikut.

Tabel 1.1 Data Pegawai di Bagian Keuangan dan Aset

Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara

Latar
Status
No. Nama Jabatan Belakang
Kepegawaian
Pendidikan
H. Masrani, S.Pd., MM Kasubag
S2
1. NIP. 19640312 198503 1 Keuangan dan PNS
Manajemen
020 Aset
Abdul Rachman, ST
Staf Keuangan
2. NIP. 19791104 200701 1 S1 Teknik Sipil PNS
dan Aset
006
Dewi Kartika, SE
Staf Keuangan
3. NIP. 19760426 200901 2 S1 Ekonomi PNS
dan Aset
002
8

Staf Keuangan Non-PNS /


4. Yopie Hafizullah, S.Hut S1 Kehutanan
dan Aset TKS
S1 Ilmu
Staf Keuangan Non-PNS /
5. Emalia, S.Sos Administrasi
dan Aset TKS
Negara
Staf Keuangan Non-PNS /
6. Fathur Rahman, S.Pd.I S1 PAI
dan Aset TKS
S1 Ilmu
Staf Keuangan Non-PNS /
7. Diana Nietarisha, S.Sos Administrasi
dan Aset TKS
Negara
Sekolah
Staf Keuangan Non-PNS /
8. M. Arie Irfan Nugraha Menengah
dan Aset TKS
Kejuruan
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara (2021)

Berdasarkan data pegawai yang tertera pada tabel di atas dapat dilihat

bahwa pada Bagian Keuangan dan Aset yang bertanggungjawab atas

pengelolaan urusan keuangan di Dinas Pendidikan terdapat banyaknya

pegawai yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sejalan dengan

urusan keuangan atau tidak sesuai dengan bidang yang sedang ditempuh. Hal

ini tentunya akan berpengaruh terhadap kompetensi sumber daya manusia

dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah serta dalam penerapan proses

pengelolaan keuangan pemerintah daerah.

Berdasarkan gambaran latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui kompetensi sumber daya manusia dan penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah terhadap pengelolaan keuangan pemerintah

daerah di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dalam penelitian

ini, peneliti akan menilai bagaimana kompetensi sumber daya manusia dan

penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap pengelolaan keuangan

di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan melihat proses-

proses dalam melaksanakan pengelolaan keuangannya. Ditambah dengan

melihat fakta bahwa belum adanya penelitian terkait masalah pengelolaan


9

keuangan pemerintah daerah di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai

Utara. Sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian ini.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti mengangkat judul “Analisis

Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah terhadap Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah

(Studi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara)”.

1.2. Perumusan Masalah

Pokok permasalahan berdasarkan fenomena latar belakang, maka

permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi sumber daya manusia yang ada di Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara dalam pelaksanaan

pengelolaan keuangan pemerintah daerah?

2. Bagaimana penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dalam rangka

pengelolaan keuangan pemerintah daerah di Dinas Pendidikan Kabupaten

Hulu Sungai Utara?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah yang ada di atas, maka penelitian

ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui kompetensi sumber daya manusia yang ada di Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara dalam pelaksanaan

pengelolaan keuangan pemerintah daerah.

2. Mengetahui bagaimana penerapan sistem akuntansi keuangan daerah

dalam rangka pengelolaan keuangan pemerintah daerah di Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara.


10

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan agar nantinya dapat menghasilkan manfaat

bagi peneliti, pemerintah, masyarakat maupun pihak-pihak lain yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti tersebut. Adapun manfaat dari

penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Teori:

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana kompetensi sumber daya manusia dan penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah di suatu instansi pemerintah daerah, dalam

hal ini adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan dapat

memberikan sumbangan pikiran bagi peneliti sejenis ataupun peneliti

selanjutnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan

khususnya di bidang akuntansi pemerintahan untuk kemajuan

penyelenggaraan urusan pemerintahan.

c. Hasil penelitian diharapkan berguna sebagai tambahan informasi untuk

peneliti lain yang menginginkan penelitian serupa atau berkaitan

dengan masalah penelitian ini.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi instansi yang terkait, dalam hal ini adalah pemerintah daerah, hasil

penelitian ini diharapkan jadi bahan evaluasi dan pertimbangan untuk

senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan

pemahaman dalam penerapan sistem akuntansi keuangan daerah


11

terhadap pengelolaan keuangan daerah dalam rangka untuk kemajuan

urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

b. Sebagai tambahan referensi untuk peneliti selanjutnya mengenai

kompetensi sumber daya manusia, sistem akuntansi keuangan daerah,

dan pengelolaan keuangan pemerintah daerah.

1.5. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan digunakan untuk dapat mempermudah dalam

memahami dan memperjelas arah atau jalannya pembahasan, maka penulisan

skripsi ini dilakukan secara sistematis yang dibagi menjadi 4 (empat) bab

dengan menguraikannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini terdapat latar belakang,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika pembahasan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab tinjauan pustaka ini berisi landasan teori yang

digunakan peneliti sebagai landasan untuk melakukan

penelitian. Bab ini juga berisi hasil penelitian sebelumnya

dan kerangka pemikiran yang berkaitan dengan penelitian

ini.

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

Bab ini menjelaskan tentang hubungan antara teori–teori

ataupun konsep yang mendukung dalam suatu penelitian


12

yang digunakan sebagai pedoman dalam menyusun

sistematis penelitian.

BAB IV METODE PENELITIAN

Pada bab metode penelitian ini berisi tentang ruang lingkup

penelitian, jenis penelitian, tempat/lokasi penelitian, jenis

dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Bab ini akan membahas tentang hasil dari penelitian, yang

dilengkapi dengan analisisnya. Hasil penelitian akan

digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada

dalam penelitian.

Bab VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan atas penelitian yang telah

dilakukan dan saran untuk penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari teori

agensi (agency theory) sebagai grand theory dan terdapat uraian atau

penjelasan mengenai aspek-aspek yang terkait dengan penelitian ini, antara

lain: sumber daya manusia, kompetensi sumber daya manusia, sistem

akuntansi keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah, pemerintah

daerah, dan akuntansi pemerintahan. Selain itu, juga terdapat uraian singkat

terkait penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang relevan

dengan penelitian ini.

2.1.1. Agency Theory

Teori agensi dapat diartikan sebagai konsep yang menjelaskan

hubungan antara principals dan agents. Jensen dan Smith (1985)

menjelaskan principals sebagai pihak yang memberikan mandat kepada

agents sebagai pihak yang menerima mandat untuk melakukan semua

kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya sebagai pengambil

keputusan. Pada dasarnya suatu organisasi pemerintah dibentuk atas

dasar agency theory, dimana pemerintah yang berperan sebagai agents

wajib mempertanggungjawabkan seluruh aktivitasnya dan memberikan

pelayanan terbaik yang diperlukan kepada masyarakat sebagai

principals. Setiawan (2012) menyebutkan bahwa kerangka keterkaitan

antara pihak prinsipal dan pihak agen merupakan suatu metode yang

13
14

sangat diperlukan untuk menganalisis komitmen-komitmen kebijakan

publik.

Dalam konteks pemerintahan, teori ini bermakna bahwa

pemegang amanah dalam hal ini adalah pemerintah diharuskan untuk

menyajikan, mempertanggungjawabkan, kemudian melaporkan, dan

mengungkapkan setiap aktivitas atau kegiatan yang menjadi

kewajibannya kepada pihak pemberi amanah yang berhak atas

pertanggungjawaban tersebut. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa

dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan pemerintah daerah antara

masyarakat yang berperan sebagai principal dan pemerintah daerah

sebagai agent memiliki hubungan keagenan (teori agensi). Santoso dan

Pambelum (2008) menjelaskan pihak prinsipal memberikan wewenang

berupa aturan atau ketentuan tertentu kepada pihak agen dan

menyerahkan beberapa sumber daya kepada agen dalam bentuk pajak

ataupun bentuk lainnya. Dalam hal tanggung jawab atas wewenang

tersebut, pihak agen tentunya perlu melaporkan pertanggungjawaban

kepada pihak prinsipal.

Permasalahan pengelolaan keuangan pemerintah daerah dapat

dijelaskan menggunakan agency theory dimana dapat dipahami

pemerintah sebagai kewajiban pihak pemegang amanah harus

memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan,

mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi

tanggungjawabnya serta berkewajiban memberikan pelayanan yang

terbaik kepada pihak pemberi amanah dalam hal ini adalah masyarakat.
15

2.1.2. Sumber Daya Manusia

Werther dan Davis dalam Sutrisno Edy (2010) mengemukakan

bahwa sumber daya manusia ditunjukkan sebagai pegawai yang

memiliki kemampuan dan kesiapan untuk melaksanakan atau

menyelesaikan suatu pekerjaan yang menjadi keahliannya dalam

mencapai tujuan-tujuan organisasi. Sumber daya manusia adalah

sekumpulan individu dalam suatu organisasi atau suatu sistem yang

berperan untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya dalam

mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Keberadaan sumber

daya ini merupakan suatu keharusan bagi setiap operasional di

organisasi apapun. Sumber daya manusia pada suatu aktivitas

memegang peranan yang sangat penting dalam hal pelaksanaan maupun

pencapaian target dari operasional itu sendiri.

Menurut Hadari Nawawi (2011) yang dimaksud dengan sumber

daya manusia meliputi tiga pengertian yaitu:

a. Sumber daya manusia adalah manusia yang melakukan pekerjaan

di lingkungan suatu organisasi, dapat disebut juga personel, tenaga

kerja, pegawai atau karyawan.

b. Sumber daya manusia adalah manusia yang memiliki potensi

sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

c. Sumber daya manusia adalah aset yang memiliki potensi sebagai

modal (non materiel) di dalam organisasi yang dapat mewujudkan

menjadi potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan

eksistensi organisasi.
16

Dapat dipahami bahwa sumber daya manusia merupakan salah

satu komponen penting dalam suatu organisasi yang biasanya

ditunjukkan sebagai pegawai atau tenaga kerja yang memiliki

keterampilan dan kemampuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

pada suatu bidang keahliannya, serta berfungsi sebagai penggerak

aktivitas operasi organisasi dalam mencapai tujuan organisasi yang

telah ditentukan.

Dalam hal pengelolaan keuangan daerah untuk menciptakan

pengelolaan yang baik membutuhkan sumber daya manusia yang

memiliki kompetensi. Pemerintah daerah perlu mempersiapkan sumber

daya manusia yang berkompeten serta dapat menerapkan sistem

akuntansi keuangan daerah sehingga tersedianya informasi yang akurat

dan dapat memberikan pelayanan dengan tepat. Kompetensi sumber

daya manusia yang kurang mumpuni dapat berpotensi menimbulkan

kesalahan dalam memahami dan melaksanakan metode, teknik, dan

ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam standar akuntansi

pemerintahan dan sistem akuntansi keuangan daerah.

2.1.3. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Menurut Hevesi (2005) kompetensi merupakan suatu

karakteristik yang dimiliki oleh seseorang meliputi keterampilan (skill),

pengetahuan (knowledge), dan kemampuan (ability) untuk

melaksanakan suatu pekerjaan. Sumber daya manusia yang tidak

memiliki kompetensi yang cukup mumpuni akan mengalami adanya

hambatan dalam melakukan pekerjaannya dan juga tidak dapat


17

menyelesaikan pekerjaannya secara efisien dan efektif sehingga akan

menjadi kendala dalam proses pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Rahayu et al (2014) kompetensi sumber daya manusia

meliputi kapasitasnya yang terdiri dari kemampuan seseorang atau

individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk

melaksanakan fungsi serta kewenangannya dalam mencapai tujuannya

secara efektif dan efisien. Kapasitas tersebut dapat dilihat dari

kemampuan dalam pencapaian kinerja, menghasilkan keluaran-keluaran

(outputs), dan hasil-hasil (outcomes). Menurut Tjiptoherijanto dalam

Alimbudiono & Fidelis (2004), penilaian kapasitas dan kompetensi

sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu fungsi tertentu dalam

hal ini termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of responsibility dan

kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya tersebut. Dalam hal

tanggung jawab dapat dilihat pada deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan

berfungsi sebagai dasar untuk melaksanakan tugas. Apabila deskripsi

jabatannya tidak jelas, suatu sumber daya tidak akan dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik. Sedangkan, kompetensi dapat

ditinjau dari latar belakang pendidikan yang dimiliki, pelatihan-

pelatihan yang pernah diikuti, dan keterampilan yang dinyatakan dalam

pelaksanaan tugas.

Menurut Blanchard & Thacker (2004) dalam anonim, skill

seorang individu ditunjukkan dari seberapa baik seseorang dalam

melaksanakan suatu kegiatan tertentu seperti mengoperasikan suatu

peralatan dan berkomunikasi dengan efektif. Hutapea dan Thoha (2008)


18

mengungkapkan bahwa terdapat 3 (tiga) komponen penting dalam

kompetensi antara lain: pengetahuan yang dimiliki seseorang,

keterampilan, dan sikap.

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah beberapa ilmu atau informasi yang dimiliki

oleh seorang individu. Pengetahuan pegawai secara tidak langsung

dapat menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang

diberikan kepadanya. Tentunya, pegawai yang memiliki

pengetahuan yang cukup mumpuni akan meningkatkan tingkat

efisiensi aktivitas organisasi. Dengan kata lain, pegawai yang

memiliki pengetahuan kurang, akan mengurangi tingkat efisiensi

tersebut. Maka dari itu, pegawai yang berpengetahuan kurang perlu

untuk diperbaiki dan dikembangkan melalui pelatihan sumber daya

manusia, agar tidak menimbulkan hambatan dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi yang sudah ditentukan sebelumnya.

2. Keterampilan (skill)

Keterampilan juga merupakan salah satu faktor yang menunjang

pencapaian tujuan organisasi. Pegawai dengan keterampilan kerja

yang baik akan meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan

organisasi, sebaliknya pegawai yang tidak terampil akan

memperlambat pencapaian tujuan organisasi.

3. Sikap (attitude)

Hal yang juga perlu diperhatikan adalah sikap dan perilaku kerja

pegawai. Karyawan yang mempunyai sifat yang mendukung


19

pencapaian tujuan organisasi, maka secara tidak langsung akan

melaksanakan segala tugas yang dibebankan kepadanya dengan

sebaik-baiknya.

2.1.4. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Mengutip dari Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan mendefinisikan akuntansi sebagai

“proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,

pengikhtisaran transaksi, dan kejadian keuangan, serta

penginterpretasian atas hasilnya”. Menurut Abdul Halim (2008) definisi

akuntansi pemerintah daerah yang disebutnya sebagai akuntansi

keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,

pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas

pemerintah daerah (kabupaten, kota atau provinsi) yang dijadikan

informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-

pihak eksternal pemerintah daerah yang memerlukan informasi

keuangan tersebut (p, 35).

Sistem akuntansi adalah metode, prosedur, atau pendekatan

yang digunakan untuk mencatat dan melaporkan informasi keuangan

yang diterapkan oleh suatu organisasi dalam kepentingan untuk

memberikan informasi keuangan kepada pengguna informasi keuangan.

Sistem akuntansi terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat

pencatatan, serta laporan dan prosedur yang digunakan suatu organisasi

untuk mencatat transaksi-transaksi untuk kepentingan pelaporan

hasilnya. Berdasasrkan Permendagri No. 59 Tahun 2007 Tentang


20

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, “Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) adalah serangkaian prosedur

mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran,

sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau

menggunakan aplikasi komputer”.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan pasal 6 ayat (3) menyatakan bahwa “Sistem

Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah diatur dengan

Peraturan Bupati yang mengacu pada pedoman umum Sistem

Akuntansi Pemerintahan”.

Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Hulu Sungai Utara

No. 22 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah:

Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah, yang selanjutnya disingkat

SAPD, adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara,

peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak

analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan

organisasi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Pedoman Umum

Sistem Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat PUSAP,

adalah Peraturan Menteri Keuangan yang bertujuan untuk memberikan

pedoman bagi Pemerintah dalam rangka penyusunan Sistem Akuntansi

Pemerintahan yang mengacu pada SAP berbasis akrual dan penerapan


21

statistik keuangan pemerintah daerah untuk penyusunan konsolidasi

fiskal dan statistik keuangan secara nasional.

Menurut Abdul Halim (2012) akuntansi keuangan daerah dapat

didefinisikan sebagai “suatu proses identifikasi, pengukuran, dan

pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu daerah

(kabupaten/kota dan provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam

pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan”

(p, 35). Menurut Deddi Nordiawan (2006) Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah (SAKD) dapat didefinisikan sebagai “serangkaian prosedur

yang saling berhubungan, yang digunakan sesuai dengan skema

menyeluruh yang ditujukan untuk menghasilkan informasi dalam

bentuk laporan keuangan yang akan digunakan pihak intern dan ekstern

pemerintah daerah untuk mengambil keputusan terkait dengan

ekonomi” (p, 5). Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 232 menyatakan bahwa

“Sistem Akuntansi Keuangan Daerah merupakan serangkaian prosedur

yang dimulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran,

sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau

menggunakan komputer”.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat dipahami Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) merupakan suatu sistem atau

serangkaian prosedur akuntansi yang sistematis dan saling berhubungan

yang dapat diterapkan secara manual maupun yang terkomputerisasi


22

meliputi proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, dan

pelaporan posisi keuangan dan operasi pemerintah untuk menghasilkan

laporan yang relevan, andal dan tepat waktu untuk sehingga dapat

menyediakan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang akan

digunakan oleh pihak intern dan ekstern pemerintah daerah untuk

mengambil keputusan ekonomi.

2.1.4.1. Tujuan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Tujuan Akuntansi Pemerintah menurut Abdul Halim (2004)

adalah:

1. Pertanggungjawaban (Accountability and Stewardship)

Tujuan pertanggungjawaban memiliki arti memberikan

informasi keuangan yang lengkap cermat dalam bentuk dan

waktu yang tepat, yang berguna bagi pihak yang

bertanggungjawab yang berkaitan dengan operasi unit- unit

pemerintah. Lebih lanjut, tujuan pertanggungjawaban ini

mengharuskan tiap orang atau badan yang mengelola

keuangan negara harus memberikan pertanggungjawaban

dan perhitungan

2. Manajerial

Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintah

harus menyediakan informasi keuangan yang diperlukan

untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,

pemantauan, pengendalian anggran, perumusan


23

kebijaksanaan dan pengambilan keputusan, serta penilaian

kinerja pemerintah.

3. Pengawasan

Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi

pemerintah harus memungkinkan terselenggaranya

pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara

efektif dan efisien. Ketiga tujuan tersebut mampu dipenuhi

oleh akuntansi dalam prakteknya melalui sistem akuntansi

pemerintah, yang setelah dikeluarkannya undang-undang di

era reformasi sistem yang digunakan pemerintah dulu yaitu

tata buku hanya sebagian kecil dari akuntansi dan tidak

mampu memenuhi semangat yang dibawa pada era otonomi

daerah (p, 28).

2.1.4.2. Kebijakan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintah pasal 234 ayat 3 menegaskan bahwa

“pada dasarnya transaksi ekonomi adalah aktivitas yang

berhubungan dengan uang”. Semua transaksi akuntansi harus

dinyatakan dalam satuan uang. Pencatatan transaksi akuntansi

yaitu pengolahan data transaksi akuntansi tersebut melalui

penambahan atau pengurangan oleh sumber daya yang ada.

Pelaporan transaksi akuntansi akan menghasilkan laporan

keuangan yang merupakan hasil akhir dari rangkaian proses

akuntansi. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010


24

menetapkan beberapa metode pencatatan yang dapat digunakan,

antara lain:

a. Single Entry

Pencatatan akuntansi pada sistem ini hanya dilakukan satu

kali, transaksi yang menghasilkan pemasukan kas akan

dimasukkan ke dalam sisi penerimaan, sedangkan yang

mengakibatkan pengurangan kas akan dimasukkan ke

dalam sisi pengeluaran.

b. Double Entry

Sistem pencatatan double entry juga disebut tata buku

berpasangan. Pencatatan dengan sistem ini menggunakan

dua sisi, yaitu sisi debit dan sisi kredit. Sistem pencatatan

menggunakan konsep keseimbangan persamaan dasar

akuntansi.

c. Triple Entry

Dalam sistem ini, pelaksanaan pencatatan menggunakan

double entry, tetapi juga diserta dengan adanya pencatatan

pada buku anggaran. Saat pencatatan double entry

dilakukan, PPK SKPD atau bagian keuangan SKPD juga

melakukan pencatatan transaksi pada buku anggaran,

sehingga pencatatan ini berimbas pada sisa anggaran.

Setelah melakukan sistem pencatatan, masih terdapat satu hal

yang penting dalam proses akuntansi, yaitu masalah

pengakuan. Pengakuan adalah penentuan kapan suatu transaksi


25

dicatat. Untuk menentukan kapan transaksi dicatat, digunakan

berbagai sistem/basis/dasar akuntansi, antara lain:

a. Basis Kas (Cash Basis)

Dengan menggunakan Cash basis, pendapatan diakui dan

dicatat pada saat benar-benar terjadi penerimaan kas

(adanya aliran kas masuk) dan biaya diakui pada saat kas

benar-benar dikeluarkan.

b. Basis Akrual (Acrual Basis)

Dalam basis akrual, pendapatan dan biaya diakui pada saat

terjadinya transaksi tanpa memperhatikan apakah

penerimaan atau pengeluaran kas telah benar-benar terjadi.

c. Basis Kas Modifikasi (Modified Acrual Basis)

Basis ini mencatat transaksi selama tahun anggaran dan

melakukan penyesuaian pada akhir tahun anggaran

berdasarkan basis akrual.

d. Basis Akrual Modifikasi (Modified Acrual Basis)

Basis ini mencatat transaksi dengan menggunakan basis kas

untuk sebagian besar transaksi. Pembatasan penggunaan

dasar akrual dilandasi pertimbangan kepraktisan.

1.1.4.3. Elemen dan Indikator Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah,


26

elemen-elemen dan indikator sistem akuntansi keuangan daerah

sebagai berikut:

1. Elemen Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, yaitu:

a. Transaksi

Transaksi adalah suatu bagian dari sistem keuangan yang

berperan sebagai sumber pencatatan dalam proses

akuntansi. Transaksi merupakan bentuk aktivitas rutin

operasional suatu organisasi yang kemudian diperlukan

proses pencatatan.

b. Jurnal

Jurnal di dalam sistem akuntansi adalah suatu alat untuk

mencatat transaksi-transaksi keuangan rutin yang terjadi

pada operasional suatu organisasi.

c. Buku Besar

Buku besar adalah alat yang digunakan mencatat

perubahan yang terjadi pada akun tertentu di dalam

sistem akuntansi yang disebabkan karena adanya

transaksi keuangan.

d. Neraca Saldo

Neraca saldo adalah bagian dari laporan keuangan suatu

entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi

yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada

akhir periode tersebut.

e. Jurnal Penyesuaian
27

Jurnal penyesuaian adalah proses pencocokan atau

penyesuaian mengenai catatan atau fakta yang

sebenarnya terjadi pada akhir masa periode akuntansi.

Penyesuaian dari jurnal penyesuaian diambil dari neraca

saldo dan data informasi penyesuaian akhir periode.

Sedangkan ayat jurnal penyesuaian adalah jurnal yang

dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo ke

dalam beberapa akun sehingga saldo dapat

menggambarkan jumlah saldo yang sebenarnya. Fungsi

jurnal penyesuaian adalah menetapkan saldo catatan

akun buku besar pada masa akhir periode, sehingga

setiap perkiraan saldo yang didapat bernilai riil.

Termasuk untuk perkiraan harta dan kewajiban agar

menunjukkan jumlah yang sebenarnya dan juga setiap

perkiraan nominal pendapatan dan beban agar memiliki

nilai yang sebenarnya selama periode yang bersangkutan.

f. Laporan Keuangan

Menurut Mahmudi (2011) “tujuan umum laporan

keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi

keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih arus

kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas

pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam

membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi

sumber daya” (p, 276).


28

g. Jurnal Penutup

Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir

periode akuntansi untuk menutup akun-akun nominal

sementara. Akibat penutupan ini, saldo akun-akun

tersebut akan menjadi 0 (nol) pada awal periode

akuntansi. Akun yang ditutup adalah akun nominal dan

akun pembantu modal. Yang termasuk akun nominal

adalah pendapatan dan beban, sedangkan akun pembantu

modal adalah prive dan ikhtisar laba/rugi. Setelah

penutup diposting ke setiap akun, maka yang tersisa

adalah perkiraan riil (assets, liabilities, capital/equity).

2. Indikator Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Menurut Nasution dan Junawan (2019) berdasarkan

elemen sistem akuntansi keuangan daaerah yang dijelaskan di

atas, maka dapat disusun indikator sistem akuntansi keuangan

daerah sebagai berikut:

a. Kesesuaian sistem dengan SAP.

b. Pengidentifikasian transaksi.

c. Pencatatan transaksi.

d. Bukti di setiap transaksi.

e. Pencatatan kronologis.

f. Pengklasifikasian transaksi.

g. Laporan keuangan setiap periode.

h. Pelaporan yang konsisten dan periode.


29

Menurut Halim (2012) “dalam mengelola keuangan

daerah, pemerintah daerah menggunakan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah (SAKD) untuk memberikan informasi

dalam pertanggungjawaban penggunaan dana (p, 35).

Menurut Hafiz (2009): Laporan keuangan pemerintah

daerah yang dihasilkan melalui proses akuntansi merupakan

bentuk transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan

publik. Guna dapat menghasilkan laporan keuangan yang

semakin baik (tantangan) dibutuhkan tenaga-tenaga akuntansi

terampil pada pemerintah daerah, hal ini dapat dilakukan

melaui kegiatan bimbingan teknis akuntansi bagi pegawai

pemerintah daerah yang ditugaskan sebagai pengelola

keuangan atau melalui rekrutmen pegawai baru yang

memiliki kemampuan akuntansi keuangan daerah. Tidak

hanya tenaga-tenaga akuntansi terampil tersebut, dibutuhkan

juga adanya sistem dan prosedur pembukuan yang memadai

dan kebijakan akuntansi sebagai pedoman pegawai dalam

mengelola keuangan daerah (p, 42).

Sejalan dengan teori di atas, Menurut Peraturan

Pemerintah No. 11 Tahun 2001 menyatakan ”penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah merupakan keharusan bagi

pemerintah daerah, karena dapat membantu pemerintah

daerah dalam membangun sistem keuangan daerah yang lebih

transparan dan akuntabel kepada publik”.


30

2.1.5. Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar

Akuntansi Pemerintah menyatakan bahwa “pengelolaan keuangan

daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan pelaporan, pertanggungjawaban dan

pengawasan keuangan daerah. Keuangan daerah dikelola secara tertib,

taat pada peraturan peruandang-undangan, efisien, ekonomis, efektif

transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas

keadilan, kepatuhan, dan manfaat untuk masyarakat”.

Pengelolaan keuangan daerah merupakan keseluruhan proses

kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan daerah. Menurut

Rulyanti (2017) terlaksananya pengelolaan keuangan daerah berpotensi

meningkatkan performa oleh instansi pemerintah karena dituntut untuk

bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien,

sehingga melalui pengelolaan keuangan daerah dapat menjadi

pendorong untuk terwujudnya kinerja pemerintah daerah yang baik dan

berkualitas. Robert (2017) mengatakan pengelolaan keuangan daerah

berpengaruh positif terhadap kemajuan suatu daerah.

Menurut Sari (2016) pengelolaan keuangan daerah yang ideal

memang memerlukan sumber daya manusia yang handal, tetapi tentu

hal tersebut juga harus didukung oleh keuangan daerah yang memiliki

kemampuan memadai. Pengukuran kinerja keuangan yang dilakukan

pada pemerintah daerah akan digunakan sebagai penilaian aspek


31

akuntabilitas dan kemampuan keuangan daerah dalam penyelenggaraan

otonomi daerah. Daerah dengan kinerja keuangan yang dinyatakan baik

maka dapat diketahui bahwa daerah tersebut tentu memiliki keuangan

yang cakap dalam membiayai terlaksananya otonomi daerah.

Menurut Annisa (2017) pengelolaan keuangan daerah

dilaksanakan dengan menerapkan sistem yang terintegrasi yang akan

diwujudkan dalam APBD yang mana setiap tahunnya ditetapkan seiring

dengan peraturan daerah. Menurut Noviades (2015) pengelolaan

keuangan daerah wajib sangat perlu adanya transparansi. Hal tersebut

meliputi proses perencanaan, penyusunanm, sampai pelaksanaan

anggaran daerah. Selain itu, pertanggungjawaban kepada publik harus

memiliki prinsip akuntabilitas, karena seluruh proses penganggaran

dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada pihak atas yang

berkepentingan.

2.1.6. Pemerintah Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah: Pemerintah daerah adalah

penyelenggara pemerintahan daerah menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah daerah adalah

Gubernur, Bupati atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.


32

Pemerintahan daerah adalah serangkaian proses

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan

DPRD menurut asas otonomi dan disertai dengan tugas pembantuan

dengan berprinsip kepada otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

UUD 1945.

Semua sumber keuangan yang ada pada setiap urusan

pemerintah yang kemudian diamanatkan kepada daerah menjadi sumber

keuangan daerah. Daerah memiliki hak untuk mendapatkan sumber

keuangan, seperti kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah

sesuai dengan kepentingan urusan pemerintaham yang dimiliki;

kewenangan memungut pajak, mendayagunakan pajak dan retribusi

daerah, hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber daya nasional

yang berada di daerah dan dana perimbangan lainnya; hak untuk

mengelola kekayaan daerah, dan mendapatkan sumber-sumber

pendapatan lain yang sah, serta sumber-sumber pembiayaan lainnya.

2.1.7. Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi memiliki pengertian sebagai aktivitas untuk

menyediakan informasi keuangan guna kepentingan pengguna

informasi keuangan tersebut dalam rangka pengambilan keputusan.

Menurut Financial Accounting Standart Board (1973) pengertian

akuntansi adalah ilmu atau pengetahuan terkait dengan sistematika

pencatatan, pengklasifikasian, pengolahan, peringkasan, penganalisisan,

penafsiran dan tuntunan informasi yang andal dan signifikan meliputi,


33

transaksi, dan kejadian-kejadian yang terkait yang diperlukan oleh

manajemen suatu entitas atau organisasi untuk proses pelaporan yang

harus disampaikan guna memenuhi tanggung jawabnya. Sedangkan,

menurut American Accounting Association (1966) definisi akuntansi

adalah serangkaian proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan,

dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi atau

entitas yang kemudian akan berguna sebagai informasi dalam rangka

pengambilan keputusan keuangan oleh pihak-pihak yang memiliki

kepentingan.

Menurut Arif Bahtiar, Muchlis, dan Iskandar (2008), akuntansi

pemerintahan dapat didefinisikan menjadi sebagai serangkaian aktivitas

pemberian jasa dalam menyediakan informasi keuangan pemerintah

berdasarkan pengikhtisaran dan pencatatan proses transaksi keuangan

pemerintah disertai dengan penafsiran atas informasi keuangan tersebut.

Akuntansi pemerintahan mencatat transaksi keuangan pemerintah yang

memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan transaksi

dalam akuntansi bisnis.

Menurut Parera (2012): Akuntansi pemerintahan (governmental

accounting) banyak dinyatakan sebagai terminologi lama, pada

perkembangannya bergeser istilah akuntansi sektor publik, istilah ini

didasarkan pada pelebaran wilayah kajian dari akuntansi nirlaba,

dimana akuntansi pemerintah mrupakan mekanisme akuntansi yang

memproses transaksi-transaksi keuangan yang berkaitan dengan


34

pengelolaan keuangan negara baik tingkat pusat maupu tingkat daerah

(p, 11).

Penelitian ini menggunakan teori agensi sebagai grand theory. Teori

agensi (agency theory) dapat dipahami sebagai sebuah konsep yang

memberikan penjelasan terkait hubungan antara principal (pemberi amanah)

dan agent (penerima amanah). Dalam hal ini principal merupakan pemerintah

dan agent adalah masyarakat. Pemerintah sebagai pihak yang diberi amanah

berkewajiban untuk menyediakan, melaporkan, dan

mempertanggungjawabkan informasi-informasi terkait pemerintahan kepada

masyarakat secara akuntabel, andal, dan dapat dipertanggungjawabkan setiap

aktivitasnya.

Dengan demikian, dalam pengelolaan keuangan pemerintah daerah

informasi keuangan yang dihasilkan juga harus dapat dipertanggungjawabkan

kepada publik. Informasi keuangan yang akuntabel dan dapat

dipertanggungjawabkan dapat diciptakan dengan adanya pengelolaan yang

baik terhadap proses keuangan yang terjadi di suatu instansi pemerintah.

Dalam mewujudkan pengelolaan keuangan yang baik tersebut diperlukan

sumber daya manusia yang menjalankannya. Sumber daya manusia tersebut

akan berperan sebagai pelaku dalam pemerintah daerah untuk menghasilkan

informasi yang akurat. Hal tersebut tentunya juga harus didukung dengan

sumber daya manusia yang memiliki kompetensi. Kompetensi tersebut dapat

dinilai dengam melihat keterampilan, kemampuan, dan sikap yang ada pada

suatu individu sebagai sumber daya manusia. Berdasarkan ilmu akuntansi

pemerintahan, suatu instansi pemerintah daerah menerapkan suatu sistem


35

akuntansi keuangan daerah dalam proses pengelolaan keuangannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa kompetensi sumber

daya manusia memiliki keterkaitan terhadap adanya penerapan sistem

akuntansi keuangan pemerintah daerah di suatu instansi pemerintah daerah.

2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian sebelumnya merupakan hal yang diperlukan sebagai

data pendukung. Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini

akan berguna sebagai acuan atau referensi dalam membantu melakukan

penelitian. Dalam hal ini, aspek penelitian terdahulu berfokus pada masalah

kompetensi sumber daya manusia dan penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah. Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam

penelitian ini sebagai berikut.

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya

No. Peneliti dan Tahun Variabel Hasil Penelitian


Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan
Standar akuntansi
keuangan pemerintah
pemerintahan, sistem
Kabupaten Kampar. Hal
1. pengendalian intern,
Aditya Sanjaya (2017) ini menunjukkan bahwa
sistem akuntansi
semakin bagus sistem
keuangan daerah, dan
akuntansi keuangan
sumber daya manusia
daerahnya maka akan
semakin berkualitas hasil
laporan keuangan yang
dihasilkan.
36

Secara umum penerapan


sistem akuntansi
keuangan daerah Provinsi
Sulut telah transparan
dan akuntabiliti karena
Sistem akuntansi sistem dan prosedur
keuangan daerah, keuangan dengan
transparansi, dimulainya penyusunan
2. F. Albugis (2016)
akuntabilitas, dan neraca awal oleh
keuangan pemerintah Pemerintah Provinsi Sulut
daerah telah sesuai dengan
peraturan yang ada, yaitu
meningkatkan kinerja
transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah.

3. Ni Made Sudiarianti, I Kompetensi sumber Kompetensi SDM


Gusti Ketut Agung daya manusia, sistem berpengaruh positif pada
Ulupui, I G.A. Budiasih pengendalian intern penerapan SPIP, SAP dan
(2015) pemerintah, dan kualitas LKPD Pemkab
standar akuntansi Tabanan. Semakin tinggi
pemerintah kompetensi yang dimiliki
PPK-SKPD maka
penerapan SPIP, SAP dan
kualitas LKPD yang
dihasilkan PPK-SKPD
cenderung semakin baik.
Penerapan SPIP dan SAP
berpengaruh positif pada
kualitas laporan
keuangan Pemkab
Tabanan. Semakin tinggi
penerapan SPIP dan SAP
37

dilaksanakan, maka
kualitas laporan
keuangan yang dihasilkan
PPK-SKPD cenderung
semakin baik. Kompetensi
SDM berpengaruh positif
pada kualitas laporan
keuangan Pemkab
Tabanan melalui
penerapan SPIP dan SAP.
Semakin tinggi
kompetensi yang dimiliki
PPK-SKPD melalui
peningkatan penerapan
SPIP dan SAP, berdampak
pada meningkatnya
kualitas laporan
keuangan Pemkab
Tabanan.
4. Anastasia Karina Halim Human resources Human resources
and Paskah Ika Nugroho competency and competency and the
Purnomo (2018) regional financial implementation of
accounting financial
system accounting system do
affect the financial
statement quality in the
regional units in Salatiga
city. The study
can help the government
entities to identify the
significant variables to
improve the quality of
financial statement by
38

increasing the
competency of human
resources. Competency
models can be used in
training and development
programs if there is any
changing in government
regulations in making a
financial statement for
governmental entities.
This research is limited to
the other variables that
might affect the financial
statement quality such as
organizational
commitment, internal
control, etc. Further
research on this topic can
help the government
entities by adding more
variables and also adding
the interaction models to
improve the quality of the
financial statement at
The Regional Financial
Unit in Salatiga city.
5. Putriasri Pujanira (2017) Kompetensi sumber Kompetensi sumber daya
daya manusia, standar manusia, standar
akuntansi akuntansi pemerintahan,
pemerintahan, dan dan sistem akuntansi
sistem akuntansi keuangan daerah
keuangan daerah berpengaruh positif
terhadap kualitas
39

laporan keuangan
Pemerintah Daerah
Provinsi DIY. Semakin
baik kompetensi sumber
daya manusia, standar
akuntansi pemerintahan,
dan sistem akuntansi
keuangan daerah maka
semakin baik kualitas
laporan keuangan
pemerintah daerah.
PT. Tanjung Selatan
Makmur Jaya tidak dapat
menghasilkan produksi
yang lebih baik, Hal ini
nampak SDM berperan
penting dalam
meningkatkan produksi
Kualitas sumber daya kerja berdasarkan
manusia dan kemampuan yang dimiliki
6. Made Budiarta (2020)
produktivitas kerja manusia. Penurunan atau
karyawan kurang terjaganya
kualitas hasil produksi di
PT. Tanjung Selatan
Makmur Jaya di sebabkan
manajemen SDM di PT.
Tanjung Selatan Makmur
Jaya perlu diperbaiki
kembali.
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka Konseptual

Kompetensi sumber daya manusia dan penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah adalah komponen penting yang merupakan bagian dalam

proses pengelolaan keuangan pemerintah daerah dalam rangka untuk

memenuhi kewajiban pemerintah sebagai pelayan masyarakat dan penyedia

informasi keuangan yang akurat bagi pengguna informasi keuangan

pemerintah daerah. Sebagaimana yang diharuskan dalam pengelolaan

keuangan daerah diperlukan sumber daya manusia yang berkompeten baik

dalam hal keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan. Sumber daya

manusia yang berkompeten akan dapat menerapkan sistem akuntansi

keuangan daerah di suatu instansi pemerintah daerah sehingga dapat

menghasilkan pengelolaan keuangan yang baik dan menyediakan informasi

keuangan yang akurat dan tepat.

Berdasarkan agency theory yang menjelaskan konsep tentang

hubungan principal yaitu masyarakat sebagai pemberi amanah dan agent

yaitu sebagai penerima amanah dengan kapasitasnya sebagai pemangku

kebijakan dalam urusan pemerintah. Dalam hal ini, tentunya untuk

mempertanggungjawabkan dan menyediakan informasi keuangan yang akurat

dan tepat memerlukan adanya kompetensi yang baik terhadap sumber daya

manusia. Sama halnya dengan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah

yang harus diimplementasikan dengan semestinya sesuai standar akuntansi

dan peraturan yang berlaku dalam pemerintahan daerah. Oleh karena itu,

40
41

fenomena pengelolaan keuangan daerah dapat dijelaskan menggunakan

agency theory yang mana kompetensi sumber daya manusia dan penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah dapat dipahami sebagai kewajiban pihak

pemerintah yang memberikan pertanggungjawaban dan pelayanan kepada

pihak yang memiliki kepentingan terhadap informasi keuangan pemerintah

daerah.

Penelitian ini membahas secara rinci tentang analisis kompetensi

sumber daya manusia dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah

terhadap pengelolaan keuangan pemerintah daerah di suatu instansi

pemerintah daerah. Alur penelitian ini digambarkan ke dalam kerangka

pemikiran sebagai berikut.

Gambar 3.1

Kerangka Pemikiran

Agency Theory

Pengelolaan Keuangan
Pemerintah Daerah

Kompetensi Sumber Daya Sistem Akuntansi


Manusia Keuangan Daerah

Kesesuaian Data Yang


Dibutuhkan

Analisis Kualitatif

Hasil Penelitian
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis dan penjelasan

yang lebih komprehensif terkait kompetensi sumber daya manusia dan

penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dalam pengelolaan keuangan

oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif. Menurut Sangdji dan Sopiah (2010) “penelitian

deskriptif adalah penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat

ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan penilaian sikap atau pendapat

terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur” (p, 21).

Menurut Whitney dalam Moh. Nazir (2003) bahwa: Metode deskriptif

adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif

mempelajari masalahmasalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku

dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-

hubungan, kegiatankegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-

proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena

(p, 16).

Penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang biasanya

menggunakan analisis dan bersifat deskriptif. Hasil dari penelitian deskriptif

kualitatif ini berupa keterangan-keterangan, bukan berupa angka atau

hitungan. Artinya, di dalam penelitian ini berusaha mengungkap secara

42
43

keseluruhan tentang bagaimana kompetensi sumber daya manusia dan

penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap pengelolaan keuangan

di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Alasan utama

ditentukannya penelitian kualitatif sebagai jenis penelitian karena dirasa lebih

cocok digunakan untuk lebih memahami bagaimana fenomena pengelolaan

keuangan di pemerintah daerah. Dalam konteks ini yang berfokus pada

kompetensi sumber daya manusia dan penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah.

Pendekatan ini juga bertujuan untuk memberikan penjelasan yang

lebih komprehensif mengenai sebuah fenomena atau kejadian yang terjadi

pada masa sekarang sesuai dengan apa yang terjadi secara nyata. Sesuai

dengan tujuannya, pendekatan kualitatif dinilai lebih tepat untuk menjelaskan

bagaimana proses Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara dalam

mengelola keuangannya.

4.3. Tempat/Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana penelitian akan

dilakukan. Lokasi penelitian menjadi tempat peneliti mendapatkan data-data

dan berbagai informasi yang berkaitan dengan penelitian. Tempat atau lokasi

penelitian ini adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang

beralamat di Jalan Negara Dipa RT. 08 No. 357 Kelurahan Sungai Malang

Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi

Kalimantan Selatan.

4.4. Unit Analisis


44

Unit analisis merupakan salah satu komponen dari penelitian kualitatif

yang diperlukan sebagai subjek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini

adalah pegawai pada Bagian Keuangan dan Aset di Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Adapun kriteria dalam penentuan narasumber

dalam penelitian ini yaitu:

1. Pegawai yang bertugas pada Bagian Keuangan dan Aset di Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang terkat dengan topik

kompetensi sumber daya manusia dan penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah.

4.5. Jenis dan Sumber Data

Sumber dan jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Menurut Sanusi (2014) “data primer adalah data yang pertama kali

dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti” (p, 104). Data primer berupa data

yang belum diolah yang didapatkan dari instansi terkait, data hasil wawancara

yang telah dilakukan terkait dengan masalah kompetensi sumber daya

manusia dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah dalam pengelolaan

keuangan, dan hasil wawancara maupun diskusi dengan pihak-pihak terkait.

b. Data Sekunder

Menurut Sanusi (2014) “data sekunder adalah data yang sudah

tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain” (p, 104). Data sekunder umumnya

merupakan bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam
45

arsip (data dokumentasi) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan

yang diperoleh dari instansi terkait, contohnya seperti laporan keuangan.

4.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi adalah peninjauan langsung ke lokasi tempat yang menjadi

objek penelitian. Menurut Sutopo (2010) penggunaan teknik observasi

bertujuan untuk menggali data-data berupa peristiwa, tempat, lokasi, dan

benda, serta rekaman gambar.

2. Wawancara

Menurut Noerdiawan (2010) “wawancara adalah bentuk komunikasi

antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi

dan seseorang lainnya yang memberikan informasi” (p, 180). Wawancara

adalah pertemuan dua orang atau lebih untuk melakukan pertukaran informasi

ataupun ide melalui sesi tanya jawab sehingga dapat diperoleh penjelasan

terkait dari informasi yang ingin diketahui. Melalui wawancara, peneliti

diharapkan akan dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang

informasi yang diperlukan yang tidak ditemukan pada saat dilakukannya

observasi.

Dalam penelitian ini, wawancara terkait topik “Kompetensi Sumber

Daya Manusia” akan dilakukan kepada seluruh pegawai di Bagian Keuangan

dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sedangkan untuk

topik “Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah” wawancara akan

dilakukan kepada pihak yang memahami atau yang terlibat dengan topik
46

penerapan sistem akuntansi keuangan daerah yaitu Bapak Abdul Rachman,

ST selaku bendahara pengeluaran dan Ibu Dewi Kartika, SE selaku pejabat

penatausaha keuangan. Kemudian sebagai tambahan informasi untuk topik

“Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah” wawancara juga akan

dilakukan kepada Bapak Muchtar Kusumaatmaja, SE., CA dari BPKAD

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Wawancara-wawancara tersebut digunakan

untuk memperoleh data atau informasi yang berkaitan dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Mempelajari, mengklasifikasi, dan menganalisis data sekunder berupa

catatan, laporan keuangan, maupun informasi lainnya yang terkait dengan

lingkup penelitian. Data penelitian ini dapat diperoleh dari peraturan-

peraturan pemerintah yang terkait dengan lingkup penelitian dan dokumen-

dokumen dalam proses pelaporan keuangan.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan suatu teknik dalam pengumpulan data

penelitian dengan menelusuri berbagai referensi dari buku, makalah, jurnalm

dan perundang-undangan yang terkait dengan permasalahan yang sedang

diteliti sehingga diperoleh data-data yang relevan sebagai penunjang

penelitian.

4.7. Teknik Analisis Data

Teknik yang dipakai untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah analisis kualitatif lapangan dengan menggunakan pendekatan

deskriptif berhubung data yang diperoleh berupa keterangan-keterangan

dalam bentuk uraian. Analisis data di dalam penelitian kualitatif meliputi


47

serangkaian proses untuk mensistematiskan atau mengorganisir data atau

informasi yang telah diperoleh dan mengatur hasil wawancara yang telah

dilakukan sehingga dapat disajikan dan dapat dipahami oleh peneliti untuk

kemudian diinterpretasikan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka analisis data merupakan proses

pencarian dan penyusunan data yang sistematis melalui teknik pengumpulan

data yang dipakai dalam penelitian ini seperti observasi dan wawancara.

Lebih lanjut, analisa data kualitatif pada hakikatnya merupakan pengolahan

data yang tidak menggunakan teknik statistika sehingga hasil analisa tidak

terikat dengan skor, akan tetapi dideskripsikan di dalam sebuah kalimat.

Metode ini digunakan untuk memaparkan dan menggambarkan suatu

fenomena dengan cara mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan

menginterpretasikan gambaran yang secara nyata benar-benar terjadi

sehingga menghasilkan kesimpulan. Hasil kesimpulan tersebut akan

dideskripsikan secara jelas oleh peneliti. Teknik analisis data dalam penelitian

ini dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Peneliti mulai mengorganisir semua data yang telah dikumpulkan.

2. Menemukan dan mengelompokkan informasi atau pernyataan yang

relevan dengan penelitian dan informasi yang dapat ditangkap oleh

narasumber. Informasi dan pernyataan yang tidak relevan dengan topik

penelitian atau yang bersifat repetitive akan dihilangkan.

3. Mereduksi data, yaitu menyeleksi, menyatukan, dan

menyimpulkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dihasilkan

dari teknik pengumpulan data di lapangan. Reduksi data merupakan suatu


48

teknik analisis untuk menggolongkan, mengarahkan, memilah, membuang

yang tidak perlu dan mengorganisir data-data yang telah direduksi untuk

memberikan gambaran yang jelas tentang hasil pengamatan dan

mempermudah peneliti untuk mencarinya sewaktu-waktu apabila

diperlukan.

4. Penyajian data, proses perangkaian dan penyusunan informasi dalam

bentuk yang terstruktur dan mudah dipahami.

5. Penyusunan kesimpulan sebagai hasil penelitian, hasil penelitian yang

diperoleh akan diinterpresentasikan, kemudian dijelaskan dalam bentuk

deskripsi.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada bagian ini akan menyajikan gambaran umum mengenai instansi

dimana dilakukannya penelitian ini yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara. Gambaran umum ini mencakup identitas, visi dan misi, strategi

dan arah kebijakan, tugas pokok dan fungsi, dan struktur organisasi Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

5.1.1. Identitas Objek Penelitian

Instansi pemerintah daerah mempunyai tugas membantu

Gubernur/Bupati/Walikota sesuai tingkat pemerintahannya dalam

melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

tertentu. Sama halnya dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara adalah instansi pemerintah daerah yang merupakan unsur

pelaksana urusan pemerintahan di bidang pendidikan pada tingkat

Kabupaten Hulu Sungai Utara yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati Kabupaten Hulu Sungai Utara

melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara beralamat di

Jalan Negara Dipa RT. 08 No. 357 Kelurahan Sungai Malang

Kecamatan Amuntai Tengah Kode Pos 71418; telepon (0527) 61204;

faks (0527) 61204; email : disdikkabhsu@yahoo.co.id. Sesuai dengan

Peraturan Bupati Hulu Sungai Utara Nomor 16 Tahun 2018 Tanggal 05

Maret 2018 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian

49
50

Tugas Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara mempunyai

tugas pokok membantu Kepala Daerah yaitu Bupati dalam

melaksanakan urusan pendidikan. Motto Dinas Pendidikan Kabupaten

Hulu Sungai Utara adalah “Mewujudkan Pendidikan Berkualitas untuk

Seluruh Jenjang Pendidikan”.

5.1.2. Visi dan Misi

Di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara

Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017 – 2022 telah

ditetapkan Visi dan Misi Kabupaten Hulu Sungai Utara yang

merupakan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode

tahun 2017 – 2022.

Dikutip dari Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara

(2021) adapun visinya adalah: “HULU SUNGAI UTARA MANTAP”,

ungkapan “MANTAP” sebagaimana visi tersebut merupakan akronim

atau singkatan dari “MAJU, MANDIRI, SEJAHTERA, AGAMIS, dan

PRODUKTIF”. Visi tersebut juga meliputi visi dari Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara yang mana bergerak di bawah

Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Misi yang terkait dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara yakni pada misi untuk “Mewujudkan Sumber Daya

Manusia yang Berdaya Saing dengan Ditopang Nilai-Nilai Agamis dan

Kultur Budaya Daerah”. Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai

Utara diamanahi oleh Kepala Daerah yaitu Bupati Kabupaten Hulu


51

Sungai Utara untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya

saing dengan ditopang nilai-nilai agamis dan kultur budaya daerah

untuk mewujudkan kondisi masyarakat yang mengamalkan nilai-nilai

agama berbasis keilmuan sehingga terjaga nuansa keindahan kehidupan

beragama dan kultur budaya, ketertiban di lingkungan masyarakat,

terpelihara kerukunan dan toleransi antara umat beragama serta

kesejahteraan masyarakat semakin baik (Dinas Pendidikan Kabupaten

Hulu Sungai Utara, 2021).

5.1.3. Strategi dan Arah Kebijakan

Untuk mencapai tujuan dan sasaran di dalam Rencana Strategis

(Renstra) diperlukan strategi. Strategi adalah langkah – langkah

berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi

yang telah direncanakan. Strategi untuk mencapai visi dan misi Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara dihasilkan dari posisi

strategis hasil analisa lingkungan yaitu S – O (Strength – Opportunity)

yang mengarah pada kekuatan atau keunggulan untuk meraih peluang

dan tantangan yang ada. Rumusan strategi merupakan pernyataan yang

menjelaskan bagaimana sasaran akan dicapai, yang selanjutnya

diperjelas dengan serangkaian kebijakan.

Kebijakan diambil sebagai arah dalam menentukan bentuk

konfigurasi program kegiatan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dapat

bersifat internal, yaitu kebijakan dalam mengelola pelaksanaan

program-program pembangunan maupun bersifat eksternal yaitu


52

kebijakan dalam rangka mengatur, mendorong dan memfasilitasi

kegiatan masyarakat.

Secara umum strategi pencapaian misi pada peningkatan

kualitas penyelenggaraan pendidikan dalam upaya mewujudkan sumber

daya manusia yang berkualitas di daerah, tidak terlepas dari aspek

pendidikan baik formal maupun informal yang dapat diberikan kepada

masyarakat. Perhatian yang diberikan kepada bidang pendidikan

merupakan investasi yang sangat berharga untuk terciptanya kemajuan

suatu bangsa di masa yang akan datang, dan untuk itu maka strategi

peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan serta penyediaan

berbagai sarana penunjang pendidikan serta pemerataan terhadap akses

pendidikan sangat dibutuhkan dalam perencanaan bidang pendidikan.

Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai

Utara Periode Renstra 2017 – 2022 adalah sebagai berikut.

Strategi: “Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan”.

Kebijakan:

a. Meningkatkan aksesibilitas pada semua jenjang pendidikan.

b. Meningkatkan peran pelayanan perpustakaan sekolah dalam

peningkatan pengetahuan peterampilan dan pengembangan

karakter.

c. Pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis potensi unggulan

daerah dan nuansa agamis.

d. Pengembangan manajemen sekolah.

5.1.4. Tugas dan Fungsi


53

Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara mempunyai uraian

tugas sebagai berikut.

a. Mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah sesuai dengan bidang

tugas Dinas Pendidikan;

b. Merumuskan dokumen perencanaan Dinas Pendidikan yang selaras

dengan RPJMD diantaranya adalah Rencana Strategis

(RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA), dan Perjanjian Kerja;

c. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Rencana Kerja

Anggaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Pendidikan

setiap tahun mengacu kepada perencanaan strategis Dinas

Pendidikan untuk mencapai target dan sasaran pelaksanaan tugas;

d. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan,

pedoman, dan petunjuk teknis serta bahan lainnya yang

berhubungan dengan urusan SKPD sebagai acuan pelaksanaan

tugas;

e. Menyusun program, pedoman, dan petunjuk teknis

penyelenggaraan urusan SKPD sesuai ketentuan peraturan guna

kelancaran Dinas Pendidikan;

f. Mengkoodinasikan perumusan LPPD, LKPJ, Laporan Keuangan,

LAKIP, dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup

tugasnya;

g. Merumuskan kebijakan bidang pendidikan;

h. Melaksanakan kebijakan bidang pendidikan;

i. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan bidang pendidikan;


54

j. Melaksanakan administrasi Dinas Pendidikan;

k. Mengendalikan dan mengevaluasi jalannya program dan kegiatan

Dinas Pendidikan;

l. Melaksanakan pengawasan terhadap pengimplementasian Standar

Operasional Prosedur (SOP) yang telah dibuat;

m. Melaksanakan urusan ketatausahaan;

n. Membagi tugas kepada bawahan sesuai ketentuan peraturan guna

kelancaran pelaksanaan tugas;

o. Melakukan pengawasan melekat dan menilai kinerja bawahan

sesuai ketentuan peraturan guna pembinaan disiplin dan pembinaan

karir bawahan;

p. Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada perangkat Dinas

Pendidikan yang terkait bidang tugas sesuai ketentuan peraturan

guna kelancaran pelaksanaan tugas;

q. Melakukan koordinasi kerjasama dengan instansi terkait dalam

rangka penyelenggaraan urusan SKPD guna terwujudnya tata

kelola Dinas Pendidikan yang baik sesuai bidang tugasnya;

r. Melakukan inventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan

urusan SKPD dan menyiapkan alternatif pemecahan masalah

mengacu kepada peraturan guna kelancaran pelaksanaan tugas;

s. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan guna bahan

pengambilan keputusan/kebijakan dan bahan kerja atasan;

t. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang

tugasnya; dan
55

u. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai bahan

evaluasi dan petunjuk selanjutnya.


56

5.1.5. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan

Gambar 5.1

Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara (2021)


57

Sesuai dengan Peraturan Bupati Hulu Sungai Utara Nomor 52

Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Struktur Organisasi Dinas

Pendidikan berdasarkan Peraturan Bupati Hulu Sungai Utara Nomor

16 Tahun 2018 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian

Tugas Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara yaitu sebagai

berikut:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, terdiri dari:

1) Sub Bagian Program dan Data;

2) Sub Bagian Tata Usaha; dan

3) Sub Bagian Keuangan dan Aset.

c. Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal, terdiri dari:

1) Seksi PAUD dan Sarana Prasarana; dan

2) Seksi Pendidikan Non Formal.

d. Bidang Pembinaan SD, terdiri dari:

1) Seksi Kurikulum dan Kesiswaaan SD; dan

2) Seksi Sarana Prasarana, Pengelolaan Data dan Aset SD.

e. Bidang Pembinaan SMP terdiri dari:

1) Seksi Kurikulum dan Kesiswaan SMP; dan

2) Seksi Sarana Prasarana, Pengelolaan Data dan Aset SMP.

f. Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan terdiri dari:

1) Seksi Administrasi Guru dan Tenaga Kependidikan; dan

2) Seksi Pengembangan Guru dan Tenaga Kependidikan.


58

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga ahli

dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai keahliannya.

Sub Bagian Keuangan dan Aset

Penelitian ini berhubungan langsung dengan Sub Bagian Keuangan

dan Aset selaku penanggungjawab urusan pengelolaan keuanagn di

Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sub Bagian

Keuangan dan Aset merupakan unsur staf yang dipimpin oleh

seorang Kepala Sub Bagian yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Sekretaris.

a. Tugas Pokok Sub Bagian Keuangan dan Aset

Sub Bagian Keuangan dan Aset mempunyai tugas pokok

membantu Sekretaris dalam melaksanakan tugas adminstrasi

keuangan, pengelola barang milik/kekayaan negara, serta

sarana program.

b. Fungsi Sub Bagian Keuangan dan Aset

Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Keuangan dan

Aset menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan program, pedoman dan petunjuk teknis

penyelenggaraan pengelolaan keuangan dan aset;

2) Pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan keuangan dan

aset;

3) Penyusunan, pengolahan, dan pelaporan


59

pertanggungjawaban penyelenggaraan pengelolaan

keuangan dan aset.

5.2. Hasil dan Analisis

Pada bagian ini berisi tentang hasil penelitan yang telah dilakukan

peneliti disertai dengan analisis-analisis yang diperlukan terkait penelitian.

Hasil penelitian meliputi pembahasan mengenai Kompetensi Sumber Daya

Manusia di Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Penerapan SIMDA di Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan Hambatan Penerapan Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai

Utara.

5.2.1. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Menurut Hevesi (2005), kompetensi merupakan suatu

karakteristik dari seseorang yang memiliki keterampilan (skill),

pengetahuan (knowledge), dan kemampuan (ability) untuk

melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam penelitian ini dilakukan

wawancara kepada seluruh pegawai di Bagian Keuangan dan Aset

Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang berjumlah 8

orang. Wawancara tersebut bertujuan untuk menggali informasi terkait

kompetensi dari pegawai yang bersangkutan dalam tanggungjawabnya

sebagai pengelola keuangan dan aset. Adapun pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan meliputi kompetensi yang dimiliki, dalam hal ini akan

mengungkap kompetensi yang dimiliki dan yang didapatkan sesuai


60

dengan pendidikan terakhir pegawai tersebut. Uraian-uraian tersebut

diharapkan dapat memperjelas kompetensi apa saja yang dimiliki oleh

pegawai yang bersangkutan serta diharapkan dapat menjadi media

penilaian terhadap pengetahuan yang dimiliki. Kemudian kesesuaian

kompetensi dengan pekerjaan, mengungkap persepsi dari masing-

masing pegawai tentang kesesuaian kompetensi yang ia miliki dengan

pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya selama bekerja di Bidang

Keuangan dan Ase Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Selanjutnya uraian tugas, responden diminta untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan tugas apa saja yang menjadi tanggungjawabnya

sesuai jabatan yang dimiliknya. Kemudian kendala dalam

melaksanakan tugas, responden diminta untuk mengungkapkan kendala

apa saja dialami saat melaksanakan tugasnya serta bagaimana solusi

yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut. Keterangan

responden tentang hal tersebut berperan sebagai penilaian terhadap

bagaimana kemampuan yang dimiliki oleh pegawai dalam memecahkan

masalah yang terjadi. Terakhir, pelatihan pengembangan kompetensi

yang diikuti, responden diminta untuk memberikan keterangan terkait

apa saja program pelatihan pengembangan kompetensi yang pernah ia

ikuti dan diminta untuk memberikan gambaran pengalaman pada saat

mengikuti program pelatihan tersebut, serta peningkatan kompetensi

apa saja yang didapatkan setelah mengikuti program pelatihan tersebut.

Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada 8 pegawai di

Bagian Keuangan dan Aset dijelaskan ke dalam bentuk uraian untuk


61

masing-masing tahapan wawancara untuk memperjelas penjelasan

mengenai gambaran bagaimana kompetensi yang dimiliki oleh pegawai

yang bersangkutan. Penjelasan-penjelasan tersebut juga disertai dengan

analisis yang diperlukan oleh peneliti sehingga diharapkan dapat

menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.

Wawancara pertama dilakukan kepada Bapak H. Masrani,

S.Pd., MM selaku Kepala Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sesuai dengan gelar yang beliau miliki,

Bapak Masrani memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Pendidikan

dan Magister Manajemen. Berdasarkan keterangan dari hasil

wawancara terkait pertanyaan kompetensi apa saja yang beliau miliki,

beliau mengatakan:

“Kompetensi yang saya miliki pada dasarnya sesuai dengan latar


belakang saya yaitu kompetensi di bidang pendidikan. Saya
pernah menjadi guru dan kepada sekolah kemudian dipindah ke
Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Saya juga
memiliki kompetensi di bidang manajemen sesuai dengan latar
belakang pendidikan saya. Jadi, untuk kompetensi apa yang saya
miliki mungkin bisa dikatakan saya memiliki kompetensi di
bidang pendidikan. Kemudian di Dinas Pendidikan ini dipercaya
untuk mengelola Bagian Keuangan dan Aset. Tugas utama saya
adalah mengelola gaji pegawai dan guru di lingkungan Dinas
Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara.”

Kemudian terkait pertanyaan tentang kesesuaian kompetensi dengan

pekerjaan yang sedang dijalani, beliau mengatakan:

“Kalau dibilang sesuaikah kompetensi dengan pekerjaan saat ini


sebenarnya bisa dikatakan tidak sesuai, tapi karena itu
62

merupakan tugas, bagaimanapun saya berusaha untuk belajar


agar tanggungjawab Bagian Keuangan dan Aset dapat
dilaksanakan dengan baik dan semestinya sesuai yang
diamanatkan oleh Pemerintah.”

Berdasarkan keterangan yang bersangkutan, adapun secara

lengkap uraian tugas pokok yang dimiliki oleh Bapak Masrani selaku

Kepala Bagian Keuangan dan Aset adalah sebagai berikut.

 Merencanakan dan melaksanakan rencana kerja (anggaran dan

pelaksanaannya)

 Menghimpun dan mempelajari peraturan dan perundang-undangan,

pedoman petunjuk teknis

 Merumuskan dan melaksanakan program serta kegiatan di Bagian

Keuangan dan Aset

 Melakukan penyiapan bahan dalam rangka perumusan kebijakan

dan aset

 Menghimpun, menyiapkan, dan menyusun rencana anggaran tidak

langsung

 Menyiapkan bahan dan membuat pertanggungjawaban pelaksanaan

anggaran

 Menyiapkan bahan kebutuhan barang

Lebih lanjut sesuai dengan keterangan dari Bapak Masrani,

pelaksanaan tugas-tugas di atas juga dibantu oleh staf-staf yang ada di

Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai

Utara sesuai tanggungjawab masing-masing staff yang diberikan

amanah. Bapak Masrani selaku Kepala Bagian Keuangan dan Aset


63

melalui keterangan yang diberikan beliau juga diketahui lebih banyak

berperan dalam membimbing para staf dalam melaksanakan tugas yang

diberikan.

Kemudian wawancara dilanjutkan dengan mengajukan

pertanyaan terkait kendala apa yang dialami dalam melaksanakan tugas

tersebut, beliau menyebutkan:

“Kendalanya banyak. Kami juga dibantu oleh bidang-bidang


yang lain, berhubung kami sebagai Dinas Pendidikan melayani
sekitar 2100 orang pegawai termasuk guru. Sebagian sekolah
banyak yang terletak di pelosok-pelosok daerah, jadi terkadang
kendalanya apabila kami memerlukan data yang bersifat cepat,
pihak sekolah terlambat mengumpulkan data yang diminta,
karena mungkin alasan transportasi dan jarak. Misalnya saja
kami memerlukan SPJ data penghasilan, dikumpulnya setelah 1
bulan, padahal data tersebut untuk keperluan mendesak.
Kemudian data-data yang lain misalkan usul cuti baru diajukan
setelah 2 minggu, padahal seharusnya kami sudah harus
mengetahui pada awal bulan atau sudah harus ada SK cutinya.
Hal tersebut dikarenakan letak sekolah-sekolah yang jauh dari
ibukota sehingga terjadi keterlambatan.”

Selanjutnya wawancara dilanjutkan dengan mengajukan

pertanyaan terkait bagaimana cara mengatasi kendala yang terjadi,

Bapak Masrani menjawab:

“Kendala-kendala yang terjadi berusaha kami atasi dengan


menggunakan sarana media sosial. Kalau ada data-data yang
kami perlukan akan kami minta kirim melalui media sosial.
Pengiriman melalui media sosial biasanya melalui aplikasi
Whatsapp. Walaupun sudah menggunakan sarana media sosial,
terkadang pihak sekolah masih kesulitan mengirimkan data-data
64

yang diminta diakibatkan kurangnya akses internet di wilayah


pelosok Kabupaten Hulu Sungai Utara. Hal tersebut kami atasi
dengan melakukan pemberitahuan informasi secara berantai dari
orang ke orang.”

Jawaban yang diberikan oleh Bapak Masrani di atas merujuk terhadap

kendala dalam melakukan urusan administrasi. Kemudian dilakukan

pengembangan pertanyaan dengan mengajukan pertanyaan terkait

kendala apa yang dialami dalam mengelola urusan keuangan di Bagian

Keuangan dan Aset. Bapak Masrani menjawab:

“Mungkin kendala dalam pengelolaan keuangan di Dinas


Pendidikan adalah tidak ada nya kas yang kami miliki. Yang
memegang kas adalah pemerintah daerah. Dinas Pendidikan
hanya mengusulkan kepada pengelola kas daerah untuk
misalkan membayar gaji, tambahan penghasilan, dan tunjangan
provisi guru. Dalam hal ini kami harus berkoordinasi dengan
BPKAD Kabupaten Hulu Sungai Utara. Pertama kami harus
membuat SPJ, setelah itu kami membuatkan kuitansi, kemudian
kami membuatkan SPM yang akan kami usulkan ke pengelola
kas daerah. Setelah terbit SP2D langsung kami antar ke Bank
Kalsel untuk dicaikan. Jadi, setiap adanya pengeluaran harus
melalui beberapa tahapan. Dinas Pendidikan tidak bisa
mencairkan dana secara langsung karena tidak adanya kas yang
dimiliki.”

Kemudian pertanyaan berlanjut terkait program pelatihan

pengembangan kompetensi yang diselenggarakan oleh pemerintah yang

pernah diikuti. Bapak Masrani memberikan keterangan sebagai berikut:

“Selain dari program pelatihan, tentunya saya berusaha sendiri


untuk meningkatkan kompetensi yang saya miliki. Kemudian
kalau dari pelatihan yang diselenggarakan pemerintah,
65

sebenarnya dulu ada, tapi sekarang akibat adanya pandemi yang


berlangsung pelatihan-pelatihan tersebut sudah hampir 2 tahun
tidak diselenggarakan lagi dan juga faktor anggarannya mungkin
karena kami mengikuti pelatihan tersebut menggunakan
anggaran sendiri atau secara mandiri. Adapun pelatihan yang
pernah saya ikuti adalah Diklat Bendahara, Diklat Peningkatan
Mutu Kasubag, Diklat Perpajakan, Diklat Administrasi
Kepegawaian, dan Diklat Pengelolaan Keuangan.”

Berdasarkan keterangan Bapak Masrani, setelah mengikuti diklat-diklat

tersebut tentunya menambah pelajaran baru dan pengetahuan serta

kompetensi yang dimiliki. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh

terhadap peran Bapak Masrani selaku Kepala Bagian dan Aset dalam

mengemban tanggungjawab yang diberikan dalam mengelola keuangan

Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara serta dalam

membimbing staf-staf yang ada.

Wawancara kedua dilakukan kepada Bapak Fathur Rahman,

S.Pd.I yang menjabat sebagai staf Bagian Keuangan dan Aset Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sesuai dengan gelar yang

dimiliki beliau memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Pendidikan

Agama Islam. Berdasarkan hasil wawancara yang diajukan kepada

Bapak Fathur terkait kompetensi apa yang beliau memiliki beliau

menjawab:

“Melihat dari latar belakang pendidikan saya, tentunya jauh


berbeda dengan apa yang seharusnya diperlukan pada Bagian
Keuangan dan Aset. Tapi disini saya memiliki kompetensi
untuk membantu tugas bendahara pengeluaran dalam
mengelola perpajakan.”
66

Kemudian wawancara dilanjutkan dengan mengajukan

pertanyaan terkait kesesuaian kompetensi yang dimiliki dengan

pekerjaan, Bapak Fathur mengungkapkan:

“Kompetensi yang didapatkan dari pendidikan saya tentunya


tidak sesuai. Tetapi dalam melakukan pekerjaan saya berusaha
menyelesaikan tugas yang telah diamanahkan dengan baik.”

Selanjutnya diajukan pertanyaan terkait tugas yang menjadi tanggung

jawab, beliau menjawab:

“Tugas yang biasanya saya kerjakan adalah mengatur aplikasi


pajak, membantu bendahara, dan mengelola gaji.”

Berdasarkan keterangan Bapak Fathur saat ditanya terkait kendala yang

dialami saat melakukan tugas tersebut paling banyak terkait

pengelolaan pajak. Apabila terjadi kendala biasanya beliau melakukan

konsultasi kepada ahli perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak.

Kemudian terkait program pelatihan pengembangan kompetensi yang

diselenggarakan oleh pemerintah beliau tidak pernah mengikutinya dan

bahkan tidak mengetahui adanya pelatihan-pelatihan tersebut.

Wawancara ketiga dilakukan kepada Ibu Emalia, S.Sos yang

menjabat sebagai staf Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Beliau memiliki latar belakang

pendidikan Sarjana Ilmu Administrasi Negara. Berdasarkan keterangan

yang diberikan, beliau tidak bisa mengatakan secara pasti kompetensi

apa yang beliau miliki. Tentunya sesuai latar belakang yang beliau

miliki, beliau memiliki kompetensi terkait administrasi. Kemudian


67

wawancara dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan terkait tugas

apa yang biasanya dikerjakan, beliau menjawab:

“Tugas yang biasanya saya kerjakan adalah mengerjakan


tambahan penghasilan, SPJ BBM, STNK dan kuitansi, serta
merekapitulasi SPJ gaji. Kami sebagai tenaga honorer biasanya
hanya bertugas untuk membantu di Bagian Keuangan dan Aset.”

Terkait kendala saat melaksanakan tugas beliau mengatakan tidak ada

masalah berarti untuk saat ini. Setelah mengetahui uraian tugas yang

dikerjakan beliau bisa dikatakan kompetensi yang dimiliki oleh Ibu

Emalia sesuai dengan pekerjaan beliau di Bagian Keuangan dan Aset

Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kemudian terkait

pertanyaan tentang program pelatihan pengembangan kompetensi

beliau mengatakan tidak pernah mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut.

Wawancara keempat dilakukan kepada Bapak Yopie

Hafizullah, S.Hut sebagai staf Bagian Keuangan dan Aset. Sesuai

dengan gelar yang beliau miliki, beliau memiliki latar belakang

pendidikan Sarjana Kehutanan. Hasil wawancara terkait kompetensi apa

yang beliau miliki, tentunya beliau memiliki kompetensi terkait dengan

pengelolaan hutan, kemudian selanjutnya di Bidang Keuangan dan Aset

sesuai dengan keterangan yang diberikan, beliau dipercaya untuk

membantu tugas-tugas bendahara dalam mengelola gaji, penginputan

data gaji, mutasi gaji, dan penginputan data pinjaman. Selama

melaksanakan tugas tersebut belum ada kendala yang berarti. Mungkin

kendala tersebut seperti mati listrik sehingga penginputan data

terhambat dan keterlambatan data diterima. Berdasarkan pengalaman


68

oleh Bapak Yopie apabila terdapat masalah akan selalu didiskusikan

kepada pimpinan. Bapak Yopie bertugas langsung di bawah Ibu Dewi

Kartika selaku bendahara gaji.

Kemudian terkait kesesuaian kompetensi yang dimiliki, beliau

menerangkan:

“Kalau masalah latar belakang pendidikan, sebenarnya tidak


sejalan dengan apa yang saya kerjakan saat ini. Tapi untuk
setiap pekerjaan kita dituntut untuk selalu belajar. Dimana
ditempatkan kita harus cepat belajar. Tidak jadi masalah.
Apabila ada masalah bisa menanyakan kepada yang lebih
mengetahui.”

Selanjutnya terkait program pelatihan pengembangan kompetensi yang

pernah diikuti beliau mengatakan pernah mengikuti pelatihan

bendahara. Pelatihan tersebut biasanya diselenggarakan dan diperlukan

sesuai bidang masing-masing pegawai dan kemudian akan diberikan

penawaran kepada pegawai yang berminat mengikutinya. Sesuai

keterangan beliau, pelatihan tersebut tentunya dapat meningkatkan

kompetensi pegawai yang bersangkutan.

Wawancara kelima dilakukan kepada Ibu Dewi Kartika, SE

yang menjabat sebagai Pejabat Penatausaha Keuangan. Sesuai dengan

gelar yang beliau miliki, latar belakang pendidikan beliau adalah

Sarjana Ekonomi. Di Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara beliau juga merangkap jabatan sebagai

Bendahara Gaji. Berdasarkan hasil wawancara terkait pertanyaan

tentang kompetensi apa yang dimiliki, beliau memiliki kompetensi

dalam mengelola dan melaporkan keuangan, sama dengan tugas beliau


69

di Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara. Sesuai dengan pendidikan yang beliau miliki yaitu

Sarjana Ekonomi, tugas tersebut dapat dilaksanakan oleh beliau dengan

baik dan tanpa kendala.

Terkait pertanyaan tentang kesesuaian kompetensi dengan

pekerjaan yang menjadi tanggungjawab, Ibu Dewi mengatakan:

“Kalo saya sih sesuai saja, apabila tidak sesuai dengan jabatan
saya itu mungkin tidak bisa, karena usul pangkat dilihat dari
latar belakang pendidikan dan tugas yang dikerjakan, setelah itu
baru kita dapat mengajukan usul pangkat ke BKN.”

Kemudian dilanjutkan mengajukan pertanyaan terkait tugas apa saja

yang menjadi tanggungjawab atau yang menjadi tugas pokok beliau.

Sesuai dari keterangan yang Ibu Dewi berikan, adapun uraian tugas-

tugas tersebut adalah sebagai berikut.

 Menyiapkan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran, neraca,

dan catatan atas laporan keuangan

 Membuat surat pengantar penyampaian laporan keuangan

 Mengevaluasi pelaksanaan penataan laporan keuangan

 Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada atasan dan hasil sebagai

bahan evaluasi di bidang keuangan

 Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan pimpinan untuk

menyelesaikan masalah di bidang keuangan

 Menyajikan konsep laporan kinerja dan keuangan dari bidang

keuangan
70

 Memberikan saran, pendapat, dan pertimbangan kepada atasan

untuk menyelesaikan masalah di bidang keuangan

 Menkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas sesuai bidang

keuangan

 Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja di bidang keuangan

 Menyiapkan bahan penyusunan laporan kinerja dan keuangan di

bidang keuangan

 Membantu kegiatan perbendaharaan

Dalam wawancaranya tersebut, Ibu Dewi juga menambahkan

bahwa biasanya di Bagian Keuangan dan Aset ini tugas-tugas tersebut

juga dikerjakan bersama-sama dengan pegawai lainnya. Terkait

kendala Ibu Dewi menyebutkan bahwa biasanya kendala terjadi saat

laporan keuangan dari bidang lain belum selesai, oleh sebab itu

penyusunan laporan keuangan instansi tidak bisa dikerjakan atau akan

terhambat. Penyusunan laporan keuangan instansi harus melalui proses

rekonsiliasi dan konsolidasi terlebih dahulu, sehingga apabila data dari

semua bidang belum terkumpul, laporan keuangan instansi dalam hal

ini Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara tidak bisa

diselesaikan. Masih terkait kendala yang dialami, Ibu Dewi

menambahkan tidak ada kendala yang menjadi masalah besar, karena

tugas-tugas tersebut sudah beliau kerjakan selama bertahun-tahun.

Dengan kata lain, beliau telah memiliki pengalaman yang cukup

mumpuni dalam menyusun laporan keuangan Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kemudian dalam mengatasi kendala-


71

kendala yang terjadi tersebut biasanya beliau melakukan konsultasi

dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Hulu

Sungai Utara.

Selanjutnya wawancara dilanjutkan dengan mengajukan

pertanyaan terkait program pelatihan pengembangan kompetensi yang

pernah diikuti, beliau menjawab:

“Ada, tapi untuk saat ini kita tidak diperbolehkan untuk


mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut karena dilarang oleh
Pemerintah Daerah mungkin akibat masih terjadinya pandemi.
Tapi biasanya banyak diselenggarakan pelatihan tersebut seperti
Pelatihan Penata Laporan Keuangan.”

Wawancara keenam dilakukan kepada Bapak M. Arie Irfan

Nugraha yang menjabat sebagai staf Bagian Keuangan dan Aset Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Beliau memiliki latar

belakang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan. Menurut hasil

wawancara yang dilakukan terkait pertanyaan kompetensi yang

dimiliki, sesuai keterangan dari Bapak Arie, beliau memiliki

kompetensi dalam pengoperasian komputer akuntansi dan keuangan.

Terkait pertanyaan tentang kesesuaian kompetensi yang dimiliki

dengan pekerjaan saat ini beliau menjawab sesuai, hal tersebut

didukung dengan fakta bahwa beliau merupakan lulusan dari Sekolah

Menengah Kejuruan yang berhubungan dengan keuangan. Kemudian

terkait tugas yang biasanya dikerjakan, beliau menerangkan biasanya

bertanggungjawab atas tugas penginputan data gaji ke dalam aplikasi

komputer. Selain itu, beliau juga bertanggungjawab atas pengelolaan


72

pajak atas aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara, seperti

pengurusan STNK dan lain-lain. Selanjutnya ditanya terkait kendala

yang dialami beliau menjawab tidak ada kendala yang berarti untuk saat

ini, tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Terkait

pertanyaan tentang program pelatihan pengembangan kompetensi,

beliau menjawab tidak pernah mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut.

Wawancara ketujuh dilakukan kepada Ibu Diana Nietarisha,

S.Sos yang memiliki jabatan sebagai staf Bagian Keuangan dan Aset

Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sesuai gelar yang

dimiliki oleh beliau, beliau memiliki latar belakang pendidikan Sarjana

Ilmu Administrasi Negara. Hasil wawancara terkait pertanyaan tentang

kompetensi yang dimiliki dan kesesuaian dengan pekerjaan, Ibu Diana

menjawab:

“Tergantung kebutuhan, semua apa yang diperintah insha allah


bisa saya lakukan. Tapi apabila menurut pendidikan, saya
memiliki kompetensi dalam bidang administrasi dan pelayanan.
Saya rasa sesuai, karena tugas yang biasanya saya kerjakan
hanya berkaitan dengan urusan administrasi dan pelayanan.”

Sesuai dari keterangan Ibu Diana, tugas yang biasanya beliau

kerjakan sebagai rutinitas di Bagian Keuangan dan Aset yaitu

membagi daftar gaji honorer, merekapitulasi KESRA dari semua

kecamatan, dan membuat SPJ. Ibu Diana menambahkan, biasanya

juga di Bagian Keuangan dan Aset ini para staf bisa saja

melaksanakan tugas-tugas yang diberikan secara bersama-sama.

Terkait kendala dalam melaksanakan tugas beliau menyebut kendala


73

yang dialami mungkin hanya faktor waktu. Misalnya pencairan tidak

sesuai dengan waktu yang diharapkan oleh pegawai. Menurut Ibu

Diana untuk mengatasi kendala-kendala tersebut mungkin bisa

dihubungi melalui alat komunikasi seperti handphone. Selain itu tidak

ada kendala yang menjadi masalah besar.

Kemudian terkait program pelatihan pengembangan kompetensi

yang pernah diikuti, Ibu Diana menjawab:

“Dulu pernah. Tapi sekarang tidak ada lagi mungkin karena


faktor anggarannya yang tidak ada. Dulu, pelatihan yang pernah
saya ikuti adalah BIMTEK Keuangan dan SIMDA. Tapi
sekarang sudah tidak lagi, karena sudah beda jabatan.”

Wawancara kedelapan dilakukan kepada Bapak Abdul

Rachman, ST yang memiliki jabatan sebagai Bendahara Pengeluaran di

Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai

Utara. Sesuai dengan gelar yang dimiliki, beliau memiliki latar

belakang pendidikan Sarjana Teknik. Dari hasil wawancara dengan

beliau terkait kompetensi apa yang dimiliki, beliau mengatakan

memiliki kompetensi dalam pengoperasian komputer dan

perbendaharaan. Kemudian dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan

terkait kesesuaian kompetensi yang dimiliki, beliau mengatakan sesuai.

Dari keterangan yang beliau berikan, selaku Bendaraha

Pengeluaran, Bapak Rachman memiliki uraian tugas sebagai berikut.

 Menerima, menyimpan, membayar, menatausahakan,

mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja dalam

pelaksanaan APBD
74

 Membuat konsep draf SK PPK, PPTK, Pejabat Pengadaan, Pejabat

Pembuat Komitmen, PPHP, PJPHP, dan Kontrak

 Membuat laporan fisik dan keuangan

 Memberikan saran berdasarkan pelaksanaan pekerjaan, dan

pemanfataannya untuk disampaikan kepada pimpinan unit

 Membantu pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan

berkaitan dengan tugas pokok organisasi guna mendukung kinerja

organisasi

 Semua tugas-tugas yang berkaitan dengan perbendaharaan

Kemudian hasil wawancara terkait kendala yang dialami dalam

melaksanakan tugas, Bapak Rachman mengatakan kendala yang

mungkin terjadi yaitu yang berkaitan dengan aplikasi pelaporan, seperti

kendala pada jaringan. Selanjutnya terkait pertanyaan program

pelatihan pengembangan kompetensi, beliau menjawab:

“Untuk saat ini tidak ada, tapi dulu ada pelatihan. Pelatihan yang
pernah saya ikuti adalah pelatihan bendahara. Pelatihan tersebut
meningkatkan kompetensi saya dalam pengelolaan keuangan di
daerah.”

Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas, dapat

disimpulkan bahwa Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara memiliki kompetensi sumber daya

manusia yang cukup baik dalam mengemban tugasnya sebagai

penanggung jawab pengelolaan keuangan di Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Terkait kompetensi yang dimiliki,

masing-masing pegawai telah memiliki keterampilan yang diperlukan


75

dalam menyelesaikan tugasnya. Keterampilan yang dimiliki oleh

pegawai yang bersangkutan telah dijelaskan pada hasil wawancara di

atas. Keterampilan tersebut didapatkan dari latar belakang pendidikan

yang dimiliki maupun baru didapatkan setelah bekerja di Bagian

Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Menurut Tjiptoherijanto dalam Alimbudiono & Fidelis (2004),

untuk menilai kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia dalam

melaksanakan suatu fungsi dapat dilihat dari level of responsibility dan

kompetensi sumber daya tersebut. Tanggung jawab dapat dilihat dari

atau yang tertuang dalam deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan

merupakan dasar untuk melaksanakan tugas dengan baik. Tanpa adanya

deskripsi jabatan yang jelas, sumber daya tersebut tidak dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik. Sedangkan kompetensi dapat

dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihan-pelatihan yang pernah

diikuti, dan dari keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan

tugas.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan,

diketahui bahwa ada beberapa pegawai yang tidak memiliki

keterampilan sesuai dengan pekerjaannya di Bagian Keuangan dan

Aset. Hal tersebut dapat dilihat dari latar belakang pendidikan yang

dimiliki dan keterangan wawancara oleh pegawai yang bersangkutan.

Terdapat beberapa pegawai di Bagian Keuangan dan Aset Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang memiliki pendidikan

yang tidak searah dengan bidang dengan keahlian berbasis keuangan.


76

Akan tetapi, berdasarkan keterangan yang diberikan oleh para pegawai,

hal tersebut bukan merupakan suatu hal yang dapat menghalangi

tanggungjawab seseorang dalam mengemban tugas yang diberikan.

Salah seorang pegawai menambahkan, ketidaksesuaian keterampilan

yang dimiliki saat di bangku kuliah dapat diatasi dengan cara selalu

belajar tentang hal-hal baru atau yang belum diketahui. Dalam bekerja,

tentunya seorang pegawai dituntut untuk menyelesaikan tugasnya

dengan sebaik-baiknya. Dalam tujuan untuk menyelesaikan tugas

tersebut tentunya setiap pegawai akan melakukan segala upaya untuk

dapat menyelesaikannya dengan baik sehingga dapata diperoleh hasil

yang optimal.

Berdasarkan keterangan-keterangan yang diperoleh, semua

pegawai Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara telah mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan tanpa

ada kendala yang sangat berarti. Hal ini didukung dengan fakta bahwa

pegawai di Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten

Hulu Sungai Utara dapat dikatakan telah memiliki pengalaman dalam

melaksanakan tugasnya masing-masing karena telah bekerja bertahun-

tahun di bagian yang mereka geluti.

Kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang diberikan

dapat dikatakan baik. Sebagian besar pegawai telah mampu

menjelaskan pemahamannya tentang pekerjaan yang menjadi

tanggungjawabnya. Para pegawai telah mampu menyelesaikan seluruh

pekerjaan tanpa ada kendala yang bermakna. Hanya saja ada


77

kekurangan yang mungkin dapat dilihat dari kemampuan pegawai

dalam berkomunikasi. Dalam proses wawancara terkait topik

kompetensi sumber daya manusia, beberapa pegawai seringkali

kesulitan dalam menjelaskan apa yang ditanyakan oleh peneliti.

Sehingga apa yang peneliti ingin ketahui sangat mungkin melenceng

dari apa yang dipaparkan pegawai yang bersangkutan.

Kemudian terkait masing-masing tugas yang dimiliki, masing-

masing pegawai telah memiliki pengetahuan atas tugas-tugas yang

diberikan. Pegawai yang memiliki pengetahuan tentang tugas-tugas

yang dimilikinya akan mempengaruhi kinerja pegawai yang

bersangkutan dalam melaksanakan tugas. Terdapat 3 pegawai negeri

yang ada di Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten

Hulu Sungai Utara, selaku senior tentunya sangat berperan dalam

memberikan pengarahan terhadap staf-staf yang ada di Bagian

Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara

dalam menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan hasil wawancara di atas,

pegawai negeri Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara ini memiliki keterampilan, kemampuan,

dan pengetahuan yang lebih baik dari staf. Pada saat wawancara, para

pegawai yang berstatus pegawai negeri relatif lugas dalam memberikan

jawaban. Mereka juga telah memiliki pengetahuan yang mumpuni

terkait tanggung jawab mereka dalam pengelolaan keuangan Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara.


78

Terkait kendala-kendala yang terjadi dalam melaksanakan tugas,

hanya ada beberapa kendala yang mungkin terjadi, hal tersebut pun

tidak terlalu berarti, apabila ada masalah biasanya pegawai akan

melakukan konsultasi kepada pimpinan atau pihak yang lebih

mengetahui. Rata-rata pegawai di Bagian Keuangan dan Aset Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara dapat mengatasi kendala-

kendala terebut dengan baik. Hal ini dapat menunjukkan bahwa

kemampuan pegawai dalam mengatasi masalah sudah sangat baik

sehingga hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dapat

diminimalisir. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pegawai di

Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai

Utara telah memiliki kompetensi manajerial yang baik. Sesuai

Peraturan Kepada Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2013

Tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial

Pegawai Negeri Sipil, kompetensi manajerial adalah soft competency

yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai

tugas dan/atau fungsi jabatan.

Kemudian terkait program pelatihan pengembangan kompetensi

yang pernah ikuti, sebagian besar pegawai yang ada di Bagian

Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara

telah pernah mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut. Meskipun ada

beberapa orang pegawai yang tidak pernah mengikuti pelatihan apapun

bahkan ada beberapa pegawai yang tidak mengetahui tentang adanya

pelatihan tersebut. Pelatihan-pelatihan tersebut tentunya berpengaruh


79

terhadap kompetensi yang dimiliki pegawai. Pelatihan tersebut dapat

meningkatkan kompetensi pegawai sesuai bidang yang ditempuh.

Berdasarkan hasil wawancara yang diuraikan di atas, pelatihan-

pelatihan ini biasanya diselenggarakan sesuai kebutuhan peserta dan

tentunya dapat diikuti oleh pegawai sesuai dengan tugas mereka di

Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai

Utara.

5.2.2. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan pasal 6 ayat (3) menyatakan bahwa Sistem

Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah daerah diatur dengan

Peraturan Bupati yang mengacu pada pedoman umum Sistem

Akuntansi Pemerintahan. Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten

Hulu Sungai Utara No. 22 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah, Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah, yang

selanjutnya disingkat SAPD, adalah rangkaian sistematik dari prosedur,

penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi

akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di

lingkungan organisasi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang termasuk

sebagai perangkat kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai

Utara menerapkan sistem akuntansi keuangan daerah dengan

berpedoman pada Permendagri No. 77 Tahun 2020 Tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Bupati Hulu


80

Sungai Utara No. 51 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan

Bupati Kabupaten Hulu Sungai Utara No. 22 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntansi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Terkait aspek sistem akuntansi keuangan daerah, dalam

penelitian ini dilakukan wawancara kepada pegawai Bagian Keuangan

dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara yang

memahami pelaksanaan sistem akuntansi keuangan daerah. Sebagai

tambahan informasi, wawancara terkait sistem akuntansi keuangan

daerah juga dilakukan kepada pihak BPKAD Kabupaten Hulu Sungai

Utara agar didapatkan informasi yang akurat dan tepat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Abdul Rachman,

ST selaku Bendahara Pengeluaran Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara, beliau mengatakan penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara

menggunakan program aplikasi komputer yang disebut SIMDA

Keuangan (Sistem Informasi Manajemen Daerah Keuangan). Dikutip

dari situs resmi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan,

program aplikasi SIMDA Keuangan merupakan aplikasi utama dalam

pengelolaan keuangan daerah di Indonesia. Program aplikasi ini

digunakan untuk pengelolaan keuangan secara terintegrasi, meliputi

penganggaran, penatausahaan, serta akuntansi dan pelaporannya.

(BPKP, 2021)

Bapak Rachman menjelaskan, dalam pengendalian pelaksanaan

belanja daerah, sebagai bendahara pengeluaran beliau menggunakan


81

buku-buku pembantu, antara lain: buku kas umum untuk pencatatan

transaksi harian, buku pembantu pajak, buku pembantu rincian belanja,

buku pembantu bank, dan buku pembantu kas tunai. Pencatatan buku-

buku pembantu tersebut bersumber dari bukti transaksi yang sah dan

lengkap, seperti kuitansi, SPP-UP, SPM-UP, dan Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D).

Kemudian terkait siklus sistem akuntansi keuangan daerah

beliau menerangkan, pada tahap pengganggaran akan dibuatkan

Rencana Anggaran Kegiatan (RAK), kemudian setelah disetujui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) akan menghasilkan APBD.

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten

Hulu Sungai Utara akan menginstruksikan kepada setiap Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk

melakukan pencetakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). DPA

ini akan digunakan setiap SKPD termasuk Dinas Pendidikan Kabupaten

Hulu Sungai Utara sebagai dasar untuk transaksi belanja.

Dalam DPA, BPKAD memberikan uang persediaan (UP)

dengan nominal tertentu kepada setiap SKPD sesuai dengan nilai

belanja langsung, semakin besar nilai belanja langsung semakin besar

juga nilai uang persediaan yang akan diberikan. Sebagai contoh, Bapak

Rachman menerangkan tahun ini Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara diberikan uang persediaan senilai Rp. 750.000.000 setelah

bendahara pengeluaran mengajukan SPP-UP kepada BPKAD

Kabupaten Hulu Sungai Utara atas nama Pemerintah Kabupaten Hulu


82

Sungai Utara. Uang persediaan senilai Rp. 750.000.000 tersebut masuk

ke dalam rekening giro bendahara, dari rekening ini lah uang persediaan

tersebut dapat digunakan untuk keperluan belanja Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Dalam tahap pembelanjaan, diawali dengan adanya transaksi

belanja oleh bendahara pengeluaran dengan penyedia barang/jasa

kemudian akan menghasilkan nota. Setelah adanya nota akan dibuatkan

kuitansi belanja, kemudian kuitansi belanja tersebut akan dimasukkan

ke dalam Buku Kas Umum (BKU). Kuitansi-kuitansi yang masuk yang

mana telah terakumulasi atau terkumpul disebut dengan Surat

Pertanggung Jawaban (SPJ). Sebagai contoh, misalkan SPJ yang telah

terkumpul senilai Rp. 500.000.000, yang artinya terdapat sisa dari uang

persediaan senilai Rp. 250.000.000. SPJ senilai Rp 500.000.000

tersebut akan “diganti” dengan SPP-GU.

SPP-GU didapatkan dengan cara memasukkan setiap kuitansi

sebagai bukti transaksi yang sah ke dalam aplikasi SIMDA Keuangan.

Setelah adanya SPP-GU akan dibuatkan Surat Pengesahan. Kemudian

setelah adanya Surat Pengesahan akan dibuatkan lagi SPP. SPP akan

diverifikasi oleh Pejabat Penatausaha Keuangan (PPK). Setelah

diverifikasi, PPK akan membuat Surat Perintah Membayar (SPM) yang

ditandatangani oleh pengguna anggaran. Kemudian setelah SPM telah

diterbitkan, bendahara akan menyerahkannya kepada BPKAD

Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk dibuatkan Surat Perintah

Pencairan Dana (SP2D). Dengan terbitnya SP2D senilai Rp


83

500.000.000, SP2D tersebut dapat dicairkan di Bank Kalsel yang

berperan sebagai tempat menyimpan Kas Daerah Pemerintah

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Sehingga uang persediaan senilai Rp.

500.000.000 akan kembali ke rekening giro bendahara dengan nilai

utuh sesuai dengan nilai uang persediaan sebesar Rp. 750.000.000.

Bapak Rachman juga menjelaskan bahwa dalam hal pelaporan

di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara dilakukan dengan

teknik yang terotomatisasi atau sistem elektronik melalui aplikasi

SIMDA Keuangan. Jadi, proses pelaporan keuangan di Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara telah memanfaatkan

teknologi komputer, tidak lagi menggunakan cara manual sehingga

untuk mengolah hasil laporan akan lebih praktis dan akurat.

Terkait pertanyaan tentang sesuaikah penerapan SAKD di Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan peraturan-peraturan

yang berlaku, menurut Bapak Rachman penerapan SAKD yang

dijalankan Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara sudah dapat

dikatakan sesuai dengan peraturan yang berlaku karena dalam

penerapannya juga diawasi oleh Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai

Utara. Dalam hal Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk

penerapan SAKD, telah dilakukannya sosialisasi oleh Pemerintah

Kabupaten Hulu Sungai Utara dalam bentuk pembinaan-pembinaan

secara langsung kepada seluruh SKPD, tentunya juga Pemerintah

Kabupaten Hulu Sungai Utara telah memberikan peraturan-peraturan

yang berlaku dalam penerapan SAKD di lingkungan Pemerintah


84

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Terkait kendala pada penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah, Bapak Rachman menyebutkan tak ada

kendala yang menjadi masalah besar. Kendala terjadi hanya pada saat

penginputan data transaksi ke dalam SIMDA Keuangan, terkadang

gangguan koneksi internet menyebabkan proses penginputan lebih lama

dari yang seharusnya bisa diselesaikan.

Kemudian wawancara terkait penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara

dilanjutkan dengan Ibu Dewi Kartika, SE selaku Pejabat Penatausaha

Keuangan Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Menurut

Ibu Dewi, sejalan dengan apa yang dipaparkan Bapak Rachman

sebelumnya, sistem akuntansi keuangan daerah di Dinas Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara telah diterapkan secara

terstruktur dan sistematis menjadi satu-kesatuan sesuai dengan

pedoman yang diberikan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Penerapannya pun juga telah diawasi oleh pihak pemerintah daerah dan

Badan Pemeriksa Keuangan selaku yang berwenang di lingkup

pemerintahan daerah.

Beliau mengatakan, sebagai pejabat penatausaha keuangan,

beliau hanya bertugas untuk menyusun laporan keuangan Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara seperti laporan realisasi

anggaran, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, neraca, dan

catatan atas laporan keuangan. Terkait siklus transaksi penerimaan dan

belanja itu merupakan tanggung jawab oleh Bapak Abdul Rachman


85

sebagai bendahara pengeluaran. Sejauh yang beliau ketahui, dalam

proses awal, bukti-bukti transaksi yang ada akan dikumpulkan dan

direkapitulasi dari seluruh bidang yang ada di Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kemudian setiap bukti transaksi tersebut

akan dimasukkan ke dalam Buku Kas Umum (BKU) dan akan

menghasilkan rekapitulasi transaksi. Rekapitulasi transaski tersebut

akan diserahkan ke BPKAD Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk

diperiksa dan diinput ke dalam SIMDA Keuangan. Setelah data-data

transaksi telah diinput ke dalam SIMDA Keuangan, barulah laporan

keuangan dapat disusun. Penjelasan dari Ibu Dewi ini sejalan dengan

apa yang dijelaskan Bapak Abdul Rachman sebelumnya.

Dalam rangka menyamakan persepsi terkait penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah, peneliti berinisiatif untuk melakukan

wawancara terkait penerapan sistem akuntansi keuangan daerah kepada

pihak BPKAD Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagai tambahan

informasi dalam penelitian ini. Wawancara ini dilakukan kepada Bapak

Muchtar Kusumaatmaja, SE., CA selaku Kasubid Pelaporan di BPKAD

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Terkait aspek penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara, beliau menjelaskan bahwa penerapan sistem akuntansi

keuangan daerah pada SKPD yang ada di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Hulu Sungai Utara telah sesuai dengan standar, pedoman,

dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Tentunya hasil dari penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah akan diperiksa oleh Badan Pemeriksa


86

Keuangan (BPK). Hasil pemeriksaan tersebut apabila terdapat

ketidaksesuaian dengan standar yang berlaku akan menghasilkan

temuan-temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Bapak Muchtar menambahkan, terkait siklus penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah dari awal terjadi transaksi kemudian

penjurnalan, posting buku besar, sampai pelaporan keuangan telah

dilakukan dengan cara yang terkomputerisasi oleh aplikasi. Proses

manual biasanya hanya terjadi pada akhir tahun saat adanya

penyesuaian. BPKAD Kabupaten Hulu Sungai Utara bertanggung

jawab atas proses konsolidasi laporan keuangan dari SKPD dan PPKD

di lingkungan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara sehingga

menghasilkan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai

Utara yang telah dikonsolidasi.

Berdasarkan keterangan Bapak Muchtar, sistem akuntansi

keuangan daerah diawali dengan transaksi yang berasal dari SKPD.

Data-data transaksi diperoleh dari pihak SKPD karena pembelanjaan

dilakukan oleh mereka. Setiap transaksi pembelanjaan atau yang

lainnya akan diinput ke dalam SIMDA Keuangan beserta bukti-bukti

transaksinya untuk pelaksanaan proses akuntansi meliputi: penjurnalan,

buku besar, penyesuaian, serta pelaporan keuangan. BPKAD Kabupaten

Hulu Sungai Utara berperan dalam proses koordinasi dengan SKPD

terkait rekonsiliasi data-data transaksi sesuai dengan bukti-bukti

transaksi tersebut.
87

Penyusunan laporan keuangan pada akhir periode juga disusun

menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan oleh semua SKPD di

Kabupaten Hulu Sungai Utara. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh

SKPD merupakan laporan keuangan yang belum dikonsolidasi.

Laporan keuangan tersebut kemudian akan dikonsolidasikan dengan

semua laporan keuangan dari setiap SKPD di Kabupaten Hulu Sungai

Utara oleh BPKAD Kabupaten Hulu Sungai Utara sehingga akan

menghasilkan laporan keuangan yang telah dikonsolidasi dan kemudian

disebut dengan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai

Utara. Dalam hal ini, sebagai SKPD, laporan keuangan Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara terdiri dari 5 (tujuh) laporan,

yaitu:

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Laporan Operasional

3. Laporan Perubahan Ekuitas

4. Neraca

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas dapat dipahami

bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan daerah di Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagian besar keseluruhan

prosesnya dari awal adanya transaksi sampai dengan pelaporan

keuangan telah menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan yang mana

proses akuntansi akan dilakukan secara terkomputerisasi sehingga

proses yang dilalui akan lebih singkat dan praktis. Dinas Pendidikan
88

Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagai SKPD bertugas dalam

mengumpulkan dan menginput bukti-bukti transaksi terkait

pembelanjaan atau transaksi lainnya ke dalam aplikasi SIMDA

Keuangan. Proses penjurnalan, buku besar, penyesuaian, dan pelaporan

keuangan serta bukti-bukti transaksi akan praktis dapat ditampilkan dan

disimpan melalui aplikasi SIMDA Keuangan tersebut.

Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagai Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Hulu Sungai Utara

tentunya dalam penerapan sistem akuntansi keuangan daerah mengikuti

kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Hulu

Sungai Utara. Kebijakan sistem akuntansi keuangan daerah untuk

SKPD di lingkungan Kabupaten Hulu Sungai Utara berpedoman pada

Peraturan Bupati No. 51 Tahun 2015 Tentang Perubahan Sistem

Akuntansi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara.

5.2.3. Sistem Informasi Manajemen Daerah Keuangan (SIMDA

Keuangan)

Program aplikasi SIMDA Keuangan merupakan aplikasi utama

dalam pengelolaan keuangan daerah di Indonesia. SIMDA Keuangan

membantu pemerintah daerah dalam rangka manajemen daerah

terutama pada bidang keuangan. Program aplikasi ini digunakan untuk

pengelolaan keuangan secara terintegrasi, meliputi penganggaran,

penatausahaan, serta akuntansi dan pelaporannya. SIMDA Keuangan

dikembangkan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) Republik Indonesia.


89

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Muchtar dari

BPKAD Kabupaten Hulu Sungai Utara, terkait penggunaan SIMDA

Keuangan dalam penerapan sistem akuntansi daerah, sebagai SKPD,

Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara bertanggung jawab

atas penginputan data-data transaksi ke dalam SIMDA Keuangan.

Sedangkan, BPKAD Kabupaten Hulu Sungai Utara bertanggung jawab

atas pengelolaan database, networking, dan maintenance pada SIMDA

Keuangan tersebut.

Kemudian berdasarkan keterangan dengan Bapak Rachman

selaku Bendahara Pengeluaran Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara, penggunaan SIMDA Keuangan

Dalam pengelolaan keuangan daerah, adanya SIMDA Keuangan

ini tentunya sangat membantu Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara. SIMDA Keuangan memudahkan pegawai atau staf dalam

mengelola dan mengawasi proses keuangan yang terjadi. Pegawai

hanya perlu memasukkan atau menginput data-data transaksi dari bukti

yang sah ke dalam jurnal yang telah terintegrasi langsung untuk proses

pengelolaan keuangan di instansi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Bagian

Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara

terkait penggunaan SIMDA Keuangan dalam penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah, secara keseluruhan pegawai yang berkaitan

langsung dengan SIMDA Keuangan telah memahami arti penting dan

fungsi dalam penggunaan SIMDA Keuangan tersebut. Tentunya


90

penggunaan SIMDA Keuangan di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara dalam pengelolaan keuangannya adalah untuk membantu

pengolahan data keuangan, mempercepat penyusunan laporan keuangan

agar menjadi lebih mudah dan akurat, dan mempermudah penyajian-

penyajian dokumen terkait transaksi seperti RKA, DPA, dan lain-lain.

Penggunaan SIMDA Keuangan oleh Dinas Pendidikan Hulu

Sungai Utara dalam menunjang penerapan sistem akuntansi keuangan

daerah dapat dikatakan telah mencakup keseluruhan proses akuntansi,

mulai dari pencatatan yaitu memasukkan atau menginput transaksi

sesuai dengan bukti yang ada hingga kemudian dapat diproses otomatis

oleh aplikasi SIMDA Keuangan untuk proses akuntansi selanjutnya

seperti buku besar dan penyesuaian, sampai penyusunan laporan

keuangan yang sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku

yang telah diterbitkan pemerintah pusat maupun daerah.

Penggunaan SIMDA Keuangan dalam pengelolaan keuangan

daerah tentunya juga telah disesuaikan dengan ketentuan dan kebijakan

yang dterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Seluruh

panduan tahapan pengoperasian SIMDA Keuangan dapat dilihat pada

pedoman SIMDA Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas

Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara deskriptif terkait

kompetensi sumber daya manusia pada Bagian Keuangan dan Aset Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagai penanggung jawab atas

urusan pengelolaan keuangan di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai

Utara. Penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan bagaimana penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu

Sungai Utara. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut.

a. Bagian Keuangan dan Aset Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai

Utara telah memiliki kompetensi sumber daya manusia yang cukup baik

dalam mengemban tugasnya sebagai penanggung jawab pengelolaan

keuangan di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

b. Sumber daya manusia yang ada di Bagian Keuangan dan Aset Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara telah memiliki unsur-unsur

yang diperlukan dalam rangka untuk mencapai kompetensi sumber daya

yang baik yaitu meliputi keterampilan, pengetahuan, kemampuan, sikap,

pemecahan masalah, dan program pengembangan kompetensi. Hanya saja

terkait latar belakang pendidikan, terdapat beberapa pegawai yang

memiliki latar pendidikan yang tidak sejalan dengan bidang pekerjaan

yang ditempuh saat ini di Bidang Keuangan dan Aset. Meskipun begitu,

90
91

hal tersebut tidak merupakan suatu hal yang dapat menjadi penghambat

dalam mengemban kewajiban yang dimiliki.

c. Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah telah diterapkan secara

terstruktur oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai dengan

berkoordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Hulu Sungai Utara sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang

berlaku dari pemerintah pusat maupun dari Pemerintah Kabupaten Hulu

Sungai Utara.

d. Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah di Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara secara keseluruhan menggunakan program

aplikasi komputer yang telah terintegrasi yaitu SIMDA Keuangan.

Tentunya dengan penggunaan SIMDA Keuangan ini akan mempermudah

dan mempercepat proses pengelolaan keuangan daerah oleh Dinas

Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Penggunaan SIMDA Keuangan

juga dapat memberikan output yang cukup akurat dan tepat dengan

pemrosesannya yang praktis.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan

di atas, maka dapat diberikan saran-saran yang nantinya diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam aspek kompetensi

sumber daya manusia dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah.

Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.

a. Bagi Instansi
92

Perlunya Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara maupun

lembaga berwenang lainnya untuk melakukan evaluasi terkait kompetensi

sumber daya manusia khususnya pada Bagian Keuangan dan Aset dan

juga terkait penerapan sistem akuntansi keuangan dan daerah. Evaluasi

tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengelolaan

keuangan pemerintah daerah khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Terkait penerapan sistem akuntansi keuangan daerah di Dinas Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Utara, pentingnya peneliti selanjutnya untuk

berfokus pada penelitian terkait penerapan SIMDA Keuangan. Penelitian

tersebut diharapkan akan membuka keterangan-keterangan terkait

bagaimana pengelolaan keuangan pemerintah daerah mengggunakan

aplikasi komputer SIMDA Keuangan.


DAFTAR PUSTAKA

Alimbudiono, Sandra, R., & Fidelis, A. (2004). Kesiapan Sumber Daya Manusia
Sub Bagian Akuntansi Pemerintah Daerah "XYZ" dan Kaitannya dengan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Kepada Masyarakat: Renungan
Bagi Akuntansi Pendidik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik,
Vol. 05 No. 02. Hal. 18-30.
B. P. (n.d.). Pengenalan Sistem Informasi Manajemen Daerah.
http://www.bpkp.go.id/sakd/konten/333/versi-2.1.bpkp.
Bastian, I. (2006). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Blancard, P. N., & James, W. T. (2004). Effective Training: Systems, Strategies,
and Practices. USA: Prentice-Hall, Inc.
D. P. (2021). Website Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Utara.
www.disdik.hsu.go.id.
Halim, A. K., & Purnomo, P. I. (2018). The Effect Of Human Resources
Competency And The Implementation Of The Regional Financial
Accounting System Toward The Regional Financial Statement Quality.
International Journal of Business and Management Studies, ISSN: 2158-
1479 :: 07(02):81-92.
Hevesi, G., & Alan. (2005). Standards for Internal Control in New York State
Government. http://www.osc.state.ny.us.
Hullah, R., Abdurrahman, & dkk. (2012). Pengaruh Sumber Daya Manusia Dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan Pelaporan
Keuangan Pada Pemerintah Sulawesi Utara.
Husain, N. (2018). Pengelolaan Keuangan Daerah Kebijakan Transaksi Non
Tunai (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa).
Jensen, M., & Smith, C. (1985). Stockholder, Manager and Credit Interest:
Application of Agency Theory. In A. a., Recent Advances in Corporate
Finance. Homeword: Richard Irwin.
MacMillan, Cheema, G. S., & Rondinelli, A. D. (1983). Decentralization and
Development Policy Implementation Developing Countries. Beverly
Hills/London/New Delhi: Sage Publications Conyer.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI.
Nordiawan, D. (2006). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Nurunniswah. (2019). Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
pada Pemerintah Daerah Kabupaten Majene.
Pujanira, P. (2017). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan, dan Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Provinsi DIY. Jurnal Nominal, Volume VI Nomor 2.
R. I. (1945). Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
R. I. (2002). Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 29 Pasal 70 ayat (1).
R. I. (2005). Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
R. I. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah Pasal 4.
R. I. (2007). Peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 59 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
R. I. (2013). Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tentang
Pedoman Perumusan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri
Sipil.
R. I. (2013). Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 8 Tahun
2013 tentang Pedoman Perumusan Standar Kompetensi Teknis Pegawai
Negeri Sipil.
R. I. (2014). Undang-Undang Nomor 23 Tentang Pemerintah Daerah
(Perubahan UU Nomor 22 tahun 1999 dan UU Nomor 32 tahun 2004).
Safa'ah, E. M. (2019). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap
Kinerja Karyawan.
Sanjaya, A. (2017). Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem
Pengendalian Intern, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Sumber
Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
dengan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi (Studi Kab. Kampar).
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1.
Santosa, P. (2008). Administrasi Publik Teori dan Aplikasi Good Governance.
Bandung: Refika Aditama.
Sudiarianti, N. M., Ulupui, I. G., & Budiasih, I. G. (2015). Pengaruh Kompetensi
Sumber Daya Manusia pada Penerapan Intern Pemerintah dan Standar
Akuntansi Pemerintah serta Implikasinya pada Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan
Ke-21. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, E. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

You might also like