Professional Documents
Culture Documents
(123dok - Com) Analisis Pengaruh Permintaan Dan Penawaran Beras Di Kota Medan
(123dok - Com) Analisis Pengaruh Permintaan Dan Penawaran Beras Di Kota Medan
TINJAUAN PUSTAKA
antara jumlah permintaan dan harga. Adapun hukum permintaan adalah semakin
rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan terhadap barang
tersebut dan sebaliknya apabila semakin tinggi harga suatu barang tersebut maka
barang yang diinginkan dan harga barang, sedangkan pendapatan konstan. Kurva
barang yang lebih tinggi mendorong konsumen beralih ke barang lain atau
a. Harga
Permintaan konsumen dapat dipengaruhi oleh harga, harga barang yang akan
dibeli (P), harga barang pengganti (price of subsituation product, Ps) maupun
akan membatasi pembelian jumlah barang yang diinginkan bila harga barang
b. Pendapatan Konsumen.
pendapatan tidak ada atau tidak memadai. Dengan demikian, maka perubahan
c. Jumlah Konsumen.
Dengan demikian akan lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan hal
ini juga akan menambah daya beli masyarakat. Pertambahan daya beli
d. Selera Konsumen.
selera konsumen bisa ditunjukkan oleh perubahan bentuk atau posisi dari
permintaan akan suatu barang akan suatu barang dapat berubah karena
perubahan selera.
harga – harga akan naik pada masa depan akan mendorong konsumen
membeli lebih banyak untuk menghemat pengeluaran pada masa yang akan
datang.
Secara umum permintaan akan suantu barang tidak hanya dipengaruhi oleh
barang itu sendiri, tetapi dipengaruhi pula oleh harga barang lain yang berkaitan,
sebelumnya.
barang adalah jumlah barang yang rela dan mampu dijual oleh penjual. Ada
banyak hal yang menentukan jumlah penawaran barang, tapi ketika kita
mengalisis bagaimana pasar bekerja, salah satu penentunya adalah harga barang
itu.
Hubungan antara harga dan penawaran barang itu adalah berbanding lurus.
Semakin murah harga maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin
sedikit dan semakin mahal harga, maka jumlah barang yang ditawarkan
semakin banyak.
barang itu.
berproduksi..
Bila ada anggapan bahwa di masa yang akan datang akan terjadi kenaikan
harga pada suatu barang maka penawaran akan barang tersebut akan semakin
menurun.
e. Jumlah produsen.
f. Teknologi.
tetap, kuantitas barang yang ditawarkan akan meningkat ketika harga barang
barang yang ditawarkan ketika harganya berubah. Karena harga yang lebih tinggi
faktor penentu lainnya konstan. Jika satu dari faktor-faktor tersebut berubah,
2.1.2 Beras
pangan pokok yang setiap saat harus dapat dipenuhi. Kebutuhan pangan pokok
perlu diupayakan ketersediaannya dalam jumlah yang cukup, mutu yang baik,
aman dikonsumsi, dan mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau oleh
dengan beras adalah gabah yang bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara
digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling (huller) serta
yang baik akan menghasilkan butiran beras utuh yang maksimal dan beras patah
yang minimal. Lapisan yang menyelimuti bagian luar beras pecah kulit, yakni
dedak dan/atau bekatul (rice bran) mengandung sekitar 65 persen dari zat gizi
mikro penting dalam beras. Dedak mengandung vitamin (tiamin, niasin, vitamin
B6), mineral (besi, fosfor, magnesium, potasium), asam amino, asam lemak
esensial, serta antioksidan. Kandungan zat gizi tersebut memberi manfaat dalam
untuk memicu alergi), sumber serat makan yang banyak digunakan dalam
Beras giling (milled rice) berwarna putih karena telah terbebas dari bagian
dedaknya yang berwarna coklat. Bagian dedak padi sekitar 5-7 persen dari berat
beras pecah kulit (brown rice). Makin tinggi derajat penyosohan dilakukan makin
putih warna beras giling yang dihasilkan, namun makin miskin zat-zat gizi.
tergantung dari potensi daerah dan struktur budaya masyarakat. Pola konsumsi
dan sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras maka
Menurut Lassa (2006) dominasi beras atas sumber daya pangan lainnya di
(sekunder) atau pangan kelas dua, sesuatu yang terkonstruksikan secara budaya
(culturally constructed).
Harga adalah jumlah uang yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari
memiliki atau menggunakan produk dan jasa. Harga berperan sebagai penentu
utama pilihan pembeli. Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas
suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
(Kotler, 2001).
penawaran suatu komoditi dalam suatu pasar menentukan harga pasar komoditi
tersebut, dimana jumlah komoditi yang diminta sama dengan yang ditawarkan.
Dengan kata lain, keseimbangan harga pasar merupakan kekuatan hasil interaksi
permintaan dan penawaran komoditi di pasar. Harga pasar juga mempunyai dua
fungsi utama, yaitu sebagai: (1) pemberi informasi tentang jumlah komoditi yang
Menurut Sukirno (2005) Harga suatu barang dan jumlah barang yang
Oleh karena itu, untuk menganalisis mekanisme penentuan harga dan jumlah
penawaran atas suatu barang tertentu yang terdapat di pasar. Keadaan suatu pasar
dikatakan seimbang apabila jumlah yang ditawarkan penjual pada suatu harga
tertentu adalah sama dengan jumlah yang diminta para pembeli pada harga
tersebut. Harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah
permintaan dan kurva penawaran. Tetapi dalam kenyataan terdapat harga pada
yang murni terjadi pada tingkat harga pedagang besar karena hanya pada tingkat
ini terdapat persaingan yang agak sempurna dan pada umumnya penjual dan
Pemerintah setiap tahun menentukan harga dasar (floor price) bagi produsen dan
harga tertinggi (ceiling price) bagi konsumen. Bulog bertanggung jawab untuk
menjamin harga beras berada diantara harga tertinggi dan terendah tersebut
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam satu wilayah pada
satu periode tertentu. PDRB dihitung dengan dua cara, yaitu atas dasar harga
berlaku dan atas dasar harga konstan. Dalam perhitungan PDRB atas dasar harga
berlaku menggunakan harga barang dan jasa tahun berjalan, sedangkan pada
PDRB atas dasar harga konstan menggunakan harga barang dan jasa tahun
tertentu (tahun dasar). Penggunaan tahun dasar ini ditetapkan secara nasional dan
pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa.
Tujuan GDP adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu
selama periode waktu tertentu. Ada dua cara statistik untuk melihat GDP sebagai
pendapatan total dari setiap orang didalam perekonomian dan pengeluaran total
atas output barang dan jasa perekonomian. Setiap transaksi yang mempengaruhi
mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu adalah
data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai
tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah
tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan
Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang
dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi
merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi
terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia.
cepat sesuai dengan deret ukur atau tingkat geometrik. Sementara, karena adanya
jumlahnya tetap, maka persediaan pangan hanya akan meningkat menurut deret
hitung atau deret aritmatik. Karena pertumbuhan pengadaan pangan tidak dapat
rendahnya sehingga segenap populasi harus bertahan pada kondisi sedikit di atas
tingkat subsisten. Satu - satunya cara untuk mengatasi masalah rendahnya taraf
Jika pendapatan agregat dari suatu Negara meningkat lebih cepat maka
cepat dari pada peningkatan pendapatan total, maka dengan sendirinya pendapatan
perkapita akan menurun. Bila makin banyak penduduk maka saving dan investasi
juga makin tinggi sehingga pendapatan perkapita meningkat. Namun jika terlalu
Menurut Sunyoto (2011) Angka indeks merupakan alah satu ukuran yang
digunakan untuk menukur tingkat perubahan nilai variabel dari waktu ke waku
waktu sehingga perubahan yang terjadi dapat diikuti. Hujan adalah sebuah proses
kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan
udara atau penambahan uap air ke udara. Hal tersebut tidak lepas dari
pengaruh kelembaban udara yang memacu jumlah titik-titik air yang terdapat pada
udara. Indonesia memiliki daerah yang dilalui garis khatulistiwa dan sebagian
daerah di Indonesia memiliki intensitas hujan yang cukup besar (Wibowo 2008).
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama
periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas
permukaan horizontal. Dalam penjelasan lain curah hujan juga dapat diartikan
sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak
menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Indonesia merupakan negara yang
memiliki angka curah hujan yang bervariasi dikarenakan daerahnya yang berada
pada ketinggian yang berbeda-beda. Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam
luasan satu meter persegi pada termpat yang datar tertampung air setinggi satu
dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir.
Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada
tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air
sebanyak satu liter. Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan
jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat
dan kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir,
analisis linear log berganda dengan metode Ordinary Least Squre (OLS). Hasil
beras organik secara signifikan adalah harga, pendapatan dan jumlah tanggungan,
inelastis.
Beras di Sumatera Utara, Tahun 2005 - 2010“. Penelitian ini menggunakan model
analisis regresi data panel dengan menggunakan model efek tetap (Fixed Effect
Model). Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga beras berpengaruh negatif dan
positif dan signifikan terhadap permintaan beras, harga jagung berpengaruh positif
Tahun 2006 - 2010“. Penelitian ini menggunakan model analisis regrasi data panel
bahwa penawaran beras di Provinsi Riau dipengaruhi oleh stok bulog akhir tahun,
jumlah impor dan produksi beras. Nilai koefisiensi determinasi (R2) dari masing-
masing persamaan yaitu berkisar antara 0,33 sampai 0,99 dan nilai F hitung
berkisar antara 5,38 sampai 3,320 yang berarti variabel eksogen secara bersama
metode Box Jenkins (ARIMA), uji titik patah Chow (Chow Breakpoint Test) dan
Data belum stasioner dan menjadi stasioner pada differencing pertama. Hasil
adalah ARIMA (0,1,1). Pada uji diagnostik ditetapkan bahwa model ARIMA
karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Data permintaan tahunan beras
(1,2,1). Setelah melakukan uji diagnostik ditetapkan bahwa model ARIMA yang
0,9473; nilai F-statistic sebesar 53,9548; dan parameter AR(1) dan MA(1)
break data penawaran dan permintaan tahunan beras adalah tahun 2000 dengan
F-Statistic sebesar 3,0339 dan tingkat probabilitasnya juga signifikan. Pada model
karena peran pemerintah daerah di sektor perberasan relatif kecil dan sebagian
besar kebijakan ditetapkan oleh pemerintah pusat. Hasil peramalan penawaran dan
Penelitian ini menggunakan model analisis simultan dengan metode Two Stage
Least Square (TSLS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) permintaan
beras secara nyata dipengaruhi oleh harga riil beras Indonesia, jumlah penduduk,
dan permintaan beras tahun sebelumnya, (2) penawaran beras dipengaruhi oleh
produksi beras, jumlah impor beras, stok beras, dan stok beras tahun sebelumnya,
(3) harga riil gabah tingkat petani secara nyata dipengaruhi oleh harga riil
pembelian pemerintah, produksi padi, dan harga riil gabah tingkat petani tahun
sebelumnya, dan (4) harga riil beras Indonesia secara nyata dipengaruhi oleh
menyimpan kelebihan produksi beras agar petani tidak merugi ketika produksi
beras meningkat yang umum terjadi saat musim panen tiba, dan menggalakkan
dan Penawaran Beras di Jawa Tengah, Tahun 1999 - 2008“. Penelitian ini
(OLS) dan Two Stage Least Square (TSLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
regresornya yaitu harga beras, harga ubi kayu, pendapatan perkapita dan jumlah
penduduk. Namun secara parsial, pada metode OLS seluruh varabel regresor
tersebut tidak berpengaruh nyata sedangkan pada metodel TSLS seluruh variabel
variabel regresornya yaitu harga beras, luas panen padi dan harga beras tahun
yang lalu. Pada metode OLS secara parsial variabel beras tahun yang lalu
Riau, Tahun 1999 - 2008“. Penelitian ini menggunakan model analisis simultan
dengan metode Two Stage Least Square (TSLS). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, persamaan luas areal panen padi Kabupaten Siak dipengaruhi oleh harga
riil gabah di tingkat petani, harga riil pupuk urea, curah hujan dan luas areal
irigasi pada taraf nyata α = 0,10. Persamaan produktivitas padi dipengaruhi oleh
luas areal panen, lag upah tenaga kerja, lag penggunaan pupuk urea, dan tren
waktu pada taraf nyata α = 0,20. Persamaan konsumsi beras di Kabupaten Siak
hanya dipengaruhi oleh jumlah penduduk pada taraf nyata α = 0,05. Harga riil
eceran beras di Kabupaten Siak dipengaruhi lag harga eceran beras dan
berpengaruh nyata pada taraf α = 0,10. Sedangkan dari hasil analisis simulasi
model analisis regresi linear berganda dengan metode Ordinary Least Square
0,1 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian seperti selera, cita rasa
dan preferensi konsumen. Berdasarkan uji F variabel harga beras, harga jagung,
Faktor- Faktor Ekonomi Makro yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi pada Era
Memfokuskan pada variabel pengaruh PDRB per kapita, inflasi, harga beras,
I (2004-2008). Penelitian ini menggunakan metode uji probabilitas dan uji secara
konsumsi sekitar 4,6 persen jika tidak ada perubahan inflasi, harga beras, dan
sekitar 4,2 persen dan peningkatan nilai IPM 10 persen akan meningkatkan
1987 –2006“. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda
bahwa dari hasil estimasi dapat diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
0,993 yang berarti bahwa variasi yang terjadi pada luas panen, harga beras, harga
beras sebesar 99,3 persen. Secara serempak menunjukkan bahwa dari keseluruhan
variabel bebas yaitu luas panen, harga beras, harga jagung dan ketersediaan beras
parsial variabel luas panen dan variabel harga beras memberikan pengaruh sangat
nyata terhadap ketersediaan beras sedangkan kedua variabel yaitu harga jagung
1) Variabel Penelitian
(2007).
(2007).
2) Waktu penelitian
ini permintaan beras di Kota Medan dipengaruhi oleh harga beras, PDRB
Harga Beras
(P)
PDRB Permintaan
Perkapita Beras
(Y) (D)
Jumlah Penawaran
Penduduk Beras
(N) (S)
Indeks Curah
Hujan
(W)
Keterangan :
Jumlah Penduduk
Penawaran Beras
Harga Beras
2. Harga beras, jumlah penduduk dan indeks curah hujan berpengaruh secara